Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KONSEP KEBIDANAN

SEJARAH PERKEMBANGAN PELAYANAN DAN


PENDIDIKAN KEBIDANAN DI LUAR NEGERI

Oleh : Kelompok
1. JULIZA ERNANINGSI
2. DELA OKTARI
3. DILI
4. GITA APRIANI

Dosen Pembimbing :
RICKHA LIVA, SST, M.KES

YAYASAN SEKUNDANG BENGKULU SELATAN


AKADEMI KEBIDANAN MANNA
Jl. Datuk Nazir Nomor : 02 Telp & Fax (0739) 21218 Kode Pos 38511
Email: Akbidmanna@yahoo.com
Website: www.akbidmanna.com
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bidan adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan program
pendidikan kebidanan yang diakui oleh negara dan memenuhi kualifikasi
untuk daftar serta memiliki izin yang sah untuk menjalankan praktek
kebidanan.
Profesi kebidanan adalah salah satu profesi yang sudah diakui di Dunia
Internasional sebagai profesi yang paling dekat dengan perempuan selama
siklus kehidupannya. Sebagai salah satu profesi dalam bidang kesehatan bidan
memiliki kewenangan untuk memberikan pelayanan kebidanan yaitu
kesehatan reproduksi kepada perempuan, remaja putri, calon pengantin, ibu
hamil, bersalin, nifas, masa interval, klimakterium dan menopause, bayi baru
lahir , anak balita dan prasekolah. Selain itu bidan juga berwenang untuk
memberikan pelayanan keluarga berencana dan kesehatan masyarakat.
Perkembangan pelayanan dan pendidikan kebidanaan nasional dan
internasional terjadi begitu cepat. Hal ini menunjukan bahwa perkembangan
pelayanan dan pendidikan merupakan hal yang penting untuk dipelajari dan
dipahami oleh petugas kesehatan khususnya bidan yang bertugas sebagai
bidan pendidik maupun bidan pelayanan.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui perkembangan pelayanan kebidanan di luar negeri
2. Untuk mengetahui perkembangan pendidikan kebidanan di luar negeri
2

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri


Pada pertengahan abad ke-17, bidan adalah profesi penting dan
dihormati di komunitas kolonial Belanda. Kebidanan hanya salah satu bentuk
pelayanan yang diberikan para bidan kepada komunitas kolonial. Pada saat itu,
kadangkala bidan juga berperan sebagai perawat dan merawat orang sakit dan
sekarat, mengurus jenazah, sebagai herbalis, serta dokter hewan. Selain gaji
sebagai imbalan, bidan juga memperoleh rumah, tanah, dan makanan sebagai
bentuk penghormatan atas jasa mereka.
Akan tetapi, terdapat berbagi faktor yang menurunkan derajat bidan di
masyarakat. Faktor-faktor tersebut mencakup perilaku religius, kebutuhan
ekonomi, pengambilalihan tugas dan tanggung jawab oleh dokter, pendidikan
yang tidak mendukung dan tidak adanya organisasi kebidanan, peningkatan
jumlah imigran, serta status wanita yang direndahkan.
1. Perilaku Religius
Pada awal abad ke-17, banyak bidan berasal dari Inggris yang
keberadaannya merupakan bantuan dari gereja sehingga penilaian moral
lebih ditekankan. Seorang bidan dituntut untuk memiliki karakter/perilaku
baik. Seorang bidan juga diperbolehkan mendengarkan pengakuan dosa 
dan melakukan pembaptisan. Namun disisi lain seorang bidan harus
bertanya dan memaksa ibu untuk mengetahui ayah dari bayi yang
sebenarnya. Hal itu dianggap orang tidak etis. Selain itu, bidan di desa
sering dianggap penyihir, apalagi kalau bayi yang dilahirkan cacat.
2. Kebutuhan Ekonomi
Pada awal abad ke-18, imbalan bagi bidan tidak lagi mencukupi.
Bidan hidup morat-marit meskipun tinggal di kota. Pada saat itu belum ada
organisasi yang mengatur upah minimum bidan.
3

3. Pengambil Alihan Tugas dan Tanggung Jawab oleh Dokter


Pada awal abad ke-18 itu pula masyarakat kelas atas cenderung
percaya pada dokter yang didominasi pria dibanding bidan yang
notabenenya adalah wanita. Bahkan Dokter Walter Channing, lulusan
Harvard dengan tegas berpendapat bahwa ia tidak setuju dengan adanya
keberadaan bidan wanita.
4. Pendidikan yang Tidak Mendukung dan Tidak Adanya Organisasi
Kebidanan
Abad ke-18 dan 19 merupakan titik pesatnya perkembangan dunia
medis, keperawatan, serta praktik obstetri. Tetapi sayangnya,
perkembangan ini tidak diialami oleh profesi kebidanan. Tidak ada system
yang terorganisasi untuk pendidikan bagi bidan. Kurangnya sekolah
formal kebidanan dan jurnal ilmiah dalam skala nasional, serta pengakuan
legal terhadap profesi kebidanan membatasi komunikasi di antara sesame
bidan sehinggga membuat mereka terisolasi satu sama lain. Keterbatasan
ini menyebabkan pelayanan kebidanan yang diberikan lebih banyak
berdasarkan praktik kebidanan yang turun menurun, belajar dari
pengalaman, melalui penggunaan obat-obatan tradisional, dan doa.
5. Peningkatan Jumlah Imigran
Pada masa revolusi industri, sejumlah negara mengalami
peningkatan imigrasi, namun kondisi kebidanan masih tetap sama. Hal ini
terjadi karena banyak bidan imigran yang tidak bias berbahasa Iggris dan
tidak memiliki akses ke system pelayanan kesehatan yang ada, khususnya
bidan kulit hitam, karena masalah rasisme.
6. Status Wanita yang Direndahkan
Turunnya pamor bidan di mata masyarakat diperburuk dengan status
wanita yang direndahkan saat itu. Wanita dipandang sebagai objek
eksploitasi secara ekonomi, dan dianggap tidak kompeten dalam bidang
politik dan sosial. Peran pria yang sangat mendominasi di masyarakat
menjadikan posisi bidan terpojok dan acap kali disalahkan bila terjadi
kematian pada ibu dan bayi. Pada tahun 1906, diadakan penelitian
4

mengenai kematian ibu dan anak di New York. Penelitian ini


menunjukkan bahwa 40% persalinan dilakukan oleh bidan yang tidak
kompeten, walaupun kelalaian dokter turut menjadi faktor penyebab.
Tingginya angka kematian ibu juga disebabkan faktor-faktor berikut:
1. Rumah sakit tidak dianggap sebagai tempat perawatan obstetri
sehingga tidak tersedia sumber daya yang cukup untuk mengatasi
keadaan darurat atau komplikasi.
2. Materi pengajaran mengenai obstetric tidak dianggap penting sehingga
sering diabaikan.
3. Praktik obstetric hanya terbatas pada periode intrapartum dan
postpartumsaja.
4. Sedikitnya pengaturan yang mengatur kewenangan dan tanggung
jawab bidan.
Pada abad ke-19( 1946-1947), terjadi migrasi penduduk dari ilinois ke
Utah menggunakan kereta kuda. Selama perjalanan tersebut terjdi banyak
proses persalinan yang dibantu bidan. Peristiwa ini tercatat dalam sejarah.
Pada tahun 1990-an, muncul sebuah artikel mengenai kebidanan yang
berjudul Changing Childbirth yang menekankan bahwa layanan maternitas
seharusnya berpusat pada wanita dan befokus pada pemenuhan kebutuhan
wanita yang menggunakan layanan tersebut. Dengan dipublikasikannya
laporan tersebut maka posisi bidan semakin penting dan nyata. Peran bidan
pun mendapat tantangan, khususnya dalam pelayanan maternitas.
Dua dekade pertama pada abad ke-20 tercatat sebagai masa pelayanan
maternitas yang sangat buruk, dan untuk mengatasinya dibentuk dua
organisasi, yaitu Children’s Bureau di Washington dan Maternity Center
Association di New York yang berfokus pada perbaikan pelayanan maternitas.
Di Amerika telah menjadi tradisi untuk memberikan asuhan kebidanan kepada
ibu hamil. Dalam 250 tahun pertama, Amerika membentuk koloni.
Menurut Catatan Thomas
- Yang pertama kali praktek adalah Samuel Kuler dan istrinya pada tahun
1634.
5

- Yang kedua adalah Anne Hurctinson, seorang bidan bersama suaminya.


Pertama-tama ia menolong temannya yang bernam Magdayer yang
melahirkan mencepalus (tidak ada batok kepala), tidak ada lus. Bayinya tidak
dapat bertahan lama. Masyarkat kemudian mengecam Anne dan diusir pindah
ke Long Island (Pelhan, New York). Disana ia mati terbunuh, dan untuk
mengenangnya, dibuatlah nama jalan Hurctinson di New York.

Sejarah Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri


Yunani
Hipocrates yang hidup antara tahun 460-370 sebelum masehi. Beliau
mendapat sebutan Bapak Pengobatan karena selama hidupnya menaruh
perhatian besar terhadap perawatan dan pengobatan serta kebidanan. Beliau
menganjurkan ibu bersalin ditolong dengan perikemanusiaan dan mengurangi
penderitaan ibu. Beliau menganjurkan agar ibu bersalin dirawat dengan
selayaknya. Sehubungan dengan anjuran itu maka di negeri Yinani dan
romawi terlebih dahulu merawat wanita nifas.

Roma
Soranus yang hidup pada tahun 98-138 sesudah masehi. Beliau disebut Bapak
Kebidanan karena dari beliaulah pertama kali menaruh perhatian terhadap
kebidanan setelah masa Hipocrates dan berpendapat bahwa seorang bidan
hendaklah seorang ibu yang telah mengalami kelahiran bayi, ibu yang tidak
takut akan hantu, setan, serta menjauhkan tahayul.
Disamping itu beliau pertama kali menemukan dan menulis tentang Versi
Podali, tapi sayang tidak disertai keterangan yang lengkap. Setelah Soranus
meninggal usahanya diteruskan oleh muridnya Moscion. Ia menulis buku yang
merupakan pengajaran bagi bidan-bidan. Bidan-bidan dahulu seringkali tidak
mendapatkan pengajaran, hanya bekerja berdasarkan pengalaman dan
keberanian. Buku yang ditulisnya itu diberi judul Katekismus bagi bidan-
bidan Roma. Dengan adanya buku itu majulah pengetahuan bidan.
6

Galen (129-201 Masehi) menulis beberapa teks tentang pengobatan termasuk


Obstetri dan Gynekologi. Dia juga mengambarkan bagaimana bidan
melakukan Dilatasi Servik.

Italia
Zaman setelah Moscion meninggal sampai abAd pertengahan merupakan
zaman yang galau bagi bidang perawatan, dimana perawatan pada umumnya
menjadi mundur. Pengobatan menjadi mundur sekali. Di Eropa ilmu
pengobatan kuno menjadi satu dengan astrologi sedangkan yang mesih
berusaha menpertahankan perkembangan pengobatan kebanyakan hanya
tabib-tabib bangsa Arab, karena pada waktu itu pengobatan dan perawatan
diabaikan tidak heranlah jika kebidanan juga dilalaikan, umumnya orang
menganggap bahwa kebidanan adalah satu hal yang biasa.
Pada abad ke XV waktu sekolah Italia sudah banyak dan besar, pengobatan
mulai maju lagi, terutama menganai antomi dan fisiologi tubuh menusia.
Diantara guru-guru besar Itali yang terkenal dan berjasa adalah :
1. Vesalius
2. Febricus
3. Eustachius yang menemukan tuba Eustachius (saluran yang
menghubungkan hidung, telinga dan tenggorokan).
4. Fallopius menemukan Tuba Fallopii (saluran yang menghubungkan
ovarium dan uterus)
5. Arantius menemukan Ductus Arantii (pembuluh darah sementara pada
janin)

Perancis
Perkembangan yang diperoleh oleh guru besar Italia kemudian mempengaruhi
pengobatan, perawatan dan kebidanan di Perancis. Setelah kebidanan dikenal,
para wanita bangsawan mempeloporinya. Apabila wanita bangsawan itu akan
bersalin, terutama yang tinggal di istana, mereka selalu memanggil Dokter
7

atau Bidan, dicontoh oleh kaum terpelajar dan kemudian berkembang pula
diantara wanita-wanita biasa.
Tokoh yang terkenal membawa perkembangan kebidanan di Perancis adalah :
1. Amroise Pare (1510-1590)beliau dikenal sebagai seorang ahli bedah,
tetepi juga memberikan kontribusi dalam bidang Obstetri dan Gynekologi.
Beliau menemukan Versi Podali < sebagai mana yang dikemukakan oleh
Soranus dahulu, tetapi beliau memberikan cara-cara dengan lengkap.
Perasad ini dikenal dengan Versi Ekstaksi (diputar) kemudian ditarik
keluar.
2. Grullemau, beliau adalah murid dari Amroise Pare yang membantu dan
meneruskan minat gurunya.
3. Louise Bourgeois/ Boursie (1563-1636)ia dalah seorang bidan yang cakap,
juga murid dari Amroise Pare. Turut memperkenalkan versi ektraksi pada
persalinan sukar. Ia pertama kali menerbitkan buku tentang kebidanan
4. Francois Mauriceau
Menemukan suatu cara untuk melahirkan kepala pada letak sungsang agar
lebih mudah yaitu dengan memasukkan dua jari ke dalam mulut bayi agar
kepala bertambah fleksi. Cara ini hingga sekarang terkanal dengan istilah
Cara Mauriceau atau Perasad Mauriceau.

Inggris
1. William Smellie, ( 1697-1763)
Beliau mengubah bentuk cunam, serta menulis buku tentang pemasangan
cunam dengan karangan yang lengkap, ukuran-ukuran panggul dan
perbedaan panggul sempit dan biasa
2. William Hunter (1718-1783)
Murid dari Willian Smellie, yang memeruskan usahanya.

Amerika Serikat
Zaman dahulu kala di AS persalinan ditolong oleh dukun beranak yang tidak
berpendidikan. Biasanya bila wanita sukar melahirkan, ahli obat
8

menganjurkan agar wanita itu diusir serta ditakuti agar ras sakit bertambah dan
kelahiran menjadi mudah karena kesakitan dan keseduhannya. Menurut
catatan Thimas yang pertama kali praktek di AS adalah Samuel Fuller dan
Istrinya. Kemudian menyusul Anne Hutchinson, ia menjadi bidan pada tahun
1634, pergi ke Boston dan melaporkan disana ia telah menolong persalinan
dengan baik dan menghilangkan kepercayaan lama.
Kemudian nasib malang menimpa Anne Hutchinson ketika ia menolong
sahabatnya bernama Marry Dyer, melahirkan anak dengan Anencephalus.
Orang- orang mengecam Anne sebagai seorang ahli shir wanita. Akibat
kecaman tu ia meninggalkan Boston dan pergi ke Long Island, kemudian ke
Pelham, New York. Disana ia terbunuh waktu ada pemberontakan orang-
orang Indian. Karena ia dianggap sebagai orang yang berjasa maka ia
diperingati dengan nama Hutchinson River Parkway
Setelah orang Amerika mendengar perkembangan di Inggris beberapa orang
Amerika terpengaruh dengan kemajuan di Inggris dan pergi kesana untuk
memperdalam ilmunya. Antara lain :
1. Dr, James Lloyd (1728-1810.
Beliau berasal dari Boston, belajar di London di RS Guy dan RS Saint
Thimas.
2. Dr. Willian Shippen (1736-1808)
Beliau berasal dari Philadelphia, belajar di Eropa selama lima tahun
kemudian belajar pada Willian Smellie dan Jhon, William Hunter dan
Mackanzie. Sekembalinya di AS mengembangkan kebidanan di Amerika.
Pada tahun 1762 Dr. W. Shippen diizinkan mendirikan kursus kebidanan
di Philadelphia Gazette. Masyarakat banyak menaruh minat, pria maupun
wanitanya , sehingga kursusnya terdiri dari dari murid-murid pria dan
wanita. Dalam praktek kebidanan murid-murid dipisahkan, murid pria
berpraktek pada praktek pratikulirnya sendiri. Kemudian didirikan rumah
sakit bersalin yang khusus untuk latihan muridnya. Kursus ini berlangsung
terus sampai tahun 1765, kemudian ditutup karena adanya sekolah
kedokteran dari Collage Philadelpjia. Dr. William Shippen diangkat
9

menjadi professor Anatomi. Pembedahan dan kebidanan diajarkan


bersama-sama pada tahun 1810 setelah ada pangangkatan dokter Thomas
Chalkley James sebagai professor kebidanan. Ia menganjurkan partus
buatan pada bayi premature bila pinggul ibu nya sempit.
3. Dr. Samuel Brad yang hidup pada tahun 1742-1821. setelah menamatkan
pelajarannya beliau pergi ke Eropa belajar di Edenburgh hingga tamat.
Kemudian meneruskan lagi ke London hingga pada tahun 1768 kembali ke
Amerika Serikat pada umur 26 tahun.
Beliau terkenal dengan memajukan berdirinya bagian kedokteran di King
College yang sekarang menjadi Universitas Columbia Dr. J.V.L. Tennet
yang bekerja juga pada universitas itu menyebutnya sebagai professor
kebidanan yang pertama di King College. Kemudian Dr Samuel Bard
menulis buku kebidanan yang lain dan memuat pelajaran bagi dokter dan
bidan. Isi buku tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Cara pengukuran Conyungata diagonalis
b. Kelainan-kelainan panggul
c. Melarang pemeriksaan dalam bila tidak ada indikasi
4. kala I, dari permulaan persalinan sampai pembukaan lengkap
5. kala II, dari pembukaan lengkap sampai kepala kelihatan di atas perineum
6. kala III, dari tampaknya kepala bayi diatas perineum sampai lahirnya
seluruh tubuh
7. Kala IV, dari lahirnya anak sampai lahirnya plasenta.
a. Menasehatkan jangan menarik tali pusat
untuk mencegah terjadinya inversion uteri.
b. Mengajarkan bahwa letak muka dapat lahir
spontan
c. Melarang pemakaian cunam yang berulan-
ulang karena banyak menimbulkan kerugian.
8. Dr. Walter Channing (1786-1876)
Walter Channing mula-mula belajar kedokteran di universitas Pensylvania,
kemudian meneruskan ke Edenburgh dan London. Sekembalinya di
10

Amerika Serikat beliau diangkat sebagai Profesor kebidanan di Sekolah


Kedokteran Harvard, di mana sebelumnya diajarkan subjek kebidanan
sebagai subjek tersendiri. Dr. Walter Channing juga seorang dokter yang
pertama kali memperhatikan keadaan nifas di RSU Boston, Amerika
Serikat.

B. Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri


Di Amerika Serikat, pendidikan kebidanan harus memenuhi standar
yang dibuat oleh American College of Nurse-Midwifes (ACNM), karena juga
mencakup perawatan kesehatan untuk wanita dan bayi baru lahir.
Perawat-Kebidanan bersertifikat adalah seseorang yang telah dididik
dalam dua disiplin ilmu yaitu keperawatan dan kebidanan. Sertifikasi tersebut
diberikan kepada orang yang telah lulus ujian nasional yang diselenggarakan
oleh American College of Nurse-Midwive Certification Council (ACC).
Setifikasi tersebut merupakan bukti bahwa orang tersebut telah memenuhi
standar professional untuk melakukan praktik yang aman.
Sertifikasi tersebut juga melindungi hak publik dan membedakan bidan
yang tersertifikasi ACC─yang dididik dan dipersiapkan dengan baik─dari
orang yang menyebut dirinya bidan atau berperan dalam sebagian praktik
kebidanan tanpa mengenyam program pendidikan kebidanan.
Praktik Perawat Kebidanan adalah manajemen perawatan kesehatan
wanita yang bersifat independen, umumnya berfokus pada periode kehamilan,
kelahiran, pasca melahirkan, perawatan BBL (bayi baru lahir), perencanaan
keluarga, serta kebutuhan ginekologis untuk wanita.
Perawat kebidanan yang bersertifikat dapat berpraktik dalam sistem
perawatan kesehatan yang menyediakan konsultasi, manajemen kolaborasi,
ataupun referensi (rujukan yang didasarkan pada  status kesehatan klien).
Perawat kebidanan bersertifikat dapat berpraktik berdasarkan standar praktik
perawat-kebidanan, seperti yang didefinisikan oleh ACNM bahwa “Perawat-
Kebidanan bersetifikat dapat praktik di rumah sakit, rumah, ataupun di rumah
11

bersalin. Di tempat apaun, keselamatan ibu dan bayi merupakan perhatian


utama”.
Sedangkan pendidikan kebidanan di Inggris terdiri dari dua bagian
yaitu:
1. Pre-registration three year program / Direct entry. Program ini ditujukan
bagi mereka yang belum pernah mengenyam pendidikan keperawatan
dasar dengan lama pendidikan selama tiga sampai empat tahun. Program
ini sangat diminati oleh banyak wanita muda dan dewasa karena waktunya
pendek serta cukup ekonomis dari segi biaya.
2. Pre-registration (Shortened) 18 mounts program. Program ini ditujukan
bagi mereka yang pernah mengenyam pendidikan keperawatan dasar,
dengan lama pendidikan 18 bulan sampai 2 tahun.
Praktik kebidanan di Inggris diatur oleh sejumlah undang-undang yaitu
Midwifes Rules, The Midwifes’s Code of Practise, The United Kingdom
Central Council (UKCC) for Nursing, Midwifery, and Help Visitors.
Di dalam UKCC ditekankan bahwa yang harus dimiliki seorang bidan 
bukan hanya pendidikan kebidanan tetapi juga kemampuan menghargai latar
belakang wanita (klien) karena hal tersebut dapat memengaruhi keadaan ibu
dan bayi. Lebih jelasnya, UKCC menguraikan keterampilan yang harus
dimiliki oleh bidan, mencakup:
1. Promosi kesehatan
2. Pengkajian fisik
3. Perawatan pasien
4. Tindakan mandiri
5. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya
6. Melakukan perawatan yang disarankan oleh dokter
7. Komunikasi dengan klien
8. Penelitian berkelanjutan
9. Kerjasama dalam tim
10. Bekerja sesuai dengan peratuan yang berlaku
11. Sadar dengan perkembangan masalah-masalah etika
12

12. Bertanggung jawab atas hasil kerjanya.


Tanggung jawab bidan mencakup:
1. Melaksanakan kompetensi professional
2. Menyimpan semua catatan/reka medis
3. Bertanggung jawab terhadap keluarga pasien
4. Bertanggung jawab pada profesi
5. Bertanggung jawab pada masyarakat
Setiap tahun pada bulan Maret bidan mengajukan syarat permohonan
untuk bisa berpraktik di daerah tertentu kepada supervisor sambil
memperlihatkan bukti bahwa mereka telah mengikuti update pendidikan
kebidanan terbaru. Update pendidikan berbentuk kursus singkat yang
diadakan setiap lima tahun.
Sejak April 1995, semua bidan yang akan memperbaharui surat izin
praktiknyaharus mengikuti pendidikan berkelanjutan yang disebut PREP
(Postregisration Education and Practice). Materi yang diberikan mencakup:
1. Perkembangan teknologi
2. Perubahan dalam masyarakat peran pria dan wanita dalam keluarga serta
mayarakat
3. Perubahan dalam dunia kerja
4. Perubahan dalam dunia pendidikan
5. Perubahan dalam organisasi sunber daya serta manajemen perawatan
kesehatan
6. Perubahan dalam perilaku kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh
masyarakat.
Selain pendidikan berkelanjutan, untuk menambah wawasannya, bidan
juga diharapkan terus membaca jurnal, laporan, penelitian, dan berita terbaru
mengenai perkembangan kebidanan yang akan merangsang pola pikir
analitisnya.
Organisasi professional kebidanan di Inggris:
1. RCM (Royal College of Midwife), merupakan lembaga yang mendukung
bidan dalam upayanya meningkatkan standar bagi ibu, bayi, dan
13

keluarganya. Lembaga ini merupakan satu-satunya organisasi di Inggris


yang berkaitan dengan bidan. Tujuan dari RCM adalah untuk
meningkatkan seni dan ilmu kebidanan serta meningkatkan standar
profesionalisme. Sekretariatnya berada di London, mereka memiliki
anggota sekitar 37000 orang bidan dan 200 cabang di pelosok negeri untuk
memudahkan akses para anggotanya.
2. ICM (International Confederation of Midfifes), merupakan  konfederasi
bidan dunia yang sekretariatnya berada di London. Tujuan dari ICM
adalah meningkatkan standar keperawatan bagi wanita, bayi, dan keluarga
di seluruh dunia melalui pembangunan, pendidikan, dan penyediaan bidan
yang professional. ICM bekerjasama dengan program save motherhood
WHO. ICM mengadakan kongres setiap tiga tahun. Setiap empat kali
dalam setahun, ICM menerbitkan buletin yang memudahkan bidan
mengetahui perkembangan dan issu kebidanan di seluruh dunia.
3. Erupean Community Midwfes Directive, merupakan aliansi bidan se-
Eropa yang berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kebidanan.
Sampai saat ini di Inggris 105.723 orang bidan yang terdiri dari 112
pria dan 105.611 wanita. Para bidan tersebut bekerja di berbagai macam
institusi: 31.496 bidan bekerja di RSNHS (National Health Services) dan/atau
komunitas, 2.363 bidan dipekerjakan oleh perserikatan bidan, 804 bidan
bekerja sebagai tenaga pengajar kebidanan, 301 bidan dipekerjakan oleh
sebuah agency, 106 bidan di institusi swasta, 100 bidan bekerja sendiri dalam
praktik swasta. Jumlah keseluruhannya lebih dari yang terdaftar berpraktik
karena banyak bidan yang menjalankan lebih dari satu jenis praktik.
Sejarah Ilmu Pendidikan Kebidanan di beberapa Negara yaitu :
1. Yunani
Hipocratus (450-370 SM) Bapak Kedokteran dan Pengobatan.
Dasar-dasar pengobatan dan perawatan temuannya masih dipakai hingga
sekarang. Ia juga berminat terhadap kebidanan dan menganjurkan wanita
bersalin ditolong atas dasar kemanusiaan. Maka Yunani dan Romawi
merupakan Negara yang lebih dulu merawat wanita nifas.
14

2. Italia
Soranus (98-138 SM) Bapak Kebidanan. Ia berasal dari Efesus,
Turki belajar di Alexandria, Mesir dan berpraktek di Roma. Bidan adalah
ibu yang telah melalui sendiri kelahiran dan menjauhkan dari ketahayulan.
Ia adalah orang pertama yang menemukan versi luar (memutar bayi dalam
kandungan). Setelah Soranus meninggal, perannya diteruskan oleh
muridnya Moscion yang menulis buku pelajaran bagi bidan ( Katekismus
bagi Bidan). Sepeninggal Moscion merupakan zaman gelap bagi
kebidanan. Pada abad ke-sebelas barulah pengobatan mengalami
kemajuan. Guru besar Italia yang banyak berjasa yaitu: Vesalfius, Febicus,
Eostachius, Follopius.
3. Prancis
Setelah kebidanan dikenal, wanita bangsawan selalu memanggil
dokter dan bidan saat melahirkan kemudian ditiru oleh semua kalangan
masyarakat.
4. Malaysia
Perkembangan kebidanan di Malaysia bertujuan untuk menurunkan
MMR dan IMR dengan menempatkan bidan desa. Mereka memiliki basic
SMP + juru rawat + 1 tahun sekolah bidan.
5. Jepang
Sekolah bidan di Jepang dimulai pada tahun 1912 pendidikan bidan
disini dengan basic sekolah perawat selama 3 tahun + 6 bulan pendidikan
bidan. Tujuan pelaksanaan pendidikan ini adalah untuk meningkaTkan
pelayanan kebidanan dan neonatus tapi pada masa itu timbul masalah
karena masih kurangnya tenaga bidan dan bidan hanya mampu melakukan
pertolongan persalinan yang normal saja, tidak siap jika terdapat kegawat
daruratan sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas bidan masih kurang
memuaskan. Pada tahun 1987 ada upaya untuk meningkatkan pelayanan
dan pendidikan bidan, menata dan mulai merubah situasi.
15

6. Belanda
Negara Belanda merupakan Negara Eropa yang teguh berpendapat
bahwa pendidikan bidan harus dilakukan secara terpisah dari pendidikan
perawat. Menurut Belanda disiplin kedua bidang ini memerlukan sikap
dan keterampilan yang berbeda. Perawatan umumnya bekerja secara
hirarki di RS dibawah pengawasan sedangkan bidan diharapkan dapat
bekerja secara mandiri di tengah masyarakat. Akademi pendidikan bidan
yang pertama pada tahun 1861 di RS Universitas Amsterdam. Akademi ke
dua dibuka pada tahun 1882 di Rotterdam dan yang ketiga pada tahun
1913 di Heerlen. Pada awalnya pendidikan bidan adalah 2 tahun,
kemudian menjadi 3 tahun dan sejak 1994 menjadi 4 tahun. Pendidikannya
dengan dasar SMA. Tugas pokok bidan di belanda adalah keadaan normal
dan merujuk keadaan yang abnormal ke dokter ahli kebidanan.
7. Inggris
Pada tahun 1902 pelatihan dan registrasi bidan mulai diteraturkan.
Selama tahun 1930 banyak perawat yang teregistrasi masuk kebidanan
karena dari tahun 1916 mereka melaksanakan kursus-kursus kebidanan
lebih singkat dari pada perempuan tanpa kualifikasi keperawatan. Tahun
1936 kebanyakan siswa-siswa kebidanan teregistrasi sebagai perawat.
Pelayanan kebidanan di Inggris banyak dilakukan oleh bidan praktek
swasta. Semenjak pertengahan 1980 kurang lebih 10 orang bidan
melaksanakan praktek mandiri. Tahin 1990 bertambah sekitar 32 bidan,
1991 menjadi 44 bidan, dan 1994 sekitar 100 orang bidan dengan 80 bidan
masuk dalam independent Midwives Assosiation.
Alasan bidan di Inggris melakukan praktek mandiri :
 Penolakan terhadap model medis dalam kelahiran ( Medicalisasi)
 Ketidakmampuan menyediakan perawatan yang memuaskan dalam
NHS ( National Health Servis )
 Untuk mengurus status bidan sebagai praktisi
16

 Untuk memberikan kelangsungan perawatan dan kemampuan bidan


dalam memberikan pertolongan persalinan di rumah sebagai pilihan
mereka.
Pendidikan kebidanan di inggris :
 High School + 3 tahun
 Nurse + 18 bulan
Mayoritas bidan di Inggris adalah lulusan diploma. Sejak tahun 1995
sudah ada lulusan S1 kebidanan dengan dasar SMU + 3-4 tahun.
8. Australia
Australia sedang pada titik perubahan terbesar dalam pendidikan
kebidanan. System ini menunjukkan bahwa seorang bidan adalah seorang
perawat yang terlegislasi dengan kualifikasi kebidanan. Konsekwensinya
banyak bidan-bidan yang telah mengikuti pelatihan di Amerika dan Eropa
tidak dapat mendaftar tanpa pelatihan perawatan. Siswa-siswa yang
mengikuti pelatihan kebidanan pertama kali harus terdaftar sebagai
perawat. Kebidanan swasta di Australia berada pada poin kritis pada awal
tahun 1990, berjuang untuk bertahan pada waktu perubahan besar.
3 faktor yang bekerja melawan kebidanan
- Medical yang dominan
- Berlawanan dengan profesi keperawatan
- Tidak mengabaikan komunitas peran bidan
Medicalisasi telah dibawa sebagian oleh dokter, melalui pelatihan
melebihi dari yang diperlukan ini adalah gambaran dari pejuangan bidan-
bidan di Negara lain. Profesi keperawatan di Australia menolak hak bidan
sebagai identitas profesi yang terpisah. Dengan kekuatan penuh bidan-
bidan yang sedikit militant tersupport untuk mencapai kembali hak-hak
dan kewenangan mereka dalam menolong persalinan
Pendidikan bidan dengan basic perawat + 2 tahun. Sejak tahin 2000
telah dibuka University of Teknology of Sydney yaitu S2 ( Doctor Of
Midwifery )
17

9. Spanyol
Spanyol merupakan salah satu Negara di benua Eropa yang telah
lama mengenal profesi bidan. Dalam tahun 1752 persyaratan bahwa bidan
harus lulus ujian, dimana materi ujiannya adalah dari sebuah buku
kebidanan “ A Short Treatise on the Art Of Midwifery) pendidikan bidan
di ibu kota Madrid dimulai pada thain 1789. Bidan disiapkan untuk
bekerja secara mandiri di masyarakat terutama dikalangan petani dan
buruh tingkat menengah kebawah. Bidan tidak boleh mandiri memberikan
obat-obatan , melakukan tindakan yang menggunakan alat-alat kedokteran.
Pada tahun 1942 sebuah RS Santa Cristina menerima ibu-ibu yang
hendak bersalin. Untuk itu dibutuhkan tenaga bidan lebih banyak. Pada
tahun 1932 pendidikan bidan disini secara resmi menjadi School of
Midwife. Antara tahun 1987-1988 pendidikan bidan untuk sementara
ditutup karena diadakan penyesuaian kurikulum bidan menurut ketentuan
Negara-negara masyarakat Eropa, bagi mereka yang telah lulus sebelum
itu, penyesuaian pada akhir 1992.
10. Ontario Canada
Mulai tahun 1978 wanita dan keluarga tidak puas dengan system
perawatan maternity di Ontario. Bidan di Ontario memiliki latar belakang
pendidikan yang berbeda-beda yang terbanyak adalah berasal dari
pendidikan kebidanan di Britain, beberapa memiliki pendidikan bidan
formal di Belanda, Jerman dan beberapa memiliki latar belakang perawat.
Selain itu di canada pada umumnya tenaga bidan datang dari luar. Mereka
datang sebagai tenaga perawat dan pelayanan kebidanannya disebut
Maternity Nursing. Di Canada tidak ada peraturan atau izin praktek bidan,
pada tahun 1991 keberadaan bidan diakui di Canada. Di Ontario dimulai
secara resmi pendidikan di university Based, Direc Entry dan lama
pendidikan 3 tahun. Dan mereka telah menpunyai ijazah bidan diberi
kesempatan untuk registrasi dan di beri izin praktek.
18

11. Denmark
Merupakan Negara Eropa lainnya yang berpendapat bahwa profesi
bidan tersendiri. Pendidikan bidan disini mulai pada tahun 1787 dan pada
tahun 1987 yang lalu merayakan 200 tahun berdirinya sekolah bidan. Kini
ada 2 pendidikan bidan di Denmark.
Setiap tahun menerima 40 siswa dengan lama pendidikan 3 tahun
direct entry. Mereka yang menjadi perawat maka pendidikan ditempuh 2
tahun. Hal ini menimbulkan berbagai kontroversi dikalangan bidan sendiri,
apakah tidak sebaiknya pendidikan bidan didirikan atas dasar perawat
sebagian besar berpendapat tidak.
Pendidikan post gradua terbagi bidan selama 9 bulan dalam bidang
pendidikan dan pengelola. Tahun 1973 disusun rangkaian pedoman bagi
bidan yang mengelompokkan klien dari berbagai resiko yang terjadi. Hal
ini menimbulkan masalah kerena tidak jelas batasan mana yang resiko
rendah dan tinggi. Pada tahun 1990 diadakan perubahan pedoman baru
yang isinya sama sekali tidak menyinggung masalah resiko. Penekanan
pelayanan adalah pada kesehatan non invansi care.
12. New Zealand
Selama 50 tahun masalah kebidanan hanya terpaku pada
medicalisasi kelahiran bayi yang progresif. Wanita tukang sihir telah
dikenal sebagai bagian dari maternal sejak tahun 1904. Tindakan
keperawatan mulai dari tahun 1971 mulai diterapkan pada setiap ibu
hamil, hal ini menjadikan bidan sebagai perawat spesialis kandungan.
Pada tahun 1970 Selandia Baru telah menerapkan medicalisasi
kehamilan. Ini didasarkan pada pendekatan mehasiswa pasca sarjana ilmu
kebidanan dari universitas Aukland untuk terjun ke rumah sakit
pemerintah khusus wanita. Salah satu konsekuensi dari pendekatan ini
dalah regional jasa. Inia dalah efek dari sentralisasi yang mengakibatkan
penutupan runah sakit pedesaan dan wilayah kota.
Dengan adanya dukungan yang kuat terhadap gerakan feminis,
banyak wanita yang berjuang untuk meningkatkan medicalisasi dan
19

memilih persalinan di rumah. Dengan adnya dukungan yang kuat terhadap


gerakan feminis, banyak wanita yang berjuang untuk meningkatkan
medicalisasi dan memilih persalinan di rumah. Kumpulan Homebirth di
Aukland dibentuk tahun 1978. dimulai dengan keanggotaan 150 orang dan
menjadi organisasi nasional selama 2 tahun yaitu NZNA ( New Zaeland
Nurses Association). Perkumpulan ini didukung oleh para langganan,
donator dan tenaga kerja suka rela atau fakultatif yang bertanggung jawab
atas banyaknya perubahan positif dalan system RS. Tahun 1986
homebirth sangat berpengatruh dalam kemajuan melawan penetapan yang
dibuat oleh medis, akhirnya menteri pelayanan kesehatan secara resmi
mengakui homebirth tanuh 1986.
Pada tahun 1980 NZNA membuat garig besar mengenai statemen
kebijakan atas pembatasan rumah hal ini disampaikan olah penasehat
panitia meternal jasa kepada jawatan kesehatan. Panitia meternal jasa
adalah suatu panitia dimana dokter kandungan menyatakan peraturan
mengenai survey maternal terutama dalam hal memperdulikan rumah
Sekarang NZNA telah membuat kemajuan yang patut
dipertimbangkan dalam menetapkan konsep general perawat kesehatan
keluarga secara berkesinambungan menyediakan pelayanan mulai dari
kelahiran sampai meninggal. Sejak tahun 1904 RS St. Hellen mengadakan
pelatihan kebidanan selama 6 bulan dan ditutup tahun 1979. sebagi
penggantinya sejak tahun 1978 beberapa politeknik keperawatan berdiri,
selain itu ada yang melanjutkan pendidikan di Australia untuk
memperoleh keahlian kebidanan. Tercatat 177 (86 %) bidan telah
memperolah pendidikan kebidanan di luar negeri pada tahun 1986 dari 206
bidan yang ada, dan hanya 29 orang lulusan kebidanan Selandia Baru
tahun 1987.
Tahun 1981 sebagian besar RS memasukkan bidan keperkumpulan
perawat, para bidan mengalami krisis untuk membentuk organisasi dan
pemimpin dari mereka. Kemudian muncul perkumpulan bidan yang
20

menentang NZNA untuk mendapatkan rekomendasi lebih lanjut langsung


di bawah RS atau dibawah dokter kandungan.
13. Amerika Serikat
Mengenai kemajuan kebidanan dapat diceritakan sebagai berikut. Setelah
Amerika Serikat mengalami kamajuan maka Negara-negara lain
menyusulnya terutama setelah buku tentang kebidanan dicetak dan
diedarkan. Yang memajukan kebidanan itu antara lain ialah mereka yang
di sebut dibawah ini :
William Harley (1578-1657)
Menyelidiki fisiologi dari plasenta dan selaput janin, sehingga ditemukan
fungus plasenta dan selaput janin seperti yang kita ketahui sekarang ini.
Arantius
Seorang guru besar dari Italia menemukan suatu ductus/pembuluh darah
sementara pada janin yang menghubungkan vena umbilicalis dan vena
cava inferior. Ductus itu tertutup bila anak sudah lahir dan kemidian
menjadi jaringan. Ductus itru bernama sesuai dengan yang menemukannya
yaitu Ductus Arabtii/ ductus yang ditemukan oleh Arantius
Fallopius
Juga seorang guru besar dari Italia. Menemukan saluran sel telur yang
terletak antara uterus dan ovarium. Saluran itu dinamakan Tuba Fallopii
Boudelocque dar Perancis (1745-1810)
Beliau mempelajari mengenai panggul dan menemukan ukuran-ukuran
panggul, serta memberi banyak sekali pelajaran tentang panggul. Salah
seorang muridnya adalah William Potts Dewees yang hidup antara tahun
1768-1841. mula-mula beliau mengikuti James Llyod sebagai professor
Kebidanan di Universitas Pensylvania Amerika Serikat, kemudian balajar
ke Perancis kepada Boudelocque, terutama mempelajari panggul.
Sekembalinya di Amerika Serikat beliau memberikan pelajaran tentang
panggul, hingga mendapat sebutan Boudelocque Amerika.
Kecuali itu beliau menerbitkan buku pada tahun 1824, denan pelajaran
antara lain sebagai berikut :
21

a. pengertian tentang panggul sebagai basis dalam kebidanan


b. persalinan dapat diperlakukan dengan tidur telentang dan kaki
dibengkokkan / sikap dorsal recumbent, kecuali tidur miring yang
biasa dilakukan.
c. Pemasangan forcep bila perlu jangan di tunda karena dapat
membahayakan ibu dan anak. Ketentuan pemasangan forcep : kepala
jangan lebih 6 jam di dasar panggul.

Hugh L. Hodge
Menemukan bidang-bidang dalam panggul untuk mengetahui sampai
dimana turunnya kepala anak, bidang itu juga dinamkan bidang Hodge,
kecuali itu beliau juga memberikan pelajaran kebidanan yang antara lain
sebagai berikut :
a. letak vertex/ belakang kepala anak, di belakang bisa disebabkan kerena
putaran yang salah
b. mekanisme letak sungsang sesuai dengan yang diajarkan sekarang
c. pemasangan forcep harus disamping kepala anak, kecuali bila kepala
masih tinggi atau bila anak melintang
d. mengubah letak kepala dengan tangan (Inwendige Correctie) sebelum
memasang cunam membagi turunnya kepala dengan bidang-bidang
dalam panggul.
22

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan yakni sejarah
perkembangan di masing-masing negara jelas memiliki perbedaan. Baik itu
dalam perkembangan pelayanan, maupun pendidikan kebidanannya.
Dengan demikian, uaraian-uraian di atas dapat dijadikan pembanding
dan dapat kita pilah mengenai hal positif dan negatif dari perbedaan tersebut.

B. Saran
“Tiada gading yang tak retak”, itulah kalimat yang dapat kami ucapkan.
Karena itu kami dengan lapang dada menerima segala kritik ataupun saran
untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga materi ini dapat menambah wawasan kita mengenai sejarah
perkembangan pelayanan dan pendidikan bidan. Tidak hanya di dalam negeri,
tetapi juga di luar negeri.

.
23

DAFTAR PUSTAKA

Helen Varney,Jan M. Kriebs, Carolyn L. Gegor Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed


4 jilid 1, EGC, 2007

Dwana Estiwidani, SST, Niken Meilani, S.SiT, Hesty Widyasih, SST, Yani
Widyastuti, S.SiT, Konsep Kebidanan cet. 2, Fitramaya, 2008

Cristine Handerson, Kathleen Jones, Buku Ajar Konsep Kebidanan, Mosby-EGC,


2006.

Syahlan, JH, Dr. 1996. Kebidanan Komunitas, Yayasan Bina Sumber Daya
Kesehatan. Jakarta
24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Adapun
tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Konsep Kebidanan.
Tak ada gading yang tak retak, begitupun dengan makalah ini kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Namun demikian,
kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita yang
masih banyak kekurangan dalam ilmu pengetahuan.
Kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat konstruktif sangat kami
harapkan demi perbaikan dalam makalah selanjutnya.

Penulis

i
25

DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan................................................................................................ 1

BAB II TINJAUAN TEORI ................................................................................ 2


A. Perkembangan Pelayanan Kebidanan di Luar Negeri....................... 2
B. Perkembangan Pendidikan Kebidanan di Luar Negeri......................
............................................................................................................
10

BAB III PENUTUP ...............................................................................................


22
A. Kesimpulan .......................................................................................
22
B. Saran .................................................................................................
22

DAFTAR PUSTAKA

ii

Anda mungkin juga menyukai