1.TUJUAN
Mahasiswa mengetahui prinsip kerja dan dapat menggunakan alat-alat ukur kayu.
Mahasiswa dapat mengukur diameter pohon atau poles yang telah ditentukan dengan
menggunakan beberapa jenis alat ukur dan membandingkan hasilnya.
Mahasiswa dapat menaksir tinggi pohon atau poles dengan beberapa alat ukur tinggi
dan membandingkan hasilnya.
2.DASAR TEORI
Inventarisasi sumber daya hutan di lakukan untuk mengetahui /menduga potensi
kayu dan hasil hutan lainnya dengan menggunakan teknik inventarisasi SDH. Potensi
kayu atau tegakan ini berhubungan dengan Volume pohon / tegakan. Volume
diperoleh dengan melakukan Pengukuran dimensi pohon berdiri / tegakan & Pengukuran
dimensi pohon rebah (batang)
Pengukuran dimensi pohon meliputi :
Pengukuran Diameter pohon
Pengukuran Tinggi pohon dan volume pohon
Pengukuran Bidang Dasar pohon
Pengukuran dimensi pohon tersebut harus dilakukan dengan cermat agar diperoleh
taksiran volume pohon yang akurat yaitu taksiran volume yang mendekati volume
yang sebenarnya( Anonim 1998)
Kualitas taksiran volume ini tergantung beberapa faktor yaitu :
Tingkat akurasi yang diinginkan
Karakteristik pohon
Metode pengukuran
Alat yang digunakan
Kondisi saat pengukuran dimensi pohon
Persamaan / rumus yang digunakan untuk menghitung volume
Pengukuran Diameter Pohon
Diameter adalah panjang garis lurus antara dua titik pd lingkaran yg melalui titik pusat.
Hubungannya dgn keliling: d = k/π. Utk pohon berdiri, diameter diukur pd “setinggi dada”
(diameter at breast height, dbh):
Ketentuan dalam pengukuran diameter pohon:
1. Diukur pada ketinggian 1,30 m dari pangkal pohon atau setinggi dada (dbh)
2. Diukur 2 kali (kecuali phiband) yaitu pada diameter terkecil dan yang tegak
lurus pengukuran pertama
3. Satuan : centimeter bulat (pembulatan ke bawah)
4. Pohon berbanir : diameter diukur pada ketinggian 20 cm di atas ujung banir
5. Pohon dengan perakaran tinggi (mangrove): diameter diukur pada 1,3 m di atas
batas akar
6. Pohon dengan percabangan besar di bawah 1,3 m, diameternya di hitung 2
diameter
7. Untuk pohon miring, diameter diukur tegak lurus pada 1,3 m dari pangkal pohon
mengikuti kemiringan pohon
8. Pengukuran diameter pada bidang miring, dilakukan pada 1,3 m pada sisi
sebelah atas bidang miring.
Pita diameter permanen untuk pengukuran diameter pd petak ukur permanen (pup).
Apabila digunakan diameter setinggi dada, yang dimaksud dengan bidang dasar pohon adalah
penampang lintang batang pada 1,3m dari permukaan tanah. Karena pada umumnya bentuk
batang pohon tidak persis bulat seperti lingkaran, maka digunakan califer pengukuran
diameter dilakukan dua kali, yaitu dengan arah pengukuran yang bersudut 90 0 dari dua kali
pengukuran tersebut kemudian dihitung rata-rata untuk memperoleh ukuran diameter yang
digunakan (Husch, 1987).
Dalam pengukuran dimensi pohon, volume pohon sangat penting dan diperlukan dalam
kegiatan inventarisasi hutan. Volume pohon juga dapat menduga tegakan dengan
menggunakan tabel tegakan maupun ditentukan denga beberapa penduga-penduga volume
dengan inventore hutan, keuntungannya jelas memungkinkan dari pengukuran terperinci pada
sejumlah terbatas dari p[ohin yang secara bijaksana dipilih dalam areal hutan, penaksiran
volume pohon yang objektif terdiri dari jumlah pohon yang lebih banyak.
Dalam penaksiran volume pohon yang masih berdiri ,seluruhnya hanya dapat dilakukan
dengan pengukuran-pengukuran secara tidak langsung (Loetsch dan Haller, 1964).
Oleh karena bentuk pohon brvariasi menurut jenis atau kelompok jenis dan dari satu lokasi
kelokasi lainnya, maka dalam penyusunan perangkat pendugaan volume perlu
memperhatikan karakteristik tersebut. Perangkat pendugaaan volume pohon yang bersifat
umum untuk berbagai jenis dan lokasi hutan dapat meneyebabkan hasil dugaan yang kurang
teliti tidak akurat sehingga informasi massa tegakan yang dihailkan bisa under atau over
estimate (Wongsoetjitro, 1980).
Dari luas bidang dasar dapat ditaksir dua parameter yang penting untuk inventore
hutan, yaitu kepadatan bidang dasar (KBD) dan volume maupun tegakan. Bentuk penampang
lintang pohon yang tidak persis seperti lingkaran tidak dikoreksi disini, melainkan dikoreksi
dalam penaksiran volume tegakan dengan memasukkan faktor atau bilangan bentuk, KBD
dipakai sebagai kriteria untuk menyatakan kualitas tegakan pada hutan tanaman Jati di Jawa.
Nilai KBD ditentukan peranak petak dengan membandingkan Luas Bidang Dasar (LBDS)
tegakan dilapangan dengan LBD tabel normal untuk bonita dan umur ynang sama. LBD
lapangan diperoleh dari pengukuran petak ukur lingkaran, tiappohon dalam petak ukur diukur
diameternya, lalu dari itu akan diketahui luas penampang lintang semua pohon sampel dan
lalu luas bidang dasar tegakan untuk satu hektar dapat dihitung. Bila suatu pohon yang
berdiameter (d) dilihat dengan alat ukur sudut tertentu dengan jarak berbeda-beda atau alat
pengukuran sudut tertentu dipakai untuk melihat pohon dengan diameter yang berbeda-beda
dari suatu tempat, maka ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi yaitu :
1. Semua penampamg lintang pohon berada dalam sudut pandang
2. Sudut pandang persis menyinggung penampang lintang pohon
3. Sebagian penampang pohon berada diluar sudut pandang
Luas bidang dasar tegakan juga mempunyai arti penting dalam inventore tegakan yang
menggunakan sampling titik. Perangkat pendugaan volume pohon (berupa model atau rumus
maupun tabel) adalah salah satu perangkat penting dalam perencanaan pengelolahan hutan.
Salah satu jenis data yang diperlukan dalam perencanaan pengelolahan hutan ialah dengan
potensi atau masa tegakan. Pengumpulan data masa tegakan dilakukan melalui kegiatan
inventarisasi yang selalu melibatkan pendugaan volume pohon per pohon. Oleh sebab itu,
dalam setiap kegiatan pengelolahan hutan dituntut tersedianya perangkat pendugaan volume
pohon (Simon, 2007).
C. CARA KERJA
1. Dipersiapkan alat-alat pengukur diameter yang akan digunakan
2. Diukur diameter pohon dengan menggunakan masing-masing alat seperti pita ukur
,phiband, kaliper dan spiegel relskop.
3. Diukur tinggi pohon dengan menggunakan alat ukur tinggi pohon seperti christen
hypsometer, clinometer , haga altimeter dan spiegel relaskop.
4. Dengan uji statistik bandingkan hasil pengukuran.
5. Dengan anova satu arah bandingkn hasil pengukuran.
6. Diukur tinggi pohn total , tinggi pangkal tajuk ,dan tinggi pada lebar tajuk maksimum.
7. Dicatat hasil pengukuran diameter dalam tabulasi data.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1998. Buku Panduan Kehutanan Indonesia. Dephut R.I. Jakarta.
Brinker, R.C dan P. R Wolf. 1984. Elementary Surveying. Harper and Row publisher Inc. London.