????//
B. Komponen Biologi
Tidak terdapat parameter lingkungan sosial budaya yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup
C. Komponen Sosial Budaya
Tidak terdapat parameter lingkungan sosial budaya yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup.
D. Komponen Ekonomi
Tidak terdapat parameter lingkungan hidup ekonomi yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup.
E. Komponen Kesehatan Masyarakat
1. Dampak penting dan sumber dampak penting
Komponen kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
a. Pola penyakit
Peningkatan partikel debu dan peningkatan kebisingan pada tahap mobilisasi
peralatan dan material akan memberi dampak pada kesehatan masyarakat
berupa perubahan pola penyakit yang merupakan dampak lanjutan dari
penurunan kualitas udara. Karena dampak kebisingan yang cukup besar maka
dampak pada kesehatan masyarakat juga sangat besar kemungkinannya.
2. Indikator dampak
Jumlah kecelakaan saat kerja ataupun sakit akibat kerja.
3. Tujuan rencana pemantauan lingkungan
Mengetahui apakah terjadinya penurunan kesehatan dan pencegahan terjadinya
kecelakaan akibat kerja.
4. Metode Pemantauan lingkungan hidup
Pengamatan secara langsung, apakh pekerja memakai peralatan K3 seperti
helm, masker, sepatu both dan lain-lain.
Wawancara kepada pekerja dan pemantauan secara langsung apakah pihak
pemrakarsa memberikan jaminan asuransi kesehatan bagi pekerja.
Pengamatan secara langsung apakah tersedia kotak P3K di lingkungan kerja.
Pengamatan secara langsung, apabila terjadi kecelakaan akibat kerja,
pemrakarsa segera melakukan pengobatan ke rumah sakit setempat bila
karyawan mengalami kecelakaan berat.
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi IUP PT. Rizqi Cahaya Makmur
Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara
6. Frekuensi dan periode pemantauan
Sekali setiap enam bulan selama tahap persiapan berlangsung
7. Institusi pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
PT. Rizqi Cahaya Makmur
b. Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
c. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
d. Kualitas air
Melakukan Pengukuran secara langsung terhadap kualitas air dan
dilakukan analisis di laboratorium serta dibandingkan dengan baku mutu
yang dipersyaratkan.
Pengamatan secara langsung apakah kegiatan pengupasan tanah pucuk
dilakukan secara bertahap.
Pengamatan secara langsung apakah kegiatan dilakukan dengan
menyisahkan vegetasi atau pohon- pohon dekat aliran sungai sebagai
penyangga atau filter.
Pengamatan secara langsung apakah kegiatan tidak dilakukan pada daerah
sungai radius 100-200 meter.
Pengamatan secara langsung apakah dibuat dan efektifitas sedimen pond
dan atau drainase.
2.2.3 Penambangan
A. Komponen Geofisik kimia
1. Dampak penting dan sumber dampak penting
Komponen geofisik kimia yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
a. Debu
Penggerukan/pemgupasan tanah dan pengambilan material laterit nikel pada
lokasi yang akan ditambang akan dilakukan dengan menggunakan alat berat
seperti bulldozer, escavator dan dump truck. Penggunaan alat-alat berat ini
diperkirakan akan menimbulkan dampak paada perubahan kualitas udara.
Peningkatan gas-gas di udara diakibatkan oleh kegiatan pengoperasian alat-
alat berat untuk penggalian di lahan tambang.
b. Kebisingan
Penggunaan alat-alat berat (bulldozer, excavator dan dump truck) dalam
kegiatan penambangan bijih nikel juga dapat menimbulkan dampak terhadap
peningkatan kebisingan.
c. Erosi dan sedimentasi
Penggerukan lapisan tanah hingga kedalaman ±6 m dari permukaan tanah
dalam kegiatan pertambangan bijih nikel akan dapat mengubah bentang lahan
akibat perubahan struktur tanah dan pola kontur di wilayah penambangan.
Disisi lain, terjadi pemindahan aliran air dari tempatnya semula. Dengan
demikian, dampak terhadap komponen lingkungan hidrologi yaitu
peningkatan aliran permukaan diprakirakan dapat terjadi akibat penambangan.
Dampak ini akan terjadi karena air hujan semakin sulit masuk ke dalam tanah
(proses infiltrasi kecil) sehingga cadangan air terus berkurang. Akibat
berkurangnya proses infiltrasi, maka aliran permukaan (run off) meningkat di
tapak proyek.
d. Kualitas air
Dampak negative penting diprakirakan akan timbul terhadap kualitas air pada
kegiatan pertambangan bijih nikel. Kegiatan penambangan berdampak pada
peningkatan erosi dan sedimentasi dan berlanjut pada peningkatan padatan
tersuspensi dan kekeruhan air. Padatan tersuspensi diperkirakan meningkat 5
kali lipat
2. Indikator dampak
a. Debu
Peningkatan konsentrasi debu pada udara ambient
Konsentrasi debu tidak melebihi baku mutu yang tercantum pada PP No.
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
b. Kebisingan
Peningkatan kebisingan sekitar permukiman masyarakat
Kebisingan tidak melebihi baku mutu yang tercantum pada Kep 48
MENLH Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan untuk kawasan
pemukiman.
c. Erosi
Erosi tidak melebihi nilai Erosi yang dapat ditoleransikan (Etol)
d. Sedimentasi
Nilai TSS pada sungai Larui dan Tolala tidak melebihi baku mutu kualitas air
II berdasarkan PP Nomor 82 Tahun 2001 dan Kepmen LH No. 51 Tahun 2004
tentang kualitas air laut.
e. Kualitas Air
Parameter kualitas air tidak melebihi sebagaimana diisyaratkan pada PP
Nomor 82 Tahun 2001 tentang baku mutu air kelas II dan Kepmen LH No. 51
Tahun 2004 tentang kualitas air laut.
3. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup
Mengetahui dampak negatif yang timbul akibat meningkatnya kadar debu di
udara terutama di lingkungan kerja dan pemukiman masyarakat
Mengetahui dampak negatif yang timbul akibat peningkatan kebisingan
terutama di lingkungan kerja dan pemukiman masayarakat.
Mencegah terjadinya pencemaran pada sungai dan laut.
4. Pemantauan lingkungan hidup
a. Debu
Melakukan pengukuran secara langsung terhadap kondisi debu di lokasi
kegiatan maupun pemukiman masyarakat kemudian dilakukan penilaian
berdasarkan baku mutu lingkungan yang dipersyaratkan.
Pengamatan secara langsung, apakah pekerja diwajibkan menggunakan
APD sesuai dengan SOP pertambangan.
Pengamatan secara langsung, apakah dilakukan penyiraman secara berkala
terutama pada wilayah yang memberikan dampak besar
b. Kebisingan
Melakukan pengukuran secara langsung terhadap tingkat kebisingan di
lokasi kegiatan maupun pemukiman masyarakat sekitar lokasi kegiatan.
Pengamatan secara langsung, apakah pekerja diwajibkan menggunakan
APD sesuai dengan SOP pertambangan.
Pengamatan secara langsung apakah dilakukan pemasangan peredam pada
peralatan yang menjadi sumber bunyi
Pengamatan secara langsung maupun wawancara kepada masyarakat
terhadap kegiatan yang dilakukan pemrakarsa apakah dilakukan pada jam-
jam istirahat masyarakat
Pengamatan secara langsung maupun wawancara kepada pekerja dan
masyarakat sekitar lokasi kegiatan apakah dilakukan pemeriksaan
kesehatan karyawan yang bekerja dekat dengan sumber dampak,
berkaitan dengan penyakit setiap 6 bulan yang disebabkan oleh
kebisingan.
c. Erosi dan sedimentasi
Pengamatan secara langsung terhadap efektifitas sedimen pond maupun
drainase.
Pengamatan secara langsung terhadap kegiatan pengupasan tanah pucuk,
apakah dilakukan secara bertahan dan sesegera mungkin dilakukan
penghijauan
d. Kualitas air
Pengukuran secara langsung terhadap kualitas air Sungai kemudian
dianalisis di laboratorium dan dibandingkan dengan baku mutu lingkungan
yang dipersyaratkan
Pengamatan secara langsung apakah kegiatan dilakukan sekaligus atau
secara bertahap
Pengamatan secara langsung apakah kegiatan dilakukan dengan
menyisahkan vegetasi atau pohon-pohon dekat aliran suungai sebagai
penyangga atau filter
Pengamatan secara langsung apakah kegiatan dilakukan pada daerah
sungai radius 200-500 meter
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi IUP PT. Rizqi Cahaya Makmur
Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara
6. Frekuensi dan periode pemantauan
Sekali setiap enam bulan selama tahap persiapan berlangsung
7. Institusi pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
PT. Rizqi Cahaya Makmur
b. Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
DinasKesehatanKabupatenKonawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
c. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
KementerianEnergidanSumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
DinasKesehatanKabupatenKonawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
B. Komponen Biologi
Tidak terdapat parameter lingkungan biologi yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup
C. Komponen Sosial Budaya
Tidak terdapat parameter lingkungan sosial budaya yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup.
D. Komponen Ekonomi
Tidak terdapat parameter lingkungan hidup ekonomi yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup.
E. Komponen Kesehatan Masyarakat
1. Dampak penting dan sumber dampak penting
Komponen kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) harus benar-benar diperhatikan dan dijalankan. Jika hal ini tidak
diindahkan maka akan dapat meningkatkan terjadinya kecelakaan kerja
khususnya dalam kegiatan penggalian/pertambangan bijih nikel karena
kegiatan ini akan berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
2. Indikator dampak
Jumlah dan frekuensi terjadinya kerja
3. Tujuan rencana pemantauan lingkungan
Mengurangi terjadinya kecelakaan kerja
4. Metode pemantauan lingkungan hidup
Pengamatan secara langsung apakah pekerja memakai peralatan K3 seperti
helm, masker, sepatu both dan lain-lain
Wawancara dengan pekerja, apakah diberikan jaminan asuransi kesehatan
bagi pekerja
Pengamatan secara langsung apakah tersedia kotak P3K di lingkungan kerja
Pengamatan secara langsung maupun wawancara, apakah pemrakarsa segera
melakukan pengobatan ke rumah sakit setempat bila karyawan mengalami
kecelakaan berat
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi IUP PT. Rizqi Cahaya Makmur
Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara
6. Frekuensi dan periode pemantauan
Sekali setiap enam bulan selama tahap persiapan berlangsung
7. Institusi pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
PT. Rizqi Cahaya Makmur
b. Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
c. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
BapedaldaKabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
2.2.4 Pengangkutan
A. Komponen Geofisik kimia
1. Dampak penting dan sumber dampak penting
Komponen geofisik kimia yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
a. Kualitas Udara
Pengangkutan nikel dari front penambangan menuju pelabuhan/dermaga akan
menggunakan alat-alat berat (dump truck), sehingga diperkirakan akan
menimbulkan dampak pada perubahan kualitas udara. Penggunaan alat-alat
berat menimbulkan debu dan asap kendaraan di tapak proyek dan sepanjang
jalan yang akan dilalui sampai di dermaga. Pengangkutan ini akan
menyebabkan banyak partikel tanah yang berjatuhan di jalan yang akan
dilalui.
b. Kebisingan
Peningkatan kebisingan akan terjadi ketika alat-alat berat (dump truck)
digunakan dalam kegiatan pengangkutan. Kapasitas alat angkut yang
digunakan dalam kegiatan pengangkutan bijih nikel adalah 20 ton. Konvoi
kendaraan pengangkut ini akan melalui pemukiman penduduk sepanjang jalan
yang akan dilalui
2. Indikator dampak
a. Kualitas udara
Penurunan kualitas udara ambient
Parameter kualitas udara melebihi baku mutu yang tercantum pada PP No.
41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
b. Kebisingan
Peningkatan kebisingan sekitar permukiman masyarakat
Kebisingan tidak melebihi baku mutu yang tercantum pada Kep 48
MENLH Tahun 1996 tentang baku mutu kebisingan untuk kawasan
pemukiman.
3. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup
Mengurangi/ meminimalkan dampak negative yang timbul akibat
meningkatnya parameter kualitas udara terutama di lingkungan kerja dan
pemukiman masyarakat.
Mengurangi/ meminimalkan dampak negative yang timbul akibat peningkatan
kebisingan terutama di lingkungan kerja dan pemukiman masyarakat
4. Metode Pemantauan lingkungan hidup
a. Kualitas Udara
Pengukuran secara langsung kualitas udara di lokasi kegiatan maupun
pemukiman masyarakat sekitar lokasi kegiatan, kemudian dibandingkan
dengan baku mutu yang disyaratkan
Pengamatan secara langsung apakah pekerja diwajibkan menggunakan
APD sesuai dengan SOP Pertambangan
Pengamatan secara langsung apakah dilakukan penyiraman secara berkala
terutama pada wilayah yang memberikan dampak besar
b. Kebisingan
Pengukuran secara langsung tingkat kebisingan di lingkungan kerja
maupun pemukiman masyarakat sekitar lokasi kegiatan dan dinilai
berdasarkan baku mutu yang dipersyaratkan
Pengamatan secara langsung, apakah pekerja diwajibkan menggunakan
APD sesuai dengan SOP pertambangan.
Pengamatan secara langsung apakah dilakukan pemasangan peredam pada
peralatan yang menjadi sumber bunyi
Pengamatan secara langsung maupun wawancara kepada masyarakat
terhadap kegiatan yang dilakukan pemrakarsa apakah dilakukan pada jam-
jam istirahat masyarakat
Pengamatan secara langsung maupun wawancara kepada pekerja dan
masyarakat sekitar lokasi kegiatan apakah dilakukan pemeriksaan
kesehatan karyawan yang bekerja dekat dengan sumber dampak,
berkaitan dengan penyakit setiap 6 bulan yang disebabkan oleh
kebisingan.
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi IUP PT. Rizqi Cahaya Makmur
Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara
6. Frekuensi dan periode pemantauan
Sekali setiap enam bulan selama tahap persiapan berlangsung
7. Institusi pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
PT. Rizqi Cahaya Makmur
b. Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
c. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
KementerianEnergidanSumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
DinasKesehatanKabupatenKonawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
B. Komponen Biologi
Tidak terdapat parameter lingkungan biologi yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup
C. Komponen Sosial Budaya
Tidak terdapat parameter lingkungan sosial budaya yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup.
D. Komponen Ekonomi
Tidak terdapat parameter lingkungan hidup ekonomi yang perlu dilakukan pemantauan
lingkungan hidup.
E. Komponen Kesehatan Masyarakat
1. Dampak penting dan sumber dampak penting
Komponen kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan pemantauan adalah:
a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengangkutan bijih nikel secara berkonvoi menuju pelabuhan/dermaga akan
berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan pekerja dan masyarakat
sepanjang jalan yang diprakirakan akan menimbulkan kecelakaan, sehingga
dalam pelaksanaan kegiatan pengangkutan harus mengindahkan K3 dan
menjalankan prosedur SOP.
2. Indikator dampak
Jumlah dan frekuensi terjadinya kecelakaan kerja
3. Tujuan rencana pemantauan lingkungan
Mengurangi terjadinya kecelakaan kerja
4. Metode pemantauan lingkungan hidup
Pengamatan secara langsung apakah pekerja memakai peralatan K3 seperti
helm, masker, sepatu both dan lain-lain
Wawancara dengan pekerja, apakah diberikan jaminan asuransi kesehatan
bagi pekerja
Pengamatan secara langsung apakah tersedia kotak P3K di lingkungan kerja
Pengamatan secara langsung maupun wawancara, apakah pemrakarsa segera
melakukan pengobatan ke rumah sakit setempat bila karyawan mengalami
kecelakaan berat
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Lokasi IUP PT. Rizqi Cahaya Makmur
Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara
6. Frekuensi dan periode pemantauan
Sekali setiap enam bulan selama tahap persiapan berlangsung
7. Institusi pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
PT. Rizqi Cahaya Makmur
b. Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
c. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe Utara
BapedaldaKabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
b. Kesempatan berusaha
Kesempatan berusaha bagi masyarakat sekitar pertambangan nikel akan
berkurang ketika kegiatan pertambangan niker tersebut akan berakhir
beroperasi.
c. Penurunan pendapat
Pemutusan hubungan kerja dan berkurangnya kesempatan berusaha masyarakat
sekitar kegiatan pertambangan nikel akan menyebabkan dampak lanjutan yang
di prakirakan berupa penutupan pendapatan masyarakat
2. Indikator dampak
Adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan
3. Tujuan rencana pemantauan lingkungan
Mengetahui pelaksanaan penanganan PHK karyawan sesuai peraturan yang berlaku
4. Metode Pemantauan lingkungan hidup
Pengamatan secara langsung apakah PHK dilakukan dengan sesuai prosedur
dan aturan yang berlaku dan disepakati bersama antara perusahaan dan
karyawan
Wawancara kepada pekerja, apakah diberikan pesangon dan pensiun bagi
pekerja/ karyawan sesuai dengan aturan perusahaan yang disepakati dengan
pekerja
Wawancara kepada pekerja dan masyarakat sekitar lokasi kegiatan, apakah
pemrakarsa melakukan pemberdayaan mantan pekerja dengan memberikan
modal usaha
5. Lokasi pemantauan lingkungan hidup
Desa Boenaga Kecamatan Lasolo Kabupaten Konawe Utara
6. Frekuensi dan periode pemantauan
Sekali setiap enam bulan selama tahap persiapan berlangsung
7. Institusi pemantauan lingkungan hidup
a. Pelaksana pemantauan lingkungan hidup
PT. Rizqi Cahaya Makmur
b. Pengawas pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Tenaga Kerja Dan Trasmigrasi Kabupaten Konawe Utara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
c. Pelaporan hasil pemantauan lingkungan hidup
Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia
Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Pertambangan Kabupaten Konawe Utara
Bapedalda Kabupaten Konawe Utara
Badan Lingkungan Hidup Provinsi Sulawesi Tenggara
Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Konawe Utara
Pemerintah Desa Boenaga dan Kecamatan Lasolo
E. Komponen Kesehatan Masyarakat
Tidak terdapat parameter lingkungan kesehatan masyarakat yang perlu dilakukan
pemantauan lingkungan hidup.