Anda di halaman 1dari 128

Matematika Kelas IX i

Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:


1. menjelaskan kedudukan suatu unsur ruang (titik, garis, dan bidang);
2. menentukan jarak antara dua unsur ruang;
3. menentukan sudut yang dibentuk oleh dua unsur ruang;
4. menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan dimensi tiga.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu:
1. menunjukkan sikap rasa ingin tahu dan kritis dalam mempelajari dimensi tiga;
2. bersikap logis dan percaya diri menyelesaikan masalah kontekstual;
3. bertanggung jawab dan saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang berbeda dan kreatif.

Dimensi Tiga

Mempelajari

Kedudukan Titik, Garis, dan Bidang Jarak Titik, Garis, dan Bidang Sudut Garis dan Bidang

Mencakup Mencakup Mencakup

• Kedudukan Titik terhadap • Jarak Antara Dua Titik • Sudut Antara Dua Garis
Garis • Jarak Antara Titik dan Garis • Sudut Antara Garis dan Bidang
• Kedudukan Titik terhadap • Jarak Antara Titik dan Bidang • Sudut Antara Dua Bidang
Bidang • Jarak Antara Dua Garis
• Kedudukan Garis terhadap Sejajar
Garis Lain • Jarak Antara Garis dan Bidang
• Kedudukan Garis terhadap • Jarak Antara Dua Bidang
Bidang Sejajar
• Kedudukan Bidang terhadap
Bidang Lain

Mampu

• Menjelaskan kedudukan suatu unsur ruang (titik, garis, dan bidang).


• Menentukan jarak antara dua unsur ruang.
• Menentukan sudut yang dibentuk oleh dua unsur ruang.
• Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan dimensi tiga.
• Menunjukkan sikap rasa ingin tahu dan kritis dalam mempelajari dimensi tiga.
• Bersikap logis dan percaya diri menyelesaikan masalah kontekstual.
• Bertanggung jawab dan saling menghargai terhadap perbedaan.

Matematika Kelas XII 1


A. Pilihan Ganda (iii) Garis BT dan garis DT terletak pada bidang
yang sama yaitu bidang TBD. Keduanya
1. Jawaban: d
mempunyai titik persekutuan di titik T.
Rusuk OR sebagai wakil garis g sehingga garis g
Dengan demikian garis BT berpotongan
melalui titik O dan titik R. Dengan demikian titik O
dengan garis DT.
dan titik R terletak pada garis g.
Pernyataan (iii) salah.
Jadi, titik sudut kubus yang terletak pada garis g
Jadi, pernyataan yang benar adalah (ii).
adalah titik O dan titik R.
5. Jawaban: c
2. Jawaban: e
a. Garis AB dan garis EF terletak pada bidang
Bangun tersebut merupakan limas T.ABCD.
yang sama yaitu bidang ABFE. Kedua garis
Bidang alasnya yaitu bidang ABCD yang melalui
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
titik A, B, C, dan D. Bidang alas ABCD tidak
demikian garis AB sejajar dengan garis EF.
melalui titik T, berarti titik T terletak di luar bidang
b. Garis BF dan garis EF terletak pada bidang
ABCD.
yang sama yaitu bidang ABFE. Kedua garis
Jadi, titik yang terletak di luar bidang alas limas
mempunyai titik persekutuan yaitu titik F.
adalah titik T.
Dengan demikian garis BF berpotongan
3. Jawaban: c dengan garis EF.
Kedudukan titik P pada kubus ABCD.EFGH c. Garis DH dan garis EF tidak terletak pada
sebagai berikut. bidang yang sama. Kedua garis tidak
H G mempunyai titik persekutuan. Dengan demikian
E F garis DH bersilangan dengan garis EF.
d. Garis EH dan garis EF terletak pada bidang
P yang sama yaitu bidang EFGH. Kedua garis
mempunyai titik persekutuan yaitu titik E.
D C Dengan demikian garis EH berpotongan
A B dengan garis EF.
e. Garis CD dan garis EF terletak pada bidang
(i) Titik P terletak pada garis CF, sedangkan yang sama yaitu bidang CDEF. Kedua garis
garis CF terletak pada bidang CDEF. Dengan tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
demikian titik P terletak pada bidang CDEF. demikian garis CD sejajar dengan garis EF.
(ii) Titik P terletak pada garis BG, sedangkan Jadi, garis yang bersilangan dengan garis EF
garis BG terletak pada bidang ABGH. adalah garis DH.
Dengan demikian titik P terletak pada bidang
ABGH. 6. Jawaban: e
(iii) Titik P terletak pada garis CF dan garis BG, a. Bidang EFGH melalui titik E, F, G, dan H.
sedangkan kedua garis itu terletak pada Garis BG melalui titik B dan juga titik G. Oleh
bidang BCGF. Dengan demikian titik P karena titik B terletak di luar bidang EFGH
terletak pada bidang BCGH. maka garis BG memotong/menembus bidang
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c. EFGH.
b. Bidang CDHG melalui titik C, D, H, dan G.
4. Jawaban: b Garis AC melalui titik A dan juga titik C. Oleh
(i) Garis DT dan garis AB tidak terletak pada karena titik A terletak di luar bidang CDHG
bidang yang sama. Keduanya tidak mem- maka garis AC memotong/menembus bidang
punyai titik persekutuan. Dengan demikian CDHG.
garis DT bersilangan dengan garis AB. c. Garis AD memotong/menembus bidang
Pernyataan (i) salah. CDHG di titik D.
(ii) Garis BC dan garis AT tidak terletak pada d. Garis AE memotong/menembus bidang
bidang yang sama. Keduanya tidak mem- EFGH di titik E.
punyai titik persekutuan. Dengan demikian
garis BC bersilangan dengan garis AT.
Pernyataan (ii) benar.

2 Dimensi Tiga
e. Bidang ABFE dan bidang CDHG saling B. Uraian
sejajar. Oleh karena garis AB terletak pada
1. a. Titik sudut yang terletak pada garis TC
bidang ABFE maka garis AB sejajar dengan
Garis TC melalui titik T dan titik C. Dengan
bidang CDHG.
demikian, titik sudut yang terletak pada garis
Jadi, pasangan garis dan bidang yang saling
TC adalah titik T dan C.
sejajar adalah garis AB dan bidang CDHG.
b. Titik sudut yang terletak di luar garis AB
7. Jawaban: c Garis AB melalui titik A dan titik B. Titik-titik
Bidang ACGE melalui titik A, C, G, dan E. Bidang selain itu terletak di luar garis AB. Dengan
BEG melalui titik B, E, dan G. Kedua bidang itu demikian, titik sudut yang terletak di luar garis
melalui titik E dan titik G, berarti kedua bidang AB adalah titik T, C, dan D.
tersebut berpotongan pada garis EG. c. Titik sudut yang terletak pada bidang ABCD
Jadi, perpotongan antara bidang ACGE dan Bidang ABCD melalui titik A, B, C, dan D.
bidang BEG adalah garis EG. Dengan demikian, titik sudut yang terletak pada
bidang ABCD adalah titik A, B, C, dan D.
8. Jawaban: d
d. Titik sudut yang terletak di luar bidang TAD
Bidang AFH melalui titik A, F, dan H. Bidang AFH
Bidang TAD melalui titik T, A, dan D. Titik-
dibatasi oleh garis AF, FH, dan AH. Garis AF
titik selain itu terletak di luar bidang TAD.
sejajar dengan garis DG, garis FH sejajar dengan
Dengan demikian, titik sudut yang terletak di
garis BG, dan garis AH sejajar dengan garis BG.
luar bidang TAD adalah titik B dan C.
Dengan demikian bidang AFH sejajar dengan
bidang BDG. 2. Titik P dan titik Q pada kubus ABCD.EFGH disaji-
Jadi, bidang yang sejajar dengan bidang AFH kan seperti berikut.
adalah bidang BDG. H Q G
9. Jawaban: c E P F
(i) Garis g merupakan perpotongan bidang U
dan bidang V, berarti garis g terletak pada
bidang U dan pada bidang V. D C
(ii) Garis h merupakan perpotongan bidang U A B
dan bidang W, berarti garis h terletak pada
a. Titik P terhadap bidang ABFE
bidang U dan pada bidang W.
Titik P terletak pada garis EF, sedangkan
(iii) Bidang V sejajar bidang W sehingga garis g
garis EF terletak pada bidang ABFE. Dengan
dan garis h tidak berpotongan.
demikian, titik P terletak pada bidang ABFE.
(iv) Garis g dan garis h pada bidang U sehingga
b. Titik Q terhadap bidang ADHE
garis g dan garis h tidak bersilangan.
Titik Q terletak pada garis GH, sedangkan
Oleh karena garis g dan garis h tidak berpotongan
garis GH memotong bidang ADHE di titik H.
dan tidak bersilangan berarti kedua garis itu
Dengan demikian, titik Q terletak di luar
sejajar.
bidang ADHE.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
c. Garis AD terhadap garis PQ
10. Jawaban: a Garis AD terletak pada bidang ADHE,
Garis k merupakan perpotongan bidang α dan sedangkan garis PQ sejajar dengan bidang
bidang β, berarti garis k terletak pada bidang α ADHE. Dengan demikian, garis AD sejajar
dan bidang β. dengan bidang PQ.
(i) Garis k terletak pada pada bidang α, d. Garis DH terhadap garis BC
sedangkan garis h sejajar bidang α. Dengan Garis DH dan garis BC tidak terletak pada
demikian garis k sejajar garis h. bidang yang sama. Kedua garis juga tidak
(ii) Garis k sejajar garis h, sedangkan garis g mempunyai titik persekutuan. Dengan
tidak sejajar garis h. Dengan demikian garis k demikian, garis DH bersilangan dengan garis
tidak sejajar garis g. BC.
(iii) Garis k tidak sejajar garis g, sedangkan garis k
dan garis g terletak pada bidang α. Dengan
demikian garis k memotong garis g.
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan a.

Matematika Kelas XII 3


3. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Jadi, pernyataannya bernilai benar.
H G d. Bidang yang tegak lurus garis g akan sejajar
E
dengan bidang V. Oleh karena garis h pada
F
bidang V maka bidang tersebut akan sejajar
garis h.
Jadi, pernyataannya bernilai salah.
5. a. Perhatikan gambar berikut.
D C g
A B α

a. Kedudukan garis CE terhadap garis DF


Garis CE dan DF terletak pada bidang yang P
A
sama yaitu bidang CDEF. Kedua garis mem-
punyai titik persekutuan. Dengan demikian,
garis CE berpotongan dengan garis DF. h β
b. Bidang yang melalui garis AE dan CG
Titik P terletak pada garis g, berarti semua
Garis AE dan CG saling sejajar. Dengan
garis yang melalui titik P pasti memotong
menghubungkan titik A dengan titik C dan
garis g. Titik P terletak pada garis g, sedang-
titik E dengan titik G diperoleh bidang ACGE.
kan garis g dan garis h saling bersilangan
Jadi, bidang yang melalui garis AE dan CG
sehingga titik P tidak terletak pada garis h.
adalah bidang ACGE.
Dengan demikian, dapat dibuat sebuah
c. Garis yang sejajar dengan bidang CDEF
bidang α yang melalui titik P dan garis h.
Garis CD dan garis EF terletak pada bidang
Pada bidang α terdapat tak hingga banyak
CDEF.
garis yang melalui P dan memotong garis h.
1) Garis AB sejajar dengan garis CD.
Dengan demikian, garis AB sejajar b. Perhatikan gambar berikut.
dengan bidang CDEF. g
2) Garis GH sejajar dengan garis CD. h
α
Dengan demikian, garis GH sejajar
dengan bidang CDEF. P
Jadi, garis yang sejajar dengan bidang CDEF
adalah garis AB dan GH.
4. Perhatikan gambar berikut.
R 1) Titik P tidak terletak pada garis g, berarti
g Q hanya dapat dibuat satu bidang α yang
melalui titik P dan garis g.
2) Titik P tidak terletak pada garis h, berarti
h
hanya dapat dibuat satu bidang β yang
melalui titik P dan garis h.
k V 3) Garis g dan garis h bersilangan, berarti
hanya terdapat sebuah garis A yang
P merupakan perpotongan bidang α dan
bidang β serta tidak sejajar dengan garis g
a. Oleh karena garis g tegak lurus bidang V maka dan garis h.
garis g tegak lurus dengan semua garis pada 4) Titik P terletak pada bidang α dan
bidang V. Dengan demikian, garis g tegak lurus bidang β. Dengan demikian tiitk P
garis h dan garis g tegak lurus garis k. terletak pada garis A.
Jadi, pernyataannya bernilai benar. 5) Garis g dan garis A terletak pada bidang α
b. Misalkan bidang PQR melalui garis g. Garis dan garis g tidak sejajar dengan garis A,
PQ terletak pada bidang PQR dan garis PQ berarti garis g memotong garis A.
sejajar garis h. Dengan demikian bidang PQR 6) Garis h dan garis A terletak pada bidang β
sejajar dengan garis h. dan garis h tidak sejajar dengan garis A,
Jadi, pernyataannya bernilai benar. berarti garis h memotong garis A.
c. Misalkan garis m terletak di luar bidang V Jadi, terdapat tepat satu garis melalui titik P
memotong garis g. Garis m sejajar dengan yang memotong garis g dan garis h.
garis k maka garis m tegak lurus garis h.

4 Dimensi Tiga
A. Pilihan Ganda Perhatikan ΔPQX siku-siku di Q maka:
1. Jawaban: b PX = PQ2 + QX 2
Persegi panjang ABCD disajikan seperti berikut.
D 15 cm C = 62 + (2,5)2

= 36 + 6,25
8 cm
=42,25
= 6,5 cm
A 9 cm P B
Jadi, jarak titik P ke titik X adalah 6,5 cm.
Oleh karena panjang AB = 15 cm dan AP = 9 cm
maka panjang PB = 15 – 9 = 6 cm. Jarak titik P ke 3. Jawaban: c
titik C yaitu panjang ruas garis PC. Perhatikan Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
ΔPBC siku-siku di B maka: H G
E
PC = PB2 + BC2 F

P
= 62 + 82 D
C
A 12 cm
= 36 + 64 B

= 100 Jarak titik E ke titik P yaitu panjang ruas garis EP.


(i) Ruas garis EG merupakan diagonal sisi
= 10 cm
Jadi, jarak titik P ke titik C adalah 10 cm. kubus sehingga panjang EG = 12 2 cm.
(ii) Perbandingan CP : PG = 1 : 2 maka panjang
2. Jawaban: d
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. 2 2
PG = 1+ 2
× 12 = 3
× 12 = 8 cm.
W V
T U
Perhatikan ΔPGE siku-siku di G maka:
3 cm EP = EG2 + PG2
S X
R = (12 2)2 + 82
4 cm
P 6 cm Q
= 288 + 64
Jarak titik P ke titik X yaitu panjang ruas garis
PX. = 352
Perhatikan ΔQRV siku-siku di R maka: = 4 22 cm
QV = 2 2
QR + RV Jadi, jarak titik E ke titik P adalah 4 22 cm.
4. Jawaban: d
= 42 + 32
Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
= 16 + 9 T

= 25
= 5 cm
4 cm

1 1 N
Panjang QX = 2 QV = 2 × 5 = 2,5 cm. M
O 8 cm
K L

Matematika Kelas XII 5


Jarak titik T ke titik M yaitu panjang ruas garis 6. Jawaban: a
TM. Bidang alas berbentuk persegi dengan Balok KLMN.PQRS disajikan seperti berikut.
panjang KL = LM = 8 cm sehingga panjang S R
P Q P R
1 1
KM = 8 2 cm. Panjang OM = 2
KM = 2
×8 2

= 4 2 cm. Perhatikan ΔTOM siku-siku di O T


T
maka: 12 cm

TM = TO2 + OM2

= 4 2 + (4 2)2 N M
4 cm M
K 3 cm L
= 16 + 32
Jarak titik R ke diagonal PM yaitu panjang ruas
= 48 garis RT. Perhatikan ΔPMR siku-siku di R dengan:
= 4 3 cm (i) Panjang PR

Jadi, jarak titik T ke titik M adalah 4 3 cm. PR = PQ2 + QR2

5. Jawaban: e = 32 + 42
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
W V = 9 + 16
O
T U
= 25
= 5 cm
S (ii) Panjang RM = 12 cm
R
P 4 cm (iii) Panjang PM
Q
PM = PR2 + RM2
Jarak titik P ke diagonal UW yaitu panjang ruas
garis PO. Pada segitiga PUW diperoleh panjang = 52 + 122
PU = UW = PW = 4 2 cm. Titik O terletak di = 25 + 144
1 = 169
tengah UW sehingga panjang UO = 2
UW =
= 13 cm
1
2
× 4 2 = 2 2 cm. Perhatikan ΔPUO siku- Pada ΔPMR berlaku:
siku di O maka: PR × RM = PM × RT
⇔ 5 × 12 = 13 × RT
PO = PU2 − UO2 ⇔ 60 = 13 × RT
60
= (4 2)2 − (2 2)2 ⇔ RT = 13
cm
60
= 32 − 8 Jadi, jarak titik R ke diagonal PM adalah 13
cm.

= 24 7. Jawaban: b
Limas beraturan T.ABCD disajikan seperti berikut.
= 2 6 cm T
Jadi, jarak titik P ke diagonal UW adalah 2 6 cm.
O
D
C

A 4 cm B

6 Dimensi Tiga
Jarak titik A ke rusuk TB yaitu panjang ruas garis 9. Jawaban: b
AO. Pada ΔTAB panjang AB = TB = TA = 4 cm Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
sehingga ΔTAB sama sisi. Titik O terletak di H G
M
1 E F
tengah TB sehingga panjang BO = 2
TB
1
= 2 × 4 = 2 cm. Perhatikan ΔABO siku-siku di O N

maka: D C
2 2 A 8 cm B
AO = AB − BO
Jarak titik M ke diagonal AG yaitu panjang ruas
= 4 2 − 22 garis MN. Perhatikan segitiga AMG dengan:
= 16 − 4 (i) Panjang AM

= 12 AM = AE2 + EM2
= 2 3 cm = 82 + 4 2
Jadi, jarak titik A ke rusuk TB adalah 2 3 cm.
= 64 + 16
8. Jawaban: c
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. = 80
T
T = 4 5 cm
(ii) Panjang MG = AM = 4 5 cm

5 3 cm
(iii) Panjang AG = 8 3 cm (diagonal ruang)

C O Segitiga AMG merupakan segitiga sama kaki


B O
sehingga titik N terletak di tengah AG maka
P E P E
D 1 1
10 cm A panjang AN = 2 AG = 2 × 8 3 = 4 3 cm.
Jarak titik P ke garis TE yaitu panjang ruas garis Perhatikan ΔANM siku-siku di N maka:
PO. Segitiga TPE siku-siku di P dengan:
(i) Panjang TP = 5 3 cm
MN = AM2 − AN2
1 1
(ii) Panjang PE = 2 AD = 2 × 10 = 5 cm = (4 5)2 − (4 3)2
(iii) Panjang TE
= 80 − 48
TE = 2 2
TP + PE
= 32
= 2 2
(5 3) + 5 = 4 2 cm

= 75 + 25 Jadi, jarak titik M ke diagonal AG adalah 4 2 cm.


10. Jawaban: d
= 100
Kubus KLMN.PQRS disajikan seperti berikut.
= 10 cm S R
Pada ΔTPE berlaku: B
Q P R
P
TP × PE = TE × PO
⇔ 5 3 × 5 = 10 × PO O
N O
M
⇔ 5 3 = 2 × PO A
K A
5 8 cm L
⇔ PO = 2
3 cm
5 Jarak titik P ke bidang LRN yaitu panjang ruas
Jadi, jarak titik P ke garis TE adalah 2
3 cm. garis PO. Perhatikan segitiga PAR dengan:
(i) Panjang PR = 8 2 cm (diagonal sisi)
(ii) Panjang PA

Matematika Kelas XII 7


12. Jawaban: b
PA = PK 2 + KA 2
Jarak titik A ke bidang TBC disajikan seperti
= 82 + (4 2)2 berikut.
T
= 64 + 32
= 96
6 cm
= 4 6 cm E

(iii) Panjang AR = PA = 4 6 cm
A C
Pada ΔPAR berlaku: 6 cm F
PR × AB = AR × PO
B
⇔ 8 2 × 8 = 4 6 × PO Jarak titik A ke bidang TBC sama dengan jarak
⇔ 8 2 ×2= 6 × PO titik A ke garis TF yaitu panjang ruas garis AE.
(i) Perhatikan segitiga ABC siku-siku di A maka
16 2
⇔ PO = BC = AB2 + AC2
6

=
16 = 62 + 62
3
16 = 36 + 36
= 3
3 cm
= 72
16
Jadi, jarak titik P ke bidang LRN adalah 3
3 cm. = 6 2 cm
11. Jawaban: a Titik F terletak di tengah BC sehingga
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. 1 1
panjang BF = 2 BC = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
T

AF = AB2 − BF 2

18 cm 18 cm = 62 − (3 2)2

= 36 − 18
D C
P 12 cm = 18
A
12 cm B
= 3 2 cm
Jarak titik T ke bidang alas yaitu panjang ruas
(ii) Perhatikan segitiga TAF siku-siku di A maka
garis TP. Bidang alas limas berbentuk persegi
dengan panjang AB = 12 cm sehingga panjang TF = TA 2 + AF 2
AC = 12 2 cm. Titik P terletak di tengah AC
1 1 = 62 + (3 2)2
sehingga panjang AP = 2 AC = 2 × 12 2
= 36 + 18
= 6 2 cm.
Perhatikan ΔAPT siku-siku di P maka: = 54
TP = TA 2 − AP2 = 3 6 cm
Pada ΔTAF berlaku:
= 182 − (6 2)2 TA × AF = TF × AE
= 324 − 72 ⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × AE
= 252 ⇔ 6 2 = 6 × AE
6 2 6
= 6 7 cm ⇔ AE = = = 2 3 cm
6 3
Jadi, jarak titik T ke bidang alas adalah 6 7 cm.
Jadi, jarak titik A ke bidang TBC adalah 2 3 cm.

8 Dimensi Tiga
13. Jawaban: b terletak pada rusuk CG, misalkan titik G. Tarik
Jarak antara rusuk LM dan rusuk OR disajikan garis dari titik G sehingga tegak lurus dengan
seperti berikut. bidang BFPQ. Titik potongnya di titik T. Dengan
R Q demikian, jarak antara rusuk CG dan bidang
O
P
BFPQ yaitu panjang ruas garis GT. Perhatikan
ΔPFG dengan:
(i) Panjang FG = BC = 10 cm
N M
9 cm
(ii) Panjang PF
K
12 cm L
PF = EP2 + EF 2
Oleh karena volume balok 540 cm3 maka:
V=p×A×t = 62 + 82
⇔ 540 = 12 × 9 × t
⇔ 540 = 108 × t = 36 + 64
⇔ t=5
= 100
Tinggi balok = t = 5 cm
Rusuk LM dan rusuk OR saling sejajar. Untuk = 10 cm
menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang (iii) Panjang PG
terletak pada rusuk LM, misalkan titik L. Tarik garis PG = PH2 + GH2
dari titik L sehingga tegak lurus dengan rusuk OR.
Titik potongnya di titik O. Dengan demikian, jarak
= 4 2 + 82
antara rusuk LM dan rusuk OR yaitu panjang ruas
garis LO. Perhatikan ΔOKL siku-siku di K maka: = 16 + 64
2 2
LO = KO + KL = 80
= 52 + 122 = 4 5 cm
Perhatikan segitiga PFG berikut.
= 25 + 144 Oleh karena panjang PF =
= 169 FG = 10 cm maka ΔPFG
sama kaki. Titik O terletak
= 13 cm di tengah PG sehingga
Jadi, jarak antara rusuk LM dan rusuk OR adalah
13 cm. panjang PO = 2 5 cm.
Segitiga POF siku-siku di O
14. Jawaban: c maka:
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H 8 cm G
OF = PF 2 − PO2
4 cm
P = 10 2 − (2 5)2
6 cm T
D C = 100 − 20
E
Q F
10 cm
= 80
O
= 4 5 cm
A 8 cm B Pada ΔPFG berlaku:
PG × OF = PF × GT
Panjang EH = 10 cm. Oleh karena EP : PH = 3 : 2
maka panjang EP = 6 cm dan PH = 4 cm. Panjang ⇔ 4 5 × 4 5 = 10 × GT
AD = 10 cm. Oleh karena AQ : AD = 3 : 5 maka ⇔ 80 = 10 × GT
panjang AQ = 6 cm dan QD = 4 cm. ⇔ GT = 8 cm
Rusuk CG dan bidang BFPQ saling sejajar. Untuk Jadi, jarak garis CG terhadap bidang BFPQ
menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang adalah 8 cm.

Matematika Kelas XII 9


15. Jawaban: d b. Jarak titik C ke titik P disajikan seperti berikut.
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. H G
P
H K G
E
P D L C F
S N
E
F 10 cm 6 cm

Q
D
12 cm M C
D L C O A
Q 6 cm 6 cm 12 cm B
M
6 cm
A 8 cm R 8 cm B A 8 cm R 8 cm B Jarak titik C ke titik P yaitu panjang ruas garis
Bidang PQRS dan bidang KLMN saling sejajar. CP. Perhatikan segitiga CPH siku-siku di H
Untuk menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik dengan:
yang terletak pada bidang KLMN, misalkan titik K. (i) Panjang CH = 12 2 cm (diagonal sisi)
Tarik garis dari titik K sehingga tegak lurus dengan 1 1
bidang PQRS. Titik potongnya di titik O. Jarak (ii) Panjang PH = 2 EH = 2 × 12 = 6 cm
antara bidang KNRO dan bidang LMQP yaitu Dengan demikian:
panjang ruas garis LO.
Perhatikan ΔQRL dengan: CP = CH2 + PH2
(i) Panjang QR = (12 2)2 + 62
QR = AQ2 + AR2 = 288 + 36
= 324
= 62 + 82
= 18 cm
= 36 + 64 Jadi, jarak titik C ke titik P adalah 18 cm.
c. Jarak titik B ke titik Q disajikan seperti berikut.
= 100
H G
= 10 cm Q
E
(ii) Panjang QL = QR = 10 cm F
(iii) Panjang RL = BC = 12 cm
Dengan demikian ΔQRL merupakan segitiga D
C
sama kaki.
A 12 cm B
Pada ΔQRL berlaku:
LR × AR = QR × LO Jarak titik B ke titik Q yaitu panjang ruas garis
⇔ 12 × 8 = 10 × LO BQ. Perhatikan segitiga BFQ siku-siku di F
⇔ 96 = 10 × LO dengan:
⇔ LO = 9,6 cm (i) Panjang BF = 12 cm
Jadi, jarak antara bidang PQRS dan bidang KLMN
(ii) Panjang FH = 12 2 cm (diagonal sisi)
adalah 9,6 cm.
1 1
sehingga panjang FQ = 2 FH = 2 × 12 2
B. Uraian
= 6 2 cm
1. a. Jarak titik A ke titik H disajikan seperti berikut.
Dengan demikian:
H G
BQ = BF 2 + FQ2
E
F
= 122 + (6 2)2
D
C = 144 + 72
A 12 cm B = 216
Jarak titik A ke titik H yaitu panjang ruas garis = 6 6 cm
AH. Oleh karena AH merupakan diagonal sisi
Jadi, jarak titik B ke titik Q adalah 6 6 cm.
kubus maka panjang AH = 12 2 cm.
Jadi, jarak titik A ke titik H adalah 12 2 cm.

10 Dimensi Tiga
2. a. Jarak titik Q ke rusuk VW disajikan seperti Jadi, jarak titik S ke diagonal TV adalah
berikut.
3 14 cm.
W V
c. Jarak titik P ke diagonal TR disajikan seperti
T
U berikut.
6 3 cm W V
T U
S R
A 6 3 cm
P 6 cm
6 cm Q

Jarak titik Q ke rusuk VW yaitu panjang ruas S R


garis QV. Perhatikan ΔQRV siku-siku di R P 6 cm
6 cm Q
maka:
Jarak titik P ke diagonal TR yaitu panjang
QV = QR2 + RV 2
ruas garis PA. Perhatikan ΔTPR siku-siku di P
= 62 + (6 3)2 dengan:
(i) Panjang TP = 6 3 cm
= 36 + 108
(ii) Panjang PR = 6 2 cm
= 144 (iii) Panjang TR
= 12 cm
Jadi, jarak titik Q ke rusuk VW adalah 12 cm. TR = TP2 + PR2
b. Jarak titik S ke diagonal TV disajikan seperti
berikut. = (6 3)2 + (6 2)2
W V
= 108 + 72
T O
U
= 180
6 3 cm
= 6 5 cm
S R Pada ΔTPR berlaku:
P Q
6 cm TP × PR = TR × PA
6 cm

Jarak titik S ke diagonal TV yaitu panjang ⇔ 6 3 × 6 2 = 6 5 × PA


ruas garis SO dengan titik O di tengah TV. ⇔ 6 3 × 2 = 5 × PA
Perhatikan ΔSWO siku-siku di W dengan:
(i) Panjang SW = 6 3 cm ⇔ 6 6 = 5 × PA
(ii) Panjang WO 6 6 6
Bidang TUVW berbentuk persegi ⇔ PA = = 5 30 cm
5
dengan panjang TU = UV = 6 cm Jadi, jarak titik P ke diagonal TR adalah
sehingga panjang TV = 6 2 cm. 6
5 30 cm.
Panjang WU = TV = 6 2 cm sehingga
1 1 3. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
panjang WO = 2 WU = 2 × 6 2 =
T
T
3 2 cm.
Dengan demikian:
12 cm

A
A
SO = SW 2 + WO2
S R
= (6 3)2 + (3 2)2
O 6 cm P R
P O
= 108 + 18 8 cm Q

= Jarak titik P ke rusuk TR yaitu panjang ruas garis


126
PA. Perhatikan ΔPQR siku-siku di Q maka:
= 3 14 cm

Matematika Kelas XII 11


Perhatikan ΔPFH dengan:
PR = PQ2 + QR2 (i) Panjang FH = BD = 10 cm
(ii) Panjang PH
= 82 + 62
PH = DH2 + PD2
= 84 + 36
= 4 2 + 22
= 100
= 10 cm = 16 + 4
Titik O terletak di tengah PQ maka panjang
1 1
= 20
OR = 2 PR = 2 × 10 = 5 cm. Perhatikan ΔTOR
= 2 5 cm
siku-siku di O maka:
Pada ΔPFH berlaku:
TR = TO2 + OR2 FH × PQ = PH × FR
⇔ 10 × 4 = 2 5 × FR
= 122 + 52
⇔ 10 × 2 = 5 × FR
= 144 + 25
20
⇔ FR = 5
= 4 5 cm
= 169
= 13 cm Jadi, jarak titik F ke garis HP adalah 4 5 cm.
Pada ΔTPR berlaku:
PR × TO = TR × PA 5. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
⇔ 10 × 12 = 13 × PA H
G
P P
⇔ 120 = 13 × PA E
F
120 L R O
⇔ PA = 13 Q M K
D L
120 C M
Jadi, jarak titik P ke rusuk TR adalah 13
cm. K
A
4 cm B
4. Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Jarak titik P ke bidang BCRQ sama dengan jarak
H G titik P ke garis KL yaitu panjang ruas garis PM.
Q Perhatikan segitiga LKP dengan:
E F
R (i) Panjang KL = BQ
4 cm D BQ = AB2 + AQ2
C
P 6 cm
A 8 cm B
= 4 2 + 22
Jarak titik F ke garis HP yaitu panjang ruas garis = 16 + 4
FR. Perhatikan ΔABD siku-siku di A maka: = 20
2 2
BD = AB + AD = 2 5 cm

= 82 + 62 (ii) Panjang PK = KL = 2 5 cm
(iii) Panjang PL
= 64 + 36
PL = PL2 + PO2
= 100
= 10 cm = 22 + 22
Oleh karena BP : PD = 4 : 1 diperoleh:
= 4+4
1 1
PD = 1+ 4
× 10 = 5
× 10 = 2 cm = 8 = 2 2 cm

12 Dimensi Tiga
Oleh karena panjang PK = KL maka ΔLKP 7. Prisma ABC.DEF disajikan F
sama kaki sehingga titik O terletak di tengah seperti gambar di samping. 17 cm
P
1 Jarak titik P ke bidang BCD D 8 cm
PL maka panjang LO = 2
PL = 2 cm. sama dengan jarak titik P ke E
Perhatikan ΔKOL siku-siku di O maka: garis DQ yaitu panjang ruas R

20 cm
garis PR. C
KO = KL2 − LO2 Titik P terletak di tengah
Q
rusuk EF sehingga panjang
2 2 A
= (2 5) − ( 2) 1 1 17 cm B
PE = 2 EF = 2 × 16 =
= 20 − 2 8 cm.
= 18 = 3 2 cm Perhatikan ΔDEP siku-siku di P maka:
Pada ΔLKP berlaku: DP = DE2 − PE2
LP × KO = KL × PM
⇔ 2 2 × 3 2 = 2 5 × PM = 17 2 − 82

⇔ 12 = 2 5 × PM = 289 − 64
⇔ 6= 5 × PM = 225
6 6 = 15 cm
⇔ PM = = 5 cm
5 5 Perhatikan ΔDQP siku-siku di P maka:
6
Jadi, jarak titik P ke bidang BCRQ adalah 5 cm. DQ = DP2 + PQ2
5

6. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. = 152 + 20 2


T
T
= 225 + 400

= 625
12 cm

= 25 cm
Pada ΔDPQ berlaku:
D P
C P DP × PQ = DQ × PR
O E O E ⇔ 15 × 20 = 25 × PR
A
18 cm B ⇔ 300 = 25 × PR
Jarak titik O ke bidang TBC sama dengan jarak ⇔ PR = 12 cm
titik O ke garis TE yaitu panjang ruas garis OP. Jadi, jarak titik P ke bidang BCD adalah 12 cm.
Perhatikan ΔTOE siku-siku di O dengan: 8. Kerangka kubus ABCD.EFGH disajikan seperti
(i) Panjang TO = 12 cm (tinggi limas) berikut.
1 1
(ii) Panjang OE = 2 AB = 2 × 18 = 9 cm G

(iii) Panjang TE G
H F 4
TE = TO2 + OE2 4

= 122 + 92 E C P C

= 144 + 81 D 4
B 4
= 225 4
= 15 cm A C′ A G′ C′
Pada ΔTOE berlaku:
Tinggi titik G dari permukaan meja yaitu panjang
TO × OE = TE × OP
ruas garis GG′. Berdasarkan gambar di atas
⇔ 12 × 9 = 15 × OP
diperoleh:
⇔ 108 = 15 × OP
(i) Panjang CC′ = 4 cm
⇔ OP = 7,2 cm
Jadi, jarak titik O ke bidang TBC adalah 7,2 cm. (ii) Panjang AC = 4 2 cm (diagonal sisi)

Matematika Kelas XII 13


Perhatikan ΔAC′C siku-siku di C′ maka: 3 3
(ii) Panjang SG = 4
EG = 4
× 8 2 = 6 2 cm
AC′ = AC2 − CC′2
(iii) Panjang SO
= (4 2)2 − 4 2 SO = SR2 + RO2

= 32 − 16 = (2 2)2 + 82

= 16 = 8 + 64
= 4 cm = 72
Oleh karena panjang AC′ = CC′ maka ΔACC′
= 6 2 cm
merupakan segitiga siku-siku sama kaki sehingga
∠CAC′ = 45°. Besar ∠PCA = ∠CAC′ = 45° Oleh karena panjang SG = SO maka ΔSOG
(pasangan sudut dalam berseberangan). Pada merupakan segitiga sama kaki. Dengan demikian
kubus ABCD.EGH diketahui besar ∠ACG = 90° titik T terletak di tengah OG sehingga panjang OT
maka besar ∠PCG = 45°. Pada ΔPCG berlaku: 1 1
= 2 OG = 2 × 4 6 = 2 6 cm.
PG
sin ∠PCG = Perhatikan ΔSTO siku-siku di T maka:
CG
PG ST = SO2 − OT 2
⇔ sin 45° = 4
2 PG
= (6 2)2 − (2 6)2
⇔ =
2 4 = 72 − 24
⇔ PG = 2 2 cm
= 48
Dengan demikian:
GG′ = PG + PG′ = 4 3 cm
=2 2 +4 Jadi, jarak PQ terhadap bidang DBG adalah
Jadi, ketinggian titik G dari permukaan meja 4 3 cm.
adalah (2 2 + 4) cm.
10. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
9. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. R Q
B
H G O P
P R
E S F T
Q
T N M
D C K A
12 cm L
A O
8 cm B Bidang KPR dan bidang LQN saling sejajar. Pilih
Ruas garis PQ dan bidang DBG saling sejajar. titik yang terletak pada bidang KPQ, misalkan titik B.
Pilih titik yang terletak pada PQ, misalkan titik S. Tarik garis dari titik B sehingga tegak lurus ruas
Tarik garis dari titik S sehingga tegak lurus ruas garis AG. Jarak antara bidang KPR dan bidang
garis OG. Jarak antara ruas garis PQ dan bidang LQN yaitu panjang ruas garis BT. Perhatikan
DBG yaitu panjang ruas garis ST. Perhatikan ΔABQ siku-siku di B dengan:
ΔSOG dengan: (i) Panjang AB = MQ = 12 cm
(i) Panjang OG (ii) Panjang BQ
Panjang AC = 8 2 cm (diagonal sisi) Panjang OQ = 12 2 cm (diagonal sisi)
sehingga panjang OC = 4 2 cm. sehingga panjang BQ = 2 OQ = 2 × 12 2 =
1 1

OG = OC2 + CG2 6 2 cm.


= (4 2)2 + 82
= 32 + 64
= 96
= 4 6 cm

14 Dimensi Tiga
(iii) Panjang AQ Pada ΔABQ berlaku:
AB × BQ = AQ × BT
AQ = AB2 + BQ2
⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × BT
2 2
= 12 + (6 2) ⇔ 12 × 2 = 6 × BT
= 144 + 72 12 2 12
⇔ BT = = 3
= 4 3 cm
6
= 216 Jadi, jarak antara bidang KPR dan bidang LQN
= 6 6 cm adalah 4 3 cm.

A, Pilihan Ganda 3. Jawaban: b


Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
1. Jawaban: c
Persegi panjang ABCD disajikan seperti berikut. T

D 15 cm C
12 cm
8 cm

S
A B R
7 cm P
Ruas garis PC dan AB berpotongan di titik P. O
P Q
Sudut antara ruas garis PC dan AB yaitu ∠BPC. 12 cm
Oleh karena panjang AB = 15 cm dan AP = 7 cm
Ruas garis TR dan PR berpotongan di titik R.
maka panjang PB = 15 – 7 = 8 cm. Perhatikan
Sudut antara ruas garis TR dan PR yaitu ∠TRO.
ΔBPC siku-siku di B dengan panjang PB = BC
Bidang alas limas berbentuk persegi dengan
sehingga ΔBPC siku-siku sama kaki. Akibatnya
panjang PQ = 12 cm sehingga panjang PR =
besar ∠BPC = ∠BCP = 45°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis PC dan AB 12 2 cm. Titik O terletak di tengah ruas garis
adalah 45°. 1 1
PR sehingga panjang OR = 2 PR = 2 × 12 2
2. Jawaban: c
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. = 6 2 cm.
H G
Perhatikan ΔTOR siku-siku di O maka:
F OR
E cos ∠TRO = TR

6 2
=
12
D C
6 cm 1
A B = 2 2
Ruas garis BD dan DG berpotongan di titik D. Oleh karena nilai cos ∠TRO = 2 maka besar
Sudut antara ruas garis BD dan DG yaitu ∠BDG. ∠TRO = 45°.
Ruas garis BD, DG, dan BG merupakan diagonal Jadi, besar sudut antara ruas garis TR dan PR
sisi kubus sehingga ketiganya sama panjang. adalah 45°.
Akibatnya segitiga BDG sama sisi. Besar setiap
4. Jawaban: a
sudut pada segitiga sama sisi yaitu 60°.
Balok KLMN.PQRS disajikan seperti berikut.
Jadi, besar sudut antara ruas garis BD dan DG
S R
adalah 60°.
P
Q
2 cm

N M
K 3 cm
6 cm L

Matematika Kelas XII 15


Ruas garis KM dan PM berpotongan di titik M. Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis KM dan PM yaitu ∠KMP DH
= α. Perhatikan ΔKMP siku-siku di K dengan: cos ∠DHC = CH
(i) Panjang KP = 2 cm
9
(ii) Panjang KM = 15
KM = KL2 + LM2 3
=
= 2 2 5
6 +3
Jadi, nilai kosinus sudut antara ruas garis CH dan
= 36 + 9 3
AE adalah .
= 5
45
6. Jawaban: d
= 3 5 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
(iii) Panjang PM
H G
PM = KM2 + KP2 E F
2 2
= (3 5) + 2
= 45 + 4 D P
C
49 = A
8 cm B
= 7 cm
Dengan demikian: Ruas garis EP dan GH saling bersilangan. Ruas
garis GH terletak pada bidang DCHG dan ruas
KP 2
sin α = PM
= 7
garis EP menembus bidang DCHG di titik P. Buat
2
ruas garis sejajar GH dan memotong EP di titik P
Jadi, nilai sin α = 7
. yaitu ruas garis CD. Sudut antara ruas garis EP
dan GH yaitu ∠DPE. Perhatikan ΔDPE siku-siku
5. Jawaban: a
di D dengan:
Sudut antara ruas garis CH dan AE disajikan
seperti berikut. 1 1
(i) Panjang DP = 2 CD = 2 × 8 = 4 cm
H G
E
(ii) Panjang DE = 8 2 cm (diagonal sisi kubus)
F
(iii) Panjang EP
9 cm
EP = DE2 + DP2
D C
8 cm
= (8 2)2 + 42
A
12 cm B
= 128 + 16
Ruas garis CH dan AE saling bersilangan. Ruas
garis AE terletak pada bidang ADHE dan ruas = 144
garis CH menembus bidang ADHE di titik H. Buat
ruas garis yang sejajar AE dan memotong CH di = 12 cm
titik H yaitu ruas garis DH. Sudut antara ruas garis Dengan demikian:
CH dan AE yaitu ∠DHC. Perhatikan ΔDHC siku- DE
siku di D dengan: sin ∠DPE = EP
(i) Panjang DH = 9 cm
8 2
(ii) Panjang DC = 12 cm =
12
(iii) Panjang CH
2
CH = DH2 + DC2 = 3
2
Jadi, nilai sinus sudut antara ruas garis EP dan
= 92 + 122
2
GH adalah 2.
= 81 + 144 3

= 225
= 15 cm

16 Dimensi Tiga
7. Jawaban: b Sudut antara ruas garis TA dan bidang ABCD
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. yaitu ∠TAO. Perhatikan ΔTAO siku-siku di O
W V
dengan:
O
T (i) Panjang TA = 8 2 cm
U
(ii) Panjang AO
Panjang AC = 8 2 cm sehingga panjang AO
α S
R 1 1
= 2 AC = 2 × 8 2 = 4 2 cm.
P 4 cm Q
Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis PT dan bidang PUW yaitu
∠TPO = α. Perhatikan ΔTPO siku-siku di P cos ∠TAO =
AO
dengan: TA
(i) Panjang TP = 4 cm 4 2
(ii) Panjang TO =
8 2
Panjang TV = 4 2 cm (diagonal sisi kubus) 1
= 2
1 1
sehingga panjang TO = 2
TV = 2
×4 2 = 1
Oleh karena nilai cos ∠TAO = 2 maka besar
2 2 cm.
∠TAO = 60°.
(iii) Panjang PO
Cara lain:
PO = TP2 + TO2
Perhatikan ΔTAC dengan panjang AC = 8 2 cm.
Oleh karena panjang AC = TA = TC maka ΔTAC
= 4 2 + (2 2)2
sama sisi sehingga besar setiap sudutnya 60°.
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan bidang
= 16 + 8
ABCD adalah 60°.
= 24 9. Jawaban: a
= 2 6 cm Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Dengan demikian: H G

TO E F
sin α = PO
Q
2 2 10 cm
=
2 6
D
1 C
= P α 8 cm
3 A
12 cm B

=
1 Sudut yang dibentuk oleh ruas garis PQ dan
3 3
bidang alas yaitu ∠CPQ = α.
1 Perhatikan ΔPBC siku-siku di B dengan:
Jadi, nilai sin α = 3 3. 1 1
(i) Panjang PB = 2 AB = 2 × 12 = 6 cm
8. Jawaban: d (ii) Panjang BC = 8 cm
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. (iii) Panjang PC
T
PC = PB2 + BC2

8 2 cm = 62 + 82

= 36 + 64
D C
= 100
O
A = 10 cm
8 cm B

Matematika Kelas XII 17


Perhatikan ΔCPQ siku-siku di C dengan: Dengan demikian:
1 1 PO
(i) Panjang CQ = 2
CG = 2
× 10 = 5 cm tan α = QO
(ii) Panjang PQ
8 3
=
PQ = PC 2 + CQ2 8

= 3
= 10 2 + 52
Oleh karena tan α = 3 maka besar α = 60°.
= 100 + 25 Jadi, besar sudut antara ruas garis PQ dan bidang
= 125 BCGF adalah 60°.

= 5 5 cm 11. Jawaban: a
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut.
Dengan demikian:
T
PC
cos α = PQ
10
= 5 5
2 F E′
= 5
α
2 A O D
= 5 5
Jadi, nilai kosinus sudut yang dibentuk oleh ruas
2 B 12 cm C
garis PQ dan bidang alas balok adalah 5.
5 Salah satu rusuk tegak yaitu TA. Sudut antara
10. Jawaban: c rusuk tegak dan bidang alas limas yaitu ∠TAO = α.
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Perhatikan ΔAO siku-siku di O dengan:
H Q G (i) Panjang TO = 12 3 cm (tinggi limas)
P
E (ii) Panjang AO
F
360°
10 cm Pada ΔABO diketahui besar ∠AOB = 6
= 60°. Berarti ΔABO sama sisi sehingga
panjang AO = AB = 12 cm.
D
C (iii) Panjang TA
A 16 cm
12 3 cm B
TA = TO2 + AO2
H Q G
α = (12 3)2 + 122
P
O
= 432 + 144
E F′ F
= 576
Sudut antara ruas garis PQ dan bidang BCGF = 24 cm
yaitu ∠PQO. Perhatikan ΔPQO siku-siku di O
Dengan demikian:
dengan:
AO
(i) Panjang PO = HQ =
2
× 12 3 = 8 3 cm cos α = TA
3
1 12
(ii) Panjang QO = HP = 2 × 16 = 8 cm = 24
1
= 2
1
Jadi, nilai cos α = 2 .

18 Dimensi Tiga
12. Jawaban: b 1 1
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. panjang PC = 2 BC = 2 × 6 = 3 cm. Perhatikan
H G ΔTOP siku-siku di O dengan:
F (i) Panjang TP
E
TP = TC2 − PC2

= 52 − 3 2
D C
A O = 25 − 9
6 cm B
Sudut antara bidang BDG dan bidang ABCD yaitu = 16
∠COG. Perhatikan ΔOCG siku-siku di C dengan: = 4 cm
(i) Panjang CG = 6 2 cm (rusuk) 1 1
(ii) Panjang OP = 2 AB = 2 × 6 = 3 cm
(ii) Panjang OC
(iii) Panjang TO
Panjang AC = 6 2 cm (diagonal sisi)
TO = TP2 − OP2
1 1
sehingga panjang OC = 2
AC = 2
×6 2
= 42 − 32
= 3 2 cm.
(iii) Panjang OG = 16 − 9
= 7 cm
OG = OC2 + CG2
Dengan demikian:
= (3 2)2 + 62 TO
tan α = OP =
7
=
1
7
3 3
= 18 + 36 1
Jadi, nilai tan α = 3 7.
= 54
14. Jawaban: d
= 3 6 cm Kubus PQRS.TUVW disajikan seperi berikut.
Dengan demikian: W V
CG T
sin ∠COG = OG
U
A
6
= 3 6
S
R
1 O
= 3 6 P 10 cm Q
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang BDG dan Sudut antara bidang AQS dan bidang PQRS yaitu
1 ∠AOR. Perhatikan ΔAOR siku-siku di R dengan:
bidang ABCD adalah 3 6.
1 1
(i) Panjang AR = 2 RV = 2 × 10 = 5 cm
13. Jawaban: a
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. (ii) Panjang OR
T Panjang PR = 10 2 cm sehingga panjang
1 1
OR = 2 PR = 2 × 10 2 = 5 2 cm.
5 cm (iii) Panjang OA
OA = OR2 + AR2
D C
α = (5 2)2 + 52
O P
A
6 cm B = 50 + 25
Sudut antara bidang TBC dan bidang ABCD yaitu = 75
∠TPO = α. Titik P terletak di tengah BC sehingga
= 5 3 cm

Matematika Kelas XII 19


Dengan demikian: B. Uraian
AR 1. Prisma ABC.DEF disajikan seperti berikut.
sin ∠AOR = OA
F
5
= 5 3
D E
1 C
= 3 Q αP 4 cm

1 A 6 cm B
= 3 3
Ruas garis PF dan rusuk AB saling bersilangan.
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang AQS dan
Rusuk AB terletak pada bidang ABC, sedangkan
1
bidang PQRS adalah 3. ruas garis PF menembus bidang ABC di titik P.
3
Buat ruas garis sejajar AB dan memotong PF yaitu
15. Jawaban: b QP. Sudut antara ruas garis PF dan rusuk AB
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. yaitu ∠FPQ = α. Perhatikan ΔFPQ dengan:
H G G 1 1
E
F (i) Panjang QP = 2 AB = 2 × 6 = 3 cm
E
(ii) Panjang PF
PF = PC2 + CF 2
D C
A O
O = 32 + 42
8 cm B
Sudut antara bidang BDE dan bidang BDG yaitu = 9 + 16
∠EOG. Perhatikan ΔEOG dengan: = 25
(i) Panjang EG = 8 2 cm (diagonal sisi) = 5 cm
(ii) Panjang EO (iii) Panjang FQ = PF = 5 cm
Panjang AC = EG = 8 2 cm sehingga Pada ΔFPQ berlaku aturan kosinus sebagai
berikut.
1 1
panjang AO = 2 AC = 2 × 8 2 = 4 2 cm. PF 2 + QP2 − FQ 2
cos α = 2 × PF × QP
EO = AE2 + AO2
52 + 3 2 − 52
2 2 = 2×5×3
= 8 + (4 2)
25 + 9 − 25
= 64 + 32 = 30
= 96 9 3
= 30
= 10
= 4 6 cm 3
Jadi, nilai cos α = 10
.
(iii) Panjang OG = EO = 4 6 cm
2. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Pada ΔEOG berlaku aturan kosinus:
H G
EO2 + OG2 − EG2
cos ∠EOG = F
2 × EO × OG E

(4 6)2 + (4 6)2 − (8 2)2 O


= 2×4 6 ×4 6
C
D
96 + 96 − 128 A
= 192 4 cm B

64 1 Hasil proyeksi ruas garis AF pada bidang ABGH


= 192
= 3 yaitu AO. Sudut antara diagonal AF dan bidang
Jadi, nilai kosinus sudut antara bidang BDE dan ABGH yaitu ∠FAO. Perhatikan ΔAFO siku-siku
1
di O dengan:
bidang BDG adalah 3
.

20 Dimensi Tiga
Dengan demikian:
(i) Panjang AF = 4 2 cm (diagonal sisi)
(ii) Panjang FO sin α =
OP
AP
Panjang CF = AF = 4 2 cm sehingga
2 2
1 1 =
panjang OF = 2 CF = 2 × 4 2 = 2 2 cm 2 3

Dengan demikian: 2
=
FO 3
sin ∠FAO = AF 1
= 3 6
2 2
= 1
4 2 Jadi, nilai sin α = 3 6.
1
= 2 4. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
1 H G
Oleh karena nilai sin ∠FAO = 2 maka F
E
besar∠FAO = 30°.
Jadi, besar sudut antara diagonal AF dan bidang
ABGH adalah 30°.
D
Q θ C
3. Limas T.ABC disajikan seperti berikut. 8 cm
A OP B
T
O
O
O 4 cm A T Sudut antara bidang GPQ dan bidang ABCD yaitu
A α C ∠COG = θ. Perhatikan ΔCOG siku-siku di C
dengan:
(i) Panjang CG = 8 cm
4 cm P
(ii) Panjang OC
P
B Panjang AC = 8 2 cm sehingga panjang OC
3 3
Sudut antara rusuk TA dan bidang ABC yaitu = AC = × 8 2 = 6 2 cm
4 4
∠TAP = α. Perhatikan ΔTAP dengan:
(iii) Panjang OG
(i) Panjang TA = 4 cm
(ii) Panjang AP OG = OC2 + CG2
AP = AB2 − BP2 = (6 2)2 + 82
= 72 + 64
= 4 2 − 22
= 136
= 16 − 4
= 2 34 cm
= 12 Dengan demikian:
= 2 3 cm OC
cos θ = OG
(iii) Panjang TP = AP = 2 3 cm
6 2
Oleh karena panjang TP = AP maka ΔTAP sama =
2 34
kaki. Titik O di tengah AT maka:
3 2
=
OP = AP2 − AO2 34
3
= (2 3)2 − 22 = 17
3
= 12 − 4 = 17
17
= 8 Jadi, nilai cos θ =
3
17 17 .
= 2 2 cm

Matematika Kelas XII 21


5. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut. (iii) Panjang TC
T
TC = TO2 + OC 2

= 152 + (3 2)2
= 225 + 18
S =
R 243
O C B = 9 3 cm
P
A Q Dengan demikian:
12 cm
OC 3 2 2 1
Sudut antara bidang TAB dan bidang TPR yaitu sin ∠CTO = TC
= = = 6
9 3 3 3 9
∠CTO. Perhatikan ΔCTO siku-siku di O dengan:
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang TAB dan
(i) Panjang TO = 15 cm (tinggi limas)
1
(ii) Panjang OC bidang TPR adalah 9 6.
Panjang SQ = 12 2 cm sehingga panjang
1 1
OC = SQ = × 12 2 = 3 2 cm
4 4

A. Pilihan Ganda 5) Titik P terhadap bidang CDEF


Titik P terletak pada ruas garis DE, sedang-
1. Jawaban: c
kan ruas garis DE terletak pada bidang
Titik P pada balok ABCD.EFGH disajikan seperti
CDEF. Dengan demikian, titik P terletak pada
berikut.
bidang CDEF.
H G
Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
F
E
2. Jawaban: d
P
1) Rusuk KL dan rusuk TK terletak pada bidang
D C satu bidang yaitu bidang TKL. Kedua rusuk
A B mempunyai titik persekutuan yaitu titik K.
Dengan demikian, rusuk KL dan rusuk TK
1) Titik P terhadap bidang ADHE
saling berpotongan.
Titik P terletak pada ruas garis DE, sedang-
2) Rusuk KN dan rusuk LM terletak pada bidang
kan ruas garis DE terletak pada bidang
satu bidang yaitu bidang KLMN. Kedua rusuk
ADHE. Dengan demikian, titik P terletak pada
tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
bidang ADHE.
demikian, rusuk KN dan rusuk LM saling
2) Titik P terhadap bidang ACGE
sejajar.
Bidang ACGE melalui ruas garis AC, CG, EG,
3) Rusuk TK dan rusuk TM terletak pada bidang
dan AE. Oleh karena titik P terletak di luar
satu bidang yaitu bidang TKM. Kedua rusuk
keempat ruas garis itu maka titik P terletak
mempunyai titik persekutuan yaitu titik T.
di luar bidang ACGE.
Dengan demikian, rusuk TK dan rusuk TM
3) Titik P terhadap bidang ABGH
saling berpotongan.
Titik P terletak pada ruas garis AH, sedang-
4) Rusuk TL dan rusuk MN tidak terletak pada
kan ruas garis AH terletak pada bidang
bidang yang sama. Kedua rusuk tidak mem-
ABGH. Dengan demikian, titik P terletak pada
punyai titik persekutuan. Dengan demikian,
bidang ABGH.
rusuk TL dan rusuk MN bersilangan.
4) Titik P terhadap bidang BCHE
5) Rusuk TN dan rusuk KN terletak pada bidang
Bidang BCHE melalui ruas garis BC, CH, HE,
satu bidang yaitu bidang TKN. Kedua rusuk
dan BE. Oleh karena titik P terletak di luar
mempunyai titik persekutuan yaitu titik N.
keempat ruas garis itu maka titik P terletak
Dengan demikian, rusuk TN dan rusuk KN
di luar bidang BCHE.
saling berpotongan.

22 Dimensi Tiga
Jadi, salah satu pasangan rusuk saling ber- 6. Jawaban: a
silangan adalah rusuk TL dan rusuk MN. Hasil perpotongan kedua bidang disajikan seperti
berikut.
3. Jawaban: d
W V W V
U U
T T

S S R
R
P P Q
Q
Bidang PQVW dan bidang QRWT pada garis QW.
Ruas garis QV terletak pada bidang QRVU seperti
Jadi, hasil perpotongannya adalah garis QW.
gambar di atas. Bidang yang sejajar dengan
bidang QRVU yaitu bidang PSWT. 7. Jawaban: b
Jadi, garis QV sejajar bidang PSWT. Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
4. Jawaban: c T
1) Kedudukan BC terhadap TAB
Ruas garis BC berpotongan dengan bidang

4 cm
TAB di titik B. Dengan demikian, ruas garis
M
BC berpotongan dengan bidang TAB. N O
8 cm
Pernyataan (i) benar. K L
8 cm
2) Kedudukan AB terhadap TCD
Ruas garis AB sejajar ruas garis CD, Jarak titik T ke titik L yaitu panjang ruas garis TL.
sedangkan ruas garis CD terletak pada Perhatikan ΔTOL siku-siku di O dengan:
bidang TCD. Dengan demikian, ruas garis AB (i) Panjang TO = 4 cm (tinggi limas)
sejajar dengan bidang TCD. Pernyataan (ii) (ii) Panjang OL
salah. Bidang alas limas berbentuk persegi dengan
3) Kedudukan TC terhadap ABCD panjang KL = 8 cm maka panjang LN =
Ruas garis TC memotong bidang ABCD di 8 2 cm. Titik O terletak di tengah LN
titik C. Ruas garis TC berpotongan dengan 1 1
bidang ABCD. Pernyataan (iii) salah. sehingga panjang OL = 2 LN = 2 × 8 2 =
4) Kedudukan BC terhadap TAD
Ruas garis BC sejajar ruas garis AD, sedang- 4 2 cm.
kan ruas garis AD terletak pada bidang TAD. (iii) Panjang TL
Dengan demikian, ruas garis BC sejajar
dengan bidang TAD. Pernyataan (iv) benar. TL = TO2 + OL2
Jadi, pernyataan yang benar adalah (i) dan (iv).
= 4 2 + (4 2)2
5. Jawaban: c
Bidang α dan bidang β disajikan seperti berikut. = 16 + 32
h
= 48
β g = 4 3 cm
A
Jadi, jarak titik T ke titik L adalah 4 3 cm.
α
8. Jawaban: a
Berdasarkan gambar di atas diperoleh: Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
1) Titik A terletak pada bidang α.
W V
2) Titik A terletak pada bidang β.
U
3) Garis g terletak pada bidang β. T
5 cm
Jadi, pernyataan yang benar adalah (i), (ii), dan (iv).
S R
P 6 cm
8 cm Q

Jarak titik T ke titik R yaitu panjang ruas garis


TR. Perhatikan ΔTPR siku-siku di P dengan:

Matematika Kelas XII 23


(i) Panjang TP = RV = 5 cm 10. Jawaban: e
(ii) Panjang PR Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti gambar
berikut.
PR = PQ2 + QR2
H G
= 82 + 62 P F
E
= 64 + 36
= 100
D
= 10 cm C
(iii) Panjang TR A 4 cm B
2 2
TR = TP + PR Jarak titik B ke diagonal EG yaitu panjang ruas
= 10 + 5 2 2 garis BP. Segitiga BEG mempunyai panjang BE
= BG = EG = 4 2 cm. Berarti ΔBEG sama sisi
= 100 + 25
sehingga titik P terletak di tengah EG. Panjang
= 125 1 1
PG = 2 EG = 2 × 4 2 = 2 2 cm. Segitiga BPG
= 5 5 cm siku-siku di P maka:
Jadi, jarak titik T ke titik R adalah 5 5 cm. BP = BG2 − PG2
9. Jawaban: d = (4 2)2 − (2 2)2
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H P G = 32 − 8
E E F 2 cm = 24

C
= 2 6 cm
D
2 cm
A 4 cm B Jadi, jarak titik B ke diagonal EG adalah 2 6 cm.

Jarak titik A ke titik P yaitu panjang ruas garis 11. Jawaban: a


AP. Perhatikan ΔAHP siku-siku di H dengan: Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
(i) Panjang AH H G G
2 2
O
AH = AD + DH E P F
= 2 2
2 +2
O
= 4+4 D C
A P F
= 12 cm B
8
Jarak titik B ke ruas garis PG yaitu panjang ruas
= 2 2 cm garis FO. Perhatikan ΔPFG siku-siku di F dengan:
1 1 (i) Panjang FG = 12 cm
(ii) Panjang HP = 2 CH = 2 × 4 = 2 cm
3 3
(iii) Panjang AP (ii) Panjang PF = 1+ 3
× EF = × 12 = 9 cm
4
2 2
AP = AH + HP (iii) Panjang PG
= (2 2) + 2 2 2 PG = PF 2 + FG2
= 8+4 = 92 + 122
= 12 = 81 + 144
= 2 3 cm = 225
Jadi, jarak titik A ke titik P adalah 2 3 cm. = 15 cm

24 Dimensi Tiga
Pada ΔPFG berlaku: (i) Panjang AC = 12 2 cm (diagonal sisi kubus)
PF × FG = PG × FO (ii) Panjang AT
⇔ 9 × 12 = 15 × FO
⇔ 108 = 15 × FO AT = AE2 + ET 2
⇔ FO = 7,2 cm
Jadi, jarak titik B ke ruas garis PG adalah 7,2 cm. = 122 + (6 2)2
12. Jawaban: a
= 144 + 72
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
T = 216
= 6 6 cm
8 2 cm T (iii) Panjang TC = AT = 6 6 cm
P
P
Pada ΔATC berlaku:
C AC × TQ = TC × AP
D
A C ⇔ 12 2 × 12 = 6 6 × AP
A 8 cm B ⇔ 24 2 = 6 × AP
Jarak titik C ke rusuk TA yaitu panjang ruas garis 24 2
CP. Perhatikan ΔTAC dengan: ⇔ AP =
6
(i) Panjang TA = TC = 8 2 cm 24
(ii) Panjang AC = 3
Bidang alas limas ABCD berbentuk persegi.
Oleh karena panjang AB = 8 cm maka = 8 3 cm
panjang AC = 8 2 cm. Jadi, jarak titik A ke ruas garis CT adalah 8 3 cm.
Pada ΔATC diketahui panjang TA = TC = AC =
14. Jawaban: a
8 2 cm berarti ΔTAC sama sisi. Titik P terletak Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
1 1
di tengah AT sehingga AP = 2 AT = 2 × 8 2 T

= 4 2 cm. Perhatikan ΔAPC siku-siku di P maka:


T
CP = AC2 − AP2
A
= (8 2)2 − (4 2)2 M
N
K P
= 128 − 32 P O
K O
4 cm L
= 96
Jarak titik T ke ruas garis KP yaitu panjang ruas
= 4 6 cm
garis TO. Perhatikan ΔTKP dengan:
Jadi, jarak titik C ke rusuk TA adalah 4 6 cm. (i) Panjang TK = 2 6 cm
13. Jawaban: d (ii) Panjang KP
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
KP = KL2 + LP2
H G T
T
E
= 4 2 + 22
F P
P
= 16 + 4

= 20
D C
A A Q C = 2 5 cm
12 cm B
Jarak titik A ke ruas garis CT yaitu panjang ruas
garis AP. Perhatikan ΔTAC dengan:

Matematika Kelas XII 25


(iii) Panjang TP (iii) Panjang OG

TP = TL2 − LP2 OG = OC2 + CG2

= (6 2)2 + 122
= (2 6)2 − 22
= 72 + 144
= 24 − 4
= 216
= 20
= 6 6 cm
= 2 5 cm
Pada ΔCOG berlaku:
Oleh karena panjang KP = TP maka ΔTKP sama OC × CG = OG × CP
kaki sehingga titik A terletak di tengah rusuk TK.
⇔ 6 2 × 12 = 6 6 × CP
AP = KP2 − KA 2
⇔ 12 2 = 6 × CP
= 2 2
(2 5) − ( 6)
12 2
⇔ CP =
= 20 − 6 6

12
= 14 cm = 3
Pada ΔTKP berlaku:
TK × AP = KP × TO = 4 3 cm

⇔ 2 6 × 14 = 2 5 × TO Jadi, jarak titik C ke bidang BDG adalah 4 3 cm.

⇔ 84 = 5 × TO 16. Jawaban: b
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut.
84
⇔ TO = T T
5

2 21
=
5 Q
Q
2 C
= 5 105 cm D
O P
Jadi, jarak titik T ke ruas garis KP adalah A O P
12 cm B
2
105 cm. Jarak titik O ke bidang TBC yaitu panjang ruas
5
garis OQ. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O dengan:
15. Jawaban: d (i) Panjang TO = 8 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. 1 1
(ii) Panjang OP = 2 AB = 2 × 12 = 6 cm
H G
G (iii) Panjang TP
E F
TP = TO2 + OP2
P P
= 82 + 62
D C
O
= 64 + 36
O C
A 12 cm B
= 100
Jarak titik C ke bidang BDG yaitu panjang ruas = 10 cm
garis CP. Perhatikan ΔCOG siku-siku di C dengan:
Pada ΔTOP berlaku:
(i) Panjang CG = 12 cm
TO × OP = TP × OQ
(ii) Panjang OC
⇔ 8 × 6 = 10 × OQ
Titik O terletak di tengah AC. Panjang
⇔ 48 = 10 × OQ
1
AC = 12 2 cm sehingga panjang OC = 2 AC ⇔ OQ = 4,8 cm
Jadi, jarak titik O ke bidang TBC adalah 4,8 cm.
1
= 2 × 12 2 = 6 2 cm.

26 Dimensi Tiga
17. Jawaban: a Pada ΔABV berlaku:
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. AB × BV = AV × BC
H G D ⇔ 6 × 3 2 = 3 6 × BC
E F ⇔ 6 2 = 6 × BC
O 6
6 2
⇔ BC = = 3
= 2 3 cm
D C B 6
A
A 12 cm K Jadi, jarak antara bidang PUW dan bidang QVS
K B
adalah 2 3 cm.
Jarak titik K ke bidang BDHF yaitu panjang ruas
garis KO. Perhatikan ΔKBD dengan: 19. Jawaban: b
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
(i) Panjang BD = 8 2 cm
W V
(ii) Panjang KD
Perbandingan KA : KD = 1 : 3 maka per-
bandingan KA : AD = 1 : 2. Oleh karena U
T
R
panjang AD = 8 cm maka panjang KA = 4 cm. 9 cm
S
KD = KA + AD = 4 + 8 = 12 cm α 20 cm
Pada ΔKBD berlaku: P
12 cm Q
KD × AB = BD × KO
Sudut antara ruas garis TQ dan ruas garis QW
⇔ 12 × 8 = 8 2 × KO
yaitu ∠TQW = α. Perhatikan ΔQW siku-siku di T
⇔ 12 = 2 × KO dengan:
⇔ KO = 6 2 cm (i) Panjang TW = 20 cm
(ii) Panjang TQ
Jadi, jarak titik K ke bidang BDHF adalah 6 2 cm.
TQ = TP2 + PQ2
18. Jawaban: d
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti gambar
berikut.
= 92 + 122
W V
B = 81 + 144
U
T
= 225
C = 15 cm
S R (iii) Panjang QW
P A
6 cm Q QW = TQ2 + TW 2
Jarak antara bidang PUW dan bidang QVS yaitu
= 152 + 20 2
panjang ruas garis BC. Perhatikan ΔABV siku-
siku di B dengan: = 225 + 400
(i) Panjang AB = 6 cm
(ii) Panjang BV = 625
Panjang TV = 6 2 cm sehingga panjang = 25 cm
1 1 Dengan demikian:
BV = 2 TV = 2 × 6 2 = 3 2 cm.
TQ
(iii) Panjang AV cos α = QW
AV = AB2 + BV 2 15
= 25
= 62 + (3 2)2
3
=
= 36 + 18 5

3
= 54 Jadi, nilai cos α = .
5
= 3 6 cm

Matematika Kelas XII 27


20. Jawaban: d 22. Jawaban: c
Limas T.ABCD disajikan seperti gambar berikut. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti gambar
T berikut.
H G

6 cm E F

D C D Q C
P
A 8 cm B
A 6 cm B
Ruas garis PQ dan GH saling bersilangan. Ruas
Sudut antara ruas garis TA dan TC yaitu ∠ATC. garis PQ terletak pada bidang ABCD. Buat ruas
Perhatikan ΔATC dengan: garis sejajar GH dan memotong PQ yaitu ruas
(i) Panjang TA = TC = 6 cm garis CD. Ruas garis CD dan PQ berpotongan di
titik Q. Sudut antara ruas garis PQ dan GH yaitu
(ii) Panjang AC = 6 2 cm
∠PQD. Perhatikan ΔPDQ siku-siku di D dengan
Pada ΔATC berlaku aturan kosinus: panjang PD = DQ sehingga ΔPDQ siku-siku sama
AT 2 + TC 2 − AC 2 kaki. Dengan demikian, besar ∠PQD = 45°.
cos ∠ATC = 2 × AT × TC Jadi, besar sudut antara ruas garis PQ dan GH
adalah 45°.
62 + 62 − (6 2)2
= 2×6×6 23. Jawaban: a
Limas T.ABC disajikan seperti berikut.
36 + 36 − 72
= T
2×6×6
T
0
= 2×6×6 6 3
=0 6 3
Oleh karena nilai cos ∠ATC = 0 maka besar
∠ATC = 90°. A C
Cara lain: 3 α
D C
D 6
Perhatikan pada ΔATC berlaku AT2 + TC2 = AC2 3
maka ΔATC siku-siku di T. B
Jadi, besar sudut antara ruas garis TA dan TC Sudut antara rusuk TC dan bidang ABC yaitu
adalah 90°. ∠TCD = α. Perhatikan ΔTCD dengan:
21. Jawaban: d (i) Panjang TC = 6 3 cm
Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti gambar (ii) Panjang CD
berikut.
CD = BC2 − BD2
R Q

O
P = 62 − 3 2
= 36 − 9
N M
= 27
K 2 cm L
= 3 3 cm
Diagonal LQ dan diagonal PR saling bersilangan.
Diagonal LQ terletak pada bidang LMQP. Buat (iii) Panjang TD
ruas garis sejajar PR dan memotong LQ yaitu ruas TD = TB2 − BD2
garis LN. Ruas garis LN dan LP berpotongan di
titik P. Sudut antara diagonal LQ dan diagonal = (6 3)2 − 3 2
PR yaitu ∠QLN. Pada ΔQLN diketahui panjang = 108 − 9
LQ = LN = QN sehingga ΔQLN sama sisi. Dengan
demikian, besar ∠QLN = 60°. = 99
Jadi, besar sudut antara diagonal LQ dan diagonal
= 3 11 cm
PR adalah 60°.

28 Dimensi Tiga
Pada ΔTCD berlaku aturan kosinus: 25. Jawaban: b
2
TC + CD − TD 2 2 Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
cos α = 2 × TC × CD H G
P
E
(6 3)2 + (3 3)2 − (3 11)2 F
= 2×6 3 ×3 3
α
108 + 27 − 99
= D C
108
A B
36
= 108 Sudut antara rusuk BF dan bidang BEG yaitu
1 ∠PBF = α. Perhatikan ΔPBF siku-siku di F dengan:
= 3 (i) Panjang BF = 4 cm
1 1 1
Jadi, nilai cos α = . (ii) Panjang PF = 2 FH = 2 × 4 2 = 2 2 cm
3
(iii) Panjang BP
24. Jawaban: c
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. BP = BF 2 + PF 2
H G
O = 4 2 + (2 2)2
E F
F′
8 cm
= 16 + 8
= 24
D C
= 2 6 cm
A 4 cm 4 cm B
P Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis PF dan bidang ACGE PF
yaitu ∠OAF′. Perhatikan ΔOAF′ siku-siku di O sin α = BP
dengan: 2 2
(i) Panjang AO =
2 6
1 1 1
Panjang EO = 4
EG = 4
× 8 2 = 2 2 cm = 3
1
AO = AE2 + EO2 = 3
3
1
= 82 + (2 2)2 Jadi, nilai sin α = 3.
3

= 64 + 8 26. Jawaban: d
Limas T.KLMN disajikan seperti berikut.
= 72
T
= 6 2 cm
1 1 4 2 cm
(ii) Panjang OF′ = 4
FH = 4
× 8 2 = 2 2 cm
N
Dengan demikian: M

OF′ 2 2 1 K
tan ∠OAF′ = AO
= = 3
4 cm L
6 2
Jadi, nilai tangen sudut antara ruas garis PF dan Sudut antara rusuk TK dan bidang KLMN yaitu
1 ∠TKM. Perhatikan ΔTKM dengan:
bidang ACGE adalah 3
. (i) Panjang TK = TM = 4 2 cm
(ii) Panjang KM
Bidang KLMN berbentuk persegi dengan
panjang KL = 4 cm sehingga panjang
KM = 4 2 cm.

Matematika Kelas XII 29


Oleh karena ΔTKM mempunyai tiga sisi sama (i) Panjang TP
panjang sehingga ΔTKM sama sisi. Dengan TP = TA 2 − AP2
demikian, besar ∠TKM = 60°.
Jadi, besar sudut antara rusuk TK dan bidang = 52 − 12
KLMN adalah 60°.
= 25 + 1
27. Jawaban: c
Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. = 24
W V = 2 6 cm
T U 2 cm (ii) Panjang PQ = 2 cm
X (iii) Panjang TQ = TP = 2 6 cm
Y
Pada ΔTPQ berlaku aturan kosinus:
O 3 cm
S TP2 + TQ 2 − PQ 2
R cos θ = 2 × TP × TQ
4 cm
P 8 cm Q (2 6)2 + (2 6)2 − 22
= 2×2 6 ×2 6
Sudut antara bidang PQXY dengan bidang PQUT
yaitu ∠OQX. Perhatikan ΔOQX siku-siku di O 24 + 24 − 4
=
dengan: 48
(i) Panjang OX = QR = 4 cm 44
= 48
3
(ii) Panjang QO = RX = 3+2
× 5 = 3 cm 11
=
(iii) Panjang QX 12
11
QX = QO2 + OX 2 Jadi, nilai cos θ = 12
.

= 32 + 42 29. Jawaban: b
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut.
= 9 + 16 T

= 25
= 5 cm
Dengan demikian:
OX 4 F E
sin ∠OQX = QX
= 5
Jadi, nilai sinus sudut antara bidang PQXY A O D
4 α
dengan bidang PQUT adalah 5
. P

28. Jawaban: e B 8 cm C
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. Sudut antara bidang TAB dan bidang alas yaitu
T ∠TPO = α. Perhatikan ΔTOP siku-siku di O
θ dengan:
(i) Panjang TO = 8 3 cm
5 cm (ii) Panjang PO
Besar ∠AOB = 60° sehingga segitiga ABO
D
C sama sisi maka panjang AO = AB = BO = 8 cm.
P Q
A
PO = AO2 − AP2
2 cm B

Sudut antara bidang TAD dan bidang TBC yaitu = 82 − 4 2


∠PTQ = θ. Perhatikan ΔTPQ dengan:
= 64 − 16

= 48
= 4 3 cm

30 Dimensi Tiga
(iii) Panjang TP OQ
cos ∠POC = PO
TP = TO2 + PO2
3 2
=
2 2 6
= (8 3) + (4 3)
1
= 2 2
= 192 + 48
Oleh karena nilai cos ∠POC maka besar ∠POC
= 240 = 45°.
Jadi, besar sudut antara bidang BPD dan bidang
= 4 15 cm ABCD adalah 45°.
Dengan demikian:
B. Uraian
TO
sin α = TP 1. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
8 3 H G
=
4 15 E F
2
= 5
D
2 C
= 5 5 A B
2 a. Kedudukan titik C terhadap garis AH
Jadi, nilai sin α = 5 5.
Garis AH tidak melalui titi C. Dengan
30. Jawaban: c demikian, titik C terletak di luar garis AH.
Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. b. Kedudukan titik B terhadap bidang ABFE
Bidang ABFE melaui titik A, B, F, dan E. Oleh
T
karena titik B dilalui bidang ABFE maka titik
B terletak pada bidang ABFE.
P P c. Kedudukan garis CE terhadap garis BG
Garis CE dan garis BG tidak terletak pada
C bidang yang sama. Kedua garis tidak
D mempunyai titik persekutuan. Dengan
O C
O Q
A 12 cm
demikian, garis CE bersilangan dengan garis
B
BG.
Sudut antara bidang BPD dan bidang ABCD yaitu d. Kedudukan garis CE terhadap bidang ABGH
∠POC. Perhatikan ΔPOC dengan: Bidang ABGH melalui titik A, B, G, dan H
(i)
1
Panjang PC = 2 TC = 2 × 12 = 6 cm
1 akibatnya garis BH terletak pada bidang
ABGH. Garis CE berpotongan dengan garis
1 1
(ii) Panjang OC = 2 AC = 2 × 12 2 = 6 2 cm BH. Dengan demikian, garis CE menembus
bidang ABGH.
(iii) Panjang OP
ΔPOC sebangun ΔTAC sehingga berlaku: 2. Bidang α dan bidang β disajikan seperti berikut.
PC PO
TC
= TA r q
T p
6 PO
⇔ 12
= 12
β α

⇔ PO = 6 cm a. Kedudukan titik T terhadap bidang β


Pada ΔPOC diketahui panjang PO = PC sehingga Berdasarkan gambar di atas, titik T terletak
ΔPOC sama kaki. Titik Q terletak di tengah OC di luar bidang β.
sehingga: b. Kedudukan garis p terhadap garis r
Berdasarkan gambar di atas, garis p dan
garis r saling bersilangan.

Matematika Kelas XII 31


3. Cermati gambar berikut. Jarak titik P ke rusuk TA yaitu panjang ruas garis
H G PO. Perhatikan ΔTAP dengan:
8 cm
F (i) Panjang TA = 9 cm
E 6 cm (ii) Panjang AP

T
AP = AB2 + BP2
8 cm O P
= 62 + 3 2
D
C
A = 36 + 9
5 cm B

Jarak titik A ke titik T yaitu panjang ruas garis AT. = 45


Perhatikan ΔAOT siku-siku di O dengan: = 3 5 cm
(i) Panjang AO
Panjang AE = 8 cm dan EH = 8 cm maka (iii) Panjang TP
panjang AH = 8 2 cm. Titik O di tengah AH TP = TC2 − PC2
1
sehingga panjang AO = 2 AH = 4 2 cm.
= 92 − 3 2
(ii) Panjang OT
Segitiga BPT siku-siku di P dengan panjang = 81 − 9
BP = AO = 4 2 cm dan panjang TB = 6 cm.
= 72
PT = TB2 − BP2 = 6 2 cm
Untuk menentukan panjang OP dapat digunakan
= 62 − (4 2)2
pemisalan panjang TO = x cm sehingga panjang
= 36 − 32 AO = (9 – x) cm. Pada ΔTAP berlaku:
AP2 – AO2 = TP2 – TO2
= 4
⇔ (3 5 )2 – (9 – x)2 = (6 2 )2 – x2
= 2 cm
⇔ 45 – (81 – 18x + x2) = 72 – x2
Panjang OT = OP + PT
=5+2 ⇔ –36 + 18x – x2 = 72 – x2
= 7 cm ⇔ –36 + 18x = 72
(iii) Panjang AT ⇔ 18x = 108
⇔ x=6
AT = AO2 + OT 2 Dengan demikian:

= (4 2)2 + 7 2 OP = TP2 − TO2

= 32 + 49 = (6 2)2 − 62
= 81 = 72 − 36
= 9 cm
Jadi, jarak titik A ke titik T adalah 9 cm. = 36
4. Limas T.ABCD disajikan seperti berikut. = 6 cm
Jadi, jarak titik P ke rusuk TA adalah 6 cm.
T
5. Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
R Q

9 cm O P
O
8 cm
B A

C
D 3 cm N M
P C
3 cm 6 cm
K 12 cm L
A B
6 cm

32 Dimensi Tiga
Jarak titik R ke ruas garis KA yaitu panjang ruas 7. Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
garis RC. Perhatikan ΔKAR dengan: H G
X T T G
E
(i) Panjang KR E P
F

10 cm
KR = KO2 + OR2
Y Y
D C
2 2
= 6 +8 O 12 cm
O
A
16 cm B

= 36 + 64 Jarak titik G ke bidang OPQ yaitu panjang ruas


= 100 garis GY. Perhatikan ΔXOG dengan:
(i) Panjang OG
= 10 cm
(ii) Panjang KA AC = AB2 + BC2
KA = KL2 + LA 2 = 162 + 122
= 122 + 52
= 256 + 144
= 144 + 25 = 400
169= = 20 cm
= 13 cm OG = OC2 + CG2
(iii) Panjang RA = KA = 13 cm
Pada ΔKAR berlaku: = 102 + 102
KR × AB = KA × RC
= 100 + 100
⇔ 10 × 12 = 13 × RC
⇔ 120 = 13 × RC = 200
120
⇔ RC = cm = 10 2 cm
13
120 3 3
Jadi, jarak titik R ke ruas garis KA adalah cm. (ii) Panjang XG = EG = × 20 = 15 cm
13 4 4
(iii) Panjang OX
6. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G
OX = OT 2 + TX 2
H G
P
E F = 10 2 + 52
P
= 100 + 25
D R
C E F = 125
A 12 cm B = 5 5 cm
Jarak titik P ke bidang ACGE yaitu panjang ruas Pada ΔXOG berlaku:
garis PR. Perhatikan ΔPEG dengan: XG × OT = OX × GY
1 1
(i) Panjang PE = 2 EH = 2 × 12 = 6 cm ⇔ 15 × 10 = 5 5 × GY

(ii) Panjang EG = 12 2 cm (diagonal sisi kubus) ⇔ 150 = 5 5 × GY


Pada ΔPEG berlaku: ⇔ 30 = 5 × GY
PE × HG = EG × PR 30
⇔ GY = = 6 5 cm
⇔ 6 × 12 = 12 2 × PR 5

⇔ 6= 2 × PR Jadi, jarak titik G ke bidang OPQ adalah 6 5 cm.


6
⇔ PR = 2
= 3 2 cm
Jadi, jarak titik P ke bidang ACGE adalah
3 2 cm.

Matematika Kelas XII 33


8. Balok PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. EC′ = EG2 + GC′2
W V
= (6 2)2 + 3 2
T U
4 cm = 72 + 9
= 81
S R = 9 cm
5 cm Dengan demikian:
P
3 cm Q EG
cos α = EC′
Rusuk PS dan diagonal saling bersilangan. Rusuk
PS terletak pada bidang PQRS, sedangkan 6 2
=
9
diagonal RT menembus bidang PQRS di titik R.
Buat ruas garis sejajar PS dan memotong 2
= 3
2
diagonal RT yaitu ruas garis QR. Ruas garis QR
dan diagonal RT berpotongan di titik R. Sudut Jadi, nilai cos α =
2
2.
antara rusuk PS dan diagonal RT yaitu ÐQRT. 3
Perhatikan DQRT siku-siku di Q dengan: 10. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
(i) Panjang QR = 5 cm H G
(ii) Panjang QT
E F
QT = PQ2 + PT 2 R

= 32 + 42 D
PO C
= 9 + 16 A 12 cm
Q B
= 25 Sudut antara bidang PQR dan bidang ABCD yaitu
= 5 cm ∠COR = θ. Perhatikan ΔCOR siku-siku di C
Pada ΔQRT panjang QR = QT sehingga ΔQRT dengan:
siku-siku sama kaki. Dengan demikian, besar 1 1
(i) Panjang CR = 2 CG = 2 × 12 = 6 cm
∠QRT = 45°.
Jadi, besar sudut yang terbentuk antara rusuk PS 3 3
(ii) Panjang OC = AC = × 12 2 = 9 2 cm
dan diagonal RT adalah 45°. 4 4
(iii) Panjang OR
9. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G
OR = OC2 + CR2

E F
= (9 2)2 + 62
C′ = 162 + 36
P
D = 198
C
A
6 cm B = 3 22 cm
Dengan demikian:
Sudut antara ruas garis CP dan bidang EFGH
CR
yaitu ∠GEC′ = α. Perhatikan ΔGEC′ siku-siku di G sin θ = OR
dengan:
6
1 1 =
(i) Panjang GC′ = 2
CG = 2
× 6 = 3 cm 3 22
2
(ii) Panjang EG = 6 2 cm = 22
(iii) Panjang EC′ 1
= 11
22
1
Jadi, nilai sin θ = 11
22 .

34 Dimensi Tiga
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. membaca dan menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi dan histogram;
2. mendeskripsikan dan menghitung berbagai ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran;
3. menerapkan konsep ukuran pemusatan, ukuran letak, dan ukuran penyebaran dalam menyelesaikan masalah.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu bersikap cermat dalam menganalisis setiap
permasalahan.

Statistika

Mempelajari

Tabel Distribusi Frekuensi dan Ukuran Pemusatan Ukuran Letak dan Ukuran
Histogram Penyebaran

Mencakup Mencakup Mencakup

• Histogram • Mean • Simpangan Baku


• Tabel Distribusi Frekuensi • Median • Varian
• Unsur-Unsur Distribusi Frekuensi • Modus • Simpangan Rata-Rata
dan Histogram
• Penyajian Data Dalam Bentuk
Tabel Distribusi Frekuensi dan
Histogram.

Mampu

• Membaca data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.


• Menjelaskan unsur-unsur yang terdapat dalam tabel distribusi frekuensi dan histogram.
• Menyajikan data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram.
• Menyelesaikan masalah tentang nilai mean, median, dan modus.
• Menyelesaikan masalah tentang kuartil, desil, dan persentil.
• Menyelesaikan masalah tentang simpangan baku, varian, dan simpangan rata-rata.
• Bersikap cermat dalam menganalisis setiap permasalahan.

Matematika Kelas XII 35


A. Pilihan Ganda 7. Jawaban: e
1. Jawaban: e Perbandingan banyak benda yang berusia antara
Panjang interval = Batas atas – batas bawah + 1 8–10 tahun dan 14–16 tahun adalah 1:5.
= 49 – 40 + 1 Misalkan banyak benda yang berusia 8–10 tahun
= 10 = x, maka banyak benda yang berusia 14–16 tahun
Jadi, panjang interval kelas adalah 10. = 5x
Jumlah benda = 10 + 20 + x + 15 + 5x + 5x
2. Jawaban: d ⇔ 100 = 45 + 11x
Banyak siswa yang nilainya di bawah 70 ⇔ 11x = 55
=3+4+6 ⇔ x=5
= 13 Banyak benda yang berusia 14–16 tahun = 5x
Jadi, siswa yang nilainya di bawah 70 ada 13 orang. = 5 × 5 = 25
3. Jawaban: b Banyak benda yang berusia 17–19 tahun = banyak
Interval kelas ketiga adalah 95–99. benda yang berusia 14–16 tahun = 25
Pada kelas tersebut diperoleh Jadi, benda yang berusia antara 17–19 tahun
Tepi bawah = 95 – 0,5 = 94,5 sebanyak 25 buah.
Tepi atas = 99 + 0,5 = 99,5
8. Jawaban: d
Jadi, jawaban yang benar adalah pilihan b.
Nilai data yang kurang dari 15 berada di kelas
4. Jawaban: a interval 7–10 dan 11–14.
Tinggi pohon dari 100 cm hingga 110 cm ada Frekuensi kelas interval 7–10 = p + 4
32 + 16 = 48 pohon. Frekuensi kelas interval 11–14 = p + 6
Tinggi pohon lebih dari 100 cm ada 32 + 16 + 19 Nilai data yang kurang dari 15 sebanyak 34, maka:
= 67 pohon (p + 4) + (p + 6) = 34
Tinggi pohon kurang dari 100 cm ada 14 + 10 + 21 ⇔ 2p + 10 = 34
= 46 pohon ⇔ 2p = 24
Jadi, jawaban yang benar adalah pilihan a. ⇔ p = 12
Nilai data yang lebih dari 18 berada di kelas
5. Jawaban: a
interval 19–22 dan 23–26.
Jumlah siswa = 9 + 8 + 6 + 5 + 4 = 32
Frekuensi kelas interval 19–22 = 2p – 4
Berat badan siswa lebih dari 60 kg berada di kelas
Frekuensi kelas interval 23–26 = p – 3
interval 61–67 dan 68–74.
Nilai data yang lebih dari 18 = (2p – 4) + (p – 3)
Frekuensi kelas interval 61–67 adalah 5.
= 3p – 7
Frekuensi kelas interval 68–74 adalah 4.
= 3 × 12 – 7
Banyak siswa yang berat badannya lebih dari 60
= 36 – 7
= 5 + 4 = 9.
= 29
Persentase banyak siswa yang memiliki berat
Jadi, nilai data yang lebih dari 18 sebanyak 29.
9
badan lebih dari 60 kg = 32 × 100% = 28,125%.
9. Jawaban: e
Jadi, persentase banyak siswa yang memiliki berat Poligon frekuensi merupakan diagram yang
badan lebih dari 60 kg adalah 28,125%. menyajikan titik-titik tengah nilai data.
6. Jawaban: c 1
Titik tengah kelas interval 152–157 = 2 (152 + 157)
Kelas interval yang memiliki batang tertinggi me-
nunjukkan nilai yang paling banyak diperoleh siswa. = 154,5
Batang tertinggi berada di kelas interval yang Titik tengah 154,5 mempunyai frekuensi 6.
memiliki tepi bawah 60,5 dan tepi atas 70,5, maka: Jadi, banyak siswa yang mempunyai tinggi badan
batas bawah kelas interval = 60,5 + 0,5 = 61 152–157 cm ada 6 anak.
batas atas kelas interval = 70,5 – 0,5 = 70
10. Jawaban: e
Dengan demikian, diperoleh kelas interval 61–70.
Titik tengah kelas interval yang mempunyai
Jadi, nilai yang paling banyak diperoleh siswa
frekuensi 9 adalah 160,5.
adalah 61–70.

36 Statistika
Titik tengah 160,5 berada pada kelas interval Dari kelas interval pada tabel di atas diperoleh tabel
keempat. distribusi frekuensi relatif sebagai berikut.
Titik tengah kelas 154,5 dan 160,5 saling berurutan,
maka panjang kelas: Tinggi Bibit Cabai Frekuensi
(mm) Relatif
p = 160,5 – 154,5 = 6.
Letak tepi bawah, titik tengah, dan tepi atas kelas 110–116 6,7%
117–123 10%
interval keempat dapat digambarkan pada diagram
124–130 16,7%
berikut. 131–137 20%
p=6 138–144 25%
Tb4 = 157,5 x4 = 160,5 Ta4 = 163,5 145–151 13,3%
152–158 8,3%

3 3
3. Data setelah diurutkan sebagai berikut.
Dari diagram di atas diperoleh tepi bawah Tb4 =
41 41 42 42 43 43 44 45 46 46
157,5 dan tepi atas Ta4 = 163,5, maka:
47 47 48 49 50 51 52 53 54 56
batas bawah = Tb4 + 0,5 = 157,5 + 0,5 = 158
56 57 58 59 60 61 62 63 66 67
batas atas = Ta4 – 0,5 = 163,5 – 0,5 = 163.
Banyak data = n = 30
Dengan demikian, diperoleh kelas interval keempat
Nilai data terkecil = 41
yaitu 157–163.
Nilai data terbesar = 67
Jadi, sebanyak 9 siswa mempunyai tinggi badan
Jangkauan = nilai data terbesar – nilai data terkecil
158–163 cm.
= 67 – 41 = 26
Banyak kelas = k
B. Uraian
= 1 + 3,3 log n
1. a. Bambu yang panjangnya tidak kurang dari = 1 + 3,3 log 30
6,7 meter berada di kelas interval 6,7–8,0 dan = 1 + 3,3 × 1,477
8,1–9,4. = 1 + 4,8741
Frekuensi kelas interval 6,7–8,0 = 15 = 5,8741 ≈ 6
Frekuensi kelas interval 8,1–9,4 = 20 jangkauan
Banyak bambu yang panjangnya tidak kurang Panjang kelas: p = banyak kelas
dari 6,7 meter = 15 + 20 = 35 26
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan = 6
= 4,33 ≈ 5
Pak Ahmad untuk membuat kepang 35 batang Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
b. Bambu yang panjangnya tidak lebih dari 5,2 interval pertama.
meter berada di kelas interval 2,5–3,8 dan Bb1 = nilai data terkecil = 41
3,9–5,2. Ba1 = Bb1 + p –1 = 41 + 5 – 1 = 45
Frekuensi kelas interval 2,5–3,8 = 12 Diperoleh kelas interval pertama : 41–45
Frekuensi kelas interval 3,9–5,2 = 16 Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
Banyak bambu yang panjangnya tidak lebih interval kedua.
dari 5,2 meter = 12 + 26 = 28 Bb2 = Ba1 + 1 = 45 + 1 = 46
Jadi, banyak bambu yang dapat digunakan Ba2 = Bb2 + p – 1 = 46 + 5 – 1 =50
Pak Ahmad untuk membuat pagar 28 batang. Diperoleh kelas interval kedua : 46–50
Dengan cara yang sama diperoleh:
2. Dari histogram diperoleh batas bawah, batas atas, Kelas interval ketiga : 51–55
dan kelas interval sebagai berikut. Kelas interval keempat : 56–60
Batas Bawah Batas Atas Kelas Interval Kelas interval kelima : 61–65
109,5 + 0,5 = 110 116,5 – 0,5 = 116 110–116 Kelas interval keenam : 66–70
116,5 + 0,5 = 117 123,5 – 0,5 = 123 117–123 Tabel distribusi frekuensi skor ujian penerimaan
123,5 + 0,5 = 124 130,5 – 0,5 = 130 124–130 calon karyawan PT Sido Makmur sebagai berikut.
130,5 + 0,5 = 131 137,5 – 0,5 = 137 131–137
137,5 + 0,5 = 138 144,5 – 0,5 = 144 138–144 Skor Frekuensi
144,5 + 0,5 = 145 151,5 – 0,5 = 151 145–151
151,5 + 0,5 = 152 158,5 – 0,5 = 158 152–158 41–45 8
46–50 7
51–55 4
56–60 6
61–65 3
66–70 2

Matematika Kelas XII 37


4. Jumlah apel = 22, maka: (p − 1)
Batas bawah = 14 –
n + (n + 2) + 3 + 2 + (n + 1) + 5 = 22 2
⇔ 3n + 13 = 22 = 14 – 2
⇔ 3n = 9
⇔ n=3 = 12
Tabel distribusi frekuensi berat apel secara (p − 1)
Batas atas = 14 +
lengkap sebagai berikut. 2
= 14 + 2
Berat Apel (gram) Frekuensi
200–204 3 = 16
205–209 5 Sehingga interval kelas pertama adalah 12–16.
210–214 3
215–219 2 Dengan cara yang sama diperoleh pola seperti
220–224 4 berikut.
225–229 5
Kelas Titik Tengah Batas Bawah Batas Bawah Interval
(p − 1) (p − 1)
Histogram berat apel sebagai berikut. ke-i (xi) Tb = xi – 2
Tb = xi – 2
Kelas

Frekuensi 1 14 14 –
(5 − 1)
14 +
(5 − 1)
12–16
2 2
6 2 19 19 –
(5 − 1)
19 +
(5 − 1)
19–21
2 2
(5 − 1) (5 − 1)
5 3 24 24 – 24 + 22–26
2 2
4 4 29 29 –
(5 − 1)
29 +
(5 − 1)
29–31
2 2
3 5 34 34 –
(5 − 1)
34 +
(5 − 1)
32–36
2 2
2 6 39 39 –
(5 − 1)
39 +
(5 − 1)
39–41
2 2
1
0 Jadi, tabel distribusi frekuensi sebagai berikut.
205–209
200–204

210–214

215–219

220–224

225–229

Berat Apel Interval Kelas Frekuensi


(gram)
12–16 8
19–21 14
5. Berdasarkan data di atas diketahui panjang kelas 22–26 11
(p) adalah selisih nilai tengah = 19 – 14 = 5 atau 29–31 6
32–36 15
24 – 19 = 5 39–41 12
Menentukan interval kelas yang memiliki titik
tengah 14.

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: d


1. Jawaban: d Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Rata-rata hasil panen teh = 75.000 berikut.
(700 + n + 950 + n + 750 + 900) ⋅ 100
⇔ 6
= 75.000 Nilai fi fk
10–19 2 2 fk
3.300 + 2n Me
⇔ 6
= 750 20–29 8 10 ←
30–39 12 22 ← kelas Me
⇔ 3.300 + 2n = 4.500
⇔ 2n = 1.200 40–49 7 29
50–59 3 32
⇔ n = 600
Hasil panen teh tahun 2012 = n = 60.000 ton. ⎛ 32 + 1⎞
Hasil panen teh tahun 2013 = 95.000 ton. Me = nilai data ke- ⎜ ⎟
⎝ 2 ⎠
Persentase kenaikan hasil panen teh tahun 2012–2013 = nilai data ke-16,5
95.000 − 60.000 Median adalah nilai data ke-16,5 di kelas interval
= × 100%
60.000 30–39.
35.000 L = 30 – 0,5 = 29,5
= 60.000 × 100% ≈ 58,3%
fk = 10
Me
Jadi, persentase kenaikan hasil panen teh tahun
fM = 12
2012–2013 sebesar 58,3%. e

38 Statistika
p = 39 – 30 + 1 = 10 ⎛ 1 d ⎞
Modus = L + ⎜ d + d ⎟ × p
⎛ ⋅ n − fk
1 ⎞ ⎝ 1 2⎠
Me = L + ⎜2 Me ⎟ ×p ⎛ 4 ⎞
⎜ fMe ⎟ = 44,5 + ⎜ 4 + 6 ⎟ × 5
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
⎛ 32
− 10 ⎞ 20
= 29,5 + ⎜⎜ 2 12 ⎟⎟ × 10 = 44,5 + 10
⎝ ⎠ = 44,5 + 2
16 − 10 = 46,5
= 29,5 + 12
× 10 Jadi, modusnya adalah 46,5.
Jadi, median dari data pada tabel adalah 6. Jawaban: b
16 − 10 Histogram di atas dapat dibuat tabel distribusi
29,5 + 12
× 10.
frekuensi berikut.
3. Jawaban: b Perhatikan data tentang berat badan 20 siswa berikut.
Kelas interval yang mempunyai frekuensi paling Nilai Frekuensi
banyak adalah kelas interval 25–29, berarti kelas
31–35 4
modus di kelas interval 25–29. 36–40 7
Lo = 25 – 0,5 = 24,5 ← Kelas Mo
41–45 9
d1 = 11 – 7 = 4
46–50 5
d2 = 11 – 10 = 1 51–55 2
p = 29 – 25 + 1 = 5
Modus adalah data yang paling banyak muncul.
⎛ d ⎞
Modus = Mo = L + ⎜ d +1d ⎟ × p Modus data terletak pada interval 41–45.
⎝ 1 2⎠
L = 40,5
⎛ 4 ⎞
= 24,5 + ⎜ 4 + 1⎟ ×5 d1 = 9 – 7 = 2
⎝ ⎠
d2 = 9 – 5 = 4
= 24,5 + 4 = 28,5 p =5
Jadi, modus dari data tersebut 28,5. ⎛ ⎞
d
Modus = L + ⎜ 1 ⎟
4. Jawaban: a ⎝ d1 + d2 ⎠
Tabel di atas dapat dilengkapi sebagai berikut. ⎛ 2 ⎞
= 40,5 + ⎜ ⎟ ×5
Berat Badan (kg) fi xi fi x i ⎝2 + 4⎠
10
40–44 3 42 126 = 40,5 + 6
45–49 5 47 235
= 40,5 + 1,67 = 42,17
50–54 7 52 364
Jadi, modusnya adalah 42,17.
55–59 2 57 114
60–64 3 62 186 7. Jawaban: d
Jumlah 20 1.025 Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut.
Rata-rata berat badan setiap siswa adalah
5 Nilai fi fk
∑ fx
i i fk
– i=1 1.025 41–50 4 4 Me
x= 5
= 20
= 51,25 51–60 5 9 ←
∑ fi 61–70 3 12 ← Kelas Me
i=1
71–80 2 14
Jadi, rata-rata berat badan siswa 51,25 kg. 6
81–90 20
5. Jawaban: b Banyak data = n = 20
Modus adalah data yang paling banyak muncul.
1
Modus data terletak pada interval 44,5–49,5 Median = nilai data ke- (20 + 1)
2
L = 44,5 1
d1 = 12 – 8 = 4 = nilai data ke-10
2
d2 = 12 – 6 = 6
p =5

Matematika Kelas XII 39


Median adalah nilai data ke-10
1
di kelas interval 9. Jawaban: e
2
Titik Tengah (xi) fi fi xi
61–70.
L = 61 – 0,5 = 60,5 1
(19,5 + 24,5) = 22 6 132
fkM = 9 2
e 1
fM = 3 2
(24,5 + 29,5) = 27 8 216
e 1
p = 70 – 61 + 1 = 10 2
(29,5 + 34,5) = 32 9 288
⎛ 1n− f ⎞ 1
(34,5 + 39,5) = 37 18 666
Median = L + ⎜ 2 kMe ⎟ × p 2
⎜ f ⎟ 1
⎝ Me ⎠ 2
(39,5 + 44,5) = 42 13 546
⎛ 1 ⋅ 20 − 9 ⎞ 1
= 60,5 + ⎜ 2 ⎟ × 10 2
(44,5 + 49,5) = 47 6 282
⎜ 3 ⎟
⎝ ⎠ 6 6
10 ∑ fi = 60 ∑ fx
i i = 2.130
= 60,5 + ≈ 60,5 + 3,33 = 63,83 i=1 i=1
3
Rata-rata usia karyawan bagian produksi:
Jadi, median dari data tersebut adalah 63,83. 6
∑ fi x i
i=1 2.130
8. Jawaban: b x = 6
= 60
= 35,5 tahun
Histogram di atas dapat dibuat tabel distribusi ∑ fi
i=1
frekuensi berikut. Jadi, rata-rata usia karyawan bagian produksi
Perhatikan data tentang berat badan 20 siswa adalah 35,5 tahun.
berikut.
10. Jawaban: a
Panjang Tali (m) Frekuensi fk
1) Menentukan rata-rata
1–3 3 3 Tabel frekuensi dapat di lengkapi sebagai berikut.
4–6 4 7
Nilai fi xi fixi
7–9 11 18
50–59 5 54,5 272,5
10–12 4 22 ← Kelas Me 60–69 8 64,5 516
13–15 8 30 70–79 11 74,5 819,5 ← Kelas Me
16–18 5 35 dan Mo
80–89 4 84,5 338
19–21 5 40 90–99 2 94,5 189
Jumlah 30 2.135
Median terletak di tengah-tengah data.
Median data terletak pada interval 10–12. Rata-rata nilai setiap siswa.
5
L = 10 – 0,5 = 9,5 ∑ fx
i i
– i=1 2.135 1
fk = 3 + 4 + 11 = 18 x= 5
= 30
= 71 6
M
fM e = 4 ∑ fi
e i=1
p =3
n = 40 Jadi, rata-rata berat badan adalah 71,166 kg.
⎛n −f ⎞ 2) Menentukan median
⎜ 2 kMe ⎟
Median = L + ⎜⎜ f ⎟⎟ × p ⎛n −f ⎞
⎝ Me ⎠ Median = L + ⎜ 2 kMe ⎟ ×p
⎜⎜ f ⎟⎟
⎛ 20 − 18 ⎞ ⎝ Me ⎠
= 9,5 + ⎜ ⎟ ×3
⎝ 4 ⎠ ⎛ 15 − 13 ⎞
= 69,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎛2⎞ ⎝ 11 ⎠
= 9,5 + ⎜ ⎟ ×3
⎝4⎠ 20
= 69,5 + 11
= 9,5 + 1,5
= 11,0 = 69,5 + 1,82 = 71,32
Jadi, mediannya adalah 11,0 meter. Jadi, mediannya adalah 71,32 meter

40 Statistika
3) Menentukan modus Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
⎛ d ⎞ berikut.
Modus = L + ⎜ d +1d ⎟ × p
⎝ 1 2⎠ Tebal Buku
fi fk
(Halaman)
⎛ 3 ⎞ fk
= 69,5 + ⎜ ⎟ × 10 48–64 20 20
⎝7 + 3⎠
Me

65–81 19 39 ←
30 82–98 22 61 ← Kelas Me
= 69,5 + 10
99–115 13 74
= 69,5 + 3 = 72,5 116–132 15 89
Jadi, modusnya adalah 72,5. 133–149 11 100
Kesimpulannya adalah rata-rata < median < modus.
Banyak data = 100
1
B. Uraian Median = nilai data ke- 2 (100 + 1)
1. Kelas modus pada histogram adalah kelas inter- = nilai data ke-50,5
val yang mempunyai batang tertinggi. Median adalah nilai data ke-50,5 di kelas interval
Kelas interval dengan tepi bawah 80,5 dan tepi 82–98.
atas 90,5 mempunyai batang tertinggi, maka kelas L = 81,5
modus adalah 81–90. fMe = 22
L = 80,5 fkM = 20 + 19 = 39
d1 = 10 – 2 = 8 e

d2 = 10 – 6 = 4 ⎛ 1 n − fk ⎞
p = 90,5 – 80,5 = 10 Me = L + ⎜2 Me ⎟ ×p
⎜⎜ fM ⎟⎟
⎝ e

⎛ d ⎞
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠ ⎛1
⋅ 100 − 39 ⎟ ⎞
⎛ 8 ⎞
= 81,5 + ⎜⎜ 2 22 ⎟ × 17
= 80,5 + ⎜8+4⎟ × 10 ⎝ ⎠
⎝ ⎠
11
2 = 81,5 + 22 × 17
= 80,5 + 3
× 10
= 81,5 + 8,5
≈ 80,5 + 6,67 = 87,17
= 90
Jadi, modus data adalah 87,17.
Jadi, median tebal buku 90.
2. Kelas modus adalah 82–98. 3. Titik Tengah (xi) fi fixi
L = 82 – 0,5 = 81,5
1
d1 = 22 – (3n + 1) = 21 – 3n 2
(9,5 + 14,5) = 12 15 180
d2 = 22 – (2n + 1) = 21 – 2n 1
(14,5 + 19,5) = 17 17 289
p = 98 – 82 + 1 = 17 2
1
⎛ d ⎞ 2
(19,5 + 24,5) = 22 21 462
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠ 1
(24,5 + 29,5) = 27 20 540
2

⎛ 21− 3n ⎞ 1
(29,5 + 34,5) = 32 16 512
⇔ 85,75 = 81,5 + ⎜ 21− 3n + 21− 2n ⎟ × 17 2
⎝ ⎠ 1
2
(34,5 + 39,5) = 37 11 407
⎛ 21− 3n ⎞
⇔ 4,25 = ⎜ 42 − 5n ⎟ × 17 6 6
⎝ ⎠ ∑ fi = 100 ∑ fx
i i = 2.390
i=1 i=1
21− 3n
⇔ 0,25 = 42 − 5n Rata-rata diameter pohon:
6
⇔ 0,25(42 – 5n) = 21 – 3n ∑ fi x i
⇔ 10,5 – 1,25n = 21 – 3n x =
i=1
6
⇔ 1,75n = 10,5 ∑ fi
i=1
⇔ n=6 2.390
= 100
= 23,9 cm
Jadi, rata-rata diameter pohon di hutan kota
tersebut 23,9 cm.

Matematika Kelas XII 41


4. Modus terletak pada kelas 211–230 5. a. Diketahui jumlah data (n) = 100
L = 210,5 Median = 36,25 yaitu pada kelas interval 35–39.
d1 = 12 – x L = 34,5
d2 = 12 – 6 = 6 fk = 28 + a
Me
p = 20 fM = 20
e
⎛ d ⎞ p =5
Modus = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠ ⎛ 1 n − fk ⎞
Median = L + ⎜2 Me ⎟ ×p
⎛ 12 − x ⎞ ⎜⎜ fM ⎟⎟
218,5 = 210,5 + ⎜ ⎟ × 20 ⎝ ⎠
⎝ (12 − x) + 6 ⎠
e

⎛ 12 − x ⎞ ⎛ 50 − (28 + a) ⎞
⇔ 218,5 = 210,5 + ⎜ ⎟ × 20 36,25 = 34,5 + ⎜ ⎟ ×5
⎝ 18 − x ⎠ ⎝ 20 ⎠
⎛ 12 − x ⎞ 22 − a
⇔ 218,5 – 210,5 = ⎜ ⎟ × 20 ⇔ 36,25 – 34,5 =
⎝ 18 − x ⎠ 4
⎛ 12 − x ⎞ 22 − a
⇔ 8= ⎜ ⎟ × 20 ⇔ 1,75 =
⎝ 18 − x ⎠ 4
⎛ 12 − x ⎞ ⇔ 7 = 22 – a
⇔ 2=5× ⎜ ⎟
⎝ 18 − x ⎠ ⇔ a = 15
⇔ 36 – 2x = 60 – 5x Menentukan nilai b
⇔ 5x – 2x = 60 – 36 Jumlah nilai data = 100
⇔ 3x = 24 12 + 16 + a + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
⇔ x=8 ⇔ 12 + 16 + 15 + 20 + 13 + 11 + 8 + b = 100
Menentukan y ⇔ 95 + b = 100
Jumlah data = 50 b =5
3 + 4 + 8 + 12 + 6 + 10 + y + 1 = 50 Jadi, nilai a dan b adalah 15 dan 5.
⇔ 44 + y = 50 b. Jumlah karyawan yang usiannya di atas
⇔ y=6 50 tahun
Jadi, nilai x dan y berturut-turut adalah 8 dan 6. =8+b
=8+b
= 8 + 5 = 13.
Jadi, sebanyak 13 orang yang usianya di atas
59 tahun.

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: e


1. Jawaban: c Ukuran Sepatu fi fk
Data diurutkan sebagai berikut. 35 3 3
50, 55, 60, 65, 65, 70,75, 75, 80, 80, 85, 90, 95 36 7 10
Banyak data = n = 13 37 10 20
Kuartil atas = Q3 38 12 32
39 16 48
3⋅n+1 40 19 67
Q3 = nilai data ke- 4 41 7 74

3 × 13 + 1 Jumlah data = n = 74
= nilai data ke- 4 9
= nilai data ke-10 D9 = nilai data ke- (74 + 1)
10
Nilai data ke-10 = 80 = nilai data ke-67,5
Jadi, kuartil atas data tersebut adalah 80. = x67 + 0,5(x68 – x67)
= 40 + 0,5 (41 – 40)
= 40 + 0,5 = 40,5
Jadi, desil ke-9 data tersebut adalah 40,5.

42 Statistika
3. Jawaban: e ⎛ 11,75 − 11⎞
= 87,5 + ⎜



×4
4
Data Frekuensi fk
= 87,5 + 0,75
45–49 2 2 = 88,25
50–54 3 5 ← Kelas Q1
3
55–59 3 8 Q3 = nilai data ke- × 47
4
60–64 6 15 = nilai data ke-35,25
65–69 4 18
70–74 2 20 Nilai data ke-35,25 terletak di kelas interval
100–103.
Banyak data = n = 20 L3 = 100 – 0,5 = 99,5
Kuartil bawah = Q1 fkQ = 33
3
1
Q1 = nilai data ke- × 20 fQ3 = 4
4
= nilai data ke-5 ⎛ 3n− f ⎞
⎜4 kQ3 ⎟
Data ke-5 di kelas interval 50–54. Q3 = L3 + ⎜⎜ f ⎟⎟ ×p
Q3
L1 = 49,5 ⎝ ⎠
⎛ 141 − 33 ⎞
fk = 2
= 99,5 + ⎜⎜ ⎟
4
Q
fQ 1 = 3 4 ⎟ ×4
1 ⎝ ⎠
p =5
⎛ 35,25 − 33 ⎞
⎛ 1 ⎞ = 99,5 + ⎜



×4
⎜ n − fk Q 4
4
Q1 = L1 + ⎜ 1
×p = 99,5 + 2,25
⎜ fQ 1
⎝ ⎠
= 101,75
= 49,5 + ⎛5−2⎞
×5 Jangkauan antarkuartil:
⎜ 3 ⎟
⎝ ⎠ H = Q3 – Q1
= 49,5 + 5 = 101,75 – 88,25
= 54,5 = 13,5
Jadi, nilai kuartil tengah adalah 54,5. Jadi, jangkauan antarkuartil data tersebut adalah
13,5.
4. Jawaban: d
Nilai fi fk 5. Jawaban: e
45
80–83 5 5 P45 = nilai data ke- 100 × 47
84–87 6 11
88–91 4 15
= nilai data ke-21,15
← Kelas Q1
92–95 8 23 ← Kelas P45 P45 adalah nilai data ke-21,15 terletak di kelas
96–99 10 33 ← Kelas Q3 interval 92–95.
100–103 4 37 L35 = 92 – 0,5 = 91,5
104–107 10 47 fkP = 15
45
Banyak data = n = 47 fP45 = 8
1 p =4
Q1 = nilai data ke- × 47
4
⎛ 45 n − f ⎞
= nilai data ke-11,75 ⎜ 100 kP45 ⎟
P45 = L35 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×p
Q1 adalah nilai data ke-11,75 terletak di kelas ⎝
f P45

interval 88–91.
⎛ 45 × 47 − 15 ⎞
L1 = 88 – 0,5 = 87,5 ⎜ 100 ⎟
fkQ = 11 = 91,5 + ⎜ 8 ⎟ ×4
1 ⎝ ⎠
fQ1 = 4 = 91,5 + 3,075
p = 91 – 88 + 1 = 4 = 94,575
⎛ 1n − f ⎞ Jadi, persentil ke-45 data tersebut adalah 94,575.
⎜4 kQ1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜⎜ f ⎟⎟ × p
Q1
⎝ ⎠
⎛ 47 − 11⎞
+ ⎜⎜ 4 ⎟⎟ × 4
4
= 87,5
⎝ ⎠

Matematika Kelas XII 43


6. Jawaban: a 8. Jawaban: c
Data Frekuensi fk xi fi fk

1–15 1 1 8 8 8
16–20 4 5 13 6 14 ← Kelas Q1
21–25 8 13 18 5 19
26–30 10 23 ← Kelas D4 23 4 23
31–35 9 32 28 9 32 ← Kelas Q3
36–40 6 38 33 8 40
41–45 2 40

Banyak data = n = 40 Banyak data = n = 40


4 1
Letak D4 = data ke- 10 × 40 Q1 = nilai data ke- 4 × 40
= nilai data ke-10
= data ke-16 Q 1 adalah nilai data ke-10 terletak di kelas
Nilai data ke-16 terletak di kelas interval 26–30. interval yang memuat titik tengah 13.
L4 = 25,5 1
fkD = 13 L1 = 2 (8 + 13) = 10,5
4
fD4 = 10 fkQ =8
1
p =5 fQ1 = 6
⎛ 4 n−f ⎞ p = 13 – 8 = 5
⎜ 10 kD 4 ⎟
D4 = L4 + ⎜⎜ fD 4 ⎟⎟ ×p
⎝ ⎠ ⎛ 1n − f ⎞
⎜4 kQ1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜⎜ fQ ⎟⎟ ×p
⎛ 16 − 13 ⎞ ⎝ ⎠
= 25,5 + ⎜
⎝ 10 ⎠
⎟ ×5 1

= 25,5 + 1,5 ⎛ 1 × 40 − 8 ⎞
= 10,5 + ⎜4 ⎟ ×5
= 27,0 ⎜ 6 ⎟
⎝ ⎠
Jadi, nilai desil ke-4 adalah 27,0.
1
7. Jawaban: e = 10,5 + 3 × 5 ≈ 10,5 + 1,67
Banyak data = n = 8 = 12,17
11 + 12 + 9 + 8 + 11 + 12 + 9 + 8 3
x= 8 Q3 = nilai data ke- 4 × 40
80 = nilai data ke-30
= 8 = 10
Q 3 adalah nilai data ke-30 terletak di kelas
n interval yang memuat titik tengah 28.
∑ fi (xi − x)2
i=1 1
L3 = 2 (23 + 28) = 25,5
= 2(11 – 10)2 + 2(12 – 10)2 + 2(9 – 10)2 + 2(8 – 10)2
fkQ = 8 + 6 + 5 + 4 = 23
= 2 × 12 + 2 × 22 + 2 × (–1)2 + 2 × (–2)2 3

=2+8+2+8 fQ3 = 9
= 20 ⎛ 3n− f ⎞
Simpangan baku: Q3 = L3 + ⎜4 kQ3 ⎟
×p
⎜⎜ fQ ⎟⎟
n
2 ⎝ 3

∑ fi (xi − x)
20 10 1
s = s 2 = i=1
= = = 10 ⎛ 3 × 40 − 23 ⎞
n 8 4 2
⎜4 ⎟
= 25,5 + ⎜ ⎟
×5
9
1 ⎝ ⎠
Jadi, simpangan bakunya adalah 2
10 .
7
= 25,5 + 9 × 5
≈ 25,5 + 3,89
= 29,39

44 Statistika
Simpangan kuartil: B. Uraian
1 1. Nilai Frekuensi fk
Qd = 2
(Q3 – Q1)
40 3 3
1 45 6 9
= 2
(29,39 – 12,17) 50 9 18
55 15 33
1
= 2 (17,22) 60 12 45
65 10 55
= 8,61 70 4 59
9. Jawaban: a 75 1 60

xi fi fi x i Banyak data = n = 60.


60 + 1
8 8 64 a. Q1 = nilai data ke-
13 6 78 4
18 5 90
23 4 92 = nilai data ke-15,25
28 9 252 = X15 + 0,25(X16 – X15)
33 8 264
= 50 + 0,25(50 – 50) = 50
8
∑ 40 840 3 × 60 + 1
Q3 = nilai data ke-
i=1 4
6
∑ fx
i i = nilai data ke-45,25
– r =1 840
x= = 40 = 21
6
∑ fi = X45 + 0,25(X46 – X45)
i =1 = 60 + 0,25(65 – 60)
6
∑ fi | xi − x | = 8|8 – 21| + 6|13 – 21| + 5|18 – 21| = 60 + 1,25 = 61,25
i=1 1
+ 4|23 – 21| + 9|28 – 21| + 8|33 – 21| Qd = (Q3 – Q1)
2
= 8 × 13 + 6 × 8 + 5 × 3 + 4 × 2 + 9 × 7
1
+ 8 × 12 = (61,25 – 50) = 5,625
2
= 104 + 48 + 15 + 8 + 63 + 96 = 334
6
Jadi, simpangan kuartil data adalah 5,625.
∑ fi | xi − x | 6
r =1 334 b. Desi ke-6 = nilai data ke- × 60
SR = 6 = = 8,35 10
∑ fi 40
i=1
= nilai data ke-36 = 60
Jadi, simpangan rata-rata data adalah 8,35. 80
Persentil ke-80 = nilai data ke- × 60
100
10. Jawaban: d
6
= nilai data ke-48 = 65
∑ f(x
i i − x) 2 = 8(8 – 21)2 + 6(13 – 21)2 + 5(18 – 21)2 Jadi, desil ke-6 data tersebut adalah 60 dan
i=1
+ 4(23 – 21)2 + 9(28 – 21)2 + 8(33 – 21)2 persentil ke-80 data tersebut adalah 65.
= 8 × (–13)2 + 6 × (–8)2 + 5 × (–3)2 2. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
+ 4 × 22 + 9 × 72 + 8 × 122
Banyak Pengunjung (xi) fi fi x i
= 1.352 + 384 + 45 + 16 + 441 + 1.152
= 3.390 15 8 120
18 5 90
Ragam: 20 3 60
6
2 24 5 120
i i − x)
∑ f(x
3.390
i=1 25 6 150
s2 = 6 = = 84,75 30 3 90
∑ fi 40
i=1
6
Jadi, ragam data adalah 84,75. ∑ 30 630
i=1

Matematika Kelas XII 45


6
∑ fx
i i
– i=1 630 ⎛ 1 × 20 − 4 ⎞
a. x= 6 = 30 = 21 = 64,5 + ⎜4 ⎟ ×5
∑ fi ⎜ 3 ⎟
i=1 ⎝ ⎠
6
∑ fi | xi − x | = 8|15 – 21| + 5|18 – 21| + 3|20 – 21| 1
i=1 = 64,5 + 3 × 5
+ 5|24 – 21| + 6|25 – 21| + 3|30 – 21|
= 8×6+5×3+3×1+5×3 ≈ 64,5 + 1,67
+6×4+3×9 = 66,17
= 48 + 15 + 3 + 15 + 24 + 27 3
Q3 = nilai data ke- 4 × 20
= 132
= nilai data ke-15
6
∑ fi | xi − x | Q3 adalah nilai data ke-15 terletak di kelas
r =1 132 interval 95–104.
SR = 6 = = 3,3
∑ fi 40 L3 = 95 – 0,5 = 94,5
i=1
Jadi, simpangan rata-rata data 3,3. fkQ = 14
3
6 fQ3 = 4
b. ∑ f(x
i i − x)2 = 8(15 – 21) 2 + 5(18 – 21) 2
i=1
+ 3(20 – 21)2 + 5(24 – 21)2 ⎛ 3n− f ⎞
⎜4 kQ3 ⎟
+ 6(25 – 21)2 + 3(30 – 21)2 Q3 = L3 + ⎜⎜ fQ ⎟⎟ ×p
⎝ 3

= 8 × (–6)2 + 5 × (–3)2 + 3 × (–1)2
+ 5 × 32 + 6 × 42 + 3 × 92 ⎛ 3 × 20 − 14 ⎞
= 94,5 + ⎜4 ⎟ × 10
= 288 + 45 + 3 + 45 + 96 + 243 ⎜ 4 ⎟
⎝ ⎠
= 720
1
= 94,5 + 4 × 10
6
2
∑ fi | xi − x | = 94,5 + 2,5
i=1 720
s = 6 = = 97
40
∑ fi
i=1 Simpangan kuartil:
1 1
= 18 = 9×2 = 3 2 Qd = 2 (Q3 – Q1) = 2 (97 – 66,17)
Jadi, simpangan baku data 3 2 . 1
= 2 (30,83) = 15,415
3. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data Jadi, simpangan kuartil data tersebut adalah
sebagai berikut. 15,415.
Panjang (cm) fi fk b.
Panjang (cm) fi xi fi xi xi − x
45–54 2 2
55–64 2 4 45–54 2 49,5 99 32
65–74 3 7 ← Kelas Q1 55–64 2 59,5 119 22
65–74 3 69,5 208,5 12
75–84 4 11 75–84 4 79,5 318 2
85–94 3 14 ← Kelas Q3 85–94 3 89,5 268,5 8
95–104 4 18 95–104 4 99,5 398 18
105–114 2 20 105–114 2 109,5 219 28
7

Banyak data n = 20 ∑ 20 1.630 122


i=1

1 7
Q1 = nilai data ke- 4 × 20 ∑ f i xi
i=1 1.630
= nilai data ke-5 x = 7 = 20
= 81,5
∑ fi
Q1 adalah nilai data ke-5 terletak di kelas i=1

interval 65–74. Simpangan rata-rata:


L1 = 65 – 0,5 = 64,5 7
fkQ = 4 ∑ f i xi − x
i=1 122
1 SR = 7 = 20 = 6,1
fQ1 = 3 ∑ fi
i=1
p = 74 – 65 + 1 = 10 Jadi, simpangan rata-rata data tersebut adalah
⎛ 1n − f ⎞ 6,1.
⎜4 kQ1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜⎜ fQ ⎟⎟ ×p
⎝ 1

46 Statistika
4. a. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data ⎛ 39 n − f ⎞
sebagai berikut. ⎜ 100 k P39 ⎟
P39 = L39 + ⎜⎜ fP39 ⎟⎟ ×p
⎝ ⎠
Tinggi (m) fi fk
⎛ 23,4 − 22 ⎞
6–9 9 9 = 17,5 + ⎜⎝ 21


×4
10–13 6 15
14–17 7 22 1,4
18–21 21 43 ← Kelas P39
= 17,5 + 21 × 4
22–25 9 52 ← Kelas D8 ≈ 17,5 + 0,27
= 17,77
26–29 8 60
Jadi, nilai persentil ke-39 data tersebut adalah
8 17,77.
D8 = nilai data ke- 10 × 60
= nilai data ke-48 5. a. Data dalam bentuk tabel sebagai berikut.
xi fi fi · xi
D8 adalah nilai data ke-48 terletak di kelas
interval 22–25. 37 6 222
38 8 114
L8 = 22 – 0,5 = 21,5 39 6 234
fkD = 43 40 8 320
8
fD8 = 9 41 6 246
42 9 348
p = 25 – 22 + 1 = 4 43 2 86
⎛ 8 n−f ⎞ 7
⎜ 10 k D8 ⎟ ∑ 40 1.600
D8 = L8 + ⎜⎜ fD8 ⎟⎟ ×p i=1
⎝ ⎠
7
⎛ 48 − 43 ⎞ ∑ fi ⋅ x i
= 21,5 + ⎜⎝ 9 ⎟⎠ ×4 i=1 1.600
x = 7
= 40
= 40
5 ∑ fi
= 21,5 + 9 ×4 i=1

≈ 21,5 + 2,2 = 23,7 Jadi, rata-rata data adalah 40.


Jadi, desil kedelapan data tersebut adalah b. Ragam data
23,7 cm.
xi fi xi – x fi(xi – x )2
39
b. P39 = nilai data ke- 100 × 60 37 6 –3 54
= nilai data ke-23,4 38 8 –2 32
39 6 –1 6
P39 adalah nilai data ke-23,4 terletak di kelas 40 8 0 0
interval 18–21. 41 6 1 6
L39 = 18 – 0,5 = 17,5 42 9 2 36
43 2 3 18
fkP = 22 7
39
∑ 40 152
fP39 = 21 i=1

7
∑ f i (xi − x)2
i=1 152
S2 = 7 = 40 = 3,8
∑ fi
i=1

Jadi, ragam data adalah 3,8.

Matematika Kelas XII 47


48
Statistika
Kuartil
Ukuran Letak Data
Desil
Tabel Distribusi Frekuensi

Persentil

Ukuran Letak dan Ukuran Membaca dan Menyajikan


Penyebaran Data dalam Bentuk Tabel Histogram
Jangkauan Distribusi Frekuensi dan
Histogram
Jangkauan Antarkuartil
Polygon
Ukuran Penyebaran
Simpangan Kuartil Data

Simpangan Rata-Rata

Variansi/Ragam

Simpangan Baku
Statistika

Rata-Rata/Mean

Ukuran Median
Pemusatan Data

Modus
A. Pilihan Ganda Banyak siswa yang memperoleh nilai kurang dari
1. Jawaban: c 61 = (10% + 20%) × 120 = 36
Batas atas = Ba = 32,5 Jadi, banyak siswa yang memperoleh nilai kurang
Panjang kelas = p = 6 dari 61 adalah 36 siswa.
Batas bawah = Bb 6. Jawaban: d
Ba = Bb + p – 1 Banyak siswa yang memperoleh nilai 41–50 =
⇔ 32,5 = Bb + 6 – 1 10% × 120 = 12
⇔ Bb = 32,5 – 5 = 27,5 Banyak siswa yang memperoleh nilai 51–60 =
1 1 20% × 120 = 24
Titik tengah = 2 (Bb + Ba) = 2 (27,5 + 32,5) = 30 Banyak siswa yang memperoleh nilai 71–80 =
Jadi, titik tengah kelas interval tersebut 30. 15% × 120 = 18
Banyak siswa yang memperoleh nilai 81–90 =
2. Jawaban: d
12,5% × 120 = 15
Tabel distribusi frekuensi relatif data sebagai
Jadi, sebanyak 15 siswa memperoleh nilai 81–90.
berikut.
7. Jawaban: c
Tinggi Badan fi frelatif
(cm) Data tinggi tanaman dalam bentuk tabel sebagai
berikut.
145–149 20 25%
150–154 21 26,25% Tinggi Tanaman (cm) fi fk
155–159 15 18,75%
10–13 3 3 Tinggi

160–164 10 12,5%
165–169 8 14–17 6 9 tanaman
10%
170–174 6 18–21 5 14 kurang
7,5%
22–25 7 21 dari 26 cm
––––––––––––––––––––––––––
Dari tabel frekuensi relatif di atas diperoleh: 26–29 9 30
Sebanyak 26,25% siswa yang memiliki tinggi
badan 150–154 cm. Banyak tanaman yang mempunyai tinggi kurang
Sebanyak 18,75% siswa yang memiliki tinggi dari 26 cm adalah 21.
badan 155–159 cm. 21
Presentase = 30 × 100% = 70%.
Dengan demikian, persentase banyak siswa yang
Jadi, persentase banyak tanaman tersebut adalah
memiliki tinggi badan 150–159 cm adalah
70%.
26,25% + 18,75% = 45%.
8. Jawaban: d
3. Jawaban: c
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 10–17 =
Dari tabel frekuensi relatif di atas diperoleh,
3+6=9
sebanyak 26,25% siswa memiliki tinggi badan
Banyak tanaman yang memiliki tinggi 14–21 =
150–154 cm.
6 + 5 = 11
4. Jawaban: e Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–21 = 5
Tinggi badan minimal 160 cm, maka kelas inter- Banyak tanaman yang memiliki tinggi 18–25 =
val yang memenuhi 160–164, 165–169, dan 5 + 7 = 12
170–174. Jadi, sebanyak 12 tanaman memiliki tinggi
Persentase siswa yang memiliki tinggi badan mini- 18–25 cm.
mal 160 cm = 12,5% + 10% + 7,5% = 30%
9. Jawaban: c
Jadi, siswa kelas XI yang bisa menjadi anggota
– 2+6+5+9+4+9+5+7+9+3+7
paskibraka ada 30%. x = 11
5. Jawaban: d 66
= 11
Kelas interval yang memiliki nilai kurang dari 61
adalah 41–50 dan 51–60. =6
Sebanyak 10% siswa memperoleh nilai 41–40 dan Jadi, nilai rata-rata ulangan Sinta adalah 6.
sebanyak 20% siswa memperoleh nilai 51–60.

Matematika Kelas XII 49


10. Jawaban: a 13. Jawaban: a
– 2+8+4+6+p+2+5+8+3+7 Banyak siswa di kelas A = nA = 15
x= 10 Banyak siswa di kelas B = nB = 10
Banyak siswa di kelas C = nC = 25
45 + p
⇔ 5,2 = 10
Rata-rata nilai gabungan = x = 58,6
Rata-rata nilai di kelas A = x A = 62
⇔ 45 + p = 52
⇔ p = 52 – 45 Rata-rata nilai di kelas C = x C = 60
⇔ p=7 nA ⋅ x A + nB ⋅ xB + nC ⋅ xC
Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 7. x= nA + nB + nC

11. Jawaban: c 15 ⋅ 62 + 10 ⋅ xB + 25 ⋅ 60
⇔ 58,6 = 15 + 10 + 25
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut. 10xB + 2 ⋅ 430
⇔ 58,6 = 50
Data fi fk
⇔ 2.930 = 10xB + 2.430
25 20 20
26 14 34 ⇔ 10xB = 500
27 16 50 ⇔ x B = 50
28 35 85
29 6 91 Jadi, rata-rata nilai di kelas B adalah 50.
30 9 100
14. Jawaban: e
Oleh karena banyak data genap, nilai median: Misalnya: banyak siswa laki-laki = nA
data ke-50 + data ke-51 Banyak siswa perempuan = nB
Me = –
2 Rata-rata nilai siswa laki-laki = x A = 5

27 + 28 Rata-rata nilai siswa perempuan = x B = 8
= –
2 Rata-rata nilai gabungan = x gab = 7,5
= 27,5 – nA ⋅ x A + nB ⋅ xB
Jadi, median data adalah 27,5. x gab = n +n A B

12. Jawaban: c nA ⋅ 5 + nB ⋅ 8
⇔ 7,5 = nA + nB
Sumbangan kelompok I:
x1 = 6 × Rp5.000,00 ⇔ 7,5nA + 7,5nB = 5nA + 8nB
= Rp30.000,00 ⇔ 7,5nA – 5nA = 8nB –7,5nB
Sumbangan kelompok II: ⇔ 2,5nA = 0,5nB
x2 = 8 × Rp4.500,00 ⇔ 5nA = 1nB
= Rp36.000,00 nA 1
Sumbangan kelompok III: ⇔ = 5 nB
x3 = 10 × Rp3.500,00 nA: nB = 1 : 5
= Rp35.000,00 Jadi, perbandingan banyaknya siswa laki-laki dan
Sumbangan kelompok IV: perempuan adalah 1 : 5.
x4 = 11 × Rp4.000,00 15. Jawaban: e
= Rp44.000,00 6
∑ fi x i
375
Sumbangan kelompok V: x = i=1
= 30 = 12,5
6
x5 = 15 × Rp2.000,00 ∑ fi
Jadi, rata-rata
i=1 poin pemain tersebut 12,5.
= Rp30.000,00
Rata-rata sumbangan setiap kelompok: 16. Jawaban: a
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
x1 + x 2 + x 3 + x 4 + x 5
x = berikut.
6 + 8 + 10 + 11 + 15
30.000 + 36.000 + 35.000 + 44.000 + 30.000 Poin fi fk
= 50 5–7 6 6
175.000 8–10 5 11
= 50 11–13 4 15
= 3.500 14–16 10 25 ← Kelas Me
Jadi, rata-rata sumbangan setiap kelompok 17–19 3 28
20–22 2 30
sebesar Rp3.500,00.

50 Statistika
Banyak data = n = 30 19. Jawaban: b
30 + 1 Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
Me = nilai data ke-
2 Berat Pasir (kg) fi fk
= nilai data ke-15,5
84–86 4 4
Median adalah nilai data ke-15,5 terletak di kelas
87–89 6 10
interval 14–16.
90–92 7 17
L = 14 – 0,5 = 13,5 93–95 10 27
fk = 15 96–98 5 32
Me
fM = 10 99–101 8 40
e
p = 16 – 14 + 1 = 3
Banyak data = n = 40
⎛ 1n − f ⎞ 40 + 1
Me = L + ⎜2 kMe ⎟ ×p Median = nilai data ke-
⎜⎜ fM ⎟⎟ 2
⎝ e
⎠ = nilai data ke-20,5
⎛ 1 ⋅ 30 − 15 ⎞ Median adalah nilai data ke-20,5 terletak di kelas
= 13,5 + ⎜2 ⎟ ×3
⎜ 10 ⎟ interval 93–95.
⎝ ⎠
L = 93 – 0,5 = 92,5
= 13,5 + 0 × 5 = 13,5
fk = 17
Jadi, mediannya adalah 13,5. Me

17. Jawaban: c fM = 10
e
Data dalam bentuk tabel distribusi frekuensi p =3
sebagai berikut. ⎛ 1n − f ⎞
⎜2 kMe ⎟
Berat Pasir (kg) fi xi fi xi Me = L + ×p
⎜⎜ fMe ⎟⎟
⎝ ⎠
84–86 4 85 340
⎛ 20 − 17 ⎞
87–89 6 88 528 = 92,5 + ⎜ ⎟ ×3
90–92 7 91 637 ⎝ 10 ⎠
93–95 10 94 940 = 92,5 + 0,9
96–98 5 97 485 = 93,4
99–101 8 100 800 Jadi, median berat pasir dalam karung 93,4 kg.
6
∑ 40 3.730 20. Jawaban: d
i=1
Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
6

∑ fi x i Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi · xi
i=1 3.730
x = 5 = 40
= 93,25
1
∑ fi 2
(30,5 + 40,5) = 35,5 4 142
i=1
1
Jadi, rata-rata berat pasir dalam karung 93,25 kg. 2
(40,5 + 50,5) = 45,5 6 273

18. Jawaban: e 1
(50,5 + 60,5) = 55,5 20 1.110
2
Mo terletak pada kelas interval yang memuat titik
1
tengah 93–95. 2
(60,5 + 70,5) = 65,5 45 2.947,5
L = 93 – 0,5 = 92,5 1
d1 = 10 – 7 = 3 2
(70,5 + 80,5) = 75,5 18 1.359
d2 = 10 – 5 = 5 1
(80,5 + 90,5) = 85,5 7 498,5
p = 95 – 93 + 1 = 3 2

7
⎛ d ⎞ ∑ 100 6.430
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p
⎝ d1 + d2 ⎠
i=1

6
⎛ 3 ⎞ ∑ fi ⋅ x i
= 92,5 + ⎜ ⎟ ×3 x = i=1
⎝3 + 5⎠ 7
∑ fi
i=1
9
= 92,5 + 8 6.430
= 100
= 92,5 + 1,125
= 93,625 = 64,3
Jadi, modus berat pasir dalam karung 93,625 kg. Jadi, rata-rata data tersebut adalah 64,3.

Matematika Kelas XII 51


21. Jawaban: d 23. Jawaban: e
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Nilai Frekuensi
berikut.
31–40 4
41–50 6 Titik Tengah fi fk fk
Me

51–60 20 5 8 8 ←
61–70 45 ← Kelas Mo 8 16 24 ← Kelas Me
71–80 18 11 6 30
81–90 7 14 7 37
17 4 41
Mo terletak di kelas interval 61–70. 20 3 44
L = 60,5
d1 = 45 – 20 = 25 Banyak data = n = 44
d2 = 45 – 18 = 27 1
Median = nilai data ke- 2 (44 + 1)
p = 10
⎛ d ⎞ 1
Mo = L + ⎜ 1 ⎟ × p = nilai data ke-22 2
⎝ d1 + d2 ⎠
1
⎛ 25 ⎞ Median adalah nilai data ke-22 2 di kelas interval
= 60,5 + ⎜ ⎟ × 10
⎝ 25 + 27 ⎠ yang mempunyai titik tengah 8.
≈ 60,5 + 4,81 5+8
L= = 6,5; fkMe = 8; fM = 16; p = 8 – 5 = 3
2 e
= 65,31
Jadi, modus data tersebut adalah 65,31. ⎛ 1 ⎞
n − fkM
Median = L + ⎜ 2 ⎟ ×p
e

22. Jawaban: a ⎜ fM ⎟
⎝ e

Tabel distribusi frekuensi data sebagai berikut.
⎛ 1 × 44 − 8 ⎞
Nilai Frekuensi fk = 6,5 + ⎜ 2 ⎟ ×3
⎜ 16 ⎟
⎝ ⎠
31–40 4 4
14
41–50 6 10 = 6,5 + ×3
16
51–60 20 30
61–70 45 75 ← Kelas Me ≈ 6,5 + 2,63
71–80 18 93 = 9,13
81–90 7 100 Jadi, median data adalah 9,13.

Banyak data = n = 100 24. Jawaban: c


Data setelah diurutkan:
1
Median = nilai data ke- 2 × 100 5 6 7 7 9 9 10 10
= nilai data ke-50 11 12 12 15 18 18 21 21
Data ke-50 terletak di kelas interval 61–70. 16 + 1
Q1 = nilai data ke-
LM = 60,5 4
e = nilai data ke-4,25
fk = 302
Me = x4 + 0,25(x5 – x4) = 7 + 0,25(9 – 7)
fM = 45 = 7 + 0,5
e
p =10 = 7,5
⎛ 1n − f ⎞
⎜2 kMe ⎟ 3(16 + 1)
Me = LM + ⎜⎜ f ⎟⎟ ×p Q3 = nilai data ke-
e Me
4
⎝ ⎠ = nilai data ke-12,75
⎛ 50 − 35 ⎞
= 60,5 + ⎜⎝ ⎟ × 10 = x12 + 0,75(x13 – x12) = 15 + 0,75(18 – 15)
45 ⎠
= 15 + 2,25
≈ 60,5 + 3,33
= 17,25
= 63,83
Jadi, median data tersebut adalah 63,83.

52 Statistika
1 D4 adalah nilai data ke-20 terletak pada kelas
Simpangan kuartil = (Q3 – Q1)
2 interval 70–74.
1 L4 = 69,5
= (17,25 – 7,5)
2
fk = 16
D
1 fD 4 = 15
= (9,75) = 4,875 4
2
p =5
Jadi, simpangan kuartil data tersebut 4,875.
⎛ 4 n−f ⎞
25. Jawaban: c D4 = L4 + ⎜ 10 kD4 ⎟ ×p
⎜⎜ fD4 ⎟⎟
Jumlah siswa = n = 40 ⎝ ⎠
1 ⎛ 20 − 16 ⎞
Kuartil bawah (Q1) = nilai data ke- (40 + 1) = 69,5 + ⎜ 15 ⎟ ×5
4 ⎝ ⎠
1 = 69,5 + 1,33 = 70,83
= nilai data ke-10 Jadi, desil ke-4 adalah 70,83.
4
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
27. Jawaban: e
berikut.
80
Tinggi Badan fi fk
P80 = nilai data ke- 100 × 50
(cm) fk = nilai data ke-40
Q1

150–154 4 4 ← P80 adalah nilai data ke-40 terletak pada kelas


155–159 10 14 ← Kelas Q1 interval 75–79.
160–164 6 20 L80 = 74,5
165–169 8 28 fk = 31
170–174 4 32 P

175–179 8 40
fP 80 = 10
80
1 p =5
Kuartil bawah adalah data ke-10 pada kelas ⎛ 8 ⎞
4
interval 155–159. P80 = L80 + ⎜ 100 n − fkP80 ⎟ ×p
⎜⎜ ⎟⎟
L1 = 155 – 0,5 = 154,5 fP80
⎝ ⎠
fQ = 10 ⎛ 40 − 31⎞
1 = 74,5 + ⎜ 10 ⎟ ×5
fk = 4 ⎝ ⎠
Q1
= 74,5 + 4,5 = 79
p = 159 – 155 + 1 = 5
Jadi, nilai persentil ke-8 adalah 79.
Kuartil bawah:
⎛1 ⎞ 28. Jawaban: b
⎜ 4 n − f k Q1 ⎟
Q1 = L1 + ⎜ ⎟ ×p Banyak data = n = 8
⎜ fQ1 ⎟
⎝ ⎠ 9 + 4 + 12 + 11 + 6 + 6 + 7 + 9
x =
⎛1 ⎞ 8
⎜ 4 × 40 − 4 ⎟
= 154,5 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×5 64
10 = 8
=8
⎝ ⎠
= 154,5 + 3 = 157,5 n
∑ fi (xi − x)2 = (9 – 8)2 + (4 – 8)2 + (12 – 8)2 +
Jadi, kuartil bawah dari data tinggi badan adalah i=1
157,5 cm. (11 – 8)2 + (6 – 8)2 + (7 – 8)2
= 12 + (–4)2 + 42 + 32 + 2 × (–2)2 +
26. Jawaban: c (–1)2 + 12
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai = 1 + 16 + 16 + 9 + 8 + 1 + 1
berikut. = 52
Nilai Frekuensi fk Simpangan baku:
60–64 4 4
65–69 12 16
s = s2
70–74 15 31
75–79 10 41
n
80–84 4 45
∑ f i (xi − x)2 52 26 1
85–89 5 50 i=1
= = = = 2 26
k 7 4
Banyak data = n = 50 ∑ fi
i=1
4 1
D4 = nilai data ke- 10 × 50 Jadi, simpangan bakunya adalah 2 26 .
= nilai data ke-20

Matematika Kelas XII 53


29. Jawaban: d B. Uraian
Tinggi (meter) fi xi fi x i xi – –
x fi(xi – –
x)2 1. Data setelah diurutkan sebagai berikut.
19–21 9 20 180 –3 81 1 2 3 4 6 6 6 7 7 7
22–24 4 23 92 0 0 8 8 8 9 9 10 10 11 11 12
25–27 5 26 130 3 45 12 13 13 14 15 16 16 17 17 18
28–30 2 29 58 6 72 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
4
Banyak data = n = 40
∑ 20 460 198
i=1 Nilai data terkecil = 1
4
Nilai data terbesar = 28
∑ fi xi 460
Jangkauan = nilai data terbesar – nilai data terkecil
i=1
x = 4
= 20 = 23 = 28 – 1 = 27
∑ fi Banyak kelas = k
i=1
= 1 + 3,3 log n
4
∑ fi (xi − x)2 = 1 + 3,3 log 40
i=1 198
S2 = 4 = 20 = 9,9 = 1 + 3,3 × 1,602
∑ fi = 1 + 5,2866
i =1
Jadi, ragam data tersebut 9,9. = 6,2866
≈6
30. Jawaban: c
jangkauan
xi fi fixi Panjang kelas (p) = banyak kelas
1 27
2
(9,5 + 14,5) = 12 15 180 = 6
1
(14,5 + 19,5) = 17 6 102 = 4,5
2
1
≈5
2
(19,5 + 24,5) = 22 9 198 Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
1
(24,5 + 29,5) = 27 12 324
interval pertama.
2
1
Bb1 = nilai data terkecil = 1
2
(39,5 + 34,5) = 32 18 576 Ba1 = Bb1 + p –1 = 1 + 5 – 1 = 5
5 Diperoleh kelas interval pertama : 1–5
∑ 60 1.380 Menentukan batas atas dan batas bawah kelas
i=1
interval kedua.
5 Bb2 = Ba1 + 1 = 5 + 1 = 6
∑ fx

i i
i=1 1.380 Ba2 = Bb2 + p – 1 = 6 + 5 – 1 = 10
x= = = 23
5
∑ fi
60 Diperoleh kelas interval kedua : 6–10
i=1 Dengan cara yang sama diperoleh:
5 Kelas interval ketiga : 11–15
∑ fi | xi − x | = 15|12 – 23| + 6|17 – 23| + 9|22 – 23| Kelas interval keempat : 16–20
i=1
+ 12|27 – 23| + 18|32 – 23| Kelas interval kelima : 21–25
= 15 × 11 + 6 × 6 + 9 × 1 + 12 × 4 + Kelas interval keenam : 26–30
18 × 9 Tabel distribusi frekuensi data pemakaian air PDAM
= 165 + 36 + 9 + 48 + 162 per keluarga dalam sebulan di Kampung Palapa
= 420 sebagai berikut.
Simpangan rata-rata:
Volume Air (m3) fi
5
1–5 4
∑ fi | xi − x |
i=1 420 6–10 13
SR = = 60
=7 8
5 11–15
∑ fi 7
i=1 16–20
21–25 5
26–30 3

54 Statistika
2. a. Data dalam bentuk tabel berikut. 3
Q3 = nilai data ke- (20 + 1)
xi fi fixi 4
= nilai data ke-15,75
4 3 12 = x15 + 0,75(x16 – x15) = 7 + 0,75(10 – 7)
5 3 15 = 7 + 2,25
6 4 24
7 7 49 = 9,25
8 11 88 1
9 8 72 Simpangan kuartil = (Q3 – Q1)
2
10 4 40
1
8 = (9,25 – 2,5)
∑ 40 300 2
i=1
1
8 = (6,75)
∑ fi ⋅ xi 2
i =1 300 = 3,375
x = 8
= 40 = 7,5
∑ fi Jadi, simpangan kuartil data tersebut 3,375.
i =1
4. a.
Jadi, rata-rata nilai ulangan siswa adalah 7,5. Tinggi Badan (cm) fi xi fi xi
b. Median data nilai ulangan siswa 150–156 16 153 2.448
157–163 10 160 1.600
xi fi fixi
164–170 16 167 2.672
171–177 x 174 174x
4 3 12
178–184 20 181 3.620
5 3 15
6 4 24 5
∑ 62 + x 10.340 + 174x
7 7 49
i=1
8 11 88
9 8 72 5
10 4 40 ∑ fi x i
i=1
x = 5
1
Median = nilai data ke- 2 × 40 ∑ fi
i=1

= nilai data ke-20 10.340 + 174x


=8 ⇔ 168,4 =
62 + x
Jadi, median data nilai ulangan siswa adalah 8.
⇔ 10.440,8 + 168,4x = 10.340 + 174x
c. Modus adalah data yang sering muncul atau ⇔ 100,8 = 5,6x
frekuensinya terbanyak. ⇔ x = 18
Jadi, modus dari data nilai ulangan siswa Jadi, banyak orang bertinggi badan antara
adalah 8. 171 cm dan 177 cm ada 18 orang.
3. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai b. Orang yang bertinggi badan lebih dari 163 cm
berikut. adalah orang yang bertinggi badan 164–170 cm,
Nilai (xi) fi fk 171–177 cm, dan 178–184 cm.
2 5 5
Banyak orang yang bertinggi badan lebih dari
4 2 7 163 cm = 16 + 18 + 20 = 54 orang.
7 8 15 Jadi, ada 54 orang yang bertinggi badan lebih
10 3 18 dari 163.
13 2 20
5. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
Banyak data = n = 20 berikut.
1
Q1 = nilai data ke- (20 + 1) Tinggi Badan
4 fi fk
= nilai data ke-5,25 Balita (cm)
= x5 + 0,25(x6 – x5) = 2 + 0,25(4 – 2) 50–54 4 3
= 2 + 0,5 55–59 3 7
60–64 9 16
= 2,5
65–69 6 22 ← Kelas Me
70–74 2 24
75–79 5 29
80–84 5 34

Matematika Kelas XII 55


34 + 1
Me = nilai data ke- 2 ⎛ 1 n − fk ⎞
Q1 = L1 + ⎜4 Q1 ⎟ ×p
⎜ fQ ⎟
= nilai data ke-17,5 ⎝ 1

Median adalah nilai data ke-17,5 terletak di kelas ⎛ 1 ⎞
⋅ 80 − 15
interval 65–69. = 148,5 + ⎜⎜ 4 ⎟ ×4

20
L = 65 – 0,5 = 64,5 ⎝ ⎠
p = 69 – 65 + 1 = 5 5
= 148,5 + 20
×4
fkM = 16
e
= 148,5 + 1
fMe = 6
= 149,5
⎛n −f ⎞ 3
⎜ 2 kMe ⎟ Q3 = nilai data ke- 4 × 80
Me = L + ⎜⎜ f ⎟⎟ ×p
⎝ Me ⎠
= nilai data ke-60
⎛ 34 ⎞
⎜ 2 − 6⎟ Q 3 adalah nilai data ke-60 terletak di kelas
= 64,5 + ⎜ 10 ⎟ ×5 interval 157–160.
⎝ ⎠
= 64,5 + 0,5 L3 = 157 – 0,5 = 156,5
= 65 fkQ = 53
3
Jadi, median data di atas adalah 65 cm. fQ3 = 14
6. Titik tengah yang frekuensinya paling banyak ⎛ 3 n − fk ⎞
Q3 = L3 + ⎜4 Q3 ⎟ ×p
adalah 28. Berarti modus data terletak di kelas
⎜⎜ fQ3 ⎟⎟
interval yang memuat titik tengah 28. ⎝ ⎠
1 ⎛3
⋅ 80 − 53 ⎞
Tepi bawah kelas modus L = 2 (23 + 28) = 25,5 = 156,5 + ⎜⎜ 4 ⎟ ×4
14 ⎟
p = 28 – 23 = 5 ⎝ ⎠
d1 = 13 – 4 = 9 7
= 156,5 + 14
×4
d2 = 13 – 7 = 6
⎛ d ⎞ = 156,5 + 2
1
Mo = L + ⎜ d + d ⎟ × p = 158,5
⎝ 1 2⎠
Jangkauan antarkuartil:
⎛ 9 ⎞
= 25,5 + ⎜9+6⎟ ×5 H = Q3 – Q1
⎝ ⎠
= 25,5 + 3 = 158,5 – 149,5
= 28,5 =9
Jadi, modus data adalah 28,5. Jadi, jangkauan antarkuartil tinggi siswa putri 9 cm.
7. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai 8. Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
berikut. berikut.
Tinggi Badan (cm) fi fk Nilai fi fk
145–148 15 15 12–16 10 10
149–152 20 35 ← Kelas Q1 17–21 5 15
22–26 8 23
153–156 18 53 27–31 6 29
157–160 14 67 ← Kelas Q3 32–36 18 47
161–164 8 75 37–41 10 57 ← Kelas D7
165–168 5 80 42–46 13 70

1 Banyak data = n = 70
Q1 = nilai data ke- 4 × 80
7
= nilai data ke-20 D7 = nilai data ke- × 70
10
Q 1 adalah nilai data ke-20 terletak di kelas = nilai data ke-49
interval 149–152. D7 adalah nilai data ke-49 terletak di kelas interval
L1 = 149 – 0,5 = 148,5 37–41.
fk = 15 L7 = 37 – 0,5 = 36,5
Q1
fD = 10
fQ1 = 20 7
fk = 47
D7

56 Statistika
p = 41 – 37 + 1 = 5 2,5 + 0,3p
⇔ 0,8 = p
⎛ 7 n− f ⎞
D7 = L7 + ⎜ 10 kD 7 ⎟ ⇔ 0,8p = 2,5 + 0,3p
⎜⎜ fD7 ⎟⎟ × p
⎝ ⎠ ⇔ 0,5p = 2,5
⎛ 7 × 70 − 47 ⎞ ⇔ p=5
= 36,5 + ⎜⎜ 10 ⎟

×5 Banyak potongan logam yang beratnya kurang dari
10
⎝ ⎠
110 gram = 8 + p = 8 + 5 = 13.
⎛ 2⎞
= 36,5 + ⎜ 10 ⎟ × 5
⎝ ⎠ 10. Data fi xi fi · xi

fi · x

fi · (xi – x)2
= 36,5 + 1 51–55 6 53 318 –10 600
= 37,5 56–60 4 58 232 –5 100
61–65 8 63 504 0 0
Jadi, nilai desil ke-7 data tersebut 37,5.
66–70 4 68 272 5 100
9. Banyak data = n = 35 + p 71–75 6 73 438 10 600
P30 terletak di kelas interval 105–109. 5
∑ 28 1.765 1.400
L30 = 105 – 0,5 = 104,5 i=1

fk = 8 Banyak data = n = 28
Me
fM = p a. rata-rata data tersebut:
e
7
p = 109 – 105 + 1 = 5 ∑ fi ⋅ x i
i=1 1.764
⎛ 30 n − f ⎞ x = 7
= 28
= 63
⎜ 100 kP ⎟ ∑ fi
P30 = L30 + ⎜
30
⎟ ×p i=1
⎜ fP30 ⎟
⎝ ⎠ Jadi, rata-rata data tersebut adalah 63.
⎛ 0,3 ( 35 + p ) − 8 ⎞ b. Variansi data tersebut:
⇔ 108,5 = 104,5 + ⎜⎜ ⎟⎟ ×5
⎝ p ⎠
5
2
∑ fi(xi − x)
i=1 1.400
⎛ 10,5 + 0,3p − 8 ⎞ s2 = = = 50
⇔ 4= ⎜ p ⎟ ×5 5
∑ fi
28
⎝ ⎠
i=1

Jadi, variansi data tersebut adalah 50.

Matematika Kelas XII 57


A. Pilihan Ganda b. Kedudukan garis TM dan garis KN
Garis TM dan garis KN tidak terletak pada
1. Jawaban: d bidang yang sama. Keduanya tidak mem-
Titik P pada kubus ABCD.EFGH disajikan seperti punyai titik persekutuan. Dengan demikian
berikut. garis TM bersilangan dengan garis KN.
H G
c. Kedudukan garis TL dan garis MN
E F Garis TL dan garis MN tidak terletak pada
bidang yang sama. Keduanya tidak mem-
P punyai titik persekutuan. Dengan demikian
garis TL bersilangan dengan garis MN.
D C
d. Kedudukan garis KN dan garis LM
A B Garis KN dan garis LM terletak pada bidang
(i) Kedudukan titik P terhadap bidang ACGE yang sama yaitu bidang KLMN. Keduanya
Bidang ACGE tidak melalui titik P, berarti titik P tidak mempunyai titik persekutuan. Dengan
terletak di luar bidang ACGE. Pernyataan (i) demikian garis KN sejajar dengan garis LM.
salah. e. Kedudukan garis TK dan garis MN
(ii) Kedudukan titik P terhadap bidang BCHE Garis TK dan garis MN tidak terletak pada
Bidang BCHE tidak melalui titik P, berarti titik P bidang yang sama. Keduanya tidak mem-
terletak di luar bidang BCHE. Pernyataan (ii) punyai titik persekutuan. Dengan demikian
benar. garis TK bersilangan dengan garis MN.
(iii) Kedudukan titik P terhadap bidang CDEF Jadi, pernyataan yang benar pada pilihan c.
Titik P terletak pada garis CF, sedangkan garis 3. Jawaban: e
CF terletak pada bidang CDEF. Dengan a. Garis BG dan bidang EFGH
demikian titik P terletak pada bidang CDEF. Bidang EFGH melalui titik E, F, G, dan H. Garis
Pernyataan (iii) benar. BG melalui titik B dan juga titik G. Oleh karena
(iv) Kedudukan titik P terhadap bidang BCGF titik B terletak di luar bidang EFGH maka garis
Titik P terletak pada garis CF dan garis BG, BG memotong/menembus bidang EFGH.
sedangkan kedua garis itu terletak pada b. Garis AC dan bidang ABCD
bidang BCGF. Dengan demikian titik P terletak Bidang ABCD melalui titik A, B, C, dan D. Garis
pada bidang BCGF. Pernyataan (iv) benar. AC melalui titik A dan juga titik C. Oleh karena
(v) Kedudukan titik P terhadap bidang ABGH titik A dan titik C terletak pada bidang ABCD
Titik P terletak pada garis BG, sedangkan maka garis AC terletak pada bidang ABCD.
garis BG terletak pada bidang ABGH. Dengan
c. Garis AD dan bidang CDHG
demikian titik P terletak pada bidang ABGH.
Garis AD memotong/menembus bidang CDHG
Pernyataan (v) salah.
di titik D.
Jadi, pernyataan yang benar yaitu (ii), (iii), dan (iv).
d. Garis AE dan bidang ACGE
2. Jawaban: c Garis AE terletak pada bidang ACGE.
a. Kedudukan garis TK dan garis TM e. Garis BE dan bidang CDHG
Garis TK dan garis TM terletak pada bidang Bidang ABFE dan bidang CDHG saling sejajar.
yang sama yaitu bidang TKM. Keduanya Oleh karena garis BE terletak pada bidang
mempunyai titik persekutuan di titik T. Dengan ABFE maka garis BE sejajar dengan bidang
demikian garis TK berpotongan dengan garis CDHG.
TM. Jadi, pasangan garis dan bidang yang saling sejajar
adalah garis BE dan bidang CDHG.

58 Penilaian Akhir Semester 1


4. Jawaban: b 6. Jawaban: a
Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut. Limas beraturan T.KLMN disajikan seperti berikut.
R Q
T
O P T
10 cm

N M 4 cm O
O
12 cm
K 16 cm L N
M
Jarak titik P ke titik N yaitu panjang ruas garis PN. K K M
2 cm L P
Perhatikan ∆LPN siku-siku di L dengan:
Jarak titik K ke rusuk TM yaitu panjang ruas garis
(i) Panjang LP = MQ = 10 cm
KO. Perhatikan ∆TKM dengan:
(ii) Panjang LN
(i) Panjang KM = 2 2 cm
LN = KL2 + KN2 (ii) Panjang TK = TM = 4 cm
1
= 162 + 122 (iii) Panjang PM = 2 KM = 2 cm
= 256 + 144 (iv) Panjang TP
= 400 = 20 cm TP = TM2 − PM2
(iii) Panjang PN
= 42 − ( 2)2
2 2
PN = LP + LN
= 16 − 2
= 202 + 102 = 14 cm
= 400 + 100 Pada ∆TKM berlaku:
= 500 = 10 5 cm KM × TP = TM × KO

Jadi, jarak titik P ke titik N adalah 10 5 cm. ⇔ 2 2 × 14 = 4 × KO

5. Jawaban: c ⇔ 2 28 = 4 × KO
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. ⇔ 4 7 = 4 × KO
H G
O ⇔ KO = 7 cm
E F
Jadi, jarak titik K ke rusuk TM adalah 7 cm.
7. Jawaban: b
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
D C H G
A 8 cm B E F
Jarak titik B ke diagonal EG yaitu panjang ruas
garis BO. Pada segitiga BGE diperoleh panjang O 20 cm

BE = BG = EG = 8 2 cm. Titik O terletak di tengah


1 1 D
EG sehingga panjang EO = 2 EG = 2 × 8 2 C
9 cm
A 12 cm B
= 4 2 cm. Perhatikan ∆BOE siku-siku di O maka:
Jarak titik A ke diagonal CE yaitu panjang ruas
BO = BE2 − EO2 garis AO. Perhatikan ∆ACE siku-siku di A dengan:
(i) Panjang AE = CG = 20 cm
= (8 2)2 − (4 2)2 (ii) Panjang AC
= 128 − 32 AC = AB2 + BC2
= 96 = 4 6 cm = 122 + 92
Jadi, jarak titik B ke diagonal EG adalah 4 6 cm.
= 144 + 81 = 225 = 15 cm

Matematika Kelas XII 59


(iii) Panjang CE 9. Jawaban: a
Limas T.PQRS disajikan seperti berikut.
CE = AC2 + AE2 T
2 2
= 15 + 20
= 225 + 400

4 cm
= 625 = 25 cm V
S
Pada ∆ACE berlaku: R
O U
AC × AE = CE × AO P 6 cm Q
⇔ 15 × 20 = 25 × AO Jarak titik O ke bidang TQR yaitu panjang ruas
⇔ 300 = 25 × AO garis OV. Perhatikan ∆TOU siku-siku di O dengan:
⇔ AO = 12 cm (i) Panjang TO = 4 cm
Jadi, jarak titik A ke diagonal CE adalah 12 cm.
1 1
8. Jawaban: e (ii) Panjang OU = 2 PQ = 2 × 6 = 3 cm
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. (iii) Panjang TU
H G
P
P G TU = TO2 + OU2
E F
O O
= 42 + 32
= 16 + 9 = 25 = 5 cm
D
C K Pada ∆TOU berlaku:
K
A B
TO × OU = TU × OV
12 cm
⇔ 4 × 3 = 5 × OV
Jarak titik P ke bidang BDG yaitu panjang ruas ⇔ 12 = 5 × OV
garis PO. Perhatikan ∆PKG siku-siku di P dengan: ⇔ OV = 2,4 cm
(i) Panjang PK = AB = 12 cm
Jadi, jarak titik O ke bidang TQR adalah 2,4 cm.
1 1
(ii) Panjang PG = 2 EG = 2 × 12 2 = 6 2 cm 10. Jawaban: d
(iii) Panjang KG Balok KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
R Q
KG = PK 2 + PG2 O P
9 cm
= 122 + (6 2)2
N
T M
= 144 + 72 6 cm
K 12 cm L
= 216
Rusuk PQ dan bidang LMRO saling sejajar. Untuk
= 6 6 cm menentukan jarak keduanya yaitu pilih titik yang
Pada ∆PKG berlaku: terletak pada rusuk PQ, misalkan titik P. Tarik garis
dari titik P sehingga tegak lurus dengan bidang
PK × PG = KG × PO LMRO. Titik potongnya di titik T. Dengan demikian,
⇔ 12 × 6 2 = 6 6 × PO jarak antara rusuk PQ dan bidang LMRO yaitu
panjang ruas garis PT. Perhatikan ∆LPO siku-siku
⇔ 12 2 = 6 × AO
di P maka:
12 2
⇔ AO = LO = LP2 + PO2
6

12 = 92 + 122
= = 4 3 cm
3
= 81 + 144 = 225 = 15 cm
Jadi, jarak titik P ke bidang BDG adalah 4 3 cm.
Pada ∆LPO berlaku:
LP × OP = LO × PT
⇔ 9 × 12 = 15 × PT
⇔ 108 = 15 × PT
⇔ PT = 7,2 cm
Jadi, jarak antara rusuk PQ dan bidang LMRO
adalah 7,2 cm.

60 Penilaian Akhir Semester 1


11. Jawaban: e (iii) Panjang AP
Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
AP = AH2 + PH2
H G

E F = (4 2)2 + 22
2 cm
α
D = 32 + 4
C
3 cm = 36 = 6 cm
A 6 cm B Dengan demikian:
Ruas garis AE dan CE berpotongan di titik E. Sudut PH 2 1
cos ∠APH = AP = 6 = 3
antara ruas garis AE dan CE yaitu ∠AEC = α.
Perhatikan ∆AEC siku-siku di E dengan: Jadi, nilai kosinus sudut antara ruas garis AP dan
(i) Panjang AE = CG = 2 cm 1
EF adalah 3 .
(ii) Panjang AC
13. Jawaban: d
AC = AB2 + BC2
Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut.
= 62 + 32 W V
T U
= 36 + 9
= 45 = 3 5 cm
S
(iii) Panjang CE R

CE = AC2 + AE2 P Q
Diagonal QV dan diagonal UW saling bersilangan.
= (3 5)2 + 22 Diagonal QV terletak pada bidang QUWS. Buat
ruas garis sejajar UW dan memotong QV yaitu ruas
= 45 + 4 garis QS. Ruas garis QS dan QV berpotongan di
= 49 = 7 cm titik Q. Sudut antara diagonal QV dan diagonal UW
Dengan demikian: yaitu ∠VQS. Pada ∆QVS diketahui panjang QS =
AC 3 5
QV = SV = 4 2 cm sehingga ∆QVS sama sisi.
sin α = CE = Dengan demikian, besar ∠VQS = 60°.
7
3 Jadi, besar sudut antara diagonal QV dan diagonal
Jadi, nilai sin α = 7 5 . UW adalah 60°.
12. Jawaban: a 14. Jawaban: b
Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut. Kubus KLMN.OPQR disajikan seperti berikut.
H P G R Q
E F O P α

D
C N
T M
A 4 cm B
K 12 cm L
Ruas garis AP dan EF saling bersilangan. Ruas
garis EF terletak pada bidang EFGH dan ruas garis Sudut antara ruas garis MQ dan bidang LQN yaitu
AP menembus bidang EFGH di titik P. Buat ruas ∠MQT = α. Perhatikan ∆MQT siku-siku di M
garis sejajar EF dan memotong AP di titik P yaitu dengan:
ruas garis GH. Sudut antara ruas garis AP dan EF (i) Panjang MQ = 12 cm
yaitu ∠APH. Perhatikan ∆APH siku-siku di H (ii) Panjang TM
dengan:
Panjang KM = 12 2 cm sehingga panjang
1 1
(i) Panjang PH = 2 GH = 2 × 4 = 2 cm
1 1
TM = 2 KM = 2 × 12 2 = 6 2 cm.
(ii) Panjang AH = 4 2 cm

Matematika Kelas XII 61


(iii) Panjang TQ Misalkan:
x = banyak siswa gemar sepak bola
TQ = TM2 + MQ2 20% 36
40%
= x
2 2
= (6 2) + 12
36 × 40%
⇔ x= 20%
= 72 + 144
= 216 = 6 6 cm = 36 × 2 = 72 siswa
Jadi, banyaknya siswa yang gemar olahraga sepak
Dengan demikian:
bola adalah 72 siswa.
TM 6 2 1 1
sin α = = = = 3 3
TQ 6 6 3
18. Jawaban: c
1
Jadi, nilai sin α = 3 3 . Misalkan:
y = banyak siswa seluruhnya
15. Jawaban: c 20% 36
Limas T.ABCDEF disajikan seperti berikut. 100%
= y
T 36 × 100%
⇔ y= 20%
= 36 × 5 = 180 siswa
F E Jadi, banyak siswa seluruhnya adalah 180 siswa.

A O D
19. Jawaban: b
Nilai Frekuensi fk
B 12 cm C
40–49 14 14
Salah satu rusuk tegak yaitu TA. Sudut antara rusuk 50–59 6 20
tegak dan bidang alas limas yaitu ∠TAO = α. 60–69 8 28
70–79 7 35
Perhatikan ∆TAO siku-siku di O dengan: 80–89 10 45
(i) Panjang TO = 12 3 cm 90–99 5 50
(ii) Panjang AO
Persentase banyaknya siswa yang mempunyai
360°
Pada ∆ABO diketahui besar ∠AOB = = nilai tidak kurang dari 70
6
22
60°. Berarti ∆ABO sama sisi sehingga panjang = 50 × 100%
AO = BO = AB = 12 cm.
Dengan demikian: = 44%
TO 12 3
Jadi, persentase banyaknya siswa yang
tan α = AO = = 3 mempunyai nilai tidak kurang dari 70 adalah 44%.
12
Oleh karena nilai tan α = 3 maka besar sudut α 20. Jawaban: e
= 60°. Nilai (xi) Frekuensi (fi) fi × xi
Jadi, besar sudut antara rusuk tegak dan bidang
4 3 12
alas limas adalah 60°. 5 6 30
6 12 72
16. Jawaban: b 7 9 63
Selisih hasil panen jagung pada tahun 2016 dan 8 7 56
2013 9 3 27
=8–5 40 260
= 3 ton
Jadi, selisih hasil panen jagung pada tahun 2016 Modus = data yang memiliki frekuensi terbanyak
dan 2013 adalah 3 ton. =6
17. Jawaban: d Rata-rata data tersebut:
Persentase siswa yang gemar sepak bola n
= 100% – 25% – 15% – 20% ∑ fi x i
i=1 260
= 40% x = n = 40 = 6,5
∑ fi
i=1

Jadi, modus dan rata-rata data tersebut berturut-


turut adalah 6 dan 6,5.

62 Penilaian Akhir Semester 1


21. Jawaban: c 24. Jawaban: d
Misalnya: Data Frekuensi x f×x
Banyak siswa perempuan = nA = 28 21–23 4 22 88
Banyak siswa laki-laki = nB = 40 – 28 = 12 24–26 9 25 225
27–29 14 28 392
Rata-rata nilai siswa perempuan = x A = 80 30–32 12 31 372
33–35 14 34 476
Rata-rata nilai siswa laki-laki = x B = 72 36–38 7 37 259
Rata-rata nilai gabungan = x gab Jumlah 60 1.812
nA × x A + nB × xB
x gab = x =
1.812
= 30,2
nA + nB 60
28 × 80 + 12 × 72 Jadi, rata-rata data tersebut adalah 30,2.
= 40
2.240 + 864
25. Jawaban: e
= 40 Data Frekuensi fk
3.104 40–49 7 7
= 40 50–59 6 13
60–69 10 23 ← Kelas Me
= 77,6 70–79 8 31
Jadi, rata-rata nilai ulangan seluruh siswa adalah 80–89 9 40
77,6. Jumlah 40

22. Jawaban: a
Banyak data = n = 40
Nilai (x) 6 7 8 9 10 Jumlah 1
Median = nilai data ke- 2 × 40
Frekuensi (f) 7 8 9 5 p p + 29
= nilai data ke-20
f×x 42 56 72 45 10p 215 + 10p
Data ke-20 terletak di kelas interval 60–69.
LM = 59,5
215 + 10p e
x = p + 29 fk = 13
Me
215 + 10p fM = 10
⇔ 7,5 = p + 29
e
p = 10
⇔ 7,5(p + 29) = 215 + 10p
 1 n − fk 
⇔ 7,5p + 217,5 = 215 + 10p
Me = LM + 
2 Me 
 ×p
⇔ 7,5p – 10p = 215 – 217,5 e
 fMe 
⇔ –2,5p = –2,5
⇔ p=1  20 − 13 
= 59,5 +  10  × 10
Jadi, nilai p yang memenuhi adalah 1.
= 59,5 + 7
23. Jawaban: b = 66,5
Data disajikan dalam tabel berikut. Jadi, median data tersebut adalah 66,5.
Data Frekuensi fk
26. Jawaban: a
25 20 20 Data tersebut disajikan dalam tabel distribusi
26 14 34
frekuensi berikut.
27 21 55
28 30 85 Data Frekuensi
29 6 91
30 9 100 3–5 2
6–8 7
Jumlah 100 9–11 a ← Kelas Mo
12–14 5
50 + 51 15–17 4
Me = Nilai data ke- 2
1 Nilai modus 9,75 terletak pada interval 9–11.
= Nilai data ke-50 2 L = 8,5
= 27 d1 = a – 7
d2 = a – 5
Jadi, median data tersebut adalah 27.
p =3

Matematika Kelas XII 63


 d1  29. Jawaban: c
Mo = L +  d + d  × p
 1 2 –
x=
2n + 2n + 1 + 3n − 2 + n + 1
4
 a−7 
⇔ 9,75 = 8,5 +  (a − 7) + (a − 5)  ×3 8n
  ⇔ 8= 4
 a−7 
⇔ 9,75 – 8,5 =   ×3
 2a − 12  ⇔ 8n = 32
⇔ 125 × (2a – 12) = (a – 7) × 3 ⇔ n=4
⇔ 2,5a – 15 = 3a – 21 Data menjadi: 8, 9, 10, 5
⇔ 2,5a – 3a = –21 + 15 Σ(xi – –
x )2 = (8 – 8)2 + (9 – 8)2 + (10 – 8)2 + (5 – 8)2
=0+1+4+9
⇔ –0,5a = –6
= 14
⇔ a = 12
Σ(xi − x)2 14
Jadi, nilai a yang memenuhi adalah 12. Variansi: s2 = = 4 = 3,5
n
27. Jawaban: b Jadi, variansi data tersebut adalah 3,5.
Kelas Ke- Data f fk ≤ 30. Jawaban: c
1 20–25 5 5 Data f xi fixi xi – x fi(xi – x )2
2 26–31 6 11
3 32–37 6 17 51–55 6 53 318 –10 600
4 38–43 10 27 56–60 4 58 232 –5 100
61–65 8 63 504 0 0
5 44–49 12 39 66–70 4 68 272 5 100
71–75 6 73 438 10 600
6 50–55 7 46
7 56–61 4 50 28 1.764 1.400

Jumlah 50
1.764
x = 28
Kuartil atas = Q3 dan n = 50.
= 63
3
Q3 terletak pada data ke- 4 × 50 = 37,5.
Simpangan baku data tersebut:
Q3 terletak pada kelas interval 44–49.
5
Tb = 43,5, p = 6, fQ = 12, fk = 27 ∑ f i (xi − x)2
3 s = i =1
5
 3 n − fk  ∑ fi
Q3 = Tb + 4  ×p i =1
 fQ 3 
 
1.400
 37,5 − 27  =
= 43,5 +   ×6 28
 12 
= 43,5 + 5,25 = 50 = 5 2
= 48,75
Jadi, kuartil atas dari data tersebut adalah 48,75. Jadi, simpangan baku data tersebut adalah 5 2 .
28. Jawaban: d
B. Uraian
x1 + x 2 + . . . + xn
x = n 1. Titik P dan titik Q pada balok ABCD.EFGH
12 + 3 + 11 + 3 + 4 + 7 + 5 + 11 disajikan seperti berikut.
= 8 G
H
56 P
= =7 E F Q
8
| 12 − 7 | + | 3 − 7 | + | 11 − 7 | + | 3 − 7 | + | 4 − 7 | + | 7 − 7 | + | 5 − 7 | + | 11 − 7 |
SR = 8 D C
5+4+4+4+3+0+2+4
= 8
A B

26 a. Kedudukan titik P terhadap bidang ADHE


= 8
= 3,25
Titik P terletak pada garis EH, sedangkan
Jadi, simpangan rata-rata data adalah 3,25.
garis EH terletak pada bidang ADHE. Dengan
demikian, titik P terletak pada bidang ADHE.

64 Penilaian Akhir Semester 1


b. Kedudukan titik Q terhadap bidang ABFE 3. Kubus ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
Titik Q terletak pada garis FG, sedangkan H G
garis FG memotong bidang ABFE di titik F. O
V V W
Dengan demikian, titik Q terletak di luar bidang E F
ABFE. O U
c. Kedudukan garis AB terhadap garis PQ W
Garis AB terletak pada bidang ABFE, D
T S
sedangkan garis PQ sejajar dengan bidang C
ABFE. Dengan demikian, garis AB sejajar S
A 8 cm B
dengan garis PQ.
d. Kedudukan garis DH terhadap garis EF Jarak titik S ke bidang ETUH sama dengan jarak
Garis DH dan garis EF tidak terletak pada titik S ke garis VW yaitu panjang ruas garis SO.
bidang yang sama. Kedua garis juga tidak Perhatikan segitiga SVW dengan:
mempunyai titik persekutuan. Dengan (i) Panjang VW = ET
demikian, garis DH bersilangan dengan garis ET = EF2 + FT 2
EF.
= 82 + 42
2. Balok ABCD.EFGH disajikan seperti berikut.
H G = 64 + 16
E F = 80
5 cm
O
= 4 5 cm
D C
P 12 cm
(ii) Panjang SV = VW = 4 5 cm
A 16 cm B (iii) Panjang SW
Jarak titik F ke garis PH yaitu panjang ruas garis SW = 42 + 42
FO. Perhatikan ∆ABD siku-siku di A maka:
= 16 + 16
BD = AB2 + AD2
= 32 = 4 2 cm
= 162 + 122 Misalkan panjang OW = x cm maka panjang
= 256 + 144 OV = (4 5 – x) cm. Pada ∆SVW berlaku:
= 400 = 20 cm SW2 – OW2 = SV2 – OV2
Oleh karena titik P di tengah diagonal BD maka ⇔ (4 2 )2 – x2 = (4 5 )2 – (4 5 – x)2
panjang PB = PD = 10 cm.
⇔ 32 – x2 = 80 – (80 – 8 5 x + x2)
Perhatikan ∆PFH dengan:
(i) Panjang FH = BD = 20 cm ⇔ 32 – x2 = 8 5 x – x2
(ii) Panjang PH ⇔ 32 = 8 5 x
PH = 2
DH + PD 2 4
⇔ x= 5 5
= 52 + 102 Dengan demikian:
SO2 = SW2 – OW2
= 25 + 100 4
= (4 2 )2 – ( 5 5 )2
= 125 = 5 5 cm
16 144
Pada ∆PFH berlaku: = 32 – 5 = 5
FH × PQ = PH × FO
144 12 12
⇔ 20 × 5 = 5 5 × FO SO = = 5 5 = 5
5
⇔ 100 = 5 5 × FO Jadi, jarak titik S ke bidang ETUH adalah
100 12
⇔ FO = 5 5 = 4 5 cm 5
5 cm.

Jadi, jarak titik F ke garis PH adalah 4 5 cm.

Matematika Kelas XII 65


4. Kubus PQRS.TUVW disajikan seperti berikut. (iii) Panjang TO
W V TO = TU2 − OU2
T U = 152 − 82

O
= 225 − 64 = 161
S Dengan demikian:
R TO 161
sin α = TU =
15
P 2 cm Q
1
Hasil proyeksi ruas garis PU pada bidang PQVW Jadi, nilai sin α = 161 .
15
yaitu PO. Sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW yaitu ∠UPO. Perhatikan ∆UPO siku-siku 6. Data hasil ulangan siswa disajikan dalam bentuk
di O dengan: tabel berikut.
Nilai Frekuensi fk fx
(i) Panjang PU = 2 2 cm
5 3 3 15
1 1 6 16 19 96
(ii) Panjang UO = 2 UR = 2 × 2 2 = 2 cm
7 24 43 168
Dengan demikian: 8 5 48 40
9 2 50 18
UO 2 1
sin ∠UPO = PU = = 2 Jumlah 50 337
2 2
1 337
Oleh karena nilai sin ∠UPO = 2 maka besar a. x = 50
∠UPO = 30°.
= 6,74
Jadi, besar sudut antara diagonal PU dan bidang
PQVW adalah 30°. Jadi, rata-rata nilai ulangan matematika kelas
XII IPA adalah 6,74.
5. Limas T.PQRS disajikan seperti berikut. b. Modus = data yang memiliki frekuensi ter-
T banyak
=7
Jadi, modus data nilai ulangan matematika
17 cm kelas XII IPA adalah 7.
c. Median
S 50 + 1
α R Me = Nilai data ke- 2
O
U
P 16 cm Q = nilai data ke-25,5
Sudut antara bidang TQR dan bidang alas yaitu =7
∠TUO = α. Titik U terletak di tengah QR sehingga Jadi, median data nilai ulangan matematika
kelas XII IPA adalah 7.
1
panjang RU = QR = 2 × 16 = 8 cm. Perhatikan
7. a. Tabel distribusi berkelompok
∆TOU siku-siku di O dengan: Nilai Frekuensi
(i) Panjang TU 33–42 5
TU = TR2 − RU2 43–52 8
53–62 13
= 172 − 82 63–72 7
73–82 11
= 289 − 64 83–92 6

= 225 = 15 cm b. Mean, modus, dan median


1 1 Nilai f fk x fx
(ii) Panjang OU = 2 PQ = 2 × 16 = 8 cm
33–42 5 5 37,5 187,5
43–52 8 13 47,5 380
53–62 13 26 57,5 747,5
63–72 7 33 67,5 472,5
73–82 11 44 77,5 852,5
83–92 6 50 87,5 525
50 3.165

66 Penilaian Akhir Semester 1


Mean L1 = 49,5
Mean/rata-rata: fk =4
Q1
3.165
x = fk = 12
50 Q1
p =5
= 63,3
 1 n − fk 
Modus Q1 = L1 + 4 Q1  ×p
 fQ 
 
Mo terletak di kelas interval 53–62. 1

L = 52,5 = 49,5 + 
 15 − 4 
 ×5
 12 
d1 = 13 – 8 = 5
d2 = 13 – 7 = 6 = 49,5 + 4,58
p = 10 = 54,08
 d  Kuartil atas = Q3
Mo = L +  d +1d  × p
 1 2 3
Letak Q3 = data ke- 4 × 60
 5 
= 52,5 +   × 10
 5+ 6 = data ke-45
= 52,5 + 4,55 Data ke-45 terletak di kelas interval 60–64.
= 57,05 L3 = 59,5
Median fk = 31
Q3
1 fQ = 18
Median = nilai data ke- 2 × 50 3
p=5
= nilai data ke-25
 3 n − fk 
Q3 = L3 + 4 Q3  ×p
Data ke-25 terletak di kelas interval 53–62.  fQ 
 3 
LM = 52,5  45 − 31
e
= 59,5 +   ×5
fk = 13  18 
Me

fM = 13 = 49,5 + 3,89
e
= 63,39
p = 10
Simpangan kuartil:
 1 n − fk  1
Me = LM + 2 Me  ×p Qd = 2 (Q3 – Q1)
e  fM 
 e 
1
 25 − 13  = 2 (63,39 – 54,08)
= 52,5 +   × 10
 13  1
= 2 (9,31)
= 52,5 + 9,23
= 61,73 = 4,655
Jadi, simpangan kuartil data tersebut adalah
Jadi, rata-rata data 63,3, modus data 57,05, dan 4,655 kg.
median data 61,73.
9. a. Rata-rata
8. Berat Badan Frekuensi fk
xi fi fi × x i
45–49 4 4
5 6 30
50–54 12 16
6 8 48
55–59 15 31
7 10 70
60–64 18 49
8 12 96
65–69 6 55
9 4 36
70–74 5 60
Jumlah 40 280
Kuartil bawah = Q1 280
1
x = 40
Letak Q1 = data ke- 4 × 60
=7
= data ke-15
Jadi, rata-rata data adalah 7.
Data ke-15 terletak di kelas interval 50–54.

Matematika Kelas XII 67


b. Simpangan rata-rata 10. Misalnya:
Banyak siswa laki-laki = nA = nB + 8
xi fi xi – x f|xi – x |
Banyak siswa perempuan = nB
5 6 –2 12 Rata-rata nilai siswa laki-laki = x A = 7
6 8 –1 8
7 10 0 0 Rata-rata nilai siswa perempuan = x B = 8
8 12 1 12 Rata-rata nilai gabungan = x gab = 7,4
9 4 2 8
nA × x A + nB × xB
40 40 x gab =
nA + nB
Simpangan rata-rata: (nB + 8) × 7 + nB × 8
⇔ 7,4 =
n (nA + 8) + nB
∑ fi | xi − x |
i=1
SR = 7nB + 56 + 8nB
n
∑ fi
⇔ 7,4 =
2nA + 8
i=1

40 ⇔ 7,4 × (2nB + 8) = 15nB + 56


= =1
40 ⇔ 14,8nB + 59,2 = 15nB + 56
Jadi, simpangan rata-rata data adalah 1. ⇔ 14,8nB – 15nB = 56 – 59,2
c. Variansi ⇔ –0,2nB = –3,2
xi fi xi – x f(xi – x )2 −3,2
⇔ nB = −0,2
5 6 –2 24
6 8 –1 8 ⇔ nB = 16
7 10 0 0
nB = 16 substitusi ke persamaan nA = nB + 8
8 12 1 12
9 4 2 16 nA = nB + 8
40 60 = 16 + 8 = 24
Variansi: Banyaknya siswa seluruhnya di kelas tersebut
= nA + nB
n
2
∑ f(x
i i − x) = 24 + 16
i=1
s2 = n = 40
∑ fi Jadi, banyaknya siswa seluruhnya di kelas
i=1
60 tersebut adalah 40 siswa.
= 40
= 1,5
Jadi, variansi data tersebut adalah 1,5.

68 Penilaian Akhir Semester 1


Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. mendeskripsikan kaidah pencacahan;
2. menyelesaikan masalah menggunakan aturan penjumlahan;
3. menyelesaikan masalah menggunakan aturan perkalian;
4. menyelesaikan masalah permutasi;
5. menyelesaikan masalah kombinasi.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu:
1. menunjukkan perilaku bertanggungjawab dan disiplin dalam melakukan aktivitas di rumah, sekolah, dan masyarakat;
2. menunjukkan sikap cermat dan teliti dalam menyelesaikan masalah.

Kaidah Pencacahan

Mempelajari

Aturan Penjumlahan dan Aturan Perkalian Permutasi dan Kombinasi

Mencakup Mencakup

• Percobaan dan hasil percobaan • Faktorial


• Aturan penjumlahan • Permutasi
• Aturan perkalian • Kombinasi

Mampu

• Menjelaskan pengertian kaidah pencacahan.


• Menyelesaikan permasalahan menggunakan aturan penjumlahan.
• Menyelesaikan permasalahan menggunakan aturan perkalian.
• Menyelesaikan permasalahan permutasi.
• Menyelesaikan permasalahan kombinasi.
• Memiliki sikap cermat dan teliti.

Matematika Kelas XII 69


A. Pilihan Ganda (0a, 2j, 1m) berarti membeli 5 apel, 7 jeruk, dan
6 mangga, dan seterusnya.
1. Jawaban: d Oleh karena terdapat 10 komposisi 3 buah yang
Dari 8 orang laki-laki dan 2 orang perempuan akan dibeli, maka komposisi banyak buah yang
dipilih 4 orang. Hasil pemilihan yang mungkin mungkin dibeli Andi ada 10.
adalah:
4 orang laki-laki 4. Jawaban: c
3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan Urutan huruf yang ada secara alfabetikal:
2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan A, I, K, M, S.
Jadi, jawaban yang benar ada pada pilihan d. Banyak kata yang dapat dibuat ada 120. Urutan
kata berdasarkan huruf pertama:
2. Jawaban: c
Sebuah bilangan disusun dengan syarat-syarat A I K M S
berikut. 1–24 25–48 49–72 73–96 97–120
1) Terdiri atas empat angka berbeda.
2) Bilangan genap. Kata dengan huruf pertama S pada urutan ke-97
3) Bernilai lebih dari 5.000. sampai ke-120. Urutan kata dengan huruf
Bilangan 3.845 tidak memenuhi syarat ketiga. pertama S dan huruf kedua:
Bilangan 4.583 tidak memenuhi syarat ketiga. A I K M
Bilangan 5.834 memenuhi semua syarat di atas.
97–102 103–108 109–114 115–120
Bilangan 8.345 tidak memenuhi syarat kedua.
Bilangan 8.458 tidak memenuhi syarat pertama. Kata dengan huruf pertama S dan huruf kedua I
Jadi, salah satu bilangan yang mungkin adalah pada urutan ke-103 sampai ke-108. Urutan kata
5.834. dengan huruf pertama S dan huruf kedua I, huruf
3. Jawaban: c ketiga:
Jumlah buah yang dibeli Andi = 18 A K M
Andi membeli paling sedikit 5 buah untuk setiap
103–104 105–106 107–108
jenis buah, maka sebanyak 15 buah yang terdiri
atas 5 apel, 5 jeruk, dan 5 mangga sudah pasti Pada huruf pertama S, huruf kedua I, dan huruf
dibeli Andi. ketiga M, huruf keempat:
Dengan demikian, sebanyak 3 buah belum A K
diketahui komposisi masing-masing jenis buah
yang akan dibeli Andi. 107 108
Komposisi 3 jenis buah tersebut dapat dicari Jadi, kata ”SIMAK” pada urutan ke-107.
menggunakan cara berikut. Cara lain:
Apel (a) Jeruk (j) Mangga (m) Komposisi Buah Menggunakan diagram pohon:
0 3 ⎯

⎯→ (0a, 0j, 3m) A → urutan ke-1–24
1 2 ⎯

⎯→ (0a, 1j, 2m) I → urutan ke-25–48
0 K → urutan ke-49–72
2 1 ⎯

⎯→ (0a, 2j, 1m) M → urutan ke-73–96
3 0 ⎯

⎯→ (0a, 3j, 0m) S A → urutan ke-97–102
0 2 ⎯

⎯→ (1a, 0j, 2m) I A K – M → ke-103
1 1 1 ⎯

⎯→ (1a, 1j, 1m) M – K → ke-104
0 ⎯

⎯→ K A – M → ke-105
2 (1a, 2j, 0m)
M – A → ke-106
0 1 ⎯

⎯→ (2a, 0j, 1m)
2 M A – K → ke-107
1 0 ⎯

⎯→ (2a, 1j, 0m) K – A → ke-108
3 0 0 ⎯

⎯→ (3a, 0j, 0m) K → urutan ke-109–114
M → urutan ke-115–120
(0a, 0j, 3m) berarti membeli 5 apel, 5 jeruk, dan Jadi, kata ”SIMAK” pada urutan ke-107.
8 mangga.
(0a, 1j, 2m) berarti membeli 5 apel, 6 jeruk, dan 5. Jawaban: d
7 mangga. Doni dapat memakai salah satu dari 4 kaus
lengan pendek atau 3 kaus lengan panjang.

70 Kaidah Pencacahan
Banyak pilihan kaus yang dapat dipakai Doni = 4 Berarti ada (5 – 1) = 4 cara untuk menempati
+ 3 = 7. nilai tempat puluhan. Begitu juga dengan nilai
tempat satuan, terdapat (4 – 1) = 3 cara untuk
6. Jawaban: b
menempati nilai tempat satuan. Dengan demikian,
Pasangan gandan campuran terdiri atas seorang
banyak bilangan lebih dari 200 yang dapat
pemain putra dan seorang pemain putri.
dibentuk = 4 × 4 × 3 = 48.
Banyak pilihan pemain putra ada 8.
Jadi, banyak bilangan ada 48.
Banyak pilihan pemain putri ada 5.
Banyak pasangan pemain putra dan pemain putri 11. Jawaban: b
ada 8 × 5 = 40. Bilangan tiga angka mempunyai nilai tempat
Jadi, banyak pasangan ganda campuran yang ratusan, puluhan, dan satuan. Bilangan yang
dapat dibentuk ada 40. dibentuk genap, maka angka yang menempati
tempat satuan adalah 2 atau 4. Berarti ada 2 cara
7. Jawaban: d
untuk menempati nilai tempat satuan.
Banyak jalan yang menghubungkan kota A dan
Nilai tempat ratusan dapat ditempati 4 angka ter-
kota B ada 4.
sisa setelah 1 angka menempati nilai tempat
Banyak pilihan jalan untuk berangkat ada 4.
satuan.
Banyak pilihan jalan untuk pulang ada 4 – 1 = 3.
Nilai tempat puluhan dapat ditempati 3 angka
Banyak pilihan jalan = 4 × 3 = 12
tersisa setelah 1 angka menempati nilai tempat
Jadi, banyak pilihan jalan yang dapat dilalui Heri
satuan dan 1 angka menempati tempat ratusan.
adalah 12.
Banyak cara menempati nilai tempat ratusan,
8. Jawaban: d puluhan, dan satuan disusun dalam tabel berikut.
Ada 6 calon.
Banyak cara memilih ketua ada 6 cara. Ratusan Puluhan Satuan
Banyak cara memilih wakil ketua, setelah satu 4 cara 3 cara 2 cara
calon terpilih menjadi ketua, ada 5 cara.
Banyak susunan pengurus (ketua dan wakil Banyak bilangan genap yang terbentuk
ketua) yang mungkin ada 6 × 5 = 30 cara. = 4 × 3 × 2 = 24.
Jadi, banyak susunan pengurus yang mungkin Jadi, banyak bilangan genap yang terbentuk ada
terbentuk ada 30. 24.
9. Erik suka bermain skateboard. Dia mengunjungi 12. Jawaban: e
sebuah toko bernama SKATERS untuk me- Huruf konsonan yang tersedia = 21 huruf
ngetahui beberapa model. Angka yang tersedia = 10 angka
9. Jawaban: d huruf angka I angka II
Perlengkapan skateboard: 21 cara 9 cara 4 cara
Papan ada 3 pilihan.
Angka kedua hanya dapat diisi oleh angka prima
Set roda ada 2 pilihan.
2, 3, 5, dan 7 sehingga ada 4 cara. Sebuah angka
Set sumbu ada 1 pilihan.
sudah digunakan pada angka kedua sehingga
Set perlengkapan kecil ada 2 pilihan.
angka pertama hanya dapat diisi 10 – 1 = 9 angka.
Jadi, banyak skateboard berbeda yang dapat
Banyak nomor undian = 21 × 9 × 4 = 756.
dibuat
Jadi, banyak nomor undian ada 756.
= 3 × 2 × 1 × 2 = 12
13. Jawaban: b
10. Jawaban: c
Banyak pilihan celana panjang ada 4.
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan,
Banyak pilihan baju atau kaus ada 3 + 5 = 8.
puluhan, dan satuan. Bilangan yang dibentuk
Banyak pilihan pakaian ada 4 × 8 = 32.
nilainya lebih dari 200, maka angka yang
Jadi, banyak variasi pakaian yang dapat
menempati nilai tempat ratusan adalah 2, 3, 4,
digunakan Amir ada 32.
atau 5. Berarti terdapat 4 cara untuk menempati
nilai tempat ratusan. 14. Jawaban: d
Angka yang dapat menempati nilai tempat Dari kota A ke kota C lewat jalur utara:
puluhan adalah 1, 2, 3, 4, atau 5 ada 5 angka. Kota A ke kota B ada 3 jalur.
Oleh karena angka dalam setiap bilangan Kota B ke kota C ada 2 jalur.
berbeda, terdapat (5 – 1) angka yang dapat Dari kota A ke kota C melalui B = 3 × 2 = 6 jalur.
menempati nilai tempat puluhan. Dari kota A ke kota C lewat jalur selatan:

Matematika Kelas XII 71


Kota A ke kota D ada 2 jalur. Ta → (Sa, Ta)
Kota D ke kota C ada 4 jalur. Te → (Sa, Te)
Dari kota A ke kota C melalui D = 2 × 4 = 8 jalur. Sa A → (Sa, A)
Banyak jalur dari kota A ke kota C ada: P → (Sa, P)
6 + 8 = 14 jalur. E → (Sa, E)
Jadi, banyak pilihan jalur yang dapat dilalui ada 14.
2. Ada 3 peserta penerima hadiah dan masing-
15. Jawaban: c masing minimal menerima 10 buku tulis, berarti
Dion hanya boleh meminjam dua buku dan satu ada 30 buku tulis digunakan dan tersisa 10 buku
buku untuk setiap jenis yang diinginkannya, maka tulis sebagai tambahan hadiah. 10 buku tulis
pilihannya ekonomi dan sosiologi, ekonomi dan tersebut dibagikan dengan ketentuan siswa
geografi, atau sosiologi dan geografi. berperingkat lebih tinggi harus menerima buku
Banyak pilihan buku ekonomi ada 4. lebih banyak. Komposisi pembagian 10 buku tulis
Banyak pilihan buku sosiologi ada 3. yang mungkin disajikan dalam tabel berikut.
Banyak pilihan buku geografi ada 5.
Banyak pilihan buku ekonomi dan sosiologi ada No. I II III Komposisi Hadiah
4 × 3 = 12. 1. 9 1 0 (19, 11, 10)
Banyak pilihan buku ekonomi dan geografi ada 2. 8 2 0 (18, 12, 10)
4 × 5 = 20. 3. 7 3 0 (17, 13, 10)
Banyak pilihan buku sosiologi dan geografi ada 4. 7 2 1 (17, 12, 11)
3 × 5 = 15. 5. 6 4 0 (16, 14, 10)
Banyak pilihan buku yang dipinjam Dion ada 6. 6 3 1 (16, 13, 11)
12 + 20 + 15 = 47. 7. 5 4 1 (15, 14, 11)
Jadi, Dion mempunyai 47 pilihan untuk buku yang
8. 5 3 2 (15, 13, 12)
dipinjam.
Jadi, banyak komposisi hadiah yang mungkin
adalah 8.
B. Uraian
3. Banyak pilihan buku Matematika ada 4.
1. Banyak pilihan sayuran ada 3. Banyak pilihan buku Bahasa Indonesia ada 3.
Banyak pilihan lauk ada 5. Banyak pilihan buku Bahasa Inggris atau Biologi
Banyak variasi sayuran dan lauk ada 3 × 5 = 15. ada 3 + 2 = 5.
a. Tabel: Banyak pilihan yang dibeli adalah 4 × 3 × 5 = 60.
Jadi, Azka mempunyai 60 pilihan variasi buku
Sayur Cha Kangkung Soto Betawi Sop Ayam yang dapat dibelinya.
Lauk (C) (Sb) (Sa)
4. Bilangan terdiri atas 3 angka akan disusun dari
Tahu (Ta) (C, Ta) (Sb, Ta) (Sa, Ta)
angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan 7 tanpa ada angka
Tempe (Te) (C, Te) (Sb, Te) (Sa, Te) yang sama.
Ayam goreng (A) (C, A) (Sb, A) (Sa, A) Banyak bilangan 3 angka yang nilainya di antara
Perkedel (P) (C, P) (Sb, P) (Sa, P) 520 dan 600 yang dapat disusun sebagai berikut.
Empal (E) (C, E) (Sb, E) (Sa, E)
Ratusan Puluhan Satuan
b. Diagram pohon: 1 cara 5 cara 6 cara
Ta → (C, Ta)
Dua angka sudah digunakan.
Te → (C, Te) Jadi, tersisa 8 – 2 = 6 cara.
C A → (C, A)
P → (C, P) Dapat ditempati angka 2, 3, 4, 6, atau 7.
E → (C, E) Jadi, ada 5 cara.
Ditempati angka 5.
Ta → (Sb, Ta)
Jadi, ada 1 cara.
Te → (Sb, Te)
Sb A → (Sb, A) Banyak bilangan yang tersusun = 1 × 5 × 6 = 30.
P → (Sb, P) Bilangan 520 tidak termasuk karena syaratnya
E → (Sb, E) lebih dari 520.
n1 = banyak bilangan yang nilainya lebih dari 520
dan kurang dari 600
= 30 – 1
= 29

72 Kaidah Pencacahan
Banyak bilangan 3 angka yang nilainya lebih a. Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
besar dari 599 yang dapat disusun sebagai remaja ada 6.
berikut. Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
remaja ada 3.
Ratusan Puluhan Satuan Banyak pilihan ganda campuran dari
2 cara 7 cara 6 cara kelompok remaja ada 6 × 3 = 18.
Jadi, banyak ganda campuran yang dapat
Dua angka sudah digunakan. dibentuk dari kelompok remaja adalah 18
Jadi, tersisa 6 cara. pasangan.
Dapat ditempati angka selain 6 atau 7. b. Pasangan ganda campuran terdiri atas
Jadi, ada 7 cara. pemain putra dari kelompok anak dan pemain
Dapat ditempati angka 6 atau 7. putri dari kelompok remaja atau sebaliknya.
Jadi, ada 2 cara. Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
n2 = banyak bilangan 3 angka yang nilainya lebih anak adalah 8.
besar dari 599 Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
=2×7×6 remaja adalah 3.
= 84 Banyak ganda campuran terdiri atas pemain
Banyak bilangan 3 angka yang bernilai lebih besar putra dari kelompok anak dan pemain putri
dari 520 dan tidak boleh berulang dari kelompok remaja adalah 8 × 3 = 24.
= n1 + n2 Banyak pilihan pemain putri dari kelompok
= 29 + 84 anak adalah 7.
= 113 Banyak pilihan pemain putra dari kelompok
Jadi, ada 113 bilangan yang dapat disusun. remaja adalah 6.
Banyak ganda campuran terdiri atas pemain
5. Tabel anggota klub bulu tangkis Tangkas sebagai
putri dari kelompok anak dan pemain putra
berikut.
dari kelompok remaja adalah 7 × 6 = 42.
Pemain Pemain
Putra Putri Jumlah Banyak ganda campuran = 24 + 42 = 66.
Jadi, banyak ganda campuran dengan satu
Kelompok anak 8 7 15
pemain dari masing-masing kelompok
Kelompok remaja 6 3 9 adalah 66 pasangan.
Jumlah 14 10 24

A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: c


24! 24! 24! 13 24! 12
1. Jawaban: d 12! × 12!
+ 13! × 11!
= 12! × 12!
× 13 + 13! × 11! × 12
10! 6! 10 × 9 × 8 × 7! 6 × 5 × 4 × 3! 24! × 13 24! × 12
7! × 4!
+ 3! × 3!
= + 3! × 3 × 2 × 1
7! × 4 × 3 × 2 × 1 = 13! × 12! + 13! × 12!
= 10 × 3 + 5 × 4 24! × (13 + 12)
= 30 + 20 = 13! × 12!
= 50 24! × 25 25!
= 13! × 12! = 13! × 12!
10! 6!
Jadi, 7! × 4!
+ 3! × 3!
= 50. 24! 24! 25!
Jadi, 12! × 12!
+ 13! × 11!
= 13! × 12! .
2. Jawaban: d
18 × 17 × 16 × 15 4. Jawaban: d
14 × 13 × × 3 × 2 ×1
Banyak cara menyusun bilangan 3 angka dari
= 18 × 17 × 16 × 15 × 14 × 13 × × 3 × 2 × 1 6 angka berbeda yang tersedia merupakan
18 × 17 × 16 × 15 × 14 × 13 × ... × 3 × 2 × 1
masalah permutasi.
= 14 × 13 × ... × 3 × 2 × 1 6!
Banyak bilangan = 6P3 = (6 − 3)!
18!
= 14! 6 × 5 × 4 × 3!
= 3!
= 120
18!
Jadi, 18 × 17 × 16 × 15 = 14! . Jadi, banyak bilangan yang dapat disusun ada
120.

Matematika Kelas XII 73


5. Jawaban: c = 2 × 4P4
Akan dipilih 5 orang sebagai ketua, wakil ketua, = 2 × 4!
sekretaris, bendahara, dan humas. =2×4×3×2×1
Pemilihan ketua, wakil ketua, sekretaris, benda- = 48
hara, dan humas merupakan pemilihan yang Jadi, banyak urutan yang mungkin adalah 48.
memperhatikan urutan (permutasi).
10. Jawaban: a
Banyak cara memilih 5 pengurus dari 7 pengurus
B, C, dan D selalu berdampingan berarti dianggap
= permutasi 5 unsur dari 7 unsur
1 kelompok atau 1 unsur yaitu BCD.
= 7P5
Banyak unsur yang disusun ada 4 yaitu A, BCD,
7! E, dan F, berarti banyak cara menyusun ke-4
= (7 − 5)! unsur = 4P4 = 4!
7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2! Banyak cara menyusun B, C, dan D = 3P3 = 3!.
= 2! Banyak cara berfoto = 4P4 × 3P3
= 7 × 6 × 5 × 4 × 3 = 2.520 = 4! × 3!
Jadi, banyak cara memilih pengurus 2.520 cara. = 24 × 6 = 144
Jadi, cara berfoto ada 144.
6. Jawaban: c
Peserta yang tersisa = 50 – 42 = 8 11. Jawaban: d
8! 8!
Banyak cara menyusun ketiga merek motor = 3!
Banyak susunan juara = 8P5 = (8 − 5)!
= 3! Banyak cara menyusun motor Honda = 4!
8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3!
Banyak cara menyusun motor Yamaha = 3!
= 3!
Banyak cara menyusun motor Suzuki = 2!
= 6.720 Banyak penyusunan barisan dengan setiap
Jadi, banyak susunan juara ada 6.720. merek tidak boleh terpisah = 3! × 4! × 3! × 2! =
1.728
7. Jawaban: b Jadi, banyak barisan yang mungkin terbentuk
n + 1P3 = 9 × nP2 adalah 1.728.
(n + 1)! n!
⇔ (n + 1− 3)!
=9× (n − 2)!
12. Jawaban: a
Banyak susunan kata yang dapat dibentuk dari
(n + 1)! n!
⇔ =9× kata WIYATA
(n − 2)! (n − 2)!
= permutasi 6 elemen dengan 2 elemen sama
(n + 1)! (n − 2)!
⇔ × =9 6!
(n − 2)! n! = 2!
(n + 1) × n! 6 × 5 × 4 × 3 × 2!
⇔ n!
=9 = 2!
⇔ n+1=9 = 360
⇔ n=8 Jadi, ada 360 kata yang dapat dibentuk.
Jadi, nilai n yang memenuhi adalah 8.
13. Jawaban: b
8. Jawaban: d Banyak uang logam = 4 + 3 + 1 = 8 keping karena
masuk keluar uang logam 200-an saling berdekatan dianggap
1 unsur. Banyak cara menyusun 2 uang logam
3P 1 3P 2 200-an = 2!
Banyak cara masuk dan keluar pintu stadion Penyusunan uang logam tersebut merupakan
= 3P1 × 3P2 permutasi dengan beberapa elemen sama.
Banyak cara menyusun kesembilan mata uang:
3! 3!
= 2! × 1! 8!
= 4!× 3!
× 2!
= 3 × 6 = 18
8 × 7 × 6 × 5 × 4!
Jadi, banyak cara ada 18. = × 2!
4! × 3 × 2!
9. Jawaban: a = 560
Resa dapat berdiri di ujung kanan atau kiri Jadi, banyak cara menyusun uang logam ada 560.
sehingga ada 2 cara Resa berdiri di salah satu
ujung. Sisanya ada 4 anak yang dapat diatur 14. Jawaban: b
dengan 4P 4 cara. Dengan demikian, banyak Ketua, wakil ketua, sekretaris, dan 3 anggota
urutannya dewan akan duduk melingkar.
Ketua, wakil ketua, dan sekretaris dipandang

74 Kaidah Pencacahan
sebagai 1 unsur sehingga permasalahan menjadi Sisa wanita yang dapat dipilih 8 – 3 = 5 orang.
permutasi siklis dari 1 + 3 = 4 unsur. Banyak cara memilih 2 wanita dari 5 wanita = 5C2
Banyak susunan duduk ketua di antara wakil Banyak tim yang dapat dibentuk:
ketua dan sekretaris = 2! = 8C3 × 5C2
Banyak susunan duduk dari ketujuh anggota
8! 5!
DPRD = 5! × 3!
× 3! × 2!
= 56 × 10 = 560
= (4 – 1)! × 2! Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk adalah 560.
= 3! × 2!
= 6 × 2 = 12 20. Jawaban: b
Jadi, banyak cara duduk dalam rapat tersebut ada Kemungkinan tim yang terbentuk paling sedikit
12 cara. 1 putri yaitu terdiri atas (2 putra dan 1 putri),
(1 putra dan 2 putri), atau (3 putri).
15. Jawaban: a n1 = banyak kemungkinan anggota tim 2 putra
Kelompok matematika dan bahasa dipandang dan 1 putri
sebagai 1 unsur sehingga banyak cara duduk = memilih 2 putra dari 5 putra dan memilih
merupakan permutasi siklis dari 6. Pada kelompok 1 putri dari 6 putri
matematika dapat duduk dalam 3! cara dan pada = 5C2 × 6C1
kelompok bahasa 2! cara.
Banyak cara duduk seluruhnya ada 5! 6!
= 2! × 3!
× 1! × 5!
= (6 – 1)! × 3! × 2! = 1.440 cara
Jadi, banyak cara duduk ada 1.440. = 10 × 6
= 60
16. Jawaban: c n2 = banyak kemungkinan anggota tim 1 putra
Banyak jabat tangan sama dengan banyak dan 2 putri
pasangan yang dapat dibentuk. = memilih 1 putra dari 5 putra dan memilih
20! 2 putri dari 6 putri
Banyak jabat tangan = 20C2 = 2! (20 − 2)!
= 5C1 × 6C2
20 × 19 × 18!
= 2 × 1 × 18!
= 190 5! 6!
= 4! × 1!
× 4! × 2!
Jadi, banyak jabat tangan ada 190.
= 5 × 15
17. Jawaban: e = 75
Jumlah soal yang harus dikerjakan 5. Dua soal n3 = banyak kemungkinan anggota tim 3 putri
(nomor 1 dan 2) wajib dikerjakan, berarti ada 3 = memlih 3 putri dari 6 putri
soal yang harus dipilih siswa. = 6C3
Tiga soal tersebut dapat dipilih dari 5 soal, yaitu
6!
nomor 3, 4, 5, 6, dan 7. Banyak pilihan soal yang = 3! × 3!
mungkin dikerjakan siswa
= memilih 3 soal dari 5 soal = 20
= 5C3 Banyak cara memilih anggota tim
= n1 + n2 + n3
5! 5 × 4 × 3!
= = = 10 = 60 + 75 + 20
3! × (5 − 3)! 3! × 2 × 1
= 155
Jadi, banyak pilihan soal yang mungkin dikerjakan
Jadi, banyak cara memilih anggota tim ada 155.
ada 10.
18. Jawaban: c B. Uraian
4 × n + 1C4 = 7 × nC3
1. a. 2 × 2n + 1C2 = 3! × nP2
(n + 1)! n!
⇔ 4× =7× 2 × (2n + 1)! 3! × n!
4! × (n − 3)! 3! × (n − 3)! ⇔ =
2! × (2n + 1 − 2)! (n − 2)!
⇔ (n + 1) × n! = 7 × n!
⇔ n+1=7 (2n + 1)(2n + 1− 1)(2n + 1− 2)! 6n(n − 1)(n − 2)!
⇔ (2n + 1− 2)!
= (n − 2)!
⇔ n=6
Jadi, nilai n = 6. ⇔ (2n + 1) × 2n = 6n(n –1)
⇔ 2n + 1 = 3(n – 1)
19. Jawaban: d
⇔ 2n + 1 = 3n – 3
Banyak cara memilih 3 pria dari 8 pria ada 8C3
⇔ n=4
cara. Tiga orang wanita pasangan dari pria yang
Jadi, nilai n = 4.
telah terpilih tidak dapat dipilih menjadi anggota tim.

Matematika Kelas XII 75


5 × 4 × 3! 9 × 8!
9 Cn 3 = 2 × 1× 3! × 1× 8!
b. = 10
10 Cn + 1
= 10 × 9 = 90
⇔ 10 × 9Cn = 3 × 10Cn + 1
Jadi, banyak cara pengambilan 2 bola biru
10 × 9! 3 × 10! adalah 90.
⇔ n! × (9 − n)!
= (n + 1)!(10 − n − 1)!
10! 3 × 10! 4. Anggota delegasi yang mungkin terbentuk terdiri
⇔ n!(9 − n)!
= (n + 1)n!(9 − n)! atas 2 siswa kelas X dan 3 siswa kelas XI atau
3 siswa kelas X dan 2 siswa kelas XI.
1 3
⇔ = n+11
Anggota delegasi terdiri atas 2 siswa kelas X dan
⇔ n+1=3 3 siswa kelas XI dapat dipilih dalam 7C2 × 8C3
⇔ n=2 cara.
Jadi, nilai n = 2. Anggota delegasi terdiri atas 3 siswa kelas X dan
2 siswa kelas XI dapat dipilih dalam 7C3 × 8C2
c. n × 6P2 = nP3 cara.
n × 6! n! Banyak cara membentuk delegasi:
⇔ = (n − 3)!
4! = 7C2 × 8C3 + 7C3 × 8C2
n × 6 × 5 × 4! n(n − 1)(n − 2)(n − 3)! 7! 8! 7! 8!
⇔ 4!
= (n − 3)!
= 5!2! × 5!3! + 4!3! × 6!2!
⇔ 30 = (n – 1)(n – 2) = 21 × 56 + 35 × 28 = 2.156
⇔ n2 – 3n + 2 = 30 Jadi, banyak cara membentuk delegasi adalah
⇔ n2 – 3n – 28 = 0 2.156.
⇔ (n – 7)(n + 4) = 0
⇔ n – 7= 0 atau n + 4 = 4 5. Banyak cara memilih 3 huruf konsonan dari 5
⇔ n = 7 atau n = –4 (tidak memenuhi) huruf konsonan
P mempunyai syarat n ≥ 3. = 5C3
n 3
Jadi, nilai n = 7. 5! 5 × 4 × 3!
= = 2 × 1× 3! = 10 cara
3! × 2!
2. • Banyak posisi duduk dengan 3 pria di depan
Banyak cara memilih 2 huruf vokal dari 3 huruf
dan 2 wanita di belakang adalah
vokal
4P3 × 4P2 = 24 × 12 = 288 cara
= 3C2
• Banyak posisi duduk dengan 2 wanita di 3! 3 × 2!
depan dan 3 pria di belakang adalah = 2! × 1!
= 2! × 1
= 3 cara
4P2 × 4P3 = 12 × 24 = 288 cara Banyak cara menyusun 5 huruf
Jadi, banyak cara menempati tempat duduk = 5P5
288 + 288 = 576. = 5! = 120 cara
3. a. Bola merah ada 9 buah. Banyak password yang terbentuk
Banyak cara pengambilan tiga bola merah = 5C3 × 3C2 × 5P5
= kombinasi 3 dari 9 = 10 × 3 × 120 = 3.600
= 9C3 Jadi, banyak password yang terbentuk ada 3.600.
9!
= 3! × (9 − 3)!
9 × 8 × 7 × 6!
= 3 × 2 × 1× 6!
= 84
Jadi, banyak cara pengambilan ketiga bola
merah adalah 84.
b. Dari tiga bola yang diambil, terambil 2 bola
biru. Artinya, bola yang terambil 2 bola biru
dan 1 bola merah.
Banyak cara pengambilan 2 bola biru dan
1 bola merah
= 5C2 × 9C1
5! 9!
= 2! × 3!
× 1! × 8!

76 Kaidah Pencacahan
Menentukan semua hasil menggunakan
tabel dan diagram pohon

Aturan penjumlahan, kejadian 1 (n1 cara)


atau kejadian 2 (n2 cara) terjadi dengan
Aturan Penjumlahan dan n1 + n2 cara
Aturan Perkalian

Aturan perkalian, kejadian 1 (n1 cara) dan


kejadian 2 (n2 cara) terjadi dengan n1 × n2
cara

Kaidah Pencacahan

Faktorial: n! = n × (n – 1) × (n – 2) × . . . × 3 × 2 × 1

n!
Permutasi, dirumuskan nPr =
(n − r)!
Permutasi dan Kombinasi

n!
Kombinasi, dirumuskan nCr =
r ! × (n − r)!

Matematika Kelas XII


77
A. Pilihan Ganda 6. Jawaban: c

1. Jawaban: c A ⎯→ B ⎯→ C
Banyak pilihan bolpoin hitam ada 5.
A ←⎯ B ←⎯ C
Banyak pilihan bolpoin biru ada 3.
Banyak pilihan bolpoin hitam atau biru ada 5 + 3 Banyak cara mengadakan perjalanan dari A ke
= 8. C melalui B = 4 × 5 = 20.
Jadi, banyak pilihan bolpoin yang dapat Banyak cara mengadakan perjalanan dari C ke
digunakan Dinda adalah 8. A melalui B dengan jalur yang berbeda = 4 × 3 =
12.
2. Jawaban: a
Banyak cara pulang–pergi dari A ke C melalui B
Banyak pasangan sepatu ada 2 pilihan.
dengan jalur bus yang berbeda = 20 × 12 = 240.
Banyak pasangan kaus kaki ada 4 pilihan.
Jadi, banyak pilihan jalan adalah 240.
Banyak pasangan sepatu dan kaus kaki ada
2 × 4 = 8 pilihan. 7. Jawaban: c
Jadi, banyak pasangan sepatu dan kaus kaki Angka I dapat ditempati angka 5, 6, 7, 8, 9
yang dapat dipakai Rita ada 8 pilihan. sehingga ada 5 cara.
Angka II dapat ditempati semua angka sehingga
3. Jawaban: e
ada 10 cara.
Jumlah anggota kelompok ada 5 + 6 = 11.
Angka III dapat ditempati semua angka kecuali 0
Banyak pilihan ketua ada 11.
sehingga ada 9 cara.
Banyak pilihan wakil ketua ada 11 – 1 = 10.
Banyak pilihan ketua dan wakil ketua ada 11 × Angka I Angka II Angka III
10 = 110. 5 cara 10 cara 9 cara
Jadi, banyak pilihan untuk menjadi ketua dan
wakilnya ada 110.
Banyak cara menyusun nomor lebih dari 500
4. Jawaban: d = 5 × 10 × 9
Juara I dapat dipilih dari 10 finalis. = 450 cara
Juara II dapat dipilih dari 9 finalis. Jadi, ada 450 peserta ujian.
Juara III dapat dipilih dari 8 finalis.
8. Jawaban: a
Banyak susunan juara = 10 × 9 × 8 = 720
Angka pertama hanya dapat diisi angka 6 dan 7.
Jadi, banyak susunan juara yang mungkin terjadi
Angka terakhir hanya dapat diisi angka 2, 3, 5, 7.
adalah 720.
Angka di antara keduanya dapat diisi angka 0–9.
5. Jawaban: d 2 cara 10 cara 10 cara 10 cara 10 cara 4 cara
Dari 6 angka yang tersedia akan dibuat bilangan
3 angka berlainan yang nilainya antara 300 dan Banyak rumah dengan nomor telepon diakhiri
700. angka prima = 2 × 10 × 10 × 10 × 10 × 4 = 80.000
Bilangan tiga angka memiliki nilai tempat ratusan, 9. Jawaban: d
puluhan, dan satuan. Susunan kode kupon sebagai berikut.
Angka-angka yang dapat menempati nilai tempat Kode urutan ke-1 sampai ke-6.
ratusan adalah 3, 4, 5, atau 6, berarti ada
4 cara untuk menempati nilai tempat ratusan. Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
Setelah satu angka menempati nilai tempat 2 3
ratusan, tersisa 5 angka sehingga ada 5 cara 3P3 = 6 cara
untuk menempati nilai tempat puluhan. Kode urutan ke-7 sampai ke-9.
Setelah dua angka menempati nilai tempat
ratusan dan puluhan, tersisa 4 angka sehingga Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
ada 4 cara untuk menempati nilai tempat satuan. 2 5
Banyak bilangan antara 300 dan 700 yang dapat 3! = 3 cara
dibentuk = 4 × 5 × 4 = 80. 2!

Jadi, banyak bilangan yang dapat dibentuk ada


80.

78 Kaidah Pencacahan
Kode urutan ke-10 sampai ke-12. 11. Jawaban: d
12! 9! 12! 9! 8×9
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V
9!
+ 7! = 9! + 7! × 8×9
2 8 12! 9! × 8 × 9
3! = 3 cara = 9! + 9!
2!
12! + 9! × 8 × 9
Kode urutan ke-13 sampai ke-36. = 9!
Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 9! (12 × 11× 10 + 8 × 9)
= 9!
3
= 1.320 + 72 = 1.392
4P4 = 24 cara
12! 9!
Kode urutan ke-37 sampai ke-39. Jadi, hasil 9! + 7! = 1.392.

Angka I Angka II Angka III Angka IV Angka V 12. Jawaban: e


5 2 Banyak cara menempatkan bendera-bendera
3! = 3 cara
tersebut
2! 8!
= 8P5 = (8 − 5)!
Kode urutan ke-40 adalah 53238.
Kode urutan ke-41 adalah 53283. 8!
= 3!
Jadi, kode 53283 pada urutan ke-41.
8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3!
10. Jawaban: d = 3!
Bilangan ratusan memiliki nilai tempat ratusan, = 6.720
puluhan, dan satuan. Jadi, banyak cara menempatkan bendera adalah
Angka pertama menempati nilai tempat ratusan 6.720.
dan angka terakhir nilai tempat satuan. 13. Jawaban: c
Pasangan angka pertama dan terakhir yang Anggap 4 pemuda sebagai satu kelompok dan
mempunyai selisih 3 sebagai berikut. 3 pemudi sebagai satu kelompok. Banyak cara
No. Ratusan Puluhan Satuan duduk 4 pemuda dalam satu kelompok adalah
4P4. Banyak cara duduk 3 pemudi dalam satu
1. 3 10 cara 0 kelompok adalah 3P3.
2. 4 10 cara 1 Banyak cara duduk berselang-seling pemuda dan
pemudi.
3. 5 10 cara 2 = 4P4 × 3P3
4. 6 10 cara 3 = 4! × 3!
= 144
5. 7 10 cara 4
Jadi, banyak cara duduk adalah 144.
6. 8 10 cara 5
14. Jawaban: c
7. 9 10 cara 6 n1 = banyak bilangan 35xx
Angka-angka yang menempati nilai tempat Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
puluhan ada 10, yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan
1 cara 1 cara 3P2 cara
9.
Susunan angka pertama dan terakhir pada = 1 × 1 × 3P2
bilangan urutan ke-1 tidak dapat dipertukarkan =1×1×6
sehingga ada 10 cara untuk menyusun bilangan =6
ratusan yang diawali angka 3. n2 = banyak bilangan di antara 3.600 dan 4.000
Susunan angka pertama dan terakhir pada
bilangan urutan ke-2 sampai ke-7 dapat Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
diper tukarkan sehingga ada 2 cara untuk 1 cara 3 cara 3P2 cara
menyusun angka pertama dan terakhir.
Dengan demikian, diperoleh banyak bilangan Dapat ditempati angka
yang terbentuk = 10 + 10 × 6 × 2 = 130 = 1 × 3 × 3P2 6, 7, atau 9
Jadi, banyak bilangan ratusan dengan angka pertama =1×3×6
dan terakhir mempunyai selisih 3 adalah 130. = 18

Matematika Kelas XII 79


n3 = banyak bilangan lebih dari 4.000 e. 1, 2, dan 3 ada 3! = 6 bilangan
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan 3!
f. 1, 4, dan 1 ada 2!1! = 3 bilangan
4 cara
4P3 cara 3!
g. 2, 2, dan 2 ada 3! = 1 bilangan
Dapat ditempati angka 5, 6, 7, atau 9
Banyak bilangan kurang dari 1.000 dengan jumlah
= 4 × 4P3
angka penyusunnya 6
= 4 × 24
= 3 + 6 + 6 + 3 + 6 + 3 + 1 = 28
= 96
Jadi, banyak bilangan ada 28.
Banyak bilangan bernilai lebih dari 3.500
= n1 + n2 + n3 18. Jawaban: b
= 6 + 18 + 96 Kata ANALISIS terdiri atas 8 huruf.
= 120 Banyak huruf A = 2
Jadi, banyak bilangan bernilai lebih dari 3.500 Banyak huruf I = 2
adalah 120. Banyak huruf S = 2
Banyak susunan huruf
15. Jawaban: b
8!
2nP2 + n = n + 1P3
40.320
= 2! × 2! × 2!
= 8
= 5.040
(2n)! (n + 1)!
⇔ (2n − 2)!
+n= (n + 1 − 3)! Jadi, ada 5.040 susunan huruf.
2n(2n − 1)(2n − 2)! (n + 1)n(n − 1)(n − 2) 19. Jawaban: c
⇔ +n = (n − 2)!
(2n − 2)! Susunan yang diinginkan:
⇔ 2n(2n – 1) + n = n(n + 1)(n – 1)
K V K V K V K
⇔ 2(2n – 1) + 1 = (n +1)(n – 1)
⇔ 4n – 2 + 1 = n2 – 1 Banyak cara menyusun konsonan (K):
⇔ n2 – 4n = 0 PK = 4P4 = 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24
⇔ n(n – 4) = 0 Oleh karena ada 2 huruf A, gunakan permutasi
⇔ n = 0 atau n = 4 dengan elemen sama untuk menyusun huruf vokal.
2n P 2 mempunyai syarat 2n ≥ 2 atau n ≥ 1, Banyak cara menyusun vokal (V):
sedangkan n + 1P3 mempunyai syarat n + 1 ≥ 3 3!
atau n ≥ 2. PV = 2! = 3
Jadi, nilai n yang memenuhi 4. P = PK × PV
16. Jawaban: b = 24 × 3
Terdapat 3 kelas. Banyak susunan duduk Jadi, banyak cara menyusun huruf ada 72 cara.
berdasarkan kelasnya ada 3! cara. 20. Jawaban: d
Wakil kelas XI IPA 1 dapat duduk dengan 4! cara. Ketua dan dua sekretaris dipandang sebagai
Wakil kelas XI IPA 2 dapat duduk dengan 2! cara. 1 unsur sehingga permasalahan menjadi permutasi
Wakil kelas XI IPA 3 dapat duduk dengan 3! cara. siklis dari 5 unsur.
Banyak cara mereka duduk Banyak susunan duduk dua sekretaris = 2P2 =
= 3! × 4! × 2! × 3! 2!.
= 6 × 24 × 2 × 6 Banyak susunan duduk dari ketujuh pengurus:
= 1.728 = 2P2 × (5 – 1)! = 2! × 4!
Jadi, banyak cara duduk ada 1.728.
= 2 × 24 = 48 cara
17. Jawaban: d Jadi, banyak cara duduk ada 48 cara.
Bilangan yang kurang dari 1.000 terdiri atas
3 angka dengan urutan diperhatikan sehingga 21. Jawaban: b
digunakan permutasi. Banyak warna = 7
Banyak bilangan yang dapat disusun sebagai 7! 7×6
Banyak warna baru = 7C2 = = = 21
berikut. 2! × 5! 2× 5
3! Jadi, banyak warna baru yang dapat dibuat
a. 0, 0, dan 6 ada 2!1! = 3 bilangan
adalah 21.
b. 0, 1, dan 5 ada 3! = 6 bilangan
22. Jawaban: d
c. 0, 2, dan 4 ada 3! = 6 bilangan Banyak cara memilih 3 orang dari 10 orang yang
3! ada merupakan masalah kombinasi.
d. 0, 3, dan 3 ada 2!1! = 3 bilangan

80 Kaidah Pencacahan
10! 27. Jawaban: e
Banyak cara = 10C3 = 3! × 7! Mobil pertama mampu menampung 5 orang
10 × 9 × 8 × 7! sedangkan mobil kedua 6 orang.
= 3 × 2 × 1 × 7!
= 120 Ada dua pilihan pembagian penumpang, yaitu
Jadi, banyak cara memilih ada 120. mobil pertama 5 orang dan mobil kedua 5 orang
atau mobil pertama 4 orang dan mobil kedua 6
23. Jawaban: e
orang.
Oleh karena nomor genap harus dikerjakan maka
Banyak cara memlih 5 orang untuk mobil pertama
murid tersebut harus memilih (8 – 4) = 4 soal dari
dan 5 orang untuk mobil kedua adalah 10C5 × 5C5.
sisa soal yaitu (10 – 4) = 6 soal.
Banyak cara memlih 4 orang untuk mobil pertama
Banyak pilihan soal yang dapat diambil murid
dan 6 orang untuk mobil kedua adalah 10C4 × 6C6.
6!
= 6C4 = = 15 Banyak cara pembagian peserta
4! × 2!
= 10C5 × 5C5 + 10C4 × 6C6
Jadi, banyak pilihan soal yang dapat diambil murid
10! 5! 10! 6!
adalah 15. = × + ×
5! × 5! 5! × 0! 4! × 6! 6! × 0!
24. Jawaban: a 10 × 9 × 8 × 7 × 6 10 × 9 × 8 × 7
1 1
Ada 10 siswa (7 putra dan 3 putri). = × + +
5×4×3×2×1 1 4×3×2×1 1
Tim yang terbentuk beranggotakan 2 siswa putri
= 252 + 210
dan 3 siswa putra.
= 462
Banyak cara memilih 2 siswa putri dan 3 siswa
Jadi, banyak cara pembagian peserta tour ke
putra.
dalam kedua mobil adalah 462.
= 3C2 × 7C3
3! 7! 28. Jawaban: c
= 2! × 1!
× 3! × 4! Banyak cara memilih 3 huruf dari 5 huruf hidup
3 7×6×5 ada 5C3.
= 1 × 3×2×1
Banyak cara memilih 3 angka dari 10 angka ada
= 3 × 35 = 105 10C3.
Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk ada 105. Banyak cara menyusun 3 angka dan 3 huruf yang
sudah terpilih ada 6P6 = 6!.
25. Jawaban: e Jadi, banyak kata sandi yang dapat disusun
Banyak cara menyusun 2 huruf berlainan dari = 5C3 × 10C3 × 6!
24 huruf = 24P2 = 552.
Banyak cara menyusun 4 angka berlainan dari 29. Jawaban: c
10 angka = 10P4. 1) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah A
Banyak cara menyusun pelat nomor = 552 × 10P4. = 78
nC2 = 78
26. Jawaban: a
n!
8 orang dipilih untuk menempati kamar I, II, dan III ⇔ 2!(n − 2)!
= 78
secara berurutan.
n(n − 1)(n − 2)!
⇔ 2(n − 2)!
= 78
Kamar I Kamar II Kamar III
(2 orang) (3 orang) (3 orang) ⇔ n(n – 1) = 156
⇔ n2 – n – 156 = 0
8C2 cara 6C3 cara 3C3 cara
⇔ (n + 12)(n – 13) = 0
Banyak cara penempatan peserta wisata ⇔ n = –12 atau n = 13
= 8C2 × 6C3 × 3C3 Nilai n yang memenuhi adalah 13.
8! 6! 3! Banyak siswa sekolah A = 13 orang.
= 2! × 6!
× 3! × 3!
× 3! × 0! 2) Banyak jabat tangan antarsiswa sekolah B
8×7 6×5×4 1 = 105
= 2×1
× 3× 2×1
×
nC2 = 105
1
= 28 × 20 × 1 n!
⇔ 2!(n − 2)!
= 105
= 560
Jadi, banyak cara ada 560. n(n − 1)(n − 2)!
⇔ 2(n − 2)!
= 105
⇔ n(n – 1) = 210
⇔ n2 – n – 210 = 0

Matematika Kelas XII 81


⇔ (n – 15)(n + 14) = 0 Banyak bilangan yang dapat dibentuk:
⇔ n = 15 atau n = –14 P = 8 × 7 × 6 × 5 = 1.680
Nilai n yang memenuhi adalah 15. Jadi, banyak bilangan yang dapat dibentuk
Banyak siswa sekolah A = 15 orang. 1.680.
Jumlah siswa = 13 + 15 = 28 orang b. Angka satuannya prima: 2, 3, 5, atau 7
Banyak jabat tangan dari 28 orang 7 cara 6 cara 5 cara 4 cara
28! 28 × 27 × 26!
= 28C2 = 2! × 26!
= 2 × 26!
= 14 × 27 = 378 ribuan ratusan puluhan satuan
Jadi, banyak jabat tangan ada 378. Banyak bilangan yang angka satuannya
prima:
30. Jawaban: d Pprima = 7 × 6 × 5 × 4 = 840
Banyak cara mengambil 3 buku = 5C3
Jadi, banyak bilangan yang memiliki angka
Banyak cara meletakkan 3 buku secara berderet
satuan prima adalah 840.
= 3P3
Banyak cara mengambil dan meletakkan buku c. Bilangan ribuan lebih dari 5.000 yang angka
= 5C3 × 3P3 satuannya prima.
Angka ribuannya : 5, 6, 7, atau 8
= 10 × 6
Angka satuannya : 2, 3, 5, atau 7
= 60
Ribuan Ratusan Puluhan Satuan
Cara lain:
Permasalahan tersebut merupakan permutasi 3 dari 5 ... ... 2, 3, atau 7
5. 6 ... ... 2, 3, 5, atau 7
Banyak cara mengambil dan meletakkan buku 7 ... ... 2, 3, atau 5
= 5P3 = 60 8 ... ... 2, 3, 5, atau 7
Jadi, ada 60 cara.
6P2

B. Uraian Banyak bilangan yang dapat dibentuk:


P = 6P2 × 3 + 6P2 × 4 + 6P2 × 3 + 6P2 × 4
1. a. Tabel:
= 6P2(3 + 4 + 3 + 4)
Baju Merah Putih Kuning Biru = 30 × 14
Rok (M) (P) (K) (B) = 420
Jadi, banyak bilangan lebih dari 5.000 yang angka
Hitam (H) (H, M) (H, P) (H, K) (H, B)
Ungu (U) (U, M) (U, P) (U, K) (U, B)
satuannya prima ada 420.
Cokelat (C) (C, M) (C, P) (C, K) (C, B) 3. a. 2 foto yang berdekatan dianggap sebagai
1 unsur.
b. Diagram pohon:
Permasalahan menjadi permutasi dari 6 – 1
M → (H, M) = 5 unsur yaitu ada 5P5 cara.
P → (H, P) Penyusunan 2 foto yang berdekatan ada 2P2
H
K → (H, K) cara.
B → (H, B)
Banyak cara menyusun
M → (U, M) = 2P2 × 5P5
U P → (U, P) Ada 12 pasangan = 2! × 5!
K → (U, K) rok dan baju. =2×1×5×4×3×2×1
B → (U, B) = 240
Jadi, banyak cara menyusun foto dengan
M → (C, M)
2 foto selalu berdekatan ada 240.
P → (C, P)
C b. Banyak cara menyusun 6 foto
K → (C, K)
B → (C, B) = 6P6
= 6!
2. Angka-angka = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
=6×5×4×3×2×1
Bilangan ribuan terdiri atas 4 angka.
= 720 cara
a. 8 cara 7 cara 6 cara 5 cara Banyak cara menyusun 6 foto dengan 2 foto
ribuan ratusan puluhan satuan selalu berdekatan
= 2P2 × 5P5
= 2! × 5!

82 Kaidah Pencacahan
=2×1×5×4×3×2×1 7. 3 × nC3 = n + 1P2
= 240 3 × n! (n + 1)!
Jadi, banyak cara menyusun 6 foto dengan ⇔ 3! × (n − 3)!
= (n + 1 − 2)!
2 foto tidak berdekatan ada 720 – 240 = 480
3 × n! (n + 1)!
cara. ⇔ 6(n − 3)!
= (n − 1)!
4. Susunan buku n! (n + 1)n!
dipandang 1 unsur karena saling ⇔ 2(n − 3)!
= (n − 1)(n − 2)(n − 3)!
berdekatan
E MMEMEMM 3S E ⇔ (n – 1)(n – 2) = 2(n + 1)
⇔ n2 – 3n + 2 = 2n + 2
8 unsur
⇔ n2 – 5n = 0
Banyak cara menyusun buku merupakan ⇔ n(n – 5) = 0
permutasi 8 unsur dengan 5 unsur sama dan ⇔ n = 0 atau n = 5
2 unsur sama.
n C 3 mempunyai syarat n ≥ 3 dan n + 1 P 2
Banyak cara menyusun buku pada rak mempunyai syarat n + 1 ≥ 2 atau n ≥ 1 sehinga
8! nilai n = 5.
=
5! × 2!
n! (n − 1)! 5! (5 −1)!
8 × 7 × 6 × 5! + = +
= 3! × (n − 1)! n! × 2! 3! × (5 − 1)! 3! × 2!
5! × 2 × 1
5! 5 4! 3
= 168 = × 5 + × 3
3! × 4! 5! × 2!
Jadi, banyak cara menyusun buku ada 168 cara.
5! × 5 4! × 3
5. Orang-orang dari 4 negara duduk secara = 3! × 5!
+ 5! × 3!
melingkar dengan (4 – 1)! = 3!. 4!(5 × 5 + 3)
3 orang dari Amerika dapat duduk dengan 3! cara. = 5! × 3!
2 orang dari Irlandia dapat duduk dengan 2! cara. 4! × 28
4 orang dari Korea dapat duduk dengan 4! cara. = 4! × 5 × 3!
2 orang dari Filipina dapat duduk dengan 2! cara. 28
Banyak cara duduk 11 orang = 30
= 3! × 3! × 2! × 4! × 2! 14
= 6 × 6 × 2 × 24 × 2 = 15
= 3.456 cara n! (n − 1)! 14
Jadi, banyak cara peserta duduk adalah 3.456. Jadi, nilai 3! × (n − 1)!
+ n! × 2!
= 15 .

6. a. Banyak cara memilih 6 orang dari 9 orang 8. a. Banyak cara membentuk kelompok
yang ada: = banyak cara memilih 7 siswa dari 12 siswa
9! 9×8×7 = 12C7
9C6 = 6! 3! = 3 × 2 × 1 = 84
12!
Jadi, banyak cara menunjuk anggota ada 84 = 7! × (12 − 7)!
cara.
12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7!
b. Banyak cara menunjuk (6 – 2) orang dari = 7! × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
(9 – 2) orang yang ada:
= 12 × 11 × 2 × 3 = 792
7! 7×6×5
7C4 = = = 35 Jadi, banyak cara membentuk kelompok ada
4! 3! 3×2×1
792.
Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
b. Kemungkinan anggota tim yang terpilih
dua sudah pasti ditunjuk ada 35 cara.
adalah 6 siswa putra dan 1 siswa putri atau
c. Banyak cara menunjuk 6 orang dari (9 – 1) 7 siswa putra.
orang yang ada: n1 = banyak cara membentuk kelompok
8! 8×7 beranggotakan 6 putra dan 1 putri
8C6 = 6! 2! = 2 × 1 = 28
= 8C6 × 4C1
Jadi, banyak cara menunjuk anggota dengan
8! 4!
satu orang tidak ditunjuk ada 28 cara. = 6! × (8 − 6)!
× 1! × (4 − 1)!

8 × 7 × 6! 4 × 3!
= 6! × 2 × 1
× 1× 3!
= 4 × 7 × 4 = 112

Matematika Kelas XII 83


n2 = banyak cara membentuk kelompok Banyak cara memilih 2 angka dari 4 angka
beranggotakan 7 siswa putra = 4C2
= 8C7 4!
= 2! 2!
8!
= 7! × (8 − 7)! 4 × 3 × 2!
= 2! × 2
= 6 cara
8 × 7!
= 7 × 1!
=8 Banyak susunan password yang dapat disusun
= 5P5 = 5! = 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 120 cara.
Banyak cara membentuk kelompok dengan
Banyak password yang dapat disusun
anggota paling sedikit enam siswa putra
= 20 × 6 × 120
= n1 + n2
= 14.400 cara
= 112 + 8
Jadi, banyak password yang dapat disusun ada
= 120
14.400 cara.
Jadi, banyak cara membentuk kelompok ada
120. 10. Ada 10 siswa (7 putra dan 3 putri).
Kemungkinan tim yang terbentuk (1 siswa putra,
9. Password terdiri atas 4 huruf. Huruf pertama 3 siswa putri), (2 siswa putra, 2 siswa putri), atau
diawali dengan huruf s. Ketiga huruf lain dapat (3 siswa putra, 1 siswa putri).
dipilih dari huruf p, q, r, t, u, dan v. Banyak cara membentuk tim
Banyak cara memilih 3 huruf dari 6 huruf = 7C1 × 3C3 + 7C2 × 3C2 + 7C3 × 3C1
= 6C3
= 7 × 1 + 21 × 3 + 35 × 3
6!
= = 175
3! × 3!
Jadi, banyak tim yang dapat dibentuk ada 175.
6 × 5 × 4 × 3!
= = 20 cara
3! × 3 × 2 × 1
Angka prima kurang dari 10 ada 4, yaitu 2, 3, 5,
dan 7.

84 Kaidah Pencacahan
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik mampu:
1. menentukan ruang sampel suatu percobaan;
2. menentukan peluang suatu kejadian dan peluang komplemen suatu kejadian;
3. menentukan frekuensi harapan suatu kejadian;
4. menentukan peluang gabungan kejadian lepas dan tidak lepas;
5. menentukan peluang irisan kejadian bebas dan tidak bebas (bersyarat);
6. menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan peluang.
Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, peserta didik mampu:
1. menunjukkan sikap logis, percaya diri, rasa ingin tahu, dan kritis dalam mempelajari peluang;
2. bekerja sama, bertanggung jawab, dan saling menghargai terhadap proses penyelesaian yang berbeda.

Peluang Kejadian

Mempelajari

Peluang Suatu Kejadian Peluang Kejadian Majemuk

Mencakup Mencakup

• Ruang Sampel Suatu Percobaan • Peluang Gabungan Dua Kejadian Lepas dan
• Peluang Suatu Kejadian Tidak Lepas
• Komplemen Suatu Kejadian • Peluang Irisan Dua Kejadian Bebas dan Tidak
• Frekuensi Harapan Peluang Suatu Kejadian Bebas (Bersyarat)

Mampu

• Menentukan ruang sampel suatu percobaan.


• Menentukan peluang, komplemen, dan frekuensi harapan suatu kejadian.
• Menentukan peluang gabungan dan irisan suatu kejadian majemuk.
• Menyelesaikan masalah kontekstual berkaitan dengan peluang.
• Menunjukkan sikap logis, percaya diri, rasa ingin tahu, dan kritis dalam
mempelajari peluang.
• Menunjukkan sikap bekerja sama, bertanggung jawab, dan saling
menghargai dalam menyelesaikan tugas tentang peluang.

Matematika Kelas XII 85


A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: c
1. Jawaban: c Jumlah kelereng = 5 + 3 + 2 = 10
n(A) = 24 = 16 Ruang sampel S = kejadian terambil 3 bola dari
Jadi, banyaknya titik sampel pada pelemparan 10 bola.
4 keping uang logam adalah 16 titik sampel. n(S) = banyak cara mengambil 3 bola dari 10 bola
= 10C3
2. Jawaban: d 10!
Banyaknya titik sampel pelemparan dua buah = 3!(10 − 3)!
dadu sama dengan 36 atau n(S) = 36. 10 × 9 × 8 × 7!
Misalkan A = kejadian munculnya mata dadu = 3 × 2 × 1× 7!
yang hasil kalinya sama dengan 6. = 10 × 3 × 4
A = {(2, 3), (3, 2), (1, 6), (6, 1)} = 120
n(A) = 4 Misalkan A = kejadian terambil 2 bola merah dan
n(A) 4 1 1 bola kuning.
P(A) = = =
n(S) 36 9 n(A) = banyak cara mengambil 2 bola merah dari
Jadi, peluang munculnya mata dadu yang hasil 5 bola merah dan 1 bola kuning dari 3 bola
kalinya sama dengan 6 adalah
1
. kuning
9 = 5C2 × 3C1
3. Jawaban: c 5! 3!
= 2 !(5 − 2)!
× 1!(3 − 1)!
Jumlah bohlam = 3 × 12 = 36
Banyak bohlam dalam kondisi baik = 36 – 5 = 31 5 × 4 × 3! 3 × 2!
= 2 × 1× 3! × 1× 2!
Ruang sampel S = kejadian pengambilan 2 bohlam
dari 36 bohlam. = 5 × 2 × 3 = 30
n(S) = banyak cara mengambil 2 bohlam dari Peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola kuning:
36 bohlam n(A) 30 3
= 36C2 P(A) = = 120 = 12
n(S)

=
36! Jadi, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola
2!(36 − 2)! 3
36 × 35 × 34! kuning adalah 12 .
=
2 × 1× 34!
5. Jawaban: b
= 18 × 35
Ruang sampel S = kejadian terpilihnya 2 angka
= 630 dari 12 angka.
Misalkan A = kejadian terambil dua bohlam dalam n(S) = banyak cara memilih 2 angka dari 12 angka
kondisi baik dari 31 bohlam dalam kondisi baik 12!
n(A)= banyak cara mengambil 2 bohlam dari = 12C2 = 2!(12 − 2)!
31 bohlam 12 × 11 × 10!
= 2 × 1× 10!
= 31C2
31! = 6 × 11 = 66
=
2!(31 − 2)! Faktor dari 12 ada 6 yaitu 1, 2, 3, 4, 6, dan 12.
= 31× 30 × 29! Misalkan A = kejadian terpilihnya 2 angka faktor
2 × 1× 29! dari 12
= 31 × 15 = kejadian terpilih 2 angka dari 6 angka
= 465 n(A) = banyak cara memilih 2 angka dari 6 angka
Peluang terambil kedua bohlam dalam kondisi = 6C2
n(A) 465 31 6!
baik: P(A) = = 630 = 42 =
n(S) 2! (6 − 2)!
Jadi, peluang terambil kedua bohlam dalam 6 × 5 × 4!
=
2 × 1× 4!
31
kondisi baik adalah . = 3 × 5 =15
42

86 Peluang Kejadian
Peluang terpilih dua angka faktor dari 12: Misalkan A = kejadian terpilih dua angka ganjil
n(A) 15 5 n(A)= banyak dua angka ganjil yang jika dijumlah
P(A) = = =
n(S) 66 22 genap
Jadi, peluang terpilih dua angka faktor dari 12 = 5C2
5 = 10
adalah 22 .
Peluang terpiling dua angka ganjil:
6. Jawaban: a n(A) 10 5
Ruang sampel S = kejadian 6 anak duduk P(A) = n(S)
= 16 = 8
melingkar. 5
n(S) = permutasi siklis 6 unsur Jadi, peluang terpilih dua angka ganjil adalah 8 .
= (6 – 1)!
8. Jawaban: a
= 5!
=5×4×3×2×1 Jumlah kartu bridge = 52.
= 120 Ruang sampel S = kejadian terambil 2 kartu bridge.
Misalkan A = kejadian Tera duduk bersebelahan Banyak anggota ruang sampel = n(S)
dengan Wisnu dan Lisa duduk n(S) = banyak cara megambil 2 kartu dari 52 kartu
bersebelahan dengan Rina.
= 52C2
Tera dan Wisnu dipandang sebagai 1 unsur, Lisa
dan Rina dipandang sebagai 1 unsur sehingga 52!
=
2!(52 − 2)!
permasalahan menjadi permutasi siklis 4 unsur.
Cara duduk Tera dan Wisnu ada 2! dan cara = 52 × 51× 50!
duduk Lisa dan Rina ada 2!. 2 × 1× 50!
n(A) = 2! × 2! × permutasi siklis 4 unsur = 26 × 51 = 1.326
= 2! × 2!(4 – 1)! Banyak kartu King = 4.
= 2! × 2! × 3! Misalkan A = kejadian terambil dua kartu King.
=2×1×2×1×3×2×1 n(A) = banyak cara mengambil 2 kartu King dari
= 24 4 kartu King
Peluang Tera duduk bersebelahan dengan Wisnu
= 4C2
dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina:
4!
n(A) 24 1 =
P(A) = = = 2!(4 − 2)!
n(S) 120 5
Jadi, peluang Tera duduk bersebelahan dengan = 4 × 3 × 2!
2 × 1× 2!
Wisnu dan Lisa duduk bersebelahan dengan Rina
= 2× 3 = 6
1
adalah 5
. Peluang terambil dua kartu King:
n(A) 6 1
7. Jawaban: c P(A) = n(S)
= 1.326 = 221
Banyak angka ganjil = 5 yaitu 1, 3, 5, 7, dan 9.
Peluang terambil bukan kartu King:
Banyak angka genap = 4 yaitu 2, 4, 6, dan 8.
Ruang sampel S = himpunan dua angka P(A′) = 1 – P(A)
berjumlah genap. 1 220
= 1 – 221 = 221
Dua angka berjumlah genap jika terdiri atas dua
220
angka ganjil atau dua angka genap. Jadi, peluang terambil bukan kartu King 221 .
n(S) = banyak dua angka berjumlah genap
= banyak dua angka ganjil + banyak dua 9. Jawaban: c
angka genap Jumlah koin = 2 + 4 + 6 = 12
= 5C2 + 4C2 Ruang sampel S = kejadian terambil 6 koin dari
5! 4!
12 koin.
= 2! (5 − 2)!
+ 2! (4 − 2)! n(S) = banyak cara mengambil 6 koin dari 12 koin
5 × 4 × 3! 4 × 3 × 2!
= 12C6
= 2 × 1× 3! + 2 × 1× 2! 12!
=
6!(12 − 6)!
= 5×2+2×3
= 10 + 6 = 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6!
6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 6!
= 16
= 11 × 2 × 3 × 2 × 7 = 924

Matematika Kelas XII 87


Misalkan K = kejadian terambil 6 koin yang me- 10. Jawaban: d
miliki jumlah minimal Rp5.000,00. Misalkan pengambilan tiga huruf tersebut
Kemungkinan kejadian 6 koin yang terambil dilakukan sebanyak n kali.
sebagai berikut. Jumlah huruf = 8
a. K1 = kejadian terambil 4 koin Rp1.000,00 Ruang sampel S = kejadian pengambilan tiga
dan 2 koin Rp500,00. huruf dari 8 huruf.
n(S) = banyak cara mengambil 3 huruf dari 8 huruf
n(K1) = banyak cara mengambil 4 koin
= 8C3
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00
8!
dan 2 koin Rp500,00 dari 4 koin = 3! (8 − 3)!
Rp500,00
8 × 7 × 6 × 5!
= 6C4 × 4C2 = 3 × 2 × 1× 5!
6! 4!
= × =8×7
4! (6 − 4)! 2! (4 − 2!
6 × 5 × 4!
= 56
4 × 3 × 2!
= × 2 × 1× 2!
4! × 2 × 1 Banyak huruf vokal = 4
= 3 × 5 × 2 × 3 = 90 Banyak huruf konsonan = 4
Misalkan K = kejadian terambilnya 2 huruf vokal
b. K2 = kejadian terambil 5 koin Rp1.000,00
= kejadian terambil 2 huruf vokal dan
dan 1 koin Rp200,00.
1 huruf konsonan
n(K2) = banyak cara mengambil 5 koin
n(K) = banyak cara mengambil 2 huruf vokal dari
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00
4 huruf vokal dan 1 huruf konsonan dari
dan 1 koin Rp200,00 dari 2 koin
4 huruf konsonan
Rp200,00
= 4C2 × 4C1
= 6C5 × 2C1
4! 4!
6! 2! = 2! (4 − 2)!
× 1! (4 − 1)!
= 5! (6 − 5)!
× 1! (2 − 1!
4 × 3 × 2! 4 × 3!
6 × 5! 2 ×1 = 2 × 1× 2!
× 1× 3!
= 5! × 1
× 1× 1
= 6 × 2 = 12 =6×4
c. K3 = terambil 5 koin Rp1.000,00 dan 1 koin = 24
Rp500,00. Peluang terambil dua huruf vokal:
n(K3) = banyak cara mengambil 5 koin n(K) 24 3
P(K) = = 56 = 7
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 n(S)
dan 1 koin Rp500,00 dari 4 koin Frekuensi harapan terambil dua huruf vokal:
Rp500,00 3
= 6C5 × 4C1 Fr(K) = n × P(K) ⇔ 90 = n × 7
6! 4! 7
= 5! (6 − 5)!
× 1! (4 − 1! ⇔ n = 90 × 3
6 × 5! 4 × 3! = 210 kali
= 5! × 1
× 1× 3!
Jadi, pengambilan tiga huruf tersebut dilakukan
=6 ×4 sebanyak 210 kali.
= 24
d. K4 = terambil 6 koin Rp1.000,00 B. Uraian
n(K4) = banyak cara mengambil 6 koin 1. a. Banyaknya pasangan ganda putra
Rp1.000,00 dari 6 koin Rp1.000,00 = C210
6! 10!
= 6C6 = 6! (6 − 6)!
=1 =
(10 − 2)! 2!
n(K) = n(K1) + n(K2) + n(K3) + n(K4) 10 × 9 × 8!
=
= 90 + 12 + 24 +1 8! 2!
= 127 = 10 × 9 = 45
2
Jadi, peluang enam koin yang terambil memiliki
Jadi, banyaknya pasangan ganda putra yang
n(K)
jumlah minimal Rp5.000,00 adalah P(K) = n(S)
= dapat dibentuk adalah 45 pasangan.
127
924
.

88 Peluang Kejadian
b. Banyaknya pasangan ganda putri b. Misalkan B = kejadian terpilih 2 orang dari
= C28 tiap-tiap kelompok
8!
= kejadian terpilihnya 2 ahli
= matematika, 2 ahli ekonomi,
(8 − 2)! 2!
8 × 7 × 6! dan 2 ahli bahasa
=
6! 2! n(B)= banyak cara memilih 2 ahli matematika
dari 5 ahli matematika, 2 ahli ekonomi
= 8×7
2 dari 3 ahli ekonomi, dan 2 ahli bahasa
= 28 dari 4 ahli bahasa
Jadi, banyaknya pasangan ganda putri yang = 5C2 × 3C2 × 4C2
dapat dibentuk adalah 28 pasangan. 5! 3! 4!
= 2! (5 − 2)!
× ×
2! (3 − 2)! 2! (4 − 2)!
c. Banyaknya pasangan ganda campuran
5 × 4 × 3! 3 × 2! 4 × 3 × 2!
= C110 × C18 = 2 × 1× 3!
× ×
2! × 1 2 × 1× 2!
10! 8!
= × = 10 × 3 × 6
(10 − 1)! 1! (8 − 1)! 1!
10 × 9! 8 × 7!
= 180
= × Peluang terpilih dua orang dari tiap-tiap
9! 1 7! 1
= 10 × 8 kelompok:
= 80 180 15
P(B) = 924 = 77
Jadi, banyaknya pasangan ganda campuran
yang dapat dibentuk adalah 80 pasangan. Jadi, peluang terpilih dua orang dari tiap-tiap
15
2. Jumlah ahli = 5 + 3 + 4 = 12 kelompok 77 .
Ruang sampel S = kejadian terpilih 6 orang dari
3. a. Misalnya A = kejadian terambil kelereng
12 orang ahli.
berwarna merah
n(S) = banyak cara memilih 6 orang dari 12 orang
n(A) 8 2
= 12C6 P(A) = = =
n(S) 20 5
12!
= Peluang terambil kelereng bukan merah =
6!(12 − 6)!
P(A′).
= 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6! P(A′) = 1 – P(A)
6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 6!
2
= 11 × 2 × 3 × 2 × 7 =1– 5
= 924 3
a. Misalkan A = kejadian terpilih 4 ahli = 5
matematika dan 2 ahli ekonomi. Jadi, peluang terambil kelereng bukan merah
n(A) = banyak cara memilih 4 ahli matematika 3
dari 5 ahli matematika dan 2 ahli adalah 5 .
ekonomi dari 3 ahli ekonomi b. Misalnya B = kejadian terambil kelereng
= 5C4 × 3C2 berwarna hijau
5! 3!
= × 2! (3 − 2)! n(A) 5 1
4! (5 − 4)! P(A) = = =
n(S) 20 4
5 × 4! 3 × 2!
= × 2! × 1 Peluang terambil kelereng bukan hijau =
4! × 1
P(A′).
=5×3
P(A′) = 1 – P(A)
= 15
1
Peluang terpilih 4 ahli matematika dan 2 ahli =1– 4
ekonomi: 3
n(A) 15 3
= 4
P(A) = n(S)
= 924
= 308 Jadi, peluang terambil kelereng bukan hijau
Jadi, peluang terpilihnya 4 ahli matematika 3
3 adalah 4 .
dan 2 ahli ekonomi adalah 308 .

Matematika Kelas XII 89


4. Ruang sampel = S = kejadian terambil 4 huruf Peluang terambil keempatnya bukan huruf
dari 13 huruf vokal.
n(S) = banyak cara mengambil 4 huruf dari 13 P(B′) = 1 – P(B)
huruf 35
= 13C4 = 1 – 715
13! 680
= = 715
4! (13 − 4)!
13 × 12 × 11× 10 × 9! 136
= = 143
4 × 3 × 2 × 1× 9!
= 715 Jadi, peluang terambil keempatnya bukan
136
a. Banyak huruf vokal = 7 huruf vokal adalah 143 .
Banyak huruf konsonan = 6
Misalkan: 5. Banyak percobaan = 680 kali
A = kejadian terambil 1 huruf vokal dan Jumlah bendera = 7 + 4 + 6 = 17
3 huruf konsonan Ruang sampel S = kejadian terambil 3 bendera
dari 17 bendera.
n(A) = banyak cara mengambil 1 huruf vokal
n(S) = banyak cara mengambil 3 bendera dari
dari 7 huruf vokal dan 3 huruf
17 bendera
konsonan dari 6 huruf konsonan
= 17C3
= 7C1 × 6C3
17!
7! 6! = 3! (17 − 3)!
= 1! (7 − 1)!
× 3! (6 − 3!)
17 × 16 × 15 × 14!
= 3 × 2 × 1× 14!
7 × 6! 6 × 5 × 4 × 3!
= 1× 6!
× 3! × 3 × 2 × 1 = 17 × 8 × 5
= 7 × 20 = 680
= 140
a. Misalkan A = kejadian terambil 3 bendera
Peluang terambil 1 huruf vokal dan 3 huruf kuning.
konsonan:
n(A)= banyak cara mengambil 3 bendera
n(A)
P(A) = kuning dari 4 bendera kuning
n(S)
140 = 4C3
= 715 4!
= 3! (4 − 3)!
28
= 143 4 × 3!
= 3! × 1
Jadi, peluang terambil 1 huruf vokal dan
28
=4
3 huruf konsonan adalah 143 . Peluang terambil 3 bendera kuning:
b. Banyak huruf vokal = 7 n(A) 4
P(A) = = 680
n(S)
Misalkan
B = kejadian terambil keempatnya huruf vokal Frekuensi harapan terambil 3 bendera
B′ = kejadian terambil keempatnya bukan kuning:
huruf vokal Fh(A) = P(A) × n
n(B) = banyak cara mengambil 4 huruf vokal
4
dari 7 huruf vokal = 680 × 680
= 7C4
= 4 kali
7!
= 4! (7 − 4)! Jadi, frekuensi harapan terambil 3 bendera
7 × 6 × 5 × 4! kuning adalah 4 kali.
= 4! × 3 × 2 × 1 b. Misalkan B = kejadian terambil bendera
= 35 berbeda warna
Peluang terambil keempatnya huruf vokal: = kejadian terambil 1 bendera
n(B) 35 hijau, 1 bendera kuning, dan
P(B) = n(S)
= 715 1 bendera merah.

90 Peluang Kejadian
n(B) = banyak cara mengambil 1 bendera Peluang terambil bendera berbeda warna:
hijau dari 7 bendera hijau, 1 bendera n(C) 168
kuning dari 4 bendera kuning, dan P(B) = = 680
n(S)
1 bendera merah dari 6 bendera Frekuensi harapan terambil bendera berbeda
merah. warna:
= 7C1 × 4C1 × 6C1
7! 4! 6! Fh(B) = P(B) × n
= 1! (7 − 1)!
× 1! (4 − 1)!
× 1! (7 − 1)! 168
7 × 6! 4 × 3! 6 × 5! = 680 × 680
= 1! 6!
× 3!
× 1! 5! = 168 kali
=7×4×6 Jadi, frekuensi harapan terambil bendera
= 168 berbeda warna adalah 168 kali.

A. Pilihan Ganda Peluang kejadian A atau B


1. Jawaban: c P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
n(S)= 62 = 36 =
4
+
5

3
9 9 9
A = kejadian munculnya jumlah mata dadu 4
6 2
= {(1, 3); (2, 2); (3, 1)} → n(A) = 4 = =
9 3
B = kejadian munculnya jumlah mata dadu 8 2
Jadi, peluang kejadian A atau B adalah .
= {(2, 6), (3, 5), (4, 4), (5, 3), (6, 2)} → n(B) = 5 3
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) 3. Jawaban: e
=
n(A)
+
n(B) S = kejadian terambil 1 kartu bernomor
n(S) n(S)
= {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
4 5
= + n(S)= 10
36 36
9 A = kejadian terambil kartu bernomor bilangan
=
36 komposit
Jadi, peluang munculnya jumlah mata dadu sama = kejadian terambil kartu bernomor bilangan
9 asli lebih dari 1 yang bukan bilangan prima
dengan 4 atau 8 adalah . = {4, 6, 8, 9, 10}
36
2. Jawaban: e n(A)= 5
S = ruang sampel = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9} B = kejadian terambil kartu bernomor bilangan
n(S) = banyaknya anggota ruang sampel = 9 ganjil
A = kejadian terambilnya kartu bernomor bilangan = {1, 3, 5, 7, 9}
prima = {2, 3, 5, 7} n(B) = 5
n(A) = banyaknya kartu bernomor prima = 4 A ∩ B = {9}
n(A) 4 n(A ∩ B) = 1
P(A) = =
n(S) 9 Peluang terambil kartu bernomor bilangan
B = kejadian terambilnya kartu bernomor ganjil komposit atau bilangan ganjil:
= {1, 3, 5, 7, 9} P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
n(B) = banyaknya kartu bernomor ganjil = 5 n(A) n(B) n(A ∩ B)
= n(S)
+ n(S)
– n(S)
n(B) 5
P(B) = = 5 5 1
n(S) 9 = 10 + 10 – 10
A ∩ B = Irisan kejadian A dan B = {3, 5, 7}
9
n(A ∩ B) = 3 = 10 = 0,9
n(A ∩ B) 3 Jadi, peluang terambil kartu bernomor bilangan
P(A ∩ B) = =
n(S) 9 komposit atau bilangan ganjil adalah 0,9.

Matematika Kelas XII 91


4. Jawaban: c Jumlah bola di kotak sekarang = 9 – 1 = 8
S = kejadian melempar dua dadu sebanyak satu S2 = kejadian terambil 1 bola setelah terambil 1 bola
kali
n(S2) = 8C1 = 8
n(S) = 6 × 6 = 36
A = kejadian muncul mata dadu berjumlah 5 B = kejadian terambil 1 bola merah pada
= {(1, 4), (2, 3), (3, 2), (4, 1)} pengambilan kedua
n(B) 3
n(A) = 4 P(B) = = 8
n(S2 )
n(A) 4
P(A) = n(B)
= A ∩ B = kejadian terambil bola kuning pada
36
pengambilan pertama dan bola merah
B = kejadian muncul mata dadu berjumlah 9
pada pengambilan kedua
= {(3, 6), (4, 5), (5, 4), (6, 3)}
P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
n(B) = 4
2 3 1
n(B) 4 = 3 × 8 = 4
P(B) = = 36
n(S)
Jadi, peluang terambil bola kuning kemudian
A ∩ B = kejadian muncul mata dadu berjumlah 5 1
dan 9 merah adalah 4 .
={}
7. Jawaban: b
n(A ∩ B) = 0 Misalnya A = kejadian terambil bola putih pada
n(A ∩ B) 0 kotak I
P(A ∩ B) = =
n(S) 36
n(A) = 3 dan n(S) kotak I = 8
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) n(A) 3
4 4 0 P(A) = n(S)
=
8
= 36
+ 36
– 36
B = Kejadian terambil bola merah pada kotak II
8
= 36 n(B) = 4 dan n(S) kotak II = 9
n(B) 4
Jadi, peluang muncul mata dadu berjumlah 5 atau P(B) = =
n(S) 9
8
9 adalah 36 . P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
3 4 1
5. Jawaban: d = + =
8 9 6
Nomor kelipatan 4 yaitu 4 dan 8.
Jadi, peluang yang terambil bola putih pada kotak I
Peluang terambil bola bernomor kelipatan 4 yaitu
1
2 dan bola merah pada kotak II adalah .
P(kelipatan 4) = 10 6
1 8. Jawaban: d
Peluang bola bernomor 7 = P(7) = 10
Sekeping uang logam dan sebuah dadu
Jadi, P(kelipatan 4 dan nomor 7) dilambungkan bersama-sama.
= P(kelipatan 4) × P(7) Banyak percobaan n = 240 kali
2 1 A = kejadian terlihat sisi angka pada uang logam
= 10 × 10
B = kejadian terlihat mata dadu prima
2 1 1 1
= 10 = 5 P(A) = dan P(B) =
2 2
6. Jawaban: c Kejadian A dan B saling bebas.
Jumlah bola = 3 + 6 = 9 Peluang terlihat sisi angka pada uang logam dan
mata dadu prima:
S1 = kejadian terambil 1 bola
1 1 1
n(S1) = 9C1 = 9 P(A ∩ B) = P(A) × P(B) = × =
2 2 4
A = kejadian terambil 1 bola kuning pada Frekuensi harapan terlihat sisi angka pada uang
pengambilan pertama logam dan mata dadu prima:
n(A) = 6C1 = 6 1
Fh(A ∩ B) = P(A ∩ B) × n = × 240 = 60 kali
4
n(A) 6 2
P(A) = = = Jadi, frekuensi harapan terlihat sisi angka pada
n(S) 9 3
logam dan mata dadu prima adalah 60 kali.

92 Peluang Kejadian
9. Jawaban: d Peluang terambil satu kartu merah:
P(G) = P(gol) =
3 P = P(M1K2K3) + P(K1M2K3) + P(K1K2M3)
5
2 2 2 2
3 2 = 27 + 27 + 27 = 9
P(T) = P(tidak gol) = 1 – P(gol) = 1 – 5
= 5 2
A = kejadian terjadi 3 kali tendangan penalti Jadi, peluang terambil satu kartu merah adalah 9 .
dengan 2 tendangan gol
= {(G, G, T), (G, T, G), (T, G, G)} B. Uraian
Kejadian tendangan penalti 3 kali merupakan 1. Dadu Biru
Dadu
kejadian saling bebas. Merah 1 2 3 4 5 6
3 3 2 18
P(G, G, T) = 5 × 5 × 5 = 125 1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6)
3 2 3 18
P(G, T, G) = 5 × 5 × 5 = 125 3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6)
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6)
2 3 3 18 5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6)
P(T, G, G) = 5 × 5 × 5 = 125 6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6)
Peluang terjadi 2 tendangan penalti gol A = kejadian munculnya mata dadu merah ≤ 3
= P(G, G, T) + P(G, T, G) + P(T, G, G) n(A) = 18
18 18 18 54 B = kejadian munculnya mata dadu biru ≥ 5
= 125 + 125 + 125 = 125
n(B) = 12
Jadi, peluang Ali untuk membuat 2 gol dalam P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
54 18 12
3 kali tendangan penalti adalah 125 . = 36 × 36
1 1
10. Jawaban: b = 2 × 3
Banyak kartu kuning = n(K) = 2 1
Banyak kartu merah = n(M) = 4 =
6
Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 6
Jadi, peluang munculnya mata dadu merah ≤ 3
Kemungkinan kartu yang terambil M 1 K 2 K 3 , 1
K1M2K3, atau K1K2M3. dan mata dadu biru ≥ 5 adalah 6 .
M1K2K3 = kejadian terambil pertama kartu merah,
2. a. Pengambilan dilakukan secara acak dua
kedua kartu kuning, ketiga kartu kuning
sekaligus.
P(M1K2K3) = P(M1) × P(K2) × P(K3) Banyak buah = 9 + 6 = 15 buah
n(M) n(K) n(K) A = kejadian terambil 2 jeruk
= × ×
n(S) n(S) n(S)
n(A) 6 C2 15
4 2 2 2 P(A) = = =
= 6 × 6 × 6 = 27 n(S) 15 C2 105

K1M2K3 = kejadian terambil pertama kartu kuning, B = kejadian terambil 2 apel


kedua kartu merah, ketiga kartu kuning P(B) =
n(B)
= 9 C2
=
36
P(K1M2K3) = P(K1) × P(M2) × P(K3) n(S) 15 C2 105

n(K) n(M) n(K) Peluang terambil dua buah dengan jenis yang
= × × sama
n(S) n(S) n(S)
2 4 2 = P(A) + P(B)
= 6 × 6 × 6
15 36
2
= 105 + 105
= 27 51
= 105
K1K2M3 = kejadian terambil pertama kartu kuning,
kedua kartu kuning, ketiga kartu merah 17
= 35
P(K1K2M3) = P(K1) × P(K2) × P(M3)
n(K) n(K) n(M) Jadi, peluang terambil dua buah dengan
= × × jenis yang sama jika diambil dua sekaligus
n(S) n(S) n(S)
2 2 4 2 17
= 6 × 6 × 6 = 27 adalah 35 .

Matematika Kelas XII 93


b. Pengambilan dilakukan satu per satu tanpa P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
pengembalian. 4
12 4
Peluang terambil dua jeruk: = × 5
4 16 15
P(Q) = P (jeruk pada pengambilan I)
1
× P (jeruk pada pengambilan II) =
5
9 C1 8 C1 Jadi, peluang terambil manik-manik kuning pada
= ×
15 C1 14 C1 pengambilan pertama dan manik-manik biru pada
9 8 72
= 15 × 14 = 210 pengambilan kedua adalah
1
.
5
Peluang terambil dua apel: 4. a. Misalkan dadu pertama = dadu merah dan
P(R) = P (apel pada pengambilan I) × P (apel dadu kedua = dadu putih
pada pengambilan II) A = kejadian terlihat mata dadu 3 pada dadu
6 C1 5 C1 merah
= ×
15 C1 14 C1 = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}
6 5
= 15 × 14 n(A) = 6
n(A) 6
30 P(A) = = 36
n(S)
= 210
B = kejadian terlihat mata dadu 5 pada dadu
Peluang terambil dua buah dengan jenis yang
putih
sama
= {(1, 5), (2,5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)}
= P(Q) + P(R)
n(B) = 6
30 72
= 210 + 210 n(B) 6
P(B) = n(S)
= 36
102
= 210 A ∩ B = {(3, 5)}
17 n(A ∩ B) = 1
= 35
n(A ∩ B) 1
Jadi, peluang terambil dua buah dengan jenis P(A ∩ B) = =
n(S) 36
yang sama jika diambil dua buah secara satu
Peluang terlihat mata dadu 3 pada dadu
17
per satu tanpa dikembalikan adalah 35 . merah atau mata dadu 5 pada dadu putih:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
3. Pengambilan pertama
6 6 1
Jumlah manik-manik seluruhnya = n(S) = 12 + 4 = 36 + 36 – 36
= 16 11
= 36
A = kejadian terambil manik-manik kuning pada
pengambilan pertama Jadi, peluang terlihat mata dadu 3 pada dadu
n(A) = 12 merah atau mata dadu 5 pada dadu putih
n(A) 12 11
P(A) = = adalah 36 .
n(S) 16
Pengambilan kedua b. Misalkan:
Manik-manik yang terambil pada pengambilan A = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 6
pertama tidak dikembalikan maka manik-manik = {(5, 1), (4, 2), (3, 3), (2, 4), (1, 5)}
di kantong tersisa 16 – 1 = 15 manik-manik n(A) = 5
n(S) = 15 n(A) 5
B = kejadian terambil manik-manik biru pada P(A) = n(S)
= 36
pengambilan kedua B = kejadian terlihat jumlah mata dadu 10
n(B) = 4 = {(6, 4), (5, 5), (4, 6)}
n(B) 4 n(B) = 3
P(B) = =
n(S) 15 n(B) 3
(A ∩ B) = kejadian terambil manik-manik kuning P(B) = n(S)
= 36
pada pengambilan pertama dan manik-
manik biru pada pengambilan kedua

94 Peluang Kejadian
Oleh karena A ∩ B = ∅, maka kejadian Misalnya C = kejadian terambil bola merah pada
A dan B saling asing. kotak I dilanjutkan terambil bola
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) merah pada kotak II
5 3 n(C) 4
= 36 + 36 P(C) = =
n(S) 10
8 2 Misalnya D = kejadian terambil bola merah pada
= 36 = 9
kotak I dilanjutkan terambil bola
Jadi, peluang terlihat jumlah kedua mata putih pada kotak II
2 n(D) 6
dadu 6 atau 10 adalah 9 . P(D) = =
n(S) 10
c. Kejadian terlihat kedua mata dadu bilangan Misalnya E = kejadian terambil bola putih pada
genap = kejadian terlihat mata dadu genap kotak I dilanjutkan terambil bola
pada dadu merah dan dadu putih merah pada kotak II
Misalkan:
n(E) 3
A = terlihat mata dadu genap pada dadu P(E) = =
n(S) 10
merah
B = terlihat mata dadu genap pada dadu Misalnya F = kejadian terambil bola putih pada
putih kotak I dilanjutkan terambil bola
putih pada kotak II
1 1
P(A) = 2 dan P(B) = 2 n(F) 7
P(F) = =
n(S) 10
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅ maka kejadian A dan
B saling bebas. a. Peluang terambil bola merah
Peluang terlihat kedua mata dadu bilangan P(M) = P(A) × P(C) + P(B) × P(E)
genap: 7 4 5 3
= × + ×
P(A ∩ B) = P(A) × P(B) 12 10 12 10
1 1 1 28 15
= 2 × 2 = 4 = +
120 120
43
Jadi, peluang terlihat kedua mata dadu genap =
120
1
adalah 4
. Jadi, peluang terambil bola merah adalah
43
5. Kotak I .
120
Jumlah bola pada kotak I = 7 + 5 = 12 maka b. Peluang terambil bola putih
n(S) = 12.
P(P) = P(A) × P(D) + P(B) × P(F)
A = kejadian terambil bola merah pada kotak I
7 6 5 7
n(A) 7 = × + ×
P(A) = = 12 10 12 10
n(S) 12
42 35
B = kejadian terambil bola putih pada kotak I = +
120 120
n(B) 5 77
P(B) = = =
n(S) 12 120
77
Kotak II Jadi, peluang terambil bola putih adalah .
120
Jumlah bola pada kotak II setelah ditambah 1 bola
dari kotak I adalah 3 + 6 + 1 = 10.
n(S) = 10

Matematika Kelas XII 95


96
Peluang Kejadian
Percobaan, Ruang Sampel,
Titik Sampel, dan Kejadian Peluang Dua Kejadian Tidak
Saling Lepas
Frekuensi Relatif
Peluang Dua Kejadian Saling
Peluang suatu Kejadian Peluang Kejadian Lepas
Peluang Suatu
Kejadian Majemuk
Peluang Dua Kejadian Saling
Frekuensi Harapan Bebas

Peluang Komplemen
Kejadian Peluang Dua Kejadian Tidak
Saling Bebas (Bersyarat)

Peluang Kejadian
A. Pilihan Ganda 18 × 17 × 16!
=
1. Jawaban: d 16! × 2!
A = kejadian 20 orang jabat tangan 18 × 17
=
Jabat tangan melibatkan 2 orang 2×1
n(A) = 20C2 = 153
20! Peluang yang terambil 2 kelereng putih
=
(20 − 2)! 2! n(A) 45
20 × 19 × 18! P(A) = =
= n(S) 153
18! × 2!
Jadi, peluang yang terambil 2 kelereng putih
20 × 19
= 45
2×1 adalah .
153
= 190
Jadi, banyaknya jabat tangan yang terjadi pada 4. Jawaban: c
pertemuan itu adalah 190. Ruang sampel urutan dua anak dengan satu anak
laki-laki
2. Jawaban: c
S = {LP, PL, LL} ⇒ n(S) = 3
Misalkan:
A = kejadian 2 anak berjenis kelamin laki-laki
A = kejadian terambil 2 bola putih dan 1 bola
merah = {LL}
B = kejadian terambil 3 bola putih n(A) = 1
n(A) 1
n(A ∪ B) = n(A) + n(B) P(A) = =
n(S) 3
= 4C2 × 6C1 + 4C0 × 6C0 1
Jadi, peluang semuanya anak laki-laki 3 .
4! 6! 4! 6!
= × + ×
2! 2! 1! 5! 3! 1! 0! 6!
5. Jawaban: c
4 × 3 × 2! 6 ⋅ 5! 4! 6!
= × + × Satu set lengkap kartu brigde terdiri atas 52 kartu,
2 × 1× 2! 1! 5! 3! 1! 0! 6!
dan 4 di antaranya adalah kartu AS.
4×3 6 4
= × + ×1 Misalnya A = kejadian tercabut kartu AS
2 ×1 1 1
= 36 + 4 n(A) = 4
= 40 n(S) = 52
n(A) 4
Jadi, banyaknya cara pengambilan paling sedikit P(A) = =
n(S) 52
2 bola putih adalah 40.
Peluang kartu yang tercabut bukan kartu AS =
3. Jawaban: c P(A′).
Misalnya A = kejadian terambil 2 kelereng putih P(A′) = 1 – P(A)
n(A) = 10C2 4
=1–
10! 52
= 48
(10 − 2)! 2! =
52
10 × 9 × 8!
= Jadi, peluang kartu yang tercabut bukan kartu AS
8! × 2!
48
=
10 × 9 adalah .
52
2×1
= 45 6. Jawaban: b
S = ruang sampel A = kejadian muncul mata dadu yang hasil
Jumlah kelereng = 8 + 10 = 18 kalinya bilangan ganjil
n(S) = 18C2 = {(1, 1), (1, 3), (1, 5), (3, 1), (3, 3), (3, 5), (5, 1),
(5, 3), (5, 5)}
18!
= n(A) = 9
(18 − 2)! 2!
n(S) = 36

Matematika Kelas XII 97


n(A) 9 1 10. Jawaban: e
P(A) = n(S)
= 36 = 4 8 telur baik dan 2 telur retak
1 Banyak telur = 10
Fh(A) = P(A) × n = 4 × 100 = 25 kali
n(S) = 10C2
Jadi, frekuensi harapan muncul mata dadu yang 10!
hasil kalinya bilangan ganjil adalah 25 kali. =
(10 − 2)! 2!
7. Jawaban: a 10 × 9 × 8!
=
A = kejadian terpilih dua orang merupakan suami 8! × 2!
istri 10 × 9
= = 45
2×1
= kejadian terpilih 1 pasangan suami istri dari
6 pasang suami istri Misalnya A = kejadian terpilih 2 butir telur baik
n(A) = 6C1 = 6 n(A) = 8C2
n(S) = banyak cara memilih dua orang dari 6 8!
=
(8 − 2)! 2!
pasangan suami istri (12 orang)
8 × 7 × 6!
= 12C2 = 66 =
6! × 2!
n(A) 6 1 8×7
P(A) = = = = = 28
n(S) 66 11 2 ×1
Jadi, peluang terpilih dua orang merupakan suami Peluang terpilih 2 butir telur baik
1 n(A) 28
istri adalah . P(A) = = 45
n(S)
11

8. Jawaban: a Jadi, peluang ibu mendapat 2 butir telur yang baik


S = ruang sampel → n(S) = 36 28
adalah 45 .
Misalnya A = kejadian muncul dua mata dadu
berjumlah kurang dari 5 11. Jawaban: b
A = {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (1, 3), (3, 1), (2, 2)} → Jumlah bola = 5 + 3 + 7 = 15
n(A) = 6 Misalnya A = kejadian terambil keduanya bola
hijau
n(A) 6 1
P(A) = = = n(A) = 7
n(S) 36 6
Banyak percobaan (n) = 480 n(A) 7
P(A) = =
n(S) 15
Fh(A) = P(A) × n
Peluang yang terambil bukan bola hijau
1
= × 480 P(A′) = 1 – P(A)
6
= 80 kali =1–
7
=
8
15 15
Jadi, frekuensi harapan muncul dua mata dadu
berjumlah kurang dari 5 adalah 80 kali. Jadi, peluang yang terambil bukan bola hijau
8
9. Jawaban: a adalah .
15
Lisa, Tera, dan Wisnu dipandang sebagai
1 elemen, maka permasalahan menjadi permutasi 12. Jawaban: d
siklis dari 4 elemen. Adapun cara duduk Lisa, Tera, Kemungkinan panitia yang terbentuk (2 putri,
dan Wisnu ada 3! cara. 2 putra), (1 putri, 3 putra), atau 4 putra.
A = kejadian Lisa, Tera, dan Wisnu duduk ber- Jumlah siswa = 5 + 5 = 10.
sebelahan Banyak anggota ruang sampel = n(S) = 10C4
n(A) = 3! × permutasi siklis 4 elemen P(A) = peluang panitia yang terbentuk 2 putri dan
= 3!(4 – 1)! = 36 2 putra
5C2 × 5C2 10 × 10 10
n(S) = permutasi siklis 6 elemen = =
= 21
10 C4 210
= (6 – 1)! = 5! = 120
n(A) 36 3 P(B) = peluang panitia yang terbentuk 1 putri dan
P(A) = = 120 = 10
n(S) 3 putra
Jadi, peluang Lisa, Tera, dan Wisnu duduk ber- 5C1 × 5C3 5 × 10 5
= = 210 = 21
10 C4
3
sebelahan 10 .

98 Peluang Kejadian
P(C) = peluang panitia yang terbentuk 4 putra Misalnya B = kejadian terambil 2 bola merah
5C4 5 1 n(B) = 9C2
= = 210
= 42
10 C4 9!
Peluang panitia yang terbentuk terdiri paling =
(9 − 2)! 2!
banyak 2 siswa putri 9 × 8 × 7! 9×8
= = = 36
10 5 1 31 7! × 2! 2×1
= P(A) + P(B) + P(C) = 21 + 21 + 42 = 42
n(B) 36
P(B) = =
Jadi, peluang panitia yang terbentuk terdiri paling n(S) 66
31 Peluang terambil bola minimal satu warna merah
banyak 2 siswa putri adalah 42 .
= P(A) + P(B)
13. Jawaban: a 27 36 63 21
Banyak percobaan: n = 165 = + = =
66 66 66 22
Jumlah uang logam dalam mangkuk = 8 + 3 = 11 Jadi, peluang terambil bola minimal satu warna
Banyak anggota ruang sampel: n(S) = 11C2 = 55 21
merah adalah .
Kemungkinan uang logam yang terambil 2 uang 22
logam seribuan atau 1 uang logam seribuan dan 15. Jawaban: b
1 uang logam lima ratusan. A = kejadian jumlah mata dadu yang muncul
A = kejadian terambil 2 uang logam seribuan kurang dari 10
n(A) = 8C2 = 28 = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (3, 1), (2, 2), (1, 3),
n(A) 28 (4, 1), (3, 2), (2, 3), (1, 4), (5, 1), (4, 2),
P(A) = = 55
n(S) (3, 3), (2, 4), (1, 5), (6, 1), (5, 2), (4, 3),
B = kejadian terambil 1 uang logam seribuan dan (3, 4), (2, 5), (1, 6), (6, 2), (5, 3), (4, 4),
1 uang logam lima ratusan (3, 5), (2, 6), (6, 3), (5, 4), (4, 5), (3, 6)}
n(A) 30
n(B) = 8C1 × 3C1 = 8 × 3 = 24 P(A) = = 36
n(S)
n(B) 24
P(B) = = 55 B = kejadian jumlah mata dadu yang muncul
n(S)
bilangan prima (2, 3, 5, 7, atau 11)
Peluang terambil uang logam seribuan: = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (4, 1), (3, 2), (2, 3),
28 24 52 (1, 4), (6, 1), (5, 2), (4, 3), (3, 4), (2, 5),
P = P(A) + P(B) = 55 + 55 = 55
(1, 6), (6, 5), (5, 6)}
52
Fh = P × n = 55 × 165 = 156 n(B) 15
P(A) = = 36
n(S)
Jadi, frekuensi harapan selalu terambil uang
logam seribuan adalah 156 kali. A ∩ B = {(1, 1), (2, 1), (1, 2), (4, 1), (3, 2), (2, 3),
(1, 4), (6, 1), (5, 2), (4, 3), (3, 4), (2, 5),
14. Jawaban: e (1, 6)}
Jumlah bola = 9 + 3 = 12
n(A ∩ B) 13
Banyaknya titik sampel P(A ∩ B) = = 36n(S)
n(S) = C212 P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
12! 30 15 13 32 8
= = 36 + 36 – 36 = 36 = 9
(12 − 2)! 2!
12 × 11 × 10!
= Jadi, peluang jumlah mata dadu yang muncul
10! × 2!
8
12 × 11 kurang dari 10 atau bilangan prima 9 .
= = 66
2×1
Misalnya A = kejadian terambil 1 bola merah dan 16. Jawaban: c
1 bola putih Jumlah bola = 3 + 2 = 5.
n(A) = 9C1 × 3C1 S = kejadian terambil 2 bola dari 5 bola
9! 3! n(S) = 5C2 = 10
= ×
(9 − 1)! 1! (3 − 1)! 1! Kemungkinan bola yang terambil 2 putih atau
9 × 8! 3 × 2! 2 hitam.
= ×
8! × 1 2! × 1 A = kejadian terambil 2 bola putih dari 3 bola
= 9 × 3 = 27 putih
n(A) 27 n(A) = 3C2 = 3
P(A) = =
n(S) 66

Matematika Kelas XII 99


n(A) 3 B = kejadian terambil 1 kelereng putih dari
P(A) = = 10
n(S) 1 kelereng putih yang tersisa
B = kejadian terambil 2 bola hitam dari 2 bola n(B) = 1C1 = 1
hitam 1
P(B) = 7
n(B) = 2C2 = 1
Peluang terambil 2 kelereng putih:
n(B) 1
P(B) = = 10
n(S) P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
Peluang bola yang terambil berwarna sama 1 1 1
= 4 × 7 = 28
= P (2 putih) + P (2 hitam)
Jadi, peluang terambil keduanya berwarna putih
= P(A) + P(B)
1
3 1 4 2 28
.
= 10
+ 10
= 10
= 5
2 19. Jawaban: d
Jadi, peluang bola yang terambil berwarna sama 5 . Banyak percobaan = n.
Ruang sampel S = himpunan pasangan mata
17. Jawaban: a
dadu pada pelambungan dua dadu.
Banyaknya orang = n(S) = 100
n(S) = 6 × 6 = 36
Misalnya A = kejadian orang yang memakai topi
A = kejadian terlihat mata dadu pertama 3
→ n(A) = 60
= {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)}
Misalnya B = kejadian orang yang memakai
n(A) = 6
kacamata → n(B) = 45
B = kejadian terlihat mata dadu kedua 5
Dalam permasalahan ini, tidak ada orang yang
= {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)}
tidak memakai topi atau kacamata artinya
n(B) = 6
n(A ∪ B)′ = 0 sehingga n(A ∪ B) = n(S) = 100.
A ∩ B = kejadian muncul mata dadu pertama 3
n(A ∩ B) = n(A) + n(B) – n(A ∪ B)
dan mata dadu kedua 5
= 60 + 45 – 100
= {(3, 5)}
=5
Oleh karena A ∩ B ≠ ∅, kejadian A dan B tidak
Peluang orang yang memakai topi dan kacamata
saling lepas.
n(A ∩ B) Peluang terlihat mata dadu pertama 3 atau mata
P(A ∩ B) =
(S)
dadu kedua 5:
5 1
= = P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
100 20
n(A) n(B) P(A ∩ B)
Jadi, Peluang bahwa seseorang yang dipilih dari = n(S)
+ n(S)
– n(S)
kelompok orang itu memakai topi dan kacamata 6 6 1 11
1 = 36 + 36 – 36 = 36
adalah 20
.
Frekuensi harapan terlihat mata dadu pertama 3
18. Jawaban: d atau mata dadu kedua 5:
Misalkan: Fr(A ∪ B) = P(A ∪ B) × n
S1 = kejadian terambil 1 kelereng dari 8 kelereng 11
⇔ 33 = 36 × n
n(S1) = 8C1 = 8 3
33 × 36
A = kejadian terambil 1 kelereng putih dari ⇔ n= = 108
11
2 kelereng putih
Jadi, dua dadu dilambungkan sebanyak 108 kali.
n(A) = 2C1 = 2
2 1 20. Jawaban: a
P(A) = 8 = 4 Jumlah bola = 8 + 6 =14
Setelah terambil kelereng putih, kelereng putih n(S) = 14C3
tidak dikembalikan. Kelereng yang tersisa dalam 14!
=
kotak ada 7. (14 − 3)! 3!
S2 = kejadian terambil 1 kelereng dari 7 kelereng 14 × 13 × 12 × 11!
=
11! × 3!
yang tersisa
14 × 13 × 12
n(S2) = 7C1 = 7 = = 364
3× 2×1

100 Peluang Kejadian


Misalnya A = kejadian terambil 2 bola merah dan P(B′) = 1 – P(B)
1 bola biru = 1 – 0,95
n(A) = 8C2 × 6C1 = 0,05
=
8!
×
6! Peluang Lisa lulus tes dan Bimo tidak lulus tes
(8 − 2)! 2! (6 − 1)! 1! = P(A) × P(B′)
8 × 7 × 6! 6 × 5!
= × = 0,98 × 0,05
6! × 2! 5! × 1!
= 0,049
8×7
= × 6 Jadi, peluang Lisa lulus tes dan Bimo tidak lulus
2 ×1 1
= 28 × 6 = 168 tes adalah 0,049.
Peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola biru 23. Jawaban: b
n(A) 168 6 Banyak percobaan n = 165
P(A) = = = Jumlah uang logam dalam mangkuk = 8 + 3 = 11
n(S) 364 13
Jadi, peluang terambil 2 bola merah dan 1 bola Kemungkinan uang logam yang terambil adalah
6
pertama uang logam seribuan dan kedua uang
biru adalah . logam seribuan atau pertama uang logam seribuan
13
dan kedua uang logam lima ratusan.
21. Jawaban: c A = kejadian terambil pertama uang logam
Dalam kotak terdapat 4 bola lampu mati dan seribuan dan kedua uang logam seribuan
16 bola lampu hidup.
8 7 56
A = kejadian pengambilan pertama mendapat P(A) = 11 × 10 = 110
dua bola lampu mati
B = kejadian terambil pertama uang logam
B = kejadian pengambilan kedua mendapat dua
seribuan dan kedua uang logam lima
bola lampu hidup
ratusan
n(A) 4 C2 6 3
P(A) = = = = 8 3 24
n(S) 20 C2 190 95 P(B) = 11 × 10 = 110
Dua bola lampu mati yang telah terambil tidak
Kejadian A dan B saling lepas.
dikembalikan. Sekarang dalam kotak terdapat
Peluang terambil uang logam seribuan pada
2 bola lampu mati dan 16 bola lampu hidup.
pengambilan pertama:
P(B|A) = peluang kejadian pengambilan kedua
56 24 80 8
mendapat dua bola lampu hidup dengan P = P(A) + P(B) = 110 + 110 = 110 = 11
syarat telah terambil dua bola lampu mati
pada pengambilan pertama Frekuensi harapan terambil uang logam seribuan
pada pengambilan pertama:
n(B) 16 C2 120 40
= =
= 153 = 51 8
n(S) 18 C2 Fh = P × n = 11 × 165 = 120
Peluang kejadian pengambilan pertama
Jadi, frekuensi harapan terambil uang logam
mendapat dua bola lampu mati dan pengambilan
seribuan pada pengambilan pertama adalah
kedua mendapat dua bola lampu hidup:
120 kali.
P(A ∩ B) = P(A) × P(B|A)
8 24. Jawaban: d
3 40
= ×
95 19 17 51 Pria Wanita Jumlah
8
= 323
Berambut keriting 5 6 11
Berambut tidak keriting 5 6 11
Jadi, peluang pengambilan pertama mendapat
dua bola lampu mati dan pengambilan kedua Jumlah 10 12 22
8
mendapat dua bola lampu hidup adalah 323
. Ruang sampel S = kejadian terpilih 3 orang dari
22. Jawaban: b 22 orang
22! 22 × 21× 20 × 19!
Misalnya A = kejadian Lisa lulus tes n(S) = 22C3 = = = 1.540
3! 19! 3 × 2 × 1× 19!
P(A) = 0,98
A = kejadian terpilih 3 pria dari 10 pria
Misalnya B = kejadian Bimo lulus tes
10! 10 × 9 × 8 × 7!
P(B) = 0,95 n(A) = 10C3 = 3! 7!
= 3 × 2 × 1× 7!
= 120
Peluang kejadian Bimo tidak lulus tes = P(B′)

Matematika Kelas XII 101


B = kejadian terpilih 3 orang berambut keriting dari 27. Jawaban: d
11 orang 1
Peluang terpilih dompet I = 2 .
11! 11× 10 × 9 × 8!
n(B) = 11C3 = = 3 × 2 × 1× 8!
= 165
3! 8! Dompet I berisi 5 keping uang logam lima ratusan
A ∩ B = kejadian terpilih 3 orang pria dan dan 2 keping ratusan rupiah.
berambut keriting 2
Peluang terpilih uang ratusan = 7 .
5! 5 × 4 × 3!
n(A ∩ B) = 5C3 = = = 10
3! 2! 3! × 2 × 1 A = kejadian terpilih dompet I dan terpilih uang
A ∪ B = kejadian terpilih ketiganya pria atau ratusan rupiah
berambut keriting: 1 2 1
P(A) = 2 × 7 = 7
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
1
n(A) n(B) n(A ∩ B) Peluang terpilih dompet II = 2 .
= + –
n(S) n(S) n(S)
120 165 10
Dompet II berisi 1 keping lima ratusan dan 3 keping
= 1.540
+ 1.540 – 1.540 ratusan rupiah.
275 3
= Peluang terpilih uang ratusan = 4 .
1.540
Jadi, peluang terpilih ketiganya pria atau berambut B = kejadian terpilih dompet II dan terpilih uang
275 ratusan
keriting adalah 1.540 . 1 3 3
P(B) = 2 × 4 = 8
25. Jawaban: a
Misalkan x = banyak siswa tidak gemar basket Peluang mendapatkan uang logam ratusan rupiah
dan futsal = P(A) + P(B)
1 3
S A B = 7 + 8
8 21 29
= 56 + 56 = 56
45 – 25 25 50 – 25
Jadi, peluang mendapatkan uang logam ratusan
29
x rupiah adalah 56 .

28. Jawaban: e
n(S) = n(A ∪ B) + n(A ∪ B)′ Ruang sampel S = kejadian terpilih 2 siswa dari 9
⇔ 100 = ((45 – 25) + 25 + (50 – 25)) + x siswa.
⇔ 100 = 70 + x
n(S) = banyak cara memilih 2 siswa dari 9 siswa
⇔ x = 30
= 9C2
C = kejadian terpilih 1 siswa yang tidak gemar
basket maupun futsal 9!
=
n(C) = 30C1 = 30 2!(9 − 2)!
9 × 8 × 7!
S = kejadian terpilih 1 siswa dari 100 siswa =
2 × 1× 7!
n(S) = 100C1 = 100 = 9 × 4 = 36
n(C) 30 3 Kemungkinan pasangan ketua dan sekretaris
P(C) = = 100 = 10
n(S) yang terpilih sebagai berikut.
Jadi, peluang siswa yang terpilih tidak gemar
3 Ketua Sekretaris
basket maupun futsal adalah 10 .
XI X
26. Jawaban: b
P(B) = 1 – P(B′) = 1 – 0,45 = 0,55 Asal Kelas XII X
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) XII XI
⇔ 0,85 = P(A) + 0,55 – 0,45
⇔ P(A) = 0,85 – 0,55 + 0,45 = 0,75 Misalkan:
P(A′) = 1 – P(A) A = kejadian terpilih ketua dari kelas XI dan
= 1 – 0,75 sekretaris dari kelas X
= 0,25

102 Peluang Kejadian


B = kejadian terpilih ketua dari kelas XII dan 30. Jawaban: c
sekretaris dari kelas X Dalam 20 tahun ke depan:
C = kejadian terpilih ketua dari kelas XII dan 2
sekretaris dari kelas XI Peluang terjadi gempa bumi =
3
n(A) = 4C1 × 3C1 = 4 × 3 = 12 Peluang tidak terjadi gempa bumi = 1 –
2
=
1
3 3
n(B) = 2C1 × 3C1 = 2 × 3 = 6
2 1
n(B) = 2C1 × 4C1 = 2 × 4 = 8 > , berarti peluang terjadi gempa bumi lebih
3 3
Kejadian A, B, dan C saling lepas. tinggi daripada peluang tidak terjadinya gempa
Peluang terpilih keduanya dari kelas yang berbeda bumi.
dan ketua harus berasal dari kelas yang lebih Jadi, jawaban yang sesuai ada pada pilihan c.
tinggi dari sekretaris:
n(A) n(B) n(C) B. Uraian
P= n(S)
+ n(S)
+ n(S)
1. a. Ruang sampel
12 6 8 26
= 36 + 36 + 36 = 36 1 2 3 4 5 6
Jadi, peluang terpilih keduanya dari kelas yang 1 1, 1 1, 2 1, 3 1, 4 1, 5 1, 6
berbeda dan ketua harus berasal dari kelas yang
26 2 2, 1 2, 2 2, 3 2, 4 2, 5 2, 6
lebih tinggi dari sekretaris adalah 36 .
3 3, 1 3, 2 3, 3 3, 4 3, 5 3, 6
29. Jawaban: e 4 4, 1 4, 2 4, 3 4, 4 4, 5 4, 6
Kotak A 5 5, 1 5, 2 5, 3 5, 4 5, 5 5, 6
Jumlah bola pada kotak A = 8 + 4 = 12 maka 6 6, 1 6, 2 6, 3 6, 4 6, 5 6, 6
n(S) = 12.
A = kejadian terambil bola merah pada kotak I (1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6),




n(A) 8 (2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6),
P(A) = = (3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6),
n(S) 12 S=
B = kejadian terambil bola putih pada kotak I (4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6),
(5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6),
n(B) 4
P(B) = = (6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6),
n(S) 12
Kotak B b. Banyaknya titik sampel
Jumlah bola pada kotak II setelah ditambah 1 bola n(S) = 36
dari kotak I adalah 6 + 9 + 1 = 16. c. Misalkan A = kejadian muncul dua mata
n(S) = 10 dadu berjumlah kurang dari 5.
Misalnya D = kejadian terambil bola merah pada + 1 2 3 4 5 6
kotak I dilanjutkan terambil bola
putih pada kotak II 1 2 3 4 5 6 7

n(D) 9 2 3 4 5 6 7 8
P(D) = =
n(S) 16 3 4 5 6 7 8 9
Misalnya F = kejadian terambil bola putih pada 4 5 6 7 8 9 10
kotak I dilanjutkan terambil bola 5 6 7 8 9 10 11
putih pada kotak II
6 7 8 9 10 11 12
n(F) 10
P(F) = =
n(S) 16
12n(A) = 6
Peluang terambil bola putih
n(A) 6 1
P(P) = P(A) × P(D) + P(B) × P(F) P(A) = = =
n(S) 36 6
8 9 4 10 Jadi, peluang kejadian muncul dua mata dadu
= × + ×
12 16 12 16
1
72 40 112 7 berjumlah kurang dari 5 adalah .
= + = = 6
192 192 192 12
7
Jadi, peluang terambil bola putih adalah .
12

Matematika Kelas XII 103


d. Misalkan B = kejadian muncul dua mata 5×4 4
dadu yang hasil kalinya lebih = ×
2 ×1 1
dari 12. = 10 × 4 = 40
× 1 2 3 4 5 6 Peluang terambil 2 biru dan 1 hijau
n(B) 40 1
1 1 2 3 4 5 6 P(B) = = =
n(S) 560 14
2 2 4 6 8 10 12
Jadi, peluang kejadian terambil 2 biru dan
3 3 6 9 12 15 18 1
1 hijau adalah .
4 4 8 12 16 20 24 14

5 5 10 15 20 25 30 c. Misalkan C = kejadian terambil berbeda


6 6 12 18 24 30 36
warna
n(C) = 7C1 × 5C1 × 4C1
n(B) = 13 7! 5! 4!
= × ×
n(B) 13 (7 − 1)! 1! (5 − 1)! 1! (4 − 1)! 1!
P(B) = = 7 × 6! 5 × 4! 4 × 3!
n(S) 36
= × ×
6! × 1! 4! × 1! 3! × 1!
Fh(B) = n × P(B)
7 5 4
13 = × ×
= 360 × = 130 1 1 1
36
= 140
Jadi, frekuensi harapan muncul dua mata
dadu yang hasil kalinya lebih dari 12 adalah Peluang kejadian terambil berbeda warna
130 kali. P(C) =
n(A)
=
140
=
1
n(S) 560 4
2. a. Jumlah kelereng = 7 + 5 + 4 = 16 Jadi, peluang kejadian terambil berbeda
n(S) = 16C33 1
warna adalah .
16! 4
=
(16 − 3)! 3!
3. a. A = kejadian nasabah tidak bermasalah
16 × 15 × 14 × 13!
= dalam angsuran kreditnya
13! × 3!
A′ = kejadian nasabah yang macet angsuran-
16 × 15 × 14
= = 560 nya
3× 2×1
P(A) = 0,82
Misalkan A = kejadian terambil ketiga
kelereng merah semua P(A′) = 1 – P(A) = 1 – 0,82 = 0,18
Jadi, peluang kejadian nasabah macet
n(A) = 7C3
angsurannya 0,18.
7!
= b. Fh(A) = n × P(A)
(7 − 3)! 3!
7 × 6 × 5 × 4! = 20.000 × 0,82
= = 16.400
4! × 3!
7 × 6 × 5 Jadi, 16.400 nasabah akan tepat waktu dalam
= = 35
3 × 2 ×1 membayar angsuran.
Peluang kejadian terambil semua merah 4. S = kejadian A memperoleh 13 kartu dari 52 kartu
n(A) 35 1
P(A) = = = n(S) = 52C13
n(S) 560 16
Jadi, peluang kejadian terambil semua merah R = kejadian A memperoleh 4 kartu Jack
1 = kejadian A memperoleh 4 kartu Jack dan
adalah . 9 kartu sembarang dari 48 kartu selain Jack
16
b. Misalkan B = kejadian terambil 2 biru dan n(R) = 4C4 × 48C9
1 hijau n(R) ×
4 C4 48 C9
n(B) = 5C2 × 4C1 P(R) = =
n(S) 52 C13

5! 4! 48!
1× 9! 39!
= × =
(5 − 2)! 2! (4 − 1)! 1! 52!
13! 39!
5 × 4 × 3! 4 × 3!
= × 13!
3! × 2! 3! × 1! 48!
= ×
9! 52!

104 Peluang Kejadian


48! × 13 × 12 × 11 × 10 × 9! B = kejadian terlihat jumlah kedua mata dadu 8
= 9! × 52 × 51 × 50 × 49 × 48! = {(2, 6), (3, 5), (4, 4), (5, 3), (6, 2)}
11 n(B) = 5
= 17 × 5 × 49 n(B) 5
11 P(B) = = 36
n(S)
= 4.165
A ∩ B = kejadian terlihat mata dadu pertama 6
Jadi, peluang A memperoleh 4 kartu Jack adalah dan jumlah kedua mata mata dadu 8
11 = {(6, 2)}
4.165
.
n(A ∩ B) = 1
5. Jumlah bola = 6 + 4 + 8 = 18 1
S = kejadian terambil 2 bola dari 18 bola P(A ∩ B) = 36
18!
n(S) = 18C2 = Peluang terlihat mata dadu pertama 6 atau jumlah
2! 16!
kedua mata dadu 8:
18 × 17 × 16!
= 2 × 1× 16! P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B)
6 5 1
= 9 × 17 = 153 = 36 + 36 – 36
Kemungkinan bola yang terambil adalah 10 5
(1P, 1H), (1P, 1K), dan (1K, 1H) = 36 = 18
A = kejadian bola yang terambil 1 putih dan 1 hijau Jadi, peluang terlihat mata dadu pertama 6 atau
n(A) = 6C1 × 4C1 5
jumlah kedua mata dadu 8 adalah 18 .
=6×4
= 24 7. Banyak bohlam = 12
B = kejadian bola yang terambil 1 putih dan Bohlam yang mati = 3
1 kuning Bohlam yang hidup = 9
n(B) = 6C1 × 8C1 n(S) = 12C3
= 6 × 8 = 48 =
12!
(12 − 3)! 3!
C = kejadian bola yang terambil 1 kuning dan
12 × 11 × 10 × 9!
1 hijau =
9! × 3!
n(C) = 8C1 × 4C1
12 × 11 × 10
= 8 × 4 = 32 = = 220
3× 2×1
Kejadian A, B, dan C saling lepas. Misalkan A = kejadian terambil 1 bohlam hidup
Peluang terambil bola berbeda warna: dan 2 bohlam mati.
P = P(A) + P(B) + P(C) n(A) = 9C1 × 3C2
n(A) n(B) n(C)
= n(S)
+ n(S)
+ n(S) =
9!
×
3!
8! × 1! 1! × 2!
24 48 32 104
= 153 + 153 + 153 = 153 9 × 8! 3 × 2!
= ×
8! × 1! 1! × 2!
Fh(P) = P × n = 9 × 3 = 27
104 n(A) 27
= 153
× 306 = 208 P(A) = = 220
n(S)
Jadi, frekuensi harapan terambil bola berbeda Misalkan B = kejadian terambil 2 bohlam hidup
warna adalah 208. dan 1 bohlam mati.
6. Ruang sampel S = himpunan pasangan mata n(B) = 9C2 × 3C1
dadu pada pelambungan dua mata dadu secara 9! 3!
bersamaan. = ×
7! × 2! 2! × 1!
n(S)= 6 × 6 = 36 9 × 8 × 7! 3 × 2!
= ×
7! × 2 × 1! 2! × 1
A = kejadian terlihat mata dadu pertama 6
= 36 × 3
= {(6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)}
= 108
n(A) = 6
n(B) 108
n(A) 6 P(B) = = 220
P(A) = n(S)
= 36 n(S)

Matematika Kelas XII 105


Misalkan C = kejadian terambil ketiga bohlam Kejadian A dan B merupakan dua kejadian saling
hidup bebas.
9! 9 × 8 × 7 × 6!
Peluang terambil dua kartu merah dari kotak A
n(C) = 9C3 = = = 84 dan dua kartu putih dari kotak B:
6! × 3! 6! × 3 × 2 × 1
n(C) 84 P(A ∩ B) = P(A) × P(B)
P(C) = n(S)
= 220
2 1 1
= 7 × 28 = 98
Peluang bohlam yang diambil ada yang hidup
= P(A) + P(B) + P(C) Jadi, peluang terambil 2 kartu merah dari kotak A
27 108 84 219 1
= 220 + 220 + 220 = 220 dan 2 kartu putih dari kotak B adalah 98 .

1
Jadi, peluang bohlam yang diambil ada yang hidup 10. Peluang terpilih kotak I =
2
219 Kotak I berisi 5 bola merah dan 4 bola putih
adalah 220 .
5
Peluang terpilih bola merah =
8. P(A) = peluang pada pengambilan bola pertama 9
3 A = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola merah
berwarna merah = 5
1 5 5
P(A) = × =
Oleh karena tanpa pengembalian, dalam kotak 2 9 18
tersebut tinggal 2 bola merah dan 2 bola hijau. 4
Peluang terpilih bola putih =
Peluang terambil kelereng hijau pada 9
2 B = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola putih
pengambilan kedua = P(BlA) = 4 .
1 4 4
P(B) = × =
Jadi, peluang terambil bola merah pada peng- 2 9 18
ambilan pertama dan bola hijau pada pengambilan 1
Peluang terpilih kotak II =
kedua = P(A ∩ B) 2
= P(A) × P(B|A) Kotak II berisi 3 bola merah dan 6 bola putih
3 2 6 3 3
= 5 × 4 = 20 = 10 Peluang terpilih bola merah =
9
C = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola
9. Kotak A berisi 4 + 3 = 7 kartu merah
SA = kejadian terambil 2 kartu dari kotak A
1 3 3
n(SA) = 7C2 P(C) = × =
2 9 18
7! 7 × 6 × 5! 6
= = = 7 × 3 = 21 Peluang terpilih bola putih =
2! (7 − 2)! 2 × 1× 5! 9
A = kejadian terambil 2 kartu merah dari kotak A D = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola
4! 4 × 3 × 2!
merah
n(A) = 4C2 = = =2×3=6 1 6 6
2! (4 − 2)! 2 × 1× 2! P(D) = × =
n(A) 6 2 2 9 18
P(A) = = =
n(S A ) 21 7 a. Peluang terambil bola merah
Kotak B berisi 6 + 2 = 8 kartu = P(A) + P(C)
SB = kejadian terambil 2 kartu dari kotak B 5 3 8 4
= + = =
n(SB) = 8C2 18 18 18 9
8! 8 × 7 × 6! 4
= = = 4 × 7 = 28 Jadi, peluang terambil bola merah adalah .
2! (8 − 2)! 2 × 1× 6! 9
B = kejadian terambil 2 kartu putih dari kotak B b. Peluang terambil bola putih
n(B) = 2C2 = 1 = P(B) + P(D)
4 6 10 5
n(B) 1 = + = =
P(B) = n(SB ) = 28 18 18 18 9
5
Jadi, peluang terambil bola putih adalah .
9

106 Peluang Kejadian


A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: a
Jumlah donat yang dibeli Mira = 20
1. Jawaban: e
Mira membeli paling sedikit 6 buah untuk setiap jenis
Menu makanan ada 5 pilihan.
toping sehingga sebanyak 18 donat yang terdiri atas
Menu minuman ada 8 pilihan.
6 donat toping keju, 6 donat toping cokelat, dan
Banyak pasangan menu makanan dan minuman
6 donat toping misis sudah pasti dibeli Mira.
= 5 × 8 = 40
Dengan demikian, sebanyak 3 donat belum
Jadi, terdapat 40 pasang menu makanan dan
diketahui komposisi masing-masing toping yang
minuman yang dapat dipilih pelanggan.
akan dibeli Mira.
2. Jawaban: a Komposisi 3 toping donat tersebut dapat dicari
Perjalanan pergi: menggunakan cara berikut.
Dari kota A–kota C ada 4 jalur bus Jumlah 3 toping donat tersebut dapat diwakili
Dari kota C–kota B ada 5 jalur bus dengan angka 0, 1, 2, dan 3.
Perjalanan pulang: Keju (k) Cokelat (c) Misis (m) Komposisi Toping
Dari kota B–kota C ada 4 jalur bus 0 3 ⎯

⎯→ (0k, 0c, 3m)
Dari kota C–kota A ada 3 jalur bus
1 2 ⎯

⎯→ (0k, 1c, 2m)
Banyak jalur bus = 4 × 5 × 4 × 3 = 240 0
Jadi, terdapat 240 pilihan jalur bus dari kota A ke 2 1 ⎯

⎯→ (0k, 2c, 1m)
kota B pergi pulang dengan tidak menggunakan 3 0 ⎯

⎯→ (0k, 3c, 0m)
jalur bus yang sama lebih dari sekali. ⎯

⎯→
0 2 (1k, 0c, 2m)
3. Jawaban: d 1 1 1 ⎯

⎯→ (1k, 1c, 1m)
Jenis alat tulis:
2 0 ⎯

⎯→ (1k, 2c, 0m)
Buku tulis ada 9 pilihan.
Pensil ada 2 pilihan. 0 1 ⎯

⎯→ (2k, 0c, 1m)
2
Penghapus ada 2 pilihan. 1 0 ⎯

⎯→ (2k, 1c, 0m)
Bolpoin ada 10 pilihan. 3 0 0 ⎯

⎯→ (3k, 0c, 0m)
Penggaris ada 2 pilihan.
Banyak paket alat tulis berbeda yang dapat dibeli (0k, 0c, 3m) berarti membeli 6 donat toping keju,
= 9 × 2 × 2 × 10 × 2 = 720 6 donat toping cokelat, dan 9 donat toping misis.
Jadi, Bunga dapat membeli 720 paket alat tulis (0k, 1c, 2m) berarti membeli 6 donat toping keju,
berbeda. 7 donat toping cokelat, dan 8 donat toping misis.
4. Jawaban: a (0k, 2c, 1m) berarti membeli 6 donat toping keju,
Angka ganjil ada 5 pilihan yaitu 1, 3, 5, 7, dan 9. 8 donat toping cokelat, dan 7 donat toping misis,
Huruf vokal ada 5 pilihan yaitu a, i, u, e, dan o. dan seterusnya.
Password terdiri atas 3 angka ganjil dan diikuti Oleh karena terdapat 10 komposisi 3 toping donat
2 huruf vokal. yang akan dibeli, maka komposisi banyak donat
Susunan password sebagai berikut. yang mungkin dibeli Mira ada 10.
Jadi, terdapat 10 komposisi banyak donat yang
Angka 1 Angka 2 Angka 3 Huruf 1 Huruf 2
mungkin dibeli Mira.
5 cara 5 cara 5 cara 5 cara 5 cara
6. Jawaban: d
Banyak password yang dapat dibuat Umbul-umbul terdiri atas 7 warna berbeda.
=5×5×5×5×5 Pemasangan umbul-umbul merupakan penyusunan
= 3.125 yang memerhatikan urutan sehingga diselesaikan
Jadi, terdapat 3.125 password yang dapat dibuat dengan permutasi.
Tono.

Matematika Kelas XII 107


Banyak cara memasang 7 umbul-umbul Banyak bilangan yang dapat disusun
= 7P7 = 5P2 × 3
= 7! 5!
= (5 − 2)! × 3
=7×6×5×4×3×2×1
= 5.040 5 × 4 × 3!
Jadi, terdapat 5.040 cara memasang umbul-umbul = ×3
3!
tersebut.
= 5 × 4 × 3 = 60
7. Jawaban: c Jadi, terdapat 60 bilangan yang dapat disusun.
Pemilihan pengurus memerhatikan urutan
sehingga diselesaikan dengan permutasi. 10. Jawaban: b
Banyak cara pemilihan pengurus Sie humas yang selalu duduk berdampingan
= 8P4 dianggap 1 unsur sehingga terdapat 4 orang yang
duduk berkeliling.
8!
= (8 − 4)! Banyak cara 4 orang duduk berkeliling
= (4 – 1)!
8 × 7 × 6 × 5 × 4!
Banyak cara 3 orang sie humas duduk berkeliling
= = 3!
4!
Banyak cara duduk pengurus
=8×7×6×5 = (4 – 1)! × 3!
= 1.680 = 3! × 3 × 2 × 1
Jadi, terdapat 1.680 cara pemilihan pengurus. =3×2×1×6
8. Jawaban: d = 6 × 6 = 36
Jumlah buku n = 9. Jadi, terdapat 36 cara duduk yang dapat mereka
Banyak buku bersampul merah m = 3. lakukan.
Banyak buku bersampul kuning k = 2. 11. Jawaban: d
Banyak buku bersampul biru b = 4. Banyak cara memilih 5 orang dari 12 orang
Banyak cara menyusun buku merupakan masalah kombinasi.
n! Banyak cara memilih anggota tim bertanding
= m!k!b!
= 12C5
12!
=
9! = 5!(12 − 5)!
3!2!4! 3 2
12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7!
=
9 × 8 4 × 7 × 6 × 5 × 4! 5 × 4 × 3 × 2 × 1× 7!
= = 12 × 11 × 3 × 2
3 × 2 × 1× 2 × 1× 4!
= 792
=9×4×7×5
Jadi, terdapat 792 cara yang dapat dilakukan
= 1.260
untuk memilih anggota tim bertanding.
Jadi, terdapat 1.260 cara yang dapat dilakukan
Rini untuk menyusun buku-buku tersebut. 12. Jawaban: c
Banyak cara memilih 2 siswa putra dari 5 siswa
9. Jawaban: e
putra = 5C2.
Bilangan ratusan memiliki nilai tempat ratusan,
Banyak cara memilih 3 siswa putri dari 4 siswa
puluhan, dan satuan.
putri = 4C3.
Bilangan yang akan disusun ratusan genap
Banyak cara pemilihan siswa yang mengikuti
sehingga nilai tempat satuan dapat diisi dengan
rapat OSIS
angka 2, 4, atau 6. Dengan demikian, angka
= 5C2 × 4C3
satuan dapat dipilih dengan 3 cara.
Dua angka yang lain (ratusan dan puluhan) dapat 5! 4!
= 2!(5 − 2)! × 3!(4 − 3)!
dipilih dari 5 angka yang tersisa sehingga dua
angka tersebut dapat dipilih dengan 5P2 cara. 2
5 × 4 × 3! 4 × 3!
Ratusan Puluhan Satuan = ×
2 × 1× 3! 3!× 1!

3 cara = 5 × 2 × 4 = 40
5P2 cara
Jadi, terdapat 40 cara yang dapat dilakukan untuk
memilih siswa yang mengikuti rapat OSIS.

108 Penilaian Akhir Semester 2


13. Jawaban: d Banyak cara Susi memilih alat tulis
Banyak cara memilih 3 siswa putra dari 18 siswa = 5C2 × 8C3 + 5C3 × 8C2
putra = 18C3. 5! 8! 5! 8!
Tiga siswa putri yang berasal sekolah yang sama = 2!(5 − 2)! × 3!(8 − 3)! + 3!(5 − 3)! × 2!(8 − 2)!
dengan siswa putra yang telah terpilih tidak dapat
2
dipilih menjadi anggota kelompok sehingga siswa 5 × 4 × 3! 8 × 7 × 6 × 5!
2
5 × 4 × 3!
4
8 × 7 × 6!
= × + ×
siswa putri yang dapat dipilih = 18 – 3 = 15 orang. 2 × 1× 3! 3 × 2 × 1× 5! 3! × 2 × 1 2 × 1× 6!

Banyak cara memilih 3 siswa putri dari 15 siswa =5×2×8×7+5×2×4×7


putri = 15C3. = 560 + 280
Banyak cara pembentukan kelompok = 840
= 18C3 × 15C3 Jadi, ada 840 cara yang dapat dilakukan Susi
18! 15! untuk memilih alat tulis.
= 3!(18 − 3)! × 3!(15 − 3)!
16. Jawaban: a
3
18 × 17 × 16 × 15!
5 7
15 × 14 × 13 × 12!
Soal nomor 1 sampai 4 harus dikerjakan sehingga
= × tersisa 8 soal. Dari 8 soal tersebut 4 soal harus
3 × 2 × 1× 15! 3 × 2 × 1× 12!
dikerjakan.
= 3 × 17 × 16 × 5 × 7 × 13 Banyak susunan soal yang dikerjakan
= 371.280 = C48
Jadi, terdapat 371.280 cara yang dapat dilakukan
8 × 7 × 6 × 5 × 4!
untuk pembentukan kelompok. =
4! 4!
2
14. Jawaban: b 8 ×7× 6 ×5
=
Tujuh wisatawan naik becak secara berurutan. 4 × 3 × 2 ×1
Misalkan becak I dan becak II muat 2 orang, dan =2×7×5
becak III muat 3 orang. = 70
Banyak cara 7 wisatawan naik becak I = 7C2. Jadi, banyak susunan soal yang dikerjakan siswa
Sisa wisatawan setelah naik becak I = 7 – 2 = 5 ada 70 soal.
orang. 17. Jawaban: b
Banyak cara 5 wisatawan naik becak II = 5C2. Koin 4
Sisa wisatawan setelah naik becak II = 5 – 2 = 3 Koin 3 A → AAAA
orang. A
Banyak cara 3 wisatawan naik becak III = 3C3.
Koin 2 G → AAAG
Banyak cara wisatawan naik becak A A → AAGA
= 7C2 × 5C2 × 3C3 Koin 1 G
G → AAGG
7! 5! 3! A A → AGAA
= 2!(7 − 2)! × 2!(5 − 2)! × 3!(3 − 3)! A
G → AGAG
3
7 × 6 × 5!
2
5 × 4 × 3! 3! G A → AGGA
= × × G
2 × 1× 5! 2 × 1× 3! 3! × 1 G → AGGG
=7×3×5×2×1 A → GAAA
= 210 A
G → GAAG
Jadi, terdapat 210 cara yang dapat dilakukan
A A → GAGA
wisatawan untuk naik becak.
G
G → GAGG
15. Jawaban: a
G A → GGAA
Kemungkinan Susi akan membeli 2 buku tulis dan
A
3 bolpoin atau 3 buku tulis dan 2 bolpoin. G → GGAG
Banyak cara memilih 2 buku tulis dan 3 bolpoin = G A → GGGA
5C2 × 8C3. G
Banyak cara memilih 3 buku tulis dan 2 bolpoin = G → GGGG
5C3 × 8C2.

Matematika Kelas XII 109


Banyak ruang sampel = n(S) = 16 Peluang munculnya ketiga mata dadu tidak sama:
B = kejadian muncul dua gambar dan dua angka P(A′) = 1 – P(A)
= {AAGG, AGAG, AGGA, GAAG, GAGA, GGAA} 1
n(B) = 6 =1– 36
n(B) 36 − 1 35
6 3 = = 36
P(B) = n(S)
= 16
= 8
36
Frekuensi harapan munculnya ketiga mata dadu
Jadi, peluang muncul dua gambar dan dua angka
tidak sama:
3
adalah . Fh(A′) = P(A′) × n
8
35
18. Jawaban: e = 36
× 72 = 70
Banyak kartu = 52 Jadi, frekuensi harapan munculnya ketiga mata
n(S) = 52C3 dadu tidak sama adalah 70 kali.

=
52! 20. Jawaban: c
(52 − 3)! 3! Banyak pasangan = 15 pasang = 30 orang
=
52 × 51× 50 × 49! Banyak jabat tangan:
49! 3! n(S) = 30C2
26
52 × 17 51 × 50 30!
= 3 × 2 ×1 =
(30 − 2)! 2!
= 26 × 17 × 50
30 × 29 × 28!
= 22.100 =
28! 2!
Banyak kartu bergambar hati = 13
15
n(A) = 13C3 30 × 29
=
2 ×1
13!
= = 15 × 29 = 435
(13 − 3)! 3!
Misalkan:
13 × 12 × 11× 10! A = kejadian jabat tangan dengan masing-masing
=
10! 3!
orang tidak boleh berjabat tangan dengan
2 pasangannya sendiri
13 × 12 × 11
= n(A) = 435 – 15 = 420
3 × 2 ×1
Jadi, peluang banyak jabat tangan yang terjadi
= 13 × 2 × 11 dengan masing-masing orang tidak boleh berjabat
= 286 tangan dengan pasangannya sendiri adalah:
Peluang terambil 3 kartu bergambar hati:
n(A) 420 28
n(A) 286 P(A) = n(S)
= 435
= 29
P(A) = n(S)
= 22.100
Jadi, peluang terambil 3 kartu bergambar hati 21. Jawaban: a
286
S = ruang sampel → n(S) = 36
adalah 22.100
. Misalkan:
A = kejadian muncul dua mata dadu berjumlah 9
19. Jawaban: e = {(3, 6), (6, 3), (4, 5), (5, 4)}
Banyak titik sampel = n(S) = 62 = 216 n(A) = 4
Banyak percobaan = n = 72 n(A) 4 1
Misalkan: P(A) = n(S)
= 36
= 9
A = Kejadian mencul ketiga mata dadu sama
Frekuensi harapan muncul dua mata dadu
= {(1, 1, 1), (2, 2, 2), (3, 3, 3), (4, 4, 4), (5, 5, 5),
berjumlah 9:
(6, 6, 6)}
Fh(A) = P(A) × n
n(A) = 6
1
n(A) 6 1 = × 225
P(A) = n(S)
= 216
= 36
9
= 25
Jadi, Frekuensi harapan muncul dua mata dadu
berjumlah 9 adalah 25 kali.

110 Penilaian Akhir Semester 2


22. Jawaban: d Peluang yang terpilih paling banyak 2 wanita:
Jumlah orang = 6 + 5 = 11 P = P(A) + P(B) + P(C)
S = kejadian terpilih 4 orang dari 11 orang 150 100 15
sebagai panitia. = 330
+ 330
+ 330
n(S) = 11C4
265 53
11! = 330
= 66
= (11 − 4)! 4! Jadi, peluang yang terpilih paling banyak 2 wanita
11× 10 × 9 × 8 × 7! 53
= adalah .
7! 4! 66

11× 10 × 9 × 8
3 23. Jawaban: b
= Jumlah bola = 6 + 3 + 5 = 14
4 × 3 × 2 ×1
S = kejadian diambil 2 bola dari 14 bola
= 11 × 10 × 3
n(S) = 14C2
= 330
Misalkan: 14!
=
A = kejadian terpilih 2 wanita dan 2 pria (14 − 2)! 2!
n(A) = 5C2 × 6C2 14 × 13 × 12!
=
5! 6! 12! 2!
= × (6 − 2)! 2!
(5 − 2)! 2!
7
14 × 13
2 3
6 × 5 × 4! = 2 ×1
= 91
5 × 4 × 3!
= ×
3! 2 × 1 4! 2 × 1 Misalnya:
= 10 × 15 A = kejadian terambil keduanya bola merah
= 150
n(A) = 6C2
n(A) 150
P(A) = n(S)
= 330 6!
= (6 − 2)! 2!
B = kejadian terpilih 1 wanita dan 3 pria
n(B) = 5C1 × 6C3
6 × 5 × 4!
5! 6! =
= × 4! 2!
(5 − 1)! 1! (6 − 3)! 3!
3
5 × 4! 6 × 5 × 4 × 3! 6 ×5
= × = 2 × 1 = 15
4! 1! 3! 3!
5 6 ×5×4 Peluang terambil keduanya bola merah:
= 1
× 3 × 2 ×1
n(A) 15
= 5 × 20 P(A) = n(S)
= 91
= 100 Jadi, peluang terambil keduanya bola merah
n(B) 100 15
P(B) = = adalah 91
.
n(S) 330
C = kejadian terpilih 4 pria 24. Jawaban: d
n(C) = 6C4 Banyak telur = 30
=
6! Banyak telur rusak = 5
(6 − 4)! 4! Banyak telur baik = 30 – 5 =25
=
6 × 5 × 4! n(S) = 30C3
2! 4! 30!
3
6 ×5 = (30 − 3)! 3!
= 2 ×1
= 15
30 × 29 × 28 × 27!
n(C) 15
=
27! 3!
P(C) = n(S)
= 330 5
30 × 29 × 28
= = 4.060
3 × 2 ×1

Matematika Kelas XII 111


Misalkan: 26. Jawaban: e
A = Kejadian terambil 2 telur baik dan 1 telur rusak Pengambilan pertama
n(A) = 5C2 × 5C1 Pada pengambilan pertama kotak berisi 8
25! 5! kelereng berwarna hijau dan 4 kelereng berwarna
= × (6 − 1)! 1! kuning.
(25 − 2)! 2!
25 × 24 × 23! 5 × 4!
Misalkan:
= × A = kejadian terambil kelereng berwarna hijau
23! 2! 4! 1!
25 × 24 5
pada pengambilan pertama
= 2 ×1
× 1 n(A) 8 2
= 300 × 5 P(A) = n(S)
= 12
= 3
= 1.500 Pengambilan kedua
n(A) 1.500 Pada pengambilan kedua kotak berisi 7 kelereng
P(A) = n(S)
= 4.060 berwarna hijau dan 4 kelereng berwarna kuning.
B = Kejadian terambil 3 telur baik Misalkan:
n(B) = 25C3 B = kejadian terambil kelereng berwarna kuning
pada pengambilan kedua
25!
= (5 − 3)! 3! n(B) 4
P(B) = n(S)
= 11
25 × 24 × 23 × 22! Peluang yang terambil kelereng berwarna hijau
=
22! 3! pada pengambilan pertama dan kelereng
4 berwarna kuning pada pengambilan kedua
25 × 24 × 23
= = P(A) × P(B)
3 × 2 ×1
2 4
= 25 × 4 × 23 = 2.300 = ×
3 11
n(B) 2.300
P(B) = n(S)
= 8
4.060 = 33
Peluang ibu mendapatkan sekurang-kurangnya
Jadi, Peluang yang terambil kelereng berwarna
2 telur dalam kondisi baik
hijau pada pengambilan pertama dan kelereng
= P(A) + P(B)
berwarna kuning pada pengambilan kedua adalah
1.500 2.300
= + 8
4.060 4.060
33
.
3.800 190
= 4.060
= 203 27. Jawaban: b
Jadi, peluang ibu mendapatkan sekurang- n(S) = 36
Misalkan:
190
kurangnya 2 telur dalam kondisi baik adalah . A = kejadian muncul mata dadu berjumlah 4
203
= {(2, 2), (1, 3), (3, 1)} → n(A) = 3
25. Jawaban: c n(A) 3
Misalkan: P(A) = n(S)
= 36
A = kejadian menembak dengan tepat B = kejadian muncul mata dadu berjumlah 9
70 7 = {(3 ,6), (6, 3), (4, 5), (5, 4)} → n(B) = 4
P(A) = 70% = 100
= 10
n(B) 4
7 3 P(B) = n(S)
= 36
P(A′) = 1 – 10
= 10 Peluang muncul dua mata dadu berjumlah
Peluang menembak 3 kali dengan hasil untuk 4 atau 9:
pertama kali meleset dan dua kali berikutnya tepat P(A ∪ B) = P(A) + P(B)
3 7 7 3 4 7
= 10
× 10
× 10 = + =
36 36 36
147 Jadi, peluang muncul dua mata dadu berjumlah
= 1.000
= 0,147
7
Jadi, peluang menembak 3 kali dengan hasil untuk 4 atau 9 adalah 36
.
pertama kali meleset dan dua kali berikutnya tepat
adalah 0,147.

112 Penilaian Akhir Semester 2


28. Jawaban: b Peluang terambil paling sedikit 2 buku Sejarah:
Jumlah buku = 6 + 4 + 5 = 15 P = P(A) + P(B) + P(C)
n(S) = 15C3 60 40 10
= 455
+ 455
+ 455
15!
= (15 − 3)! 3! 110 22
= 455
= 91
15 × 14 × 13 × 12!
= Jadi, peluang terambil paling sedikit 2 buku
12! 3!
22
5
15 × 7 14 × 13 Sejarah adalah 91
.
= 3 × 2 ×1
= 5 × 7 × 13 = 455 29. Jawaban: d
Misalkan: 1
Peluang terpilih kotak A =
A = kejadian terambil 2 buku Sejarah dan 1 buku 2
Matematika. Kotak A berisi 8 bola merah dan 7 bola putih
n(A) = 5C2 × 6C1 7
Peluang terpilih bola putih = 15
5! 6!
= ×
(5 − 2)! 2! (5 − 1)! 1! C = kejadian terpilih kotak I dan terpilih bola putih
1 7 7
5 × 4 × 3! 6 × 5! P(C) = × =
= × 2 15 30
3! 2! 5! 1!
1
5× 4
2 Peluang terpilih kotak B = 2
= ×6
2 ×1 Kotak B berisi 6 bola merah dan 9 bola putih
= 10 × 6 = 60 9
Peluang terpilih bola putih = 15
n(A) 60
P(A) = =
n(S) 455 D = kejadian terpilih kotak II dan terpilih bola putih
B = kejadian terambil 2 buku Sejarah dan 1 buku 1 9 9
Fisika P(D) = 2
× 15
= 30
n(B) = 5C2 × 4C1 Peluang bahwa yang terambil bola putih
5! 4! = P(C) + P(D)
= × (4 − 1)! 1!
(5 − 2)! 2! 7 9 16
= 30
+ 30
= 30
5 × 4 × 3! 4 × 3!
= × 16
3! 2! 3! 1!
Jadi, peluang terambil bola putih adalah 30
.
5×4
= ×4 30. Jawaban: a
2 ×1
n(S) = 8C3
= 10 × 4
= 40 8!
=
(8 − 3)! 3!
n(B) 40
P(B) = n(S)
= 455 8 × 7 × 6 × 5!
=
C = kejadian terambil 3 buku Sejarah 5! 3!
n(C) = 5C3
8×7× 6
5! = 3 × 2 ×1
=
(5 − 3)! 3!
= 56
5 × 4 × 3! Misalkan:
= A = kejadian si kembar diundang
2! 3!
Jika si kembar diundang maka Nadia hanya harus
2
5× 4 mengundang 1 dari 6 temannya yang tersisa.
=
2 ×1 n(A) = 6C1
= 10 6!
=
n(C) 10 (6 − 1)! 1!
P(C) = n(S)
= 455
6 × 5!
= =6
5! 1!

Matematika Kelas XII 113


n(A) 6
3. Susunan tanaman bunga sebagai berikut.
P(A) = n(S)
= 56
Mawar Krisan Krisan Mawar
B = kejadian si kembar tidak diundang
Jika si kembar tidak diundang maka Nadia harus
Krisan Krisan
mengundang 3 dari 6 temannya. Kolam
Krisan Krisan
n(B) = 6C3
6!
= Krisan Krisan Mawar
(6 − 3)! 3! Mawar
6 × 5 × 4 × 3!
= Banyak cara menanam tanaman bunga mawar
3! 3!
= (4 – 1)!
6 ×5×4
= 3 × 2 ×1 Banyak cara menanam tanaman bunga krisan
= 20 = (8 – 1)!
Banyak cara menanam tanaman bunga
n(B) 20 = (4 – 1)! × (8 – 1)!
P(B) = n(S)
= 56 = 3! × 7!
Peluang Nadia mengundang 3 dari 8 temannya =3×2×1×7×6×5×4×3×2×1
= P(A) + P(B) = 30.240
6 20 Jadi, terdapat 30.240 cara yang dapat dilakukan
= +
56 56 untuk menanam tanaman bunga tersebut.
26 13
= = 4. Andi dan dua temannya menonton pertandingan
56 28
basket sehingga ada 3 orang yang masuk dan
Jadi, peluang Nadia nadia mengundang 3 dari 8 keluar lewat pintu GOR.
temannya adalah
13
. Saat masuk mereka lewat pintu yang sama
28 sehingga 3 orang tersebut dianggap 1 orang.
B. Uraian Ada 5 pilihan pintu yang dapat dipilih 1 orang
sehingga banyak cara mereka masuk lewat pintu
1. Kayu pendek ada 4 pilihan warna. GOR = 5P1.
Kayu panjang ada 6 pilihan warna. Saat keluar mereka lewat pintu yang berlainan.
Banyak variasi warna rak buku yang dapat dibuat Ada 5 pilihan pintu yang dapat dipilih 3 orang
=4×6 sehingga banyak cara mereka keluar lewat pintu
= 24 GOR = 5P3.
Jadi, terdapat 24 variasi warna rak buku yang Banyak cara masuk dan keluar lewat pintu GOR
dapat dibuat. = 5P1 × 5P3
2. Susunan lampu sebagai berikut. 5! 5!
= ×
(5 − 1)! (5 − 3)!
——— 6 merah —— 5 kuning —— 3 hijau ———
↑ ↑
Lampu biru Lampu biru 5 × 4! 5 × 3 × 2!
= ×
4! 2!
Letak lampu biru meskipun ditukar tidak
menghasilkan urutan yang berbeda sehingga =5×5×3
letak lampu biru diabaikan. = 75
Banyak lampu yang berada di antara lampu biru Jadi, terdapat 75 cara yang dapat mereka lakukan
= 6 + 5 + 3 = 14 untuk masuk dan keluar lewat pintu GOR.
Banyak cara memasang lampu hias
5. Banyak pilihan selai ada 5 rasa.
14! Roti dibuat dengan isi selai maksimal 3 rasa
=
6!5!3! sehingga kemungkinan roti diisi dengan selai
14 × 13 × 12 × 11× 10 × 9 × 8 × 7 × 6! 1 rasa, 2 rasa, atau 3 rasa.
=
6! × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 3 × 2 × 1 Banyak cara membuat roti dengan selai 1 rasa
= 14 × 13 × 12 × 11 × 7 = 5C1.
= 168.168 Banyak cara membuat roti dengan selai 2 rasa
Jadi, terdapat 168.168 cara yang dapat dilakukan = 5C2.
Umar untuk memasang lampu hias tersebut.

114 Penilaian Akhir Semester 2


Banyak cara membuat roti dengan selai 3 rasa n(B) 13
= 5C3. P(B) = n(S)
= 36
Banyak variasi roti dengan isi selai yang dapat Fh(B) = P(B) × n
dibuat = 5C1 + 5C2 + 5C3
13
5! 5! 5! = 36
× 252
= 1!(5 − 1)! + 2!(5 − 2)! + 3!(5 − 3)!
= 13 × 7
5! 5! 5! = 91 kali
= + + Jadi, Frekuensi harapan jumlah kedua mata
1!(5 − 1)! 2!(5 − 2)! 3!(5 − 3)!
dadu yang muncul merupakan bilangan prima
2 2
5 × 4! 5 × 4 × 3! 5 × 4 × 3! jika percobaan dilakukan sebanyak 252 kali
= + +
1× 4! 2 × 1× 3! 3! × 2 × 1 adalah 91 kali.
=5+5×2+5×2 7. Misalkan:
= 5 + 10 + 10 A = kejadian Rama lulus ujian
= 25 65
Jadi, terdapat 25 variasi roti dengan isi selai yang P(A) = 0,65 = 100
dapat pilih pembeli. A′ = kejadian rama tidak lulus ujian
6. a. Ruang Sampel P(A′) = 1 – P(A)
1 2 3 4 5 6 65
=1– 100
1 (1, 1) (1, 2) (1, 3) (1, 4) (1, 5) (1, 6)
35
2 (2, 1) (2, 2) (2, 3) (2, 4) (2, 5) (2, 6) = 100
3 (3, 1) (3, 2) (3, 3) (3, 4) (3, 5) (3, 6) B = kejadian Sinta lulus ujian
4 (4, 1) (4, 2) (4, 3) (4, 4) (4, 5) (4, 6) 8
P(B) = 0,8 = 10
5 (5, 1) (5, 2) (5, 3) (5, 4) (5, 5) (5, 6)
B′ = kejadian rama tidak lulus ujian
6 (6, 1) (6, 2) (6, 3) (6, 4) (6, 5) (6, 6) P(B′) = 1 – P(B)
8
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (1, 5), (1, 6), =1– 10
(2, 1), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (2, 5), (2, 6), 2
(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6), = 10
(4, 1), (4, 2), (4, 3), (4, 4), (4, 5), (4, 6), a. Peluang Rama lulus, tetapi Sinta tidak lulus
(5, 1), (5, 2), (5, 3), (5, 4), (5, 5), (5, 6), = P(A) × P(B′)
(6, 1), (6, 2), (6, 3), (6, 4), (6, 5), (6, 6)} 65 2
Banyak titik sampel: n(S) = 36 = 100
× 10
b. Misalkan: 130
A = kejadian muncul dua mata dadu = 1.000
= 0,13
bilangan prima Jadi, peluang Rama lulus, tetapi Sinta tidak
= {(2, 3), (2, 5), (3, 2), (3, 3), (3, 5), (5, 2), lulus adalah 0,13.
(5, 3), (5, 5)}
b. Peluang Rama tidak lulus, tetapi Shinta lulus
n(A) = 7
= P(A′) × P(B)
n(A) 7 35 8
P(A) = = 36 = × 10
n(S) 100
Jadi, peluang muncul dua mata dadu 280
= 1.000
= 0,28
7
bilangan prima adalah 36
. Jadi, peluang Rama tidak lulus tetapi Sinta
lulus adalah 0,28.
c. Misalkan:
B = kejadian jumlah kedua mata dadu yang c. Peluang keduanya tidak lulus
muncul merupakan bilangan prima = P(A′) × P(B′)
= {(1, 1), (1, 2), (2, 1), (2, 3), (3, 2), (1, 4), 35 2
= 100
× 10
(4, 1), (2, 5), (5, 2), (1, 6), (6, 1), (5, 6),
70
(6, 5)} = = 0,07
1.000
n(B) = 13
Jadi, peluang keduanya tidak lulus adalah
0,07.

Matematika Kelas XII 115


8. a. n(S) = 12 Satu tim sepak bola terdiri dari 11 pemain maka
Misalkan: akan dipilih 11 pemain dari 16 pemain:
A = kejadian terambil bola ganjil n(S) = 16C11
= {1, 3, 5, 7, 9, 11} → n(A) = 6 16!
n(A) 6
= (16 − 11)! 11!
P(A) = n(S)
= 12
16 × 15 × 14 × 13 × 12 × 11!
B = kejadian terambil bola bilangan prima =
5! 11!
= {2, 3, 5, 7, 11}
2
n(B) 5 16 × 15 × 14 × 13 × 12
P(B) = = =
n(S) 12 5 × 4 × 3 × 2 ×1

A ∩ B = {3, 5, 7, 11} → n(A ∩ B) = 4 = 2 × 14 × 13 × 12 = 4.368


Misalkan:
n(A ∩ B) 4
P(A ∩ B) = n(S)
= 12
A = kejadian terpilih 3 pemain senior 8 pemain
muda
Peluang terambil bola bernomor ganjil atau
n(A) = 4C3 × 12C8
prima:
P(A ∪ B) = P(A) + P(B) – P(A ∩ B) 4! 12!
= × (12 − 8)! 8!
6 5 4 (4 − 3)! 3!
= 12
+ 12
– 12 4 × 3! 12 × 11× 10 × 9 × 8!
7 = 1! 3!
×
4! 8!
= 12
5
Jadi, peluang terambil bola bernomor ganjil 4 12 × 11× 10 × 9
= ×
1 4 × 3 × 2 ×1
7
atau prima adalah 12
. = 4 × 495 = 1.980
b. Misalkan: n(A) 1.980
P(A) = =
C = kejadian terambil bola genap kurang n(S) 4.368
dari 9. B = kejadian terpilih 2 pemain senior 9 pemain
= {2, 4, 6, 8} → n(A) = 4 muda
n(C) 4 n(B) = 4C2 × 12C9
P(C) = n(S)
= 12 4! 12!
B ∩ C = {2} → n(B ∩ C) = 1 = × (12 − 9)! 9!
(4 − 2)! 2!
n(B ∩ C) 1 12 × 11× 10 × 9!
P(B ∩ C) = = 4 × 3 × 2!
n(S) 12 = ×
2! 2! 3! 9!
Peluang terambil bola bernomor prima dan
2 2
genap kurang dari 9: 4 ×3 12 × 11× 10
= ×
P(B ∪ C) = P(B) + P(C) – P(B ∩ C) 2 ×1 3 × 2 ×1

5 4 1 = 6 × 220 = 1.320
= 12
+ 12
– 12 n(B) 1.320
P(B) = n(S)
= 4.368
8
= 12 C = kejadian terpilih 1 pemain senior dan 10
2 pemain muda
= 3 n(C) = 4C1 × 12C10
Jadi, peluang terambil bola bernomor prima 4! 12!
= ×
(4 − 1)! 1! (12 − 10)! 10!
2
dan genap kurang dari 9 adalah 3
.
4 × 3! 12 × 11× 10!
= 3! 1!
× 2! 10!
9. Pemain senior = 4 orang
Pemain muda = 12orang 6
4 12 × 11
Jumlah pemain = 4 + 12 = 16 orang = ×
1 2 ×1
= 4 × 66 = 264

116 Penilaian Akhir Semester 2


n(C) 264 n(A) 35
P(C) = n(S)
= 4.368
P(A) = n(S)
= 66
D = kejadian terpilih 11 pemain muda Jadi, peluang terambil dua bola berbeda
n(D) = 12C11 35
warna sekaligus adalah 66
.
12!
=
(12 − 11)! 11! b. Diambil satu per satu tanpa pengembalian
12 × 11!
Misalkan:
= A = kejadian terambil bola merah pengambil-
1! 11!
an pertama dan bola putih pada
12 pengambilan kedua
= 1
= 12
7 5
n(D) 12
P(A) = 12
× 11
P(D) = n(S)
= 4.368
35
Peluang paling banyak 3 pemain senior dalam tim = 132
tersebut B = kejadian terambil bola putih pada
= P(A) + P(B) + P(C) + P(D) pengambilan pertama dan bola merah
1.980 1.320 264 12 pada pengambilan kedua
= 4.368
+ 4.368
+ 4.368
+ 4.368
5 7
P(B) = 12
× 11
3.576 447
= 4.368
= 546
35
Jadi, peluang terpilih paling banyak 3 pemain = 132
447 Peluang terambil dua bola berbeda warna
senior dalam tim tersebut adalah .
546 yang diambil satu per satu tanpa
pengembalian
10. a. Diambil sekaligus
= P(A) + P(B)
Jumlah bola = 7 + 5 = 12 bola
n(S) = 12C2 35 35
= 132
+ 132
12!
= 70 35
(12 − 2)! 2!
= 132
= 66
12 × 11× 10! Jadi, peluang terambil dua bola berbeda
=
10! 2! warna yang diambil satu per satu tanpa
6
12 × 11 35
= pengembalian adalah 66
.
2 ×1
= 66
Misalkan:
A = kejadian terambil dua bola berbeda
warna sekaligus
n(A) = 7C1 × 5C1
7! 5!
= ×
(7 − 1)! 1! (5 − 1)! 1!
7 × 6! 5 × 4!
= 6! 1!
× 4! 1!

7 5
= 1
× 1
= 35

Matematika Kelas XII 117


A. Pilihan Ganda 4. Jawaban: c
(g D f)(x) = g(f(x))
1. Jawaban: c
= g(2x2 + x – 3)
1 1
= (2x2 + x – 3) + 3
(8a12b−9 ) 3 (23 a12b−9 )3
1 = 1
= 2x2 + x
(81a8b12 ) 4 (34 a8b12 ) 4 Jadi, (g D f)(x) = 2x2 + x.


1
12 ×
1
−9 ×
1 5. Jawaban: d
2 3a 3b 3
Misalkan y = f(x).
= 1 1 1
4× 8× 12 ×
3 4a 4b 4 x +1
4 −3
y = 3 – x−2
2a b
=
3a2b3 3(x − 2) x +1
⇔ y= x−2
– x−2
2a4 − 2
=
3a3 + 3 3x − 6 x +1
⇔ y = x−2 – x−2
2a2
= 2x − 7
3b6 ⇔ y = x−2
1
⇔ y(x – 2) = 2x – 7
(8a12b−9 ) 3 2a2
Jadi, = . ⇔ xy – 2y = 2x – 7
1
3b6
(81a8b12 ) 4 ⇔ xy – 2x = 2y – 7
⇔ x(y – 2) = 2y – 7
2. Jawaban: c
2y − 7
– 3 48 − 4 32 + 98 + 11 3 ⇔ x= y−2

= – 3 16 × 3 − 4 16 × 2 + 49 × 2 + 11 3 2y − 7
⇔ f–1(y) = y−2
= – 3 × 4 3 − 4 × 4 2 + 7 2 + 11 3
2x − 7
= – 12 3 − 16 2 + 7 2 + 11 3 ⇔ f–1(x) = x − 2
= – 3 −9 2 Diketahui invers f(x) adalah h(x) sehingga h(x) =
2x − 7
Jadi, – 3 48 – 4 32 + 98 + 11 3 = – 3 − 9 2 . x−2
.
2x − 7
3. Jawaban: e Jadi, h(x) = x − 2 , x ≠ 2.
–3log 4 + 3log 16 – 3log 6 – 3log 18
= 3log 16 – 3log 4 – (3log (6 × 18)) 6. Jawaban: c
= 3log 16 – (3log 4 + 3log 108) 2x2 + 7x – 49 = 0
= 3log 16 – 3log (4 × 108) ⇔ (2x – 7)(x + 7) = 0
= 3log 16 – 3log 432 ⇔ 2x – 7 = 0 atau x + 7 = 0
⎛ 16 ⎞ ⎛ 1 ⎞ 7
= 3log ⎜ 432 ⎟ = 3log ⎜ 27 ⎟ ⇔ x= 2 atau x = –7
⎝ ⎠ ⎝ ⎠
7
= 3log (3–3) = –3 Diambil x1 = –7 dan x2 = 2 karena diketahui x1 < x2.
Jadi, – 3log 4 + 3log 16 – 3log 6 – 3log 18 = –3.
7
x1 + 4x2 = –7 + 4 × 2
= –7 + 14
=7
Jadi, x1 + 4x2 = 7.

118 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


7. Jawaban: c y=0 ⇔ –x2 + 2x + 8 = 0
Akar-akar persamaan kuadrat –3x2 + 5x + 4 = 0 ⇔ x2 – 2x – 8 = 0
adalah α dan β. ⇔ (x + 2)(x – 4) = 0
Diperoleh a = –3, b = 5, dan c = 4. ⇔ x + 2 = 0 atau x – 4 = 0
b 5 5 ⇔ x = –2 atau x = 4
α + β = – a = – −3 = 3 Koordinat titik potong grafik dengan sumbu X
adalah (–2, 0) atau (4, 0).
c 4 4
αβ = a = −3 = – 3 c. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu Y di
x = 0.
(α – 1) + (β – 1) = α + β – 2
y = –x2 + 2x + 8
5
= 3 –2 ⇔ y = –02 + 2 × 0 + 8
⇔ y=8
1 Koordinat titik potong grafik dengan sumbu Y
=–3 adalah (0, 8).
(α – 1)(β – 1) = αβ – α – β + 1 d. Absis titik puncak parabola:
= αβ – (α + β) + 1 b 2
x = – 2a = – 2(−1) = 1
4 5
= –3 – 3
+1
Ordinat titik puncak parabola:
= –2 y = –x2 + 2x + 8
Persamaan kuadrat yang akar-akarnya x1 dan x2 = –(1)2 + 2 × 1 + 8
adalah x2 – (x1 + x2) x + x1 x2 = 0. = –1 + 2 + 8
Persamaan kuadrat yang akar-akarnya (α – 1) dan =9
(β – 1) adalah Koordinat titik puncak parabola (1, 9).
x2 – ((α – 1) + (β – 1)) x + (α – 1)(β – 1) = 0 Grafik fungsi kuadrat yang terbuka ke bawah dan
1 memotong sumbu koordinat di titik (–2, 0), titik
⇔ x2 – (– 3 )x – 2 = 0
(4, 0), dan mempunyai titik puncak (1, 9) adalah
1 grafik pada pilihan c.
⇔ x2 + 3 x – 2 = 0 Jadi, grafik y = –x2 + 2x + 8 ditunjukkan pada
⇔ 3x2 + x – 6 = 0 gambar pilihan c.
Jadi, persamaan kuadrat barunya adalah 10. Jawaban: c
3x2 + x – 6 = 0. Sistem persamaan linear:
8. Jawaban: b 2x + 3y = 11 . . . (1)
f(x) = x2 – 6x + 12 5x + 39 = 2y ⇔ 5x – 2y = –39 . . . (2)
Koordinat titik balik grafik fungsi kuadrat f(x) adalah Eliminasi y:
(x0, y0). 2x + 3y = 11 ×2 4x + 6y = 22
5x – 2y = –39 × 3 15x – 6y = –117
b
x0 = – 2a ––––––––––––– +
19x = –95
−6
= – 2(1) ⇔ x = –5
Substitusikan x = –5 ke dalam persamaan (1).
=3
2(–5) + 3y = 11
y0 = f(x0) = f(3)
⇔ –10 + 3y = 11
= (3)2 – 6(3) + 12 ⇔ 3y = 21
= 9 – 18 + 12 ⇔ y=7
=3 Diperoleh x1 = –5 dan y1 = 7.
Jadi, koordinat titik minimum grafik fungsi kuadrat Jadi, 5x1 + y1 = 5(–5) + 7 = –25 + 7 = –18.
f(x) adalah (3, 3).
11. Jawaban: e
9. Jawaban: c Misalkan: x = harga sebuah baju batik
a. Persamaan fungsi kuadrat y = –x2 + 2x + 8 y = harga sebuah baju lurik
sehingga diperoleh a = –1, b = 2, dan c = 8. Diperoleh sistem persamaan:
Oleh karena a = –1 < 0 (negatif) maka grafik
3x + 4y = 520.000 . . . (1)


terbuka ke bawah.
2x + 5y = 510.000 . . . (2)
b. Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X di
y = 0.

Matematika Kelas XII 119


Eliminasi y dari persamaan (1) dan (2). Dari pertidaksamaan (1), (2), dan (3) diperoleh
(1) × 5 15x + 20y = 2.600.000 model matematika sebagai berikut.
(2) × 4 8x + 20y = 2.040.000 x + 2y ≤ 4.000

–––––––––––––––––– – 2x + 3y ≤ 7.000
7x = 560.000 x≥0
⇔ x = 80.000 y≥0
Jadi, harga sebuah baju batik Rp80.000,00. Jadi, model matematika yang sesuai pada pilihan
b.
12. Jawaban: a
(i) Pertidaksamaan 3x + y ≥ 9 dibatasi oleh garis 14. Jawaban: b
3x + y = 9. Garis ini melalui titik (3, 0) dan (0, 9). (i) Persamaan garis melalui titik (6, 0) dan (0, 4):
Uji titik (0, 0) ke 3x + y ≥ 9. x y
3 × 0 + 0 = 0 ≥ 9 (bernilai salah) sehingga + 4 =1 6
daerah penyelesaian tidak memuat titik (0, 0). ⇔ 4x + 6y = 24 ← kali 24
(ii) Pertidaksamaan x + y ≤ 6 dibatasi oleh garis ⇔ 2x + 3y = 12
x + y = 6. Garis ini melalui titik (6, 0) dan (0, 6). (ii) Persamaan garis melalui titik (9, 0) dan (0, 3):
Uji titik (0, 0) ke x + y ≤ 6.
x y
0 + 0 = 0 ≤ 6 (bernilai benar) sehingga daerah + 3 =1 9
penyelesaian memuat titik (0, 0).
(iii) Daerah penyelesaian x ≥ 0 terletak di kanan ⇔ 3x + 94 = 27 ← kali 27
dan pada sumbu Y. ⇔ x + 3y = 9
(iv) Daerah penyelesaian y ≥ 0 terletak di atas Dengan menggunakan metode eliminasi substitusi,
dan pada sumbu X. kedua garis berpotongan di titik (3, 2).
Keempat daerah penyelesaian tersebut ketika Berdasarkan grafik daerah arsiran terdapat empat
diiriskan diperoleh grafik seperti berikut. titik pojok yaitu titik (0, 0), titik (6, 0), titik (0, 3),
dan titik potong kedua garis (3, 2).
Y Nilai f(x, y) = 2x + 5y di titik pojok.
9 Titik f(x, y) = 2x + 5y
3x + y = 9 (0, 0) 2×0+5×0=0
6 (6, 0) 2 × 6 + 5 × 0 = 12
(0, 3) 2 × 0 + 5 × 3 = 15
(3, 2) 2 × 3 + 5 × 2 = 16 ← Maksimum
x+y=6
Jadi, nilai maksimumnya adalah 16.
0 3 6 X 15. Jawaban: d
Misalkan: x = banyak truk yang disewa
Jadi, daerah penyelesaiannya ditunjukkan oleh y = banyak kol yang disewa
pilihan a.
Daya Angkut
13. Jawaban: b Jenis Banyak (Karung) Ongkos
Diketahui: x = banyak roti A yang dibuat
Truk x 14 400.000
y = banyak roti B yang dibuat Kol y 8 300.000
Roti A memerlukan 4 gram gula pasir dan roti B
Pembatas 25 224
memerlukan 8 gram gula pasir, gula pasir yang
tersedia 16 kg (16.000 gram), maka diperoleh: Model matematika permasalahan adalah
4x + 8y ≤ 16.000 meminimumkan f(x, y) = 400.000x + 300.000y
⇔ x + 2y ≤ 4.000 . . . (1) dengan kendala:
Roti A memerlukan 6 gram terigu dan roti B x + y ≥ 25


memerlukan 9 gram terigu, terigu yang tersedia 14x + 8y ≥ 224 ⇔ 7x + 4y ≥ 112


21 kg (21.000 gram), maka diperoleh: x≥0
6x + 9y ≤ 21.000 y≥0
⇔ 2x + 3y ≤ 7.000 . . . (2) Daerah penyelesaian x + y ≥ 25 di kanan dan pada
Banyak roti A dan roti B yang dibuat selalu bernilai garis x + y = 25.
nonnegatif, maka diperoleh: Daerah penyelesaian 7x + 4y ≥ 112 di kanan dan
x ≥ 0 dan y ≥ 0 . . . (3) pada garis 7x + 4y = 112.

120 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Daerah penyelesaian SPtLDV sebagai berikut. 17. Jawaban: a
Y S = P – Q + 2R
28 C
⎛ 1 −2 ⎞ ⎛ −3 0 ⎞ ⎛ −4 3 ⎞
25 = ⎜ ⎟ – ⎜ ⎟ + 2⎜ ⎟
B
⎝ −3 − 1 ⎠ ⎝ 1 −2 ⎠ ⎝ 2 −2 ⎠

⎛ 1 −2 ⎞ ⎛ −3 0 ⎞ ⎛ −8 6 ⎞
= ⎜ ⎟ – ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟
⎝ −3 − 1 ⎠ ⎝ 1 −2 ⎠ ⎝ 4 −4 ⎠
A
X ⎛ −4 4 ⎞
O 16 25
x + y = 25 = ⎜ ⎟
7x + 4y = 112 ⎝ 0 −3 ⎠
Titik B merupakan titik potong antara garis 7x + 4y Determinan matriks S:
= 112 dan x + y = 25. det (S) = –4 × (–3) – 0 × 4
Eliminasi y dari kedua persamaan garis. = 12 – 0
7x + 4y = 112 × 1 7x + 4y = 112 = 12
x + y = 25 × 4 4x + 4y = 100 Jadi, determinan matriks S adalah 12.
–––––––––––– –
3x = 12 18. Jawaban: e
⇔ x=4 S = Q + 2R
Substitusikan x = 4 ke persamaan garis x + y = ⎛ 0 −1⎞ ⎛ −1 1 ⎞
25. = ⎜ ⎟ + 2⎜ ⎟
x + y = 25 ⎝ −1 5 ⎠ ⎝ 3 −4 ⎠
⇔ 4 + y = 25 ⎛ 0 −1⎞ ⎛ −2 2 ⎞
⇔ y = 21 = ⎜ ⎟ + ⎜ ⎟
Diperoleh koordinat titik B(4, 21). ⎝ −1 5 ⎠ ⎝ 6 −8 ⎠
Uji titik pojok ke dalam fungsi objektif
⎛ −2 1 ⎞
f(x, y) = 400.000x + 300.000y. = ⎜ ⎟
⎝ 5 −3 ⎠
Titik f(x, y) = 400.000x + 300.000y
Invers matriks S:
A(25, 0) 400.000 × 25 + 300.000 × 0 = 10.000.000
−1
B(4, 21) 400.000 × 4 + 300.000 × 21 = 7.900.000 ⎛ −2 1 ⎞
C(0, 28) 400.000 × 0 + 300.000 × 28 = 8.400.000 S–1 = ⎜ ⎟
⎝ 5 −3 ⎠
Nilai minimum f(x, y) = 400.000x + 300.000y adalah
Rp7.900.000,00 dicapai di titik (4, 21). 1 ⎛ −3 −1 ⎞
= 6 − 5 ⎜ −5 ⎟
Jadi, agar ongkos sewa minimum pedagang harus ⎝ −2 ⎠
menyewa 4 truk dan 21 kol.
1 ⎛ −3 −1 ⎞
16. Jawaban: a = 1 ⎜ −5 ⎟
−2 ⎠

⎛ 4 2 ⎞ ⎛ x −4 ⎞ ⎛ 2 −1⎞ ⎛ 2 3 ⎞
⎜ ⎟−⎜ ⎟ = ⎜ ⎟⎜ ⎟ ⎛ −3 −1 ⎞
⎝ y −3 ⎠ ⎝ 4 3 ⎠ ⎝ −2 3 ⎠ ⎝ −1 0 ⎠ = ⎜ ⎟
⎝ −5 − 2 ⎠
⎛4 − x 6 ⎞ ⎛ 4 +1 6 + 0 ⎞
⇔ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ y − 4 −6 ⎠ ⎝ −4 − 3 − 6 + 0 ⎠ ⎛ −3 −1 ⎞
Jadi, invers matriks S adalah S–1 = ⎜ ⎟.
⎝ −5 − 2 ⎠
⎛4 − x 6 ⎞ ⎛5 6⎞
⇔ ⎜ ⎟ = ⎜ ⎟
⎝ y − 4 −6 ⎠ ⎝ −7 − 6 ⎠ 19. Jawaban: e
Suku ke-n barisan aritmetika dinyatakan dengan
Dari kesamaan matriks diperoleh:
Un = a + (n – 1)b
(i) 4 – x = 5
⇔ x = –1 Suku ke-6 bernilai 3 sehingga:
(ii) y – 4 = –7 U6 = 3 ⇔ a + 5b = 3 . . . (1)
⇔ y = –3 Suku ke-14 bernilai 19 sehingga:
Diperoleh x = –1 dan y = –3. Dengan demikian: U14 = 19 ⇔ a + 13b = 19 . . . (2)
x + 3y = –1 + 3 × (–3) = –1 – 9 = –10
Jadi, x + 3y = –10.

Matematika Kelas XII 121


Eliminasi a dari persamaan (1) dan (2). 21. Jawaban: c
a + 13b = 19 Potongan setiap pita membentuk deret geometri.
a + 5b = 3 Potongan tali terpendek = 4 cm sehingga a = U1 = 4.
––––––––––– – Potongan tali terpanjang = 972 cm sehingga:
8b = 16 ⇔ b = 2 U6 = 972
Substitusikan b = 2 ke dalam persamaan (1). ⇔ ar5 = 972
a + 5b = 3 ⇔ 4 × r5 = 972
⇔ a+5×2=3 ⇔ r5 = 243
⇔ a + 10 = 3 ⇔ r5 = 35
⇔ a = –7 ⇔ r=3
Diperoleh a = –7 dan b = 2. Panjang pita semula = S6
Nilai suku ke-30: a(r 6 − 1)
U30 = a + 29b =
r −1
= –7 + 29 × 2
4(36 − 1)
= –7 + 58 =
3 −1
= 51
Jadi, nilai suku ke-30 barisan tersebut adalah 51. 4(729 − 1)
= 2
20. Jawaban: b
= 2 × 728
Suku ke-n deret geometri dinyatakan dengan Un =
= 1.456
arn – 1.
Jadi, panjang tali semula adalah 1.456 cm.
Suku ke-3 bernilai –4 sehingga:
U3 = –4 ⇔ ar2 = –4 . . . (1) 22. Jawaban: d
Suku ke-6 bernilai 32 sehingga: 3x 2 + 10x + 3 (3x + 1)(x + 3)
U6 = 32 ⇔ ar5 = 32 . . . (2) lim = lim
x → −3 (x − 1)(x + 3)
2
x → −3 x + 2x − 3
Dari persamaan (1) dan (2) sehingga:
3x + 1
ar 5
= lim
32 x → −3 x − 1
= −4
ar 2 3 × (−3) + 1
⇔ r3 = –8 = −3 − 1
⇔ r3 = (–2)3 −9 + 1
⇔ r = –2 = −4
Substitusikan r = –2 ke dalam persamaan (1).
−8
ar2 = –4 = −4 = 2
⇔ a × (–2)2 = –4
⇔ a × 4 = –4 3x 2 + 10x + 3
Jadi, lim = 2.
⇔ a = –1 2
x → −3 x + 2x − 3
Diperoleh a = –1 dan r = –2.
Jumlah n suku pertama deret geometri dinyatakan 23. Jawaban: d

a(1 − r n ) lim (x − 3 − x 2 − 3x + 2)
dengan Sn = . Dengan demikian, jumlah x→∞
1− r (x − 3) + x 2 − 3x + 2
sembilan suku pertama deret tersebut: = lim (x − 3 − x 2 − 3x + 2) ×
x→∞ (x − 3) + x 2 − 3x + 2
9
−1(1 − ( −2) ) (x − 3)2 − (x 2 − 3x + 2)
S9 = 1 − ( −2) = lim
x → ∞ (x − 3) + x 2 − 3x + 2
−1(1 − ( −512))
= 3 (x 2 − 6x + 9) − (x 2 − 3x + 2)
= lim
x→∞ x − 3 + x 2 − 3x + 2
−(1 + 512)
= 3 1
−3x + 7
= lim × x
1
−513 x→∞ x−3+ x 2 − 3x + 2 x
= 3 7
−3 +
= –171 = lim x
x → ∞ 1− 3 + 3
1− x +
2
Jadi, jumlah sembilan suku pertama deret tersebut x x2
adalah –171. −3 + 0
= 1− 0 + 1− 0 + 0

122 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


−3 3 2
= 1+ 1 = – 2
Jadi, ∫ (4x2 – 24x + 9) dx = 3.
3 −1
Jadi, lim (x − 3 − x 2 − 3x + 2) = –2 .
x→∞
28. Jawaban: c
24. Jawaban: c 1 6 sisi di samping ∠A 6
f(x) = (x2 – 2x + 3)(2x + 1) cos A = 3 6 = ⇔ sisi miring
=
3 3
f(x) = u(x) × v(x) dengan u(x) = x2 – 2x + 3 dan Sketsa ΔABC seperti gambar di samping.
v(x) = 2x + 1. Menentukan panjang BC:
f′(x) = u′(x) × v(x) + u(x) × v′(x) BC2 = AC2 – AB2 C
= (2x – 2)(2x + 1) + (x2 – 2x + 3) × 2
f′(2) = (2 × 2 – 2)(2 × 2 + 1) + (22 – 2 × 2 + 3) × 2 = 32 – ( 6 )2
3
= (4 – 2)(4 + 1) + (4 – 4 + 3) × 2 =9–6
=2×5+3×2 =3
= 10 + 6 = 16 BC = 3
Jadi, nilai f′(2) = 16. A B
AB 6 6
25. Jawaban: b tan C = BC
= = 2
3
Biaya perbaikan balai desa selama x hari: Jadi, nilai tan C = 2.
B(x) = (2x2 – 40x + 1.000) ribu rupiah
B′(x) = 4x – 40 29. Jawaban: e
Agar biaya minimum maka B′(x) = 0. 3 tan x + 3 =0
B′(x) = 0
⇔ 4x – 40 = 0 ⇔ 3 tan x = – 3
⇔ 4x = 40 1
⇔ x = 10 ⇔ tan x = – 3 3
Jadi, agar biaya minimum, perbaikan balai desa ⇔ tan x = tan 150° atau tan x = tan 300°
harus diselesaikan dalam waktu 10 hari. ⇔ x = 150° atau x = 300°
26. Jawaban: d Jadi, himpunan penyelesaiannya {150°, 300°}.
∫ (4x3 + 6x2 – 8x – 1) dx 30. Jawaban: c
1 1 1 Gambar kubus ABCD.EFGH secara lengkap
= 4 × 4 x4 + 6 × 3 x3 – 8 × 2 x2 – x + C sebagai berikut.
= x4 + 2x3 – 4x2 – x + C H G
Jadi, ∫ (4x3 + 6x2 – 8x – 1) dx = x4 + 2x3 – 4x2 – x + C. E
F

27. Jawaban: a
2
∫ (4x2 – 24x + 9) dx D C
−1 A B
2
= ⎡ 4 × 31 x 3 − 24 × 21 x 2 + 9x ⎤ Perhatikan garis AC, CH, dan AH. Ketiga garis
⎣ ⎦ −1
tersebut merupakan diagonal sisi kubus. Dengan
2
= ⎡ 34 x 3 − 12x 2 + 9x ⎤ demikian segitiga yang terbentuk adalah segitiga
⎣ ⎦ −1 sama sisi.
4 4 Akibatnya ketiga sudut dalam ΔACH berukuran
= ( 3 × 23 – 12 × 22 + 9 × 2) – ( 3 × (–1)3 – 12 × (–1)2 sama yaitu 60°.
+ 9 × (–1)) Jadi, besar sudut yang terbentuk antara garis AC
dan CH adalah 60°.
32 4
= ( 3 – 48 + 18) – (– 3 – 12 – 9)

58 67
= – 3 – (– 3 )

9
= 3 =3

Matematika Kelas XII 123


31. Jawaban: c Rata-rata hasil produksi padi kering per hektare di
Gambar limas T.PQRS secara lengkap sebagai daerah tersebut:
berikut. Σfixi 7.500
T x = Σf = 100 = 75 kuintal
i

Jadi, rata-rata hasil panen padi kering per hektare


15 cm di daerah tersebut 75 kuintal.
34. Jawaban: b
S R Jumlah data n = 100.
Kuartil atas:
O
P Q 3
12 cm Q3 = nilai data ke- (n + 1)
4
Sudut yang terbentuk antara garis TR dan PQRS
3
adalah sudut TRO = sudut α. = nilai data ke- (100 + 1)
4
Menentukan panjang PR menggunakan rumus
Pythagoras. = nilai data ke-75,75
Tabel distribusi frekuensi kumulatif data sebagai
PR = PQ 2 + QR2 berikut.
Penggunaan Listrik (kWh) fi fk
= 122 + 122
20–24 8 8
= 2 × 12 2 25–29 17 25
30–34 25 50
= 12 2 35–39 19 69
40–44 15 84 ← Kelas Q3
1 1
OR = PR = × 12 2 = 6 2 45–49 16 100
2 2
Perhatikan segitiga ORT siku-siku di O. Nilai data ke-75,75 terletak di kelas interval 40–44
OR 6 2 2 sehingga diperoleh:
cos α = cos ∠ORT = = = 2
RT 15 5 L3 = 40 – 0,5 = 39,5
2 ΣfQ3 = 69
Jadi, nilai cos α = 2. fQ = 15
5 3
p = 44 – 40 + 1 = 5
32. Jawaban: d
3
Persentase kompor gas 4
n − ΣfQ3
Q3 = L3 + ×p
= 100% – (12% + 25% + 15% + 20% + 10%) fQ3
= 100% – 82%
3
= 18% × 100 − 69
= 39,5 + 4
× 51
Banyak barang yang terjual pada bulan Februari 15 3
adalah 300 unit.
75 − 69
Banyak kompor gas yang terjual pada bulan = 39,5 +
3
Februari:
18% × 300 = 54 unit 6
= 39,5 + 3
Jadi, banyak kompor gas yang terjual pada bulan
Februari ada 54 unit. = 39,5 + 2
= 41,5
33. Jawaban: c
Jadi, kuartil atas dari data adalah 41,5 kWh.
Nilai xi fi fi x i
35. Jawaban: a
53–61 57 20 1.140
62–70 66 15 990 Σx 8 + 4 × 10 + 9 + 3 × 11 90
x = ni = 9
=
9
= 10
71–79 75 30 2.250
80–88
89–97
84
93
15
20
1.260
1.860
Σ|xi – x | = |8 – 10| + 4|10 – 10| + |9 – 10|
+ 3 |11 – 10|
Σfi = 100 Σfixi = 7.500 =2+4×0+1+3×1
=6

124 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Simpangan rata-rata: 39. Jawaban: c
1 1 Pengambilan tanpa pengembalian.
SR =
n
Σ|xi – x| =
10
× 6 = 0,6 Jumlah kartu = 20 maka n(S) = 20
Jadi, simpangan rata-rata adalah 0,6. Kartu bernomor bilangan prima adalah 11, 13, 17,
19, 23, dan 29.
36. Jawaban: c Banyak kartu bernomor bilangan prima = n(P) = 6
Jenis makanan kecil isi kardus: Peluang terambil kartu bernomor bilangan prima
Roti ada 3 pilihan. n(P) 6
Kue ada 2 pilihan. pada pengambilan pertama = P1 = = 20 n(S)
Makanan tradisional ada 3 pilihan. Peluang terambil kartu bernomor bilangan prima
Kacang ada 2 pilihan. n(P) − 1 5
Banyak pilihan isi kardus pada pengambilan kedua = P2 = = 19 n(S) − 1
=3×2×3×2 Peluang terambil kedua kartu bernomor bilangan
= 36 prima:
Jadi, banyak pilihan isi kardus 36 macam. 1 3
6 5 6 1
37. Jawaban: b P = P1 × P2 = 4
× = 2
× 19
20 19 4
Permasalahan tersebut berkaitan dengan
permutasi. 3 1 3
= 2 × 19 = 38
Banyak susunan penerimaan pegawai
15! 15! 15 × 14 × 13! Jadi, peluang terambil kedua kartu bernomor
= 15P2 = = = = 210 3
(15 − 2)! 13! 13! bilangan prima adalah 38 .
Jadi, banyak kemungkinan perusahaan tersebut
menerima pegawai ada 210. 40. Jawaban: a
Banyak percobaan N = 72 kali.
38. Jawaban: d Banyak kelereng = n(S) = 6 + 10 + 12 + 8 = 36
Permasalahan tersebut berkaitan dengan Banyak kelereng hijau = n(H) = 10
kombinasi. Peluang kejadian terambil kelereng hijau
Banyak cara memilih dua roti rasa cokelat dari
enam jenis roti yang tersedia adalah: n(H) 10 5
P(H) = n(S)
= =
n1 = 6C2 36 18

6! 5
= (6 − 2)!2!
fh(H)= P(H) × N = × 72 = 20
18
6! Jadi, frekuensi harapan yang terambil kelereng
= 4!2!
hijau adalah 20 kali.
6 × 5 × 4!
= 4! × 2 × 1
B. Uraian
30
= 2 = 15
41. Misalkan:
Banyak cara memilih tiga roti rasa keju dari lima x = banyak minuman jenis A yang dibeli
jenis roti yang tersedia: y = banyak minuman jenis B yang dibeli
n2 = 5C3
Minuman Banyak Harga Keuntungan
5!
= (5 − 3)!3! Jenis A x 6.000x 2.000x
Jenis B y 8.000y 2.500y
5!
= 2!3! Pembatas 25 168.000
5 × 4 × 3!
= Berdasarkan tabel tersebut diperoleh model matematika
2 × 1 × 3!
berupa pertidaksamaan sebagai berikut.
20
= 2 = 10 x + y ≤ 25


6.000x + 8.000y ≤ 168.000 ⇔ 3x + 4y ≤ 84


Banyak cara memilih jenis roti
x≥0
= n1 × n2
y≥0
= 15 × 10
Fungsi objektif:
= 150
Memaksimumkan f(x, y) = 2.000x + 2.500y
Jadi, banyak cara Mira memilih roti-roti itu ada 150.

Matematika Kelas XII 125


Berdasarkan keempat pertidaksamaan tersebut Jadi, agar diperoleh keuntungan maksimum harga
diperoleh daerah penyelesaian seperti berikut. jual setiap tas sebesar Rp80.000,00.
Y 43. Ulangan Matematika diikuti 22 siswa.
25 Misalkan nilai 22 siswa setelah diurutkan dari yang
terkecil adalah x1, x2, x3, . . . , x21, x22, maka nilai
21 x + y = 25
D terendah = x1 dan nilai tertinggi = x22.
Apabila nilai terendah dan nilai tertinggi tidak
disertakan dalam perhitungan, nilai rata-rata
C menjadi 49 sehingga:
21
3x + 4y = 84 ∑ xi
2
A B 20 = 49
X
0 25 28
x 2 + x3 + x 4 + . . . + x 20 + x 21
⇔ = 49
Terdapat empat titik pojok yaitu A(0, 0), B(25, 0), 20
C(16, 9), dan D(0, 21). ⇔ x2 + x3 + x4 + . . . + x20 + x21 = 20 × 49
Uji titik pojok ke dalam f(x, y) = 2.000x + 2.500y. ⇔ x2 + x3 + x4 + . . . + x20 + x21 = 980
Titik Pojok Nilai f(x, y)
Rata-rata nilai ulangan = 50 sehingga:
22
O(0, 0) 2.000 × 0 + 2.500 × 0 = 0 ∑ xi
A(25, 0) 2.000 × 25 + 2.500 × 0 = 50.000 1
B(16, 9) 2.000 × 16 + 2.500 × 9 = 54.500 22 = 50
C(0, 21) 2.000 × 0 + 2.500 × 21 = 52.500
x1 + x 2 + x3 + x 4 + . . . + x 20 + x 21 + x 22
Nilai maksimum f(x, y) adalah 54.500. ⇔ 22 = 50
Jadi, keuntungan maksimum diperoleh pada saat ⇔ x1 + x2 + x3 + x4 + . . . + x20 + x21 + x22 = 22 × 50
membeli 16 botol minuman jenis A dan 9 botol ⇔ x1 + (x2 + x3 + x4 + . . . + x20 + x21) + x22 = 1.100
minuman jenis B. ⇔ x1 + 980 + x22 = 1.100
42. Banyak tas = (2.000 – 10x) buah ⇔ x1 + x22 = 1.100 – 980
Harga jual setiap tas = x ribu rupiah ⇔ x1 + x22 = 120
Harga jual (2.000 – 10x) tas Jangkauan nilai siswa = 40 sehingga:
= (2.000 – 10x)x x22 – x1 = 40 ⇔ x22 = 40 + x1
= 2.000x – 10x2 ribu rupiah Substitusikan x22 = 40 + x1 ke dalam persamaan
Biaya total produksi = (25.000 + 400x) ribu rupiah x1 + x22 = 120.
Misalkan K = keuntungan penjualan x1 + x22 = 120
K = harga jual – biaya produksi ⇔ x1 + 40 + x1 = 120
= (2.000x – 10x2) – (25.000 + 400x) ⇔ 2x1 = 120 – 40
= –10x2 + 1.600x – 25.000 ⇔ 2x1 = 80
maka K′ = –20x + 1.600. ⇔ x1 = 40
Keuntungan akan stasioner jika K′ = 0
K′ = 0 ⇔ –20x + 1.600 = 0 Substitusikan x 1 = 40 ke dalam persamaan
⇔ –20x = –1.600 x22 = 40 + x1.
−1.600
x22 = 40 + x1 = 40 + 40 = 80
⇔ x= −20
= 80 Jadi, nilai nilai terendah dan nilai tertinggi tersebut
Diagram tanda nilai fungsi K′ = –20x + 1.600 di adalah 40 dan 80.
setiap nilai x sebagai berikut.
⎯ 44. Isi roti bakar ada 2 pilihan yaitu keju dan cokelat.
→ ⎯ Dua isi tambahan dapat dipilih dari 4 pilihan yaitu

+ +⎯+ –––
⎯ stroberi, nanas, pisang, dan kacang.
80 Banyak isi tambahan yang dapat dipilih merupakan
Maksimum
kombinasi 2 dari 4 (4C2).
Dari diagram tanda di atas tampak fungsi K′
mencapai maksimum di x = 80.
Harga jual setiap tas = x ribu rupiah
= 80 ribu rupiah
= Rp80.000,00

126 Latihan Ujian Sekolah Berstandar Nasional


Banyak jenis roti bakar berbeda yang dapat dipilih Percobaan: Pemilihan seorang pemuda secara acak
Puput = 2 × 4C2 S = himpunan seluruh pemuda yang mengikuti
4! kegiatan olahraga
=2× n(S) = 100
2!(4 − 2)
A = kejadian terpilih seorang pemuda dari dusun
2
4 × 3 × 2! ”B” yang mengikuti voli
=2×
1 2 × 1 × 2! Dari tabel diperoleh: n(A) = 20
=2×6 Peluang kejadian A terjadi:
= 12 n(A) 20 1
Jadi, banyak jenis roti bakar berbeda yang dapat P(A) = = 100 = 5
n(S)
dipilih Puput ada 12. Jadi, peluang terpilih pemuda dari dusun ”B” yang
45. Data yang ada dapat disajikan dalam bentuk tabel 1
mengikuti voli adalah 5 .
berikut.
Kegiatan Olahraga
Bulu Jumlah
Futsal Voli Tangkis

Dusun ”A” 15 20 5 40
Dusun ”B” 10 20 30 60

Jumlah 25 40 35 100

Matematika Kelas XII 127

Anda mungkin juga menyukai