Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kedokteran 2017, 6(1): 12-17

ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan


Kualitas Tidur pada Siswa SDN 7 Mataram di
Kota Mataram dan SDN 1 Gunungsari di
Kabupaten Lombok Barat
Yofani Laurintia, Agustine Mahardika, A. A. A. Niti Wedayani

Abstrak
Latar belakang: Teknologi informasi dan komunikasi di dunia berkembang semakin pesat. Salah
satu bentuk teknologi informasi dan komunikasi yang banyak beredar di masyarakat saat ini adalah
gadget. Di Indonesia, penggunaan gadget sudah menjadi tren bagi kalangan pelajar yang berusia
kurang dari 15 tahun sebesar 27,9%. Tren penggunaan gadget pada usia tersebut dikhawatirkan
menyebabkan kecanduan gadget dan berdampak buruk bagi kesehatan, salah satunya menyebabkan
kualitas tidur terganggu. Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kecanduan
gadget dengan kualitas tidur pada siswa khususnya di SDN 7 Mataram dan SDN 1 Gunungsari.
Sehingga dapat menambah pengetahuan mengenai hubungan tingkat kecanduan gadget terhadap
kualitas tidur.
Metode: Metode penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional
pada siswa kelas IV dan V dari SDN 7 Mataram dan SDN 1 Gunungsari yang pengambilan sampel
menggunakan teknik purposive sampling dan sampel diminta untuk mengisi kuesioner penilaian
tingkat kecanduan gadget (SAS-SV) dan kualitas tidur (PSQI).
Hasil: dari 104 responden, sebagian besar tingkat kecanduan gadget responden termasuk da-
lam kategori risiko rendah 78(75,0%) dan mengalami kualitas tidur baik 76(73,1%). Analisis data
menggunakan uji korelasi gamma didapatkan (p) = 0,205 dan (r) = 0,293.
Simpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecanduan gadget dengan
kualitas tidur.
Katakunci
Kecanduan gadget, Kualitas tidur, SAS-SV, PSQI
1 FakultasKedokteran Universitas Mataram
*e-mail: yofanilaurintia@gmail.com

gunaan gadget terutama dari usia anak-anak berpotensi


1. Pendahuluan besar menyebabkan kecanduan gadget yang dikarenak-
an anak-anak cenderung memiliki sistem pengontrolan
Teknologi informasi dan komunikasi di dunia berkem- diri yang lebih rendah dibandingkan orang dewasa 3 .
bang semakin pesat. Salah satu bentuk teknologi in- Beberapa penelitian telah menemukan bahwa peng-
formasi dan komunikasi yang banyak beredar di ma- gunaan media layar interaktif pada gadget memiliki
syarakat saat ini adalah gadget. Pada tahun 2014 ada dampak lebih besar pada tidur dibandingkan pengguna-
sebanyak 1,85 miliyar pengguna gadget dan pada ta- an pasif seperti menonton televisi 4 . Salah satu peneli-
hun 2017 terjadi peningkatan jumlah pengguna gadget tian yang dapat mendukung pernyataan tersebut adalah
menjadi 2,32 miliyar orang di dunia. Pada tahun 2020 penelitian yang dilakukan oleh Lee di Korea pada tahun
diprediksi bahwa jumlah pengguna gadget akan menca- 2017. Lee menemukan bahwa respondennya mengalami
pai 2,87 miliyar orang di dunia 1 . gangguan kualitas tidur dan durasi tidur akibat kecandu-
Di Indonesia, penggunaan gadget sudah menjadi an menggunakan gadget 3 . Berdasarkan permasalahan
tren pada setiap kalangan dari wilayah perkotaan dan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka penulis terta-
pedesaan. Pada tahun 2016 peningkatan penggunaan ga- rik untuk melakukan penelitian tentang hubungan ting-
dget di perkotaan sebesar 90,7% dan di pedesaan sebesar kat kecanduan gadget dengan kualitas tidur pada siswa
79,5% dengan akses internet sebesar 36,0% dari semua sekolah dasar.
kalangan. Kalangan pelajar berada pada peringkat ke-3 Gadget adalah suatu perangkat teknologi yang diran-
yang mendominasi maraknya penggunaan gadget dian- cang lebih canggih, praktis, dan memiliki fungsi spesifik.
taranya dari siswa sekolah dasar, terutama yang berusia Gadget dapat berfungsi sebagai kamera digital, pemutar
kurang dari 15 tahun sebesar 27,9% 2 . Maraknya peng- media hiburan seperti musik, game online dan sebagai-
Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan Kualitas Tidur 13

nya, atau sebagai alat komunikasi dan informasi yang bel dan menyebabkan seseorang tidak responsif secara
dapat terhubung dengan internet melalui jaringan selu- parsial 11 . Mekanisme biologis yang mengatur jadwal
ler atau wi-fi. Perangkat yang termasuk dalam kategori tidur disebut irama sirkadian atau jam biologis. Pe-
gadget adalah kamera, MP3 player, smartphone, laptop, ngaturan irama sirkadian terdapat di struktur otak yaitu
netbook, dan tablet 3 . hipotalamus. Bagian struktur otak yang berperan utama
Menurut Paudel et al bahwa faktor-faktor yang ber- dalam proses tidur adalah hipotalamus anterior 12 . Lesi
hubungan dengan perilaku menggunakan gadget pada pada bagian anterior hipotalamus sangat mengganggu
anak, yaitu 5 : irama tidur dan bangun 13 .
a. Usia Usia mempengaruhi keterampilan seseorang Pengendali irama sirkadian adalah nukleus supraki-
dalam menggunakan gadget. Dalam kehidupan asmatik hipotalamus. Nukleus suprakiasmatik hipotala-
sehari-hari banyak dijumpai anak-anak dengan mus merupakan struktur kecil yang terdiri dari 20.000
usia yang lebih besar lebih cenderung menggunak- neuron yang berfungsi dalam keadaan terang dan ge-
an gadget dibandingkan dengan anak-anak yang lap 13 . Nukleus suprakiasmatik mengatur siklus tidur-
usianya kecil. Hal ini dikarenakan anak usia yang bangun dengan memproduksi hormon melatonin yang
lebih besar sudah terampil dalam menggunakan memicu rasa ngantuk ingin tidur dengan menghambat
gadget dibandingkan dengan anak yang usianya sinyal peringatan. Nukleus suprakiasmatik sebagai kon-
kurang dari 4 tahun5. Carson dan Kuzik menya- trol irama sirkadian menerima serabut-serabut aferen
takan bahwa setiap pertambahan satu bulan dalam dari retina melalui saraf optik. Apabila kondisi terang
usia akan terjadi pertambahan durasi penggunaan atau adanya cahaya maka produksi melatonin sangat
gadget sebesar 9,3 menit dari pemakaian biasa- sedikit sehingga seseorang menjadi terjaga. Apabila
nya 6 . ]item [b.] Faktor keluarga Keluarga adalah kondisi gelap maka nukleus suprakiasmatik meneruskan
rumah pertama dalam proses pembelajaran dan impuls menuju otak untuk memproduksi lebih banyak
pembentukan karakter seorang anak. Anak yang hormon melatonin dan seseorang menjadi lelah. Selain
lebih muda akan mengamati dan meniru perilaku itu, nukleus suprakiasmatik secara aktif mempertahank-
kakaknya atau orang tuannya yang menggunak- an tidur sepanjang malam 12,14 .
an gadget. Selain itu, kontrol yang kurang dari Tidur terdiri dari dua keadaan yang berbeda yaitu
orang tua terhadap penggunaan gadget pada anak tidur tipe non rapid eye movement (NREM) dan tidur
dapat memengaruhi durasi dan frekuensi perilaku rapid eye movement (REM). Siklus tidur normal dimulai
penggunaan gadget. Kurang pengontrolan dari ke- dari tipe NREM berlanjut ke tipe REM 15 . Terdapat lima
luarga menyebabkan anak cenderung lebih lama fase dalam siklus tidur yang terbagi dari empat fase di
dan sering menggunakan gadget 5 . NREM dan satu fase di REM. Satu siklus tidur dapat
berlangsung selama 90 menit 16 .
American Academy of Pediatrics menetapkan durasi Tipe tidur NREM merupakan tipe tidur tenang, da-
menggunakan gadget bagi anak adalah kurang dari 1-2 lam atau nyenyak dan tidak ada konsolidasi mimpi da-
jam perhari 7 . Penggunaan gadget yang lama dikhawa- lam memori sehingga mimpi tidak bisa diingat dalam 24
tirkan menimbulkan berbagai morbiditas, misalnya ada- jam setelah terbangun 17 . Tipe tidur NREM mengambil
nya gangguan kondisi fisik seperti merusak penglihatan, proporsi 75-80% dari waktu tidur yang terbagi menjadi
timbul rasa nyeri di pergelangan tangan atau belakang 4 fase, yaitu:
leher, dan menyebabkan gangguan perilaku maladaptif,
judi patologis, mengganggu akademik anak di sekolah, a. Fase 1 (berlangsung sekitar 30 detik sampai 10
hilangnya interaksi sosial di kehidupan nyata, dan ber- menit)
potensi menimbulkan kecanduan gadget 8 .
Kecanduan gadget adalah perilaku keterikatan terha- Fase 1 berada saat transisi antara bangun penuh
dap gadget yang menyebabkan gangguan sosial seperti dan onset tidur. Karakteristiknya ditandai dengan
halnya menarik diri, kesulitan dalam performa aktivitas berkurangnya gelombang alfa oleh gelombang te-
sehari-hari, dan mengalami gangguan kontrol impuls ta, sehingga pada elektroensefalografi menunjukk-
terhadap diri seseorang 9 . Tanda-tanda kecanduan ga- an gelombang otak yang low-voltage dan frekuen-
dget pada anak meliputi kehilangan keinginan untuk si yang bervariasi 11,16,18 . Saat fase ini seseorang
beraktivitas, berbicara tentang teknologi secara terus mungkin mengalami otot yang tiba-tiba tersentak
menerus, cenderung sering membantah suatu perintah dan didahului oleh sensasi jatuh 19 .
jika itu menghalangi dirinya mengakses gadget, sensitif
b. Fase 2 (berlangsung selama 10-30 menit)
atau gampang tersinggung karena gadget menyebabkan
mood yang mudah berubah, egois, sulit berbagi waktu Fase 2 ditandai oleh gelombang otak low-voltage
dalam penggunaan gadget dengan orang lain, sering ber- pada elektroensefalografi dan juga terdapat ge-
bohong karena sudah tidak bisa lepas dengan gadgetnya lombang high-voltage yang disebut sleep spindles
atau dengan kata lain anak akan mencari cara apapun dan K kompleks (K kompleks hanya muncul sa-
agar tetap bisa menggunakan gadgetnya walaupun hing- at tertidur). Aktivitas otak berkurang, otot-otot
ga mengganggu waktu tidurnya 10 . berelaksasi, denyut jantung melambat atau regu-
Tidur adalah keadaan fisiologis yang muncul secara ler, pernapasan reguler, dan suhu tubuh menjadi
spontan menimbulkan kompleks perilaku yang reversi- rendah selama berlangsung fase ini 16,18 .

Jurnal Kedokteran
14 Laurintia, dkk.

c. Fase 3 dan 4 (berlangsung selama 15-30 menit) striatum ventral. Hormon dopamin berperan dalam emo-
Fase 3 merupakan transisi menuju fase 4. Pada si psikologis, perilaku termotivasi, dan mengakibatkan
fase 3 terdapat gelombang delta berfrekuensi sa- keadaan terjaga 23 .
ngat rendah. Gelombang delta mulai tampak jelas
pada fase 4. Fase 3 dan 4 disebut sebagai tidur
yang dalam atau delta sleep. Pada elektroense- 2. Metode Penelitian
falografi menunjukkan gelombang berfrekuensi Penelitian ini menggunakan metode penelitian observa-
lambat dengan amplitudo yang tinggi18. Pada sional analitik dengan desain penelitian cross sectional
anak-anak fase ini menyumbang 40% dari total untuk menganalisa hubungan antara tingkat kecanduan
waktu tidur, oleh sebab itu anak-anak memiliki gadget dengan kualitas tidur. Penelitian ini dilaksanakan
kualitas tidur lebih baik dibandingkan dewasa 16 . selama bulan Februari 2019 di SDN 7 Mataram di Kota
Rata-rata setiap 90 menit, tidur gelombang lambat Mataram dan SDN 1 Gunungsari di Kabupaten Lombok
berganti menjadi REM 20 . Tipe tidur REM atau fase ke- Barat.
5 dari siklus tidur merupakan periode tidur aktif atau Populasi penelitian ini adalah populasi terjangkau
disebut juga tidur tidak tenang dan terjadi konsolidasi yaitu siswa SDN 7 Mataram di Kota Mataram dan sis-
mimpi dalam memori. Pada fase ini kinerja otak menjadi wa SDN 1 Gunungsari di Kabupaten Lombok Barat.
sangat aktif dan metabolisme di seluruh otak mening- Sampel penelitian ini ditentukan menggunakan teknik
kat sebanyak 20%. Pada elektroensefalografi terjadi purposive sampling, yaitu sampel diambil dari subjek
desinkronisasi terlihat pola gelombang otak yang serupa yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang di-
dengan yang terjadi selama keadaan terjaga. Karakte- tetapkan oleh peneliti sampai jumlah subjek terpenuhi
ristik lainnya biasanya disertai mimpi, gerakan mata sesuai yang diperlukan. Kriteria inklusi sampel peneliti-
yang cepat hilang akibat kedutan singkat oleh kontrol an ini adalah siswa kelas IV dan V yang menggunakan
somatomotor, frekuensi denyut jantung dan pernapas- gadget dan bersedia menjadi responden penelitian. Se-
an menjadi ireguler serta pergerakan otot tubuh yang dangkan, kriteria eksklusi sampel penelitian ini adalah
aktif karena aktivitas kuat dan tidak stabil oleh sistem mengkonsumsi obat-obatan sedatif, mengkonsumsi zat
saraf otonom, dan tonus otot di seluruh tubuh lemah atau obat tertentu yang memberi efek insomnia, memi-
karena adanya hambatan yang kuat pada area pengenda- liki penyakit tertentu yang menimbulkan rasa sangat
lian motorik otot di spinal dan batang otak 17,21 . Ketika nyeri dan distres fisik yang sering kambuh saat tidur,
seseorang sangat mengantuk durasi tidur REM menjadi dan mengalami depresi, cemas, dan stres berdasarkan
sangat singkat 5-30 menit, jika seseorang tertidur nye- kuesioner Depression Anxiety Stress Scale.
nyak sepanjang malam, maka durasi tidur REM akan Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas
semakin lama 17 . Pada usia muda tidur REM berlang- dan variabel terikat yakni tingkat kecanduan gadget dan
sung 25% dari total waktu tidur. Pada lansia tidur REM kualitas tidur. Tingkat kecanduan gadget adalah tingkat
berlangsung kurang dari 25% 20 . ketergantungan seseorang dalam menggunakan gadget
Pengaruh kecanduan gadget terhadap kualitas tidur secara berulang dan berlebihan. Tingkat kecanduan
dikarenakan dua sebab. Pertama, cahaya biru atau di- gadget dalam penelitian ini diukur dengan kuesioner
sebut LED (Light Emitting Diode) pada gadget berasal Smarthphone Addiction Scale-Short Version (SAS-SV)
dari bahan phospour yang memiliki panjang gelombang berdasarkan jenis kelamin.
sebesar 450-470 nm untuk dapat menghantarkan lis- Perempuan:
trik. Rentang panjang gelombang tersebut memiliki Berisiko rendah kecanduan : total skor < 22
kemampuan untuk menghambat sekresi melanopsin di Berisiko tinggi kecanduan : total skor 22-33
sel ganglion. Melanopsin merupakan zat warna mata Kecanduan : total skor > 33
yang sensitif terhadap cahaya, berperan dalam sekresi Laki-laki:
hormon melatonin di kelenjar pineal. Kemudian, gang- Berisiko rendah kecanduan : total skor < 22
guan dari sekresi melatonin menyebabkan terganggunya Berisiko tinggi kecanduan : total skor 22-31
irama sirkadian dan peningkatan kewaspadaan. Peru- Kecanduan : total skor > 31
bahan irama sirkadian menyebabkan pola tidur tidak Kualitas tidur adalah penilaian kepuasan seseorang
teratur sehingga kualitas tidur memburuk 22 . Kedua, terhadap tidurnya. Kualitas tidur dalam penelitian ini
segala sesuatu yang dilakukan berkaitan dengan rasa diukur dengan kuesioner Pittsburg Sleep Quality Indeks
ganjaran dan rasa terhukum. Apabila perilaku yang (PSQI). Kualitas tidur baik apabila total skor PSQI ≤ 5.
dilakukan seseorang mendapat ganjaran, maka seseo- Kualitas tidur buruk apabila total skor PSQI > 5.
rang akan meneruskan tindakan tersebut, namun apabila Uji analisis hubungan antara tingkat kecanduan ga-
ternyata menyebabkan seseorang terhukum, maka sese- dget dengan kualitas tidur menggunakan uji gamma ka-
orang akan menghentikan perilaku tersebut 17 . Apabila rena kedua variabel merupakan data ordinal yang dapat
perilaku menggunakan gadget mendapat ganjaran maka disajikan dalam bentuk tabulasi silang (tabel BxK).
seseorang akan berlebihan dalam menggunakan gadget
sehingga menimbulkan kecanduan gadget. Kesenangan
pada seseorang yang kecanduan gadget memicu pening- 3. hasil Penelitian
katan produksi hormon dopamin di sistem mesolimbik

Jurnal Kedokteran
Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan Kualitas Tidur 15

3.1 Deskripsi Demografi Responden Tabel 3. Deskripsi frekuensi riwayat penggunaan gadget
Tabel 1 menunjukkan bahwa responden penelitian ini responden
didominasi oleh siswa dari SDN 7 Mataram sebanyak 63
Variabel n %
responden (60,6%). Data yang diambil dari kelas IV dan
Usia pertama kali
V menunjukkan bahwa responden kelas V berjumlah
menggunakan gadget
lebih banyak yaitu 56 orang siswa (53,8%). Respon-
< 9 Tahun 42 40,4
den penelitian ini terdiri dari mayoritas siswa laki-laki
9-12 Tahun 62 59,6
sebanyak 56 orang (53,8%) daripada siswa perempuan.
Durasi penggunaan
Tabel 1. Deskripsi frekuensi identitas responden berdasarkan gadget dalam 24 jam
asal sekolah, kelas, dan jenis kelamin Variabel (≤ 2 jam) 74 71,2
Tinggi (> 2 jam) 30 28,8
Variabel n % Total 104 100
Asal Sekolah
SDN 7 Mataram 63 60,6
SDN 1 Gunungsari 41 39,4 3.2 Deskripsi Tingkat Kecanduan Gadget dan
Kelas Kualitas Tidur Responden
IV 48 46,2 Tabel 4 menunjukkan bahwa kelompok siswa yang meng-
V 56 53,8 alami risiko rendah kecanduan gadget memiliki persen-
Jenis Kelamin tase tertinggi sebesar 75%. Sedangkan kelompok siswa
Laki-laki 56 53,8 yang mengalami kecanduan gadget memiliki persentase
Perempuan 48 46,2 terendah sebesar 3,8%. Kelompok siswa yang mengala-
Total 104 100 mi kualitas tidur baik memiliki persentase tinggi sebesar
73,1%. Sedangkan kelompok siswa yang mengalami
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden penelitian kualitas tidur buruk memiliki persentase rendah sebesar
ini memiliki rentang usia antara 9 sampai 12 tahun de- 26,9%.
ngan usia terbanyak adalah usia 11 tahun. Tabel 4. Deskripsi frekuensi tingkat kecanduan gadget
responden berdasarkan kuesioner SAS-SV dan kualitas tidur
Tabel 2. Deskripsi identitas responden berdasarkan usia
responden berdasarkan kuesioner PSQI
Variabel Median (Minimum - Variabel n %
Maksimum)* n=104
Tingkat kecanduan
Usia (tahun) 11 (9-12) gadget berdasarkan
Risiko rendah 78 75,0
*Bila usia (data numerik) tidak terdistribusi normal ma- Risiko tinggi 22 21,2
ka deskripsi data dalam bentuk median (minimum - mak- Kecanduan 4 3,8
simum). Median sebagai ukuran pemusatan dan mini- Total 104 100
mum - maksimum sebagai ukuran penyebaran. Kualitas tidur
Baik 76 73,1
Tabel 3 menunjukkan bahwa lebih banyak respon- Buruk 28 26,9
den mulai menggunakan gadget sejak usia mereka saat Total 104 100
ini yakni pada kelompok usia 9-12 tahun sebanyak 62
orang (59,6%) dengan persentase terbesar durasi peng-
gunaan gadget selama sehari yakni 71,2% responden 3.3 Analisis Statistik Korelasi Tingkat Kecan-
menggunakan gadget dalam kategori durasi normal atau duan Gadget dengan Kualitas Tidur
kurang dari dua jam sehari. Sehingga dapat dikatakan
bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini
sudah mampu mengontrol durasi penggunaan gadgetnya
selama sehari dengan baik

Jurnal Kedokteran
16 Laurintia, dkk.

Tabel 5. Hasil analisis korelasi Gamma


Kualitas Tidur
Tingkat kecanduan Koefisien Nilai P
gadget korelasi
(r)

Baik Buruk
Risiko rendah 60 (57,7) 18 (17,3) 0,293 0,205
Risiko Tinggi 12 (11,5) 10 (9,6)
Kecanduan 4 (3,8) 0 (0,0)
Total 76 (73,1) 28 (26,9)
Uji korelasi Gamma

3. Orang tua yang menderita kurang tidur menun-


4. Pembahasan Penelitian jukkan perhatian lebih terhadap masalah tidur me-
Hasil uji korelasi gamma menggunakan perangkat lu- reka sendiri dan anak-anak mereka sehingga cen-
nak pengolah data statistik diperoleh nilai signifikansi derung untuk memantau dan mengontrol waktu
(p) = 0,205 yang menunjukkan p > 0,05 berarti secara tidur. Orang tua dengan kecenderungan ini da-
statistik hipotesis nol (H0) diterima yakni tidak terdapat pat berbagi gen dengan anak mereka sehingga
korelasi yang bermakna antara tingkat kecanduan ga- kualitas tidur orang tua dapat menurun kepada
dget dengan kualitas tidur. Nilai korelasi yang didapat anaknya.
sebesar 0,293 menunjukkan arah korelasi positif dengan Keterbatasan penelitian ini adalah adanya kebiasaan
kekuatan korelasi yang lemah (r = 0,2 - <0,4). Arah siswa yang suka menyontek jawaban kuesioner teman
korelasi bertanda positif pada penelitian ini diartikan sebelahnya walaupun sudah diingatkan oleh peneliti.
bahwa semakin tinggi skor SAS-SV pada pengukuran Sehingga hal ini berisiko dapat menyebabkan ketidakse-
tingkat kecanduan gadget maka semakin tinggi skor suaian hasil kedua variabel penelitian pada responden
PSQI pada pengukuran kualitas tidur atau sebaliknya ini. Sehingga saran bagi peneliti selanjutnya sebaiknya
semakin rendah skor SAS-SV maka semakin rendah skor selama pengambilan data dibantu oleh banyak teman se-
PSQI. Artinya, semakin tinggi tingkat kecanduan gadget bagai pengawas untuk menghindari kebiasaan menyon-
maka semakin buruk kualitas tidur atau semakin rendah tek responden penelitian dan sebaiknya menggunakan
tingkat kecanduan gadget maka semakin baik kualitas kuesioner berupa skala likert termodifikasi sesuai usia
tidur. Kekuatan korelasi yang lemah pada penelitian ini siswa sekolah dasar. Modifikasi dapat berupa gambar
terjadi karena adanya ketidaksesuaian hasil kuesioner agar lebih mudah dimengerti dan menarik minat siswa
kualitas tidur yang ditemukan pada responden kecandu- sekolah dasar untuk mengisi kuesioner, atau peneliti
an gadget. Ketidaksesuaian ini bisa diakibatkan oleh selanjutnya sebaiknya menggunakan responden pada
kecenderungan siswa memilih jawaban yang dirasa baik. usia yang lebih besar karena diharapkan dapat mem-
Ketidakbermaknaan hubungan antara variabel pa- berikan gambaran lebih jelas terkait hubungan tingkat
da penelitian ini dikarenakan responden memperoleh kecanduan gadget terhadap kualitas tidur.
kategori yang sama-sama baik dalam kedua variabel
penelitian. Data tingkat kecanduan gadget responden
cenderung berada pada tingkat risiko rendah dan ku-
alitas tidur responden cenderung baik. Tingkat risiko 5. Simpulan
rendah kecanduan gadget pada responden dikarenakan Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini ada-
sebagian besar responden penelitian ini sudah mampu lah:
mengontrol durasi penggunaan gadgetnya selama se-
hari dengan baik. Kualitas tidur baik pada responden 1. Tingkat kecanduan gadget berdasarkan skor kuesi-
dikarenakan adanya pengawasan orang tua yang meng- oner SAS-SV pada siswa di SDN 7 Mataram dan
haruskan anaknya tidur dan menghentikan penggunaan SDN 1 Gunungsari didapatkan bervariasi seba-
gadget pada waktu sebelum tidur. Hal ini dijelaskan gian besar masih dalam kategori berisiko rendah
oleh Urfer-Maurer et al dalam penelitian mereka menge- (75,0%), berisiko tinggi (21,2%), dan kecanduan
nai faktor-faktor yang dapat memengaruhi kualitas tidur gadget (3,8%).
anak, salah satunya adalah adanya hubungan antara tidur
orang tua dengan tidur anak, sebagai berikut 24 : 2. Siswa di SDN 7 Mataram dan SDN 1 Gunungsari
yang berisiko rendah, berisiko tinggi, dan kecan-
1. Anak-anak dapat belajar kebiasaan tidur dari orang duan gadget dominan mengalami kualitas tidur
tua mereka. baik berdasarkan skor global PSQI yakni sebesar
73,1%.
2. Fungsi keluarga yang buruk misalnya orang tua
bertengkar sebelum tidur menyebabkan seluruh 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ter-
anggota keluarga tidak bisa tidur nyenyak. dapat hubungan antara tingkat kecanduan gadget

Jurnal Kedokteran
Hubungan tingkat Kecanduan Gadget dengan Kualitas Tidur 17

dengan kualitas tidur pada siswa SDN 7 Mataram 10. Wardhani RDK. PENGARUH GADGET TER-
di Kota Mataram dan siswa SDN 1 Gunungsari di HADAP PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS BAGI
Lombok Barat. ANAK USIA DINI. Jurnal Penelitian dan Pengem-
bangan Pendidikan Anak Usia Dini. 2016;3(2):135–
142.
Daftar Pustaka 11. Marcdante K, Kliegman RM. Nelson Essentials of
1. Statista. Number of smartphone Pediatrics E-Book: With STUDENT CONSULT
users worldwide from 2014 to 2020. Online Access. Elsevier Health Sciences; 2014.
2017;Available from: https://www.
12. Zielinski MR, McKenna JT, McCarley RW. Fun-
statista.com/statistics/330695/
ctions and mechanisms of sleep. AIMS neuroscien-
number-of-smartphone-users-worldwide/.
ce. 2016;3(1):67.
2. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik 13. Snell RS. Neuroanatomi klinik. 7th ed. Jakarta:
Indonesia. infografis indikator TIK 2016 rumah EGC; 2011.
tangga dan Individu. Jakarta, Pusat Penelitian dan
Pengembangan SDPPPI, Badan Penelitian dan Pe- 14. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem.
ngembangan Sumber Daya Manusia, Kementerian 8th ed. Jakarta: EGC; 2014.
Komunikasi dan Informatika; 2016. 15. Eugene AR, Masiak J. The neuroprotective aspects
of sleep. MEDtube science. 2015;3(1):35.
3. Lee JE, Jang SI, Ju YJ, Kim W, Lee HJ, Park EC.
Relationship between mobile phone addiction and 16. Lilienfeld S, Lynn SJ, Namy L, Woolf N, Jamieson
the incidence of poor and short sleep among Korean G, Marks A, et al. Psychology: From inquiry to
adolescents: a longitudinal study of the Korean understanding. vol. 2. Pearson Higher Education
children & youth panel survey. Journal of Korean AU; 2014.
medical science. 2017;32(7):1166–1172.
17. Hall JE, et al. Guyton and Hall textbook of medical
physiology. Philadelphia, PA: Saunders Elsevier.
4. Haque AE, Haque M, Kibria G, Fadzil AAB, Hi-
2011;107:1146.
sham MABM, Mahamarowi NHB, et al. Usage of
Mobile Applications at Night and its Association 18. Darmojo B, Martono H. Buku ajar boedhi-darmojo
with Sleep Pattern and Academic Performance of geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut). Jakarta: Badan
the Medical Students of UniKL-RCMP, Ipoh, Mala- Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
ysia. 2009;. 2015;.

5. Paudel S, Jancey J, Subedi N, Leavy J. Cor- 19. Ohayon M, Wickwire EM, Hirshkowitz M, Albert
relates of mobile screen media use among chi- SM, Avidan A, Daly FJ, et al. National Sleep Foun-
ldren aged 0–8: a systematic review. BMJ open. dation’s sleep quality recommendations: first report.
2017;7(10):e014585. Sleep Health. 2017;3(1):6–19.
20. Costanzo LS. Physiology Linda S. Costanzo. 6th
6. Carson V, Kuzik N. Demographic correlates
ed. Philadelphia: Elsevier. 2018;.
of screen time and objectively measured seden-
tary time and physical activity among toddlers: 21. Amici R, Bastianini S, Berteotti C, Cerri M, Del Ve-
a cross-sectional study. BMC Public Health. cchio F, Lo Martire V, et al. Sleep and bodily fun-
2017;17(1):187. ctions: the physiological interplay between body
homeostasis and sleep homeostasis. Arch Ital Biol.
7. Mak Y, Wu C, Hui D, Lam S, Tse H, Yu W, et al. 2014;152(2-3):66–78.
Association between screen viewing duration and
sleep duration, sleep quality, and excessive daytime 22. Tosini G, Ferguson I, Tsubota K. Effects of blue
sleepiness among adolescents in Hong Kong. In- light on the circadian system and eye physiology.
ternational journal of environmental research and Molecular vision. 2016;22:61.
public health. 2014;11(11):11201–11219. 23. Taber KH, Black DN, Porrino LJ, Hurley RA. Neu-
roanatomy of dopamine: reward and addiction. The
8. Mehrnaz M, Farahnaz M, Gholamreza K, Mohseni Journal of neuropsychiatry and clinical neuroscien-
KH, Homayoon SS, Majid N. Smartphone Addi- ces. 2012;24(1):1–4.
ction, Sleep Quality and Mechanism. International
Journal of Cognition and Behaviour. 2018;1(1). 24. Urfer-Maurer N, Weidmann R, Brand S, Holsboer-
Trachsler E, Grob A, Weber P, et al. The association
9. Kwon M, Kim DJ, Cho H, Yang S. The smar- of mothers’ and fathers’ insomnia symptoms wi-
tphone addiction scale: development and valida- th school-aged children’s sleep assessed by parent
tion of a short version for adolescents. PloS one. report and in-home sleep-electroencephalography.
2013;8(12):e83558. Sleep medicine. 2017;38:64–70.

Jurnal Kedokteran

Anda mungkin juga menyukai