Bahan Berbahaya Beracun B3
Bahan Berbahaya Beracun B3
1. Pendahuluaan
2. Dasar hukum
3. Pengertian
1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya
disingkat dengan B3 adalah bahan yang karena sifat
dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan
atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makluk
hidup lainnya.
2. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3.
3. Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan
B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau
4. Klasifikasi B3
Yang termasuk klasifikasi bahan berbahaya adalah bahan-bahan yang
mempunyai sifat :
1. identifikasi semua B3 dan instalasi yang akan ditangani untuk mengenal ciri-
ciri dan karakteristiknya.
2. Evaluasi, untuk menentukan langkah-lagkah atau tindakan yang diperlukan
sesuai sifat dan karakteristiknya dari bahan atau instalasi yang ditangani
sekaligus memprediksi resiko yang mungkin terjadi apabila kecelakaan
terjadi.
3. Pengendalian sebagai alternatif berdasarkan identifikasi dan evaluasi yang
dilakukan meliputi :
b. pengendalian operasional seperti eliminasi, subsitusi, ventilasi,
penggunaan alat pelindung diri yang sesuai dan menjaga hygiene
perorangan.
c. Pengendalian organisasi administrasi, seperti pemasangan label,
penyediaan lembar data kesehatan bahan (MSDS) pembuatan prosedur
kerja, pengaturan tata ruang, pematauan rutin serta pendidikan dan
latihan.
d. Inpeksi dan pemeliharaan sarana, prosedur dan proses kerja yang aman.
e. Pembatasan keberadaan bahan kimia berbahaya ditempat kerja sesuai
dengan jumlah ambang batasnya.
Bila terjadi kecelakaan dan atau keadaan darurat yang diakibatkan Bahan Berbahaya
dan beracun, maka setipa orang yang melakukan kegiatan pengolahan B3 wajib:
1. Mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya kecelakaan.
2. Menginformasikan tentang adanya kecelakaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) kepada petugas tanggap darurat dengan mengaktifkan sistim
tanggap darurat.
3. Menanggulangi kecelakaan sesuai dengan prosedur tetap penanggulangan
kecelakaan dan melakukan evakuasi bila diperlukan.
4. Melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat kepada aparat Pemerintah
kota setempat.
10.1.1 HALOTAN
Nama lain/sinonim:
Alotano, Halothanum, Phthorothanum 2-Bromo-2-Chloro-1, 1, 1-
Trifluroethane.
Nama Dagang:
Fluopan, Fluthane, Halovis, Rhodialotan, Somothane.
Pengantar
Halotan adalah zat anastetika yang diberikan melalui inhalasi mempunyai nilai
konsentrasi alveolar minimum 0,75 % (MAC=Minimum Alveolar
Concentration). Tidak mudah terbakar dan tidak mudak meledak, bila
bercampur dengan oksigen pada tekanan atmosfir normal. Tidak menimbulkan
nekrosis pada jaringan.
Menekan pengeluaraan air liur, lendir, bronchial, dan sekresi lambung serta
dilatasi bronchiale.
Anestesi dipertahankan dengan konsentrasi 0,5-2 % V/V.
Menggigil dapat terjadi selama penyembuhan. Kegelisahan selama periode ini
adalah indikasi terhadap analgesia post operative.Relaxasi otot yang cukup
hanya dapat dicapai dengan anestesi yang dalam, sehingga relaxan otot
diberikan untuk meningkatkan relaxasi otot.
Pengukuran
TWA (Time Weighted Averege Exposure Limit dalam ACGI 1986-
1987):50ppm (400 mg/m3) selama 8 jam/hari kerja atau 40 jam/minggu kerja.
1. Efek kesehatan
Halotan menekan sistim kardiovaskuler dan menurunkan tekanan darah.
Tanda-tanda over dosis adalah bradikardi dan hipotensi.
Dapat menimbulkan mual, muntah dan menggigil. Aritmia jantung dan depresi
pernapasan dapat terjadi. Halotan meningkatkan sensifitas jantung pada
aktifitas beta-adrenergik. Dapat terjadi disfungsi hati, hepatitis, dan nekrosis
lebih sering terjadi pada penggunaan berulang. Dilaporkan pula telah terjadi
hiperpireksia maligna.
Penyalahgunaan
Dilaporkan 16 kasus penyalahgunaan anestetik modern. Halotan ditelan atau
disuntikkan secara itravena untuk bunuh diri dan dihirup untuk meningkatkan
perasaan (mood).
Dari 15 kasus penyalah gunaan halotan, 11 orang meninggal. 3 orang petugas
muda di rumah sakit meninggal, setelah menghirup halotan secara gelap. Dari
pengujian postmortem memperlihatkan udem paru pada 3 korban dan kadar
darah 0,36 %, 0,15 %, dan 0,5%. Kematian kemungkinan disebabkan oleh
aritmia jantung. Kasus hepatitis terjadi pada 3 petugas Rumah sakit yang
menghirup halotan secara gelap. Efek muncul
perlahan dan reversible pada 2 orang, sedangkan yang ketiga, yang menghisap
halotan selama I tahun dan mengkonsumsi 1,25 liter sebulan sebelum
kematian mengalami aritmia jantung.
2. Alergi
Terjadi alergi terhadap halotan, timbul jerawat pada perawat di bagian
anastetik.
Nama lain/sinonim :
Azoto protossido, Dinitrogen monoxide, laughing gas, Nitrogen monoxide,
Nitrogenii monoxidum, Nitrogeni Oksidum, Nitogenium Oksidulum, Oxide
nitreux, Oxydum nitrosun, Protoxyde, Stick Oxidule.
Rumus Kimia : N2O
Nama Dagang : Entonox
Pengantar
Nitrogen oksida merupakan gas yang lebih berat dari udara, tak berwarna atau
hampir tak berwarna; menyokong pembakaran. Dikemas dalam silinder logam
bertekanan; seluruh silinder diberi warna biru; warna dan symbol kimia dari
gas distensile pada cat, pada bahu silinder dan di cap secara jelas pada katup
silinder.
Penyimpanan, silinder entonok (50% nitrogen oksida dan 50% oksigen) yang
dikirim pada musim panas harus diletakkan pada posisi horizontal pada 5
derajat atau lebih selama paling sedikit 24 jam sebelum digunakan,
sebagaimana gas yang tidak mengandung jumlah oksigen yang cukup. Jika
siliner telah dingin, dapat diletakkan pada posisi vertical. Nitrogen oksi adalah
anastetika yang diberikan secara inhalasi; merupakan anastetika lemah dengan
nilai konsentrasi alveolar minimum (MAC=Minimum Alveolar Concetration)
110%; bersifat analgesik kuat, tetapi menghasilkan sedikit relaksasi otot. Bila
diberikan tanpa udara atau Nitrogen, Nitrogen oksida akan menghasilkan
anesthesia yang dalam selama 1 menit, tetapi terjadi tanda-tanda hipoksia,
karena itu dalam prakteknya prosedur ini tidak digunakan.
Induksi dapat dilakukan pada dosis 20 % oksigen dan dipertahankan sampai
dosis 50%. Biasanya digunakan sebagai penyokong anastetika lain. Nitrogen
oksida 59% dengan oksigen digunakan secara luas untuk analgesia terutama
pada pembedahan. Campuran nitrogen dengan udara, sekarang jarang
digunakan.
Pengukuran
TWA (time Weighted Average) konsentrasinya lebih besar dari 25 ppm
selama pemberian anestetika.
Penyalahgunaan
Dari kuesioner kepada mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi
memperlihatkan bahwa sampai 20% telah mengalami penyalahgunaan
Nitrogen Oksida akibat keadaan social. Dari 524 responden hanya beberapa
individu dilaporkan mengalami sianosis, mual dan sinkop. Dilaporkan pula
adanya 2 penderita mengalami neuropati setelah penyalahgunaan Nitrogen
Oksida.
Pencegahan
Anestesia hipoksia berbahaya dan nitrogen oksida harus selalu diberikan
dengan oksigen. Nitrogen Oksida berdifusi kedalam rongga-rongga tubuh dan
perhatian khusus harus diberikan kepada penderita berisiko terhadap difusi
dimana terjadi distensi abdominal, pneumothorax atau rongga tubuh yang
sama seperti pericardium atau peritoneum.
Perhatian khusus juga perlu diberikan kepada penderita selama atau setelah
ensephalografi udara untuk anesthesia jangka panjang dengan nitrogen oksida,
untuk mencegah difusi hipoksia dimana konsentrasi oksigen alveolar
dikurangi. Sebagai tambahan, campuran dengan bagian yang sama nitrogen
oksida dengan oksigen tidak boleh diberikan pada penderita cedera kepala,
gangguan kesedaran, kerusakan daerah pipi atau sakit dekompresi.
Tanda peringatan
Awas racun berbahaya, lakukan sesuai petunjuk.
Pengertian
Ethyl ether di dapat dari ethyl alcohol dengan cara proses asam sulfat dan
sebagai hasil sampingan dari produksi ethyl alcohol oleh hidrasi katalitik dari
ethylene. Sebagai suatu anestetik inhalasi yang pertama kali, ethyl ether masih
tetap digunakan secara intensif dengan penggunaannya saat ini.
Pengendalian
a. Secara Legislatif
Peraturan pelaksanaan dan pedoman penggunaan ether di rumah sakit
terutama di ruang operasi dan ruang pemulihan dan keharusan
menggunakan alat pelindung perorangan (masker)
b. Secara Administratif
Pengaturan dan pembagian tugas yang sesuai dengan kondisi kerja. Pekerja
harus dalam kondisi sehat dan normal untuk mengurangi efek risiko
pemaparan.
c. Monitor konsentrasi gas diudara
Dengan melakukan sampling secara berkala, sistim ventilasi yang baik,
ubsitusi bahan penggunaan alat pelindung perorangan (masker), dan
pergunakan teknik kebocoran rendah (low leak technigue)
d. Dengan Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan berkala atau pemeriksaan khusus bagi yang terjadi efek
kesehatan
e. Dengan Penyuluhan Kesehatan
10.3. FORMALDEHID
Pengertian
Formaldehide atau formalin adalah bahan kimia yang sukar diawasi dan
dipantau. Zat ini digunakan oleh rumah sakit di ruang otopsi, di laboratorium
patologi bedah dan di bagian dialysis ginjal. Hasil studi dari Eropa
melaporkan bahwa konsentrasi yang bermakna dari formaldehid ditemukan
dalam incubator yang digunakan untuk bayi premature.
Sejauh ini, efek toksik dan iritan dari formaldehid merupakan masalah utama
dikalangan pekerja yang langsung terpapar terhadap zat tersebut. Data dari
berbagai laboratorium dan studi epidemiologis menunjukkan bahwa
formaldehid dapat menyebabkan kanker; sedangkan efek kesehatan lainya
terhadap manusia masih belum pasti.
10.4. MERKURI
Pengertian
Merkuri, logam cair berwarna putih-perak yang digunakan dalam
thermometer, adalah suatu neurotoksin yang paten, yang sapat menyebabakan
kerusakan otak yang berat pada janin yang sedang berkembang dan tremor
ringan serta gangguan keseimbangan emosi pada orang dewasa yang terpapar.
Pemaparan terhadap merkuri dapat terjadi di bagian atau laboratorium
histology karena terjadinya tumpahan zat warana yang mengandung Hg, klinik
gigi, peralatan biomedis, dan di “central supply”. Perhatian khusus ditujukan
petugas wanita dalam usia reproduktif yang bekerja sebagai dokter gigi atau
perawat gigi yang mungkin terpapar terhadap uap merkuri pada saat
menyiapkan tambalan gigi yang mengandung amalgam logam merkuri.
Paparan ringan :
- Kehilangan daya ingat
- Tremor
- Ketidak stabilan emosi (gelisah,mudah marah)
- Insomnia
- Nafsu makan hilang/berkurang.
Paparan sedang :
- Gangguan mental dan motorik
- Kerusakan ginjal
- Abortus spontan dan komlikasi kehamilan lainnya
Paparan berat :
- Gangguan mental berat
Pengertian
Ethylene oksida adalah zat kimia penting yang digunakan sebagai fumigant
dan zat untuk strerilisasi peralatan medik dan gigi. Ethylene oksida juga dapat
diemisikan selama pembakaran bahan organic dan dari proses biologic
alamiah. Ethylene oksida digunakan untuk mensterilisasikan instrument yang
tidak tahan atau akan rusak bila disterilisasi dengan system pemanasan.
1. Setiap jenis Bahan Berbahaya dan Beracun ( B3) yang akan diadakan,
didistribusikan atau diedarkan harus terdaftar pada Direktorat Jendral
Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan di sertai tanda bukti
pendaftaran.
2. Wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan Bahan ( MSDS )
3. Diberikan Simbol dan Label
4. Setiap Bahan Berbahaya dan Beracun harus diberi wadah dan dikemas dengan
baik serta aman.
5. Pada wadah harus dicantumkan Penandaan :
- Nama sediaan / Nama dagang
- Nama Bahan Aktif
- Isi / Berat Netto
- Kalimat peringatan dan tanda atau simbol bahaya, petunjuk
pertolongan pertama pada kecelakaan
- Penandaan ini harus mudah dilihat, dibaca, dimengerti, tidak
mudah lepas dan luntur.
6. B3 ditempatkan, disimpan dan diberikan simbol dan label dan dilengkapi
sistem tanggap darurat.