Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN

“FUNGSI MANAJEMEN KEPERAWATAN”

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Departemen Manajemen Keperawatan
Program Profesi Ners A.XV

Disusun Oleh :
Reni Nurazizah, S.Kep
NIM : 4012200017

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERABANJAR


PROGRAM STUDI NERS ANGKATAN KE-15
TAHUN AKADEMIK 2019-2020

Jl. MayjenLiliKusumah-Sumanding Wetan No. 33 Kota Banjar


Tlp (0265) 741100 Fax (0265) 744043
web: www.stikesbp.ac.id
LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Pengertian Manajemen Keperawatan

Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan

integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen

untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan

keperawatan.

Kelly dan Heidental (2004) dalam Marquis dan Huston (2000),

menyatakan bahwa anajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu

proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan

untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu

perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian

Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah

kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha

keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses

dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka. Manajemen

keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta

mengelola kegiatan keperawatan.

Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit

yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu

manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala

unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang

perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh


manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsinya. Manajemen

keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan

dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah

merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada,

peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang

efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 1994).

B. Prinsip Umum Manajemen Keperawatan

Prinsip-prinsip manajemen secara umum menurut Fayol terdiri dari:

1. Division of working (pembagian pekerjaan)

2. Authority and  responsibility (kewenangan dan tanggungjawab)

3. Dicipline  (disiplin)

4. Unity of command  (kesaatuan komando)

5. Unity of direction (Kesatuan arah)

6. Subordination of individual to generate interent (kepentingan individu

tunduk pada kepentingan umum)

7. Renumeration of personal (penghasilan pegawai)

8. Decentralization  (desentralisasi)

9. Scala of hierarchy  (jenjang hirarki)

10. Order (keterlibatan)

11. Stability of tunnure personal (stabilitas jabatan pegawai)

12. Equity (keadilan)

13. Inisiative  (inisiatif)


14. Esprit de corps (Kesetiawakawanan korps).

Seperti  juga  prinsip-prinsip  manajemen  secara  umum,  prinsip-

prinsip yang mendasari manajemen keperawatan adalah:

1) Manajemen keperawatan seyogianya berlandaskan perencanaan, karena

melalui fungsi perencanaan pimpinan/ pengelola keperawatan dapat

menurunkan risikoterhadap pengambilan keputusan dan pemecahan

masalah yang tidak efektif dantidak efisien

2) Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu yang

efektif. Manajer/ pengelola keperawatan yang menghargai waktu akan

menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan melaksanakan

kegiatan sesuaidengan waktu dan perencanaan yang telah ditentukan

sebelumnya

3) Manajemen keperawatan akan melibatkan pengambilan keputusan.

Berbagai situasi maupun permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan

kegiatankeperawatan memerlukan pengambilan keputusan yang tepat

diberbagai tingkatmanajerial.

4) Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus

perhatianmanajer/ pengelola keperawatan dengan mempertimbangkan apa

yang pasien lihat, pikir, yakini dan ingini. Kepuasan pasien merupakan

point utama dari tujuankeperawatan

5) Manajemen keperawatan harus terorganisir. Pengorganisasian dilakukan

sesuaidengan kebutuhan organisasi pelayanan untuk mencapai tujuan


6) Pengarahan merupakan elemen kegiatan manajemen keperawatan yang

meliputiproses pendelegasian, supervisi, koordinasi dan pengendalian

pelaksanaan rencana

7) Divisi keperawatan yang baik memotivasi karyawan untuk

memperlihatkan penampilan kinerja yang baik

8) Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif.

Komunikasi yang efektif akan mengurangi kesalahpahaman dan

memberikan persamaan pandangan, arah dan pengertian diantara pegawai

9) Pengembangan staf penting untuk dilaksanakan sebagai upaya persiapan

perawat-perawat pelaksana menduduki posisi yang lebih tinggi ataupun

upaya manajer keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan karyawan.

10) Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan yang meliputi

penilaian tentang pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian

instruksi dan menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar,

membandingkan penampilan dengan standar dan memperbaiki kekurangan

yang ditemukan.

Berdasarkan prinsip-prinsip diatas maka para administrator dan

manajer keperawatan seyogianya bekerja bersama-sama dalam

perencanaan dan pengorganisasian serta fungsi-fungsi manajemen lainnya

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkansebelumnya.


C. Lingkup Manajemen Keperawatan

Mempertahankan kesehatan telah menjadi sebuah industri besar yang

melibatkan berbagai aspek upaya kesehatan. Pelayanan kesehatan kemudian

menjadi hak yangpaling mendasar bagi semua orang dan memberikan

pelayanan kesehatan yang memadai akan membutuhkan upaya perbaikan

menyeluruh sistem yang ada. Pelayanan kesehatan yang memadai ditentukan

sebagian besar oleh gambaran pelayanan keperawatan yang terdapat di

dalamnya.

Keperawatan merupakan disiplin praktek klinis. Manejer keperawatan

yang efektif seyogianya memahami hal ini dan memfasilitasi pekerjaan

perawat pelaksana. Kegiatan perawat pelaksana meliputi:

1. Menetapkan penggunaan proses keperawatan

2. Melaksakan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa

3. Menerima ankotabilitas kegiatan keperawatan yang dilaksakan oleh perawat

4. Menerima ankotabilitas untuk hasil-hasil keperawatan

5. Mengendalikan lingkungan praktek keperawatan.

Seluruh pelaksanaan kegiatan ini senantiasa diinisiasi oleh para manajer

keperawatanmelalui partisipasi dalam proses manajemen keperawatan dengan

melibatkan perawat pelaksana.


Berdasarkan gambaran diatas maka lingkup manajemen keperawatan

terdiri dari:

1) Manajemen operasional

Pelayanan keperawatan di rumah sakit dikelola oleh bidang perawatan yang

terdiri dari tiga tingkat manajerial yaitu:

a. Manajemen puncak

b. Manajemen menengah

c. Manajemen bawah

Tidak setiap orang memiliki kedudukan dalam manajemen berhasil

dalam kegiatannya. Ada beberapa faktor yang perlu dimiliki oleh orang-

orang tersebut agar pelaksanaannya berhasil, antara lain:

a. Kemampuan menerapkan pengetahuan

b. Ketrampilan kepemimpinan

c. Kemampuan menjalankan peran sebagai pemimpin

d. Kemampuan melaksakan fungsi manajemen

2) Manajemen asuhan keperawatan

Manajemen asuhan keperawatan merupakan suatu proses keperawatan yang

menggunakan konsep-konsep manajemen didalamnya seperti

perencanaan,pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian atau evaluasi.

Proses keperawatan merupakan proses pemecahan masalah yang

menekankan pada pengambilan keputusan tentang keterlibatan perawat yang

dibutuhkan pasien.
Menurut S. Suarli dan Yanyan Bahtiar (2002), manajemen pada

proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai tahap dalam

keperawatan, yaitu :

a. Pengkajian

Pengkajian yaitu langkah awal dalam proses keperawatan yang

mengharuskan perawat setepat mungkin mendata pengalaman masa lalu

pasien, pengetahuan yang dimiliki, perasaan, dan harapan kesehatan

dimasa datang.

b. Diagnosis

Diagnosis merupakan tahap pengambilan keputusan professional

dengan menganalisis data yang telah dikumpulkan. Keputusan yang

diambil dapat berupa rumusan diagnosis keperawatan, yaitu respon

biopsikososio spiritual terhadap masalah kesehatan actual maupun

potensial.

c. Perencanaan

Perencanaan keperawatan dibuat setelah perawat mampu

memformulasikan diagnosis keperawatan. Perawat memilih metode

khusus dan memilih sekumpulan tindakan alternative untuk menolong

pasien mempertahankan kesejahteraan yang optimal.

d. Implementasi

Implementasi merupakan langkah berikutnya dalam proses

keperawatan semua kegiatan yang digunakan dalam memberikan asuhan

keperawatan kepada pasien harus direncanakan untuk menunjang Tujuan


pengobatan medis, dan memenuhi Tujuan rencana keperawatan.

Implementasi rencana asuhan keperawatan berarti perawat mengarahkan,

menolong, mengobservasi, dan mendidik semua personil keperawatan

yang terlibat dalam asuhan pasien tersebut.

e. Evaluasi

Evaluasi adalah pertimbangan sistematis dan standar dari Tujuan

yang dipilih sebelumnya, dibandingkan dengan penerapan praktik yang

actual dan tingkat asuhan yang diberikan. Evaluasi keefektifan asuhan

yang diberikan hanya dapat dibuat jika Tujuan diidentifikasikan

sebelumnya cukup realistis, dan dapat dicapai oleh perawat, pasien, dan

keluarga.

Kelima langkah dalam proses keperawatan ini dilakukan terus

menerus oleh perawat, melalui metode penugasan yang ditetapkan oleh

para menejer keperawatan sebelumnya. Para menejer keperawatan

(terutama menejer tingkat bawah) terlibat dalam proses menejerial yang

melibatkan berbagai fungsi manajemen, dalam rangka mempengaruhi

dan menggerakkan bawahan. Hal ini dilakukan agar mampu memberikan

asuhan keperawatan yang memadai, dengan kode etik dan standar praktik

keperawatan.
D. Proses Manajemen Keperawatan

Henry Fayol mengungkapkan ada lima fungsi manajemen yang

meliputi Planning,Organization, Command, Coordination, dan Control. Konsep

Fayol tersebut dimodifikasi oleh Luther Gullick (Marquis & Huston, 2000)

dalam bentuk tujuh aktivitas manajemen yang meliputi Planning, Organizing,

Staffing, Directing, Coordinating, Reporting, dan Budgeting.

Marquis dan Huston merangkum konsep yang dikemukakan oleh Fayol

dan Gullick dengan mengungkapkan bahwa proses manajemen keperawatan

terdiri dari planning, organizing, staffing, directing, dan controlling yang

membentuk suatu siklus proses manajemen.

Proses manajemen keperawatan dapat juga dilihat dari pendekatan

sistem, yaitu sebagai sistem terbuka dimana masing -masing komponen saling

berhubungan danberinteraksi serta dipengaruhi oleh lingkungan. Karena

merupakan suatu sistem maka akan terdiri dari lima elemen utama yaitu input,

process, output,control dan mekanisme umpan balik (feed back).

Input dari proses manajemen keperawatan antara lain informasi,

personil, peralatandan fasilitas.

Process dalam manajemen keperawatan adalah kelompok manajer

daritingkat pengelola keperawatan tertinggi sampai keperawat pelaksana yang

mempunyai tugas dan wewenang untuk melakukan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam pelaksanaan pelayanan

keperawatan.
Output adalah kualitasdari asuhan pelayanan keperawatan,

pengembangan staf dan riset.

Control yang digunakan dalam proses manajemen keperawatan

termasuk budget dari bagian keperawatan, evaluasi penampilan kerja perawat,

prosedur standar danakreditasi. Mekanisme umpan balik ( feed back ) berupa

laporan finansial, auditkeperawatan, survey kendali mu tu dan penampilan

kerja perawat.

1. Planning

Pada proses perencanaan, menentukan misi, visi, tujuan, kebijakan,

prosedur, dan peraturan-peraturan dalam pelayanan keperawatan, kemudian

membuat perkiraan proyeksi jangka pendek dan jangka panjang serta

menentukan jumlah biaya dan mengatur adanya perubahan berencana.

2. Organizing

Meliputi beberapa kegiatan diantaranya adalah menetapkan struktur

organisasi, menentukan model penugasan keperawatan sesuai dengan

keadaan klien danketenagaan, mengelompokkan aktivitas-aktivitas untuk

mencapai tujuan dari unit,bekerja dalam struktur organisasi yang telah

ditetapkan dan memahami sertamenggunakan kekuasaan dan otoritas yang

sesuai.

3. Staffing

Meliputi kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian diantaranya

adalah rekruitmen, wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan

mengsosialisasikan pegawai baru serta pengembangan staf.


4. Directing

Meliputi pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,

pendelegasian,cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..

5. Controlling

Meliputi pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban

keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta

pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.

E. Peran Manajemen Keperawatan

Peran dan fungsi manajemen keperawatan terdiri dari:

1. Peran Interpersonal (Interpersonal Role)

Dalam peran interpersonal terdapat tiga peran pemimpin yang muncul

secara langsung dari otoritas formal yang dimiliki pemimpin dan mencakup

hubungan interpersonal dasar, yaitu:

a. Peran sebagai yang dituakan (Figurehead Role)

Karena posisinya sebagai pemimpin suatu unit organisasi, pemimpin

harus melaksanakan tugas-tugas seremonial seperti menyambut tamu

penting, menghadiri pernikahan anak buahnya, atau menjamu makan

siang pelanggan atau kolega. Kegiatan yang terkait dengan peran

interpersonal sering bersifat rutin, tanpa adanya komunikasi ataupun

keputusan penting. Meskipun demikian, kegiatan itu penting untuk

memperlancar fungsi organisasi dan tidak dapat diabaikan oleh seorang

pemimpin.
b. Peran sebagai pemimpin (Leader Role)

Seorang pemimpin bertanggungjawab atas hasil kerja orang-orang dalam

unit organisasi yang dipimpinnya. Kegiatan yang terkait dengan itu

berhubungan dengan kepemimpinan secara langsung dan tidak langsung.

Yang berkaitan dengan kepemimpinan secara langsung antara lain

menyangkut rekrutmen dan training bagi stafnya. Sedang yang berkaitan

secara tidak langsung antara lain seorang pemimpin harus memberi

motivasi dan mendorong anak buahnya. Pengaruh seorang pemimpin

jelas terlihat pada perannya dalam memimpin. Otoritas formal memberi

seorang pemimpin kekuasaan potensial yang besar; tetapi

kepemimpinanlah yang menentukan seberapa jauh potensi tersebut bisa

direalisasikan.

c. Peran sebagai Penghubung (Liaison Role)

Literatur manajemen selalu mengakui peran sebagai pemimpin, terutama

aspek yang berkaitan dengan motivasi. Hanya baru-baru ini saja

pengakuan mengenai peran sebagi penghubung, di mana pemimpin

menjalin kontak di luar rantai komando vertikal, mulai muncul. Hal itu

mengherankan, mengingat banyaktemuan studi mengenai pekerjaan

manajerial menunjukkan bahwa pemimpin menghabiskan waktunya

bersama teman sejawat dan orang lain dari luar unitnya sama banyak

dengan waktu yang dihabiskan dengan anak buahnya; sementara dengan

atasannya justru kecil. Pemimpin menumbuhkan dan memelihara kontak

tersebut biasanya dalam rangka mencari informasi. Akibatnya, peran


sebagai penghubung sering secara khusus diperuntukkan bagi

pengembangan sitem informasi eksternalnya sendiri yang bersifat

informal, privat, verbal, tetapi efektif.

2. Peran Informasional (Informational Role)

Dikarenakan kontak interpersonalnya, baik dengan anak buah maupun

dengan jaringan kontaknya yang lain, seorang pemimpin muncul sebagai

pusat syaraf bagi unit organisasinya. Pemimpin bisa saja tidak tahu segala

hal, tetapi setidaknya tahu lebih banyak dari pada stafnya. Pemrosesan

informasi merupakan bagian utama (key part) dari tugas seorang pemimpin.

Tiga peran pemimpin berikut ini mendiskripsikan aspek informasional

tersebut:

a. Peran sebagai monitor (Monitor Role)

Sebagai yang memonitor, seorang pemimpin secara terus menerus

memonitor lingkungannya untuk memperoleh informasi, dia juga

seringkali harus ’menginterogasi’ kontak serta anak buahnya, dan

kadangkala menerima informasi gratis, sebagian besar merupakan hasil

jaringan kontak personal yang sudah dikembangkannya. Perlu diingat,

bahwa sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin dalam

perannya sebagai monitor datang dalam bentuk verbal, kadang berupa

gosip, sassus, dan spekulasi yang masih membutuhkan konfirmasi dan

verifikasi lebih lanjut.


b. Peran sebagai disseminator (Disseminator role)

Sebagian besar informasi yang diperoleh pemimpin harus dimanfaatkan

bersama (sharing) dan didistribusikan kepada anak buah yang

membutuhkan. Di samping itu ketika anak buahnya tidak bisa saling

kontak dengan mudah, pemimpinlah yang kadang-kadang harus

meneruskan informasi dari anak buah yang satu kepada yang lainnya.

c. Peran sebagai Juru bicara (Spokesman Role)

Sebagai juru bicara seorang pemimpin mempunyai hak untuk

menyampaikan informasi yang dimilikinya ke orang di luar unit

organisasinya.

3. Peran Pengambilan Keputusan (Decisional Role)

Informasi yang diperoleh pemimpin bukanlah tujuan akhir, tetapi

merupakan masukan dasar bagi pengambilan keputusan. Sesuai otoritas

formalnya, hanya pemimpinlah yang dapat menetapkan komitmen

organisasinya ke arah yang baru; dan sebagai pusat syaraf organisasi, hanya

dia yang memiliki informasi yang benar dan menyeluruh yang bisa dipakai

untuk memutuskan strategi organisasinya. Berkaitan dengan peran

pemimpin sebagai pengambil keputusan terdapat empat peran pemimpin,

yaitu:
a. Peran sebagai wirausaha (Entrepreneur Role)

Sebagai wirausaha, seorang pemimpin harus berupaya untuk selalu

memperbaiki kinerja unitnya dan beradaptasi dengan perubahan

lingkungan di mana organisasi tersebut eksis. Dalam perannya sebagai

wirausaha, seorang pemimpin harus selalu mencari ide-ide baru dan

berupaya menerapkan ide tersebut jika dianggap baik bagi perkembangan

organisasi yang dipimpinnya.

b. Peran sebagai pengendali gangguan (Disturbance handler Role)

Peran sebagai pengendali gangguan memotret keharusan pemimpin untuk

merespon tekanan-tekanan yang dihadapi organisasinya. Di sini

perubahan merupakan sesuatu di luar kendali pemimpin. Dia harus

bertindak karena adanya tekanan situasi yang kuat sehingga tidak bisa

diabaikan. Pemimpin seringkali harus menghabiskan sebagian besar

waktunya untuk merespon gangguan yang menekan tersebut. Tidak ada

organisasi yang berfungsi begitu mulus, begitu terstandardisasi, yaitu

telah memperhitungkan sejak awal semua situasi lingkungan yang penuh

ketidakpastian. Gangguan timbul bukan saja karena pemimpin bodoh

mengabaikan situasi hingga situasi tersebut mencapai posisi kritis, tetapi

juga karena pemimpin yang baik tidak mungkin mengantisipasi semua

konsekuensi dari setiap tindakannya.


c. Peran sebagai yang mengalokasikan sumberdaya (Resource allocator

Role)

Pada diri pemimpinlah terletak tanggung jawab memutuskan siapa akan

menerima apa dalam unit organisasinya. Mungkin, sumberdaya

terpenting yang dialokasikan seorang pemimpin adalah waktunya. Perlu

diingat bahwa bagi seseorang yang memiliki akses ke pemimpin berarti

dia bersinggungan dengan pusat syaraf unit organisasi dan pengambil

keputusan. Pemimpin juga bertugas untuk mendesain struktur organisasi,

pola hubungan formal, pembagian kerja dan koordinasi dalam unit yang

dipimpinnya.

d. Peran sebagai negosiator (Negotiator Role)

Banyak studi mengenai kerja manajerial mengindikasikan bahwa

pemimpin menghabiskan cukup banyak waktunya dalam negosiasi.

Sebagaimana dikemukakan Leonard Sayles, negosiasi merupakan way of

life dari seorang pemimpin yang canggih. Negosiasi merupakan

kewajiban seorang pemimpin, mungkin rutin, tetapi tidak boleh dihindari.

Negosiasi merupakan bagian integral dari tugas pemimpin, karena hanya

dia yang memiliki otoritas untuk bisa memberikan komitmen

sumberdaya organisasi, dan hanya dia yang memiliki pusat syaraf

informasi yang dibutuhkan dalam melakukan negosiasi penting.


F. Fungsi Manajemen Dalam Keperawatan

Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi, pembangian fungsi-

fungsi manajemen ini tujuannya adalah:

1. Supaya sistematika urutan pembahasannya lebih teratur

2. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan lebih mendalam

3. Untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen bagi manajer

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam

manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti satu tahapan-

tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Fungsi-fungsi manajemen,

sebagaimana diterangkan oleh Nickels, McHug and McHugh (1997), terdiri

dari empat fungsi, yaitu:

1. Perencanaan

Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang

dilaku-kan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan datang

dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan target dan

tujuan organisasi. Di antara kecenderungan dunia bisnis sekarang, misalnya,

bagaimana merencanakan bisnis yang ramah lingkungan, bagaimana

merancang organisasi bisnis yang mampu bersaing dalam persaingan global,

dan lain sebagainya.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut

bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam perencanaan

didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan tangguh, sistem
dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa memastikan bahwa

semua pihak dalam orga¬nisasi bisa bekerja secara efektif dan efisien guna

pencapaian tujuan organisasi.

3. Pengimplementasian

Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi program

agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta proses

memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung

jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang tinggi.

4. Pengendalian

Pengendalian dan Pengawasan arau Controlling, yaitu proses yang

dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, di¬organisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai

dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam

lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

Banyak ahli yang berbeda pandangan mengenai fungsi manajemen akan

tetapi esensinya tetap sama, bahwa:

a. Manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari tahapan-tahapan

tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam pencapaian

tujuan organisasi

Secara diagramatis, jika kita kaitkan antara tujuan organisasi (yang harus

dicapai secara efektif dan efisien) dan sumber-sumber daya organsaisi

dengan fungsi-fungsi manajemen yang baru saja diterangkan.


Fungsi-fungsi manajemen diperlukan agar keseluruhan sumber daya

organisasi dapat dikelola dan dipergunakan secara efektif dan efisien

sehingga tujuan organisasi dapat tercapai.

Kegiatan-kegiatna dalam fungsi menajamen :

1) Fungsi Perencanaan (Planning)

a. Menetapkan tujuan dan target bisnis

b. Merumuskan strategi untuk mencapai tujuan dan target bisnis tersebut

c. Menentukan sumber-sumber daya yang diperlukan

d. Menetapkan standar/indikator keberhasilan dalam pencapaian tujuan

dan target bisnis

2) Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

a. Mengalokasikan sumber daya, merumuskan dan amenetapkan tugas,

dan menetapkan rposedur yang diperlukan

b. Menetapkan struktur ornganisasi yang menunjukkan adanya garis

kewenangan dan tanggung jawab

c. Kegiatna perekrutan, penyeleksian, pelatihan, dan pengembangan

sumber daya mansuia/tenaga kerja

d. Kegiatan penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling

tepat

3) Fungsi pengimplementasian (Directing)

a. Mengimplementasikan proses kepemimpinan, pembimbingan, dan

pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat bekerja secara

efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan


b. Memberikan tugas dan penjelasan rutin mengenai pekerjaan

menjelaskan kebijakan yagn ditetapkan

4) Fungsi Pengawasan (Controlling)

a. Mengevaluasi keberhasilan dalam pencapaian tujuan dan target bisnis

sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan

b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang

mungkin ditemukan

c. Melakukan berbagai alternatif solusi atas bnerbagai masalah yang

terkait dengan pencapaian tujuan dan target bisnis.


DAFTAR PUSTAKA

Kontoro,   Agus.   

2010.    Buku    Ajar    Manajemen    Keperawatan.Yogyakarta:    Nuha

Medika.

Gillies, D. A. 2009. Nursing management : A system approach ,Third

edition .Philadelphia: WB. Saunders Company.

Marguis & Huston. 2010. Leadership role and management in nursing:

theory andapplication.Philadelphia: Lippincott.

S. Suarli dan Bahtiar, Yanyan. 2011. Manajemen Keperawatan dengan

Pendekatan Praktis. Jakarta: Erlangga Medical Series.

Swamburg. 2011. Management and leadership for nurse manager. Boston:

Jones and Barlett Publishers

Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Bumi Aksara,

2010,

Rahmat, Definisi Manajemen, disalin dari website: http://blog.re.or.id/definisi-

manajemen.htm

Hasibuan, Malayu, Manajemen= Dasar, Pengertian dan Masalah, (PT Bumi

Aksara: Jakarta), 2010


Trisnawati Sule, Ernie, Pengantar Manajemen, (KEncana: Jakarta), hal. 8

http://www.datafilecom.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai