Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN HYPNOPARENTING TERHADAP

PERMASALAHAN ANAK USIA DINI DENGAN


KECANDUAN GADGET

Oleh :

Wahyu Lestari Risyaningrum

E118011

DIII KEBIDANAN

STIKES BINA USADA BALI

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris,


yang artinya perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus.
Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut sebagai “acang”. Salah satu hal
yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah
unsur “kebaruan”. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan
menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih
praktis. Gadget adalah piranti yang berkaitan dengan perkembangan
teknologi masa kini, yang termasuk gadget misalnya
tablet, smartphone, notebook, dan sebagainya. Gadget yang difasilitasi
dengan berbagai macam fitur dan aplikasi yang menarik sehingga
membuat anak suka dengan permainan di dalam aplikasi tersebut. Bahkan
tidak heran bila anak kecil saat ini pandai sekali menggunakan gadget
tersebut dengan begitu ahlinya, setiap hari bermain gadget. Sebagian besar
orang tua menganggap hal ini wajar, bahkan menganjurkannya untuk
anaknya agar tidak susah untuk dirawat. Orang tua lebih suka anaknya
diam dan asyik bermain gadget daripada nanti anaknya rewel.
Namun penggunaan gadget secara continue akan berdampak buruk
bagi pola perilaku anak dalam kesehariannya, anak-anak yang cenderung
terus menerus menggunakan gadget akan sangat tergantung dan menjadi
kegiatan yang harus dan rutin dilakukan oleh anak dalam aktivitas sehari-
hari, tidak dipungkiri saat ini anak lebih sering bermain gadget dari pada
belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, Hal ini
mengkhawatirkan, sebab pada masa anak-anak mereka masih tidak stabil,
memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi, dan berpengaruh pada
meningkatnya sifat konsumtif pada anak-anak untuk itu penggunaan
gadget pada anak-anak perlu mendapatkan perhatian khusus bagi orang

2
tua. Beberapa kasus mengenai dampak negatif dari smartphone ini sering
sekali menimpa anak-anak. Mulai dari kecanduan internet, game, dan juga
konten-konten yang berisi pornografi.
Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian Informasi dan
Unicef tahun 2014 menggambarkan bahwa Negara Indonesia masuk ke
dalam peringkat 5 besar negara pengguna gadget, khususnya smartphone.
Data menunjukkan bahwa pengguna aktif smartphone sekitar 47 juta, atau
sekitar 14% dari seluruh pengguna handphone. Persentase pengguna
gadget yang termasuk kategori usia anak-anak dan remaja di Indonesia
cukup tinggi, yaitu 79,5%. Hasil survei tersebut juga menyebutkan bahwa
sebagian besar anak menggunakan gadget untuk mencari informasi,
hiburan, serta menjalin relasi sosial (liputan 6, 2016). Menurut situs New
York Times, sejak tahun 2013 sebanyak 72% anak usia 8 tahun ke bawah
telah menggunakan perangkat mobile, seperti smartphone, tablet, dan
iPod. Mayoritas anak usia 2 tahun lebih suka menggunakan tablet atau
ponsel pintar dalam kehidupan sehari-hari. Dibandingkan tahun 2011,
angka tersebut masih berada di 38%. Data menunjukkan bahwa 70% orang
tua mengaku bahwa ketika sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga,
orang tua mengizinkan anak-anaknya yang berusia 6 bulan sampai 4 tahun
bermain perangkat mobile. Selain itu, 65% orang tua melakukan hal yang
sama dengan tujuan untuk menenangkan anak saat berada di tempat
umum. Lalu, 25% orang tua mengaku meninggalkan anak sendiri dengan
gadget saat menjelang tidur (CNN Indonesia, 2015).
Oleh karena itu peran orang tua terhadap anak-anaknya harus
selalu dilakukan. Jangan sampai orangtua mengandalkan gadget untuk
menemani anak, dan orangtua membiarkan anak lebih mementingkan
gadget supaya tidak merepotkan orangtua. Dengan cara mengontrol setiap
konten yang ada di gadget anak-anaknya. Orangtua harus bisa mengajak
diskusi dalam arti adanya tanya-jawab mengenai isi dari semua gadget
yang dimiliki anak-anaknya. Ini artinya waktu bermain adalah waktu yang
bermanfaat. Anak bisa belajar lewat waktu bermain. Selama waktu itu

3
anak bisa meniru tingkah laku orang dewasa, mengembangkan daya
imajinasi dan kreatifitasnya.
Untuk mengatasi permasalahan pada anak tersebut, orang tua bisa
menerapkan Hypnoparenting sebagai pola asuh pada anak yang
mengalami kecanduan gadget. Hypnoparenting adalah sebuah seni
mendidik anak dengan menggunakan komunikasi verbal dan non verbal,
sehingga apa yang disampaikan orang tua kepada anaknya tersimpan rapi
dalam pikiran bawah sadarnya.
Ditinjau dari latar belakang di atas, penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Penerapan Hypnoparenting Terhadap
Permasalahan Anak Usia Dini dengan Kecanduan Gadget”

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah
Penerapan Hypnoparenting Terhadap Permasalahan Anak Usia Dini
dengan Kecanduan Gadget?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan hypnoparenting pada anak usia dini terhadap
permasalahan anak usia dini dengan kecanduan gadget secara
komplementer.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menegakkan analisa kebidanan secara komplementer
melalui penerapan hypnoparenting pada anak usia dini dengan
kecanduan gadget.
b. Mampu melaksanakan penatalaksanaan dan evaluasi secara
komplementer melalui penerapan hypnoparenting pada anak usia
dini dengan kecanduan gadget.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi Pelayanan Kebidanan

4
Dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
khususnya dalam memberikan asuhan kebidanan secara optimal
pada anak usia dini dengan kecanduan gadget.
b. Bagi Tempat Penelitian
Dapat dijadikan sumber referensi dan masukan bagi program kerja
bidan atau tenaga kesehatan untuk meningkatkan konseling yang
berkaitan dengan permasalah anak mengenai kecanduan gadget.
c. Bagi Peneliti
Studi Kasus ini dapat menambah wawasan penulis tentang cara
pengumpulan data baik subjektif maupun objektif, menambah
wawasan tentang penerapan hypnoparenting pada permasalahan
anak usia dini dengan kecanduan gadget.
d. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi masyarakat
sehingga masyarakat lebih mengenal serta dapat mengantisipasi
masalah-masalah yang terjadi pada anak usia dini khususnya
masalah kecanduan terhadap gadget.
2. Manfaat Teoritis
a. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan
Studi kasus ini dapat dijadikan sebagai tambahan referensi
perpustakaan dan dapat digunakan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan khususnya pada kasus permasalahan anak dengan
kecanduan gagdget.
b. Bagi Perkembangan Ilmu kebidanan
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan
wawasan khususnya mengenai gambaran asuhan pada anak balita
serta dapat memperoleh informasi untuk mengembangkan teori
dalam penanganan kecanduan pada gadget.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi serta
masukan bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian

5
yang lebih lanjut untuk mengembangkan penelitian yang akan
dilakukan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

Hypnosis

a. Pengertian Hypnosis

6
Hypnosis berasal dari hypnos yang merupakan nama dewa tidur
orang Yunani. Hipnosis juga disebut sebagai seni atau ilmu komunikasi
dengan alam bawah sadar yang dapat mempengaruhi orang dan dapat
memprogram orang. Menurut Human Service Division US Department of
Education, hipnosis adalah metode untuk menembus faktor kritis pikiran
sadar dan diikuti dengan diterimanya pemikiran atau sugesti tertentu.
Hypnosis sudah mulai berkembang dan memperkenalkan ilmu hypnostetri
kepada para bidan dan dokter dengan berbagai aplikasi hypnosis (Obee,
2016).
Menurut Sutiyono (2014) dalam Larasati (2019), dikatakan bahwa
hypnosis adalah suatu ilmu pengetahuan dan teknik berkomunikasi
menggunakan sistem kerja otak. Proses hipnosis dilakukan dengan cara
melakukan komunikasi dengan otak untuk mengembangkan dendrit dalam
sistem kerja otak. Waktu yang paling tepat dalam memberikan atau
memasukkan sugesti positif dalam proses hypnosis adalah saat 28
menjelang tidur (30 menit sebelum tidur) , sesaat setelah bangun tidur,
pada waktu emosi meningkat, dan ketika seseorang berada dalam kondisi
terkejut karena pada saat-saat tersebut gelombang otak seseorang berada
dalam kondisi alpha (fokus terhadap suatu objek). Hypnosis bermanfaat
untuk membuat subjek berada dalam kondisi yang rileks, nyaman, dan
tenang.
b. Gelombak Otak Manusia
Menurut Majid (2012) dalam Larasati (2019), dikatakan bahwa
jaringan otak manusia yang masih hidup menghasilkan gelombang listrik.
Gelombang listrik ini yang sering disebut dengan Brainwave atau
gelombang otak. Ada empat jenis gelombang otak yang diproduksi oleh
otak manusia yang hidup yaitu beta, alpha, theta serta delta. Setiap
manusia, sewaktu dapat berada dalam setiap gelombang otak tersebut
dalam kondisi bersamaan, akan tetapi selalu ada jenis gelombang otak
yang paling dominan, yang menandakan aktivitas otak saat itu.
Gelombang otak menandakan aktivitas pikiran seseorang. Gelombang otak
diukur dengan alat yang dinamakan Electro Encephalograph (EEG). EEG

7
ditemukan pada tahun 1929 oleh psikiater jerman Hans Berger. Sampai
saat ini, EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti yang ingin
mengetahui aktivitas pikiran seseorang.
Berikut penjelasan tentang keempat gelombang otak manusia
tersebut :
1) Beta (12-25 Hz)
Dominan pada saat tubuh dalam kondisi terjaga atau menjalani
aktivitas sehari-hari yang menuntut logika atau analisa tinggi, misalnya
mengerjakan soal matematika, berdebat, olahraga dan memikirkan hal-
hal yang rumit. Gelombang beta memungkinkan seseorang
memikirkan sampai 9 objek secara bersama.
2) Alpha (8-12 Hz) Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks dan tetap
waspada. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa, dan
ketika kita fokus pada satu objek. Gelombang alpha berfungsi sebagai
penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alpha juga menandakan
bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi hypnosis
ringan.
3) Theta (4-8 Hz) Dominan pada saat kita dalam kondisi hypnosis,
meditasi dalam, hampir tidur atau tidur disertai mimpi. Frekuensi ini
menandakan aktivitas pikiran bawah sadar.
4) Delta (0,1- 4 Hz) Pada gelombang delta pintu gerbang pikirang bawah
sadar telah tertutup dan tidak dapat lagi menerima saran, sugesti
apapun, dan dominan pada saat tidur lelap tanpa disertai mimpi. Pada
kondisi inilah kita sama sekali tidak sadar, tubuh kita tidak bergerak,
dan otak kita beristrahat total.
c. Tahapan Hypnosis
Menurut The Indonesian Board Of Hypnoteraphy (2015), tahap-tahap dari
hypnosis yaitu :
1) Pre Induction (Pre Induksi)
Tahap pre induction adalah sebuah situasi dimana dua orang
sedang melakukan percakapan pada awal perkenalan. Pre induksi
merupakan suatu proses untuk mempersiapkan suatu situasi dan

8
kondisi yang kondusif antara hipnoterapis dengan klien. Dalam tahap
pre induksi ini seorang hipnoterapis harus mampu membangun
hubungan dengan klien melalui percakapan ringan, saling berkenalan,
serta hal-hal yang lain bersifat mendekatkan hipnoterapis secara
mental terhadap klien.
2) Hypnotic Contract
Sebelum melakukan induksi, seorang hipnoterapis harus
melakukan tahap hypnotic contract. Tujuan tahap ini yaitu untuk
mempersiapkan klien untuk bersedia menerima dan setuju untuk
dilakukan hipnosis kepadanya.
3) Induction (Induksi)
Induksi merupakan tahap yang digunakan untuk membawa klien
dari kondisi sadar state ke hipnosis state, atau dengan kata lain induksi
akan membuat conscious dari klien “sangat rileks” atau bahkan
tertidur. Terdapat ratusan jenis induksi yang diperuntungkan untuk
klien dengan tipe sugesti yang berbeda.
Sebagai pemahaman awal, secara garis besar teknik induksi dibagi atas
dua kelompok yaitu :
a) Induksi klien dengan sugesti rendah
b) Induksi klien dengan sugesti tinggi
Dalam tahap induksi, seorang hipnoterapis harus mahir dalam
menyusun variasi kalimat pacing-leading. Dalam sesi hipnoterapi,
target seorang hipnoterapis adalah membawa klien ke kondisi yang
rileks dan sugesti positif, tidak selalu harus “tertidur” atau “deep
trance”. Kondisi deep trance hanya diperlukan untuk teknik terapeutik
tertentu.
4) Deepening
Konsep dasar dari deepening adalah kemampuan membimbing
klien untuk berimajinasi melakukan sesuatu kegiatan atau berada di
suatu tempat berkesan yang dirasakan oleh klien. Rasa mengalami
secara dalam ini akan membimbing klien memasuki trace level lebih
dalam.

9
Deepening dapat dilakukan dengan cara-cara seperti berikut ini,
yaitu :
a) Membayangkan alam atau tempat favorit seperti : gunung, pantai,
taman bunga, rumah, dan kamar.
b) Hitungan mundur
c) Membayangkan menuruni tangga atau lift.
5) Depth Level Test
Suatu teknik yang digunakan untuk memeriksa kedalaman dari
kondisi relaks yang dirasakan subyek dan dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain : a) Dengan melakukan konfirmasi secara
langsung kepada klien misalnya dengan teknik Ideo Motor Response
yaitu subyek memberikan jawaban yang jujur yaitu sesuai dengan
jawaban pikiran bawah sadar melalui respon gerak fisik. b) Dengan
cara mengamati tanda-tanda di fisik subyek. c) Dengan
membandingkan tanda-tanda kedalaman dengan skala kedalaman
trance (Depth Trance Scale). 6) Suggestion Therapy Suggestion
Therapy merupakan suatu metode paling sederhana dan hanya dapat
diterapkan ke kasus-kasus sederhana antara lain : kasus-kasus yang
jelas penyebabnya, serta berbagai teknik untuk meningkatkan motivasi
dan empowerment (pemberdayaan). Pada prinsipnya suggestion
therapy adalah sebuah script dari sebuah cerita atau saran yang
disampaikan kepada klien, berkaitan dengan permasalahan klien.
Untuk menyusun script suggestion therapy dibutuhkan pengetahuan-
pengetahuan praktis mengenai psikologis manusia. Suggestion therapy
biasanya dilakukan sekitar 15-20 menit, pada saat pelaksanaan
suggestion therapy tetap dapat dilakukan proses deepening berulang
kali untuk pendalaman 33 relaksasi klien. Untuk kasus-kasus
kompleks, tidak disarankan menggunakan suggestion therapy secara
langsung, melainkan menggunakan Hypnoterapeutic technique
(Hypnoterapi Advanced) untuk menggali permasalahan secara jelas
dan lebih dalam. Untuk hal-hal utama dalam Suggestion Therapy,
sebaiknya menggunakan aturan umum dalam sugesti yaitu : a) Positive

10
(sebutkan apa yang diinginkan, bukan yang dihindari). b) Repetition
(penggulangan) c) Present test (hindari kata akan, jangan, bukan,tidak)
d) Bersifat pribadi (private) e) Tambahkan sentuhan emosional dan
imajinasi f) Progressive (bertahap), jika diperlukan. 7)
Hypnotherapeutic Technique Hypnotherapeutic adalah suatu teknik
hipnoterapi yang sesuai dengan permasalahan dan kondisi klien.
Seluruh teknik Hypnotherapeutic ini digunakan untuk mencari akar
permasalahan dari klien. Setelah mengetahui permasalahan dari klien,
klien diberikan sugesti positif sehinggga menghasilkan perilaku baru.
8) Termination (Terminasi) Termination adalah tahapan untuk
mengakhiri proses hypnosis. Konsep dasar terminasi adalah
memberikan sugesti atau perintah agar seorang klien tidak mengalami
kejutan psikologis ketika terhubung dari “tidur hipnosis”. Standar dari
proses 34 terminasi adalah membangun sugesti positif yang akan
membuat tubuh seorang klien lebih segar dan rileks, kemudian diikuti
dengan proses hitungan beberapa detik untuk membawa klien ke
kondisi normal kembali. Contohnya : “ Sekarang kita mengakiri sesi
hypnotherapy ini…. sekarang saya menghitung dari angka 1 sampai
dengan 5, dan pada hitungan ke-5 nanti, silahkan anda bangun dalam
keadaan sehat dan segar.. satu…rasakan nafas alami anda…
dua….rasakan anda berada diruangan ini bersama saya…tiga… suara-
suara lain selain suara musik dan suara saya mulai terdengar dengan
jelas ditelinga anda….empat… anda merasakan tubuh anda sehat dan
segar..lima.. anda terbangun dalam kondisi yang sangat sehat dan segar
serta semua sugesti positif menjadi kenyataan dalam hidup anda”. 9)
Post Hypnotic Post hypnotic adalah suatu keadaan dimana proses
hypnosis telah selesai dan apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. d.
Syarat Utama dalam Hypnosis Menurut Larasati (2019), ada beberapa
syarat utama dalam melakukan proses hypnosis, antara lain : 1)
Bersedia atau tidak menolak Hypnosis terkait dengan tiga filter pikiran
bawah sadar, oleh karena itu jika seorang subjek tidak nyaman atau
menolak, secara otomatis filter bawah sadarnya akan tertutup. 35 2)

11
Mampu berkomunikasi Hypnosis adalah penanaman pengertian yang
dibentuk dengan cara komunikasi verbal dan non verbal. Jika
seseorang memiliki gangguan (misal: gangguan pendengaran), maka
sulit untuk menerima hypnosis. Demikian jika kata-kata dari terapis
tidak dipahami subjek, maka subjek akan sulit untuk memasuki kondisi
hypnosis. 3) Mampu untuk fokus Salah satu faktor penting yang dapat
mempermudah permukaan filter pikiran bawah sadar adalah fokus,
oleh karena itu bagi subjek yang memiliki kesulitan serius dalam
fokus, sulit dipandu untuk memasuki kondisi hypnosis. b. Jenis
Hypnosis Menurut Manfaatnya Menurut Majid (2012) dalam Abrianthi
(2016), dikatakan banyak sekali manfaat hypnosis. Karena terlalu
banyak dan sangat bervariasi, tidak seorang pun yang bisa secara pasti
menyebut apa saja manfaat yang bisa diperoleh dari hypnosis.
Hipnosis bisa berperan hampir disemua jenis bidang kehidupan yang
melibatkan pikiran manusia. Jenis-jenis hypnosis dibawah ini
dibedakan berdasarkan bidang aplikasinya yang paling popular dalam
dunia Hypnosis. 1) Hipnoteraphy atau Clinical Hypnosis
Hypnotherapy atau clinical hypnosis adalah aplikasi hypnosis dalam
menyembuhkan gangguan mental dan meringankan 36 gangguan fisik.
Hipnosis telah terbukti secara medis bisa mengatasi berbagai gangguan
psikologi maupun fisik. 2) Medical dan Dental Hypnosis Medical dan
dental Hypnosis yaitu penggunaan hipnosis untuk dunia medis,
terutama untuk dokter ahli bedah dan dokter gigi dalam menciptakan
efek manusia tanpa menggunakan alat bius. Teknik hypnosis yang di
gunakan untuk anastesi sudah di gunakan oleh Jhon Ellioston (1791-
1868). Ellioston adalah seorang dokter yang pertama kali
menggunakan mesmerisme (nama kuno dari hypnotism) untuk
melakukan pembedahan tanpa rasa sakit. 3) Comedy Hypnosis
Comedy Hypnosis adalah hipnosis yang di gunakan untuk hiburan
semata. Comedy hypnosis juga sering di sebut dengan stage hypnosis.
Dinamakan karena pada awalnya hypnosis untuk hiburan yang di
perankan di atas panggung. Namun stage hypnosis sekarang tidak

12
terbatas dalam panggung Stage Hypnosis dapat dipraktekkan di mana
saja. 4) Forensic Hypnosis Dalam penyelidikan kepolisisan, hipnosis
bisa digunakan untuk menggali informasi dari saksi. Suatu kejadian
traumatis seperti dalam kasus kejahatan yang menakutkan cenderung
membuat pikiran bawah sadar menyembunyikan ingatan yang lengkap
tentang kejadian tersebut agar tidak bisa di ingat oleh pikiran sadar. 37
Tujuan pikiran sadar menyembunyikan informasi itu sesungguhnya
untuk kebaikan diri sendiri, karena apabila kejadian itu bisa diingat
dalam kondisi sadar, maka rasa ketakutan akan sering muncul tanpa
sebab. Dengan bantuan hypnosis, korban atau saksi bisa mengingat
kembali dengan jelas. 5) Metaphysical Hypnosis Metaphysical
Hypnosis adalah aplikasi hypnosis dalam meneliti berbagai fenomena
metafisik seperti Out Of Body Travel, ESP, Clairaudience, komunikasi
dengan inner –self, meditasi, mengakses kekuatan super conscious
mind dan eksperimen-eksperimen metafisika laiannya. 6) Erotic
hypnosis atau Hypnosex Hypnosis bisa berperan dalam berbagai
macam bidang, tidak terkecuali dalam urusan seksual. Erotic hypnosis
atau Hypnosex adalah aplikasi hypnosis untuk meningkatkan kualitas
hubungan seks. 7) Hypnosis Dalam Bidan Kebidanan Ada beberapa
hypnosis yang diterapkan dalam bidang kebidanan, meliputi : a) Self
Hypnosis (penyampaian sugesti pada diri sendiri kedalam pikiran
bawah sadar untuk mengarahkan perilakunaya dimasa mendatang). 38
b) Hypnobreatfeeding atau Hypnolaktatif (teknik relaksasi untuk
membantu kelancaran proses menyusui). c) Hypnoanasthesia (teknik
hypnosis untuk memberikan efek mati rasa atau baal pada bagian
tubuh tertentu klien). d) Hypnoanalgesia (penggunan hypnosis untuk
mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit). e) Hypnoparenting (teknik
hypnosis secara khusus diterapkan oleh orang tua dalam mengasuh
anakanya). f) Hypnobrithing (hypnosis yang dimulai dari kehamilan
sampai persalinan). g) Hypnoslimming (teknik hipnosis untuk
melakukan program diet atau menurunkan berat badan).

13

Anda mungkin juga menyukai