Anda di halaman 1dari 51

LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR KEP.325 / MEN / XII / 2011

TENTANG

PENETAPAN RANCANGAN STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA DI


SEKTOR KETENAGAKERJAAN
BIDANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
SUB BIDANG BEKERJA DI KETINGGIAN
MENJADI STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kebijakan penerapan Keselamatan Kerja bertujuan menciptakan budaya K3 di tempat


kerja dengan melibatkan perusahaan, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja dalam
rangka mencegah atau mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dengan tidak
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka efisiensi dan produktivitas
perusahaan dapat dicapai sehingga barang/jasa yang dihasilkan memiliki daya saing
untuk merebut pasar baik dalam maupun luar negeri. Untuk melaksanakan penerapan K3
tersebut masih dirasakan kekurangan tenaga profesional dalam mengembangkan,
mengkoordinir, memfasilitasi dan melaksanakan program-program K3 perusahaan.

Pada saat ini perkembangan teknologi semakin banyak masalah K3 yang dihadapi
terutama dalam pekerjaan pada ketinggian, masih banyak kecelakaan yang terjadi
karena pekerja belum memiliki kompetensi yang memadai. Apalagi di era global saat ini
untuk menghadapi persaingan nasional maupun internasional sangat dibutuhkan
keahlian yang berbasis kompetensi.

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang Undang No 13 tahun 2003 tentang


Ketenagakerjaan, setiap perusahaan wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja untuk melindungi keselamatan tenaga kerja dan sarana produksi.

Undang Undang No. 1 tahun 1970 menyatakan bahwa salah satu kegiatan kerja yang
perlu mendapat perhatian dari sisi keselamatan kerja adalah kegiatan kerja yang
dilakukan pada ketinggian, yaitu kegiatan yang mempunyai potensi bahaya jatuh bagi
pekerja yang melakukannya kegiatan itu dapat dilakukan pada ketinggian.

Untuk melakukan kegiatan kerja pada ketinggian yang mempunyai tingkat risiko yang
sangat tinggi diperlukan SDM yang mempunyai kompetensi yang memadai untuk

1
membantu memperkecil peluang terjadinya jatuh atau mengurangi dampak jika terjadi
kecelakaan jatuh tersebut.

Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan


kompetensi SDM untuk kerja kerja pada ketinggian.

Untuk memenuhi tuntutan dunia usaha baik untuk nasional maupun internasional
diperlukan standar kompetensi bagi pekerja pada ketinggian tersebut yang diakui baik
nasional maupun internasional sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja dari luar
negeri.

B. Tujuan
Tujuan dibentuknya Standar Kompetensi Bekerja Pada Ketinggian adalah diperolehnya
suatu rujukan kompetensi minimal bagi pengembangan SDM yang bekerja pada
ketinggian. Jika telah terdapat Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bekerja
pada ketinggian, maka hal itu akan memberikan banyak kemudahan bagi berbagai
lembaga berikut:

1. Lembaga Pendidikan dan pelatihan


Dengan adanya standar kompetensi ini dapat memberikan kerangka acuan kepada
lembaga pendidikan akademik dan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk
mengmbangkan kurikulumnya masing-masing. Sehingga walau kurikulum berbeda,
tetapi lulusan yang dihasilkan diharapkan memiliki kesetaraan dalam penguasaan
kompetensi minimal. Kurikulum program studi menjadi wewenang lembaga
pendidikan sesuai Undang Undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional

2. Badan/Lembaga Sertifikasi Profesi


Standar Kompetensi dapat menjadi kerangka acuan bagi Badan/lembaga Sertifikasi
Profesi (LSP) untuk melakukan uji kompetensi bagi profesional yang ingin
mendapatkan sertifikasi kompetensi pada tingkat tertentu.

3. Pengguna jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Standar kompetensi bekerja Pada Ketinggian dapat dijadikan kerangka acuan bagi
pengguna jasa keselamatan dan kesehatan kerja seperti perusahaan atau organisasi
dan pemerintah dalam mengmbangkan sumber daya manusia keselamatan dan
kesehatan kerja, agar tenaga kerja profesional yang bekerja dapat mengaplikasikan
keselamatan dan kesehatan kerja yang lebih baik.

2
4. Penyandang dana
Dengan standar kompetensi, pihak penyandang dana dapat mengetahui secara jelas
kompetensi yang akan dikuasai oleh pihak peserta didik yang didanainnya. Sehingga
hal ini merupakan suatu bentuk akuntabilitas publik.

5. Peserta didik
Standar kompetensi bekerja pada ketinggian dapat digunakan oleh peserta didik
untuk mengetahui sejak awal kompetensi yang harus dikuasainya diakhir
pendidikan/pelatihan. Dengan demikian proses pendidikan/pelatihan diharapkan
dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

6. Departemen Pendidikan dan Badan Akreditasi Nasional


Standar kompetensi bekerja pada ketinggian dapat dikembangkan lebih lanjut
menjadi kriteria pada akreditasi program studi tehnisi yang bekerja pada ketinggian.

7. Program adaptasi lulusan luar negeri


Standar kompetensi bekerja pada ketinggian dapat digunakan sebagai acuan untuk
menilai kompetensi tehnisi yang bekerja pada ketinggian lulusan luar negeri.

C. Pengertian Kerja Pada Ketinggian

Bekerja pada ketinggian adalah kegiatan kerja pada tempat atau titik kerja yang bila
seorang bekerja ditempat tersebut, mempunyai potensi bahaya jatuh karena adanya
perbedaan elevasi. Pengertian lainnya adalah pekerjaan yang membutuhkan pergerakan
tenaga kerja untuk bergerak secara vertikal naik, mau pun turun dari suatu platform.

Dari pengertian di atas, batasan bekerja pada ketinggian yang dimaksud dalam
kompetensi ini adalah sebagai berikut:
1. Ruang terbuka: dilakukan pada struktur buatan pada ruang terbuka seperti menara
(tower), tiang, perancah (scaffolding), atau atap.
2. Ruang terbatas: dilakukan pada struktur buatan pada ruang tertutup seperti sumur
atau cerobong.

D. Pengertian SKKNI

1. Pengertian Kompetensi
Berdasar pada arti estimologi kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan atau melaksanakan pekerjaan yang dilandasi oleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja.
Sehingga dapatlah dirumuskan bahwa kompetensi diartikan sebagai kemampuan
seseorang yang dapat terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan

3
sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan
standar performa yang ditetapkan.

2. Pengertian Standar Kompetensi


Berdasar pada arti bahasa, standar kompetensi terbentuk atas kata standar dan
kompetensi. Standar diartikan sebagai "ukuran" yang disepakati, sedangkan
kompetensi telah didefinisikan sebagai kemampuan seseorang yang dapat
terobservasi mencakup atas pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas sesuai dengan standar performa yang
ditetapkan.
Dengan demikian dapatlah disepakati bahwa standar kompetensi merupakan
kesepakatan-kesepakatan tentang kompetensi yang diperlukan pada suatu bidang
pekerjaan oleh seluruh "stakeholder" di bidangnya.
Dengan kata lain, yang dimaksud dengan Standar Kompetensi adalah perumusan
tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas
atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.

3. Konsep SKKNI
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia yang selanjutnya disingkat SKKNI
adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan
tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perUndang Undangan yang berlaku.

Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh seseorang, maka yang


bersangkutan akan mampu:

 bagaimana mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan


 bagaimana mengorganisasikannya agar pekerjaan tersebut dapat
dilaksanakan
 apa yang harus dilakukan bilamana terjadi sesuatu yang berbeda dengan
rencana semula
 bagaimana menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
 bagaimana menyesuaikan kemampuan yang dimiliki bila bekerja pada
kondisi dan lingkungan yang berbeda.

a. Model Standar Kompetensi.


Standar kompetensi kerja bidang General Banking dikembangkan mengacu
pada Permenakertrans No. 21/MEN/2007 tentang Tata Cara Penetapan SKKNI.
Atas dasar penetapan tersebut maka standar kompetensi bidang Keselamatan

4
dan Kesehatan Kerja yang dikembangkan harus mengacu kepada Regional
Model of Competency Standard (RMCS).

b. Prinsip yang harus dipenuhi dalam penyusunan standar dengan model


RMCS
Penyusunan dan perumusan SKKNI yang merefleksikan kompetensi tenaga
kerja yang dibutuhkan oleh dunia usaha dan industri, maka harus memenuhi
beberapa hal sebagai berikut :

1. Fokus kepada kebutuhan dunia usaha atau dunia industri


Difokuskan kepada kompetensi kerja yang berlaku dan diibutuhkan oleh
dunia usaha atau dunia industri, dalam upaya melaksanakan proses bisnis
sesuai dengan tuntutan oprasional perusahaan yang dipengaruhi oleh
dampak era globalisasi.

2. Kompatibilitas
Memiliki kompatibilitas dengan standar-standar yang berlaku di dunia usaha
atau dunia industri untuk bidang pekerjaan yang sejenis dan kompatibel
dengan standar sejenis yang berlaku dinegara lain ataupun secara
internasional.

3. Fleksibilitas
Memiliki sifat generik yang mampu mengakomodasi perubahan dan
penerapan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang diaplikasikan
dalam bidang pekerjaan yang terkait.

4. Keterukuran
Meskipun bersifat generik standar kompetensi harus memiliki kemampuan
ukur yang akurat, untuk itu standar harus :

 Terfokus pada apa yang diharapkan dapat dilakukan pekerja di tempat


kerja
 Memberikan pengarahan yang cukup untuk pelatihan dan penilaian
 Diperlihatkan dalam bentuk hasil akhir yang diharapkan.
 Selaras dengan peraturan perUndang Undangan terkait yang berlaku,
standar produk dan jasa yang terkait serta kode etik profesi bila ada.
5. Ketertelusuran
Standar harus memiliki sifat ketelusuran yang tinggi, sehingga dapat
menjamin:

 Kebenaran substansi yang tertuang dalam standar


 Dapat tertelusuri sumber rujukan yang menjadi dasar perumusan
standar

5
6. Transferlibilitas
 Terfokus pada keterampilan dan pengetahuan yang dapat dialihkan
kedalam situasi maupun di tempat kerja yang baru.
 Aspek pengetahuan , keterampilan dan sikap kerja , terumuskan secara
holistik (menyatu).

E. Penggunaan SKKNI

Standar Kompetensi dibutuhkan oleh beberapa lembaga atau institusi yang berkaitan
dengan pengembangan sumber daya manusia, sesuai dengan kebutuhan masing-
masing :
1. Untuk institusi pendidikan dan pelatihan
a. Memberikan informasi untuk pengembangan program dan kurikulum
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian, sertifikasi
2. Untuk dunia usaha atau industri dan penggunaan tenaga kerja
a. Membantu dalam rekruitmen
b. Membantu penilaian unjuk kerja
c. Membantu dalam menyusun uraian jabatan
d. Untuk mengembangkan program pelatihan yang spesifik berdasar kebutuhan
dunia usaha atau industri
3. Untuk institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi
a. Sebagai acuan dalam merumuskan paket-paket program sertifikasi sesuai
dengan kulifikasi dan levelnya.
b. Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan penilaian dan sertifikasi
.
F. Bentuk dan Format Unit Kompetensi
Struktur Standar Kompetensi model Regional Model of Competencies Standards
(RMCS) pada setiap standar kompetensi minimal memuat unsur-unsur sebagai berikut:
1. Kode
Kode unit diisi dan ditetapkan dengan mengacu pada format kodifikasi SKKNI.
Kode unit kompetensi mengacu format kodefikasi Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor. PER.21/MEN/X/2007 tentang Tata Cara Penetapanan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Yaitu :

x X x . x X 0 0 . 0 0 0 . 0 0
(1) (2) (3) (4) (5)

a) Sektor :
Diisi dengan singkatan 3 huruf kapital dari nama Sektor.
b) Sub Sektor :
Diisi dengan singkatan 2 huruf kapital dari Sub Sektor.
c) Bidang :

6
Diisi dengan 2 digit angka untuk masing-masing kelompok, yaitu :
1 : Kelompok kompetensi dasar atau umum dibutuhkan di seluruh
subbidang keahlian tertentu
2 : Kolompok kompetensi inti dibutuhkan hanya di subbidang keahlian
tertentu
3 : Kelompok kompetensi khusus atau spesialisasi dibutuhkan sebagai
alternatif atau tambahan subbidang keahlian tertentu
d) Nomor unit-unit kompetensi
Diisi dengan nomor unit-unit kompetensi dengan menggunakan 3 digit
angka.
e) Versi unit kompetensi
Diisi dengan 2 digit angka.

2. Judul
Mendefinisikan tugas atau pekerjaan suatu unit kompetensi yang
menggambarkan sebagian atau keseluruhan standar kompetensi.

3. Deskripsi Unit
Menjelaskan Judul Unit yang mendeskripsikan pengetahuan dan keterampilan
yang dibutuhkan dalam mencapai standar kompetensi.

4. Elemen Kompetensi
Mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi sasaran apa yang harus dicapai.

5. Kriteria Unjuk Kerja


Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan
kompetensi di setiap elemen, apa yang harus dikerjakan pada waktu menilai dan
apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi.

6. Batasan Variabel
Ruang lingkup, situasi dan kondisi dimana kriteria unjuk kerja diterapkan.
Mendefinisikan situasi dari unit dan memberikan informasi lebih jauh tentang
tingkat otonomi perlengkapan dan materi yang mungkin digunakan dan mengacu
pada syarat-syarat yang ditetapkan, termasuk peraturan dan produk atau jasa
yang dihasilkan.

7. Panduan Penilaian
Membantu menginterpretasikan dan menilai unit dengan mengkhususkan
petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan, untuk memperagakan kompetensi sesuai
tingkat keterampilan yang digambarkan dalam kriteria unjuk kerja, yang meliputi :

7
- Pengetahuan dan keterampilan yang yang dibutuhkan untuk seseorang
dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.
- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan
metode apa pengujian seharusnya dilakukan.
- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian
dan kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

8. Kompetensi kunci
Keterampilan umum yang diperlukan agar kriteria unjuk kerja tercapai pada
tingkatan kinerja yang dipersyaratkan untuk peran atau fungsi pada suatu
pekerjaan. Kompetensi kunci meliputi:

- Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi.

- Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi.

- Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas.

- Bekerja dengan orang lain dan kelompok.

- Menggunakan ide-ide dan teknik matematika.

- Memecahkan masalah.

- Menggunakan teknologi.

Kompetensi kunci dibagi dalam tiga tingkatan yaitu :

1. Tingkat 1 harus mampu :

a. melaksanakan proses yang telah ditentukan.

b. menilai mutu berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

2. Tingkat 2 harus mampu :

a. Mengelola proses

b. menentukan kriteria untuk mengevaluasi proses.

3. Tingkat 3 harus mampu :


a. menentukan prinsip-prinsip dan proses.
b. mengevaluasi dan mengubah bentuk proses.
c. menentukan kriteria untuk pengevaluasian proses.

G. Tabel Gradasi Kompetensi Kunci


TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
KOMPETENSI KUNCI “Melakukan “Mengelola “Mengevaluasi dan
Kegiatan” Kegiatan” Memodifikasi Proses”
1. Mengumpulkan, Mengikuti pedoman Mengakses dan Meneliti dan menyaring
menganalisa dan yang ada dan merekam lebih lebih dari satu sumber
mengorganisasikan merekam dari satu dari satu sumber dan mengevaluasi
informasi sumber informasi informasi kualitas informasi

8
TINGKAT 1 TINGKAT 2 TINGKAT 3
KOMPETENSI KUNCI “Melakukan “Mengelola “Mengevaluasi dan
Kegiatan” Kegiatan” Memodifikasi Proses”
2. Mengkomunikasikan Menerapkan bentuk Menerapkan Memilih model dan
informasi dan ide- komunikasi untuk gagasan bentuk yang sesuai dan
ide mengantisipasi informasi dengan memperbaiki dan
konteks komunikasi memilih gaya mengevaluasi jenis
sesuai jenis dan yang paling komunikasi dari
gaya sesuai. berbagai macam jenis
berkomunikasi. dan gaya cara
berkomunikasi.
3. Merencanakan dan Bekerja di bawah Mengkoordinir Menggabungkan
mengorganisasikan pengawasan atau dan mengatur strategi, rencana,
kegiatan supervisi proses pekerjaan pengaturan, tujuan dan
dan menetapkan prioritas kerja.
prioritas kerja
4. Bekerjasama Melaksanakan Melaksanakan Bekerjasama untuk
dengan orang lain & kegiatan-kegiatan kegiatan dan menyelesaikan
kelompok yang sudah membantu kegiatan-kegiatan yang
dipahami atau merumuskan bersifat komplek.
aktivas rutin tujuan
5. Menggunakan Melaksanakan Memilih gagasan Bekerjasama dalam
gagasan secara tugas-tugas yang dan teknik menyelesaikan tugas
matematis dan sederhana dan bekerja yang yang lebih komplek
teknis telah ditetapkan tepat untuk dengan menggunakan
menyelesaikan teknik dan matematis
tugas-tugas yang
komplek
6. Memecahkan Memecahkan Memecahkan Memecahkan masalah
masalah masalah untuk masalah untuk yang komplek dengan
tugas rutin di bawah tugas rutin secara menggunakan
pengawasan atau mandiri pendekatan metoda
supervisi berdasarkan yang sistematis
pedoman atau
panduan
7. Menggunakan Menggunakan Menggunakan Menggunakan
teknologi teknologi untuk teknologi untuk teknologi untuk
membuat barang mengkonstruksi, membuat desain atau
dan jasa yang mengorganisasik merancang,
sifatnya berulang- an atau membuat menggabungkan,
ulang pada tingkat produk barang memodifikasi dan
dasar di bawah atau jasa mengembangkan
pengawasan atau berdasarkan produk barang atau
supervisi desain jasa

9
Kodefikasi Unit Kompetensi
Kodefikasi unit pada Teknisi Bekerja Pada Ketinggian diisi dan ditetapkan dengan
mengacu pada format kodifikasi SKKNI.

KKK.TG 01. 001. 01

Versi Tahun

Nomor Urut

Unit Umum/Dasar
Common Core

Bekerja pada
ketinggian

Sektor Keselamatan
Kesehatan Kerja

Keterangan :
01 = Kelompok Umum/Dasar/Common Care
02 = Kelompok Inti /Functional Competency Unit
03 = Kelompok Pendukung/Supporting Competency unit

H. Kelompok Kerja

1. Panitia Teknis Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Pada Kegiatan


K3 Bekerja Pada Ketinggian
Panitia teknis penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
dibentuk berdasarkan surat keputusan Kepala Pusat K3 Kep.No : 23/SJ-PK3/I/2010
tanggal 25 Januari 2010, selaku pengarah penyusunan rancangan SKKNI Sektor
Ketenagakerjaan Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Sub Bidang Kerja Pada
Ketinggian

Susunan Panitia Teknis Penyusunan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional


(RSKKNI) sebagai berikut :

10
JABATAN DALAM
NO NAMA INSTANSI / INSTITUSI
PANITIA/TIM

1 DR. Dewi Rahayu Pusat K3 Ketua

2 Drs. Togarisman Pusat K3 Wakil


Napitupulu

3 Ida Sukorini Said, SH,MA Pusat K3 Penanggung jawab

4 Ir. Amri AK, MM Pusat K3 Anggota

5 Dra. Elvirianawati, MK3 Pusat K3 Anggota

6 Nurhani, ST, MM Pusat K3 Anggota

7 Ir. Hartati Diah, MS Pusat K3 Anggota

8 DR. Dr. Andi Armyn FK Unhas / Anggota


Nurdin Kemenkokesra

2. Tim Penyusun SKKNI


Susunan tim penyusun dibentuk berdasarkan surat keputusan Kepala Pusat K3
selaku Ketua Dewan Pengarah surat keputusan Kepala Pusat K3 Kep.No : 23/SJ-
PK3/I/2010 selaku pengarah penyusunan rancangan SKKNI Sektor Ketenagakerjaan
Bidang K3 Sub Bidang Kerja Pada Ketinggian

Susunan tim penyusun RSKKNI Bekerja Pada Ketinggian adalah sebagai berikut :

NO NAMA JABATAN DI JABATAN KETERANGAN


INSTANSI DALAM PANITIA
1 Iman Suwandi KIM LIPI Ketua
2 Dr. Yessie Kualasari, Pusat K3
Wakil
MKK
3 Titis Mubyar Palupi, Pusat K3
Anggota
Dipl. OHS
4 Ir. Enny Herawati, MM Pusat K3 Anggota
5 Drs. Togarisman Pusat K3
Anggota
Napitupulu, MM
6 Maman Hermansyah, PT. Simetri Anggota
S.Si Indonesia
7 M. Yusuf, ST, M.Si Ditjen PPK Anggota

8 Arie Yashar Yusuf Sekjen ARAI Anggota


9 Sapuan Ariandjaja PT. Tirta Safety Anggota
10 Haddy Achmad ARAI Anggota
Chalidi
11 Bayu Priantoko, MM Dit. Anggota
Stankomproglat

11
3. Peserta konvensi RSKKNI sub bidang Kerja Pada Ketinggian
Peserta konvensi sub bidang kerja Pada Ketinggian adalah sebagai berikut : .

JABATAN
NO NAMA INSTANSI KETERANGAN
DALAM TIM
1 2 3 4 5
1 DR. Dr. Andi Armyn FK Unhas/ Peserta
Nurdin Kemenkoke
sra
2 M. Yusuf, ST, M.Si Ditjen PPK Peserta

3 Maman Hermansyah, PT. Simetri Peserta


S.Si Indonesia
4 Haddy Achmad Chalidi ARAI Peserta

5 Iman Suwandi KIM LIPI Peserta

6 Bayu Priantoko Dit. Peserta


Stankompro
glat
7 Agus Hidayat PT. Simetri Peserta
Indonesia
8 Mochtar Dit. Peserta
Stankompro
glat
9 Arie Yashar Yusuf Setjen ARAI Peserta

10 Gunadi PT. Peserta


Intensitas
Aktifiti
11 M. Yunil Peserta
12 Sapuan Ariandjaja PT. Tirta Peserta
Safety
13 Lazuardi Peserta

14 Mulyahardi Peserta

15 Ita Mashitah PT. Alkon Peserta

16 Kun Pudji Supar BNSP Peserta

17 Muchsin AlPK3i Peserta

18 DR. Suhasrizal Amir Unpad Peserta


Ghafur
19 Anas Zaini Peserta

20 Muspyanto PT. Peserta


Waterland
Indonesia
22 Muhammad Kementerian Peserta
Mulyahardi PU
23 Drs. Togarisman Pusat K3 Peserta
Napitupulu, MM
24 Dr. Yessie Kualasari, Pusat K3 Peserta
MKK
25 Titis Mubyar Palupi, Pusat K3 Peserta
Dipl. OHS

12
26 Ir. Enny Herawati, MM Pusat K3 Peserta

27 Drs. T. Nababan Pusat K3 Peserta

28 Ir. Hartati Diah, MS Pusat K3 Peserta

13
BAB II

STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA

Pemetaan SKKNI Bekerja pada Ketinggian

Bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat luas, selain yang bersifat
umum seperti Ahli K3, terdapat juga bidang profesi yang bersifat spesialis misalnya
kesehatan kerja, higiene industri, kebakaran, konstruksi, mekanik, listrik, kimia dan
bekerja pada ketinggian

Pola sertifikasi profesi K3 secara nasional dapat dilihat pada tabel berikut.

Pola Sertifikasi Bidang K3

KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA.


Kualifikasi AHLI K3 HIGIENE INDUSTRI,KONSTRUKSI,ERGONOMIS, Klasifikasi
RADIASI, BEJANA TEKAN, KEBAKARAN DLL

IX
AHLI K3 Spesialis
AHLI UTAMA
VIII UTAMA Ahli Utama
ADVANCE DIPLOMA
Advance Diploma Manajer
VII

VI Yunior Manajer
AHLI K3 MADYA AHLI MADYA
Supervisor
Diploma DIPLOMA
Officer
V

IV AHLI K3 MUDA AHLI MUDA


Sertifikat IV SERTIFIKAT IV Pelaksana

III

II TEKNISI TEKNISI
Operator

GENERALIS SPESIALIS

Profesi K3 bidang Bekerja pada ketinggian saat ini di butuhkan di banyak


sektor dan mendukung profesi teknis lainnya seperti teknisi pemboran minyak dan
gas, teknisi perancah, operator pesawat angkat (crane), Petugas kebakaran, teknisi
Menara Telekomunikasi, Ahli K3 Konstruksi, Teknisi dan ahli K3 ruang terbatas,
petugas penyelamatan (rescue) dan lain-lain.

Melihat kompleksitas bekerja pada ketinggian, dan memperhatikan pola


SKKNI K3 maka bidang kompetensi bekerja pada ketinggian terdapat mulai dari
tingkat teknisi hingga Ahli.

Landasan pemikiran dipilihnya tingkat teknisi adalah agar SKKNI ini dapat
dimasukkan sebagai salah satu prasyarat atau pun kompetensi khusus bagi profesi
lainnya jika akan bekerja pada ketinggian.

Tahap selanjutnya perlu dikembangkan sertifikasi untuk level kompetensi yang


lebih khusus.

14
PEMAKETAN SKKNI
I. Kompetensi Umum (General)

No Kode Unit Judul Unit


1. KKK.TG01.001.01 Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan
K3 dan Persyaratan Lainnya Bekerja pada
Ketinggian
2. KKK.TG01.002.01 Mengidentifikasi Potensi Bahaya (Hazard)
Kerja
3. KKK.TG01.003.01 Menggunakan Alat Pelindung Diri (Apd)
4. KKK.TG01.004.01 Memasang Tangga-Portabel di Level Dasar
untuk Digunakan Naik-Turun.

II. Kompetensi Inti

No Kode Unit Judul Unit


1. KKK.TG02.001.01 Menggunakan Alat Penahan Jatuh
Perorangan
2. KKK.TG02.002.01 Bergerak Sederhana Mencapai Lokasi/Ruang
Kerja pada Ketinggian.
3. KKK.TG02.003.01 Bergerak-Bebas pada Ketinggian
4. KKK.TG02.004.01 Melakukan Penyesuaian Posisi Kerja (Work
Positioning)
5. KKK.TG02.005.01 Menerapkan Prosedur Kerja pada Ketinggian

III. Kompetensi Khusus

No Kode Unit Judul Unit

1. KKK.TG03.001.01 Menggunakan Alat Angkat Barang Ringan pada


Ketinggian
2. KKK.TG03.002.01 Melakukan Pertolongan Pertama
Kegawatdaruratan pada Ketinggian

15
UNIT-UNIT KOMPETENSI

KODE UNIT : KKK.TG01.001.01


Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan
JUDUL UNIT : Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan
Persyaratan Lainnya Bekerja pada Ketinggian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam membantu pemenuhan perUndang
Undangan K3 dan persyaratan lainnya bekerja pada
ketinggian

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan perUndang 1.1 PerUndang Undangan K3 dan persyaratan


Undangan K3 dan kerja lainnya pada ketinggian dijelaskan
persyaratan kerja lainnya
pada ketinggian
1.2 PerUndang Undangan K3 dan persyaratan
kerja lainnya pada ketinggian diidentifikasi
1.3 PerUndang Undangan K3 dan persyaratan
kerja lainnya pada ketinggian disiapkan

2 Melaksanakan pemenuhan 2.1 Tanggung jawab dan hak pekerja


perUndang Undangan K3 berdasarkan perUndang Undangan K3 dan
dan persyaratan kerja peresyaratan kerja lainnya pada ketinggian
lainnya pada ketinggian dijelaskan.
2.2 Formulir kegiatan kerja sesuai perUndang
Undangan K3 dan persyaratan kerja lainnya
diisi
2.3 Ketidaksesuaian pelaksanaan perUndang
Undangan K3 dan persyaratan kerja lainnya
dilaporkan.

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks Variabel
Unit ini berlaku untuk menyiapkan perUndang Undangan K3, melaksanakan pemenuhan
perUndang Undangan K3 dan persyaratan kerja lainnya pada ketinggian, yang digunakan
untuk membantu pemenuhan perUndang Undangan K3 dan persyaratan lainnya bekerja
pada ketinggian.
2. Perlengkapan untuk membantu pemenuhan perUndang Undangan K3 dan persyaratan
lainnya bekerja pada ketinggian, mencakup tidak terbatas pada:
1.1 Prosedur K3 pada ketinggian
1.2 Peraturan K3 Perusahaan
1.3 Tata Kerja Operasi (Standard Operation Procedures;SOP) pekerjaan

16
1.4 Sarana identifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
3. Tugas pekerjaan untuk membantu pemenuhan perUndang Undangan K3 dan
persyaratan lainnya bekerja pada ketinggian, meliputi:
3.1 Menyiapkan perUndang Undangan K3 dan persyaratan kerja lainnya pada ketinggian
3.2 Melaksanakan pemenuhan perUndang Undangan K3 dan persyaratan kerja lainnya
pada ketinggian

4 Peraturan-peraturan untuk membantu pemenuhan perUndang Undangan K3 dan


persyaratan lainnya bekerja pada ketinggian, meliputi :
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980 tentang
Pekerjaan pada Konstruksi
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bekerja
Pada Ketinggian Dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access ).

PANDUAN PENILAIAN

1. Penjelasan Prosedur Penilaian:


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit
kompetensi yang terkait:
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya:
1.1.1. -
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi:
1.2.1. -

17
2. Kondisi Penilaian:
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi tersebut terkait dengan membantu pemenuhan perUndang
Undangan K3 dan persyaratan lainnya bekerja pada ketinggian
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara penilaian mandiri, wawancara atau lisan
atau tes tertulis, simulasi atau demontrasi.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan:
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1. PerUndang Undangan dan Peraturan K3
3.2. Prosedur kerja.
4. Keterampilan yang dibutuhkan:
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
1.1 Mengidentifikasi prosedur yang digunakan pada pekerjaan Pada Ketinggian
5. Aspek Kritis Penilaian
1.1 Ketepatan dalam menentukan perUndang Undangan bekerja pada ketinggian

KOMPETENSI KUNCI

No. KOMPETENSI KUNCI Tingkat


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

18
KODE UNIT : KKK.TG01.002.01
JUDUL UNIT : Mengidentifikasi Potensi Bahaya (Hazard) Kerja
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1 Mempersiapkan identifikasi potensi 1.1. Prosedur identifikasi potensi bahaya


bahaya (hazard) kerja. (hazard) kerja dijelaskan.
1.2. Sarana identifikasi potensi bahaya
(hazard) kerja diperiksa.
1.3 Sarana identifikasi potensi bahaya
(hazard) kerja disiapkan
2 Melakukan identifikasi potensi 2.1. Faktor-faktor potensi bahaya (hazard)
bahaya (hazard) kerja kerja dijelaskan.
2.2. Prosedur identifikasi potensi bahaya
(hazard) kerja dilakukan.
2.3. Identifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
didokumentasikan.
3. Menyarankan upaya pengendalian 3.1 Cara pengendalian potensi bahaya
potensi bahaya (hazard) kerja (hazard) kerja pada ketinggian dijelaskan
3.2 Saran pengendalian potensi bahaya
(hazard) kerja dikomunikasikan

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks Variabel
Unit ini berlaku untuk mempersiapkan, melakukan identifikasi potensi bahaya (hazard)
kerja dan menyarankan upaya pengendalian potensi bahaya (hazard) kerja, yang
digunakan untuk mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja.
Potensi bahaya (hazard) kerja adalah sumber, situasi kerja, postur tubuh, atau tindakan
yang berpotensi merusak dalam bentuk cedera badan atau gangguan kesehatan
(OHSAS 18001:2007).
2. Perlengkapan yang dibutuhkan
Perlengkapan untuk mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja, mencakup tidak
terbatas pada:
2.1 Prosedur K3 pada ketinggian
2.2 Peraturan K3 Perusahaan
2.3 Prosedur Operasi Standar (POS) pekerjaan
2.4 Sarana identifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
3. Tugas pekerjaan untuk mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja, meliputi :
3.1 Mempersiapkan identifikasi potensi bahaya (hazard) kerja.
3.2 Melakukan identifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
3.3 Menyarankan upaya pengendalian potensi bahaya (hazard) kerja

19
4. Peraturan-peraturan untuk mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja meliputi :
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Bekerja
Pada Ketinggian Dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access ).

PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait :
1.1 Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi :
1.1.1 KKK.TG01.001.01 Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan dan
Persyaratan K3 Lainnya
1.2 Unit kompetensi yang terkait, meliputi :
1.2.1 –
2. Kondisi penilaian
2.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan mengidentifikasi potensi bahaya (hazard)
kerja
2.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: penilaian mandiri, wawancara atau lisan
atau tes tertulis, simulasi atau demontrasi.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan :
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 PerUndang Undangan dan Peraturan K3

20
3.2 Prosedur kerja.
3.3 Metode identifikasi potensi bahaya kerja pada ketinggian
4. Keterampilan yang dibutuhkan:
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Identifikasi prosedur potensi bahaya kerja
4.2 Identifikasi potensi bahaya kerja
4.3 Mengendalikan potensi bahaya kerja
4.4 Melaporkan potensi bahaya kerja.
5. Aspek kritis :
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah :
5.1 Kecermatan menentukan prosedur identifikasi potensi bahaya kerja.
5.2 Kecermatan mengidentifikasi tahap-tahap kegiatan kerja pada ketinggian
5.3 Kecermatan mengidentifikasi potensi bahaya kerja pada ketinggian
5.4 Kecermatan mengendalikan potensi bahaya kerja pada ketinggian

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

21
KODE UNIT : KKK.TG01.003.01
JUDUL UNIT : Menggunakan Alat Pelindung Diri
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi APD yang akan 1.1 Jenis-jenis APD dijelaskan


digunakan
1.2 APD yang sesuai dengan potensi
bahaya (hazard) kerja dipilih
1.3 Prosedur penggunaan APD
dijelaskan
2 Menyiapkan APD yang akan digunakan 2.1 APD yang akan digunakan diperiksa.
2.2 APD yang akan digunakan disiapkan
3. Menerapkan penggunaan APD 3.1 Cara penggunaan APD dijelaskan.
3.2 APD digunakan sesuai prosedur
3.3 Penggunaan APD diperiksa oleh
rekan kerja
4. Merawat APD setelah digunakan. 4.1 Cara merawat APD dijelaskan
4.2 Daftar periksa APD diisi.
APD yang telah digunakan disimpan
4.3 sesuai prosedur.

5. Melaporkan penggunaan APD 5.1 Kondisi APD yang telah digunakan


dilaporkan
5.2 Laporan penggunaan APD
didokumentasikan

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk menjelaskan mengidentifikasi, menyiapkan, menerapkan, merawat
dan melaporkan jenis-jenis alat pelindung diri (APD), yang digunakan untuk
menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

Unit kompetensi ini berlaku untuk seluruh kegiatan kerja yang mempunyai potensi
bahaya (hazard) kerja dalam rangka penerapan K3.
2. Perlengkapan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) mencakup tidak terbatas
pada:
2.1 Prosedur K3
2.2 Prosedur Operasi Standar (POS) pekerjaan
2.3 Jenis-jenis Alat Pelindung Diri yang digunakan di industri.
3. Tugas pekerjaan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi :
3.1 Mengidentifikasi APD yang sesuai dengan potensi bahaya kerja

22
3.2 Menyiapkan APD yang akan digunakan
3.3 Menerapkan penggunaan APD
3.4 Merawat APD setelah digunakan.
3.5 Melaporkan penggunaan APD.
4. Peraturan-peraturan untuk menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan prosedur penilaian
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait:
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi :
1.1.1. KKK.TG01.001.01 Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan dan
Persyaratan K3 Lainnya.
1.1.2. KKK.TG02.001.01 Mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi :
1.2.1 -
2. Kondisi penilaian
Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Penilaian dapat dilakukan dengan cara: penilaian mandiri, wawancara, tes tertulis,
demonstrasi, dan simulasi di bengkel (workshop) kerja atau di tempat kerja.

23
3. Pengetahuan yang dibutuhkan:
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 PerUndang Undangan dan Peraturan K3
3.2 Potensi Bahaya Kerja di tempat kerja.
3.3 Jenis dan fungsi APD
4. Keterampilan yang dibutuhkan:
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Menggunakan APD
5. Aspek kritis:
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah :
5.1 Ketelitian memeriksa APD
5.2 Ketepatan menggunakan APD

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

24
KODE UNIT : KKK.TG01.004.01
JUDUL UNIT : Memasang Tangga-Portabel di Level Dasar
untuk Digunakan Naik-Turun.
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam memasang tangga portabel untuk kegiatan
naik-turun.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi tangga, permukaan 1.1 Jenis-jenis tangga portabel


tumpuan tangga dan tempat yang akan dijelaskan
dicapai
1.2 Permukaan tumpuan tangga
diidentifikasi
1.3 Tempat yang akan dicapai
diidentifikasi
1.4 Teknik pemasangan tangga
dijelaskan
2. Menyiapkan tangga portable yang akan 2.1 Tangga portable dipilih sesuai
digunakan peruntukannya
2.2 Tangga portable disiapkan sesuai
peruntukannya.
3. Memasang tangga-portable untuk 3.1 Tangga dipasang sesuai prosedur.
digunakan .
3.2 Pengaman tangga yang akan
digunakan dilakukan sesuai
prosedur.
3.3 Tangga sesudah digunakan
dilepaskan sesuai prosedur.

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi tangga, permukaan tumpuan tangga dan tempat
yang akan dicapai, menyiapkan tangga portabel yang akan digunakan, dan memasang
tangga-portabel untuk digunakan yang digunakan untuk memasang tangga portabel
untuk kegiatan naik-turun.
Tangga portabel adalah tangga yang dapat dipindahkan dan bertumpu pada permukaan.
2. Perlengkapan untuk memasang tangga portabel untuk kegiatan naik-turun mencakup
tidak terbatas pada:
2.1 Prosedur Operasi Standar (POS) Pekerjaan
2.2 Prosedur K3
2.3 Tangga portabel
3. Tugas pekerjaan untuk memasang tangga portabel untuk kegiatan naik-turun, meliputi:
3.1 Mengidentifikasi tangga, permukaan tumpuan tangga dan tempat yang akan dicapai

25
3.2 Menyiapkan tangga portabel yang akan digunakan
3.3 Memasang tangga-portabel untuk digunakan
4. Peraturan-peraturan untuk memasang tangga portabel untuk kegiatan naik-turun,
meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai
sebelumnya yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit
kompetensi yang terkait:
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
1.1.1 KKK.TG01.001.01 Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan dan
Persyaratan K3 Lainnya.
1.1.2 KKK.TG02.001.01 Mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi:
1.2.2 -
2. Kondisi penilaian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan memasang tangga portabel untuk
kegiatan naik-turun.

26
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: penilaian mandiri, wawancara, tes tertulis,
demonstrasi, dan simulasi di bengkel (workshop) kerja atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan:
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1. PerUndang Undangan dan Peraturan K3
3.2. Potensi Bahaya Kerja di tempat kerja.
4. Keterampilan yang dibutuhkan:
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Kemampuan mengidentifikasi tangga portabel
4.2 Kemampuan memasang tangga portabel
5. Aspek kritis:
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah:
5.1 Kecermatan memasang tangga portabel

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 1
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

27
KODE UNIT : KKK.TG02.001.01
JUDUL UNIT : Menggunakan Alat Penahan Jatuh Perorangan
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja yang dibutuhkan dalam menggunakan Alat Penahan Jatuh
Perorangan.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menentukan alat penahan jatuh 1.1 Jenis-jenis alat penahan jatuh perorangan
perorangan yang sesuai. diidentifikasi
1.2 Alat penahan jatuh perorangan dijelaskan

1.3 Alat penahan jatuh perorangan dipilih


sesuai dengan kebutuhan
2 Menyiapkan alat penahan jatuh 2.1. Kondisi alat penahan jatuh perorangan
perorangan diperiksa sesuai prosedur
2.2 Alat penahan jatuh perorangan disiapkan.

3. Menggunakan alat penahan jatuh 3.1 Prosedur penggunaan alat penahan jatuh
perorangan perorangan dijelaskan
3.2 Tahapan pemakaian alat penahan jatuh
perorangan dilakukan sesuai prosedur
3.3 Alat penahan jatuh perorangan digunakan
sesuai prosedur
4. Merawat alat penahan jatuh setelah 4.1. Alat penahan jatuh perorangan
digunakan. dibersihkan sesuai prosedur.
4.2. Alat penahan jatuh perorangan disimpan
sesuai prosedur.
5. Melaporkan penggunaan alat 5.1 Alat penahan jatuh perorangan yang telah
penahan jatuh digunakan dilaporkan sesuai prosedur.
5.2 Formulir laporan penggunaan alat
penahan jatuh perorangan diisi sesuai
prosedur.

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk menentukan alat penahan jatuh perorangan yang sesuai,
menyiapkan alat penahan jatuh perorangan, menggunakan alat penahan jatuh
perorangan, merawat alat penahan jatuh setelah digunakan dan melaporkan penggunaan
alat penahan jatuh, yang digunakan untuk menggunakan Alat Penahan Jatuh
Perorangan. Unit kompetensi ini berlaku untuk seluruh kegiatan kerja yang mempunyai
potensi bahaya jatuh dalam rangka penerapan K3 di tempat kerja.
2. Perlengkapan untuk menggunakan Alat Penahan Jatuh Perorangan, mencakup tidak
terbatas pada:
2.1 Prosedur K3 di tempat kerja
2.2 POS penggunaan Alat Penahan Jatuh

28
2.3 Jenis-jenis Alat Penahan Jatuh yang digunakan di tempat kerja.
2.4 Formulir laporan penggunaan alat penahan jatuh.
3. Tugas pekerjaan untuk menggunakan Alat Penahan Jatuh Perorangan, meliputi:
3.1 Menentukan alat penahan jatuh perorangan yang akan digunakan.
3.2 Menyiapkan alat penahan jatuh perorangan yang akan digunakan.
3.3 Menggunakan alat penahan jatuh perorangan.
3.4 Merawat alat penahan jatuh perorangan setelah digunakan.
3.5 Melaporkan penggunaan alat penahan jatuh.
4. Peraturan-peraturan untuk menggunakan Alat Penahan Jatuh Perorangan, meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:
1. Penjelasan prosedur penilaian
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait:
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
1.1.1. KKK.TG01.001.01 Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan dan
Persyaratan K3 Lainnya
1.1.2. KKK.TG01.002.01 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi:
1.2.1 .-

29
2. Kondisi penilaian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan menggunakan Alat Penahan Jatuh
Perorangan.
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : wawancara, ujian tulis, demonstrasi,
simulasi di bengkel kerja atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1. Jenis dan fungsi alat penahan jatuh perorangan.
3.2. Prosedur pemeriksaan alat penahan jatuh perorangan.
3.3. Prosedur penggunaan alat penahan jatuh perorangan.
3.4. Prosedur perawatan alat penahan jatuh perorangan.
3.5. Prosedur pelaporan penggunaan alat penahan jatuh perorangan.
4. Keterampilan yang dibutuhkan
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Menentukan bahaya di tempat kerja
4.2 Menginspeksi alat penahan jatuh perorangan
4.3 Melaporkan penggunaan alat penahan jatuh perorangan
5. Aspek kritis
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah:
5.1. Kecermatan menggunakan alat penahan jatuh.
5.2. Kecermatan merawat alat penahan jatuh setelah digunakan

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan 1
informasi
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1

30
KODE UNIT : KKK.TG02.002.01
JUDUL UNIT : Bergerak Sederhana Mencapai Lokasi Kerja pada
Ketinggian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam bergerak sederhana
mencapai lokasi kerja pada ketinggian.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi pergerakan sederhana 1.1. Jenis pergerakan sederhana


pada ketinggian dijelaskan dengan benar.
1.2 Sarana pergerakan diidentifikasi

1.3 Jenis pengamanan pergerakan


dijelaskan
2. Melakukan pergerakan sederhana pada 2.1 Prinsip pergerakan sederhana
ketinggian. yang aman pada ketinggian
dijelaskan
2.2 Tali pengait penahan jatuh
dikaitkan dengan benar pada
sarana pengaman pergerakan
permanen.
2.3 Bergerak naik maupun turun
dilakukan sesuai prosedur
2.4 Bergerak horisontal dilakukan
sesuai prosedur

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks Variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi pergerakan sederhana untuk mencapai lokasi
kerja pada ketinggian. Bergerak sederhana pada ketinggian adalah pergerakan naik,
turun dan menyamping dengan memanfaatkan tangga atau jalur yang telah disediakan.
Unit kompetensi ini berlaku untuk seluruh kegiatan kerja yang dilakukan pada ketinggian
dalam rangka penerapan K3 di tempat kerja
2. Perlengkapan untuk bergerak sederhana mencapai lokasi kerja pada ketinggian,
mencakup tidak terbatas pada:
2.1 Prosedur K3 di tempat kerja
2.2 Prosedur Operasi Standar (POS) pekerjaan
2.3 Sarana pergerakan
2.4 Sarana pengaman pergerakan
2.5 Tali pengait penahan jatuh
3. Tugas pekerjaan untuk bergerak sederhana mencapai lokasi kerja pada ketinggian,
meliputi:
3.1 Mengidentifikasi pergerakan sederhana pada ketinggian
3.2 Melakukan pergerakan sederhana pada ketinggian

31
4. Peraturan-peraturan untuk bergerak sederhana mencapai lokasi kerja pada ketinggian,
meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait:
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
1.1.1 KKK.TG01.002.01: Mengidentifikasi potensi bahaya (hazard) kerja
1.1.2 KKK.TG01.003.01: Menggunakan Alat Pelindung Diri
1.1.3 KKK.TG02.001.01: Menggunakan Alat Penahan Jatuh perorangan
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi:
1.2.1 -.
2. Kondisi penilaian
2.1 Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan bergerak sederhana mencapai lokasi kerja
pada ketinggian
2.2 Penilaian dapat dilakukan dengan cara: wawancara, ujian tulis, demonstrasi,
simulasi di bengkel kerja atau di tempat kerja.

32
3. Pengetahuan yang dibutuhkan:
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 Prosedur Operasi Standar (POS) di tempat kerja
3.2 Prosedur K3
3.3 Pergerakan sederhana dan fungsi alat pelindung jatuh
3.4 Sarana dan prinsip pergerakan sederhana
3.5. Prinsip pengamanan sederhana
4. Keterampilan yang dibutuhkan:
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Bergerak naik pada struktur vertikal dan horisontal
4.2 Mengaitkan tali pengait penahan jatuh (fall arrester tali pengait) pada sarana
pengaman yang tersedia
5. Aspek kritis:
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah :
5.1 Kecermatan melakukan pergerakan sederhana

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

33
KODE UNIT : KKK.TG02.003.01
JUDUL UNIT : Bergerak Bebas pada Ketinggian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam bergerak bebas pada
ketinggian.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi pergerakan bebas 1.1. Sarana pergerakan bebas yang dapat


pada ketinggian digunakan dijelaskan

1.2. Sarana pergerakan bebas diidentifikasi

1.3 Sarana pengamanan pergerakan bebas


diidentifikasi
1.4. Prinsip pengamanan bebas dijelaskan

2. Melakukan pergerakan bebas pada 2.1. Prinsip pergerakan bebas yang aman
ketinggian pada ketinggian dijelaskan
2.2 Sarana pengamanan pergerakan
sementara dengan menggunakan tali
kerja dan tali pengaman sementara
(temporary working and safety line)
dipasang sesuai prosedur
2.3 Penahan jatuh (fall arrester) dikaitkan
sesuai prosedur pada sarana
pengamanan dan pergerakan.
2.4 Naik, turun dan berjalan menggunakan
sarana pergerakan dilakukan sesuai
prosedur

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks Variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi pergerakan bebas pada ketinggian dan melakukan
pergerakan bebas pada ketinggian. Bergerak bebas pada ketinggian adalah pergerakan
naik, turun maupun menyamping yang dilakukan pada struktur pada struktur bangunan.
Bergerak bebas pada ketinggian yang dilakukan dengan menggunakan sarana tali
pengaman kerja sementara (temporary safety and working line).
2. Perlengkapan untuk bergerak bebas pada ketinggian, mencakup tidak terbatas pada:
2.1 Prosedur K3 di tempat kerja
2.2 Prosedur Operasi Standar (POS) Perusahaan pergerakan bebas pada ketinggian
2.3 Sarana pergerakan bebas
2.4 Sarana pengamanan pergerakan bebas
2.5 Alat penahan jatuh perorangan (Fall arrester)
3. Tugas pekerjaan untuk bergerak bebas pada ketinggian meliputi
3.1 Mengidentifikasi pergerakan bebas pada ketinggian
3.2 Melakukan pergerakan bebas pada ketinggian

34
4. Peraturan-peraturan untuk bergerak bebas pada ketinggian, meliputi :
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait.
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi:
1.1.1. KKK.TG01.001.01 – Mengidentifikasi Potensi Bahaya (hazard) Kerja pada
Ketinggian.
1.1.2. KKK.TG02.001.01 – Menggunakan Alat Penahan Jatuh
1.1.3. KKK.TG02.002.01 – Bergerak sederhana pada Ketinggian
1.1.4. KKK.TG01.002.01 – Menggunakan Alat Pelindung Diri.
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi:
1.2.1. –
2. Kondisi pengujian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan bergerak bebas pada ketinggian
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: cara wawancara, ujian tulis,
demonstrasi, simulasi di bengkel kerja atau di tempat kerja.

35
3. Pengetahuan yang dibutuhkan:
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 Prosedur Operasi Standar (POS) di tempat kerja.
3.2 Prosedur K3 di tempat kerja.
3.3 Sarana dan prinsip pergerakan bebas.
3.4 Prinsip pengamanan pergerakan bebas.
3.5 Standard prosedur pemasangan tali kerja dan tali pengaman sementara
(Temporary working and safety line).
4. Keterampilan yang dibutuhkan:
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Bergerak naik dan turun serta berjalan dengan sarana pergerakan
4.2 Memasang sarana tali pengaman sementara (temporary working and safety line)
4.3 Mengaitkan tali pengait alat penahan jatuh (fall arrester tali pengait) pada
pengaman sementara.
5. Aspek kritis
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah:
5.1 Kecermatan menggunakan tali pengaman dan tali kerja sementara
5.2 Ketertiban bergerak bebas pada struktur bangunan

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

36
KODE UNIT : KKK.TG02.004.01
JUDUL UNIT : Melakukan Penyesuaian Posisi Kerja pada Ketinggian
(work positioning)
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melakukan
penyesuaian posisi kerja pada ketinggian (work
positioning)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi alat penyesuaian posisi 1.1 Alat penyesuaian posisi kerja


kerja diidentifikasi
1.2 Prosedur pemasangan alat
penyesuaian posisi kerja
dijelaskan
1.3 Prosedur penggunaan alat
penyesuaian posisi kerja
dijelaskan
2. Menggunakan peralatan penyesuaian 2.1 Tali pengait penyesuaian posisi
posisi kerja kerja dikaitkan pada full body
harness sesuai prosedur
2.2 Tali pengait penyesuaian posisi
kerja dipasang dari sarana
pengaman sesuai prosedur.
2.3 Penyesuaian posisi kerja
dilakukan sesuai prosedur

2.4 Tali pengait penyesuaian posisi


kerja dilepas dari sarana
pengaman sesuai prosedur
2.5 Penambahan alat bantu untuk
penyesuaian posisi kerja
dilakukan

BATASAN VARIABEL:

1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi alat penyesuaian posisi kerja dan menggunakan
peralatan penyesuaian posisi kerja, yang digunakan untuk melakukan penyesuaian posisi
kerja pada ketinggian (work positioning). Alat penyesuaian posisi kerja (Work positioning)
adalah alat bantu kerja pada ketinggian agar aktifitas kerja dapat dilakukan dengan
nyaman untuk waktu yang lebih lama.
2. Perlengkapan untuk melakukan penyesuaian posisi kerja pada ketinggian (work
positioning), mencakup tidak terbatas pada :
2.1 Prosedur Operasi Standar (POS) di tempat kerja
2.2 Prosedur K3 di tempat kerja
2.3 Petunjuk penggunaan tali pengait penyesuaian posisi kerja
2.4 Tali pengait penyesuaian posisi kerja

37
2.5 Full body harness
3. Tugas pekerjaan untuk melakukan penyesuaian posisi kerja pada ketinggian (work
positioning) meliputi :
3.1 Mengidentifikasi alat penyesuaian posisi kerja
3.2 Menggunakan peralatan penyesuaian posisi kerja
4. Peraturan-peraturan untuk melakukan penyesuaian posisi kerja pada ketinggian (work
positioning), meliputi
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait :
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi :
1.1.1 KKK.TD.01.001.01 – Mengidentifikasi Potensi Bahaya (hazard) Kerja pada
Ketinggian.
1.1.2 KKK.TD.02.001.01 - Menggunakan Alat Penahan Jatuh
1.1.3 KKK.TD.02.002.01 – Bergerak sederhana pada Ketinggian
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi :
1.2.1 -

38
2. Kondisi penilaian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan penyesuaian posisi kerja pada
ketinggian (work positioning)
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : cara wawancara, ujian tulis, demonstrasi,
simulasi di workshop atau bengkel kerja atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 Prosedur Operasi Standar (POS) di tempat kerja
3.2 Prosedur K3 di tempat kerja
3.3 Alat penyesuaian posisi kerja
3.4 Prosedur pemasangan dan penggunaan alat penyesuaian posisi kerja
3.5 Cara kerja tali pengait penyesuaian posisi kerja
4. Ketrampilan yang dibutuhkan
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Memasang tali pengait penyesuaian posisi kerja pada harness
4.2 Menambahkan alat bantu
5. Aspek kritis
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah :
5.1. Ketepatan mengatur posisi kerja dengan menggunakan alat penyesuaian posisi
kerja

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2

39
KODE UNIT : KKK.TG02.005.01
JUDUL UNIT : Menerapkan Prosedur Bekerja pada Ketinggian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menerapkan
Prosedur Bekerja pada Ketinggian

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi syarat-syarat yang 1.1 Prosedur bekerja pada


diperlukan untuk melakukan kegiatan pada ketinggian dijelaskan
ketinggian
1.2 Lokasi kegiatan kerja
diidentifikasi
1.3 Posisi pekerja relatif terhadap
pekerja lain diidentifikasi
2. Melakukan komunikasi kerja pada ketinggian 2.1 Prosedur komunikasi kerja
pada ketinggian dijelaskan
2.2 Komunikasi dengan isyarat
tangan diperagakan

2.3 Komunikasi dengan alat bantu


diperagakan

3. Mengisi buku kerja (log book) 3.1. buku kerja (log book) diisi

3.2. buku kerja (log book) dilaporkan


sesuai prosedur.
3.3 buku kerja (log book) disimpan
sesuai prosedur

BATASAN VARIABEL:
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mengidentifikasi syarat-syarat yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan pada ketinggian, melakukan komunikasi kerja pada ketinggian dan mengisi buku
kerja (log book), yang digunakan untuk menerapkan Prosedur Bekerja pada Ketinggian
1.1 Menerapkan prosedur kerja pada ketinggian adalah kemampuan pekerja dalam
menerapkan keahliannya pada ketinggian.
1.2 Buku kerja (log book) adalah sarana untuk pencatatan kegiatan yang dilakukan
pekerja pada ketinggian.
1.3 Unit kompetensi ini berlaku untuk menentukan syarat-syarat kerja, melakukan
komunikasi kerja pada ketinggian dan mengisi buku kerja (log book).
2. Perlengkapan untuk menerapkan Prosedur Bekerja pada Ketinggian, mencakup tidak
terbatas pada:
2.1 Prosedur K3 di tempat kerja
2.2 Prosedur Operasi Standar (POS) pekerjaan
2.3 Prosedur komunikasi

40
2.4 Alat bantu komunikasi
2.5 Buku kerja (log book)
3. Tugas pekerjaan untuk menerapkan Prosedur Bekerja pada Ketinggian, meliputi:
3.1 Menentukan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan kerja pada
ketinggian.
3.2 Melakukan komunikasi kerja pada ketinggian
3.3 Mengisi buku kerja (log book)
4. Peraturan-peraturan untuk menerapkan Prosedur Bekerja pada Ketinggian, meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:
1. Penjelasan prosedur penilaian
Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait :
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi :
1.1.1 KKK.TG01.001.01 Membantu Pemenuhan PerUndang Undangan dan
Persyaratan K3 Lainnya
1.1.2 KKK.TG01.001.01 - Mengidentifikasi Potensi Bahaya (hazard) Kerja
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi :
1.2.1 -

41
2. Kondisi Pengujian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan menerapkan Prosedur Bekerja pada
Ketinggian.
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: wawancara, ujian tulis, demonstrasi,
simulasi di bengkel kerja atau di tempat kerja.
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 Prosedur Operasi Standar (POS) di tempat kerja
3.2 Prosedur K3 di tempat kerja
3.3 Prosedur bekerja Pada Ketinggian
3.4 Prosedur komunikasi kerja pada ketinggian
3.5 Alat Bantu komunikasi Pada Ketinggian
3.6 Prosedur pengisian buku kerja (log book)
4. Ketrampilan yang dibutuhkan
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Berkomunikasi dengan isyarat tangan
4.2 Berkomunikasi dengan alat bantu
4.3 Mengisi buku kerja (log book)
5. Aspek kritis
Aspek kritis merupakan sikap kerja yang harus diperhatikan, yaitu:
5.1. Kecermatan menerapkan syarat-syarat kerja
5.2. Kefektifan melakukan komunikasi

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

42
KODE UNIT : KKK.TG03.001.01
JUDUL UNIT : Menggunakan Alat Angkat Barang Ringan pada
Ketinggian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan
dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menggunakan alat
angkat barang ringan pada ketinggian

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mempersiapkan alat angkat yang 1.1. Alat angkat barang yang akan
akan dipasang. dipasang diidentifikasi
1.2 Alat angkat diidentifikasi

1.3 Kelayakan peralatan pengangkatan


diperiksa

1.4 Ruang gerak pengangkatan


diidentifikasi
1.5 Alat angkat barang ringan disiapkan

2. Memasang alat angkat 2.1. Lokasi pemasangan alat angkat


ditentukan
2.2 Alat angkat dipasang sesuai
prosedur.
2.3. Alat angkat yang sudah terpasang
diperiksa.
2.4. Alat angkat dilepas sesuai prosedur.

3. Mengangkat barang ringan 3.1 Barang ringan diikat sesuai prosedur


menggunakan alat angkat
3.2 Barang ringan dikaitkan sesuai
prosedur
3.3 Barang ringan diangkat sesuai
prosedur.
3.4 Barang ringan ditempatkan pada
posisi yang stabil
3.5 Akhir Proses pengangkatan barang
ringan dikomunikasikan

4. Melaporkan penggunaan alat angkat 4.1 Formulir laporan diisi


4.2 Hasil pekerjaan dilaporkan
4.3 Hasil pekerjaan didokumentasikan

BATASAN VARIABEL:
1. Konteks variabel
Unit ini berlaku untuk mempersiapkan alat angkat yang akan dipasang, memasang alat
angkat, mengangkat barang ringan menggunakan alat angkat dan melaporkan

43
penggunaan alat angkat, yang digunakan untuk menggunakan alat angkat barang ringan
pada ketinggian.
1.1. Ruang gerak pengangkatan adalah ruang bebas yang memungkinkan pengangkatan
dilakukan secara aman.
1.2. Barang ringan adalah barang dengan berat kurang dari 10 kg
2. Perlengkapan untuk menggunakan alat angkat Barang Ringan pada Ketinggian,
mencakup tidak terbatas pada
2.1 Prosedur Operasi Standar (POS) di tempat kerja
2.2 Prosedur K3 Perusahaan
2.3 Alat angkat
3. Tugas pekerjaan untuk menggunakan alat angkat Barang Ringan pada Ketinggian
meliputi :
3.1 Mempersiapkan alat angkat yang akan dipasang.
3.2 Memasang alat angkat.
3.3 Mengangkat barang ringan menggunakan alat angkat
3.4 Melaporkan pemasangan alat angkat
4. Peraturan-peraturan untuk menggunakan alat angkat Barang Ringan pada Ketinggian,
meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980
tentang Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

44
PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian.


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait :
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi :
1.1.1. KKK.TG02.002.01 - Bergerak sederhana pada ketinggian
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi :
1.2.1 -
2. Kondisi penilaian
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas
tercapainya kompetensi ini terkait dengan menggunakan alat angkat Barang Ringan
pada Ketinggian .
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis dan praktek di workshop atau
tempat kerja dan atau tempat uji kompetensi (TUK).
3. Pengetahuan yang dibutuhkan
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 Prosedur memasang alat angkat
3.2 Prosedur mengangkat barang ringan
4. Ketrampilan yang dibutuhkan
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Memasang alat angkat
4.2 Mengangkat barang
5. Aspek kritis
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah :
5.1 Ketepatan memasang alat angkat
5.2 Keselamatan mengangkat barang ringan

KOMPETENSI KUNCI:

No. KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 2

45
KODE UNIT : KKK.TG03.002.01
JUDUL UNIT : Melakukan Pertolongan Pertama
Kegawatdaruratan (PPGD) pada Ketinggian
DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam melakukan pertolongan pertama
kegawatdaruratan (PPGD) pada ketinggian
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menilai situasi 1.1 Kondisi korban dinilai


kegawatdaruratan
1.2 Lokasi kejadian diidentifikasi
2. Mencegah memburuknya 2.1 Potensi memburuknya keadaan diidentifikasi
keadaan
2.2 Potensi memburuknya keadaan dicegah sesuai
prosedur
2.3 Pihak terkait dihubungi sesuai prosedur

3. Melaporkan 3.1 Prosedur pelaporan dijelaskan


kegawatdaruratan
3.2 Formulir laporan kegawatdaruratan diisi
3.3 Laporan kejadian di dokumentasikan

BATASAN VARIABEL:
1. Konteks variabel.
Unit ini berlaku untuk menilai situasi kegawatdaruratan, mencegah memburuknya
keadaan dan melaporkan kegawatdaruratan, yang digunakan untuk melakukan
pertolongan pertama kegawatdaruratan (PPGD) pada ketinggian.
Pertolongan Pertama Kegawatdaruratan adalah upaya perawatan atau pertolongan
pertama sementara yaitu orang yang pertama kali tiba di tempat kejadian terhadap
korban kecelakaan, sebelum mendapatkan pertolongan yang lebih sempurna dari dokter
atau tenaga medik lainnya, berupa tindakan medik dasar.
Tujuannya:
- Mencegah maut
- Mencegah bahaya cacat yang lebih berat
-Mencegah infeksi
- Mengurangi rasa sakit dan takut
2. Perlengkapan untuk melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan (PPGD) pada
ketinggian, mencakup tidak terbatas pada:
2.1 Prosedur komunikasi
2.2 Prosedur pelaporan
2.3 Prosedur PPGD
3. Tugas pekerjaan untuk melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan (PPGD) pada
ketinggian, meliputi:
3.1 Menilai situasi kegawatdaruratan,

46
3.2 Mencegah memburuknya keadaan
3.3 Melaporkan kegawatdaruratan
4. Peraturan-peraturan untuk melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan (PPGD)
pada ketinggian, meliputi:
4.1 Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
4.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.01/MEN/1980 tentang
Pekerjaan pada Konstruksi.
4.3 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.01/Men/1980
tentang K3 pada Konstruksi Bangunan.
4.4 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat Angkut.
4.5 Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor KEP.174/MEN/1986 dan Nomor KEP.104/KPTS/1986 tentang Keselamatan
Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
4.6 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor PER.02/Men/1989
tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
4.7 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.08/Men/VII/2010
tentang Alat Pelindung Diri.
4.8 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
113/DJPPK/IX/2006 tentang Pedoman K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas.
4.9 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor
45/DJPPK/IX/2008 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja
pada Ketinggian dengan Menggunakan Akses Tali (Rope Access).

PANDUAN PENILAIAN:

1. Penjelasan prosedur penilaian.


Alat, bahan dan tempat penilaian serta unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya
yang diperlukan sebelum menguasai unit kompetensi ini dengan unit-unit kompetensi
yang terkait :
1.1. Unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya, meliputi :
1.1.1 KKK.TG01.001.01 Membantu pemenuhan perUndang Undangan K3 dan
persyaratan lainnya.
1.2. Unit kompetensi yang terkait, meliputi :
1.2.1 -
2. Kondisi penilaian.
2.1. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh
atas tercapainya kompetensi ini terkait dengan melakukan pertolongan pertama
kegawatdaruratan (PPGD) pada ketinggian.
2.2. Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis dan praktek di workshop atau
tempat kerja dan atau tempat uji kompetensi (TUK).

47
3. Pengetahuan yang dibutuhkan.
Pengetahuan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini, adalah sebagai
berikut:
3.1 Prosedur PPGD
3.2 Prosedur komunikasi
3.3 Prosedur pelaporan
4. Keterampilan yang dibutuhkan.
Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung unit kompetensi ini adalah sebagai
berikut:
4.1 Menilai kondisi korban
4.2 Mengidentifikasi lokasi kejadian
4.3 Mencegah kondisi memburuk
4.4 Melakukan komunikasi
4.5 Melaporkan kegawatdaruratan
5. Aspek kritis.
Aspek kritis yang perlu diperhatikan dalam kompetensi ini, adalah
5.1 Kecermatan mencegah kondisi korban memburuk

KOMPETENSI KUNCI:

NO KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI TINGKAT


1. Mengumpulkan, menganalisa, dan mengorganisasikan informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

48

Anda mungkin juga menyukai