Anda di halaman 1dari 25

Resume Materi Kuliah Akuntansi Sektor Publik

Oleh :

Kelompok 7

1. Andrian Tedja (1907531092)

2. Ni Kadek Karisma Dewi (1907531130)

3. Ni Putu Jessica Anggi Wijaya Putri (1907531154)

4. Ni Putu Suciana Wijayanthi (1907531063)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2020

i
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................................i

Daftar Isi...................................................................................................................................ii

BAB I: Tinjauan Organisasi Sektor Publik

1.1. Pengertian Organisasi Sektor Publik (SP)..........................................................1

1.2. Karakteristik Organisasi Sektor Publik..............................................................1

1.3. Value for money.................................................................................................2

1.4. Perbedaan dan Persamaan Organisasi Sektor Publik dan Sektor Privat............7

1.5. Tujuan Akuntansi Sektor Publik.......................................................................8

1.6. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik...........................................................9

1.7. Akuntabilitas Sektor Publik.............................................................................10

1.8. Otonomi Daerah...............................................................................................11

BAB II: Kerangka Konseptual, Karakteristik Kualitatif dan Standar Akuntansi

Pemerintahan

2.1. Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik....................................................14

2.2. Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik.................................................16

2.3. Standar Akuntansi Pemerintahan..........................................................................19

Daftar Pustaka........................................................................................................................23

ii
BAB I

Tinjauan Organisasi Sektor Publik

1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Pengertian akuntansi untuk sektor publik adalah suatu proses pengumpulan,

pengklasifikasian, analisis, dan pembuatan laporan pengelolaan keuangan dalam lembaga

publik. Laporan pengelolaan keuangan ini nantinya digunakan lembaga publik untuk

memberikan informasi keuangan pada pihak yang membutuhkan.

Dalam melaksanakan pekerjaan, organisasi dan lembaga publik selalu dituntut agar

pengelolaan biaya sosial dan ekonomi bisa lebih efisien. Jika tuntutan pertanggungjawaban

publik oleh berbagai lembaga publik menguat, akuntansi sektor publik akan diakui sebagai

ilmu untuk mengelola keuangan publik.

1.2 Karakteristik Organisasi Sektor Publik

Akuntansi untuk sektor publik memiliki karakteristik yang berbeda dengan akuntansi

yang digunakan sektor swasta. Mudahnya, karakteristik akuntansi sektor publik ini berfokus

pada dua hal. Pertama, akuntansi untuk sektor publik berfokus pada sifat lembaga. Jadi, sifat

akuntansi ini adalah khusus organisasi non profit yang tidak menghasilkan laba. Misalnya

seperti lembaga pemerintahan. Kedua, akuntansi untuk sektor publik berfokus pada tujuan

lembaga.

Dalam pelaksanaannya, ada beberapa komponen yang dapat mempengaruhi kinerja

lembaga sektor publik. Pertama, pengaruh dalam bidang ekonomi. Misalnya berupa tingkat

inflasi, nilai tukar mata uang, infrastruktur, dan lainnya. Selanjutnya pengaruh dalam bidang

politik. Misalnya seperti pemerintahan yang berkuasa, hubungan antar masing-masing

lembaga, dan lainnya.

Bidang kebudayaan dan demografis pun juga turut mempengaruhi kinerja lembaga

sektor publik. Dalam bidang kebudayaan dipengaruhi oleh karakteristik masyarakat yang

1
berbeda, tingkat pendidikan, keberagaman suku, dan lainnya. Sedangkan dalam bidang

demografis, kinerja lembaga publik dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan masyarakat,

kesehatan masyarakat, migrasi, dan lainnya.

1.3. Value for Money

Pengertian Value for Money

Value for money adalah suatu konsep penilaian kinerja suatu organisasi sektor publik

berdasarkan tingkat keberhasilan suatu program kerja mengacu kepada tiga elemen utama

yaitu ekonomi, efisiensi dan efektivitas. Melalui konsep value for money memberikan

informasi berupa indikator apakah anggaran (dana) yang dibelanjakan menghasilkan nilai

tertentu bagi masyarakatnya.

Manfaat Value for Money 

Menurut Mardiasmo (2002), manfaat penerapan value for money bagi sektor publik dan

masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan efektivitas pelayanan publik, dalam arti pelayanan yang diberikan tepat

sasaran. 

2. Meningkatkan mutu pelayanan publik. 

3. Menurunkan biaya pelayanan publik karena hilangnya inefisiensi dan terjadinya

penghematan dalam penggunaan input.

4. Alokasi belanja yang lebih berorientasi pada kepentingan publik. 

5. Meningkatkan kesadaran akan uang publik (public costs awareness) sebagai akar

pelaksanaan akuntabilitas publik.

2
Indikator Value for Money 

Menurut Mardiasmo (2002), value for money merupakan konsep pengelolaan

organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama, yaitu ekonomi, efisiensi,

dan efektivitas. Terdapat tiga indikator utama dalam value for money, yaitu sebagai berikut:

1. Ekonomi, yaitu pemerolehan input dengan kualitas tertentu dengan harga yang

terendah.

2. Efisiensi, yaitu pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau

penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.

3. Efektivitas, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target yang telah

ditetapkan secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan

output.

Tuntutan masyarakat dalam value for money adalah ekonomis (hemat) dalam

pengadaan dan alokasi sumber daya, efisien dalam arti bahwa penggunaan/pengorbanannya

diminimalkan dan hasilnya dimaksimalkan, serta efektif (berhasil guna) dalam arti

pencapaian tujuan dan sasaran. Menurut Mardiasmo (2002), indikator value for money dibagi

menjadi dua, yaitu:

1. Indikator alokasi biaya (ekonomis dan efisiensi). Ekonomis artinya pembelian

barang dan jasa dengan tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik (spending les).

Efisiensi artinya output tertentu dapat dicapai dengan sumber daya yang serendah-

rendahnya (spending well).

2. Indikator kualitas pelayanan (efektivitas). Efektivitas artinya kontribusi output

terhadap pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan (spending wisely).

3
Pengukuran Value for Money 

Tingkat input, output dan outcome harus diketahui terlebih dahulu agar dapat

mengukur ekonomi, efisien dan efektivitas pada pengukuran kinerja keuangan dan non

keuangan dengan metode value for money. Skema proses kerja dan pengukuran value for

money digambarkan sebagai berikut:

Adapun penjelasannya adalah:

1. Input. Input merupakan sumber daya yang digunakan untuk pelaksanaan suatu

kebijakan, program dan aktivitas. Contoh input diantaranya seperti dokter di rumah

sakit, guru di sekolah, polisi di kapolda, pegawai di suatu instansi, input dapat juga

dinyatakan dalam bentuk uang, misalnya untuk biaya dokter, gaji guru, dan harga

tanah. 

2. Output. Output merupakan hasil yang dicapai dalam suatu program dan kebijakan,

ukuran output ini menunjukan hasil implementasi dari program atau aktivitas. Contoh

output yang dihasilkan polisi adalah tegaknya hukum dan rasa aman masyarakat

ukuran output dapat diperkirakan dengan turunnya angka kriminalitas. 

3. Outcome. Outcome merupakan dampak yang ditimbulkan dari suatu aktivitas

tertentu, outcome seringkali dikaitkan dengan tujuan (objectives) atau target yang

4
dikehendaki. Contoh outcome dari dinas kebersihan adalah terciptanya lingkungan

kota yang aman bersih dan sehat.

Menurut Mardiasmo (2002), setelah ditentukan tingkat input, output dan outcome selanjutnya

adalah menghitung nilai ekonomi, efisien dan efektivitas. Adapun penjelasan, cara

pengukuran, rumus dan kriteria pengukuran value for money adalah sebagai berikut:

a. Pengukuran Ekonomis 

Ekonomi adalah pemerolehan sumber daya (input) tertentu pada harga yang terendah.

Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan

moneter. Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir

input resources dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif.

Rumus pengukuran ekonomis adalah sebagai berikut:

Input = Realisasi anggaran

Input Value = Anggaran

Menurut Mahsun (2006), kriteria ekonomis adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, ekonomis.

 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, ekonomis

berimbang. 

 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, tidak ekonomis.

b. Pengukuran Efisiensi 

Efisiensi merupakan hal penting dari ketiga pokok bahasan value for money. Karena jika

dibandingkan dengan ekonomis dan efektivitas, efisiensi merupakan salah satu bagian dari indikator

value for money yang dapat diukur dengan rasio antara output dengan input. Ekonomi hanya

menekankan pada input, sedangkan Efektivitas hanya berbicara masalah output saja.

5
Dalam pengukuran kinerja value for money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Efisiensi alokasi. Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan untuk mendayagunakan

sumber daya input pada tingkat kapasitas optimal. 

2. Efisiensi teknis atau manajerial. Efisiensi teknis (manajerial) terkait dengan kemampuan

mendayagunakan sumber daya input pada tingkat output tertentu.

Rumus pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:

Keterangan: 

Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program dan aktivitas.

Input = Realisasi anggaran.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efisiensi adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efisien. 

 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efisiensi berimbang. 

 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efisien.

b. Pengukuran Efektivitas 

Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya. Apabila

suatu organisasi berhasil mencapai tujuannya, maka organisasi tersebut dikatakan telah berjalan

secara efektif. Hal terpenting yang perlu dicatat adalah bahwa efektivitas tidak menyatakan tentang

berapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan tersebut. Efektivitas hanya melihat

apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Rumus pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:

6
Keterangan: 

Outcome = Dampak yang ditimbulkan dari suatu kegiatan.

Output = Hasil yang dicapai oleh kebijakan program.

Menurut Mahsun (2006), kriteria efektivitas adalah sebagai berikut:

 Jika diperoleh nilai perbandingan kurang dari 100% (X < 100%) maka, tidak efektif.

 Jika diperoleh nilai perbandingan sama dengan 100% (X = 100%) maka, efektivitas

berimbang. 

 Jika diperoleh nilai perbandingan lebih dari 100% (X > 100%) maka, efektif.

1.4. Perbedaan dan Persamaan Organisasi Sektor Publik

A. Perbedaan Sektor Swasta dengan Sektor Publik

a. Tujuan, sektor swasta memiliki tujuan untuk memaksimalkan laba, sedangkan sektor

publik memiliki tujuan untuk pemberian pelayanan sektor pulik.

b. Sumber pembiayaan, sektor publik, sumber pendanaan berasal dari pajak, dan retribusi,

charging for service, laba perusahaan milik negara, pinjaman pemerintah, dan lain-lain

pendapatan yang sah dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-udangan yang telah

ditetapkan.

Pada sektor swasta, sumber pembiayaan terbagi atas sumber pembiayaan; internal, bagian

laba yang diinvestasikan kembali keperusahaan dan modal pemilik dan eksternal, utang bank,

penerbitan obligasi, dan penrbitan saham baru untuk mendapatkan dana dari publik.

c. Pola pertanggungjawaban, sektor swasta, manajemen bertanggung jawab kepada pemilik

perusahaan (pemegang saham).

Sektor publik secara vertikal, pertanggungjawaban atas pengelolahan dana kepada otoritas

yang lebih tinggi dan secara horisontal, pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

d. Struktur organisasi, sektor publik bersifat birokratis, kaku, dan hirarkis. Sektor swasta

berbentuk datar, piramid, lintas fungsional dan lain sebagainya sesuai pilihan organisasi.

7
e. Karakteristik anggaran, sektor publik rencana anggaran dipublikasikan kepada masyarakat

secara terbuka untuk dikritisi dan didiskusikan. Sektor swasta, bersifat tertutup bagi publik

karena anggaran merupakan rahasia perusahaan.

f. Sistem akuntansi, sektor publik berbasis cash accounting & modifikasi accrual accounting.

Sektor swasta berbasis accrual accounting.

B. Persamaan Sektor Swasta dengan Sektor Publik

a. Kedua sektor merupakan bagian integral dari sistem ekonomi negara dan menggunakan

sumberdaya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.

b. Keduanya mengahadapi masalah yang sama, yaitu masalaha kelangkaan sumberdaya

secara ekonomis, efektif dan efisien.

c. Proses pengendalian manajemen termasuk manajemen keuangan pada dasarnya. Keduanya

sama-sama membutuhkan informasi yang handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi

manajemen.

d. Pada beberapa hal kedua sektor menghasilkan produk yang sama, contohnya pendidikan,

kesehatan, dan lainnya.

e. Kedua sektor terikat peraturan perundang-undangan dan ketentuan hukum lain yang

disyaratkan.

1.5. Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Berikut ini beberapa tujuan dari adanya akuntansi sektor publik yang dijelaskan oleh

American Accopunting Association (1970) :

1. Accountability

Tujuan dari akuntansi sektor publik adalah digunakan untuk memberikan informasi

yang dapat berguna bagi manager sektor publik dan dapat digunakan dalam pelaporan

pertanggung jawaban bidang, divisi, maupun sumber daya yang berada di bawah

8
naungannya. Selain itu, maksud dari tujuannya ini adalah digunakan untuk melaporkan

kegiatan-kegiatan pada publik atas operasi pemerintahan serta pengunaan anggaran publik.

2. Management Control

Tujuan dari adanya akuntansi sektor publik adalah dapat memberikan informasi yang

memang dibutuhkan dalam pengelolaan suatu lembaga/organisasi secara tepat, cepat, efisien,

dan ekonomis atas operasi serta penggunaan dari sumber daya yang dianggarkan dalam

organisasi/lembaga.

Di Indonesia, kehadiran akuntansi sektor publik memang ditujukan untuk dapat

menciptakan kondisi yang transparan, efisiensi, akuntabilitas publik, efektiv, serta ekonomis.

Yang dimaksud dengan kondisi transparan adalah pelaporan yang disajikan dalam keadaan

terbuka dan tidak ada bagian yang ditutupi. Definisi dari akuntabilitas publik adalah

pewujudan dari konsep etika pertangungg jawaban dalam lembaga publik. Sedangkan tujuan

dari efektivitas, efisiensi, serta ekonomis merupakan makna dari penghematan waktu serta

biaya agar kinerja dapat berjalan optimal.

1.6. Perkembangan Akuntansi Sektor Publik

Pada tahun 1950-an dan 1960-an sektor publik memainkan peran penting sebagai

pembuat dan pelakssana strategi pembangunan. Pada tahun 1952, istilah sektor publik

pertama kali digunakan secara resmi, dimana sektor publik dikaitkan dengan bagian dari

manjemen ekonomi makro yang terkait dengan pembangunan dan lembaga pelakssana

pembangunan.

Setelah datang banyak kritikan dan serangan dari teori perkembangan radikal, di

negara-negara indusri sektor publik mengalami reformasi. Reformasi tersebut tampak dalam

adopsi New Public Management (NPM) dan reinventing goverment di banyak negra terutama

Anglo-Saxon. Dengan adanya perubahan pada sektor tersebut, terjadi pula perubahan pada

akuntansi sektor publik. Contohnya perubahan sistem akuntansi dari akuntansi berbasis kas

9
menjadi akuntansi berbasis akrual. Pemerintah New Zeland yang dianggap berhasil dalam

menerapkan akuntansi berbasis akrual telah mengadopsi sistem akuntansi tersebut sejk tahun

1991.

Kini muncul isu bahwa akuntansi sektor publik di negara berkembang mengalami

kebangkrutan. Namun hal tersebut dapat disangkal dengan negara-negara yang memiliki

kepercayaan publik tinggi seperti Malaysia, Taiwan, Thailand dan Korea Selatan.

Kontribusi sektor publik dapat memantu pembangunan nasional dan stabilitas publik.

Oleh karena itu perbaikan kinerja sektor publik terus dilakukan agar dapat tercipta good

publik and corporate govermance. Seiring dengan perbaikan sektor publik, akuntansi publik

pun ikut berkembang dengan pesat. Hal ini tampak pada dua dasawarsa terakhir, istilah

“akuntabilitas publik, value for money, reformasi sektor publik, privatisasi, good publik

governance.” yang begitu cepat masuk ke kamus sektor publik.

Isu-isu sektor publik masih terus bermunculan misalnya isu perlunya dilakukan

reformasi akuntansi, auditing, sistem anajemen keuangan pubik, privatisasi perusahaan-

perusahaan publik, dan tuntutan dibuatnya laporan laporan keungan eksternal.

1.7. Akuntabilitas Sektor Publik

Pengertian Akuntabilitas Sektor Publik

Akuntabilitas Publik adalah kewajiban pihak pemegang amanah (agent) untuk

memberikan pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, dan mengungkapkan segala

aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah

(principal) yang memeiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban

tersebut.

Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam:

1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability)

10
Pertanggungjawaban vertikal adalah adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan

dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misal pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas)

kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,

dan pemerintah pusat kepada MPR.

2. Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability)

Pertanggungjawaban horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan

disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang

berkepentingan dengan laporan tersebut. Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus bisa

menjadi subjek pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik.

1.8. Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk

mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari

kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos.

Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat diartikan

sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan guna

mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang

mempunyai batas-batas wilayah.

Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai

implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah

kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,

memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.

Dasar hukum

11
• Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 18 Ayat 1 - 7, Pasal

18A ayat 1 dan 2, Pasal 18B ayat 1 dan 2.

• Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah,

Pengaturan, pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yg Berkeadilan, serta

perimbangan keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangka NKRI.

• Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam

Penyelenggaraan Otonomi Daerah.

• UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.

• UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah.

• UU No. 23 Tahun 2014 tentang pemerintah daerah (Revisi UU No.32 Tahun 2004)

Pelaksanaan

Pelaksanaan otonomi daerah merupakan titik fokus yang penting dalam rangka

memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah dapat disesuaikan oleh

pemerintah daerah dengan potensi dan kekhasan daerah masing-masing.

Ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah untuk

membuktikan kemampuannya dalam melaksanakan kewenangan yang menjadi hak daerah.

Maju atau tidaknya suatu daerah sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan untuk

melaksanakan yaitu pemerintah daerah. Pemerintah daerah bebas berkreasi dan berekspresi

dalam rangka membangun daerahnya, tentu saja dengan tidak melanggar ketentuan

perundang-undangan.

Tujuan

Adapun tujuan pemberian otonomi daerah adalah sebagai berikut

• Peningkatan pelayanan masyarakat yang semakin baik.

• Pengembangan kehidupan demokrasi.

12
• Keadilan nasional.

• Pemerataan wilayah daerah.

• Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar daerah dalam rangka

keutuhan NKRI.

• Mendorong pemberdayaaan masyarakat.

• Menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,

mengembangkan peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Asas

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,

terdapat 3 jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi dasar bagi Pemerintah

Daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, yaitu asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan

Tugas Pembantuan.

1. Desentralisasi

Adalah pemberian wewenang oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk

mengurus Urusan daerahnya sendiri berdasarkan asas otonom.

2. Dekonsentrasi

Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada

instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai

penanggung jawab urusan pemerintahan umum.

3. Tugas pembantuan

Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom

untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah

Pusat atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk

melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

13
BAB II

Kerangka Konseptual, Karakteristik Kualitatif dan Standar Akuntansi Pemerintahan

2.1. Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

A. Definisi Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merupakan konsep yang mendasari

penyusunan dan penyajian laporan keuangan dalam sektor publik untuk kepentingan

eksternal. Kerangka konseptual akuntansi sektor publik merumuskan konsep yang mendasari

penyusunan dan pelaksanaan siklus akuntansi sektor publik. Jika terjadi pertentangan antara

kerangka konseptual dan standar akuntansi, ketentuan standar akuntansi itu diuji menurut

unsur kerangka konseptual yang terkait. Dalam jangka panjang, konflik semacam itu

diharapkan dapat diselesaikan sejalan dengan pengembangan standar akuntansi di masa

depan.

PP 71 thn 2010 menyatakan Kerangka Konseptual ini merumuskan konsep yang

mendasar penyusunan dan pengembangan Standar Akuntansi Pemerintahan yang selanjutnya

dapat disebut standar

B. Tujuan dan Peranan Kerangka Konseptual Akuntansi Sektor Publik

Menurut PP 71 tahun 2010 Tujuan Kerangka Konseptual akuntansi pemerintah adalah

(a) penyusun standar akuntansi pemerintahan dalam melaksanakan tugasnya;

(b) penyusun laporan keuangan dalam menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur

dalam standar;

(c) pemeriksa dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun

sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan; dan

(d) para pengguna laporan keuangan dalam menafsirkan informasi yangdisajikan pada

laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

C. Standar akuntansi sektor publik:

14
Standar akuntansi sektor publik adalah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan

dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan organisasi sektor publik. Standar

akuntansi sektor publik memberikan kerangka demi berjalannya fungsi-fungsi tahapan siklus

akuntansi sektor publik, yaitu perencanaan, penganggaran, realisasi anggaran, pengadaan

barang dan jasa, pelaporan, audit, dan pertanggungjawaban publik

Tujuan penyusunan standar akuntansi sektor publik :

a. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedomanakuntansi yang diharapkan dapat

diterapkan bagi pencatatan transaksi keuangan organisasi sector public yang berlaku dewasa

ini.

b. Menyediakan organisasi sektor publik suatu pedoman akuntansi yang dilengkapi dengan

klasifikasi rekening dan prosedur pencatatan serta jurnal standar yang telah disesuaikan

dengan siklus kegiatan organisasi sector public, yang mencakup penganggaran,

perbendaharaan, dan pelaporannya.

D. Teknik penyusunan standar akuntansi sektor publik.

Berikut adalah tahap-tahap dalam menyusun standar akuntansi (Suwardjono, 2006:109):

(1) Evaluasi masalah pada tahap awal

(2) Mengadakan riset dan analisis

(3) Menyusun dan mendistributifkan memorandum diskusi (discussion memorandum) kepada

setiap pihak yang berkepentingan

(4) Mengadakan Dengar Pendapat Umum (Public Hearing)

(5) Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan public atas memorandum diskusi

(6) Menerbitkan draft awal standar yang diusulkan

(7) Menganalisis dan mempertimbangkan tanggapan tertulis

(8) Memutuskan (keputusan penerbitan)

(9) Menerbitkan (penerbitan pernyataan)

15
PSAK No. 45 tentang Standar Akuntansi Untuk Entitas Nirlaba

Karakteristik organisasi sector public berbeda dengan organisasi bisnis. Ukuran

kinerja organisasi sector public penting bagi pengguna.

Para pengguna laporan keuangan organisasi sector public memiliki kepentingan

bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yakni untuk menilai :

1. Jasa yang diberikan oleh organisasi sector public dan kemampuannya untuk terus

memberikan jasa tersebut

2. Cara pengelolah melaksanakan tugas dan pertanggungjawabannya

3. Aspek kinerja pengelolah

Pertanggungjawaban pengelolah mengenai kemampuannya mengelolah sumber daya

organisasi yang diterima dari para penyumbang disajikan melalui laporan aktivitas dan

laporan arus kas.

2.2. Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

Karakteristik kualitatif akuntansi sektor publik adalah ciri khas informasi akuntansi

dalam organisasi sektor publik yang berkontribusi pada penentuan kualitas produk setiap

unsur Akuntansi Sektor Publik. Berikut Karakteristik kualitastif Akuntansi Sektor Publik :

1. Relevan

Dalam konsep kerangka konseptual, informasi yang relevan dapat membantu investor,

kreditor dan pengguna lainnya untuk mengevaluasi kondisi masa lalu, saat ini dan masa

depan (nilai prediktif) atau untuk mengkonfirmasi atau mengoreksi harapan utama (nilai

umpan balik atau feedback).

2. Keandalan dan Reabilitias

Keandalan mengacu pada kualitas informasi yang sesuai dengan kebutuhan para

penggunanya. Dalam konsep kerangka konseptual, agar menjadi andal, informasi harus dapat

diuji, netral dan disajikan dengan jujur.

16
3. Pertimbangan Biaya dan Manfaat

Pertimbangan ini dikenal dengan keterbatasan pervasif. Informasi akuntansi keuangan

akan dicari jika manfaat yang diperoleh dari informasi tersebut melebihi biayanya.

4. Materialitas

Materialitas dipandang sebagai ambang pengakuan. Materialitas adalah pertimbangan

yang harus diberikan atau tidak tentang informasi yang signifikan dan berdampak besar

terhadap keputusan yang diambil.

5. Dapat Dipahami

Informasi yang disajikan dapat dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk

serta istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.

6. Dapat Dibandingkan

Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara

internal dapat dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari

tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas yang

diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.

Implementasi Karakteristik Kualitatif Akuntansi Sektor Publik

1. Kualitas Perencanaan public

Penentu kualitas perencanaan adalah standar kualitas perencanaan yang bisa berwujud

sebuah formulir standar yang berisi tentang referensi terhadap standar yang berlaku,

prosedur, dan pedoman penggunaan sistem kualitas output organisasi. Outcomer dari proses

perencanaan public adalah dokumen perencaan yang mayoritas terbagi menjadi dokumen

perencanaan jangka pendek, dokumen perencanaan jangka menengah, dan dokumen

perencanaan jangka panjang. Dua karakteristik kulitatif dari kualitas output perencanaan

publik adalah dapat dipahamidan relevan

2. Kualitas Penganggaran public

17
Penganggaran merupakan rencana keuangan yang secara sistematis menunjukkan

alokasi sumber daya manusia, material, dan sumber daya lainnya. Outcome penganggaran

public antara lain : Rencana kerja anggaran, Raperda RAPBD, Nota RAPBD, Pera APBD

dan Surat Keputusan Kepala Daerah Tentang enjabaran APBD. Karakteristik kualitatif

kualitas output penganggaran public yaitu dapat dibandingkan

3. Kualitas Realisasi anggaran public

Tujuan proses realisasi anggaran adalah mengembangkan produk dan layanan yang

harus diberikan kepada public. Salah satu titik awal yang dilakukan adalah pada fase

realisasi anggaran, yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan pengelolaan

berbasis kegiatan (activity based-management). Kualitas realisasi anggaran merupakan

hasil pencapaian kinerja organisasi. Dua karakteristik kualitatif dari kualitas output realisasi

anggaran public, yaitu dapat dipahami dan terandalkan.

4. Kualitas Pengadaan barang dan jasa public

Pengadaan barang dan jasa merupakan penambahan barang dan atau jasa dengan total

biaya kepemilikan yang paling masuk akal, dalam kuantitas dan kualitas yang benar, pada

waktu yang tepat , dan dari sumber yang tepat untuk memperoleh manfaat secara langsung.

Pengadaan barang dan jasa melibatkan proses penawaran seperti tender. Adapun

karakteristik kualitatif kualitas output proses pengadaan barang dan jasa adalah dapat

dipahami danterandalkan.

5. Kualitas Pelaporan sektor public

Kualitas pelaporan keuangan, terfokus pada hal-hal seperti pengelolaan pendapatan,

uraian keuangan, dan kecurangan yang secara jelas menjadi penghalang tercapainya laporan

keuangan yang berkualitas, serta telah mengginakan faktor-faktor tersebut sebagai bukti

penurunan konsep dalam proses pelaporan keuangan. Outcome laporan keuangan sektor

publik terdiri dari: Laporan posisi keuangan (Neraca), laporan kinerja keuangan (laporan

18
surplus-defisit), laporan perubahan aktiva/aktiva neto, laporan arus kas dan Kebijakan

akuntansi dan catatan atas laporan keuangan. Karakteristik kualitatitnya adalah dapat

diperbandingkan.

6. Kualitas Audit sektor public

Kualitas audit diartikan sebagai sebuah sitematika dan pemeriksaan independen untuk

menentukan apakah kualitas kegiatan serta hasil terkait yang telah sesuai dengan

rumusan perencanaan, dan apakah perencanaan telah dilaksanakan secara efektif serta sesuai

untuk mencapai tujuannya. Output kualitas audit adalah penilaian kuantitatif atas

kesesuaian karakteristik dokumen yang diminta. Karakteristik kuantitatif proses audit

sektor publik yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan,dan dapat dibandingkan

7. Kualitas Pertanggungjawaban publik.

Pertanggungjawaban publik tidak hanya dimaksudkan sebagai upaya untuk

menemukan kelemahan pelaksanaan pengelolaorganisasi, tetapi juga untuk

meningktkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan akuntabilitas penyelenggaraan

organisasi public. Outcome pertanggungjawaban public adalah mempersiapkan dan

menyusun rencana strategik, merumuskan visi, misi, faktor-faktorkunci keberhasilan,

tujuan,sasaran, strategi organisasi public, merumuskan indikator kinerja organisasi publik

dengan berpedoman pada kegiatan yang dominan, menjadi isu global dan kritis bagi

pencapaian visi dan misiorganisasi sektor public, memantau dan mengamati pelaksanaan

tugas pokokdsn fungsi dengan seksama dan mengukur pencapian kerja. Karakteristik

kualitatif kualitas output pertanggungjawaban publik yaitu dapat dipahami dan relevan.

2.3. SAP (STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN)

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) adalah prinsip-prinsip akuntansi yang

diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang terdiri atas

19
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Permerintah Daerah

(LKPD).

PP 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti PP

Nomor 24 Tahun 2005. PP 71 merupakan penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual,

paling lambat harus diterapkan empat tahun setelah peraturan ini diterbitkan. Akan tetapi, PP

No 24 tahun 2005 masih bisa diterapkanpada masa transisi.

Adanya peraturan pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 membawa konsekuensi

pada perubahan dan penambahan baik pada pernyataan maupun ayat-ayat yang ada pada

pernyataan tersebut. Penambahan pernyataan standar akuntansi yaitu pada pernyataan (PSAP)

Nomor 12 tentang Laporan Operasional(LO). Adapun Peraturan Pemerintah tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan adalah terdiri dari:

1. Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan

2. PSAP Nomor 01 tentang Penyajian Laporan Keuangan

3. PSAP Nomor 02 tentang Laporan Realisasi Anggaran;

4. PSAP Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas;

5. PSAP Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan;

6. PSAP Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan;

7. PSAP Nomor 06 tentang Akuntansi Investasi;

8. PSAP Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap;

9. PSAP Nomor 08 tentang Akuntansi Konstruksi Dalam Pengerjaan;

10. PSAP Nomor 09 tentang Akuntansi Kewajiban;

11. PSAP Nomor 10 tentang Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, dan

Peristiwa Luar Biasa;

12. PSAP Nomor 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian; dan

13. PSAP Nomor 12 tentang Laporan Operasional.

20
PP SAP akan digunakan sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan

keuangan pemerintah pusat dan daerah berupa:

1. Neraca,

2. Laporan Realisasi Anggaran,

3. Laporan Arus Kas, dan

4. Catatan atas Laporan Keuangan.

Dengan adanya SAP maka laporan keuangan pemerintah pusat/daerah akan lebih

berkualitas (dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan). Dan laporan

tersebut akan diaudit terlebih dahulu oleh BPK untuk diberikan opini dalam rangka

meningkatkan kredibilitas laporan, sebelum disampaikan kepada para stakeholder antara lain:

pemerintah (eksekutif), DPR/DPRD (legislatif), investor, kreditor dan masyarakat pada

umumnya dalam rangka tranparansi dan akuntabilitas keuangan negara.

Basis Penerapan Standar Akuntansi Pemerintah

a. SAP Berbasis Kas

Basis Akuntansi yang digunakan dengan laporan keuangan pemerintah adalah basis

kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Anggaran dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.Basis

kas untuk Laporan Realisasi Anggaran berarti pendapatan diakui pada saat kas di terima di

Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan dan belanja diakui pada saat

kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan (PP No.71

tahun 2010).

b. SAP berbasis Akrual

SAP Berbasis Akrual, yaitu SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan

ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan

pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam

21
APBN/APBD. Basis Akrual untuk neraca berarti aset, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan

dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat kejadian atau kondisi lingkungan

berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa memerhatikan saat kas atau setara kas di

terima atau di bayar (PP No.71 tahun 2010).SAP berbasis akrual di terapkan dalam

lingkungan pemerintah yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan satuan organisasi di

lingkungan pemerintah pusat/daerah, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan

organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan (PP No.71 Tahun 2010).

22
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah berbasis

akrual

NoviaWidyaUtami. (2019, Maret 14). Pengertian Akuntansi dan Standar Akuntansi

Pemerintah. Retrieved September 26, 2020

https://www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-akuntansi-dan-standar-akuntansi-

pemerintah/#:~:text=Basis%20Penerapan%20Standar%20Akuntansi%20Pemerintah,-

1.&text=Basis%20Akuntansi%20yang%20digunakan%20dengan,kewajiban%2C%20dan

%20ekuitas%20dalam%20Neraca.

https://jurnal2ekonomi.blogspot.com/2018/01/akuntansi-sektor-publik-

pengertian.html#:~:text=Tujuan%20dari%20adanya%20akuntansi%20sektor%20publik

%20adalah%20dapat%20memberikan%20informasi,yang%20dianggarkan%20dalam

%20organisasi%2Flembaga.

https://carlz185fr.wordpress.com/2013/04/24/perkembangan-akuntansi-sektor-publik/

https://www.kajianpustaka.com/2020/05/value-for-money.html

http://myirfanhidayat.blogspot.com/2016/05/akuntabilitas-sektor-publik.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Otonomi_daerah

http://fe.unisma.ac.id/MATERI%20AJAR%20DOSEN/AKTPBLK/ND/KERANGKA

%20KONSEPTUAL%20AKUNTANSI%20SEKTOR%20PUBLIK.doc#:~:text=Kerangka

%20konseptual%20akuntansi%20sektor%20publik%20merupakan%20konsep%20yang

%20mendasari%20penyusunan,pelaksanaan%20siklus%20akuntansi%20sektor%20publik.

23

Anda mungkin juga menyukai