Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR GINJAL


DI RUANG BEDAH ANAK DAN WANITA RSDK SEMARANG

Disusun Oleh:
PRIYO DWI SAPUTRO
1.1.10468

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG


POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2006
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TUMOR GINJAL
DI RUANG BEDAH ANAK DAN WANITA RSDK SEMARANG

TUMOR GINJAL
A. PENGERTIAN
Tumor ginjal sering disebut juga hipernefroma, carcinoma alveolar, dan clear cell
carcinoma.
Pada fase awal biasanya asimtomatik, dan baru diketahui sebagai massa abdomen
yang teraba setelah dilakukan pemeriksaan fisik yang rutin. Tipe tumor ginjala yang
paling sering ditemukan adalah adenocarsinoma renal atau sel renal yang
menyebabkan lebih dari 85% dari semua tumor ginjal.
Tumoer ini dapat melakukan metastase sampai ke paru-paru, tulang, hati, otak dan
ginjal yang ain. Seperempat hingga setengah dari bagian pasien tumor ginjal sudah
mengalami kelainan metastasik pada saat penyakitnya didiagnostik (brnner & suddart,
2002).

B. ETIOLOGI
Genetic
Paparan bahan kimia : asbes dan petrokimia
Kegemukan
Sosioekonomi rendah
Minum kopi dalam jangka lama
Penggunaan diuretik kronik

C. TANDA DAN GEJALA


Keluhan klinis ditentukan oleh besar dan invasi terhadap jaringan sekitar seperti
kelenjar getah bening, serta invasi ke dalam pembuluh darah terutama pada vena
renalis dan pada gilirannya memberikan keluhan dan gejala metastasis tumor tersebut.
Tiga gejala khas dari tumor ginjal yang didapatkan 10-15% pasien pada stadium
lanjut :
1. hematuria
dibuktikan dengan diagnosis bukan karena batu, infeksi tuberkulosa, dan kista
2. nyeri pinggang
nyeri ini bisa diakibatkan oleh tekanan balik yang oaleh kompresi ureter
perluasan tumor ke daerah perineal atau perdarahan ke dalan jaringan ginjal.
Nyeri kronik terjadi jika bekuan darah atau massa sel tumor bergerak melalui
ureter.
3. massa didaerah ginjal.
Gejala lain tumor menimbulkan kelainan neoplasmatik dan eritrositosis.
Hipertensi dan kelainan hati, muncul juga sindrom cushing hipoglikemia,
genekomastia, anemia, hematuria dan peningkatan laju endap darah, kelainan
tulang yang diikuti hiperkalsemia dan peningkatan hormon paratiroid.

D. PATOFISIOLOGI
Tumor ini berasal dari sel tubulus ginjal yang dapat dimulai dari korteks maupun
daerah medulla. Tumor dari daerah korteks cenderung meluas kedarah sekitar ginjal.
Tumor ini mempunyai pseudo kapsul yang terdiri dari jaringan parenkim yang
tertekan serta jaringan fibrous dan sel-sel inflamasi. Infiltrasi tumor ke daerah luar
menyebabkan tonjolan yang dapat digunakan sebagai tanda diagnostik pada
pemeriksaan USG atau CT scan.
Ukuran sangat bervariasi mulai dari yang berukuran kecil sampai ukuran 8-9 cm.
Secara makroskopik akan terlihat pewarnaan kekuningan atau orange oleh karena
mengandung banyak lemak. Permukaan tumor yang lebih kecil tampak homogen
sedang yang besar biasanya disertai kista sekunder di dalamnya dengan daerah
perdarahan dan daerah nekrosis serta kadang ditemukan kalsifikasi didaerah perifer

E. DIAGNOSIS
Untuk diagnosis memerlukan pemeriksaan urographi intravena, sitoskopi,
nefrotomografi, atau pemindai CT. semua pemeriksaan ini mungkin melelahkan bagi
pasien yang konsisi umumnya menurun akibat efek sistemik tumor
F. PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan tumor ginjal adalah untuk menghilangkan tumor itu sebelum
terjadi metastasis. Nefrektomi radikal adalah terapi pilihan jika tumornya dapat
diangkat. Tindakan ini mencakup pengangkatan ginjal serta tumornya. Kelenjar
adrenal, lemak perirenal, disekitarnya serta fasia gerota dan nodus limfatikus. Terapi
radiasi, hormonal atau kemoterapi dapat dilakukan bersama-sama pembedahan,
imunoterapi dapat pula membantu ( brunner & suddart, 2002)

G. KEPERAWATAN
Diagnosa dan intervensi keperawatan
1. cemas b.d kurang pengetahuan tentang penyakitnya
tujuan : cemas berkurang
intervensi :
kaji kecemasan pasien
beri penjelasan secara umum tentang penyakitnya perawatan dan
pengobatan
intruksikan penetingnya pemeriksaan yang rutin.
2. resiko bersihan jalan nafas b.d lokasi insisi operatif
tujuan : pertahankan bersihan jalan nafas
intervensi :
o berikan analgesik sesuai advice
o fiksasi luka insisi dengan kedua belah tangan atau benatal untuk
membantu pasien pada saat batuk
o berikan posisi yang nyaman untuk pasien
o bantu dan dorong ambulasi dini
3. nyeri b.d luka insisi dan distensi abdomen
tujuan : pengurangan rasa nyeri
intervensi :
 kaji tingkat nyeri pasien
 beri analgetik sesuai program
 lakukan kompres hangat
 ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
4. perubahan eliminasi urin berhubungan dengan drainase urin
tujuan : perthankan eliminasi urin
intervensi :
kaji sistem drainase urin
kaji keadekuatan keluaran urin dan potensi sistem drainase
pertahankan sistem drainase tertutup

Anda mungkin juga menyukai