Word Nefrolithiasis
Word Nefrolithiasis
NEFROLITHIASIS
Oleh :
dr. Rimainda Sari
Pendamping :
dr. Supriyati Rahayu
1.2. Anamnesis
Keluhan Utama: Nyeri Pinggang kanan 3 hari SMRS.
Anamnesis Khusus:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pinggang kanan 3 hari SMRS. Nyeri hilang timbul,
terkadang nyeri menjalar ke perut, nyeri semakin memberat sejak ± 1 hari SMRS. Mual
(-), muntah (-), demam (-), nyeri kepala (-), batuk (-), pilek (-), sakit tenggorokan (-),
sesak nafas (-). BAB dan BAK dalam batas normal. Os sebelumnya datang ke RS Sentra
Medika, namun ruangan full.
RPD : Riwayat HT (-), Riwayat DM (-), Riwayat penyakit jantung (-), Riwayat
penyakit paru (-), Sakit Kuning (-)
Faktor Resiko : Pasien jarang minum air putih (+), sering makan jeroan (-), minum
jamu-jamuan (-), minum alkohol (-)
1.3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang, kesadaran Compos Mentis
Tanda vital :
TD : 149/68 mmHg
Nadi : 68 x/m, reguler, isi cukup
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,7 C
Status Generalis
Kepala : Mata Ca-/- SI-/-
Leher : Tidak ada kelainan
Thoraks : Tidak ada kelainan
Abdomen : Datar, Soepel, BU (+) normal, nyeri ketok CVA (+) bilateral
Ekstremitas : Tidak ada kelaianan
1.5. Diagnosis
• Diagnosa Kerja : Kolik renal et causa nefrolitiasis
• Diagnosa Banding : Pyelonefritis, ureterolitiasis
1.6. Penatalaksanaan
Terapi IGD
• IVFD Asering 20 tpm
• Inj. Ranitidin 50 mg
• Inj. Ondansetron 4 mg
• Inj. Ketorolac 30 mg
• BNO Polos
• RO Thorax
• Rencana USG
1.7 Follow Up
27/08/20 Visit dr. Dhani Sp. U
• Dx/ Batu Ginjal
• Rencana USG
28/08/20
• Dilakukan ESWL Batu ginjal kanan oleh dr. Dhani Sp. U
• BLPL sore ini
1.8 Prognosis
Quo Ad Vitam : Adbonam
Quo Ad Functionam : Dubia Adbonam
Quo Ad Sananctionam : Dubia Adnoman
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi
Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran kemih baik
dalam ginjal, ureter maupun buli-buli.
Nefrolitiasis adalah adanya batu pada atau kalkulus dalam velvis renal,
pembentukan deposit mineral yang kebanyakan adalah kalsium oksalat dan kalsium
phospat meskipun juga yang lain urid acid dan kristal, juga membentuk kalkulus ( batu
ginjal ).
Batu ginjal adalah istilah umum batu ginjal disembarang tempat. Batu ini terdiri
atas garam kalsium, asam urat, oksalat, sistin, xantin, dan struvit.
Nefrolitiasis merupakan penyakit kencing batu yang terjadi di ginjal yang
menyebabkan tidak bisa buang air kecil secara normal dan terjadi rasa nyeri karena
adanya batu atau zat yang mengkristal di dalam ginjal.
2.2 Etiologi
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu seperti
kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk
ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal mencegah
kristalisasi dalam urine. Kondisi lain yang mempengaruhi laju pembentukan batu
mencakup pH urin dan status cairan pasien (batu cenderung terjadi pada pasien
dehidrasi).
Penyebab terbentuknya batu digolongkan dalam 2 faktor :
a. Factor endogen :
Ph urin
b. Factor eksogen :
Air minum
2.3 Patofisiologi
Nefrolitiasis merupakan kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pus darah,
jaringan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-kira tiga
perempat dari batu adalah kalsium, fosfat, asam urin dan cistien. Peningkatan
konsentrasi larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-bahan
organik akibat infeksi saluran kemih atau urin statis sehingga membuat tempat untuk
pembentukan batu. Ditambah dengan adanya infeksi meningkatkan kebasaan urin oleh
produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium dan magnesium pospat.
Proses pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh beberapa faktor yang kemudian
dijadikan dalam beberapa teori :
a. Teori supersaturasi
Matriks merupakan mukoprotein yang terdiri dari 65% protein, 10% heksose, 3-5
heksosamin dan 10% air. Adapun matriks menyebabkan penempelan kristal-kristal
sehingga menjadi batu.
Pada kondisi normal kalsium dan fosfat hadir dalam jumlah yang melampui daya
kelarutan, sehingga diperlukan zat penghambat pengendapan. Phospat mukopolisakarida
dan dipospat merupakan penghambatan pembentukan kristal. Bila terjadi kekurangan zat
ini maka akan mudah terjadi pengendapan.
d. Teori epistaxi
Merupakan pembentukan baru oleh beberapa zat secara bersama-sama, salah satu
batu merupakan inti dari batu yang merupakan pembentuk pada lapisan luarnya.
Contohnya ekskresi asam urat yang berlebihan dalam urin akan mendukung
pembentukan batu kalsium dengan bahan urat sebagai inti pengendapan kalsium.
i. Teori kombinasi
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur kalsium: kalsium oksalat
atau kalsium fosfat, asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn, da sistin,
silikat dan senyawa lainnya. Data mengenai kandungan / komposisi zat yang terdapat
pada batu sangat penting untuk usaha pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya batu
residif.
a. Batu Kalsium
Batu jenis ini paling banyak di jumpai, yaitu kurang lebih 70 - 80% dari
seluruh batu saluran kemih. Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat,
kalsium fosfat, atau campuran dari kedua unsur itu. Faktor terjadinya batu kalsium
adalah hiperkalsiuri, hiperoksaluri, hiperurikosuria, dan hipositraturia
b. Batu Struvit
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah
kuman golongan pemecah urea atau urea splitter yang dapat menghasilkan enzim
urease dan merubah urine menjadi bersuasana basa melalui hidrolisis urea menjadi
amoniak. Kuman-kuman yang termasuk pemecah urea di antaranya adalah : Proteus
spp, Klebsiella, Serratia, Enterobakter, Pseudomonas, dan Stafilokokus. Meskipun E
coli banyak menimbulkan infeksi saluran kemih tetapi kuman ini bukan termasuk
pemecah urea.
Batu asam urat merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih. Di
antaranya 75-80% batu asam urat terdiri atas asam murni dan sisanya merupakan
campuran kalsium oksalat. Penyakit batu asam urat banyak diderita oleh pasien-
pasien gout, penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi antikanker,
dan yang banyak mempergunakan obat urikosurik diantaranya adalah
sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat. Kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi
protein mempunyai peluang yang lebih besar untuk mendapatkan penyakit ini.
Batu yang terjebak diureter menyebabkan gelombang nyeri yang luar biasa, akut,
kolik, yang menyebar kepaha dan genitalia. Pasien merasa selalu ingin berkemih, namun
hanya sedikit urin yang keluar dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasive
batu. Batu yang terjebak dikandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan
berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria.
Keluhan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut :
a. Hematuria
b. Piuria
c. Polakisuria/frekuensi
d. Urgency
g. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah, selanjutnya
ke arah penis atau vulva.
2.6 Komplikasi
a. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang
disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal
in menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada
peritoneal.
c. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk
diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
d. Avaskuler ischemia
Pada nefrolitiasis bedakan menjadi komplikasi akut dan komplikasi jangka panjang.
1. Komplikasi Akut
Kematian, kehilangan fungsi ginjal, kebutuhan transfusi dan tambahan invensi sekunder
yang tidak direncanakan.
2. Komplikasi Jangka Panjang
Striktura, obstruksi, hidronefrotis, berlanjut dangan atau tanpa pionefrosis, dan berakhir
dengan kegagalan faal ginjal yang terkena.
a. Pemeriksaan Urin
Biakan urin
b. Pemeriksaan darah
Hb turun
Leukositosis
Urium krestinin
c. Pemeriksaan Radiologist
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah mengatasi nyeri,
menghilangkan batu yang sudah ada, dan mencegah terjadinya pembentukan batu yang
berulang.
1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Alat ini ditemukan pertama kali pada tahun 1980 oleh Caussy. Bekerja dengan
menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan di luar tubuh untuk menghancurkan batu
di dalam tubuh. Batu akan dipecah menjadi bagian-bagian yang kecil sehingga mudah
PEMBAHASAN KASUS
3.1 Anamnesis
Nyeri perut 10 hari SMRS →
• Nyeri hilang timbul di ulu hati dan menjalar ke seluruh lapang perut
• Mual
• Muntah berwarna hijau
• Riwayat minum minuman alkohol
Berdasarkan anamnesis yang didapat mengarah ke gangguan organ intraabdomen yang
terletak di kuadran kanan atas, yaitu hepar dan organ bilier. Berdasarkan riwayat minum
minuman alkohol mengarah pada faktor resiko dari alkoholic hepatitis.
Tanda vital :
TD : 125/73 mmHg
Nadi : 90 x/m, reguler, isi cukup
Respirasi : 20 x/m
Suhu : 36,1 C
SpO2 : 99 %
Mata sklera ikterik (+/+)
Abdomen : Abdomen : Datar, tegang, BU (+), NT (+) seluruh lapang perut
Berdasarkan hasil pemeriksaan abdomen, nyeri kolik pada lapang perut mengarah pada
gangguan sistem bilier (peradangan maupun sumbatan). Keluhan kuning mengarah pada
terganggunya metabolisme bilirubin.
• Pada pasien terdapat leukositosis yang menunjukkan adanya suatu kondisi inflamasi.
• Peningkatan SGOT dan SGPT menunjukkan adanya gangguan hepar yang
dikonfirmasi oleh pemeriksaan serologi HBsAg yang negatif menunjukkan tidak ada
kondisi hepatitis B, tidak menyingkirkan hepatitis A, C dan alkoholic hepatitis.
• Peningkatan bilirubin total dan bilirubin direk menunjukkan adanya gangguan
metabolisme bilirubin yang kemungkinan disebabkan adanya gangguan intra hepatik dan
post hepatik.
USG
Pada hasil USG menunjukkan adanya penebalan dinding kantung empedu dan tampak batu
multipel dengan ukuran terbesar lk 1,87 cm disertai sludge yang memenuhi kandung empedu.
Hasil USG mendukung diagnosa Cholelithiasis.
3.4 Diagnosis
• Diagnosa Kerja : Obstruksi Jaundice e.c susp. Choledocholithiasis
• Diagnosa Banding : Cholelithiasis, cholecystitis
3.5 Penatalaksanaan
3.6 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bona
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sjamsuhidajat, R % Jong Wim De. 1998. Buku ajar bedah. Jakarta : EGC
2. HTAI. Penggunaan extracorporeal shockwave lithotripsy pada batu saluran
kemih. Jakarta: Health Technology Assasement Indonesia; 2005.
3. Depkes. Laporan riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;2013.
4. Krisna DNP. Faktor risiko kejadian penyakit batu ginjal di wilayah kerja
Puskesmas Margasari kabupaten Tegal tahun 2010 [skripsi]. Semarang:
Universitas Negeri Semarang; 2011.
5. Basuki B. Dasar-dasar urologi.Malang: Sagung seto; 2015.hlm.93-100.