Kunci PR Mat 12 K-13 2018 PDF
Kunci PR Mat 12 K-13 2018 PDF
Dimensi Tiga
Mempelajari
Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Jarak Titik, Garis, dan Bidang Sudut Garis dan Bidang
• Kedudukan Titik terhadap • Jarak Antara Dua Titik • Sudut Antara Dua Garis
Garis • Jarak Antara Titik dan Garis • Sudut Antara Garis dan Bidang
• Kedudukan Titik terhadap • Jarak Antara Titik dan Bidang • Sudut Antara Dua Bidang
Bidang • Jarak Antara Dua Garis
• Kedudukan Garis terhadap Sejajar
Garis Lain • Jarak Antara Garis dan Bidang
• Kedudukan Garis terhadap • Jarak Antara Dua Bidang
Bidang Sejajar
• Kedudukan Bidang terhadap
Bidang Lain
Mampu
2 Dimensi Tiga
e. Bidang ABFE dan bidang CDHG saling B. Uraian
sejajar. Oleh karena garis AB terletak pada
1. a. Titik sudut yang terletak pada garis TC
bidang ABFE maka garis AB sejajar dengan
Garis TC melalui titik T dan titik C. Dengan
bidang CDHG.
demikian, titik sudut yang terletak pada garis
Jadi, pasangan garis dan bidang yang saling
TC adalah titik T dan C.
sejajar adalah garis AB dan bidang CDHG.
b. Titik sudut yang terletak di luar garis AB
7. Jawaban: c Garis AB melalui titik A dan titik B. Titik-titik
Bidang ACGE melalui titik A, C, G, dan E. Bidang selain itu terletak di luar garis AB. Dengan
BEG melalui titik B, E, dan G. Kedua bidang itu demikian, titik sudut yang terletak di luar garis
melalui titik E dan titik G, berarti kedua bidang AB adalah titik T, C, dan D.
tersebut berpotongan pada garis EG. c. Titik sudut yang terletak pada bidang ABCD
Jadi, perpotongan antara bidang ACGE dan Bidang ABCD melalui titik A, B, C, dan D.
bidang BEG adalah garis EG. Dengan demikian, titik sudut yang terletak pada
bidang ABCD adalah titik A, B, C, dan D.
8. Jawaban: d
d. Titik sudut yang terletak di luar bidang TAD
Bidang AFH melalui titik A, F, dan H. Bidang AFH
Bidang TAD melalui titik T, A, dan D. Titik-
dibatasi oleh garis AF, FH, dan AH. Garis AF
titik selain itu terletak di luar bidang TAD.
sejajar dengan garis DG, garis FH sejajar dengan
Dengan demikian, titik sudut yang terletak di
garis BG, dan garis AH sejajar dengan garis BG.
luar bidang TAD adalah titik B dan C.
Dengan demikian bidang AFH sejajar dengan
bidang BDG. 2. Titik P dan titik Q pada kubus ABCD.EFGH disaji-
Jadi, bidang yang sejajar dengan bidang AFH kan seperti berikut.
adalah bidang BDG. H Q G
9. Jawaban: c E P F
(i) Garis g merupakan perpotongan bidang U
dan bidang V, berarti garis g terletak pada
bidang U dan pada bidang V. D C
(ii) Garis h merupakan perpotongan bidang U A B
dan bidang W, berarti garis h terletak pada
a. Titik P terhadap bidang ABFE
bidang U dan pada bidang W.
Titik P terletak pada garis EF, sedangkan
(iii) Bidang V sejajar bidang W sehingga garis g
garis EF terletak pada bidang ABFE. Dengan
dan garis h tidak berpotongan.
demikian, titik P terletak pada bidang ABFE.
(iv) Garis g dan garis h pada bidang U sehingga
b. Titik Q terhadap bidang ADHE
garis g dan garis h tidak bersilangan.
Titik Q terletak pada garis GH, sedangkan
Oleh karena garis g dan garis h tidak berpotongan
garis GH memotong bidang ADHE di titik H.
dan tidak bersilangan berarti kedua garis itu
Dengan demikian, titik Q terletak di luar
sejajar.
bidang ADHE.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
c. Garis AD terhadap garis PQ
10. Jawaban: a Garis AD terletak pada bidang ADHE,
Garis k merupakan perpotongan bidang α dan sedangkan garis PQ sejajar dengan bidang
bidang β, berarti garis k terletak pada bidang α ADHE. Dengan demikian, garis AD sejajar
dan bidang β. dengan bidang PQ.
(i) Garis k terletak pada pada bidang α, d. Garis DH terhadap garis BC
sedangkan garis h sejajar bidang α. Dengan Garis DH dan garis BC tidak terletak pada
demikian garis k sejajar garis h. bidang yang sama. Kedua garis juga tidak
(ii) Garis k sejajar garis h, sedangkan garis g mempunyai titik persekutuan. Dengan
tidak sejajar garis h. Dengan demikian garis k demikian, garis DH bersilangan dengan garis
tidak sejajar garis g. BC.
(iii) Garis k tidak sejajar garis g, sedangkan garis k
dan garis g terletak pada bidang α. Dengan
demikian garis k memotong garis g.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan a.
4 Dimensi Tiga
A. Pilihan Ganda Perhatikan ΔPQX siku-siku di Q maka:
1. Jawaban: b PX = PQ2 + QX 2
Persegi panjang ABCD disajikan seperti berikut.
D 15 cm C = 62 + (2,5)2
= 36 + 6,25
8 cm
=42,25
= 6,5 cm
A 9 cm P B
Jadi, jarak titik P ke titik X adalah 6,5 cm.
Oleh karena panjang AB = 15 cm dan AP = 9 cm
maka panjang PB = 15 – 9 = 6 cm. Jarak titik P ke 3. Jawaban: c
titik C yaitu panjang ruas garis PC. Perhatikan Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
ΔPBC siku-siku di B maka: H G
E
PC = PB2 + BC2 F
P
= 62 + 82 D
C
A 12 cm
= 36 + 64 B
= 25
= 5 cm
4 cm
1 1 N
Panjang QX = 2 QV = 2 × 5 = 2,5 cm. M
O 8 cm
K L
TM = TO2 + OM2
= 4 2 + (4 2)2 N M
4 cm M
K 3 cm L
= 16 + 32
Jarak titik R ke diagonal PM yaitu panjang ruas
= 48 garis RT. Perhatikan ΔPMR siku-siku di R dengan:
= 4 3 cm (i) Panjang PR
5. Jawaban: e = 32 + 42
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
W V = 9 + 16
O
T U
= 25
= 5 cm
S (ii) Panjang RM = 12 cm
R
P 4 cm (iii) Panjang PM
Q
PM = PR2 + RM2
Jarak titik P ke diagonal UW yaitu panjang ruas
garis PO. Pada segitiga PUW diperoleh panjang = 52 + 122
PU = UW = PW = 4 2 cm. Titik O terletak di = 25 + 144
1 = 169
tengah UW sehingga panjang UO = 2
UW =
= 13 cm
1
2
× 4 2 = 2 2 cm. Perhatikan ΔPUO siku- Pada ΔPMR berlaku:
siku di O maka: PR × RM = PM × RT
⇔ 5 × 12 = 13 × RT
PO = PU2 − UO2 ⇔ 60 = 13 × RT
60
= (4 2)2 − (2 2)2 ⇔ RT = 13
cm
60
= 32 − 8 Jadi, jarak titik R ke diagonal PM adalah 13
cm.
= 24 7. Jawaban: b
Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti berikut.
= 2 6 cm T
Jadi, jarak titik P ke diagonal UW adalah 2 6 cm.
O
D
C
A 4 cm B
6 Dimensi Tiga
Jarak titik A ke rusuk TB yaitu panjang ruas garis 9. Jawaban: b
AO. Pada ΔTAB panjang AB = TB = TA = 4 cm Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
sehingga ΔTAB sama sisi. Titik O terletak di H G
M
1 E F
tengah TB sehingga panjang BO = 2
TB
1
= 2 × 4 = 2 cm. Perhatikan ΔABO siku-siku di O N
maka: D C
2 2 A 8 cm B
AO = AB − BO
Jarak titik M ke diagonal AG yaitu panjang ruas
= 4 2 − 22 garis MN. Perhatikan segitiga AMG dengan:
= 16 − 4 (i) Panjang AM
= 12 AM = AE2 + EM2
= 2 3 cm = 82 + 4 2
Jadi, jarak titik A ke rusuk TB adalah 2 3 cm.
= 64 + 16
8. Jawaban: c
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. = 80
T
T = 4 5 cm
(ii) Panjang MG = AM = 4 5 cm
5 3 cm
(iii) Panjang AG = 8 3 cm (diagonal ruang)
(iii) Panjang AR = PA = 4 6 cm
A C
Pada ΔPAR berlaku: 6 cm F
PR × AB = AR × PO
B
⇔ 8 2 × 8 = 4 6 × PO Jarak titik A ke bidang TBC sama dengan jarak
⇔ 8 2 ×2= 6 × PO titik A ke garis TF yaitu panjang ruas garis AE.
(i) Perhatikan segitiga ABC siku-siku di A maka
16 2
⇔ PO = BC = AB2 + AC2
6
=
16 = 62 + 62
3
16 = 36 + 36
= 3
3 cm
= 72
16
Jadi, jarak titik P ke bidang LRN adalah 3
3 cm. = 6 2 cm
11. Jawaban: a Titik F terletak di tengah BC sehingga
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. 1 1
panjang BF = 2 BC = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
T
AF = AB2 − BF 2
18 cm 18 cm = 62 − (3 2)2
= 36 − 18
D C
P 12 cm = 18
A
12 cm B
= 3 2 cm
Jarak titik T ke bidang alas yaitu panjang ruas
(ii) Perhatikan segitiga TAF siku-siku di A maka
garis TP. Bidang alas limas berbentuk persegi
dengan panjang AB = 12 cm sehingga panjang TF = TA 2 + AF 2
AC = 12 2 cm. Titik P terletak di tengah AC
1 1 = 62 + (3 2)2
sehingga panjang AP = 2 AC = 2 × 12 2
= 36 + 18
= 6 2 cm.
Perhatikan ΔAPT siku-siku di P maka: = 54
TP = TA 2 − AP2 = 3 6 cm
Pada ΔTAF berlaku:
= 182 − (6 2)2 TA × AF = TF × AE
= 324 − 72 ⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × AE
= 252 ⇔ 6 2 = 6 × AE
6 2 6
= 6 7 cm ⇔ AE = = = 2 3 cm
6 3
Jadi, jarak titik T ke bidang alas adalah 6 7 cm.
Jadi, jarak titik A ke bidang TBC adalah 2 3 cm.
8 Dimensi Tiga
13. Jawaban: b terletak pada rusuk CG, misalkan titik G. Tarik
Jarak antara rusuk LM dan rusuk OR disajikan garis dari titik G sehingga tegak lurus dengan
seperti berikut. bidang BFPQ. Titik potongnya di titik T. Dengan
R Q demikian, jarak antara rusuk CG dan bidang
O
P
BFPQ yaitu panjang ruas garis GT. Perhatikan
ΔPFG dengan:
(i) Panjang FG = BC = 10 cm
N M
9 cm
(ii) Panjang PF
K
12 cm L
PF = EP2 + EF 2
Oleh karena volume balok 540 cm3 maka:
V=p×A×t = 62 + 82
⇔ 540 = 12 × 9 × t
⇔ 540 = 108 × t = 36 + 64
⇔ t=5
= 100
Tinggi balok = t = 5 cm
Rusuk LM dan rusuk OR saling sejajar. Untuk = 10 cm
menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang (iii) Panjang PG
terletak pada rusuk LM, misalkan titik L. Tarik garis PG = PH2 + GH2
dari titik L sehingga tegak lurus dengan rusuk OR.
Titik potongnya di titik O. Dengan demikian, jarak
= 4 2 + 82
antara rusuk LM dan rusuk OR yaitu panjang ruas
garis LO. Perhatikan ΔOKL siku-siku di K maka: = 16 + 64
2 2
LO = KO + KL = 80
= 52 + 122 = 4 5 cm
Perhatikan segitiga PFG berikut.
= 25 + 144 Oleh karena panjang PF =
= 169 FG = 10 cm maka ΔPFG
sama kaki. Titik O terletak
= 13 cm di tengah PG sehingga
Jadi, jarak antara rusuk LM dan rusuk OR adalah
13 cm. panjang PO = 2 5 cm.
Segitiga POF siku-siku di O
14. Jawaban: c maka:
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H 8 cm G
OF = PF 2 − PO2
4 cm
P = 10 2 − (2 5)2
6 cm T
D C = 100 − 20
E
Q F
10 cm
= 80
O
= 4 5 cm
A 8 cm B Pada ΔPFG berlaku:
PG × OF = PF × GT
Panjang EH = 10 cm. Oleh karena EP : PH = 3 : 2
maka panjang EP = 6 cm dan PH = 4 cm. Panjang ⇔ 4 5 × 4 5 = 10 × GT
AD = 10 cm. Oleh karena AQ : AD = 3 : 5 maka ⇔ 80 = 10 × GT
panjang AQ = 6 cm dan QD = 4 cm. ⇔ GT = 8 cm
Rusuk CG dan bidang BFPQ saling sejajar. Untuk Jadi, jarak garis CG terhadap bidang BFPQ
menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang adalah 8 cm.
Q
D
12 cm M C
D L C O A
Q 6 cm 6 cm 12 cm B
M
6 cm
A 8 cm R 8 cm B A 8 cm R 8 cm B Jarak titik C ke titik P yaitu panjang ruas garis
Bidang PQRS dan bidang KLMN saling sejajar. CP. Perhatikan segitiga CPH siku-siku di H
Untuk menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik dengan:
yang terletak pada bidang KLMN, misalkan titik K. (i) Panjang CH = 12 2 cm (diagonal sisi)
Tarik garis dari titik K sehingga tegak lurus dengan 1 1
bidang PQRS. Titik potongnya di titik O. Jarak (ii) Panjang PH = 2 EH = 2 × 12 = 6 cm
antara bidang KNRO dan bidang LMQP yaitu Dengan demikian:
panjang ruas garis LO.
Perhatikan ΔQRL dengan: CP = CH2 + PH2
(i) Panjang QR = (12 2)2 + 62
QR = AQ2 + AR2 = 288 + 36
= 324
= 62 + 82
= 18 cm
= 36 + 64 Jadi, jarak titik C ke titik P adalah 18 cm.
c. Jarak titik B ke titik Q disajikan seperti berikut.
= 100
H G
= 10 cm Q
E
(ii) Panjang QL = QR = 10 cm F
(iii) Panjang RL = BC = 12 cm
Dengan demikian ΔQRL merupakan segitiga D
C
sama kaki.
A 12 cm B
Pada ΔQRL berlaku:
LR × AR = QR × LO Jarak titik B ke titik Q yaitu panjang ruas garis
⇔ 12 × 8 = 10 × LO BQ. Perhatikan segitiga BFQ siku-siku di F
⇔ 96 = 10 × LO dengan:
⇔ LO = 9,6 cm (i) Panjang BF = 12 cm
Jadi, jarak antara bidang PQRS dan bidang KLMN
(ii) Panjang FH = 12 2 cm (diagonal sisi)
adalah 9,6 cm.
1 1
sehingga panjang FQ = 2 FH = 2 × 12 2
B. Uraian
= 6 2 cm
1. a. Jarak titik A ke titik H disajikan seperti berikut.
Dengan demikian:
H G
BQ = BF 2 + FQ2
E
F
= 122 + (6 2)2
D
C = 144 + 72
A 12 cm B = 216
Jarak titik A ke titik H yaitu panjang ruas garis = 6 6 cm
AH. Oleh karena AH merupakan diagonal sisi
Jadi, jarak titik B ke titik Q adalah 6 6 cm.
kubus maka panjang AH = 12 2 cm.
Jadi, jarak titik A ke titik H adalah 12 2 cm.
10 Dimensi Tiga
2. a. Jarak titik Q ke rusuk VW disajikan seperti Jadi, jarak titik S ke diagonal TV adalah
berikut.
3 14 cm.
W V
c. Jarak titik P ke diagonal TR disajikan seperti
T
U berikut.
6 3 cm W V
T U
S R
A 6 3 cm
P 6 cm
6 cm Q
A
A
SO = SW 2 + WO2
S R
= (6 3)2 + (3 2)2
O 6 cm P R
P O
= 108 + 18 8 cm Q
= 82 + 62 (ii) Panjang PK = KL = 2 5 cm
(iii) Panjang PL
= 64 + 36
PL = PL2 + PO2
= 100
= 10 cm = 22 + 22
Oleh karena BP : PD = 4 : 1 diperoleh:
= 4+4
1 1
PD = 1+ 4
× 10 = 5
× 10 = 2 cm = 8 = 2 2 cm
12 Dimensi Tiga
Oleh karena panjang PK = KL maka ΔLKP 7. Prisma ABC.DEF disajikan F
sama kaki sehingga titik O terletak di tengah seperti gambar di samping. 17 cm
P
1 Jarak titik P ke bidang BCD D 8 cm
PL maka panjang LO = 2
PL = 2 cm. sama dengan jarak titik P ke E
Perhatikan ΔKOL siku-siku di O maka: garis DQ yaitu panjang ruas R
20 cm
garis PR. C
KO = KL2 − LO2 Titik P terletak di tengah
Q
rusuk EF sehingga panjang
2 2 A
= (2 5) − ( 2) 1 1 17 cm B
PE = 2 EF = 2 × 16 =
= 20 − 2 8 cm.
= 18 = 3 2 cm Perhatikan ΔDEP siku-siku di P maka:
Pada ΔLKP berlaku: DP = DE2 − PE2
LP × KO = KL × PM
⇔ 2 2 × 3 2 = 2 5 × PM = 17 2 − 82
⇔ 12 = 2 5 × PM = 289 − 64
⇔ 6= 5 × PM = 225
6 6 = 15 cm
⇔ PM = = 5 cm
5 5 Perhatikan ΔDQP siku-siku di P maka:
6
Jadi, jarak titik P ke bidang BCRQ adalah 5 cm. DQ = DP2 + PQ2
5
= 625
12 cm
= 25 cm
Pada ΔDPQ berlaku:
D P
C P DP × PQ = DQ × PR
O E O E ⇔ 15 × 20 = 25 × PR
A
18 cm B ⇔ 300 = 25 × PR
Jarak titik O ke bidang TBC sama dengan jarak ⇔ PR = 12 cm
titik O ke garis TE yaitu panjang ruas garis OP. Jadi, jarak titik P ke bidang BCD adalah 12 cm.
Perhatikan ΔTOE siku-siku di O dengan: 8. Kerangka kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
(i) Panjang TO = 12 cm (tinggi limas) berikut.
1 1
(ii) Panjang OE = 2 AB = 2 × 18 = 9 cm G
(iii) Panjang TE G
H F 4
TE = TO2 + OE2 4
= 122 + 92 E C P C
= 144 + 81 D 4
B 4
= 225 4
= 15 cm A C′ A G′ C′
Pada ΔTOE berlaku:
Tinggi titik G dari permukaan meja yaitu panjang
TO × OE = TE × OP
ruas garis GG′. Berdasarkan gambar di atas
⇔ 12 × 9 = 15 × OP
diperoleh:
⇔ 108 = 15 × OP
(i) Panjang CC′ = 4 cm
⇔ OP = 7,2 cm
Jadi, jarak titik O ke bidang TBC adalah 7,2 cm. (ii) Panjang AC = 4 2 cm (diagonal sisi)
= 32 − 16 = (2 2)2 + 82
= 16 = 8 + 64
= 4 cm = 72
Oleh karena panjang AC′ = CC′ maka ΔACC′
= 6 2 cm
merupakan segitiga siku-siku sama kaki sehingga
∠CAC′ = 45°. Besar ∠PCA = ∠CAC′ = 45° Oleh karena panjang SG = SO maka ΔSOG
(pasangan sudut dalam berseberangan). Pada merupakan segitiga sama kaki. Dengan demikian
kubus ABCD.EGH diketahui besar ∠ACG = 90° titik T terletak di tengah OG sehingga panjang OT
maka besar ∠PCG = 45°. Pada ΔPCG berlaku: 1 1
= 2 OG = 2 × 4 6 = 2 6 cm.
PG
sin ∠PCG = Perhatikan ΔSTO siku-siku di T maka:
CG
PG ST = SO2 − OT 2
⇔ sin 45° = 4
2 PG
= (6 2)2 − (2 6)2
⇔ =
2 4 = 72 − 24
⇔ PG = 2 2 cm
= 48
Dengan demikian:
GG′ = PG + PG′ = 4 3 cm
=2 2 +4 Jadi, jarak PQ terhadap bidang DBG adalah
Jadi, ketinggian titik G dari permukaan meja 4 3 cm.
adalah (2 2 + 4) cm.
10. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
9. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. R Q
B
H G O P
P R
E S F T
Q
T N M
D C K A
12 cm L
A O
8 cm B Bidang KPR dan bidang LQN saling sejajar. Pilih
Ruas garis PQ dan bidang DBG saling sejajar. titik yang terletak pada bidang KPQ, misalkan titik B.
Pilih titik yang terletak pada PQ, misalkan titik S. Tarik garis dari titik B sehingga tegak lurus ruas
Tarik garis dari titik S sehingga tegak lurus ruas garis AG. Jarak antara bidang KPR dan bidang
garis OG. Jarak antara ruas garis PQ dan bidang LQN yaitu panjang ruas garis BT. Perhatikan
DBG yaitu panjang ruas garis ST. Perhatikan ΔABQ siku-siku di B dengan:
ΔSOG dengan: (i) Panjang AB = MQ = 12 cm
(i) Panjang OG (ii) Panjang BQ
Panjang AC = 8 2 cm (diagonal sisi) Panjang OQ = 12 2 cm (diagonal sisi)
sehingga panjang OC = 4 2 cm. sehingga panjang BQ = 2 OQ = 2 × 12 2 =
1 1
14 Dimensi Tiga
(iii) Panjang AQ Pada ΔABQ berlaku:
AB × BQ = AQ × BT
AQ = AB2 + BQ2
⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × BT
2 2
= 12 + (6 2) ⇔ 12 × 2 = 6 × BT
= 144 + 72 12 2 12
⇔ BT = = 3
= 4 3 cm
6
= 216 Jadi, jarak antara bidang KPR dan bidang LQN
= 6 6 cm adalah 4 3 cm.
D 15 cm C
12 cm
8 cm
S
A B R
7 cm P
Ruas garis PC dan AB berpotongan di titik P. O
P Q
Sudut antara ruas garis PC dan AB yaitu ∠BPC. 12 cm
Oleh karena panjang AB = 15 cm dan AP = 7 cm
Ruas garis TR dan PR berpotongan di titik R.
maka panjang PB = 15 – 7 = 8 cm. Perhatikan
Sudut antara ruas garis TR dan PR yaitu ∠TRO.
ΔBPC siku-siku di B dengan panjang PB = BC
Bidang alas limas berbentuk persegi dengan
sehingga ΔBPC siku-siku sama kaki. Akibatnya
panjang PQ = 12 cm sehingga panjang PR =
besar ∠BPC = ∠BCP = 45°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis PC dan AB 12 2 cm. Titik O terletak di tengah ruas garis
adalah 45°. 1 1
PR sehingga panjang OR = 2 PR = 2 × 12 2
2. Jawaban: c
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. = 6 2 cm.
H G
Perhatikan ΔTOR siku-siku di O maka:
F OR
E cos ∠TRO = TR
6 2
=
12
D C
6 cm 1
A B = 2 2
Ruas garis BD dan DG berpotongan di titik D. Oleh karena nilai cos ∠TRO = 2 maka besar
Sudut antara ruas garis BD dan DG yaitu ∠BDG. ∠TRO = 45°.
Ruas garis BD, DG, dan BG merupakan diagonal Jadi, besar sudut antara ruas garis TR dan PR
sisi kubus sehingga ketiganya sama panjang. adalah 45°.
Akibatnya segitiga BDG sama sisi. Besar setiap
4. Jawaban: a
sudut pada segitiga sama sisi yaitu 60°.
Balok KLMN.PQRS disajikan seperti berikut.
Jadi, besar sudut antara ruas garis BD dan DG
S R
adalah 60°.
P
Q
2 cm
N M
K 3 cm
6 cm L
= 225
= 15 cm
16 Dimensi Tiga
7. Jawaban: b Sudut antara ruas garis TA dan bidang ABCD
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. yaitu ∠TAO. Perhatikan ΔTAO siku-siku di O
W V
dengan:
O
T (i) Panjang TA = 8 2 cm
U
(ii) Panjang AO
Panjang AC = 8 2 cm sehingga panjang AO
α S
R 1 1
= 2 AC = 2 × 8 2 = 4 2 cm.
P 4 cm Q
Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis PT dan bidang PUW yaitu
∠TPO = α. Perhatikan ΔTPO siku-siku di P cos ∠TAO =
AO
dengan: TA
(i) Panjang TP = 4 cm 4 2
(ii) Panjang TO =
8 2
Panjang TV = 4 2 cm (diagonal sisi kubus) 1
= 2
1 1
sehingga panjang TO = 2
TV = 2
×4 2 = 1
Oleh karena nilai cos ∠TAO = 2 maka besar
2 2 cm.
∠TAO = 60°.
(iii) Panjang PO
Cara lain:
PO = TP2 + TO2
Perhatikan ΔTAC dengan panjang AC = 8 2 cm.
Oleh karena panjang AC = TA = TC maka ΔTAC
= 4 2 + (2 2)2
sama sisi sehingga besar setiap sudutnya 60°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan bidang
= 16 + 8
ABCD adalah 60°.
= 24 9. Jawaban: a
= 2 6 cm Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Dengan demikian: H G
TO E F
sin α = PO
Q
2 2 10 cm
=
2 6
D
1 C
= P α 8 cm
3 A
12 cm B
=
1 Sudut yang dibentuk oleh ruas garis PQ dan
3 3
bidang alas yaitu ∠CPQ = α.
1 Perhatikan ΔPBC siku-siku di B dengan:
Jadi, nilai sin α = 3 3. 1 1
(i) Panjang PB = 2 AB = 2 × 12 = 6 cm
8. Jawaban: d (ii) Panjang BC = 8 cm
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. (iii) Panjang PC
T
PC = PB2 + BC2
8 2 cm = 62 + 82
= 36 + 64
D C
= 100
O
A = 10 cm
8 cm B
= 3
= 10 2 + 52
Oleh karena tan α = 3 maka besar α = 60°.
= 100 + 25 Jadi, besar sudut antara ruas garis PQ dan bidang
= 125 BCGF adalah 60°.
= 5 5 cm 11. Jawaban: a
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut.
Dengan demikian:
T
PC
cos α = PQ
10
= 5 5
2 F E′
= 5
α
2 A O D
= 5 5
Jadi, nilai kosinus sudut yang dibentuk oleh ruas
2 B 12 cm C
garis PQ dan bidang alas balok adalah 5.
5 Salah satu rusuk tegak yaitu TA. Sudut antara
10. Jawaban: c rusuk tegak dan bidang alas limas yaitu ∠TAO = α.
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Perhatikan ΔAO siku-siku di O dengan:
H Q G (i) Panjang TO = 12 3 cm (tinggi limas)
P
E (ii) Panjang AO
F
360°
10 cm Pada ΔABO diketahui besar ∠AOB = 6
= 60°. Berarti ΔABO sama sisi sehingga
panjang AO = AB = 12 cm.
D
C (iii) Panjang TA
A 16 cm
12 3 cm B
TA = TO2 + AO2
H Q G
α = (12 3)2 + 122
P
O
= 432 + 144
E F′ F
= 576
Sudut antara ruas garis PQ dan bidang BCGF = 24 cm
yaitu ∠PQO. Perhatikan ΔPQO siku-siku di O
Dengan demikian:
dengan:
AO
(i) Panjang PO = HQ =
2
× 12 3 = 8 3 cm cos α = TA
3
1 12
(ii) Panjang QO = HP = 2 × 16 = 8 cm = 24
1
= 2
1
Jadi, nilai cos α = 2 .
18 Dimensi Tiga
12. Jawaban: b 1 1
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. panjang PC = 2 BC = 2 × 6 = 3 cm. Perhatikan
H G ΔTOP siku-siku di O dengan:
F (i) Panjang TP
E
TP = TC2 − PC2
= 52 − 3 2
D C
A O = 25 − 9
6 cm B
Sudut antara bidang BDG dan bidang ABCD yaitu = 16
∠COG. Perhatikan ΔOCG siku-siku di C dengan: = 4 cm
(i) Panjang CG = 6 2 cm (rusuk) 1 1
(ii) Panjang OP = 2 AB = 2 × 6 = 3 cm
(ii) Panjang OC
(iii) Panjang TO
Panjang AC = 6 2 cm (diagonal sisi)
TO = TP2 − OP2
1 1
sehingga panjang OC = 2
AC = 2
×6 2
= 42 − 32
= 3 2 cm.
(iii) Panjang OG = 16 − 9
= 7 cm
OG = OC2 + CG2
Dengan demikian:
= (3 2)2 + 62 TO
tan α = OP =
7
=
1
7
3 3
= 18 + 36 1
Jadi, nilai tan α = 3 7.
= 54
14. Jawaban: d
= 3 6 cm Kubus PQRS.TUVW disajikan seperi berikut.
Dengan demikian: W V
CG T
sin ∠COG = OG
U
A
6
= 3 6
S
R
1 O
= 3 6 P 10 cm Q
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang BDG dan Sudut antara bidang AQS dan bidang PQRS yaitu
1 ∠AOR. Perhatikan ΔAOR siku-siku di R dengan:
bidang ABCD adalah 3 6.
1 1
(i) Panjang AR = 2 RV = 2 × 10 = 5 cm
13. Jawaban: a
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. (ii) Panjang OR
T Panjang PR = 10 2 cm sehingga panjang
1 1
OR = 2 PR = 2 × 10 2 = 5 2 cm.
5 cm (iii) Panjang OA
OA = OR2 + AR2
D C
α = (5 2)2 + 52
O P
A
6 cm B = 50 + 25
Sudut antara bidang TBC dan bidang ABCD yaitu = 75
∠TPO = α. Titik P terletak di tengah BC sehingga
= 5 3 cm
1 A 6 cm B
= 3 3
Ruas garis PF dan rusuk AB saling bersilangan.
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang AQS dan
Rusuk AB terletak pada bidang ABC, sedangkan
1
bidang PQRS adalah 3. ruas garis PF menembus bidang ABC di titik P.
3
Buat ruas garis sejajar AB dan memotong PF yaitu
15. Jawaban: b QP. Sudut antara ruas garis PF dan rusuk AB
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. yaitu ∠FPQ = α. Perhatikan ΔFPQ dengan:
H G G 1 1
E
F (i) Panjang QP = 2 AB = 2 × 6 = 3 cm
E
(ii) Panjang PF
PF = PC2 + CF 2
D C
A O
O = 32 + 42
8 cm B
Sudut antara bidang BDE dan bidang BDG yaitu = 9 + 16
∠EOG. Perhatikan ΔEOG dengan: = 25
(i) Panjang EG = 8 2 cm (diagonal sisi) = 5 cm
(ii) Panjang EO (iii) Panjang FQ = PF = 5 cm
Panjang AC = EG = 8 2 cm sehingga Pada ΔFPQ berlaku aturan kosinus sebagai
berikut.
1 1
panjang AO = 2 AC = 2 × 8 2 = 4 2 cm. PF 2 + QP2 − FQ 2
cos α = 2 × PF × QP
EO = AE2 + AO2
52 + 3 2 − 52
2 2 = 2×5×3
= 8 + (4 2)
25 + 9 − 25
= 64 + 32 = 30
= 96 9 3
= 30
= 10
= 4 6 cm 3
Jadi, nilai cos α = 10
.
(iii) Panjang OG = EO = 4 6 cm
2. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Pada ΔEOG berlaku aturan kosinus:
H G
EO2 + OG2 − EG2
cos ∠EOG = F
2 × EO × OG E
20 Dimensi Tiga
Dengan demikian:
(i) Panjang AF = 4 2 cm (diagonal sisi)
(ii) Panjang FO sin α =
OP
AP
Panjang CF = AF = 4 2 cm sehingga
2 2
1 1 =
panjang OF = 2 CF = 2 × 4 2 = 2 2 cm 2 3
Dengan demikian: 2
=
FO 3
sin ∠FAO = AF 1
= 3 6
2 2
= 1
4 2 Jadi, nilai sin α = 3 6.
1
= 2 4. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
1 H G
Oleh karena nilai sin ∠FAO = 2 maka F
E
besar∠FAO = 30°.
Jadi, besar sudut antara diagonal AF dan bidang
ABGH adalah 30°.
D
Q θ C
3. Limas T.ABC disajikan seperti berikut. 8 cm
A OP B
T
O
O
O 4 cm A T Sudut antara bidang GPQ dan bidang ABCD yaitu
A α C ∠COG = θ. Perhatikan ΔCOG siku-siku di C
dengan:
(i) Panjang CG = 8 cm
4 cm P
(ii) Panjang OC
P
B Panjang AC = 8 2 cm sehingga panjang OC
3 3
Sudut antara rusuk TA dan bidang ABC yaitu = AC = × 8 2 = 6 2 cm
4 4
∠TAP = α. Perhatikan ΔTAP dengan:
(iii) Panjang OG
(i) Panjang TA = 4 cm
(ii) Panjang AP OG = OC2 + CG2
AP = AB2 − BP2 = (6 2)2 + 82
= 72 + 64
= 4 2 − 22
= 136
= 16 − 4
= 2 34 cm
= 12 Dengan demikian:
= 2 3 cm OC
cos θ = OG
(iii) Panjang TP = AP = 2 3 cm
6 2
Oleh karena panjang TP = AP maka ΔTAP sama =
2 34
kaki. Titik O di tengah AT maka:
3 2
=
OP = AP2 − AO2 34
3
= (2 3)2 − 22 = 17
3
= 12 − 4 = 17
17
= 8 Jadi, nilai cos θ =
3
17 17 .
= 2 2 cm
= 152 + (3 2)2
= 225 + 18
S =
R 243
O C B = 9 3 cm
P
A Q Dengan demikian:
12 cm
OC 3 2 2 1
Sudut antara bidang TAB dan bidang TPR yaitu sin ∠CTO = TC
= = = 6
9 3 3 3 9
∠CTO. Perhatikan ΔCTO siku-siku di O dengan:
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang TAB dan
(i) Panjang TO = 15 cm (tinggi limas)
1
(ii) Panjang OC bidang TPR adalah 9 6.
Panjang SQ = 12 2 cm sehingga panjang
1 1
OC = SQ = × 12 2 = 3 2 cm
4 4
22 Dimensi Tiga
Jadi, salah satu pasangan rusuk saling ber- 6. Jawaban: a
silangan adalah rusuk TL dan rusuk MN. Hasil perpotongan kedua bidang disajikan seperti
berikut.
3. Jawaban: d
W V W V
U U
T T
S S R
R
P P Q
Q
Bidang PQVW dan bidang QRWT pada garis QW.
Ruas garis QV terletak pada bidang QRVU seperti
Jadi, hasil perpotongannya adalah garis QW.
gambar di atas. Bidang yang sejajar dengan
bidang QRVU yaitu bidang PSWT. 7. Jawaban: b
Jadi, garis QV sejajar bidang PSWT. Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
4. Jawaban: c T
1) Kedudukan BC terhadap TAB
Ruas garis BC berpotongan dengan bidang
4 cm
TAB di titik B. Dengan demikian, ruas garis
M
BC berpotongan dengan bidang TAB. N O
8 cm
Pernyataan (i) benar. K L
8 cm
2) Kedudukan AB terhadap TCD
Ruas garis AB sejajar ruas garis CD, Jarak titik T ke titik L yaitu panjang ruas garis TL.
sedangkan ruas garis CD terletak pada Perhatikan ΔTOL siku-siku di O dengan:
bidang TCD. Dengan demikian, ruas garis AB (i) Panjang TO = 4 cm (tinggi limas)
sejajar dengan bidang TCD. Pernyataan (ii) (ii) Panjang OL
salah. Bidang alas limas berbentuk persegi dengan
3) Kedudukan TC terhadap ABCD panjang KL = 8 cm maka panjang LN =
Ruas garis TC memotong bidang ABCD di 8 2 cm. Titik O terletak di tengah LN
titik C. Ruas garis TC berpotongan dengan 1 1
bidang ABCD. Pernyataan (iii) salah. sehingga panjang OL = 2 LN = 2 × 8 2 =
4) Kedudukan BC terhadap TAD
Ruas garis BC sejajar ruas garis AD, sedang- 4 2 cm.
kan ruas garis AD terletak pada bidang TAD. (iii) Panjang TL
Dengan demikian, ruas garis BC sejajar
dengan bidang TAD. Pernyataan (iv) benar. TL = TO2 + OL2
Jadi, pernyataan yang benar adalah (i) dan (iv).
= 4 2 + (4 2)2
5. Jawaban: c
Bidang α dan bidang β disajikan seperti berikut. = 16 + 32
h
= 48
β g = 4 3 cm
A
Jadi, jarak titik T ke titik L adalah 4 3 cm.
α
8. Jawaban: a
Berdasarkan gambar di atas diperoleh: Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
1) Titik A terletak pada bidang α.
W V
2) Titik A terletak pada bidang β.
U
3) Garis g terletak pada bidang β. T
5 cm
Jadi, pernyataan yang benar adalah (i), (ii), dan (iv).
S R
P 6 cm
8 cm Q
C
= 2 6 cm
D
2 cm
A 4 cm B Jadi, jarak titik B ke diagonal EG adalah 2 6 cm.
24 Dimensi Tiga
Pada ΔPFG berlaku: (i) Panjang AC = 12 2 cm (diagonal sisi kubus)
PF × FG = PG × FO (ii) Panjang AT
⇔ 9 × 12 = 15 × FO
⇔ 108 = 15 × FO AT = AE2 + ET 2
⇔ FO = 7,2 cm
Jadi, jarak titik B ke ruas garis PG adalah 7,2 cm. = 122 + (6 2)2
12. Jawaban: a
= 144 + 72
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
T = 216
= 6 6 cm
8 2 cm T (iii) Panjang TC = AT = 6 6 cm
P
P
Pada ΔATC berlaku:
C AC × TQ = TC × AP
D
A C ⇔ 12 2 × 12 = 6 6 × AP
A 8 cm B ⇔ 24 2 = 6 × AP
Jarak titik C ke rusuk TA yaitu panjang ruas garis 24 2
CP. Perhatikan ΔTAC dengan: ⇔ AP =
6
(i) Panjang TA = TC = 8 2 cm 24
(ii) Panjang AC = 3
Bidang alas limas ABCD berbentuk persegi.
Oleh karena panjang AB = 8 cm maka = 8 3 cm
panjang AC = 8 2 cm. Jadi, jarak titik A ke ruas garis CT adalah 8 3 cm.
Pada ΔATC diketahui panjang TA = TC = AC =
14. Jawaban: a
8 2 cm berarti ΔTAC sama sisi. Titik P terletak Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
1 1
di tengah AT sehingga AP = 2 AT = 2 × 8 2 T
= 20
D C
A A Q C = 2 5 cm
12 cm B
Jarak titik A ke ruas garis CT yaitu panjang ruas
garis AP. Perhatikan ΔTAC dengan:
= (6 2)2 + 122
= (2 6)2 − 22
= 72 + 144
= 24 − 4
= 216
= 20
= 6 6 cm
= 2 5 cm
Pada ΔCOG berlaku:
Oleh karena panjang KP = TP maka ΔTKP sama OC × CG = OG × CP
kaki sehingga titik A terletak di tengah rusuk TK.
⇔ 6 2 × 12 = 6 6 × CP
AP = KP2 − KA 2
⇔ 12 2 = 6 × CP
= 2 2
(2 5) − ( 6)
12 2
⇔ CP =
= 20 − 6 6
12
= 14 cm = 3
Pada ΔTKP berlaku:
TK × AP = KP × TO = 4 3 cm
⇔ 84 = 5 × TO 16. Jawaban: b
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
84
⇔ TO = T T
5
2 21
=
5 Q
Q
2 C
= 5 105 cm D
O P
Jadi, jarak titik T ke ruas garis KP adalah A O P
12 cm B
2
105 cm. Jarak titik O ke bidang TBC yaitu panjang ruas
5
garis OQ. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O dengan:
15. Jawaban: d (i) Panjang TO = 8 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. 1 1
(ii) Panjang OP = 2 AB = 2 × 12 = 6 cm
H G
G (iii) Panjang TP
E F
TP = TO2 + OP2
P P
= 82 + 62
D C
O
= 64 + 36
O C
A 12 cm B
= 100
Jarak titik C ke bidang BDG yaitu panjang ruas = 10 cm
garis CP. Perhatikan ΔCOG siku-siku di C dengan:
Pada ΔTOP berlaku:
(i) Panjang CG = 12 cm
TO × OP = TP × OQ
(ii) Panjang OC
⇔ 8 × 6 = 10 × OQ
Titik O terletak di tengah AC. Panjang
⇔ 48 = 10 × OQ
1
AC = 12 2 cm sehingga panjang OC = 2 AC ⇔ OQ = 4,8 cm
Jadi, jarak titik O ke bidang TBC adalah 4,8 cm.
1
= 2 × 12 2 = 6 2 cm.
26 Dimensi Tiga
17. Jawaban: a Pada ΔABV berlaku:
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. AB × BV = AV × BC
H G D ⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × BC
E F ⇔ 6 2 = 6 × BC
O 6
6 2
⇔ BC = = 3
= 2 3 cm
D C B 6
A
A 12 cm K Jadi, jarak antara bidang PUW dan bidang QVS
K B
adalah 2 3 cm.
Jarak titik K ke bidang BDHF yaitu panjang ruas
garis KO. Perhatikan ΔKBD dengan: 19. Jawaban: b
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
(i) Panjang BD = 8 2 cm
W V
(ii) Panjang KD
Perbandingan KA : KD = 1 : 3 maka per-
bandingan KA : AD = 1 : 2. Oleh karena U
T
R
panjang AD = 8 cm maka panjang KA = 4 cm. 9 cm
S
KD = KA + AD = 4 + 8 = 12 cm α 20 cm
Pada ΔKBD berlaku: P
12 cm Q
KD × AB = BD × KO
Sudut antara ruas garis TQ dan ruas garis QW
⇔ 12 × 8 = 8 2 × KO
yaitu ∠TQW = α. Perhatikan ΔQW siku-siku di T
⇔ 12 = 2 × KO dengan:
⇔ KO = 6 2 cm (i) Panjang TW = 20 cm
(ii) Panjang TQ
Jadi, jarak titik K ke bidang BDHF adalah 6 2 cm.
TQ = TP2 + PQ2
18. Jawaban: d
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti gambar
berikut.
= 92 + 122
W V
B = 81 + 144
U
T
= 225
C = 15 cm
S R (iii) Panjang QW
P A
6 cm Q QW = TQ2 + TW 2
Jarak antara bidang PUW dan bidang QVS yaitu
= 152 + 20 2
panjang ruas garis BC. Perhatikan ΔABV siku-
siku di B dengan: = 225 + 400
(i) Panjang AB = 6 cm
(ii) Panjang BV = 625
Panjang TV = 6 2 cm sehingga panjang = 25 cm
1 1 Dengan demikian:
BV = 2 TV = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
TQ
(iii) Panjang AV cos α = QW
AV = AB2 + BV 2 15
= 25
= 62 + (3 2)2
3
=
= 36 + 18 5
3
= 54 Jadi, nilai cos α = .
5
= 3 6 cm
6 cm E F
D C D Q C
P
A 8 cm B
A 6 cm B
Ruas garis PQ dan GH saling bersilangan. Ruas
Sudut antara ruas garis TA dan TC yaitu ∠ATC. garis PQ terletak pada bidang ABCD. Buat ruas
Perhatikan ΔATC dengan: garis sejajar GH dan memotong PQ yaitu ruas
(i) Panjang TA = TC = 6 cm garis CD. Ruas garis CD dan PQ berpotongan di
titik Q. Sudut antara ruas garis PQ dan GH yaitu
(ii) Panjang AC = 6 2 cm
∠PQD. Perhatikan ΔPDQ siku-siku di D dengan
Pada ΔATC berlaku aturan kosinus: panjang PD = DQ sehingga ΔPDQ siku-siku sama
AT 2 + TC 2 − AC 2 kaki. Dengan demikian, besar ∠PQD = 45°.
cos ∠ATC = 2 × AT × TC Jadi, besar sudut antara ruas garis PQ dan GH
adalah 45°.
62 + 62 − (6 2)2
= 2×6×6 23. Jawaban: a
Limas T.ABC disajikan seperti berikut.
36 + 36 − 72
= T
2×6×6
T
0
= 2×6×6 6 3
=0 6 3
Oleh karena nilai cos ∠ATC = 0 maka besar
∠ATC = 90°. A C
Cara lain: 3 α
D C
D 6
Perhatikan pada ΔATC berlaku AT2 + TC2 = AC2 3
maka ΔATC siku-siku di T. B
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan TC Sudut antara rusuk TC dan bidang ABC yaitu
adalah 90°. ∠TCD = α. Perhatikan ΔTCD dengan:
21. Jawaban: d (i) Panjang TC = 6 3 cm
Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti gambar (ii) Panjang CD
berikut.
CD = BC2 − BD2
R Q
O
P = 62 − 3 2
= 36 − 9
N M
= 27
K 2 cm L
= 3 3 cm
Diagonal LQ dan diagonal PR saling bersilangan.
Diagonal LQ terletak pada bidang LMQP. Buat (iii) Panjang TD
ruas garis sejajar PR dan memotong LQ yaitu ruas TD = TB2 − BD2
garis LN. Ruas garis LN dan LP berpotongan di
titik P. Sudut antara diagonal LQ dan diagonal = (6 3)2 − 3 2
PR yaitu ∠QLN. Pada ΔQLN diketahui panjang = 108 − 9
LQ = LN = QN sehingga ΔQLN sama sisi. Dengan
demikian, besar ∠QLN = 60°. = 99
Jadi, besar sudut antara diagonal LQ dan diagonal
= 3 11 cm
PR adalah 60°.
28 Dimensi Tiga
Pada ΔTCD berlaku aturan kosinus: 25. Jawaban: b
2
TC + CD − TD 2 2 Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
cos α = 2 × TC × CD H G
P
E
(6 3)2 + (3 3)2 − (3 11)2 F
= 2×6 3 ×3 3
α
108 + 27 − 99
= D C
108
A B
36
= 108 Sudut antara rusuk BF dan bidang BEG yaitu
1 ∠PBF = α. Perhatikan ΔPBF siku-siku di F dengan:
= 3 (i) Panjang BF = 4 cm
1 1 1
Jadi, nilai cos α = . (ii) Panjang PF = 2 FH = 2 × 4 2 = 2 2 cm
3
(iii) Panjang BP
24. Jawaban: c
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. BP = BF 2 + PF 2
H G
O = 4 2 + (2 2)2
E F
F′
8 cm
= 16 + 8
= 24
D C
= 2 6 cm
A 4 cm 4 cm B
P Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis PF dan bidang ACGE PF
yaitu ∠OAF′. Perhatikan ΔOAF′ siku-siku di O sin α = BP
dengan: 2 2
(i) Panjang AO =
2 6
1 1 1
Panjang EO = 4
EG = 4
× 8 2 = 2 2 cm = 3
1
AO = AE2 + EO2 = 3
3
1
= 82 + (2 2)2 Jadi, nilai sin α = 3.
3
= 64 + 8 26. Jawaban: d
Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
= 72
T
= 6 2 cm
1 1 4 2 cm
(ii) Panjang OF′ = 4
FH = 4
× 8 2 = 2 2 cm
N
Dengan demikian: M
OF′ 2 2 1 K
tan ∠OAF′ = AO
= = 3
4 cm L
6 2
Jadi, nilai tangen sudut antara ruas garis PF dan Sudut antara rusuk TK dan bidang KLMN yaitu
1 ∠TKM. Perhatikan ΔTKM dengan:
bidang ACGE adalah 3
. (i) Panjang TK = TM = 4 2 cm
(ii) Panjang KM
Bidang KLMN berbentuk persegi dengan
panjang KL = 4 cm sehingga panjang
KM = 4 2 cm.
= 32 + 42 29. Jawaban: b
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut.
= 9 + 16 T
= 25
= 5 cm
Dengan demikian:
OX 4 F E
sin ∠OQX = QX
= 5
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang PQXY A O D
4 α
dengan bidang PQUT adalah 5
. P
28. Jawaban: e B 8 cm C
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. Sudut antara bidang TAB dan bidang alas yaitu
T ∠TPO = α. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O
θ dengan:
(i) Panjang TO = 8 3 cm
5 cm (ii) Panjang PO
Besar ∠AOB = 60° sehingga segitiga ABO
D
C sama sisi maka panjang AO = AB = BO = 8 cm.
P Q
A
PO = AO2 − AP2
2 cm B
= 48
= 4 3 cm
30 Dimensi Tiga
(iii) Panjang TP OQ
cos ∠POC = PO
TP = TO2 + PO2
3 2
=
2 2 6
= (8 3) + (4 3)
1
= 2 2
= 192 + 48
Oleh karena nilai cos ∠POC maka besar ∠POC
= 240 = 45°.
Jadi, besar sudut antara bidang BPD dan bidang
= 4 15 cm ABCD adalah 45°.
Dengan demikian:
B. Uraian
TO
sin α = TP 1. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
8 3 H G
=
4 15 E F
2
= 5
D
2 C
= 5 5 A B
2 a. Kedudukan titik C terhadap garis AH
Jadi, nilai sin α = 5 5.
Garis AH tidak melalui titi C. Dengan
30. Jawaban: c demikian, titik C terletak di luar garis AH.
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. b. Kedudukan titik B terhadap bidang ABFE
Bidang ABFE melaui titik A, B, F, dan E. Oleh
T
karena titik B dilalui bidang ABFE maka titik
B terletak pada bidang ABFE.
P P c. Kedudukan garis CE terhadap garis BG
Garis CE dan garis BG tidak terletak pada
C bidang yang sama. Kedua garis tidak
D mempunyai titik persekutuan. Dengan
O C
O Q
A 12 cm
demikian, garis CE bersilangan dengan garis
B
BG.
Sudut antara bidang BPD dan bidang ABCD yaitu d. Kedudukan garis CE terhadap bidang ABGH
∠POC. Perhatikan ΔPOC dengan: Bidang ABGH melalui titik A, B, G, dan H
(i)
1
Panjang PC = 2 TC = 2 × 12 = 6 cm
1 akibatnya garis BH terletak pada bidang
ABGH. Garis CE berpotongan dengan garis
1 1
(ii) Panjang OC = 2 AC = 2 × 12 2 = 6 2 cm BH. Dengan demikian, garis CE menembus
bidang ABGH.
(iii) Panjang OP
ΔPOC sebangun ΔTAC sehingga berlaku: 2. Bidang α dan bidang β disajikan seperti berikut.
PC PO
TC
= TA r q
T p
6 PO
⇔ 12
= 12
β α
T
AP = AB2 + BP2
8 cm O P
= 62 + 3 2
D
C
A = 36 + 9
5 cm B
= 32 + 49 = (6 2)2 − 62
= 81 = 72 − 36
= 9 cm
Jadi, jarak titik A ke titik T adalah 9 cm. = 36
4. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. = 6 cm
Jadi, jarak titik P ke rusuk TA adalah 6 cm.
T
5. Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
R Q
9 cm O P
O
8 cm
B A
C
D 3 cm N M
P C
3 cm 6 cm
K 12 cm L
A B
6 cm
32 Dimensi Tiga
Jarak titik R ke ruas garis KA yaitu panjang ruas 7. Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
garis RC. Perhatikan ΔKAR dengan: H G
X T T G
E
(i) Panjang KR E P
F
10 cm
KR = KO2 + OR2
Y Y
D C
2 2
= 6 +8 O 12 cm
O
A
16 cm B
= 32 + 42 D
PO C
= 9 + 16 A 12 cm
Q B
= 25 Sudut antara bidang PQR dan bidang ABCD yaitu
= 5 cm ∠COR = θ. Perhatikan ΔCOR siku-siku di C
Pada ΔQRT panjang QR = QT sehingga ΔQRT dengan:
siku-siku sama kaki. Dengan demikian, besar 1 1
(i) Panjang CR = 2 CG = 2 × 12 = 6 cm
∠QRT = 45°.
Jadi, besar sudut yang terbentuk antara rusuk PS 3 3
(ii) Panjang OC = AC = × 12 2 = 9 2 cm
dan diagonal RT adalah 45°. 4 4
(iii) Panjang OR
9. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G
OR = OC2 + CR2
E F
= (9 2)2 + 62
C′ = 162 + 36
P
D = 198
C
A
6 cm B = 3 22 cm
Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis CP dan bidang EFGH
CR
yaitu ∠GEC′ = α. Perhatikan ΔGEC′ siku-siku di G sin θ = OR
dengan:
6
1 1 =
(i) Panjang GC′ = 2
CG = 2
× 6 = 3 cm 3 22
2
(ii) Panjang EG = 6 2 cm = 22
(iii) Panjang EC′ 1
= 11
22
1
Jadi, nilai sin θ = 11
22 .
34 Dimensi Tiga
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. membaca dan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi dan histogram;
2. mendeskripsikan dan menghitung berbagai ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran;
3. menerapkan konsep ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu bersikap cermat dalam menganalisis setiap
permasalahan.
Statistika
Mempelajari
Tabel Distribusi Frekuensi dan Ukuran Pemusatan Ukuran Letak dan Ukuran
Histogram Penyebaran
Mampu
36 Statistika
Titik tengah 160,5 berada pada kelas interval Dari kelas interval pada tabel di atas diperoleh tabel
keempat. distribusi frekuensi relatif sebagai berikut.
Titik tengah kelas 154,5 dan 160,5 saling berurutan,
maka panjang kelas: Tinggi Bibit Cabai Frekuensi
(mm) Relatif
p = 160,5 – 154,5 = 6.
Letak tepi bawah, titik tengah, dan tepi atas kelas 110–116 6,7%
117–123 10%
interval keempat dapat digambarkan pada diagram
124–130 16,7%
berikut. 131–137 20%
p=6 138–144 25%
Tb4 = 157,5 x4 = 160,5 Ta4 = 163,5 145–151 13,3%
152–158 8,3%
3 3
3. Data setelah diurutkan sebagai berikut.
Dari diagram di atas diperoleh tepi bawah Tb4 =
41 41 42 42 43 43 44 45 46 46
157,5 dan tepi atas Ta4 = 163,5, maka:
47 47 48 49 50 51 52 53 54 56
batas bawah = Tb4 + 0,5 = 157,5 + 0,5 = 158
56 57 58 59 60 61 62 63 66 67
batas atas = Ta4 – 0,5 = 163,5 – 0,5 = 163.
Banyak data = n = 30
Dengan demikian, diperoleh kelas interval keempat
Nilai data terkecil = 41
yaitu 157–163.
Nilai data terbesar = 67
Jadi, sebanyak 9 siswa mempunyai tinggi badan
Jangkauan = nilai data terbesar – nilai data terkecil
158–163 cm.
= 67 – 41 = 26
Banyak kelas = k
B. Uraian
= 1 + 3,3 log n
1. a. Bambu yang panjangnya tidak kurang dari = 1 + 3,3 log 30
6,7 meter berada di kelas interval 6,7–8,0 dan = 1 + 3,3 × 1,477
8,1–9,4. = 1 + 4,8741
Frekuensi kelas interval 6,7–8,0 = 15 = 5,8741 ≈ 6
Frekuensi kelas interval 8,1–9,4 = 20 jangkauan
Banyak bambu yang panjangnya tidak kurang Panjang kelas: p = banyak kelas
dari 6,7 meter = 15 + 20 = 35 26
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan = 6
= 4,33 ≈ 5
Pak Ahmad untuk membuat kepang 35 batang Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
b. Bambu yang panjangnya tidak lebih dari 5,2 interval pertama.
meter berada di kelas interval 2,5–3,8 dan Bb1 = nilai data terkecil = 41
3,9–5,2. Ba1 = Bb1 + p –1 = 41 + 5 – 1 = 45
Frekuensi kelas interval 2,5–3,8 = 12 Diperoleh kelas interval pertama : 41–45
Frekuensi kelas interval 3,9–5,2 = 16 Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
Banyak bambu yang panjangnya tidak lebih interval kedua.
dari 5,2 meter = 12 + 26 = 28 Bb2 = Ba1 + 1 = 45 + 1 = 46
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan Ba2 = Bb2 + p – 1 = 46 + 5 – 1 =50
Pak Ahmad untuk membuat pagar 28 batang. Diperoleh kelas interval kedua : 46–50
Dengan cara yang sama diperoleh:
2. Dari histogram diperoleh batas bawah, batas atas, Kelas interval ketiga : 51–55
dan kelas interval sebagai berikut. Kelas interval keempat : 56–60
Batas Bawah Batas Atas Kelas Interval Kelas interval kelima : 61–65
109,5 + 0,5 = 110 116,5 – 0,5 = 116 110–116 Kelas interval keenam : 66–70
116,5 + 0,5 = 117 123,5 – 0,5 = 123 117–123 Tabel distribusi frekuensi skor ujian penerimaan
123,5 + 0,5 = 124 130,5 – 0,5 = 130 124–130 calon karyawan PT Sido Makmur sebagai berikut.
130,5 + 0,5 = 131 137,5 – 0,5 = 137 131–137
137,5 + 0,5 = 138 144,5 – 0,5 = 144 138–144 Skor Frekuensi
144,5 + 0,5 = 145 151,5 – 0,5 = 151 145–151
151,5 + 0,5 = 152 158,5 – 0,5 = 158 152–158 41–45 8
46–50 7
51–55 4
56–60 6
61–65 3
66–70 2
Frekuensi 1 14 14 –
(5 − 1)
14 +
(5 − 1)
12–16
2 2
6 2 19 19 –
(5 − 1)
19 +
(5 − 1)
19–21
2 2
(5 − 1) (5 − 1)
5 3 24 24 – 24 + 22–26
2 2
4 4 29 29 –
(5 − 1)
29 +
(5 − 1)
29–31
2 2
3 5 34 34 –
(5 − 1)
34 +
(5 − 1)
32–36
2 2
2 6 39 39 –
(5 − 1)
39 +
(5 − 1)
39–41
2 2
1
0 Jadi, tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
205–209
200–204
210–214
215–219
220–224
225–229
38 Statistika
p = 39 – 30 + 1 = 10 ⎛ 1 d ⎞
Modus = L + ⎜ d + d ⎟ × p
⎛ ⋅ n − fk
1 ⎞ ⎝ 1 2⎠
Me = L + ⎜2 Me ⎟ ×p ⎛ 4 ⎞
⎜ fMe ⎟ = 44,5 + ⎜ 4 + 6 ⎟ × 5
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
⎛ 32
− 10 ⎞ 20
= 29,5 + ⎜⎜ 2 12 ⎟⎟ × 10 = 44,5 + 10
⎝ ⎠ = 44,5 + 2
16 − 10 = 46,5
= 29,5 + 12
× 10 Jadi, modusnya adalah 46,5.
Jadi, median dari data pada tabel adalah 6. Jawaban: b
16 − 10 Histogram di atas dapat dibuat tabel distribusi
29,5 + 12
× 10.
frekuensi berikut.
3. Jawaban: b Perhatikan data tentang berat badan 20 siswa berikut.
Kelas interval yang mempunyai frekuensi paling Nilai Frekuensi
banyak adalah kelas interval 25–29, berarti kelas
31–35 4
modus di kelas interval 25–29. 36–40 7
Lo = 25 – 0,5 = 24,5 ← Kelas Mo
41–45 9
d1 = 11 – 7 = 4
46–50 5
d2 = 11 – 10 = 1 51–55 2
p = 29 – 25 + 1 = 5
Modus adalah data yang paling banyak muncul.
⎛ d ⎞
Modus = Mo = L + ⎜ d +1d ⎟ × p Modus data terletak pada interval 41–45.
⎝ 1 2⎠
L = 40,5
⎛ 4 ⎞
= 24,5 + ⎜ 4 + 1⎟ ×5 d1 = 9 – 7 = 2
⎝ ⎠
d2 = 9 – 5 = 4
= 24,5 + 4 = 28,5 p =5
Jadi, modus dari data tersebut 28,5. ⎛ ⎞
d
Modus = L + ⎜ 1 ⎟
4. Jawaban: a ⎝ d1 + d2 ⎠
Tabel di atas dapat dilengkapi sebagai berikut. ⎛ 2 ⎞
= 40,5 + ⎜ ⎟ ×5
Berat Badan (kg) fi xi fi x i ⎝2 + 4⎠
10
40–44 3 42 126 = 40,5 + 6
45–49 5 47 235
= 40,5 + 1,67 = 42,17
50–54 7 52 364
Jadi, modusnya adalah 42,17.
55–59 2 57 114
60–64 3 62 186 7. Jawaban: d
Jumlah 20 1.025 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut.
Rata-rata berat badan setiap siswa adalah
5 Nilai fi fk
∑ fx
i i fk
– i=1 1.025 41–50 4 4 Me
x= 5
= 20
= 51,25 51–60 5 9 ←
∑ fi 61–70 3 12 ← Kelas Me
i=1
71–80 2 14
Jadi, rata-rata berat badan siswa 51,25 kg. 6
81–90 20
5. Jawaban: b Banyak data = n = 20
Modus adalah data yang paling banyak muncul.
1
Modus data terletak pada interval 44,5–49,5 Median = nilai data ke- (20 + 1)
2
L = 44,5 1
d1 = 12 – 8 = 4 = nilai data ke-10
2
d2 = 12 – 6 = 6
p =5
40 Statistika
3) Menentukan modus Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
⎛ d ⎞ berikut.
Modus = L + ⎜ d +1d ⎟ × p
⎝ 1 2⎠ Tebal Buku
fi fk
(Halaman)
⎛ 3 ⎞ fk
= 69,5 + ⎜ ⎟ × 10 48–64 20 20
⎝7 + 3⎠
Me
65–81 19 39 ←
30 82–98 22 61 ← Kelas Me
= 69,5 + 10
99–115 13 74
= 69,5 + 3 = 72,5 116–132 15 89
Jadi, modusnya adalah 72,5. 133–149 11 100
Kesimpulannya adalah rata-rata < median < modus.
Banyak data = 100
1
B. Uraian Median = nilai data ke- 2 (100 + 1)
1. Kelas modus pada histogram adalah kelas inter- = nilai data ke-50,5
val yang mempunyai batang tertinggi. Median adalah nilai data ke-50,5 di kelas interval
Kelas interval dengan tepi bawah 80,5 dan tepi 82–98.
atas 90,5 mempunyai batang tertinggi, maka kelas L = 81,5
modus adalah 81–90. fMe = 22
L = 80,5 fkM = 20 + 19 = 39
d1 = 10 – 2 = 8 e
d2 = 10 – 6 = 4 ⎛ 1 n − fk ⎞
p = 90,5 – 80,5 = 10 Me = L + ⎜2 Me ⎟ ×p
⎜⎜ fM ⎟⎟
⎝ e
⎠
⎛ d ⎞
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠ ⎛1
⋅ 100 − 39 ⎟ ⎞
⎛ 8 ⎞
= 81,5 + ⎜⎜ 2 22 ⎟ × 17
= 80,5 + ⎜8+4⎟ × 10 ⎝ ⎠
⎝ ⎠
11
2 = 81,5 + 22 × 17
= 80,5 + 3
× 10
= 81,5 + 8,5
≈ 80,5 + 6,67 = 87,17
= 90
Jadi, modus data adalah 87,17.
Jadi, median tebal buku 90.
2. Kelas modus adalah 82–98. 3. Titik Tengah (xi) fi fixi
L = 82 – 0,5 = 81,5
1
d1 = 22 – (3n + 1) = 21 – 3n 2
(9,5 + 14,5) = 12 15 180
d2 = 22 – (2n + 1) = 21 – 2n 1
(14,5 + 19,5) = 17 17 289
p = 98 – 82 + 1 = 17 2
1
⎛ d ⎞ 2
(19,5 + 24,5) = 22 21 462
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠ 1
(24,5 + 29,5) = 27 20 540
2
⎛ 21− 3n ⎞ 1
(29,5 + 34,5) = 32 16 512
⇔ 85,75 = 81,5 + ⎜ 21− 3n + 21− 2n ⎟ × 17 2
⎝ ⎠ 1
2
(34,5 + 39,5) = 37 11 407
⎛ 21− 3n ⎞
⇔ 4,25 = ⎜ 42 − 5n ⎟ × 17 6 6
⎝ ⎠ ∑ fi = 100 ∑ fx
i i = 2.390
i=1 i=1
21− 3n
⇔ 0,25 = 42 − 5n Rata-rata diameter pohon:
6
⇔ 0,25(42 – 5n) = 21 – 3n ∑ fi x i
⇔ 10,5 – 1,25n = 21 – 3n x =
i=1
6
⇔ 1,75n = 10,5 ∑ fi
i=1
⇔ n=6 2.390
= 100
= 23,9 cm
Jadi, rata-rata diameter pohon di hutan kota
tersebut 23,9 cm.
⎛ 12 − x ⎞ ⎛ 50 − (28 + a) ⎞
⇔ 218,5 = 210,5 + ⎜ ⎟ × 20 36,25 = 34,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 18 − x ⎠ ⎝ 20 ⎠
⎛ 12 − x ⎞ 22 − a
⇔ 218,5 – 210,5 = ⎜ ⎟ × 20 ⇔ 36,25 – 34,5 =
⎝ 18 − x ⎠ 4
⎛ 12 − x ⎞ 22 − a
⇔ 8= ⎜ ⎟ × 20 ⇔ 1,75 =
⎝ 18 − x ⎠ 4
⎛ 12 − x ⎞ ⇔ 7 = 22 – a
⇔ 2=5× ⎜ ⎟
⎝ 18 − x ⎠ ⇔ a = 15
⇔ 36 – 2x = 60 – 5x Menentukan nilai b
⇔ 5x – 2x = 60 – 36 Jumlah nilai data = 100
⇔ 3x = 24 12 + 16 + a + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
⇔ x=8 ⇔ 12 + 16 + 15 + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
Menentukan y ⇔ 95 + b = 100
Jumlah data = 50 b =5
3 + 4 + 8 + 12 + 6 + 10 + y + 1 = 50 Jadi, nilai a dan b adalah 15 dan 5.
⇔ 44 + y = 50 b. Jumlah karyawan yang usiannya di atas
⇔ y=6 50 tahun
Jadi, nilai x dan y berturut-turut adalah 8 dan 6. =8+b
=8+b
= 8 + 5 = 13.
Jadi, sebanyak 13 orang yang usianya di atas
59 tahun.
3 × 13 + 1 Jumlah data = n = 74
= nilai data ke- 4 9
= nilai data ke-10 D9 = nilai data ke- (74 + 1)
10
Nilai data ke-10 = 80 = nilai data ke-67,5
Jadi, kuartil atas data tersebut adalah 80. = x67 + 0,5(x68 – x67)
= 40 + 0,5 (41 – 40)
= 40 + 0,5 = 40,5
Jadi, desil ke-9 data tersebut adalah 40,5.
42 Statistika
3. Jawaban: e ⎛ 11,75 − 11⎞
= 87,5 + ⎜
⎝
⎟
⎠
×4
4
Data Frekuensi fk
= 87,5 + 0,75
45–49 2 2 = 88,25
50–54 3 5 ← Kelas Q1
3
55–59 3 8 Q3 = nilai data ke- × 47
4
60–64 6 15 = nilai data ke-35,25
65–69 4 18
70–74 2 20 Nilai data ke-35,25 terletak di kelas interval
100–103.
Banyak data = n = 20 L3 = 100 – 0,5 = 99,5
Kuartil bawah = Q1 fkQ = 33
3
1
Q1 = nilai data ke- × 20 fQ3 = 4
4
= nilai data ke-5 ⎛ 3n− f ⎞
⎜4 kQ3 ⎟
Data ke-5 di kelas interval 50–54. Q3 = L3 + ⎜⎜ f ⎟⎟ ×p
Q3
L1 = 49,5 ⎝ ⎠
⎛ 141 − 33 ⎞
fk = 2
= 99,5 + ⎜⎜ ⎟
4
Q
fQ 1 = 3 4 ⎟ ×4
1 ⎝ ⎠
p =5
⎛ 35,25 − 33 ⎞
⎛ 1 ⎞ = 99,5 + ⎜
⎝
⎟
⎠
×4
⎜ n − fk Q 4
4
Q1 = L1 + ⎜ 1
×p = 99,5 + 2,25
⎜ fQ 1
⎝ ⎠
= 101,75
= 49,5 + ⎛5−2⎞
×5 Jangkauan antarkuartil:
⎜ 3 ⎟
⎝ ⎠ H = Q3 – Q1
= 49,5 + 5 = 101,75 – 88,25
= 54,5 = 13,5
Jadi, nilai kuartil tengah adalah 54,5. Jadi, jangkauan antarkuartil data tersebut adalah
13,5.
4. Jawaban: d
Nilai fi fk 5. Jawaban: e
45
80–83 5 5 P45 = nilai data ke- 100 × 47
84–87 6 11
88–91 4 15
= nilai data ke-21,15
← Kelas Q1
92–95 8 23 ← Kelas P45 P45 adalah nilai data ke-21,15 terletak di kelas
96–99 10 33 ← Kelas Q3 interval 92–95.
100–103 4 37 L35 = 92 – 0,5 = 91,5
104–107 10 47 fkP = 15
45
Banyak data = n = 47 fP45 = 8
1 p =4
Q1 = nilai data ke- × 47
4
⎛ 45 n − f ⎞
= nilai data ke-11,75 ⎜ 100 kP45 ⎟
P45 = L35 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
Q1 adalah nilai data ke-11,75 terletak di kelas ⎝
f P45
⎠
interval 88–91.
⎛ 45 × 47 − 15 ⎞
L1 = 88 – 0,5 = 87,5 ⎜ 100 ⎟
fkQ = 11 = 91,5 + ⎜ 8 ⎟ ×4
1 ⎝ ⎠
fQ1 = 4 = 91,5 + 3,075
p = 91 – 88 + 1 = 4 = 94,575
⎛ 1n − f ⎞ Jadi, persentil ke-45 data tersebut adalah 94,575.
⎜4 kQ1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜⎜ f ⎟⎟ × p
Q1
⎝ ⎠
⎛ 47 − 11⎞
+ ⎜⎜ 4 ⎟⎟ × 4
4
= 87,5
⎝ ⎠
1–15 1 1 8 8 8
16–20 4 5 13 6 14 ← Kelas Q1
21–25 8 13 18 5 19
26–30 10 23 ← Kelas D4 23 4 23
31–35 9 32 28 9 32 ← Kelas Q3
36–40 6 38 33 8 40
41–45 2 40
= 25,5 + 1,5 ⎛ 1 × 40 − 8 ⎞
= 10,5 + ⎜4 ⎟ ×5
= 27,0 ⎜ 6 ⎟
⎝ ⎠
Jadi, nilai desil ke-4 adalah 27,0.
1
7. Jawaban: e = 10,5 + 3 × 5 ≈ 10,5 + 1,67
Banyak data = n = 8 = 12,17
11 + 12 + 9 + 8 + 11 + 12 + 9 + 8 3
x= 8 Q3 = nilai data ke- 4 × 40
80 = nilai data ke-30
= 8 = 10
Q 3 adalah nilai data ke-30 terletak di kelas
n interval yang memuat titik tengah 28.
∑ fi (xi − x)2
i=1 1
L3 = 2 (23 + 28) = 25,5
= 2(11 – 10)2 + 2(12 – 10)2 + 2(9 – 10)2 + 2(8 – 10)2
fkQ = 8 + 6 + 5 + 4 = 23
= 2 × 12 + 2 × 22 + 2 × (–1)2 + 2 × (–2)2 3
=2+8+2+8 fQ3 = 9
= 20 ⎛ 3n− f ⎞
Simpangan baku: Q3 = L3 + ⎜4 kQ3 ⎟
×p
⎜⎜ fQ ⎟⎟
n
2 ⎝ 3
⎠
∑ fi (xi − x)
20 10 1
s = s 2 = i=1
= = = 10 ⎛ 3 × 40 − 23 ⎞
n 8 4 2
⎜4 ⎟
= 25,5 + ⎜ ⎟
×5
9
1 ⎝ ⎠
Jadi, simpangan bakunya adalah 2
10 .
7
= 25,5 + 9 × 5
≈ 25,5 + 3,89
= 29,39
44 Statistika
Simpangan kuartil: B. Uraian
1 1. Nilai Frekuensi fk
Qd = 2
(Q3 – Q1)
40 3 3
1 45 6 9
= 2
(29,39 – 12,17) 50 9 18
55 15 33
1
= 2 (17,22) 60 12 45
65 10 55
= 8,61 70 4 59
9. Jawaban: a 75 1 60
1 7
Q1 = nilai data ke- 4 × 20 ∑ f i xi
i=1 1.630
= nilai data ke-5 x = 7 = 20
= 81,5
∑ fi
Q1 adalah nilai data ke-5 terletak di kelas i=1
46 Statistika
4. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data ⎛ 39 n − f ⎞
sebagai berikut. ⎜ 100 k P39 ⎟
P39 = L39 + ⎜⎜ fP39 ⎟⎟ ×p
⎝ ⎠
Tinggi (m) fi fk
⎛ 23,4 − 22 ⎞
6–9 9 9 = 17,5 + ⎜⎝ 21
⎟
⎠
×4
10–13 6 15
14–17 7 22 1,4
18–21 21 43 ← Kelas P39
= 17,5 + 21 × 4
22–25 9 52 ← Kelas D8 ≈ 17,5 + 0,27
= 17,77
26–29 8 60
Jadi, nilai persentil ke-39 data tersebut adalah
8 17,77.
D8 = nilai data ke- 10 × 60
= nilai data ke-48 5. a. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
xi fi fi · xi
D8 adalah nilai data ke-48 terletak di kelas
interval 22–25. 37 6 222
38 8 114
L8 = 22 – 0,5 = 21,5 39 6 234
fkD = 43 40 8 320
8
fD8 = 9 41 6 246
42 9 348
p = 25 – 22 + 1 = 4 43 2 86
⎛ 8 n−f ⎞ 7
⎜ 10 k D8 ⎟ ∑ 40 1.600
D8 = L8 + ⎜⎜ fD8 ⎟⎟ ×p i=1
⎝ ⎠
7
⎛ 48 − 43 ⎞ ∑ fi ⋅ x i
= 21,5 + ⎜⎝ 9 ⎟⎠ ×4 i=1 1.600
x = 7
= 40
= 40
5 ∑ fi
= 21,5 + 9 ×4 i=1
7
∑ f i (xi − x)2
i=1 152
S2 = 7 = 40 = 3,8
∑ fi
i=1
Persentil
Simpangan Rata-Rata
Variansi/Ragam
Simpangan Baku
Statistika
Rata-Rata/Mean
Ukuran Median
Pemusatan Data
Modus
A. Pilihan Ganda Banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari
1. Jawaban: c 61 = (10% + 20%) × 120 = 36
Batas atas = Ba = 32,5 Jadi, banyak siswa yang memperoleh nilai kurang
Panjang kelas = p = 6 dari 61 adalah 36 siswa.
Batas bawah = Bb 6. Jawaban: d
Ba = Bb + p – 1 Banyak siswa yang memperoleh nilai 41–50 =
⇔ 32,5 = Bb + 6 – 1 10% × 120 = 12
⇔ Bb = 32,5 – 5 = 27,5 Banyak siswa yang memperoleh nilai 51–60 =
1 1 20% × 120 = 24
Titik tengah = 2 (Bb + Ba) = 2 (27,5 + 32,5) = 30 Banyak siswa yang memperoleh nilai 71–80 =
Jadi, titik tengah kelas interval tersebut 30. 15% × 120 = 18
Banyak siswa yang memperoleh nilai 81–90 =
2. Jawaban: d
12,5% × 120 = 15
Tabel distribusi frekuensi relatif data sebagai
Jadi, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 81–90.
berikut.
7. Jawaban: c
Tinggi Badan fi frelatif
(cm) Data tinggi tanaman dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
145–149 20 25%
150–154 21 26,25% Tinggi Tanaman (cm) fi fk
155–159 15 18,75%
10–13 3 3 Tinggi
160–164 10 12,5%
165–169 8 14–17 6 9 tanaman
10%
170–174 6 18–21 5 14 kurang
7,5%
22–25 7 21 dari 26 cm
––––––––––––––––––––––––––
Dari tabel frekuensi relatif di atas diperoleh: 26–29 9 30
Sebanyak 26,25% siswa yang memiliki tinggi
badan 150–154 cm. Banyak tanaman yang mempunyai tinggi kurang
Sebanyak 18,75% siswa yang memiliki tinggi dari 26 cm adalah 21.
badan 155–159 cm. 21
Presentase = 30 × 100% = 70%.
Dengan demikian, persentase banyak siswa yang
Jadi, persentase banyak tanaman tersebut adalah
memiliki tinggi badan 150–159 cm adalah
70%.
26,25% + 18,75% = 45%.
8. Jawaban: d
3. Jawaban: c
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 10–17 =
Dari tabel frekuensi relatif di atas diperoleh,
3+6=9
sebanyak 26,25% siswa memiliki tinggi badan
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 14–21 =
150–154 cm.
6 + 5 = 11
4. Jawaban: e Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–21 = 5
Tinggi badan minimal 160 cm, maka kelas inter- Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–25 =
val yang memenuhi 160–164, 165–169, dan 5 + 7 = 12
170–174. Jadi, sebanyak 12 tanaman memiliki tinggi
Persentase siswa yang memiliki tinggi badan mini- 18–25 cm.
mal 160 cm = 12,5% + 10% + 7,5% = 30%
9. Jawaban: c
Jadi, siswa kelas XI yang bisa menjadi anggota
– 2+6+5+9+4+9+5+7+9+3+7
paskibraka ada 30%. x = 11
5. Jawaban: d 66
= 11
Kelas interval yang memiliki nilai kurang dari 61
adalah 41–50 dan 51–60. =6
Sebanyak 10% siswa memperoleh nilai 41–40 dan Jadi, nilai rata-rata ulangan Sinta adalah 6.
sebanyak 20% siswa memperoleh nilai 51–60.
11. Jawaban: c 15 ⋅ 62 + 10 ⋅ xB + 25 ⋅ 60
⇔ 58,6 = 15 + 10 + 25
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut. 10xB + 2 ⋅ 430
⇔ 58,6 = 50
Data fi fk
⇔ 2.930 = 10xB + 2.430
25 20 20
26 14 34 ⇔ 10xB = 500
27 16 50 ⇔ x B = 50
28 35 85
29 6 91 Jadi, rata-rata nilai di kelas B adalah 50.
30 9 100
14. Jawaban: e
Oleh karena banyak data genap, nilai median: Misalnya: banyak siswa laki-laki = nA
data ke-50 + data ke-51 Banyak siswa perempuan = nB
Me = –
2 Rata-rata nilai siswa laki-laki = x A = 5
–
27 + 28 Rata-rata nilai siswa perempuan = x B = 8
= –
2 Rata-rata nilai gabungan = x gab = 7,5
= 27,5 – nA ⋅ x A + nB ⋅ xB
Jadi, median data adalah 27,5. x gab = n +n A B
12. Jawaban: c nA ⋅ 5 + nB ⋅ 8
⇔ 7,5 = nA + nB
Sumbangan kelompok I:
x1 = 6 × Rp5.000,00 ⇔ 7,5nA + 7,5nB = 5nA + 8nB
= Rp30.000,00 ⇔ 7,5nA – 5nA = 8nB –7,5nB
Sumbangan kelompok II: ⇔ 2,5nA = 0,5nB
x2 = 8 × Rp4.500,00 ⇔ 5nA = 1nB
= Rp36.000,00 nA 1
Sumbangan kelompok III: ⇔ = 5 nB
x3 = 10 × Rp3.500,00 nA: nB = 1 : 5
= Rp35.000,00 Jadi, perbandingan banyaknya siswa laki-laki dan
Sumbangan kelompok IV: perempuan adalah 1 : 5.
x4 = 11 × Rp4.000,00 15. Jawaban: e
= Rp44.000,00 6
∑ fi x i
375
Sumbangan kelompok V: x = i=1
= 30 = 12,5
6
x5 = 15 × Rp2.000,00 ∑ fi
Jadi, rata-rata
i=1 poin pemain tersebut 12,5.
= Rp30.000,00
Rata-rata sumbangan setiap kelompok: 16. Jawaban: a
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5
x = berikut.
6 + 8 + 10 + 11 + 15
30.000 + 36.000 + 35.000 + 44.000 + 30.000 Poin fi fk
= 50 5–7 6 6
175.000 8–10 5 11
= 50 11–13 4 15
= 3.500 14–16 10 25 ← Kelas Me
Jadi, rata-rata sumbangan setiap kelompok 17–19 3 28
20–22 2 30
sebesar Rp3.500,00.
50 Statistika
Banyak data = n = 30 19. Jawaban: b
30 + 1 Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
Me = nilai data ke-
2 Berat Pasir (kg) fi fk
= nilai data ke-15,5
84–86 4 4
Median adalah nilai data ke-15,5 terletak di kelas
87–89 6 10
interval 14–16.
90–92 7 17
L = 14 – 0,5 = 13,5 93–95 10 27
fk = 15 96–98 5 32
Me
fM = 10 99–101 8 40
e
p = 16 – 14 + 1 = 3
Banyak data = n = 40
⎛ 1n − f ⎞ 40 + 1
Me = L + ⎜2 kMe ⎟ ×p Median = nilai data ke-
⎜⎜ fM ⎟⎟ 2
⎝ e
⎠ = nilai data ke-20,5
⎛ 1 ⋅ 30 − 15 ⎞ Median adalah nilai data ke-20,5 terletak di kelas
= 13,5 + ⎜2 ⎟ ×3
⎜ 10 ⎟ interval 93–95.
⎝ ⎠
L = 93 – 0,5 = 92,5
= 13,5 + 0 × 5 = 13,5
fk = 17
Jadi, mediannya adalah 13,5. Me
17. Jawaban: c fM = 10
e
Data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi p =3
sebagai berikut. ⎛ 1n − f ⎞
⎜2 kMe ⎟
Berat Pasir (kg) fi xi fi xi Me = L + ×p
⎜⎜ fMe ⎟⎟
⎝ ⎠
84–86 4 85 340
⎛ 20 − 17 ⎞
87–89 6 88 528 = 92,5 + ⎜ ⎟ ×3
90–92 7 91 637 ⎝ 10 ⎠
93–95 10 94 940 = 92,5 + 0,9
96–98 5 97 485 = 93,4
99–101 8 100 800 Jadi, median berat pasir dalam karung 93,4 kg.
6
∑ 40 3.730 20. Jawaban: d
i=1
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
6
–
∑ fi x i Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi · xi
i=1 3.730
x = 5 = 40
= 93,25
1
∑ fi 2
(30,5 + 40,5) = 35,5 4 142
i=1
1
Jadi, rata-rata berat pasir dalam karung 93,25 kg. 2
(40,5 + 50,5) = 45,5 6 273
18. Jawaban: e 1
(50,5 + 60,5) = 55,5 20 1.110
2
Mo terletak pada kelas interval yang memuat titik
1
tengah 93–95. 2
(60,5 + 70,5) = 65,5 45 2.947,5
L = 93 – 0,5 = 92,5 1
d1 = 10 – 7 = 3 2
(70,5 + 80,5) = 75,5 18 1.359
d2 = 10 – 5 = 5 1
(80,5 + 90,5) = 85,5 7 498,5
p = 95 – 93 + 1 = 3 2
7
⎛ d ⎞ ∑ 100 6.430
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠
i=1
6
⎛ 3 ⎞ ∑ fi ⋅ x i
= 92,5 + ⎜ ⎟ ×3 x = i=1
⎝3 + 5⎠ 7
∑ fi
i=1
9
= 92,5 + 8 6.430
= 100
= 92,5 + 1,125
= 93,625 = 64,3
Jadi, modus berat pasir dalam karung 93,625 kg. Jadi, rata-rata data tersebut adalah 64,3.
51–60 20 5 8 8 ←
61–70 45 ← Kelas Mo 8 16 24 ← Kelas Me
71–80 18 11 6 30
81–90 7 14 7 37
17 4 41
Mo terletak di kelas interval 61–70. 20 3 44
L = 60,5
d1 = 45 – 20 = 25 Banyak data = n = 44
d2 = 45 – 18 = 27 1
Median = nilai data ke- 2 (44 + 1)
p = 10
⎛ d ⎞ 1
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p = nilai data ke-22 2
⎝ d1 + d2 ⎠
1
⎛ 25 ⎞ Median adalah nilai data ke-22 2 di kelas interval
= 60,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎝ 25 + 27 ⎠ yang mempunyai titik tengah 8.
≈ 60,5 + 4,81 5+8
L= = 6,5; fkMe = 8; fM = 16; p = 8 – 5 = 3
2 e
= 65,31
Jadi, modus data tersebut adalah 65,31. ⎛ 1 ⎞
n − fkM
Median = L + ⎜ 2 ⎟ ×p
e
22. Jawaban: a ⎜ fM ⎟
⎝ e
⎠
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
⎛ 1 × 44 − 8 ⎞
Nilai Frekuensi fk = 6,5 + ⎜ 2 ⎟ ×3
⎜ 16 ⎟
⎝ ⎠
31–40 4 4
14
41–50 6 10 = 6,5 + ×3
16
51–60 20 30
61–70 45 75 ← Kelas Me ≈ 6,5 + 2,63
71–80 18 93 = 9,13
81–90 7 100 Jadi, median data adalah 9,13.
52 Statistika
1 D4 adalah nilai data ke-20 terletak pada kelas
Simpangan kuartil = (Q3 – Q1)
2 interval 70–74.
1 L4 = 69,5
= (17,25 – 7,5)
2
fk = 16
D
1 fD 4 = 15
= (9,75) = 4,875 4
2
p =5
Jadi, simpangan kuartil data tersebut 4,875.
⎛ 4 n−f ⎞
25. Jawaban: c D4 = L4 + ⎜ 10 kD4 ⎟ ×p
⎜⎜ fD4 ⎟⎟
Jumlah siswa = n = 40 ⎝ ⎠
1 ⎛ 20 − 16 ⎞
Kuartil bawah (Q1) = nilai data ke- (40 + 1) = 69,5 + ⎜ 15 ⎟ ×5
4 ⎝ ⎠
1 = 69,5 + 1,33 = 70,83
= nilai data ke-10 Jadi, desil ke-4 adalah 70,83.
4
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
27. Jawaban: e
berikut.
80
Tinggi Badan fi fk
P80 = nilai data ke- 100 × 50
(cm) fk = nilai data ke-40
Q1
175–179 8 40
fP 80 = 10
80
1 p =5
Kuartil bawah adalah data ke-10 pada kelas ⎛ 8 ⎞
4
interval 155–159. P80 = L80 + ⎜ 100 n − fkP80 ⎟ ×p
⎜⎜ ⎟⎟
L1 = 155 – 0,5 = 154,5 fP80
⎝ ⎠
fQ = 10 ⎛ 40 − 31⎞
1 = 74,5 + ⎜ 10 ⎟ ×5
fk = 4 ⎝ ⎠
Q1
= 74,5 + 4,5 = 79
p = 159 – 155 + 1 = 5
Jadi, nilai persentil ke-8 adalah 79.
Kuartil bawah:
⎛1 ⎞ 28. Jawaban: b
⎜ 4 n − f k Q1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜ ⎟ ×p Banyak data = n = 8
⎜ fQ1 ⎟
⎝ ⎠ 9 + 4 + 12 + 11 + 6 + 6 + 7 + 9
x =
⎛1 ⎞ 8
⎜ 4 × 40 − 4 ⎟
= 154,5 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×5 64
10 = 8
=8
⎝ ⎠
= 154,5 + 3 = 157,5 n
∑ fi (xi − x)2 = (9 – 8)2 + (4 – 8)2 + (12 – 8)2 +
Jadi, kuartil bawah dari data tinggi badan adalah i=1
157,5 cm. (11 – 8)2 + (6 – 8)2 + (7 – 8)2
= 12 + (–4)2 + 42 + 32 + 2 × (–2)2 +
26. Jawaban: c (–1)2 + 12
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai = 1 + 16 + 16 + 9 + 8 + 1 + 1
berikut. = 52
Nilai Frekuensi fk Simpangan baku:
60–64 4 4
65–69 12 16
s = s2
70–74 15 31
75–79 10 41
n
80–84 4 45
∑ f i (xi − x)2 52 26 1
85–89 5 50 i=1
= = = = 2 26
k 7 4
Banyak data = n = 50 ∑ fi
i=1
4 1
D4 = nilai data ke- 10 × 50 Jadi, simpangan bakunya adalah 2 26 .
= nilai data ke-20
54 Statistika
2. a. Data dalam bentuk tabel berikut. 3
Q3 = nilai data ke- (20 + 1)
xi fi fixi 4
= nilai data ke-15,75
4 3 12 = x15 + 0,75(x16 – x15) = 7 + 0,75(10 – 7)
5 3 15 = 7 + 2,25
6 4 24
7 7 49 = 9,25
8 11 88 1
9 8 72 Simpangan kuartil = (Q3 – Q1)
2
10 4 40
1
8 = (9,25 – 2,5)
∑ 40 300 2
i=1
1
8 = (6,75)
∑ fi ⋅ xi 2
i =1 300 = 3,375
x = 8
= 40 = 7,5
∑ fi Jadi, simpangan kuartil data tersebut 3,375.
i =1
4. a.
Jadi, rata-rata nilai ulangan siswa adalah 7,5. Tinggi Badan (cm) fi xi fi xi
b. Median data nilai ulangan siswa 150–156 16 153 2.448
157–163 10 160 1.600
xi fi fixi
164–170 16 167 2.672
171–177 x 174 174x
4 3 12
178–184 20 181 3.620
5 3 15
6 4 24 5
∑ 62 + x 10.340 + 174x
7 7 49
i=1
8 11 88
9 8 72 5
10 4 40 ∑ fi x i
i=1
x = 5
1
Median = nilai data ke- 2 × 40 ∑ fi
i=1
1 Banyak data = n = 70
Q1 = nilai data ke- 4 × 80
7
= nilai data ke-20 D7 = nilai data ke- × 70
10
Q 1 adalah nilai data ke-20 terletak di kelas = nilai data ke-49
interval 149–152. D7 adalah nilai data ke-49 terletak di kelas interval
L1 = 149 – 0,5 = 148,5 37–41.
fk = 15 L7 = 37 – 0,5 = 36,5
Q1
fD = 10
fQ1 = 20 7
fk = 47
D7
56 Statistika
p = 41 – 37 + 1 = 5 2,5 + 0,3p
⇔ 0,8 = p
⎛ 7 n− f ⎞
D7 = L7 + ⎜ 10 kD 7 ⎟ ⇔ 0,8p = 2,5 + 0,3p
⎜⎜ fD7 ⎟⎟ × p
⎝ ⎠ ⇔ 0,5p = 2,5
⎛ 7 × 70 − 47 ⎞ ⇔ p=5
= 36,5 + ⎜⎜ 10 ⎟
⎟
×5 Banyak potongan logam yang beratnya kurang dari
10
⎝ ⎠
110 gram = 8 + p = 8 + 5 = 13.
⎛ 2⎞
= 36,5 + ⎜ 10 ⎟ × 5
⎝ ⎠ 10. Data fi xi fi · xi
–
fi · x
–
fi · (xi – x)2
= 36,5 + 1 51–55 6 53 318 –10 600
= 37,5 56–60 4 58 232 –5 100
61–65 8 63 504 0 0
Jadi, nilai desil ke-7 data tersebut 37,5.
66–70 4 68 272 5 100
9. Banyak data = n = 35 + p 71–75 6 73 438 10 600
P30 terletak di kelas interval 105–109. 5
∑ 28 1.765 1.400
L30 = 105 – 0,5 = 104,5 i=1
fk = 8 Banyak data = n = 28
Me
fM = p a. rata-rata data tersebut:
e
7
p = 109 – 105 + 1 = 5 ∑ fi ⋅ x i
i=1 1.764
⎛ 30 n − f ⎞ x = 7
= 28
= 63
⎜ 100 kP ⎟ ∑ fi
P30 = L30 + ⎜
30
⎟ ×p i=1
⎜ fP30 ⎟
⎝ ⎠ Jadi, rata-rata data tersebut adalah 63.
⎛ 0,3 ( 35 + p ) − 8 ⎞ b. Variansi data tersebut:
⇔ 108,5 = 104,5 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×5
⎝ p ⎠
5
2
∑ fi(xi − x)
i=1 1.400
⎛ 10,5 + 0,3p − 8 ⎞ s2 = = = 50
⇔ 4= ⎜ p ⎟ ×5 5
∑ fi
28
⎝ ⎠
i=1
N M 4 cm O
O
12 cm
K 16 cm L N
M
Jarak titik P ke titik N yaitu panjang ruas garis PN. K K M
2 cm L P
Perhatikan ∆LPN siku-siku di L dengan:
Jarak titik K ke rusuk TM yaitu panjang ruas garis
(i) Panjang LP = MQ = 10 cm
KO. Perhatikan ∆TKM dengan:
(ii) Panjang LN
(i) Panjang KM = 2 2 cm
LN = KL2 + KN2 (ii) Panjang TK = TM = 4 cm
1
= 162 + 122 (iii) Panjang PM = 2 KM = 2 cm
= 256 + 144 (iv) Panjang TP
= 400 = 20 cm TP = TM2 − PM2
(iii) Panjang PN
= 42 − ( 2)2
2 2
PN = LP + LN
= 16 − 2
= 202 + 102 = 14 cm
= 400 + 100 Pada ∆TKM berlaku:
= 500 = 10 5 cm KM × TP = TM × KO
5. Jawaban: c ⇔ 2 28 = 4 × KO
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. ⇔ 4 7 = 4 × KO
H G
O ⇔ KO = 7 cm
E F
Jadi, jarak titik K ke rusuk TM adalah 7 cm.
7. Jawaban: b
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
D C H G
A 8 cm B E F
Jarak titik B ke diagonal EG yaitu panjang ruas
garis BO. Pada segitiga BGE diperoleh panjang O 20 cm
4 cm
= 625 = 25 cm V
S
Pada ∆ACE berlaku: R
O U
AC × AE = CE × AO P 6 cm Q
⇔ 15 × 20 = 25 × AO Jarak titik O ke bidang TQR yaitu panjang ruas
⇔ 300 = 25 × AO garis OV. Perhatikan ∆TOU siku-siku di O dengan:
⇔ AO = 12 cm (i) Panjang TO = 4 cm
Jadi, jarak titik A ke diagonal CE adalah 12 cm.
1 1
8. Jawaban: e (ii) Panjang OU = 2 PQ = 2 × 6 = 3 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. (iii) Panjang TU
H G
P
P G TU = TO2 + OU2
E F
O O
= 42 + 32
= 16 + 9 = 25 = 5 cm
D
C K Pada ∆TOU berlaku:
K
A B
TO × OU = TU × OV
12 cm
⇔ 4 × 3 = 5 × OV
Jarak titik P ke bidang BDG yaitu panjang ruas ⇔ 12 = 5 × OV
garis PO. Perhatikan ∆PKG siku-siku di P dengan: ⇔ OV = 2,4 cm
(i) Panjang PK = AB = 12 cm
Jadi, jarak titik O ke bidang TQR adalah 2,4 cm.
1 1
(ii) Panjang PG = 2 EG = 2 × 12 2 = 6 2 cm 10. Jawaban: d
(iii) Panjang KG Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
R Q
KG = PK 2 + PG2 O P
9 cm
= 122 + (6 2)2
N
T M
= 144 + 72 6 cm
K 12 cm L
= 216
Rusuk PQ dan bidang LMRO saling sejajar. Untuk
= 6 6 cm menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang
Pada ∆PKG berlaku: terletak pada rusuk PQ, misalkan titik P. Tarik garis
dari titik P sehingga tegak lurus dengan bidang
PK × PG = KG × PO LMRO. Titik potongnya di titik T. Dengan demikian,
⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × PO jarak antara rusuk PQ dan bidang LMRO yaitu
panjang ruas garis PT. Perhatikan ∆LPO siku-siku
⇔ 12 2 = 6 × AO
di P maka:
12 2
⇔ AO = LO = LP2 + PO2
6
12 = 92 + 122
= = 4 3 cm
3
= 81 + 144 = 225 = 15 cm
Jadi, jarak titik P ke bidang BDG adalah 4 3 cm.
Pada ∆LPO berlaku:
LP × OP = LO × PT
⇔ 9 × 12 = 15 × PT
⇔ 108 = 15 × PT
⇔ PT = 7,2 cm
Jadi, jarak antara rusuk PQ dan bidang LMRO
adalah 7,2 cm.
E F = (4 2)2 + 22
2 cm
α
D = 32 + 4
C
3 cm = 36 = 6 cm
A 6 cm B Dengan demikian:
Ruas garis AE dan CE berpotongan di titik E. Sudut PH 2 1
cos ∠APH = AP = 6 = 3
antara ruas garis AE dan CE yaitu ∠AEC = α.
Perhatikan ∆AEC siku-siku di E dengan: Jadi, nilai kosinus sudut antara ruas garis AP dan
(i) Panjang AE = CG = 2 cm 1
EF adalah 3 .
(ii) Panjang AC
13. Jawaban: d
AC = AB2 + BC2
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
= 62 + 32 W V
T U
= 36 + 9
= 45 = 3 5 cm
S
(iii) Panjang CE R
CE = AC2 + AE2 P Q
Diagonal QV dan diagonal UW saling bersilangan.
= (3 5)2 + 22 Diagonal QV terletak pada bidang QUWS. Buat
ruas garis sejajar UW dan memotong QV yaitu ruas
= 45 + 4 garis QS. Ruas garis QS dan QV berpotongan di
= 49 = 7 cm titik Q. Sudut antara diagonal QV dan diagonal UW
Dengan demikian: yaitu ∠VQS. Pada ∆QVS diketahui panjang QS =
AC 3 5
QV = SV = 4 2 cm sehingga ∆QVS sama sisi.
sin α = CE = Dengan demikian, besar ∠VQS = 60°.
7
3 Jadi, besar sudut antara diagonal QV dan diagonal
Jadi, nilai sin α = 7 5 . UW adalah 60°.
12. Jawaban: a 14. Jawaban: b
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
H P G R Q
E F O P α
D
C N
T M
A 4 cm B
K 12 cm L
Ruas garis AP dan EF saling bersilangan. Ruas
garis EF terletak pada bidang EFGH dan ruas garis Sudut antara ruas garis MQ dan bidang LQN yaitu
AP menembus bidang EFGH di titik P. Buat ruas ∠MQT = α. Perhatikan ∆MQT siku-siku di M
garis sejajar EF dan memotong AP di titik P yaitu dengan:
ruas garis GH. Sudut antara ruas garis AP dan EF (i) Panjang MQ = 12 cm
yaitu ∠APH. Perhatikan ∆APH siku-siku di H (ii) Panjang TM
dengan:
Panjang KM = 12 2 cm sehingga panjang
1 1
(i) Panjang PH = 2 GH = 2 × 4 = 2 cm
1 1
TM = 2 KM = 2 × 12 2 = 6 2 cm.
(ii) Panjang AH = 4 2 cm
A O D
19. Jawaban: b
Nilai Frekuensi fk
B 12 cm C
40–49 14 14
Salah satu rusuk tegak yaitu TA. Sudut antara rusuk 50–59 6 20
tegak dan bidang alas limas yaitu ∠TAO = α. 60–69 8 28
70–79 7 35
Perhatikan ∆TAO siku-siku di O dengan: 80–89 10 45
(i) Panjang TO = 12 3 cm 90–99 5 50
(ii) Panjang AO
Persentase banyaknya siswa yang mempunyai
360°
Pada ∆ABO diketahui besar ∠AOB = = nilai tidak kurang dari 70
6
22
60°. Berarti ∆ABO sama sisi sehingga panjang = 50 × 100%
AO = BO = AB = 12 cm.
Dengan demikian: = 44%
TO 12 3
Jadi, persentase banyaknya siswa yang
tan α = AO = = 3 mempunyai nilai tidak kurang dari 70 adalah 44%.
12
Oleh karena nilai tan α = 3 maka besar sudut α 20. Jawaban: e
= 60°. Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi × xi
Jadi, besar sudut antara rusuk tegak dan bidang
4 3 12
alas limas adalah 60°. 5 6 30
6 12 72
16. Jawaban: b 7 9 63
Selisih hasil panen jagung pada tahun 2016 dan 8 7 56
2013 9 3 27
=8–5 40 260
= 3 ton
Jadi, selisih hasil panen jagung pada tahun 2016 Modus = data yang memiliki frekuensi terbanyak
dan 2013 adalah 3 ton. =6
17. Jawaban: d Rata-rata data tersebut:
Persentase siswa yang gemar sepak bola n
= 100% – 25% – 15% – 20% ∑ fi x i
i=1 260
= 40% x = n = 40 = 6,5
∑ fi
i=1
22. Jawaban: a
Banyak data = n = 40
Nilai (x) 6 7 8 9 10 Jumlah 1
Median = nilai data ke- 2 × 40
Frekuensi (f) 7 8 9 5 p p + 29
= nilai data ke-20
f×x 42 56 72 45 10p 215 + 10p
Data ke-20 terletak di kelas interval 60–69.
LM = 59,5
215 + 10p e
x = p + 29 fk = 13
Me
215 + 10p fM = 10
⇔ 7,5 = p + 29
e
p = 10
⇔ 7,5(p + 29) = 215 + 10p
1 n − fk
⇔ 7,5p + 217,5 = 215 + 10p
Me = LM +
2 Me
×p
⇔ 7,5p – 10p = 215 – 217,5 e
fMe
⇔ –2,5p = –2,5
⇔ p=1 20 − 13
= 59,5 + 10 × 10
Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 1.
= 59,5 + 7
23. Jawaban: b = 66,5
Data disajikan dalam tabel berikut. Jadi, median data tersebut adalah 66,5.
Data Frekuensi fk
26. Jawaban: a
25 20 20 Data tersebut disajikan dalam tabel distribusi
26 14 34
frekuensi berikut.
27 21 55
28 30 85 Data Frekuensi
29 6 91
30 9 100 3–5 2
6–8 7
Jumlah 100 9–11 a ← Kelas Mo
12–14 5
50 + 51 15–17 4
Me = Nilai data ke- 2
1 Nilai modus 9,75 terletak pada interval 9–11.
= Nilai data ke-50 2 L = 8,5
= 27 d1 = a – 7
d2 = a – 5
Jadi, median data tersebut adalah 27.
p =3
Jumlah 50
1.764
x = 28
Kuartil atas = Q3 dan n = 50.
= 63
3
Q3 terletak pada data ke- 4 × 50 = 37,5.
Simpangan baku data tersebut:
Q3 terletak pada kelas interval 44–49.
5
Tb = 43,5, p = 6, fQ = 12, fk = 27 ∑ f i (xi − x)2
3 s = i =1
5
3 n − fk ∑ fi
Q3 = Tb + 4 ×p i =1
fQ 3
1.400
37,5 − 27 =
= 43,5 + ×6 28
12
= 43,5 + 5,25 = 50 = 5 2
= 48,75
Jadi, kuartil atas dari data tersebut adalah 48,75. Jadi, simpangan baku data tersebut adalah 5 2 .
28. Jawaban: d
B. Uraian
x1 + x 2 + . . . + xn
x = n 1. Titik P dan titik Q pada balok ABCD.EFGH
12 + 3 + 11 + 3 + 4 + 7 + 5 + 11 disajikan seperti berikut.
= 8 G
H
56 P
= =7 E F Q
8
| 12 − 7 | + | 3 − 7 | + | 11 − 7 | + | 3 − 7 | + | 4 − 7 | + | 7 − 7 | + | 5 − 7 | + | 11 − 7 |
SR = 8 D C
5+4+4+4+3+0+2+4
= 8
A B
O
= 225 − 64 = 161
S Dengan demikian:
R TO 161
sin α = TU =
15
P 2 cm Q
1
Hasil proyeksi ruas garis PU pada bidang PQVW Jadi, nilai sin α = 161 .
15
yaitu PO. Sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW yaitu ∠UPO. Perhatikan ∆UPO siku-siku 6. Data hasil ulangan siswa disajikan dalam bentuk
di O dengan: tabel berikut.
Nilai Frekuensi fk fx
(i) Panjang PU = 2 2 cm
5 3 3 15
1 1 6 16 19 96
(ii) Panjang UO = 2 UR = 2 × 2 2 = 2 cm
7 24 43 168
Dengan demikian: 8 5 48 40
9 2 50 18
UO 2 1
sin ∠UPO = PU = = 2 Jumlah 50 337
2 2
1 337
Oleh karena nilai sin ∠UPO = 2 maka besar a. x = 50
∠UPO = 30°.
= 6,74
Jadi, besar sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW adalah 30°. Jadi, rata-rata nilai ulangan matematika kelas
XII IPA adalah 6,74.
5. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut. b. Modus = data yang memiliki frekuensi ter-
T banyak
=7
Jadi, modus data nilai ulangan matematika
17 cm kelas XII IPA adalah 7.
c. Median
S 50 + 1
α R Me = Nilai data ke- 2
O
U
P 16 cm Q = nilai data ke-25,5
Sudut antara bidang TQR dan bidang alas yaitu =7
∠TUO = α. Titik U terletak di tengah QR sehingga Jadi, median data nilai ulangan matematika
kelas XII IPA adalah 7.
1
panjang RU = QR = 2 × 16 = 8 cm. Perhatikan
7. a. Tabel distribusi berkelompok
∆TOU siku-siku di O dengan: Nilai Frekuensi
(i) Panjang TU 33–42 5
TU = TR2 − RU2 43–52 8
53–62 13
= 172 − 82 63–72 7
73–82 11
= 289 − 64 83–92 6
L = 52,5 = 49,5 +
15 − 4
×5
12
d1 = 13 – 8 = 5
d2 = 13 – 7 = 6 = 49,5 + 4,58
p = 10 = 54,08
d Kuartil atas = Q3
Mo = L + d +1d × p
1 2 3
Letak Q3 = data ke- 4 × 60
5
= 52,5 + × 10
5+ 6 = data ke-45
= 52,5 + 4,55 Data ke-45 terletak di kelas interval 60–64.
= 57,05 L3 = 59,5
Median fk = 31
Q3
1 fQ = 18
Median = nilai data ke- 2 × 50 3
p=5
= nilai data ke-25
3 n − fk
Q3 = L3 + 4 Q3 ×p
Data ke-25 terletak di kelas interval 53–62. fQ
3
LM = 52,5 45 − 31
e
= 59,5 + ×5
fk = 13 18
Me
fM = 13 = 49,5 + 3,89
e
= 63,39
p = 10
Simpangan kuartil:
1 n − fk 1
Me = LM + 2 Me ×p Qd = 2 (Q3 – Q1)
e fM
e
1
25 − 13 = 2 (63,39 – 54,08)
= 52,5 + × 10
13 1
= 2 (9,31)
= 52,5 + 9,23
= 61,73 = 4,655
Jadi, simpangan kuartil data tersebut adalah
Jadi, rata-rata data 63,3, modus data 57,05, dan 4,655 kg.
median data 61,73.
9. a. Rata-rata
8. Berat Badan Frekuensi fk
xi fi fi × x i
45–49 4 4
5 6 30
50–54 12 16
6 8 48
55–59 15 31
7 10 70
60–64 18 49
8 12 96
65–69 6 55
9 4 36
70–74 5 60
Jumlah 40 280
Kuartil bawah = Q1 280
1
x = 40
Letak Q1 = data ke- 4 × 60
=7
= data ke-15
Jadi, rata-rata data adalah 7.
Data ke-15 terletak di kelas interval 50–54.
Kaidah Pencacahan
Mempelajari
Mencakup Mencakup
Mampu
70 Kaidah Pencacahan
Banyak pilihan kaus yang dapat dipakai Doni = 4 Berarti ada (5 – 1) = 4 cara untuk menempati
+ 3 = 7. nilai tempat puluhan. Begitu juga dengan nilai
tempat satuan, terdapat (4 – 1) = 3 cara untuk
6. Jawaban: b
menempati nilai tempat satuan. Dengan demikian,
Pasangan gandan campuran terdiri atas seorang
banyak bilangan lebih dari 200 yang dapat
pemain putra dan seorang pemain putri.
dibentuk = 4 × 4 × 3 = 48.
Banyak pilihan pemain putra ada 8.
Jadi, banyak bilangan ada 48.
Banyak pilihan pemain putri ada 5.
Banyak pasangan pemain putra dan pemain putri 11. Jawaban: b
ada 8 × 5 = 40. Bilangan tiga angka mempunyai nilai tempat
Jadi, banyak pasangan ganda campuran yang ratusan, puluhan, dan satuan. Bilangan yang
dapat dibentuk ada 40. dibentuk genap, maka angka yang menempati
tempat satuan adalah 2 atau 4. Berarti ada 2 cara
7. Jawaban: d
untuk menempati nilai tempat satuan.
Banyak jalan yang menghubungkan kota A dan
Nilai tempat ratusan dapat ditempati 4 angka ter-
kota B ada 4.
sisa setelah 1 angka menempati nilai tempat
Banyak pilihan jalan untuk berangkat ada 4.
satuan.
Banyak pilihan jalan untuk pulang ada 4 – 1 = 3.
Nilai tempat puluhan dapat ditempati 3 angka
Banyak pilihan jalan = 4 × 3 = 12
tersisa setelah 1 angka menempati nilai tempat
Jadi, banyak pilihan jalan yang dapat dilalui Heri
satuan dan 1 angka menempati tempat ratusan.
adalah 12.
Banyak cara menempati nilai tempat ratusan,
8. Jawaban: d puluhan, dan satuan disusun dalam tabel berikut.
Ada 6 calon.
Banyak cara memilih ketua ada 6 cara. Ratusan Puluhan Satuan
Banyak cara memilih wakil ketua, setelah satu 4 cara 3 cara 2 cara
calon terpilih menjadi ketua, ada 5 cara.
Banyak susunan pengurus (ketua dan wakil Banyak bilangan genap yang terbentuk
ketua) yang mungkin ada 6 × 5 = 30 cara. = 4 × 3 × 2 = 24.
Jadi, banyak susunan pengurus yang mungkin Jadi, banyak bilangan genap yang terbentuk ada
terbentuk ada 30. 24.
9. Erik suka bermain skateboard. Dia mengunjungi 12. Jawaban: e
sebuah toko bernama SKATERS untuk me- Huruf konsonan yang tersedia = 21 huruf
ngetahui beberapa model. Angka yang tersedia = 10 angka
9. Jawaban: d huruf angka I angka II
Perlengkapan skateboard: 21 cara 9 cara 4 cara
Papan ada 3 pilihan.
Angka kedua hanya dapat diisi oleh angka prima
Set roda ada 2 pilihan.
2, 3, 5, dan 7 sehingga ada 4 cara. Sebuah angka
Set sumbu ada 1 pilihan.
sudah digunakan pada angka kedua sehingga
Set perlengkapan kecil ada 2 pilihan.
angka pertama hanya dapat diisi 10 – 1 = 9 angka.
Jadi, banyak skateboard berbeda yang dapat
Banyak nomor undian = 21 × 9 × 4 = 756.
dibuat
Jadi, banyak nomor undian ada 756.
= 3 × 2 × 1 × 2 = 12
13. Jawaban: b
10. Jawaban: c
Banyak pilihan celana panjang ada 4.
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan,
Banyak pilihan baju atau kaus ada 3 + 5 = 8.
puluhan, dan satuan. Bilangan yang dibentuk
Banyak pilihan pakaian ada 4 × 8 = 32.
nilainya lebih dari 200, maka angka yang
Jadi, banyak variasi pakaian yang dapat
menempati nilai tempat ratusan adalah 2, 3, 4,
digunakan Amir ada 32.
atau 5. Berarti terdapat 4 cara untuk menempati
nilai tempat ratusan. 14. Jawaban: d
Angka yang dapat menempati nilai tempat Dari kota A ke kota C lewat jalur utara:
puluhan adalah 1, 2, 3, 4, atau 5 ada 5 angka. Kota A ke kota B ada 3 jalur.
Oleh karena angka dalam setiap bilangan Kota B ke kota C ada 2 jalur.
berbeda, terdapat (5 – 1) angka yang dapat Dari kota A ke kota C melalui B = 3 × 2 = 6 jalur.
menempati nilai tempat puluhan. Dari kota A ke kota C lewat jalur selatan:
72 Kaidah Pencacahan
Banyak bilangan 3 angka yang nilainya lebih a. Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
besar dari 599 yang dapat disusun sebagai remaja ada 6.
berikut. Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
remaja ada 3.
Ratusan Puluhan Satuan Banyak pilihan ganda campuran dari
2 cara 7 cara 6 cara kelompok remaja ada 6 × 3 = 18.
Jadi, banyak ganda campuran yang dapat
Dua angka sudah digunakan. dibentuk dari kelompok remaja adalah 18
Jadi, tersisa 6 cara. pasangan.
Dapat ditempati angka selain 6 atau 7. b. Pasangan ganda campuran terdiri atas
Jadi, ada 7 cara. pemain putra dari kelompok anak dan pemain
Dapat ditempati angka 6 atau 7. putri dari kelompok remaja atau sebaliknya.
Jadi, ada 2 cara. Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
n2 = banyak bilangan 3 angka yang nilainya lebih anak adalah 8.
besar dari 599 Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
=2×7×6 remaja adalah 3.
= 84 Banyak ganda campuran terdiri atas pemain
Banyak bilangan 3 angka yang bernilai lebih besar putra dari kelompok anak dan pemain putri
dari 520 dan tidak boleh berulang dari kelompok remaja adalah 8 × 3 = 24.
= n1 + n2 Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
= 29 + 84 anak adalah 7.
= 113 Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
Jadi, ada 113 bilangan yang dapat disusun. remaja adalah 6.
Banyak ganda campuran terdiri atas pemain
5. Tabel anggota klub bulu tangkis Tangkas sebagai
putri dari kelompok anak dan pemain putra
berikut.
dari kelompok remaja adalah 7 × 6 = 42.
Pemain Pemain
Putra Putri Jumlah Banyak ganda campuran = 24 + 42 = 66.
Jadi, banyak ganda campuran dengan satu
Kelompok anak 8 7 15
pemain dari masing-masing kelompok
Kelompok remaja 6 3 9 adalah 66 pasangan.
Jumlah 14 10 24
74 Kaidah Pencacahan
sebagai 1 unsur sehingga permasalahan menjadi Sisa wanita yang dapat dipilih 8 – 3 = 5 orang.
permutasi siklis dari 1 + 3 = 4 unsur. Banyak cara memilih 2 wanita dari 5 wanita = 5C2
Banyak susunan duduk ketua di antara wakil Banyak tim yang dapat dibentuk:
ketua dan sekretaris = 2! = 8C3 × 5C2
Banyak susunan duduk dari ketujuh anggota
8! 5!
DPRD = 5! × 3!
× 3! × 2!
= 56 × 10 = 560
= (4 – 1)! × 2! Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk adalah 560.
= 3! × 2!
= 6 × 2 = 12 20. Jawaban: b
Jadi, banyak cara duduk dalam rapat tersebut ada Kemungkinan tim yang terbentuk paling sedikit
12 cara. 1 putri yaitu terdiri atas (2 putra dan 1 putri),
(1 putra dan 2 putri), atau (3 putri).
15. Jawaban: a n1 = banyak kemungkinan anggota tim 2 putra
Kelompok matematika dan bahasa dipandang dan 1 putri
sebagai 1 unsur sehingga banyak cara duduk = memilih 2 putra dari 5 putra dan memilih
merupakan permutasi siklis dari 6. Pada kelompok 1 putri dari 6 putri
matematika dapat duduk dalam 3! cara dan pada = 5C2 × 6C1
kelompok bahasa 2! cara.
Banyak cara duduk seluruhnya ada 5! 6!
= 2! × 3!
× 1! × 5!
= (6 – 1)! × 3! × 2! = 1.440 cara
Jadi, banyak cara duduk ada 1.440. = 10 × 6
= 60
16. Jawaban: c n2 = banyak kemungkinan anggota tim 1 putra
Banyak jabat tangan sama dengan banyak dan 2 putri
pasangan yang dapat dibentuk. = memilih 1 putra dari 5 putra dan memilih
20! 2 putri dari 6 putri
Banyak jabat tangan = 20C2 = 2! (20 − 2)!
= 5C1 × 6C2
20 × 19 × 18!
= 2 × 1 × 18!
= 190 5! 6!
= 4! × 1!
× 4! × 2!
Jadi, banyak jabat tangan ada 190.
= 5 × 15
17. Jawaban: e = 75
Jumlah soal yang harus dikerjakan 5. Dua soal n3 = banyak kemungkinan anggota tim 3 putri
(nomor 1 dan 2) wajib dikerjakan, berarti ada 3 = memlih 3 putri dari 6 putri
soal yang harus dipilih siswa. = 6C3
Tiga soal tersebut dapat dipilih dari 5 soal, yaitu
6!
nomor 3, 4, 5, 6, dan 7. Banyak pilihan soal yang = 3! × 3!
mungkin dikerjakan siswa
= memilih 3 soal dari 5 soal = 20
= 5C3 Banyak cara memilih anggota tim
= n1 + n2 + n3
5! 5 × 4 × 3!
= = = 10 = 60 + 75 + 20
3! × (5 − 3)! 3! × 2 × 1
= 155
Jadi, banyak pilihan soal yang mungkin dikerjakan
Jadi, banyak cara memilih anggota tim ada 155.
ada 10.
18. Jawaban: c B. Uraian
4 × n + 1C4 = 7 × nC3
1. a. 2 × 2n + 1C2 = 3! × nP2
(n + 1)! n!
⇔ 4× =7× 2 × (2n + 1)! 3! × n!
4! × (n − 3)! 3! × (n − 3)! ⇔ =
2! × (2n + 1 − 2)! (n − 2)!
⇔ (n + 1) × n! = 7 × n!
⇔ n+1=7 (2n + 1)(2n + 1− 1)(2n + 1− 2)! 6n(n − 1)(n − 2)!
⇔ (2n + 1− 2)!
= (n − 2)!
⇔ n=6
Jadi, nilai n = 6. ⇔ (2n + 1) × 2n = 6n(n –1)
⇔ 2n + 1 = 3(n – 1)
19. Jawaban: d
⇔ 2n + 1 = 3n – 3
Banyak cara memilih 3 pria dari 8 pria ada 8C3
⇔ n=4
cara. Tiga orang wanita pasangan dari pria yang
Jadi, nilai n = 4.
telah terpilih tidak dapat dipilih menjadi anggota tim.
76 Kaidah Pencacahan
Menentukan semua hasil menggunakan
tabel dan diagram pohon
Kaidah Pencacahan
Faktorial: n! = n × (n – 1) × (n – 2) × . . . × 3 × 2 × 1
n!
Permutasi, dirumuskan nPr =
(n − r)!
Permutasi dan Kombinasi
n!
Kombinasi, dirumuskan nCr =
r ! × (n − r)!
1. Jawaban: c A ⎯→ B ⎯→ C
Banyak pilihan bolpoin hitam ada 5.
A ←⎯ B ←⎯ C
Banyak pilihan bolpoin biru ada 3.
Banyak pilihan bolpoin hitam atau biru ada 5 + 3 Banyak cara mengadakan perjalanan dari A ke
= 8. C melalui B = 4 × 5 = 20.
Jadi, banyak pilihan bolpoin yang dapat Banyak cara mengadakan perjalanan dari C ke
digunakan Dinda adalah 8. A melalui B dengan jalur yang berbeda = 4 × 3 =
12.
2. Jawaban: a
Banyak cara pulang–pergi dari A ke C melalui B
Banyak pasangan sepatu ada 2 pilihan.
dengan jalur bus yang berbeda = 20 × 12 = 240.
Banyak pasangan kaus kaki ada 4 pilihan.
Jadi, banyak pilihan jalan adalah 240.
Banyak pasangan sepatu dan kaus kaki ada
2 × 4 = 8 pilihan. 7. Jawaban: c
Jadi, banyak pasangan sepatu dan kaus kaki Angka I dapat ditempati angka 5, 6, 7, 8, 9
yang dapat dipakai Rita ada 8 pilihan. sehingga ada 5 cara.
Angka II dapat ditempati semua angka sehingga
3. Jawaban: e
ada 10 cara.
Jumlah anggota kelompok ada 5 + 6 = 11.
Angka III dapat ditempati semua angka kecuali 0
Banyak pilihan ketua ada 11.
sehingga ada 9 cara.
Banyak pilihan wakil ketua ada 11 – 1 = 10.
Banyak pilihan ketua dan wakil ketua ada 11 × Angka I Angka II Angka III
10 = 110. 5 cara 10 cara 9 cara
Jadi, banyak pilihan untuk menjadi ketua dan
wakilnya ada 110.
Banyak cara menyusun nomor lebih dari 500
4. Jawaban: d = 5 × 10 × 9
Juara I dapat dipilih dari 10 finalis. = 450 cara
Juara II dapat dipilih dari 9 finalis. Jadi, ada 450 peserta ujian.
Juara III dapat dipilih dari 8 finalis.
8. Jawaban: a
Banyak susunan juara = 10 × 9 × 8 = 720
Angka pertama hanya dapat diisi angka 6 dan 7.
Jadi, banyak susunan juara yang mungkin terjadi
Angka terakhir hanya dapat diisi angka 2, 3, 5, 7.
adalah 720.
Angka di antara keduanya dapat diisi angka 0–9.
5. Jawaban: d 2 cara 10 cara 10 cara 10 cara 10 cara 4 cara
Dari 6 angka yang tersedia akan dibuat bilangan
3 angka berlainan yang nilainya antara 300 dan Banyak rumah dengan nomor telepon diakhiri
700. angka prima = 2 × 10 × 10 × 10 × 10 × 4 = 80.000
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan, 9. Jawaban: d
puluhan, dan satuan. Susunan kode kupon sebagai berikut.
Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat Kode urutan ke-1 sampai ke-6.
ratusan adalah 3, 4, 5, atau 6, berarti ada
4 cara untuk menempati nilai tempat ratusan. Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
Setelah satu angka menempati nilai tempat 2 3
ratusan, tersisa 5 angka sehingga ada 5 cara 3P3 = 6 cara
untuk menempati nilai tempat puluhan. Kode urutan ke-7 sampai ke-9.
Setelah dua angka menempati nilai tempat
ratusan dan puluhan, tersisa 4 angka sehingga Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
ada 4 cara untuk menempati nilai tempat satuan. 2 5
Banyak bilangan antara 300 dan 700 yang dapat 3! = 3 cara
dibentuk = 4 × 5 × 4 = 80. 2!
78 Kaidah Pencacahan
Kode urutan ke-10 sampai ke-12. 11. Jawaban: d
12! 9! 12! 9! 8×9
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
9!
+ 7! = 9! + 7! × 8×9
2 8 12! 9! × 8 × 9
3! = 3 cara = 9! + 9!
2!
12! + 9! × 8 × 9
Kode urutan ke-13 sampai ke-36. = 9!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 9! (12 × 11× 10 + 8 × 9)
= 9!
3
= 1.320 + 72 = 1.392
4P4 = 24 cara
12! 9!
Kode urutan ke-37 sampai ke-39. Jadi, hasil 9! + 7! = 1.392.
80 Kaidah Pencacahan
10! 27. Jawaban: e
Banyak cara = 10C3 = 3! × 7! Mobil pertama mampu menampung 5 orang
10 × 9 × 8 × 7! sedangkan mobil kedua 6 orang.
= 3 × 2 × 1 × 7!
= 120 Ada dua pilihan pembagian penumpang, yaitu
Jadi, banyak cara memilih ada 120. mobil pertama 5 orang dan mobil kedua 5 orang
atau mobil pertama 4 orang dan mobil kedua 6
23. Jawaban: e
orang.
Oleh karena nomor genap harus dikerjakan maka
Banyak cara memlih 5 orang untuk mobil pertama
murid tersebut harus memilih (8 – 4) = 4 soal dari
dan 5 orang untuk mobil kedua adalah 10C5 × 5C5.
sisa soal yaitu (10 – 4) = 6 soal.
Banyak cara memlih 4 orang untuk mobil pertama
Banyak pilihan soal yang dapat diambil murid
dan 6 orang untuk mobil kedua adalah 10C4 × 6C6.
6!
= 6C4 = = 15 Banyak cara pembagian peserta
4! × 2!
= 10C5 × 5C5 + 10C4 × 6C6
Jadi, banyak pilihan soal yang dapat diambil murid
10! 5! 10! 6!
adalah 15. = × + ×
5! × 5! 5! × 0! 4! × 6! 6! × 0!
24. Jawaban: a 10 × 9 × 8 × 7 × 6 10 × 9 × 8 × 7
1 1
Ada 10 siswa (7 putra dan 3 putri). = × + +
5×4×3×2×1 1 4×3×2×1 1
Tim yang terbentuk beranggotakan 2 siswa putri
= 252 + 210
dan 3 siswa putra.
= 462
Banyak cara memilih 2 siswa putri dan 3 siswa
Jadi, banyak cara pembagian peserta tour ke
putra.
dalam kedua mobil adalah 462.
= 3C2 × 7C3
3! 7! 28. Jawaban: c
= 2! × 1!
× 3! × 4! Banyak cara memilih 3 huruf dari 5 huruf hidup
3 7×6×5 ada 5C3.
= 1 × 3×2×1
Banyak cara memilih 3 angka dari 10 angka ada
= 3 × 35 = 105 10C3.
Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk ada 105. Banyak cara menyusun 3 angka dan 3 huruf yang
sudah terpilih ada 6P6 = 6!.
25. Jawaban: e Jadi, banyak kata sandi yang dapat disusun
Banyak cara menyusun 2 huruf berlainan dari = 5C3 × 10C3 × 6!
24 huruf = 24P2 = 552.
Banyak cara menyusun 4 angka berlainan dari 29. Jawaban: c
10 angka = 10P4. 1) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah A
Banyak cara menyusun pelat nomor = 552 × 10P4. = 78
nC2 = 78
26. Jawaban: a
n!
8 orang dipilih untuk menempati kamar I, II, dan III ⇔ 2!(n − 2)!
= 78
secara berurutan.
n(n − 1)(n − 2)!
⇔ 2(n − 2)!
= 78
Kamar I Kamar II Kamar III
(2 orang) (3 orang) (3 orang) ⇔ n(n – 1) = 156
⇔ n2 – n – 156 = 0
8C2 cara 6C3 cara 3C3 cara
⇔ (n + 12)(n – 13) = 0
Banyak cara penempatan peserta wisata ⇔ n = –12 atau n = 13
= 8C2 × 6C3 × 3C3 Nilai n yang memenuhi adalah 13.
8! 6! 3! Banyak siswa sekolah A = 13 orang.
= 2! × 6!
× 3! × 3!
× 3! × 0! 2) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah B
8×7 6×5×4 1 = 105
= 2×1
× 3× 2×1
×
nC2 = 105
1
= 28 × 20 × 1 n!
⇔ 2!(n − 2)!
= 105
= 560
Jadi, banyak cara ada 560. n(n − 1)(n − 2)!
⇔ 2(n − 2)!
= 105
⇔ n(n – 1) = 210
⇔ n2 – n – 210 = 0
82 Kaidah Pencacahan
=2×1×5×4×3×2×1 7. 3 × nC3 = n + 1P2
= 240 3 × n! (n + 1)!
Jadi, banyak cara menyusun 6 foto dengan ⇔ 3! × (n − 3)!
= (n + 1 − 2)!
2 foto tidak berdekatan ada 720 – 240 = 480
3 × n! (n + 1)!
cara. ⇔ 6(n − 3)!
= (n − 1)!
4. Susunan buku n! (n + 1)n!
dipandang 1 unsur karena saling ⇔ 2(n − 3)!
= (n − 1)(n − 2)(n − 3)!
berdekatan
E MMEMEMM 3S E ⇔ (n – 1)(n – 2) = 2(n + 1)
⇔ n2 – 3n + 2 = 2n + 2
8 unsur
⇔ n2 – 5n = 0
Banyak cara menyusun buku merupakan ⇔ n(n – 5) = 0
permutasi 8 unsur dengan 5 unsur sama dan ⇔ n = 0 atau n = 5
2 unsur sama.
n C 3 mempunyai syarat n ≥ 3 dan n + 1 P 2
Banyak cara menyusun buku pada rak mempunyai syarat n + 1 ≥ 2 atau n ≥ 1 sehinga
8! nilai n = 5.
=
5! × 2!
n! (n − 1)! 5! (5 −1)!
8 × 7 × 6 × 5! + = +
= 3! × (n − 1)! n! × 2! 3! × (5 − 1)! 3! × 2!
5! × 2 × 1
5! 5 4! 3
= 168 = × 5 + × 3
3! × 4! 5! × 2!
Jadi, banyak cara menyusun buku ada 168 cara.
5! × 5 4! × 3
5. Orang-orang dari 4 negara duduk secara = 3! × 5!
+ 5! × 3!
melingkar dengan (4 – 1)! = 3!. 4!(5 × 5 + 3)
3 orang dari Amerika dapat duduk dengan 3! cara. = 5! × 3!
2 orang dari Irlandia dapat duduk dengan 2! cara. 4! × 28
4 orang dari Korea dapat duduk dengan 4! cara. = 4! × 5 × 3!
2 orang dari Filipina dapat duduk dengan 2! cara. 28
Banyak cara duduk 11 orang = 30
= 3! × 3! × 2! × 4! × 2! 14
= 6 × 6 × 2 × 24 × 2 = 15
= 3.456 cara n! (n − 1)! 14
Jadi, banyak cara peserta duduk adalah 3.456. Jadi, nilai 3! × (n − 1)!
+ n! × 2!
= 15 .
6. a. Banyak cara memilih 6 orang dari 9 orang 8. a. Banyak cara membentuk kelompok
yang ada: = banyak cara memilih 7 siswa dari 12 siswa
9! 9×8×7 = 12C7
9C6 = 6! 3! = 3 × 2 × 1 = 84
12!
Jadi, banyak cara menunjuk anggota ada 84 = 7! × (12 − 7)!
cara.
12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7!
b. Banyak cara menunjuk (6 – 2) orang dari = 7! × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
(9 – 2) orang yang ada:
= 12 × 11 × 2 × 3 = 792
7! 7×6×5
7C4 = = = 35 Jadi, banyak cara membentuk kelompok ada
4! 3! 3×2×1
792.
Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
b. Kemungkinan anggota tim yang terpilih
dua sudah pasti ditunjuk ada 35 cara.
adalah 6 siswa putra dan 1 siswa putri atau
c. Banyak cara menunjuk 6 orang dari (9 – 1) 7 siswa putra.
orang yang ada: n1 = banyak cara membentuk kelompok
8! 8×7 beranggotakan 6 putra dan 1 putri
8C6 = 6! 2! = 2 × 1 = 28
= 8C6 × 4C1
Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
8! 4!
satu orang tidak ditunjuk ada 28 cara. = 6! × (8 − 6)!
× 1! × (4 − 1)!
8 × 7 × 6! 4 × 3!
= 6! × 2 × 1
× 1× 3!
= 4 × 7 × 4 = 112
84 Kaidah Pencacahan
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menentukan ruang sampel suatu percobaan;
2. menentukan peluang suatu kejadian dan peluang komplemen suatu kejadian;
3. menentukan frekuensi harapan suatu kejadian;
4. menentukan peluang gabungan kejadian lepas dan tidak lepas;
5. menentukan peluang irisan kejadian bebas dan tidak bebas (bersyarat);
6. menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan peluang.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu:
1. menunjukkan sikap logis, percaya diri, rasa ingin tahu, dan kritis dalam mempelajari peluang;
2. bekerja sama, bertanggung jawab, dan saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang berbeda.
Peluang Kejadian
Mempelajari
Mencakup Mencakup
• Ruang Sampel Suatu Percobaan • Peluang Gabungan Dua Kejadian Lepas dan
• Peluang Suatu Kejadian Tidak Lepas
• Komplemen Suatu Kejadian • Peluang Irisan Dua Kejadian Bebas dan Tidak
• Frekuensi Harapan Peluang Suatu Kejadian Bebas (Bersyarat)
Mampu
=
36! Jadi, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola
2!(36 − 2)! 3
36 × 35 × 34! kuning adalah 12 .
=
2 × 1× 34!
5. Jawaban: b
= 18 × 35
Ruang sampel S = kejadian terpilihnya 2 angka
= 630 dari 12 angka.
Misalkan A = kejadian terambil dua bohlam dalam n(S) = banyak cara memilih 2 angka dari 12 angka
kondisi baik dari 31 bohlam dalam kondisi baik 12!
n(A)= banyak cara mengambil 2 bohlam dari = 12C2 = 2!(12 − 2)!
31 bohlam 12 × 11 × 10!
= 2 × 1× 10!
= 31C2
31! = 6 × 11 = 66
=
2!(31 − 2)! Faktor dari 12 ada 6 yaitu 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
= 31× 30 × 29! Misalkan A = kejadian terpilihnya 2 angka faktor
2 × 1× 29! dari 12
= 31 × 15 = kejadian terpilih 2 angka dari 6 angka
= 465 n(A) = banyak cara memilih 2 angka dari 6 angka
Peluang terambil kedua bohlam dalam kondisi = 6C2
n(A) 465 31 6!
baik: P(A) = = 630 = 42 =
n(S) 2! (6 − 2)!
Jadi, peluang terambil kedua bohlam dalam 6 × 5 × 4!
=
2 × 1× 4!
31
kondisi baik adalah . = 3 × 5 =15
42
86 Peluang Kejadian
Peluang terpilih dua angka faktor dari 12: Misalkan A = kejadian terpilih dua angka ganjil
n(A) 15 5 n(A)= banyak dua angka ganjil yang jika dijumlah
P(A) = = =
n(S) 66 22 genap
Jadi, peluang terpilih dua angka faktor dari 12 = 5C2
5 = 10
adalah 22 .
Peluang terpiling dua angka ganjil:
6. Jawaban: a n(A) 10 5
Ruang sampel S = kejadian 6 anak duduk P(A) = n(S)
= 16 = 8
melingkar. 5
n(S) = permutasi siklis 6 unsur Jadi, peluang terpilih dua angka ganjil adalah 8 .
= (6 – 1)!
8. Jawaban: a
= 5!
=5×4×3×2×1 Jumlah kartu bridge = 52.
= 120 Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kartu bridge.
Misalkan A = kejadian Tera duduk bersebelahan Banyak anggota ruang sampel = n(S)
dengan Wisnu dan Lisa duduk n(S) = banyak cara megambil 2 kartu dari 52 kartu
bersebelahan dengan Rina.
= 52C2
Tera dan Wisnu dipandang sebagai 1 unsur, Lisa
dan Rina dipandang sebagai 1 unsur sehingga 52!
=
2!(52 − 2)!
permasalahan menjadi permutasi siklis 4 unsur.
Cara duduk Tera dan Wisnu ada 2! dan cara = 52 × 51× 50!
duduk Lisa dan Rina ada 2!. 2 × 1× 50!
n(A) = 2! × 2! × permutasi siklis 4 unsur = 26 × 51 = 1.326
= 2! × 2!(4 – 1)! Banyak kartu King = 4.
= 2! × 2! × 3! Misalkan A = kejadian terambil dua kartu King.
=2×1×2×1×3×2×1 n(A) = banyak cara mengambil 2 kartu King dari
= 24 4 kartu King
Peluang Tera duduk bersebelahan dengan Wisnu
= 4C2
dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina:
4!
n(A) 24 1 =
P(A) = = = 2!(4 − 2)!
n(S) 120 5
Jadi, peluang Tera duduk bersebelahan dengan = 4 × 3 × 2!
2 × 1× 2!
Wisnu dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina
= 2× 3 = 6
1
adalah 5
. Peluang terambil dua kartu King:
n(A) 6 1
7. Jawaban: c P(A) = n(S)
= 1.326 = 221
Banyak angka ganjil = 5 yaitu 1, 3, 5, 7, dan 9.
Peluang terambil bukan kartu King:
Banyak angka genap = 4 yaitu 2, 4, 6, dan 8.
Ruang sampel S = himpunan dua angka P(A′) = 1 – P(A)
berjumlah genap. 1 220
= 1 – 221 = 221
Dua angka berjumlah genap jika terdiri atas dua
220
angka ganjil atau dua angka genap. Jadi, peluang terambil bukan kartu King 221 .
n(S) = banyak dua angka berjumlah genap
= banyak dua angka ganjil + banyak dua 9. Jawaban: c
angka genap Jumlah koin = 2 + 4 + 6 = 12
= 5C2 + 4C2 Ruang sampel S = kejadian terambil 6 koin dari
5! 4!
12 koin.
= 2! (5 − 2)!
+ 2! (4 − 2)! n(S) = banyak cara mengambil 6 koin dari 12 koin
5 × 4 × 3! 4 × 3 × 2!
= 12C6
= 2 × 1× 3! + 2 × 1× 2! 12!
=
6!(12 − 6)!
= 5×2+2×3
= 10 + 6 = 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 6!
= 16
= 11 × 2 × 3 × 2 × 7 = 924
88 Peluang Kejadian
b. Banyaknya pasangan ganda putri b. Misalkan B = kejadian terpilih 2 orang dari
= C28 tiap-tiap kelompok
8!
= kejadian terpilihnya 2 ahli
= matematika, 2 ahli ekonomi,
(8 − 2)! 2!
8 × 7 × 6! dan 2 ahli bahasa
=
6! 2! n(B)= banyak cara memilih 2 ahli matematika
dari 5 ahli matematika, 2 ahli ekonomi
= 8×7
2 dari 3 ahli ekonomi, dan 2 ahli bahasa
= 28 dari 4 ahli bahasa
Jadi, banyaknya pasangan ganda putri yang = 5C2 × 3C2 × 4C2
dapat dibentuk adalah 28 pasangan. 5! 3! 4!
= 2! (5 − 2)!
× ×
2! (3 − 2)! 2! (4 − 2)!
c. Banyaknya pasangan ganda campuran
5 × 4 × 3! 3 × 2! 4 × 3 × 2!
= C110 × C18 = 2 × 1× 3!
× ×
2! × 1 2 × 1× 2!
10! 8!
= × = 10 × 3 × 6
(10 − 1)! 1! (8 − 1)! 1!
10 × 9! 8 × 7!
= 180
= × Peluang terpilih dua orang dari tiap-tiap
9! 1 7! 1
= 10 × 8 kelompok:
= 80 180 15
P(B) = 924 = 77
Jadi, banyaknya pasangan ganda campuran
yang dapat dibentuk adalah 80 pasangan. Jadi, peluang terpilih dua orang dari tiap-tiap
15
2. Jumlah ahli = 5 + 3 + 4 = 12 kelompok 77 .
Ruang sampel S = kejadian terpilih 6 orang dari
3. a. Misalnya A = kejadian terambil kelereng
12 orang ahli.
berwarna merah
n(S) = banyak cara memilih 6 orang dari 12 orang
n(A) 8 2
= 12C6 P(A) = = =
n(S) 20 5
12!
= Peluang terambil kelereng bukan merah =
6!(12 − 6)!
P(A′).
= 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6! P(A′) = 1 – P(A)
6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 6!
2
= 11 × 2 × 3 × 2 × 7 =1– 5
= 924 3
a. Misalkan A = kejadian terpilih 4 ahli = 5
matematika dan 2 ahli ekonomi. Jadi, peluang terambil kelereng bukan merah
n(A) = banyak cara memilih 4 ahli matematika 3
dari 5 ahli matematika dan 2 ahli adalah 5 .
ekonomi dari 3 ahli ekonomi b. Misalnya B = kejadian terambil kelereng
= 5C4 × 3C2 berwarna hijau
5! 3!
= × 2! (3 − 2)! n(A) 5 1
4! (5 − 4)! P(A) = = =
n(S) 20 4
5 × 4! 3 × 2!
= × 2! × 1 Peluang terambil kelereng bukan hijau =
4! × 1
P(A′).
=5×3
P(A′) = 1 – P(A)
= 15
1
Peluang terpilih 4 ahli matematika dan 2 ahli =1– 4
ekonomi: 3
n(A) 15 3
= 4
P(A) = n(S)
= 924
= 308 Jadi, peluang terambil kelereng bukan hijau
Jadi, peluang terpilihnya 4 ahli matematika 3
3 adalah 4 .
dan 2 ahli ekonomi adalah 308 .
90 Peluang Kejadian
n(B) = banyak cara mengambil 1 bendera Peluang terambil bendera berbeda warna:
hijau dari 7 bendera hijau, 1 bendera n(C) 168
kuning dari 4 bendera kuning, dan P(B) = = 680
n(S)
1 bendera merah dari 6 bendera Frekuensi harapan terambil bendera berbeda
merah. warna:
= 7C1 × 4C1 × 6C1
7! 4! 6! Fh(B) = P(B) × n
= 1! (7 − 1)!
× 1! (4 − 1)!
× 1! (7 − 1)! 168
7 × 6! 4 × 3! 6 × 5! = 680 × 680
= 1! 6!
× 3!
× 1! 5! = 168 kali
=7×4×6 Jadi, frekuensi harapan terambil bendera
= 168 berbeda warna adalah 168 kali.
92 Peluang Kejadian
9. Jawaban: d Peluang terambil satu kartu merah:
P(G) = P(gol) =
3 P = P(M1K2K3) + P(K1M2K3) + P(K1K2M3)
5
2 2 2 2
3 2 = 27 + 27 + 27 = 9
P(T) = P(tidak gol) = 1 – P(gol) = 1 – 5
= 5 2
A = kejadian terjadi 3 kali tendangan penalti Jadi, peluang terambil satu kartu merah adalah 9 .
dengan 2 tendangan gol
= {(G, G, T), (G, T, G), (T, G, G)} B. Uraian
Kejadian tendangan penalti 3 kali merupakan 1. Dadu Biru
Dadu
kejadian saling bebas. Merah 1 2 3 4 5 6
3 3 2 18
P(G, G, T) = 5 × 5 × 5 = 125 1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)
3 2 3 18
P(G, T, G) = 5 × 5 × 5 = 125 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6)
2 3 3 18 5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6)
P(T, G, G) = 5 × 5 × 5 = 125 6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)
Peluang terjadi 2 tendangan penalti gol A = kejadian munculnya mata dadu merah ≤ 3
= P(G, G, T) + P(G, T, G) + P(T, G, G) n(A) = 18
18 18 18 54 B = kejadian munculnya mata dadu biru ≥ 5
= 125 + 125 + 125 = 125
n(B) = 12
Jadi, peluang Ali untuk membuat 2 gol dalam P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
54 18 12
3 kali tendangan penalti adalah 125 . = 36 × 36
1 1
10. Jawaban: b = 2 × 3
Banyak kartu kuning = n(K) = 2 1
Banyak kartu merah = n(M) = 4 =
6
Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 6
Jadi, peluang munculnya mata dadu merah ≤ 3
Kemungkinan kartu yang terambil M 1 K 2 K 3 , 1
K1M2K3, atau K1K2M3. dan mata dadu biru ≥ 5 adalah 6 .
M1K2K3 = kejadian terambil pertama kartu merah,
2. a. Pengambilan dilakukan secara acak dua
kedua kartu kuning, ketiga kartu kuning
sekaligus.
P(M1K2K3) = P(M1) × P(K2) × P(K3) Banyak buah = 9 + 6 = 15 buah
n(M) n(K) n(K) A = kejadian terambil 2 jeruk
= × ×
n(S) n(S) n(S)
n(A) 6 C2 15
4 2 2 2 P(A) = = =
= 6 × 6 × 6 = 27 n(S) 15 C2 105
n(K) n(M) n(K) Peluang terambil dua buah dengan jenis yang
= × × sama
n(S) n(S) n(S)
2 4 2 = P(A) + P(B)
= 6 × 6 × 6
15 36
2
= 105 + 105
= 27 51
= 105
K1K2M3 = kejadian terambil pertama kartu kuning,
kedua kartu kuning, ketiga kartu merah 17
= 35
P(K1K2M3) = P(K1) × P(K2) × P(M3)
n(K) n(K) n(M) Jadi, peluang terambil dua buah dengan
= × × jenis yang sama jika diambil dua sekaligus
n(S) n(S) n(S)
2 2 4 2 17
= 6 × 6 × 6 = 27 adalah 35 .
94 Peluang Kejadian
Oleh karena A ∩ B = ∅, maka kejadian Misalnya C = kejadian terambil bola merah pada
A dan B saling asing. kotak I dilanjutkan terambil bola
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) merah pada kotak II
5 3 n(C) 4
= 36 + 36 P(C) = =
n(S) 10
8 2 Misalnya D = kejadian terambil bola merah pada
= 36 = 9
kotak I dilanjutkan terambil bola
Jadi, peluang terlihat jumlah kedua mata putih pada kotak II
2 n(D) 6
dadu 6 atau 10 adalah 9 . P(D) = =
n(S) 10
c. Kejadian terlihat kedua mata dadu bilangan Misalnya E = kejadian terambil bola putih pada
genap = kejadian terlihat mata dadu genap kotak I dilanjutkan terambil bola
pada dadu merah dan dadu putih merah pada kotak II
Misalkan:
n(E) 3
A = terlihat mata dadu genap pada dadu P(E) = =
n(S) 10
merah
B = terlihat mata dadu genap pada dadu Misalnya F = kejadian terambil bola putih pada
putih kotak I dilanjutkan terambil bola
putih pada kotak II
1 1
P(A) = 2 dan P(B) = 2 n(F) 7
P(F) = =
n(S) 10
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅ maka kejadian A dan
B saling bebas. a. Peluang terambil bola merah
Peluang terlihat kedua mata dadu bilangan P(M) = P(A) × P(C) + P(B) × P(E)
genap: 7 4 5 3
= × + ×
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) 12 10 12 10
1 1 1 28 15
= 2 × 2 = 4 = +
120 120
43
Jadi, peluang terlihat kedua mata dadu genap =
120
1
adalah 4
. Jadi, peluang terambil bola merah adalah
43
5. Kotak I .
120
Jumlah bola pada kotak I = 7 + 5 = 12 maka b. Peluang terambil bola putih
n(S) = 12.
P(P) = P(A) × P(D) + P(B) × P(F)
A = kejadian terambil bola merah pada kotak I
7 6 5 7
n(A) 7 = × + ×
P(A) = = 12 10 12 10
n(S) 12
42 35
B = kejadian terambil bola putih pada kotak I = +
120 120
n(B) 5 77
P(B) = = =
n(S) 12 120
77
Kotak II Jadi, peluang terambil bola putih adalah .
120
Jumlah bola pada kotak II setelah ditambah 1 bola
dari kotak I adalah 3 + 6 + 1 = 10.
n(S) = 10
Peluang Komplemen
Kejadian Peluang Dua Kejadian Tidak
Saling Bebas (Bersyarat)
Peluang Kejadian
A. Pilihan Ganda 18 × 17 × 16!
=
1. Jawaban: d 16! × 2!
A = kejadian 20 orang jabat tangan 18 × 17
=
Jabat tangan melibatkan 2 orang 2×1
n(A) = 20C2 = 153
20! Peluang yang terambil 2 kelereng putih
=
(20 − 2)! 2! n(A) 45
20 × 19 × 18! P(A) = =
= n(S) 153
18! × 2!
Jadi, peluang yang terambil 2 kelereng putih
20 × 19
= 45
2×1 adalah .
153
= 190
Jadi, banyaknya jabat tangan yang terjadi pada 4. Jawaban: c
pertemuan itu adalah 190. Ruang sampel urutan dua anak dengan satu anak
laki-laki
2. Jawaban: c
S = {LP, PL, LL} ⇒ n(S) = 3
Misalkan:
A = kejadian 2 anak berjenis kelamin laki-laki
A = kejadian terambil 2 bola putih dan 1 bola
merah = {LL}
B = kejadian terambil 3 bola putih n(A) = 1
n(A) 1
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) P(A) = =
n(S) 3
= 4C2 × 6C1 + 4C0 × 6C0 1
Jadi, peluang semuanya anak laki-laki 3 .
4! 6! 4! 6!
= × + ×
2! 2! 1! 5! 3! 1! 0! 6!
5. Jawaban: c
4 × 3 × 2! 6 ⋅ 5! 4! 6!
= × + × Satu set lengkap kartu brigde terdiri atas 52 kartu,
2 × 1× 2! 1! 5! 3! 1! 0! 6!
dan 4 di antaranya adalah kartu AS.
4×3 6 4
= × + ×1 Misalnya A = kejadian tercabut kartu AS
2 ×1 1 1
= 36 + 4 n(A) = 4
= 40 n(S) = 52
n(A) 4
Jadi, banyaknya cara pengambilan paling sedikit P(A) = =
n(S) 52
2 bola putih adalah 40.
Peluang kartu yang tercabut bukan kartu AS =
3. Jawaban: c P(A′).
Misalnya A = kejadian terambil 2 kelereng putih P(A′) = 1 – P(A)
n(A) = 10C2 4
=1–
10! 52
= 48
(10 − 2)! 2! =
52
10 × 9 × 8!
= Jadi, peluang kartu yang tercabut bukan kartu AS
8! × 2!
48
=
10 × 9 adalah .
52
2×1
= 45 6. Jawaban: b
S = ruang sampel A = kejadian muncul mata dadu yang hasil
Jumlah kelereng = 8 + 10 = 18 kalinya bilangan ganjil
n(S) = 18C2 = {(1, 1), (1, 3), (1, 5), (3, 1), (3, 3), (3, 5), (5, 1),
(5, 3), (5, 5)}
18!
= n(A) = 9
(18 − 2)! 2!
n(S) = 36
98 Peluang Kejadian
P(C) = peluang panitia yang terbentuk 4 putra Misalnya B = kejadian terambil 2 bola merah
5C4 5 1 n(B) = 9C2
= = 210
= 42
10 C4 9!
Peluang panitia yang terbentuk terdiri paling =
(9 − 2)! 2!
banyak 2 siswa putri 9 × 8 × 7! 9×8
= = = 36
10 5 1 31 7! × 2! 2×1
= P(A) + P(B) + P(C) = 21 + 21 + 42 = 42
n(B) 36
P(B) = =
Jadi, peluang panitia yang terbentuk terdiri paling n(S) 66
31 Peluang terambil bola minimal satu warna merah
banyak 2 siswa putri adalah 42 .
= P(A) + P(B)
13. Jawaban: a 27 36 63 21
Banyak percobaan: n = 165 = + = =
66 66 66 22
Jumlah uang logam dalam mangkuk = 8 + 3 = 11 Jadi, peluang terambil bola minimal satu warna
Banyak anggota ruang sampel: n(S) = 11C2 = 55 21
merah adalah .
Kemungkinan uang logam yang terambil 2 uang 22
logam seribuan atau 1 uang logam seribuan dan 15. Jawaban: b
1 uang logam lima ratusan. A = kejadian jumlah mata dadu yang muncul
A = kejadian terambil 2 uang logam seribuan kurang dari 10
n(A) = 8C2 = 28 = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (3, 1), (2, 2), (1, 3),
n(A) 28 (4, 1), (3, 2), (2, 3), (1, 4), (5, 1), (4, 2),
P(A) = = 55
n(S) (3, 3), (2, 4), (1, 5), (6, 1), (5, 2), (4, 3),
B = kejadian terambil 1 uang logam seribuan dan (3, 4), (2, 5), (1, 6), (6, 2), (5, 3), (4, 4),
1 uang logam lima ratusan (3, 5), (2, 6), (6, 3), (5, 4), (4, 5), (3, 6)}
n(A) 30
n(B) = 8C1 × 3C1 = 8 × 3 = 24 P(A) = = 36
n(S)
n(B) 24
P(B) = = 55 B = kejadian jumlah mata dadu yang muncul
n(S)
bilangan prima (2, 3, 5, 7, atau 11)
Peluang terambil uang logam seribuan: = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (4, 1), (3, 2), (2, 3),
28 24 52 (1, 4), (6, 1), (5, 2), (4, 3), (3, 4), (2, 5),
P = P(A) + P(B) = 55 + 55 = 55
(1, 6), (6, 5), (5, 6)}
52
Fh = P × n = 55 × 165 = 156 n(B) 15
P(A) = = 36
n(S)
Jadi, frekuensi harapan selalu terambil uang
logam seribuan adalah 156 kali. A ∩ B = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (4, 1), (3, 2), (2, 3),
(1, 4), (6, 1), (5, 2), (4, 3), (3, 4), (2, 5),
14. Jawaban: e (1, 6)}
Jumlah bola = 9 + 3 = 12
n(A ∩ B) 13
Banyaknya titik sampel P(A ∩ B) = = 36n(S)
n(S) = C212 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
12! 30 15 13 32 8
= = 36 + 36 – 36 = 36 = 9
(12 − 2)! 2!
12 × 11 × 10!
= Jadi, peluang jumlah mata dadu yang muncul
10! × 2!
8
12 × 11 kurang dari 10 atau bilangan prima 9 .
= = 66
2×1
Misalnya A = kejadian terambil 1 bola merah dan 16. Jawaban: c
1 bola putih Jumlah bola = 3 + 2 = 5.
n(A) = 9C1 × 3C1 S = kejadian terambil 2 bola dari 5 bola
9! 3! n(S) = 5C2 = 10
= ×
(9 − 1)! 1! (3 − 1)! 1! Kemungkinan bola yang terambil 2 putih atau
9 × 8! 3 × 2! 2 hitam.
= ×
8! × 1 2! × 1 A = kejadian terambil 2 bola putih dari 3 bola
= 9 × 3 = 27 putih
n(A) 27 n(A) = 3C2 = 3
P(A) = =
n(S) 66
28. Jawaban: e
n(S) = n(A ∪ B) + n(A ∪ B)′ Ruang sampel S = kejadian terpilih 2 siswa dari 9
⇔ 100 = ((45 – 25) + 25 + (50 – 25)) + x siswa.
⇔ 100 = 70 + x
n(S) = banyak cara memilih 2 siswa dari 9 siswa
⇔ x = 30
= 9C2
C = kejadian terpilih 1 siswa yang tidak gemar
basket maupun futsal 9!
=
n(C) = 30C1 = 30 2!(9 − 2)!
9 × 8 × 7!
S = kejadian terpilih 1 siswa dari 100 siswa =
2 × 1× 7!
n(S) = 100C1 = 100 = 9 × 4 = 36
n(C) 30 3 Kemungkinan pasangan ketua dan sekretaris
P(C) = = 100 = 10
n(S) yang terpilih sebagai berikut.
Jadi, peluang siswa yang terpilih tidak gemar
3 Ketua Sekretaris
basket maupun futsal adalah 10 .
XI X
26. Jawaban: b
P(B) = 1 – P(B′) = 1 – 0,45 = 0,55 Asal Kelas XII X
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) XII XI
⇔ 0,85 = P(A) + 0,55 – 0,45
⇔ P(A) = 0,85 – 0,55 + 0,45 = 0,75 Misalkan:
P(A′) = 1 – P(A) A = kejadian terpilih ketua dari kelas XI dan
= 1 – 0,75 sekretaris dari kelas X
= 0,25
n(A) 8 (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6),
P(A) = = (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6),
n(S) 12 S=
B = kejadian terambil bola putih pada kotak I (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6),
(5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6),
n(B) 4
P(B) = = (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6),
n(S) 12
Kotak B b. Banyaknya titik sampel
Jumlah bola pada kotak II setelah ditambah 1 bola n(S) = 36
dari kotak I adalah 6 + 9 + 1 = 16. c. Misalkan A = kejadian muncul dua mata
n(S) = 10 dadu berjumlah kurang dari 5.
Misalnya D = kejadian terambil bola merah pada + 1 2 3 4 5 6
kotak I dilanjutkan terambil bola
putih pada kotak II 1 2 3 4 5 6 7
n(D) 9 2 3 4 5 6 7 8
P(D) = =
n(S) 16 3 4 5 6 7 8 9
Misalnya F = kejadian terambil bola putih pada 4 5 6 7 8 9 10
kotak I dilanjutkan terambil bola 5 6 7 8 9 10 11
putih pada kotak II
6 7 8 9 10 11 12
n(F) 10
P(F) = =
n(S) 16
12n(A) = 6
Peluang terambil bola putih
n(A) 6 1
P(P) = P(A) × P(D) + P(B) × P(F) P(A) = = =
n(S) 36 6
8 9 4 10 Jadi, peluang kejadian muncul dua mata dadu
= × + ×
12 16 12 16
1
72 40 112 7 berjumlah kurang dari 5 adalah .
= + = = 6
192 192 192 12
7
Jadi, peluang terambil bola putih adalah .
12
5! 4! 48!
1× 9! 39!
= × =
(5 − 2)! 2! (4 − 1)! 1! 52!
13! 39!
5 × 4 × 3! 4 × 3!
= × 13!
3! × 2! 3! × 1! 48!
= ×
9! 52!
1
Jadi, peluang bohlam yang diambil ada yang hidup 10. Peluang terpilih kotak I =
2
219 Kotak I berisi 5 bola merah dan 4 bola putih
adalah 220 .
5
Peluang terpilih bola merah =
8. P(A) = peluang pada pengambilan bola pertama 9
3 A = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola merah
berwarna merah = 5
1 5 5
P(A) = × =
Oleh karena tanpa pengembalian, dalam kotak 2 9 18
tersebut tinggal 2 bola merah dan 2 bola hijau. 4
Peluang terpilih bola putih =
Peluang terambil kelereng hijau pada 9
2 B = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola putih
pengambilan kedua = P(BlA) = 4 .
1 4 4
P(B) = × =
Jadi, peluang terambil bola merah pada peng- 2 9 18
ambilan pertama dan bola hijau pada pengambilan 1
Peluang terpilih kotak II =
kedua = P(A ∩ B) 2
= P(A) × P(B|A) Kotak II berisi 3 bola merah dan 6 bola putih
3 2 6 3 3
= 5 × 4 = 20 = 10 Peluang terpilih bola merah =
9
C = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola
9. Kotak A berisi 4 + 3 = 7 kartu merah
SA = kejadian terambil 2 kartu dari kotak A
1 3 3
n(SA) = 7C2 P(C) = × =
2 9 18
7! 7 × 6 × 5! 6
= = = 7 × 3 = 21 Peluang terpilih bola putih =
2! (7 − 2)! 2 × 1× 5! 9
A = kejadian terambil 2 kartu merah dari kotak A D = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola
4! 4 × 3 × 2!
merah
n(A) = 4C2 = = =2×3=6 1 6 6
2! (4 − 2)! 2 × 1× 2! P(D) = × =
n(A) 6 2 2 9 18
P(A) = = =
n(S A ) 21 7 a. Peluang terambil bola merah
Kotak B berisi 6 + 2 = 8 kartu = P(A) + P(C)
SB = kejadian terambil 2 kartu dari kotak B 5 3 8 4
= + = =
n(SB) = 8C2 18 18 18 9
8! 8 × 7 × 6! 4
= = = 4 × 7 = 28 Jadi, peluang terambil bola merah adalah .
2! (8 − 2)! 2 × 1× 6! 9
B = kejadian terambil 2 kartu putih dari kotak B b. Peluang terambil bola putih
n(B) = 2C2 = 1 = P(B) + P(D)
4 6 10 5
n(B) 1 = + = =
P(B) = n(SB ) = 28 18 18 18 9
5
Jadi, peluang terambil bola putih adalah .
9
=
52! 20. Jawaban: c
(52 − 3)! 3! Banyak pasangan = 15 pasang = 30 orang
=
52 × 51× 50 × 49! Banyak jabat tangan:
49! 3! n(S) = 30C2
26
52 × 17 51 × 50 30!
= 3 × 2 ×1 =
(30 − 2)! 2!
= 26 × 17 × 50
30 × 29 × 28!
= 22.100 =
28! 2!
Banyak kartu bergambar hati = 13
15
n(A) = 13C3 30 × 29
=
2 ×1
13!
= = 15 × 29 = 435
(13 − 3)! 3!
Misalkan:
13 × 12 × 11× 10! A = kejadian jabat tangan dengan masing-masing
=
10! 3!
orang tidak boleh berjabat tangan dengan
2 pasangannya sendiri
13 × 12 × 11
= n(A) = 435 – 15 = 420
3 × 2 ×1
Jadi, peluang banyak jabat tangan yang terjadi
= 13 × 2 × 11 dengan masing-masing orang tidak boleh berjabat
= 286 tangan dengan pasangannya sendiri adalah:
Peluang terambil 3 kartu bergambar hati:
n(A) 420 28
n(A) 286 P(A) = n(S)
= 435
= 29
P(A) = n(S)
= 22.100
Jadi, peluang terambil 3 kartu bergambar hati 21. Jawaban: a
286
S = ruang sampel → n(S) = 36
adalah 22.100
. Misalkan:
A = kejadian muncul dua mata dadu berjumlah 9
19. Jawaban: e = {(3, 6), (6, 3), (4, 5), (5, 4)}
Banyak titik sampel = n(S) = 62 = 216 n(A) = 4
Banyak percobaan = n = 72 n(A) 4 1
Misalkan: P(A) = n(S)
= 36
= 9
A = Kejadian mencul ketiga mata dadu sama
Frekuensi harapan muncul dua mata dadu
= {(1, 1, 1), (2, 2, 2), (3, 3, 3), (4, 4, 4), (5, 5, 5),
berjumlah 9:
(6, 6, 6)}
Fh(A) = P(A) × n
n(A) = 6
1
n(A) 6 1 = × 225
P(A) = n(S)
= 216
= 36
9
= 25
Jadi, Frekuensi harapan muncul dua mata dadu
berjumlah 9 adalah 25 kali.
11× 10 × 9 × 8
3 23. Jawaban: b
= Jumlah bola = 6 + 3 + 5 = 14
4 × 3 × 2 ×1
S = kejadian diambil 2 bola dari 14 bola
= 11 × 10 × 3
n(S) = 14C2
= 330
Misalkan: 14!
=
A = kejadian terpilih 2 wanita dan 2 pria (14 − 2)! 2!
n(A) = 5C2 × 6C2 14 × 13 × 12!
=
5! 6! 12! 2!
= × (6 − 2)! 2!
(5 − 2)! 2!
7
14 × 13
2 3
6 × 5 × 4! = 2 ×1
= 91
5 × 4 × 3!
= ×
3! 2 × 1 4! 2 × 1 Misalnya:
= 10 × 15 A = kejadian terambil keduanya bola merah
= 150
n(A) = 6C2
n(A) 150
P(A) = n(S)
= 330 6!
= (6 − 2)! 2!
B = kejadian terpilih 1 wanita dan 3 pria
n(B) = 5C1 × 6C3
6 × 5 × 4!
5! 6! =
= × 4! 2!
(5 − 1)! 1! (6 − 3)! 3!
3
5 × 4! 6 × 5 × 4 × 3! 6 ×5
= × = 2 × 1 = 15
4! 1! 3! 3!
5 6 ×5×4 Peluang terambil keduanya bola merah:
= 1
× 3 × 2 ×1
n(A) 15
= 5 × 20 P(A) = n(S)
= 91
= 100 Jadi, peluang terambil keduanya bola merah
n(B) 100 15
P(B) = = adalah 91
.
n(S) 330
C = kejadian terpilih 4 pria 24. Jawaban: d
n(C) = 6C4 Banyak telur = 30
=
6! Banyak telur rusak = 5
(6 − 4)! 4! Banyak telur baik = 30 – 5 =25
=
6 × 5 × 4! n(S) = 30C3
2! 4! 30!
3
6 ×5 = (30 − 3)! 3!
= 2 ×1
= 15
30 × 29 × 28 × 27!
n(C) 15
=
27! 3!
P(C) = n(S)
= 330 5
30 × 29 × 28
= = 4.060
3 × 2 ×1
5 4 1 = 6 × 220 = 1.320
= 12
+ 12
– 12 n(B) 1.320
P(B) = n(S)
= 4.368
8
= 12 C = kejadian terpilih 1 pemain senior dan 10
2 pemain muda
= 3 n(C) = 4C1 × 12C10
Jadi, peluang terambil bola bernomor prima 4! 12!
= ×
(4 − 1)! 1! (12 − 10)! 10!
2
dan genap kurang dari 9 adalah 3
.
4 × 3! 12 × 11× 10!
= 3! 1!
× 2! 10!
9. Pemain senior = 4 orang
Pemain muda = 12orang 6
4 12 × 11
Jumlah pemain = 4 + 12 = 16 orang = ×
1 2 ×1
= 4 × 66 = 264
7 5
= 1
× 1
= 35
3×
1
12 ×
1
−9 ×
1 5. Jawaban: d
2 3a 3b 3
Misalkan y = f(x).
= 1 1 1
4× 8× 12 ×
3 4a 4b 4 x +1
4 −3
y = 3 – x−2
2a b
=
3a2b3 3(x − 2) x +1
⇔ y= x−2
– x−2
2a4 − 2
=
3a3 + 3 3x − 6 x +1
⇔ y = x−2 – x−2
2a2
= 2x − 7
3b6 ⇔ y = x−2
1
⇔ y(x – 2) = 2x – 7
(8a12b−9 ) 3 2a2
Jadi, = . ⇔ xy – 2y = 2x – 7
1
3b6
(81a8b12 ) 4 ⇔ xy – 2x = 2y – 7
⇔ x(y – 2) = 2y – 7
2. Jawaban: c
2y − 7
– 3 48 − 4 32 + 98 + 11 3 ⇔ x= y−2
= – 3 16 × 3 − 4 16 × 2 + 49 × 2 + 11 3 2y − 7
⇔ f–1(y) = y−2
= – 3 × 4 3 − 4 × 4 2 + 7 2 + 11 3
2x − 7
= – 12 3 − 16 2 + 7 2 + 11 3 ⇔ f–1(x) = x − 2
= – 3 −9 2 Diketahui invers f(x) adalah h(x) sehingga h(x) =
2x − 7
Jadi, – 3 48 – 4 32 + 98 + 11 3 = – 3 − 9 2 . x−2
.
2x − 7
3. Jawaban: e Jadi, h(x) = x − 2 , x ≠ 2.
–3log 4 + 3log 16 – 3log 6 – 3log 18
= 3log 16 – 3log 4 – (3log (6 × 18)) 6. Jawaban: c
= 3log 16 – (3log 4 + 3log 108) 2x2 + 7x – 49 = 0
= 3log 16 – 3log (4 × 108) ⇔ (2x – 7)(x + 7) = 0
= 3log 16 – 3log 432 ⇔ 2x – 7 = 0 atau x + 7 = 0
⎛ 16 ⎞ ⎛ 1 ⎞ 7
= 3log ⎜ 432 ⎟ = 3log ⎜ 27 ⎟ ⇔ x= 2 atau x = –7
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
7
= 3log (3–3) = –3 Diambil x1 = –7 dan x2 = 2 karena diketahui x1 < x2.
Jadi, – 3log 4 + 3log 16 – 3log 6 – 3log 18 = –3.
7
x1 + 4x2 = –7 + 4 × 2
= –7 + 14
=7
Jadi, x1 + 4x2 = 7.
terbuka ke bawah.
2x + 5y = 510.000 . . . (2)
b. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X di
y = 0.
–––––––––––––––––– – 2x + 3y ≤ 7.000
7x = 560.000 x≥0
⇔ x = 80.000 y≥0
Jadi, harga sebuah baju batik Rp80.000,00. Jadi, model matematika yang sesuai pada pilihan
b.
12. Jawaban: a
(i) Pertidaksamaan 3x + y ≥ 9 dibatasi oleh garis 14. Jawaban: b
3x + y = 9. Garis ini melalui titik (3, 0) dan (0, 9). (i) Persamaan garis melalui titik (6, 0) dan (0, 4):
Uji titik (0, 0) ke 3x + y ≥ 9. x y
3 × 0 + 0 = 0 ≥ 9 (bernilai salah) sehingga + 4 =1 6
daerah penyelesaian tidak memuat titik (0, 0). ⇔ 4x + 6y = 24 ← kali 24
(ii) Pertidaksamaan x + y ≤ 6 dibatasi oleh garis ⇔ 2x + 3y = 12
x + y = 6. Garis ini melalui titik (6, 0) dan (0, 6). (ii) Persamaan garis melalui titik (9, 0) dan (0, 3):
Uji titik (0, 0) ke x + y ≤ 6.
x y
0 + 0 = 0 ≤ 6 (bernilai benar) sehingga daerah + 3 =1 9
penyelesaian memuat titik (0, 0).
(iii) Daerah penyelesaian x ≥ 0 terletak di kanan ⇔ 3x + 94 = 27 ← kali 27
dan pada sumbu Y. ⇔ x + 3y = 9
(iv) Daerah penyelesaian y ≥ 0 terletak di atas Dengan menggunakan metode eliminasi substitusi,
dan pada sumbu X. kedua garis berpotongan di titik (3, 2).
Keempat daerah penyelesaian tersebut ketika Berdasarkan grafik daerah arsiran terdapat empat
diiriskan diperoleh grafik seperti berikut. titik pojok yaitu titik (0, 0), titik (6, 0), titik (0, 3),
dan titik potong kedua garis (3, 2).
Y Nilai f(x, y) = 2x + 5y di titik pojok.
9 Titik f(x, y) = 2x + 5y
3x + y = 9 (0, 0) 2×0+5×0=0
6 (6, 0) 2 × 6 + 5 × 0 = 12
(0, 3) 2 × 0 + 5 × 3 = 15
(3, 2) 2 × 3 + 5 × 2 = 16 ← Maksimum
x+y=6
Jadi, nilai maksimumnya adalah 16.
0 3 6 X 15. Jawaban: d
Misalkan: x = banyak truk yang disewa
Jadi, daerah penyelesaiannya ditunjukkan oleh y = banyak kol yang disewa
pilihan a.
Daya Angkut
13. Jawaban: b Jenis Banyak (Karung) Ongkos
Diketahui: x = banyak roti A yang dibuat
Truk x 14 400.000
y = banyak roti B yang dibuat Kol y 8 300.000
Roti A memerlukan 4 gram gula pasir dan roti B
Pembatas 25 224
memerlukan 8 gram gula pasir, gula pasir yang
tersedia 16 kg (16.000 gram), maka diperoleh: Model matematika permasalahan adalah
4x + 8y ≤ 16.000 meminimumkan f(x, y) = 400.000x + 300.000y
⇔ x + 2y ≤ 4.000 . . . (1) dengan kendala:
Roti A memerlukan 6 gram terigu dan roti B x + y ≥ 25
⎛ 1 −2 ⎞ ⎛ −3 0 ⎞ ⎛ −8 6 ⎞
= ⎜ ⎟ – ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟
⎝ −3 − 1 ⎠ ⎝ 1 −2 ⎠ ⎝ 4 −4 ⎠
A
X ⎛ −4 4 ⎞
O 16 25
x + y = 25 = ⎜ ⎟
7x + 4y = 112 ⎝ 0 −3 ⎠
Titik B merupakan titik potong antara garis 7x + 4y Determinan matriks S:
= 112 dan x + y = 25. det (S) = –4 × (–3) – 0 × 4
Eliminasi y dari kedua persamaan garis. = 12 – 0
7x + 4y = 112 × 1 7x + 4y = 112 = 12
x + y = 25 × 4 4x + 4y = 100 Jadi, determinan matriks S adalah 12.
–––––––––––– –
3x = 12 18. Jawaban: e
⇔ x=4 S = Q + 2R
Substitusikan x = 4 ke persamaan garis x + y = ⎛ 0 −1⎞ ⎛ −1 1 ⎞
25. = ⎜ ⎟ + 2⎜ ⎟
x + y = 25 ⎝ −1 5 ⎠ ⎝ 3 −4 ⎠
⇔ 4 + y = 25 ⎛ 0 −1⎞ ⎛ −2 2 ⎞
⇔ y = 21 = ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟
Diperoleh koordinat titik B(4, 21). ⎝ −1 5 ⎠ ⎝ 6 −8 ⎠
Uji titik pojok ke dalam fungsi objektif
⎛ −2 1 ⎞
f(x, y) = 400.000x + 300.000y. = ⎜ ⎟
⎝ 5 −3 ⎠
Titik f(x, y) = 400.000x + 300.000y
Invers matriks S:
A(25, 0) 400.000 × 25 + 300.000 × 0 = 10.000.000
−1
B(4, 21) 400.000 × 4 + 300.000 × 21 = 7.900.000 ⎛ −2 1 ⎞
C(0, 28) 400.000 × 0 + 300.000 × 28 = 8.400.000 S–1 = ⎜ ⎟
⎝ 5 −3 ⎠
Nilai minimum f(x, y) = 400.000x + 300.000y adalah
Rp7.900.000,00 dicapai di titik (4, 21). 1 ⎛ −3 −1 ⎞
= 6 − 5 ⎜ −5 ⎟
Jadi, agar ongkos sewa minimum pedagang harus ⎝ −2 ⎠
menyewa 4 truk dan 21 kol.
1 ⎛ −3 −1 ⎞
16. Jawaban: a = 1 ⎜ −5 ⎟
−2 ⎠
⎝
⎛ 4 2 ⎞ ⎛ x −4 ⎞ ⎛ 2 −1⎞ ⎛ 2 3 ⎞
⎜ ⎟−⎜ ⎟ = ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎛ −3 −1 ⎞
⎝ y −3 ⎠ ⎝ 4 3 ⎠ ⎝ −2 3 ⎠ ⎝ −1 0 ⎠ = ⎜ ⎟
⎝ −5 − 2 ⎠
⎛4 − x 6 ⎞ ⎛ 4 +1 6 + 0 ⎞
⇔ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ y − 4 −6 ⎠ ⎝ −4 − 3 − 6 + 0 ⎠ ⎛ −3 −1 ⎞
Jadi, invers matriks S adalah S–1 = ⎜ ⎟.
⎝ −5 − 2 ⎠
⎛4 − x 6 ⎞ ⎛5 6⎞
⇔ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ y − 4 −6 ⎠ ⎝ −7 − 6 ⎠ 19. Jawaban: e
Suku ke-n barisan aritmetika dinyatakan dengan
Dari kesamaan matriks diperoleh:
Un = a + (n – 1)b
(i) 4 – x = 5
⇔ x = –1 Suku ke-6 bernilai 3 sehingga:
(ii) y – 4 = –7 U6 = 3 ⇔ a + 5b = 3 . . . (1)
⇔ y = –3 Suku ke-14 bernilai 19 sehingga:
Diperoleh x = –1 dan y = –3. Dengan demikian: U14 = 19 ⇔ a + 13b = 19 . . . (2)
x + 3y = –1 + 3 × (–3) = –1 – 9 = –10
Jadi, x + 3y = –10.
a(1 − r n ) lim (x − 3 − x 2 − 3x + 2)
dengan Sn = . Dengan demikian, jumlah x→∞
1− r (x − 3) + x 2 − 3x + 2
sembilan suku pertama deret tersebut: = lim (x − 3 − x 2 − 3x + 2) ×
x→∞ (x − 3) + x 2 − 3x + 2
9
−1(1 − ( −2) ) (x − 3)2 − (x 2 − 3x + 2)
S9 = 1 − ( −2) = lim
x → ∞ (x − 3) + x 2 − 3x + 2
−1(1 − ( −512))
= 3 (x 2 − 6x + 9) − (x 2 − 3x + 2)
= lim
x→∞ x − 3 + x 2 − 3x + 2
−(1 + 512)
= 3 1
−3x + 7
= lim × x
1
−513 x→∞ x−3+ x 2 − 3x + 2 x
= 3 7
−3 +
= –171 = lim x
x → ∞ 1− 3 + 3
1− x +
2
Jadi, jumlah sembilan suku pertama deret tersebut x x2
adalah –171. −3 + 0
= 1− 0 + 1− 0 + 0
27. Jawaban: a
2
∫ (4x2 – 24x + 9) dx D C
−1 A B
2
= ⎡ 4 × 31 x 3 − 24 × 21 x 2 + 9x ⎤ Perhatikan garis AC, CH, dan AH. Ketiga garis
⎣ ⎦ −1
tersebut merupakan diagonal sisi kubus. Dengan
2
= ⎡ 34 x 3 − 12x 2 + 9x ⎤ demikian segitiga yang terbentuk adalah segitiga
⎣ ⎦ −1 sama sisi.
4 4 Akibatnya ketiga sudut dalam ΔACH berukuran
= ( 3 × 23 – 12 × 22 + 9 × 2) – ( 3 × (–1)3 – 12 × (–1)2 sama yaitu 60°.
+ 9 × (–1)) Jadi, besar sudut yang terbentuk antara garis AC
dan CH adalah 60°.
32 4
= ( 3 – 48 + 18) – (– 3 – 12 – 9)
58 67
= – 3 – (– 3 )
9
= 3 =3
6! 5
= (6 − 2)!2!
fh(H)= P(H) × N = × 72 = 20
18
6! Jadi, frekuensi harapan yang terambil kelereng
= 4!2!
hijau adalah 20 kali.
6 × 5 × 4!
= 4! × 2 × 1
B. Uraian
30
= 2 = 15
41. Misalkan:
Banyak cara memilih tiga roti rasa keju dari lima x = banyak minuman jenis A yang dibeli
jenis roti yang tersedia: y = banyak minuman jenis B yang dibeli
n2 = 5C3
Minuman Banyak Harga Keuntungan
5!
= (5 − 3)!3! Jenis A x 6.000x 2.000x
Jenis B y 8.000y 2.500y
5!
= 2!3! Pembatas 25 168.000
5 × 4 × 3!
= Berdasarkan tabel tersebut diperoleh model matematika
2 × 1 × 3!
berupa pertidaksamaan sebagai berikut.
20
= 2 = 10 x + y ≤ 25
Dusun ”A” 15 20 5 40
Dusun ”B” 10 20 30 60
Jumlah 25 40 35 100