Approach to
Asthma in
Children
Erj-ERS, 1969
Diagnosis: Anamnesis, Pem. Fisis, Pem. Penunjang
Diagnosis Banding
Klasifikasi
&/
Geographic tongue
Batuk
Berulang
Kriteria Diagnosis Asma Anak > 5 Tahun
Gejala Karakteristik
Wheezing, batuk sesak napas, dada Biasanya lebih dari 1 gejala respiratori
tertekan, produksi sputum Gejala berfluktuasi intensitasnya dari waktu ke waktu
Gejala memberat pada malam atau dini hari
Gejala timbul bila ada pencetus
Inflamasi: infeksi, alergi Obstruksi mekanis Patologi bronkus Kelainan sistem organ lain
– Rinitis, rinosinusitis – Laringomalasia, – Bronkopulmonari displasia – Penyakit refluks gastro-
trakeomalasia esofagus (GERD)
– Chronic upper airway – Bronkiektasis
cough syndrom – Hipertrofi timus – Penyakit jantung bawaan
– Diskinesia silia primer
– Infeksi respiratori – Pembesaran KGB – Gangguan neuromuskular
– Fibrosis kistik
berulang
– Aspirasi benda asing – Batuk psikogen
– Bronkiolitis – Vascular ring, laryngeal
– Aspirasi berulang web
– Defisiensi imun – Disfungsi pita suara
– Tuberkulosis – Malformasi kongenital
saluran respiratori
Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
Kekerapan
Umur Fenotip timbulnya
gejala
Derajat
Derajat
beratnya
kendali
serangan
Penulisan Diagnosis Pasien Asma
Avoidance of trigger(s)
Avoidance of trigger(s)
Reliever
Drug(s)
Controller
Pembagian Tata Laksana
Minimum
Prevent
drug
drug’s
needs and
side effect
no attack
Papadopoulus NG, Arakawa H, Carlsen KH, Custovic A, Gern J, Lemanske R et al. International consensus on (ICON) pediatric asthma. Allergy 2012.
4.Hamasaki Y, Kohno Y, Ebisawa M, Kondo N, Nishima S, Nishimuta T et al. Japanese Guideline for Childhood Asthma 2014. Allergol Inter 2014; 63:335-56.
Reliever • To relieve asthma symptoms - attack
drug • As needed medication
• If the symptom relieve, stoped
(pereda)
LABA
Salmeterol Formoterol
Anti-leukotriene
Montelukast Zafirlukast
Suppress respiratory inflammation, important for long term
asthma management
Administration of inhaled steroid with dose equal decrease
number of asthma attacks and repair lung function in asthma
patient
Some asthma patients need inhaled steroid with dose 400 ųg/day
to control asthma and prevent attacks after exercise
Does not significantly affect body height and bone density
Growth monitoring (height percentiles and body weight) must be
conducted every year
Side effects such as oral candidiasis and hoarseness can be
prevented with mouth wash every time after inhaled steroid
is given, and the resides is thrown away.
Designed & developed as ‘controller’
Steroid as reliever – systemic administration (oral OR
injection)
ICS as reliever – a very common (mis)practice
The Global Initiative for Asthma (GINA). Global strategy for asthma management and prevention 2014. Available from: www.ginasthma.org
– The choice of inhaler device should be based on the child’s age &
capability
– The preferred device is p-MDI + spacer
– with facemask for <3y and mouth piece for >3y
GINA 2019
Tujuan Tata Laksana Asma dalam Serangan
Mengatasi penyempitan saluran respiratori secepat mungkin
Mengurangi hipoksemia
Mengembalikan fungsi paru ke keadaan normal secepatnya
Mengevaluasi dan memperbarui tata laksana jangka panjang
untuk mencegah kekambuhan
Reliever • To relieve asthma symptoms - attack
drug • As needed medication
• If the symptom relieve, stoped
(pereda)
Steroid sistemik
IGD/MRS Tidak teratur Persepsi sesak
(saat ini/baru
1 thn terakhir berobat berkurang
stop)
Problem
Alergi makanan
psikiatrik/
(gejala berat)
psikososial
**Pilihan Steroid untuk Serangan Asma
Nama Generik Sediaan Dosis
Kartu Aksi
Penghindaran
Asma/KAA
Pencetus
(Sekolah)
Peak flow meter
Serbuk Sari/
Tungau Debu
Asap Rokok Kecoa Pollen Jamur
Rumah (TDR)
Rontokan
Hirupan Rinitis,
Hewan Alergen
Tikus Sinusitis, & Inf.
(Animal Zat-zat Lain Makanan
Virus Lainnya
Danders)
Exercise-
Induced Kegemukan Lain-lain
Asthma (EIA)
Rinitis alergi & rinosinusitis
Refluks gastroesofageal
Obesitas
Infeksi Respiratori
Asma Serangan Ringan-Sedang
– Rekomendasi 1
– Diberikan inhalasi β2 agonist kerja pendek (short-acting β2 agonist/ SABA).
– Anak > 5 tahun, juga diberikan kortikosteroid sistemik atau kortikosteroid inhalasi
dosis tinggi sebagai pereda.
– Anak balita, jika menunjukkan perbaikan klinis setelah terapi dengan inhalasi SABA,
kortikosteroid tidak perlu diberikan.
– Rekomendasi 2
– Pemberian obat pereda inhalasi menggunakan pMDI+spacer sama efektifnya
dengan pemberian melalui nebuliser.
– Kortikosteroid ampul harus diberikan dengan nebuliser jet, tidak boleh dengan
nebuliser ultrasonik.
– Cara inhalasi dengan DPI tidak sebaik nebuliser atau pMDI+spacer.
Asma Serangan Berat
– Rekomendasi 3
– Diberi inhalasi kombinasi SABA & antikolinergik ditambah dengan kortikosteroid
sistemik intravena sebagai pereda.
– Jika setelah terapi tidak ada perbaikan, maka selanjutnya ditambah dengan
kortikosteroid inhalasi dosis tinggi.
Asma dg Ancaman Henti Napas
– Rekomendasi 4
– Lakukan inhalasi kombinasi SABA & antikolinergik ditambah dengan kortikosteroid
sistemik intravena & kortikosteroid inhalasi dosis tinggi yang keduanya diberikan
sebagai obat pereda.
– Rekomendasi 5
– Diberikan dengan menggunakan nebuliser.
– Rekomendasi 6
– Antikolinergik tidak digunakan sebagai terapi tunggal dalam tata laksana serangan
asma.
– Rekomendasi 7
– Obat pereda dan pengendali diberikan dalam bentuk inhalasi.
– Rekomendasi 8
– DPI diberikan pada pasien anak yang mampu menghirup obat dengan baik.
– pMDI dengan spacer dapat digunakan pada anak semua usia termasuk balita.
– Pemberian obat pengendali dengan menggunakan alat nebuliser merupakan alternatif terakhir.
– Rekomendasi 9
– Pilihan utama: kortikosteroid inhalasi dengan atau tanpa kombinasi.
– Kortikosteroid inhalasi sebagai pengendali terbagi dalam dosis rendah, dosis menengah, dan dosis
tinggi.
– Rekomendasi 10
– Pasien dg obat pengendali kombinasi budesonid & formoterol, jika terjadi serangan ringan-sedang,
dapat diberikan inhalasi kombinasi budesonid dan formoterol tersebut sebagai pereda.
– Rekomendasi 11
– Anak dg serangan asma berat/henti napas, setelah serangan teratasi berikan kortikosteroid peroral
jangka pendek & dilanjutkan dengan kortikosteroid inhalasi sebagai pengendali bila asmanya
persisten.
– Rekomendasi 12
– Pasien dg obat pengendali, jika menunjukkan perbaikan klinis/terkendali penuh slm 3 bulan, dosis
obat pengendali dapat diturunkan yang disebut turun jenjang (step-down).
– Turun jenjang (pd waktu yang tepat) yaitu tidak sedang mengalami infeksi pernapasan, tidak dalam
perjalanan atau merencanakan perjalanan.
– Rekomendasi 13
– Pasien dg obat pengendali, jika tidak menunjukkan perbaikan klinis/tidak terkendali, sebelum
menentukan pengobatan selanjutnya harus dinilai kepatuhan, teknik pemakaian alat, faktor risiko, &
adanya penyakit komorbid.
– Rekomendasi 14
– Pasien dg obat pengendali, jika tidak menunjukkan perbaikan klinis/tidak terkendali, pertimbangkan
untuk meningkatkan dosis atau pilihan terapi inhalasi naik jenjang (step-up) dengan cara:
– Sustained step-up (minimal 2-3 bulan): yaitu step up yang dilakukan jika gejala dan atau
eksaserbasi menetap dalam 2-3 bulan dengan terapi pengendali, setelah mempertimbangkan:
teknik penggunaan alat, tingkat kepatuhan, faktor risiko seperti paparan rokok, komorbid
– Short-term step-up (1-2 minggu): yaitu step up yang dilakukan pada saat terjadi infeksi virus atau
paparan allergen; yang bisa dilakukan oleh dokter atau oleh pasien yang mendokumentasikan
gejala harian dengan asthma action plan.
Penyakit asma diagnosis kekerapan & serangan dengan tata laksana menentukan
keberhasilan anak agar tumbuh kembang optimal
Rekomendasi tata laksana serangan asma anak (>5 thn) :
Ringan sedang: SABA + steroid sistemik atau SABA + high dose NCS
Berat: SABA+ip.br. + steroid iv tidak perbaikan selanjutnya + high dose NCS
Ancaman henti napas: SABA+ip.br. + steroid iv + high dose NCS
Rekomendasi tata laksana jangka panjang asma anak:
pMDI + spacer dapat digunakan pada semua usia
Orangtua diharap berperan lebih aktif mendeteksi kondisi anak dengan asma, dengan
adaptasi kebiasaan baru