SKRIPSI SARJANA
Dikerjakan
O
L
E
H
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
KAJIAN LEKSIKOSTATISTIK ANTARA
BAHASA KARO
OLEH
FITRIANA SINAGA
Diketahui/disetujui oleh:
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
yang harmonis. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan yang berperan
pergaulan hidupnya.
kata-kata yang berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing. Oleh karena itu,
bahasa Indonesia.
Indonesia dan sebagai landasan hukumnya dapat dilihat UUD 1945, Bab XV,
pasal 36 ayat 2, yang menyatakan bahwa di samping bahasa resmi negara, bahasa
daerah adalah sebagai salah satu unsur kebudayaan nasional yang dilindungi oleh
negara.
Dari berbagai jenis bahasa daerah yang tumbuh subur di Indonesia, lebih
kurang terdapat 420 jenis bahasa (Halim, 1975:20). Salah satu di antaranya adalah
bahasa Batak. Suku Batak terdiri atas lima sub etnis yakni: Toba, Karo,
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
Simalungun, Pakpak Dairi, dan Angkola Mandailing. Kelima sub etnis Batak ini
memiliki bahasa yang satu sama lain mempunyai banyak persamaan. Namun
demikian, para ahli bahasa membedakan sedikitnya dua cabang bahasa Batak
Toba membentuk rumpun Selatan. Namun menurut ahli bahasa Adelaar (1981),
secara historis bahasa Simalungun merupakan cabang dari rumpun selatan yang
terpisah dari cabang Batak Selatan sebelum Bahasa Toba dan Bahasa Angkola
Mandailing terbentuk. Secara umum kedudukan dan fungsi bahasa daerah telah
Berkenaan dengan hal tersebut saya sebagai penulis ingin mengkaji lebih
dalam untuk melihat kekerabatan bahasa, masa pisah bahasa, dan sekaligus
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
prediksi usia bahasa antara kedua cabang bahasa Batak tersebut dengan
masa ke masa serta menyelidiki perbandingan satu bahasa dengan bahasa lain.
kekerabatan antara bahasa-bahasa yang seasal. Dalam hal ini penulis memilih
bahasa Simalungun sebagai wakil dari rumpun selatan dan bahasa Karo sebagai
rumpun utara. Oleh karena itu, penulis mengangkat masalah kajian leksikostatistik
antara bahasa Simalungun dengan bahasa Karo ini menjadi skripsi penulis.
yang diteliti. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penelitian
kebenaran yang sanggup mengambil lebih dalam kebenaran yang sudah ada.
Dalam hal ini adapun tujuan penelitian yang dipaparkan oleh penulis antara lain:
Karo.
Indonesia.
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
1.5 Anggapan Dasar
bahasa Karo) merupakan bahasa yang belum pernah dikaji sebelumnya secara
kedua bahasa ini merupakan sub dari bahasa Batak yang letak geografisnya yang
sangat besar.
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
berkaitan dengan topik yang dibahas, baik berupa buku-buku yang mendukung
relevan atau ada hubungannya dengan objek yang diteliti oleh penulis, antara lain:
1. Parera, 1986
tujuan historis.
2. Keraf, 1984
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
3. Mahsun, 1995
4. Dari beberapa pendapat para sarjana di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kekerabatan kosa kata dasar bahasa-bahasa berkerabat serta waktu pisah dan
pengelompokannya.
Teori merupakan suatu prinsip dasar yang terwujud di dalam bentuk dan
membimbing dan memberi arah sehingga dapat menjadi penuntun kerja bagi
penulis.
Sebagai acuan yang digunakan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini
adalah buku Keraf yang berjudul Linguistik Bandingan Historis. Artinya, dalam
tersebut. Untuk daftar pertanyaan atau kuisioner, penulis juga menggunakan daftar
yang telah dissun rapi oleh Morris Swadesh yang berisi sekitar 200 kata. Penulis
menganggap daftar tersebut adalah daftar yang universal artinya kata-kata yang
diperhitungkan bisa terdapat pada kedua bahasa, sehingga penulis tidak perlu
menggunakan daftar kosa kata dasar yang disusun oleh para sarjana lain.
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode Dasar
adalah kosakata dasar (basic vocabulary) yang meliputi kata-kata ganti, kata-kata
bilangan, kata-kata mengenai anggota badan, alam, dan sekitarnya, serta alat-alat
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
3.3 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil yang diperoleh
akan lebih baik. Alat-alat yang dibutuhkan dalam penelitian adalah daftar
sumber data yang cukup oleh penulis pergunakan. Untuk memperoleh data-data
kebenaran lebih lanjut dan terperinci tentang data yang dibutuhkan oleh
penulis. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik rekam dan teknik
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
menggunakan alat perekam. Teknik catat adalah teknik mencatat data
baik itu data teknik rekam maupun teknik survei. Adapun syarat-syarat
3. Orang tua, istri atau suami informan lahir dan dibesarkan di desa itu
Adapun prosedur yang harus diikuti oleh penulis sebagai analisis data
telah ditentukan. Adapun prosedur yang harus diikuti sebagai analisis data adalah
sebagai berikut:
daftar pertanyaan.
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
2. Menghitung kata kerabat yakni dengan mengikuti prosedur yang sudah
ditentukan seperti:
K
C= x 100%
G
G = jumlah gloss
berikut :
log C
W=
2 log r
C = Prosentase kerabat
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
4. Menghitung jangka kesalahan
c(1 − c)
S=
n
kerabat)
untuk mendapatkan c baru. Dengan c yang baru ini sekali lagi dihitung waktu
pisah dengan mempergunakan rumus waktu pisah pada teknik c. setelah diperoleh
hasil jangka kesalahan, maka waktu yang lama dikurangi dengan waktu yang
baru. Angka inilah yang harus ditambah dan dikurangi denagn waktu yang lama
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
BAB IV
PEMBAHASAN
prosntase kesamaan dan perbedaan suatu bahasa dengan bahasa lain. (Keraf :
1984).
Dengan demikian, yang ingin dicapai dalam teknik ini adalah kepastian
mengenai usia bahasa, yaitu mengenai kapan sebuah bahasa muncul dan
Ada empat macam asumsi dasar yang dapat diprgunakan sebagai titik
tolak dalam usaha mencari jawaban mengenai usia bahasa, atau secara tepatnya
1. Sebagian dari kosa kata suatu bahasa sukar sekali berubah bila
Kosa kata yang sukar berubah dalam asumsi dasar adalah kosa kata dasar
yang merupakan kata-kata yang sangat intim dalam kehidupan bahasa dan
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
Kosa kata dasar yang diambil dalam metode leksikostatistik dibatasi
menerapkan metode ini secara baik. Yang ingin dicapai dengan seleksi ini adalah
dapat disusun sebuah daftar yang bersifat universal, artinya kosa kata yang
dianggap harus ada pada semua bahasa sejak awal mula perkembangannya.
1. Bagian tubuh,
3. Sistem kekrabatan,
13. Penyakit,
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
Penulis mengunakan kosa kata yang telah disusun rapi oleh Morris
Swadesh, sekitar 200 kata yang telah dianggap universal, artinya dianggap ada
Asumsi dasar yang kedua mengatakan bahwa dari kosa kata dasar yang
ada dalam suatu bahasa, suatu prosentase tertentu selalu akan bertahan dalam
1000 tahun. Kalau asumsi ini diterima maka dari sebuah bahasa yang memiliki
200 kosa kata, sesudah 1000 tahun akan bertahan 80,5 prosen, dan dari sisanya
sesudah 1000 tahun kemudian akan bertahan lagi prosentase yang sama.
3. Perubahan kosa kata dasar pada semua bahasa dengan asumsi dasar ketiga
ini, hasilnya akan menunjukkan bahwa dalam tiap 1000 tahun, kosa kata dasar
Apabila kita ingin mernghitung retensi (ketahanan) kosa kata dasar kedua
rumus : 80,5 % x N. Di mana N adalah jumlah kosa kata dasar yang ada pada awal
kelipatan 1000 tahun kedua bahasa. Sehingga dari 200 kosa kata dasar (N) suatu
bahasa sesudah 1000 tahun pertama akan tinggal 80,5 % x 200 kata = 161 kata.
Sesudah 1000 tahun kedua akan tinggal 80,5 % x 161 kata = 139,6 kata atau
dibulatkan menjadi 140 kata. Selanjutnya sesudah 1000 tahun ketiga kosa kata
dasar yang tinggal adalah 80,5 % x 140 = 112,7 kata, yang dibulatkan menjadi
113 kata. Pada 1000 tahun keempat kosa kata dasarnya tinggal 80,5 % x 113 =
90,9 kata, yang dibulatkan menjadi 100 kata. Demikian selanjutnya sesudah 1000
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
tahun kelima kosa kata dasarnya tinggal 80,5 % x 100 kata = 80,5 kata dan
seterusnya.
4. Bila prosentase dari dua bahasa kerabat (cognate) diketahui, maka dapat
Berdasarkan asumsi dasar yang kedua, ketiga, keempat, kita dapat menghitung
usia atau waktu pisah kedua bahasa itu. Dan karena dalam 1000 tahun kedua
bahasa kerabat itu masing-masing akan kehilangan kosa kata dasarnya dalam
prosentase yang sama, maka waktu pisah antara kedua bahasa itu harus dibagi
dua. Misalnya prosetase kata kerabatnya adalah 80,5 %, maka waktu pisah kedua
prosentase kata kerabat yang diketahui adalah seperti tertera dalam tabel berikut
ini :
Jumlah kata kerabat antara Prosentase kata kerabat Usia (waktu pisah)
dengan Bahasa
Karo.
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
86-70 43-35 2000-2500
81%. Usia pisah dalam ribuan tahun harus dibagi dua, karena masing-masing
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
a. Mengumpulkan kosa kata dasar
Unsur yang paling penting dalam membandingkan dua bahasa atau lebih
adalah mengumpulkan daftar kosa kata dasar dari bahasa-bahasa yang diteliti.
Pada kesempatan ini penulis menggunakan daftar kosa kata dasar yang telah
disusun oleh Morris Swadesh yang berisi 200 kata. Penulis menganggap daftar
kosa kata dasar ini merupakan daftar yang baik sehingga penulis tidak perlu
menggunakan daftar kosa kata yang lain atau daftar kosa kata dasar yang disusun
dalam penetapan kata kerabat atau non kerabat. Gloss yang tidak diperhitungkan
itu adalah kata-kata kosong, yaitu gloss yang tidak ada katanya baik dalam salah
satu bahasa maupun dalam kedua bahasa. Contoh kata nyiur, lembayung, pajri,
dan lain sebagainya. Kedua, semua kata pinjaman, baik dari bahasa-bahasa
kerabat maupun dari bahasa-bahasa non kerabat. Dalam hal ini lebih mudah untuk
menetapkan pinjaman dari bahasa non kerabat dari pada bahasa kerabat.
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
kerabat atau non kerabat semua morfem terikat itu harus diisolir terlebih dahulu.
satu pasangan kata menunjukkan kesamaan atau tidak. Misalnya untuk gloss
rintak dalam Bahasa Karo yang artinya tarik telah diisolasikan dari bentuk
menarik.
Pasangan kata yang identik adalah pasangan kata yang semua fonemnya
Bila perubahan fonemis antara kedua bahasa itu terjadi secara timbal balik
dan teratur, secara tinggi frekuensinya, maka bentuk yang berimbang antara kedua
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
Gloss Bahasa Simalungun Bahasa Karo
Bila tidak dapat dibuktikan bahwa sebuah pasangan kedua bahasa itu
kemiripan secara fonetis dalam posisi artikulatoris yang sama, maka pasangan itu
tersebut :
Bila dalam satu pasangan kata terdapat perbedaan satu fonem, tetapi dapat
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
dimasukinya, maka pasangan itu dapat ditetatapkan sebagai kata kerabat.
Misalnya dalam pasangan kata Bahasa Simalungun dan Bahasa Karo berikut ini :
antara kedua bahasa itu. Prosentase kata kerabat dihitung dari jumlah pasangan
yang sisa yaitu 200 kata dikurangi dengan kata atau gloss yang tidak
diperhitungkan karena kosong atua pinjaman. Dari 200 kata untuk bahasa
simalungun dan bahasa karo hanya terdapat 197 pasangan yang lengkap, 3 gloss
tidak mempunyai pasangan. Dari 197 pasangan yang ada terdapat 116 pasangan
prosentase kata kerabat, maka akan dilakukan prosedur berikut, yaitu menghitung
usia dan waktu pisah kedua bahasa tersebut. Untuk maksud tersebut hendaknya
diperhatikan dua hal dari perhitungan kata kerabat yaitu : 58% kata kerabat dan
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1998. Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta Pusat
Ibrahim, Abdul Syukur, dkk. 1987 Model Linguistik Dewasa ini. Surabaya:
Umum.
Gramedia.
Parera, Jos Daniel. 1986. Kajian Linguistik Umum Historis Komparatif dan
A.
1. abu Orbuk Abu X
2. air Bah Lau X
3. air bah Bah baggal Kelenglengen X
4. akar Urat Urat -
5. aku Au Aku -
6. alir Mangalir Ngaler -
7. anak Niombah Anak X
8. anjing Baliang Biang -
9. angina Logou Angin X
10. apa Aha Kai X
11. api Apui Api -
12. apung Mumbang Bombang -
13. asap Timus Cimber X
14. awan Ombun Embun -
B
15. bagaimana Sonaha Uga X
16. baik Dear Bujur X
17. bali - - V
18. banyak Bahat Mbuei X
19. bapak Bapa Bapa -
20. baring Gallei Galang-galang X
21. baru Bayu Mbaru -
22. basah Bossot Bencah X
23. bata Bata Bata -
24. beberapa Piga Piga-piga -
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009
25. belah Bolah Bekka X
26. benar Tongon Tuhu X
27. benih Bonih Bennih -
28. bengkak Butong Mbessar -
Keterangan simbol :
V = kosa kata yang tidak mempunyai pasangan
X = kosa kata yang tidak berkerabat
_ = kosa kata yang berkerabat
Fitriana Sinaga : Kajian Leksikostatistik Antara Bahasa Simalungun Dengan Bahasa Karo, 2007.
USU Repository © 2009