Laporan Kimor 2 Aldehid
Laporan Kimor 2 Aldehid
TUJUAN
Mampu melakukan reaksi dan menentukan adanya gugus fungsi aldehid dan keton.
B. PRINSIP
C. DASAR TEORI
Gugus karbonil adalah gugus yang dimiliki oleh golongan senyawa aldehida,
keton, asam karboksilat, ester dan turunan lainnya. Aldehida mempunyai paling
sedikit satu atom hidrogen melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat
berupa gugus hidrogen, alkil atau aril. Pada keton, atom karbon karbonil
dihubungkan dengan dua atom karbon lain. Dalam sistem IUPAC, aldehida diberi
akhiran –al. Karena aldehida telah lama dikenal, nama-nama umum masih sering
digunakan. Nama-nama tersebut dicantumkan dibawah nama IUPAC-nya. Bentuk
aldehida siklik, digunakan awalan – karbaldehida. Aldehida aromatik sering
mempunyai nama umum. Dalam sistem IUPAC, keton diberi akhiran –on.
Penomoran dilakukan sehingga gugus karbonil mendapat nomor kecil. Biasanya
keton diberi nama dengan menambahkan kata keton setelah nama-nama gugus alkil
atau aril yang melekat pada gugus karbonil (Hart, 1990).
Aldehida adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Aldehid memiliki sifat lebih
reaktif daripada alkohol, dapat mengalami reaksi adisi, dapat mengalami reaksi
oksidasi, aldehid dapat dioksidasi menjadi asam, dapat mengalami reaksi
polimerisasi. Karakteristik dari aldehid ini adalah berwujud gas pada suhu kamar
dengan bau tidak enak, berwujud cair pada suhu kamar dengan bau sedap, senyawa
polar sehinggan titik didihnya tinggi dan tidak berwarna. Struktur aldehid yaitu
mengandung unsur C, H, dan O dengan rumus R-CHO, dimana R adalah alkil dan
–CHO adalah Gugus fungsi aldehida. Keton adalah suatu senyawa organik yang
mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil. Keton ini bersifat
polar karena gugus karbonilnya polar dan keton lebih mudah menguap daripada
alkohol dan asam karboksilat. Karakteristik dari keton ini adalah berupa cairan tak
berwarna, umumnya larut dalam air, mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi
daripada senyawa non polar dan dapat direduksi oleh gas H2 menghasilkan alkohol
sekundernya. Struktur dari keton yaitu mengandung unsur C, H, dan O dengan
rumus R-CO-R’, dimana R adalah alkil dan -CO- adalah gugus fungsi keton
(karbonil) (Pauling, 1999).
Beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat dan struktur yang
mempengaruhinya, yaitu Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan
keton mengalami kesukaran dalam beroksidasi, Aldehid biasanya lebih reaktif dari
keton, terhadap suau reagen yang sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil
dari aldehid kurang dilindungi dibandingkan dengan keton, begitu pula aldehid
lebih mudah dioksidasi dari keton, Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan
asam karboksilat dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak,
dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan ikatan yang menghasilkan 2
ikatan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon dari keton mula-mula (akibat
putusnya ikatan karbon), keton siklik menghasilkan asam karboksilat dengan
jumlah atom karbon yang sama banyak. Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid
dan keton melalui oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa
tersebut (Fessenden, 1992).
G. PEMBAHASAN
H. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden, Ralp, J., Fessenden, Joan, S. 1986. Kimia Organik, Jilid I. Erlangga :
Jakarta.
JURUSAN FARMASI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES
BANDUNG
2018