Anda di halaman 1dari 15

SATUAN ACARA

PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN MENGENAL WARNA


PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

DISUSUN OLEH :
YUSI NURSIAM
BP. 1921312003

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN ANAK


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN
POKOK BAHASAN : Terapi bermain stimulasi kognitif
SUB POKOK BAHASAN : Terapi bermain mengenal warna, huruf, mengenal nama
buah dan hewan.
WAKTU : 45 Menit Jam 09.00 WIB
HARI/TANGGAL : Kamis, 10 September 2020
TEMPAT : Puskesmas
SASARAN : Anak usia Pra Sekolah (3-5 tahun)
PELAKSANA : Yusi Nursiam

1. Latar Belakang

Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya
yang tidak disadari (Wholey and Wong, 1991). Bermain adalah suatu kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh kesenangan (Foster, 1989). Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock). Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan
keinginan dalam mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disadarinya serta dialami
dengan kesenangan yang diekspresikan melalui bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan
lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Sasaran terapi bermain yang akan
dilakukan adalah anak pra sekolah (4-5 tahun) sebanyak 20 anak. Klasifikasi dalam
permainan ini adalah social affective play dimana anak belajar memberi respon dan
berhubungan dengan orang lain terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam
bentuk permainan.

2. Tujuan

a) Tujuan Umum

Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit, anak dapat mengikuti permainan stimulasi
kognitif yang diberikan.

b) Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 45 menit anak mampu :

 Mengenal warna

 Mengenal huruf

 Mengenal nama buah dan hewan

 Menebak gambar

3. Metode dan Media

A. Metode

Bermain dengan anak menebak gambar yang telah disebutkan dan didiskripsikan.
1. Media

 Kertas gambar

 Kertas Tempel

 Spidol

B. Kegiatan

1. Peng organisasian

Penanggung jawab : Yusi nursiam

Moderator : Yusi nursiam


Observer : Yusi nursiam
Pemimpin bermain : Yusi nursiam

2. Kegiatan bermain
No Uraian Kegiatan perawat Kegiatan klien
1 Pembukaan (5 menit) a. Salam pembukaan - Memperhatikan
b. Perkenalan - Memperhatikan
c. Mengkomunikasikan tujuan - Menjawab salam
2 Kegiatan bermain (30 a. Menyiapkan mainan
menit) b. Bermain menebak gambar - Mengikuti

dengan melibatkan anak - Menanggapi


c. Meminta respon dan
- Mengikuti
tanggapan anak.
d. Meminta anak
menempelkan gambar yang
sesuai
e. Memberikan
Reinfocement positif jika
anak bisa mengikuti
permainan
3 Evaluasi (10 menit)
 Mengakhiri permainan
- Memperhatikan
a. Melakukan evaluasi
- Menanggapi

C. Evaluasi

1. Pembagian tugas dalam tim


Penanggung jawab :
Moderator :

Observer :

Pimpinan bermain :

Fasilitator

2. Proses
Dievaluasi apakah anak mau berkenalan dan bersalaman dengan perawat tanpa rasa takut.
Apakah anak mau menempel gambar ke depan, anak mau menyebutkan nama gambar
buah, gambar hewan, dan anak mau menyebutkan warna gambar yang disebutkan perawat.

TERAPI BERMAIN
PENGERTIAN BERMAIN

 Bermain adalah cara alamiah bagi anak mengungkapkan konflik dalam dirinya yang tidak
disadari (Wholey and Wong, 1991).

 Bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan untuk memperoleh
kesenangan (Foster, 1989).

 Bermain adalah kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkan tanpa
mempertimbangkan hasil akhir (Hurlock).

 Bermain adalah ungkapan bahasa secara alami pada anak yang diekspresikan melalui bio-
psiko-sosio anak yang berhubungan dengan lingkungan (Cindy Smith).

 Kesimpulan: Bermain merupakan bahasa dan keinginan dalam mengungkapkan konflik dari
anak yang tidak disadarinya serta dialami dengan kesenangan yang diekspresikan melalui
bio-psiko-sosio yang berhubungan dengan lingkungan tanpa mempertimbangkan hasil
akhir.

KATEGORI BERMAIN

1. Bermain aktif

Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak sendiri atau kegembiraan timbul dari apa
yang dilakukan oleh anak. Contoh: bermain sepak bola.

2. Bermain pasif/hiburan

Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktivitas (hanya melihat), kesenangan
diperoleh dari kegiatan orang lain. Contoh: memberikan support, menonton televisi.

JENIS PERMAINAN
1. Permainan bayi
Permainan sederhana oleh anggota keluarga dilakukan pada usia 0-1 tahun. Contoh: petak umpet,
dakon, kejar-kejaran.
2. Permainan perorangan
Untuk menguji kecakapan, ada peraturan sedikit, dilakukan pada todler dan prasekolah. Contoh:
menendang bola.
3. Permainan tetangga
Permainan kelompok, pada prasekolah dan sekolah. Contoh: bermain polisi dan penjahat.
4. Permainan tim
Permainan terorganisir, punya aturan tertentu, dilakukan pada usia sekolah dan remaja. Contoh:
sepakbola, kasti, lari.
5. Permainan dalam ruang
Permainan pada anak sakit atau lelah, dilakukan pada cuaca buruk atau hujan. Contoh: main kartu,
tebak-tebakan, teka-teki.

CIRI-CIRI BERMAIN
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda

2. Selalu ada timbal balik, sifat interaksi

3. Selalu dinamis, berkembang

4. Ada aturan tertentu

5. Menuntut ruangan tertentu.

KLASIFIKASI BERMAIN

a. Menurut Isi
a. Social affective play
Anak belajar memberi respon dan berhubungan dengan orang lain terhadap respon yang
diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan
anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.

b. Sense of pleasure play


Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada disekitarnya, dengan bermain dapat
merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir, mengenal rasa, bau.
c. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh keterampilan tertentu dan anak
melakukan secara berulang-ulang, misalnya mengendarai sepeda roda tiga.
d. Dramatika play (Role play)
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.

Menurut Karakteristik Sosial

A.Solitary play

Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain
disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita todler.

B.Paralel play

Permainan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang
sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya
dilakukan oleh anak todler dan pre school. Contoh : bermain balok.

a. Asosiatif play

Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktifitas yang sama tetapi belum
terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya, satu sama lain
kadang saling meminjamkan.
b. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya, permainan terorganisasi dan terencana dan ada
aturan tertentu. Saling diskusi dan memiliki tujuan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah dan adolescent.

FUNGSI BERMAIN
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Melalui permainan anak akan mampu mengungkapkan kemampuan fisiknya. Bayi dengan
penglihatan, taktil, dan rangsangan. Todler dan pra sekolah melalui gerakan tubuh, dimana
kematangan dan maturitas akan membedakan masing-masing usia.
2. Perkembangan Kognitif/intelektual
Membantu mengenal benda sekitar(warna, bentuk, kegunaan). Perkembangan ini diperoleh melalui
eksplorasi dan manipulasi benda disekitarnya baik dalam hal warna, ukuran, dan pentingnya benda
tersebut. Contoh: bermain mengisi teka-teki silang.
3. Kreatifitas
Anak mengembangkan kreatifitas, mencoba ide baru, bermain dengan semua media, puas dengan
kreatifitas baru, dan minat terhadap lingkungan tinggi. Misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari peran dalam kelompok,
belajar memberi dan menerima, belajar benar salah, dan mampu mengenal tanggungjawab.
5. Kesadaran Diri (Self awarness)
Anak belajar memahami kemampuan dirinya, kelemahan dan tingkah laku terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Diperoleh melalui interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok. Contoh: dapat menerapkan kejujuran.

7. Terapi

Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak,
misalnya: marah, takut, benci.
8. Perkembangan Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal,
misalnya: melukis, menggambar, bermain peran.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi/keterbatasan.

2. Status kesehatan, pada anak sakit maka perkembangan psikomotor dan kognitif
terganggu.
3. Jenis kelamin, dimana anak laki-laki lebih tertarik dengan mekanikal sementara anak
wanita mother role.
4. Lingkungan yang meliputi: lokasi, negara, kultur.

5. Alat permainan.

6. Intelegensia.
7. Status sosial ekonomi.

TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN


1. Tahap Eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain.

2. Tahap Permainan

Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap perminan.

3. Tahap Bermain Sungguhan

Anak sudah ikut dalam perminan.

4. Tahap Melamun

Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

KARAKTERISTIK BERMAIN SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN

1. Bayi (1 bulan)
a. Visual: permainan dapat dilihat dengan jarak dekat (20-25 Cm), gantungkan benda
yang terang dan menyolok.
b. Auditori: bicara dengan bayi, menyanyi, musik, radio, detik jam.

c. Taktil: memeluk, menggendong, memberi kehangatan.

d. Kinetik: mengayun, naik kereta dorong.

2. Bayi (2-3 bulan)

a. Visual: buat ruangan menjadi terang, gambar, cermin ditembok, bawa bayi ke
ruangan lain, letakkan bayi agar dapat memandang disekitar.
b. Auditori: bicara dengan bayi, beri mainan bunyi, ikut sertakan dalam pertemuan
keluarga.

c. Taktil: memandikan, mengganti popok, menyisir rambut dengan lembut, gosok


dengan lotion/bedak.

d. Kinetik: jalan dengan kereta, gerakan berenang, bermain air.


3. Bayi (4-6 bulan)

a. Visual: bermain cermin, anak nonton TV, beri mainan dengan warna terang.

b. Auditori: anak bicara, ulangi suara yang dibuat, panggil nama, remas kertas didekat
telinga, pegang mainan berbunyi didekat telinga.
c. Taktil: beri mainan lembut/kasar, mandi cemplung/cebur.

d. Kinetik: bantu tengkurap, sokong waktu duduk.

4. Bayi (6-9 bulan)

a. Visual: mainan berwarna, bermain depan cermin,”ciluk ….ba”, beri kertas untuk
dirobek-robek.
b. Auditori: panggil nama “Mama …Papa, dapat menyebutkan bagian tubuh, beri tahu
yang anda lakukan, ajarkan tepuk tangan dan beri perintah sederhana.
c. Taktil: meraba bahan bermacam-macam tekstur, ukuran, main air mengalir,
berenang.
d. Kinetik: letakkan mainan agak jauh lalu suruh anak untuk mengambilnya.

5. Bayi (9-12 bulan)

a. Visual: perlihatkan gambar dalam buku, ajak pergi ke berbagai tempat, bermain
bola, tunjukkan bangunan agak jauh.
b. Auditori: tunjukkan bagian tubuh dan sebutkan, kenalkan dengan suara binatang.
c. Taktil: beri makanan yang dapat dipegang, kenalkan dingin, panas dan hangat.
d. Kinetik: beri mainan yang dapat ditarik dan didorong. Mainan yang dianjurkan untuk bayi
6-12 bulan:
a. Blockies warna-warni jumlah, ukuran.

b. Buku dengan gambar menarik.

c. Balon, cangkir dan sendok.

d. Boneka bayi.

e. Mainan yang dapat didorong dan ditarik.

6. Todler (2-3 tahun)


a. Mulai berjalan, memanjat, berlari.

b. Dapat memainkan sesuatu dengan tangannya.

c. Senang melempar, mendorong, mengambil sesuatu.

d. Perhatiannya singkat.

e. Mulai mengerti memiliki “ Ini milikku ….”

f. Karakteristik bermain “Paralel Play”

g. Toddler selalu bertengkar saling memperebutkan mainan/sesuatu.

h. Senang musik/irama.

Mainan untuk toddler:


a. Mainan yang dapat ditarik dan didorong.

b. Alat masak.

c. Malam, lilin.

d. Boneka, blockies, telepon, gambar dalam buku, bola, dram yang dapat dipukul,
krayon, kertas.

7. Pra Sekolah (4-5 tahun)


a. Dapat melompat, berlari, bermain dan bersepeda.
b. Sangat energik dan imaginatif.

c. Mulai terbentuk perkembangan moral.

d. Mulai bermain dengan jenis kelamin dan bermain dengan kelompok.

e. Karakteristik bermain: assosiative play, dramatic play, skill play.

f. Laki-laki aktif bermain di luar, perempuan didalam rumah.


Mainan untuk pra sekolah:
a. Peralatan rumah tangga.

b. Sepeda roda tiga.


c. Papan tulis/kapur.

d. Lilin, boneka, kertas.

e. Drum, buku dengan kata sederhana, kapal terbang, mobil, truk.

8. Usia Sekolah (6-12 tahun)


a. Bermain dengan kelompok yang berjenis kelamin sama.

b. Dapat belajar dengan aturan kelompok.

c. Belajar independent, cooperative, bersaing, menerima orang lain.

d. Karakteristik “Cooperative Play”.

e. Laki-laki: Mechanical, perempuan : Mother Role.

Mainan untuk anak usia sekolah:

 6-8 tahun

Kartu, boneka, robot, buku, alat olah raga, alat untuk melukis, mencatat, sepeda.

 8-12 tahun

Buku, mengumpulkan perangko, uang logam, pekerjaan tangan, kartu, olah raga bersama,
sepeda, sepatu roda.

9. Remaja ( 13-18 tahun)

a. Bermain dalam kelompok seperti sepak bola, basket, bulutangkis.

b. Senang mendengarkan musik, melihat TV, mendengarkan radio.

c. Membaca majalah, buku.

ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)


1. Pengertian

APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak


disesusikan dengan usia dan tingkat perkembangannya.
2. Kegunaan

a. Pengembangan aspek fisik: merangsang pertumbuhan fisik anak.

b. Pengembangan bahasa: melatih bicara dan menggunakan kalimat yang


benar.

c. Pengembangan aspek kognitif: pengenalan suara, bentuk, ukuran, dan


warna.
d. Pengembangan aspek sosial: hubungan atau interaksi ibu-anak, keluarga,
masyarakat.

3. Syarat

a. Aman, disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak.

b. Ukuran dan berat sesuai usia.

c. Desainnya harus jelas. Memiliki ukuran, susunan, warna tertentu serta


jelas maksud dan tujuannya.
d. Berfungsi untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak
(motorik, bahasa, kognitif, sosialisasi).
e. Dapat dimainkan dengan berbagai variasi, tidak terlalu sulit dan tidak
terlalu mudah.
f. Harus tetap menarik.

g. Mudah diterima oleh semua kebudayaan.

h. Tidak mudah rusak. Jika ada bagian yang rusak mudah diperbaiki dan
diganti, pemeliharaan mudah, terbuat dari bahan yang mudah didapat,
harga terjangkau.
4. Alat Permainan Balita dan Perkembangan yang Distimuli
a. Motorik kasar: sepeda roda tiga/dua, mainan yang ditarik dan didorong.

b. Motorik halus: gunting, bola, balok, lilin.

c. Kognitif: buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna.

d. Bahasa: buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, televisi.

e. Menolong diri sendiri: gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos


kaki.
f. Tingkah laku sosial: alat permainan yang dapat dipakai bersama seperti
bola, tali, dakon.
5. Kesalahan dalam Pemilihan Alat

a. Memberikan sekaligus banyak mainan.

b. Alat permainan dianggap bagus atau perlu oleh orang tua tapi kontradiksi
bagi anak.
c. Alat terlalu mahal.

d. Terlalu lengkap dan sempurna.

e. Tidak sesuai dengan umur anak.

f. Terlalu banyak mainan dengan tipe yang sama.

g. Tidak teliti keamanannya.


DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger. 1998. Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders
Company. Philadelpia. USA
Hurlock, E. B. 1991. Perkembangan anak. jilid I. Erlangga. Jakarta
Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. IDI. Jakarta
Merenstein, et al. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta
Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta
Whaley and Wong.1991. Nursing Care infants and children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto. Canada

Anda mungkin juga menyukai