Anda di halaman 1dari 8

10 MOTIF BATIK

1. Motif Udan Riris.

Batik Udan Liris,  merupakan salah satu dari beberapa motif batik Solo yang cukup di gemari
oleh masyarakat. Liris atau riris sebenarnya memiliki arti yang sama.
Mengandung makna ketabahan & harus tahan menjalani hidup prihatin biarpun dilanda hujan &
panas.

Contoh: Orang hidup berumah tangga, apalagi bagi pengantin baru, harus berani & mau hidup
prihatin ketika banyak halangan & cobaan, ibaratnya tertimpa hujan & panas, tdk boleh mudah
mengeluh. Segala halangan & rintangan itu harus bisa dihadapi & diselesaikan bersama-sama.
Suami atau istri merupakan bagian hidup di dalam rumah tangga. Jika salah satu menghadapi
masalah maka pasangannya harus ikut membantu menyelesaikan, bukan sebaliknya justru
menambahi masalah. Misalkan, apabila suami sedang mendapat cobaan tergoda oleh wanita lain,
maka sang istri harus bisa bijak mencari solusi & mencari permasalahan. Begitu pula sebaliknya
jika sang istri mendapat godaan dari pria lain, tentu suami harus bersikap arif tanpa harus
menaruh curiga yg berlebihan sebelum ditemukan bukti.

2. Motif Parangkusuma.

Batik Parang merupakan salah satu motif batik yang paling tua di Indonesia. Parang berasal
dari kata Pereng yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi
ke rendah secara diagonal. Susunan motif S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan
kesinambungan. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan
semangat yang tidak pernah padam. Batik ini merupakan batik asli Indonesia yang sudah ada
sejak zaman keraton Mataram Kartasura (Solo).
Mengandung makna hidup harus dilandasi oleh perjuangan utk mencari keharuman lahir &
batin, ibaratnya keharuman bunga (kusuma).

Contoh: Bagi orang Jawa, hidup di masyarakat yang paling utama dicari adalah keharuman
pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yg berlaku & sopan santun agar dpt terhindar dari
bencana lahir & batin. Walaupun sulit utk direalisasikan, namun umumnya orang Jawa berharap
bisa menemukan hidup yg sempurna lahir batin. Apalagi di zaman yg serba terbuka sekarang ini,
sungguh sulit utk mencapai ke tingkat hidup seperti yg diharapkan, karena banyak godaan. Di
zaman materialistis ini, orang lebih cenderung mencari nama harum dengan cara membeli
dengan uang yg dimiliki, bukan dari tingkah laku & pribadi yg baik.

3. Motif Parikesit.

Asal adanya batik Pari Kesit ini yaitu dari daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Batik ini
sangat di gemari banyak kalangan masyarakat. Tak jarang orang yang menyukai batik ini. Batik
ini bisa di modifikasi sebagai busana untuk datang ke acara acara tertentu di masyarakat. Batik
ini bisa di dapat di daerah Yogyakarta.
Mengandung makna bahwa uttk mencari keutamaan harus dilandasi dengan usaha keras & gesit.
Tentu usaha keras& gesit itu tanpa harus meninggalkan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Bukan sebaliknya usaha keras & gesit dengan cara kotor, pasti akan sangat
dihindari. Sebab dampak yg ditimbulkan akan sangat berat & yang jelas pasti akan menjadi
bumerang bagi diri-sendiri. Dengan usaha keras & gesit itulah diharapkan bisa membangun
keluarga inti yg sejahtera lahir & batin.

4. Motif Kawung.

Asal adanya batik kawung yaitu dari daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Batik ini sangat di
gemari banyak kalangan masyarakat.
Mengandung makna bahwa keinginan & usaha yang keras akan selalu membuahkan hasil,
seperti rejekinya berlipat ganda. Sudah hukum karma, bahwa orang yg bekerja keras pasti akan
menuai hasil, walaupun kadang harus memakan waktu yg lama.

Contoh: seorang petani yang bekerja giat di sawah, jika tdk ada hama yg mengganggu, tentu dia
akan memanen hasil padi yg berlipat di kemudian hari. Namun sayang, budaya kerja keras utk
menuai hasil maksimal tdk dilakukan oleh semua orang. Apalagi di zaman sekarang, di mana
inginnya serba instan, orang ingin cepat kaya tanpa harus bekerja keras. Ingin cepat kaya dgn
cara korupsi, merampok, menipu,& segala tindakan cela lainnya. Kebiasaan utk bekerja keras
utk menuai hasil yg maksimal sdh sering diajarkan oleh nenek moyang kita orang Jawa sejak
dulu. Kerja keras utk menghasilkan rejeki berlipat akan lebih bermakna jika dibarengi dgn sikap
hemat, teliti, cermat,& tdk boros.

5. Motif Truntum.
Batik motif TRUNTUM berasal dari Kota SURAKARTA atau yang kita kenal juga dengan
nama Kota Solo.
Mengandung makna tumbuh& berkembang. Demikianlah, orang Jawa selalu mendambakan bagi
setiap keluarga baru supaya segera mempunyai keturunan yg akan dpt menggantikan generasi
sebelumnya. Generasi baru itulah yg akan menjadi tumpuan setiap keluarga baru yg baru
menikah utk meneruskan segala harapan& cita-cita keluarga sekaligus sebagai generasi penerus
secara biologis yg mewarisi sifat-sifat keturunan dari sebuah keluarga baru. Harapan itu selalu
muncul saat keluarga baru terbentuk. Ungkapan2 seperti segera mendapatkan keturunan yg solih
& solihah, berguna bagi keluarga, masyarakat, agama, & negara sering terdengar saat ada
upacara pernikahan. Sebab memang dari keluarga baru itulah diharapkan akan berkembang
keluarga-keluarga baru lainnya. Sementara sumber lain mengatakan bahwa motif truntum ini
awal mulanya diciptakan oleh kerabat kerajaan Surakarta yg sedang sedih hatinya karena merasa
diabaikan oleh raja. Di tengah kesendirian itulah ia melihat di langit di tengah malam banyak
bintang gemerlap menemani dirinya dlm kesepian. Insipirasi itulah yang ditangkap dan
dituangkan dlm motif batik.

6. Motif Sidaluhur.

Batik sidaluhur merupakan motif batik berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta
Mengandung makna keluhuran. Bagi orang Jawa, hidup memang utk mencari keluhuran materi
& non materi. Keluhuran materi artinya bisa tercukupi segala kebutuhan ragawi dengan bekerja
keras sesuai dengan jabatan, pangkat, derajat, maupun profesinya. Keluhuran materi yang
diperoleh dengan cara yg benar, halal, & sah tanpa melakukan kecurangan atau perbuatan yang
tercela seperti korupsi, merampok, mencuri, & sebagainya. Sebab walaupun secara materi
merasa cukup atau bahkan berlebihan, namun jika harta materi itu diperoleh secara tidak benar,
tdk halal, itu tdk bisa dikatakan bisa mencapai keluhuran secara materi. Keluhuran materi akan
lebih bermakna lagi apabila harta yang dimiliki itu bermanfaat bagi orang lain dan bisa diberikan
dalam berbagai bentuk seperti sumbangan, donasi, hibah, dan sebagainya. Sementara keluhuran
budi, ucapan, dan tindakan adalah bentuk keluhuran non materi. Orang yang bisa dipercaya oleh
orang lain, atau perkataannya sangat bermanfaat kepada orang lain tentu itu akan lebih baik
daripada perkataannya tidak bisa dipegang orang lain dan tidak dipercaya orang lain. Orang yang
sudah bisa dipercaya oleh orang lain adalah suatu bentuk keluhuran non materi. Orang Jawa
sangat berharap hidupnya kelak dapat mencapai hidup yang penuh dengan nilai keluhuran.

7. Motif Sidamukti.

Batik Sidomukti merupakan salah satu jenis batik kraton, yang biasanya terbuat dari zat pewarna
soga alam . Warna soga atau coklat pada kain batik sidomukti merupakan warna batik klasik atau
seperti aslinya. Batik Sidomukti berasal dari Solo, Jawa Tengah, dengan motifnya yang asli dan
kuno. Motif batik Sidomukti adalah merupakan perkembangan motif batik Sidomulya dengan
latar putih yang berasal dari zaman Mataram Kartasura, diganti dengan latar ukel oleh Paku
Buwono IV. Definisi batik Sidomukti dijabarkan dari asal katanya. Sidomukti berasal dari kata
”sido” yang berarti jadi/ menjadi atau terus menerus, dan “mukti” yang berarti mulia dan
sejahtera. Jadi pengertian batik Sidomukti adalah menjadi mulia dan sejahtera. Motif-motif
batik berawalan “sido” mengandung harapan agar keinginan dapat segera tercapai. Batik
Sidomukti mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin. Kegunaan batik
Sidomukti adalah dalam upacara perkawinan adat Jawa, yakni digunakan pada tahap siraman,
kerikan, ijab, dan panggih. Kain batik Sidomukti juga dinamakan kain sawitan atau kain
sepasang.
Mengandung makna kemakmuran. Demikianlah bagi orang Jawa, hidup yang didambakan selain
keluhuran budi, ucapan, dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau
makmur baik di dunia maupun di akhirat. Orang hidup di dunia adalah mencari kemakmuran dan
ketentraman lahir dan batin. Untuk mencapai kemakmuran dan ketentraman itu niscaya akan
tercapai jika tanpa usaha dan kerja keras, keluhuran budi, ucapan, dan tindakan. Namun untuk
mencapai itu semua tentu tidaklah mudah. Setiap orang harus bisa mengendalikan hawa nafsu,
mengurangi kesenangan, menggunjing tetangga, berbuat baik tanpa merugikan orang lain, dan
sebagainya, agar dirinya merasa makmur lahir batin. Kehidupan untuk mencapai kemakmuran
lahir dan batin itulah yang juga menjadi salah satu dambaan masyarakat Jawa dan tentu juga
secara universal.

8. Motif Megamendung

Motif batik Megamendung merupakan karya seni batik yang identik dan bahkan menjadi ikon
batik daerah Cirebon dan daerah Indonesia lainnya. Motif batik ini mempunyai kekhasan yang
tidak ditemui di daerah penghasil batik lain. Bahkan karena hanya ada di Cirebon dan
merupakan masterpiece, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata akan mendaftarkan motif
megamendung ke UNESCO untuk mendapatkan pengakuan sebagai salah satu warisan dunia.

Pada bentuk Megamendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari
bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar)
menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan
ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun)
kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar/menjalani kehidupan sosial agama)
dan pada akhirnya membawa dirinya memasuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan
diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) pada akhirnya kembali ke asalnya
(sunnatullah). Sehingga bisa kita lihat bentuk megamendung selalu terbentuk dari lengkungan
kecil yang bergerak membesar terus keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi
putaran kecil namun tidak boleh terputus. Terlepas dari makna filosofi bahwa Megamendung
melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehinga bentuknya harus menyatu. Dilihat dari
sisi produksi memang mengharuskan kalau bentuk garis lengkung megamendung harus bertemu
pada satu titik lengkung berikutnya agar pada saat pemberian warna pada proses yang bertahap
(dari warna muda ke warna tua) bisa lebih memudahkan.
9. Parang Barong

Motif batik ini berasal dari kata “batu karang” dan “barong” (singa). Parang Barong merupakan
parang yang paling besar dan agung, dan karena kesakralan filosofinya motif ini hanya boleh
digunakan untuk Raja, terutama dikenakan pada saat ritual keagamaan dan meditasi. Motif batik
ini berasal dari Cirebon.

Motif ini diciptakan Sultan Agung Hanyakrakusuma yang ingin mengekspresikan pengalaman
jiwanya sebagai raja dengan segala tugas kewajibannya, dan kesadaran sebagai seorang manusia
yang kecil di hadapan Sang Maha Pencipta.
Kata barong berarti sesuatu yang besar, dan ini tercermin pada besarnya ukuran motif tersebut
pada kain. Motif Parang Rusak Barong ini merupakan induk dari semua motif parang. Motif ini
mempunyai makna agar seorang raja selalu hati-hati dan dapat mengendalikan diri.

10. Motif Batik Sekar Jagad

Batik motif Sekar Jagad merupakan salah satu motif batik khas Indonesia. Batik pedalaman ini
berasal dari Solo & Yogya. Dengan latar putih, maknanya adalah peta dunia. “Kar” dalam
Bahasa Belanda berarti peta dan “Jagad” dalam Bahasa Jawa berarti dunia, sehingga motif ini
juga melambangkan keragaman baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Batik ini
menggambarkan bentuk kebaikan dan biasa dipakai oleh orang ahli, orang pintar, dukun istana
dan keraton. Motif ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang
melihat akan terpesona.

Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata sekar dab
jagad. Sekar berarti bunga dan jagad adalah dunia. Paduan kata yang tercermin dari nama motif
ini adalah kumpulan bunga sedunia. Motif ini merupakan perulangan geometris dengan cara
ceplok (dipasangkan bersisian), yang mengandung arti keindahan dan keluhuran kehidupan di
dunia. Motif ini mulai berkembang sejak abad ke-18. Motif Sekar Jagad merupakan motif batik
yang mengambarkan kehidupan seluruh dunia dan rata-rata motif batik Sekar Jagad bernuansa
bunga.

Anda mungkin juga menyukai