Ash Handling System
Ash Handling System
SELAMAT
DATANG
DI
ASH HANDLING
Pendahuluan.
Ash Handling Plant adalah peralatan bantu dari sebuah PLTU berbahan bakar batubara. Ash
Handling Plant berada dalam system aliran gas buang, memiliki peralatan penangkap abu
yang dibangun menyatu dengan aliran bahan bakar/gas buang.
Ash Handling Plant mempunyai alat yang berfungsi sebagai penangkap abu sisa
pembakaran, Electrostatic Precipitator (EP).Batubara yang dialirkan ke dalam ruang bakar
sebagai bahan bakar PLTU akan menghasilkan gas buang yang mengandung partikel abu.
Sebelum dibuang ke atmosfir, gas buang yang mengandung partikel abu akan melewati
suatu ruang yang di dalamnya terdapat pelat-pelat yang dapat menangkap partikel abu.Pelat
tersebut dialiri listrik searah (DC) dengan tegangan hingga 70 kv.Abu hasil tangkapan EP di
tampung di Hopper dan disalurkan melalui Transporter / Transmitter maupun Ban-ban
berjalan ke pembuangan terakhir atau ditampung di dalam penampung (Silo) untuk
dimanfaatkan / dijual. Abu sisa pembakaran (Fly Ash) dapat digunakan sebagai bahan
campuran pembuat batako, semen dll.
Transporter / Transmitter adalah tabung yang berfungsi sebagai pemindah abu hasil
tangkapan EP, abu dipindah ke penampung (Silo) dengan cara dihembus oleh udara yang
berasal dari Compressor yang dikeringkan terlebih dahulu.
Selain itu, Ash Handling Plant juga mempunyai peralatan yang berfungsi sebagai
penampung dan penyalur abu sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar (furnace).
Batubara (serbuk) yang dimasukan ke dalam ruang bakar sebagian tidak terbakar dan abu
yang tidak terhisap oleh ID Fan akan jatuh dan ditampung di bagian bawah ruang bakar
(Bottom Ash). Bak penampung abu yang berada di bagian bawah ruang bakar (SDCC /
SSC) juga berfungsi sebagai perapat (seal) ruang bakar, sehingga ruang bakar tidak
bertekanan positif, abu yang terkumpul akan dibuang ke pembuangan terakhir melalui
Conveyor-conveyor (Ban Berjalan) yang sebelumnya di saring dan dihaluskan oleh Vibrating
Screen dan Crusher.
SDCC / SSC diisi air yang berasal dari discharge CWP (air laut), dapat juga berasal dari
sungai atau air tawar, untuk menjaga level dan temperature air, maka perlu disirkulasikan
dan disupply terus menerus.SDCC / SSC dilengkapi dengan pompa-pompa yang berfungsi
mensirkulasikan air perapat tersebut. Supply air laut lebih ekonomis dibandingkan dengan air
tawar. Air laut lebih ekonomis karena ketersediaan air laut yang banyak, cukup disirkulasikan
dan langsung dibuang ke kanal. Jika pendingin/perapat menggunakan air tawar perlu
diperhatikan ketersediaan air tawar dan untuk menghemat (tidak langsung dibuang) perlu
dilengkapi dengan cooler.
gas flow
Superheater econo
reheater mizer
Coal
bunker EP
Coal Boiler
furnace
AIR HEATER
DDCC Transporter
ID Fan STACK
SDCC
mill reject
PULVERIZER
FD Fan
UNIT BISNIS SURALAYA
SURALAYA STEAM POWER PLANT #567
ASH AND DUST HANDLING PLANT #567
PA Fan FLOW GAS
SUDIRMAN MARET 2007
Dari pendahuluan di atas, Ash Handling Plant mempunyai 2 (dua) bagian / system, yaitu :
Fly Ash system adalah peralatan Ash Handling yang berfungsi menyalurkan abu
sisa pembakaran yang berasal dari ruang bakar. Bahan bakar (batubara) yang sudah
dihaluskan dimasukan ke dalam ruang bakar dengan cara dihembus oleh PA Fan dan
dihisap oleh ID Fan untuk selanjutnya dibuang ke Atmosfir melalui cerobong asap (stack).
Sisa pembakaran yang mengandung partikel-partikel abu dialirkan ke Atmosfir melalui ruang
yang telah dipasang EP (Electrostatic Precipitator). Partikel abu yang terdapat dalam sisa
pembakaran akan ditangkap oleh EP dan disalurkan ke pembuangan melalui Transporter-
Transporter / Conveyor-Conveyor.
gas flow
Superheater econo
reheater mizer
Coal
bunker EP
Salah satu cara untuk mengatasi limbah abu di PLTU adalah dengan
dipasangnya Electrostatic Precipitator (EP). Keunggulan Electrostatic Precipitator (EP)
dibandingkan dengan metode yang lain adalah tingkat keeffisiensiannya yang tinggi/besar,
yakni bisa mencapai lebih dari 90%..
Prinsip kerja Electrostatic Precipitator (EP) adalah partikel – partikel abu dari
boiler yang belum bermuatan, akan diberi muatan – ( negative ) oleh Electroda dan
selanjutnya dengan teori Electric magnet akan ditangkap oleh Collecting Plate. Abu pada
Collecting Plate akan jatuh ke Hopper setelah proses rapping.
Proses penangkapan partikel abu dari gas buang menggunakan prinsip gaya
electrostatic.Gas dialirkan pada suatu ruangan (chamber) yang bagian dalamnya terdiri dari
”DISCHARGE ELECTRODA (WIRE)” dengan tegangan tinggi (DC 50 KV) sebagai kutup
Di dalam daerah penangkapan yang terdiri dari collecting plate dan discharge
electrode (kawat) akan dibangkitkan suatu medan listrik yang cukup besar. Selain itu juga
akan menyebabkan molekul molekul udara dipercepat gerakannya sehingga bertabrakan
yang mengakibatkan electronnya terlepas dari orbitnya dan menjadi electron bebas.Bila
tegangan yang dibangkitkan semakin besar maka akan tercipta suatu corona dan electron
bebas yang terbentuk semakin banyak.
Abu terbang yang melewati medan corona ini akan bertabrakan dengan ion ion
dan electron bebas, sehingga partikel abu yang tidak bermuatan akan menjadi bermuatan.
Karena pengaruh medan listrik partikel partikel tersebut bergerak menuju collecting plate.
Partikel abu ini akan jatuh ke bawah karena gravitasi dan di tampung di Hopper.
Sisa abu yang masih menempel pada collecting plate dan discharge electroda
akan dibersihkan dengan system penghentakan (rapping). Mekanisme penghentakan
bekerja dalam selang waktu tertentu. Abu yang telah terkumpul ini harus dibuang agar tidak
menimbulkan masalah pada internal penangkap abu electrostatic precipitator.
ELECTROSTATIC
ELECTROS PRECIPITATOR
TATIC PRECIP ITATOR
+ +
GAS
FLOW CLEAN
GAS
- - - - -
BUANG
FLOW
GAS GAS
BERSIH
EXIT
+ +
DISCHARGE
DISCHARGE
ELECTRODE
ELECTRODE
COLLECTING
COLLECTING PLATE
PLATE
Adalah peralatan utama EP yang berfungsi mensuply daya sehinga EP bisa bekerja.
Tegangan input : 0- 380 Volt output :40- 70 KV DC.
Berfungsi sebagai pemberi kontribusi arus yang diberikan kepada abu dari boiler yang
belum bermuatan, yang selanjutnya ditangkap oleh Collecting Plate.
Berfungsi untuk memukul/merapping Collecting Plate secara periodik agar abu yang
menempel pada Collecting jatuh ke Hopper.Apabila Collecting Plate bersih maka proses
penangkapan abu di dalam EP akan lebih baik
Berfungsi untuk memukul/merapping Electroda Wire secara periodic agar abu yang
menempel pada Electroda Wire jatuh ke Hopper. Apabila Electroda Wire bersih maka
kontribusi Arus yang diberikan oleh Electroda Wire pada Collecting Plate akan lebih baik.
Untuk mendapatkan effsiensi EP yang optimal Gas Distribution System mempunyai peranan
yang sangat penting yaitu untuk mendistribusikan fly ash ke seluruh field area. Gas
distribution system terdiri dari plat-plat baja yang tersusun sedemikian rupa searah dengan
gas flow, sehingga fly ash dapat tersebar ke seluruh field area.
2.1.1.8. Hopper
Berfungsi sebagai penampung abu yang jatuh dari Collecting Plate dan Electroda setelah
proses rapping.Pada sebuah Electrostatic Precipitator dipasang Hopper-hopper yang
menampung abu hasil tangkapan EP, jumlah Hopper sesuai dengan jumlah EP yang
terpasang.
Pada kondisi pengisian (Filling Time) : Vent Valve open, Ash Inlet Valve open, Air Inlet Valve
dan Ash Outlet Valve tetap posisi close. Setelah Tabung terisi abu (berdasarkan level sw.)
Ash Inlet Valve Close, Vent Valve Close.
Pada kondisi Transporting (Transporting Time) : Ash Outlet Valve open, Air inlet Valve open.
Tekanan di tabung transporter akan naik sampai +/- 2,5 kg/cm2 dan akan turun mendekati
tekanan 0 kg/cm2 dengan waktu +/- 6 menit. Setelah tekanan tabung Transporter mendekati
0 (0,5 kg/cm2) Air Inlet Valve close, Ash Outlet Valve Close. Transporting selesai, mulai lagi
ke Pengisian (Filling Time). Dst.
Selanjutnya transporter akan mulai pengisian dan transporting secara auto, transporter akan
transporting bila tabung transporter penuh. Khusus Transporter Row 3 dan 4 (Transporter 17
sd 32) akan transporting berdasarkan timer selain berdasarkan level sw.
2.1.2.1. Tabung.
Tabung transporter berada tepat di bawah EP Hopper yang berfungsi sebagai penampung
abu yang berasal dari EP Hopper yang selanjutnya dipindahkan (transfer) ke Silo. Di dalam
tabung Transporter terdapat membrane (aramid) sebagai pemisah antara abu dan udara
transporting.
Tabung Transporter yang berada pada barisan depan biasanya berukuran lebih besar dari
pada tabung yang berada pada barisan belakang, karena abu hasil tangkapan EP pada
bagian lebih banyak dari bagian belakang.
Tabung Transporter dilengkapi Main hole dan safety valve
EP Hopper
Aliran abu
tabung
Hopper
level
Hopper
L EP HOPPER L level
EP HOPPER
EMERGENCY
VALVE
MANUAL VALVE
DOWN COMER
ASH KE
OUTLET TRANSFER
ASH INLET VALVE BIN
VALVE
L L
VENT
VALVE
TABUNG
TRANSPORTER
MEMBRAN
PI
P
DARI
COMPRESSOR
SUSUNAN TRANSPORTER/PUMP # 8
Silo.
Silo adalah penampung abu yang berasal dari Transporter / Transmitter ,Dari Silo abu akan
dipindahkan / dibuang ke pembuangan akhir melalui conveyor /Truck Capsul yang tertutup
ke (Ash Valley).
Dust Conditioning / Mixer dan Conveyor adalah peralatan Fly Ash System yg berfungsi
memindahkan dan menyalurkan abu dalam Silo ke pembuangan akhir. Abu dalam Silo di
fluidzing oleh Blower atau Fan sehingga mudah turun / mengalir ke Dust Conditioning /
Mixer.
Sebelum dialirkan ke Conveyor, abu di spray dengan air sehingga tidak menimbulkan polusi
dalam perjalanan ke Ash Valley.
Pengaturan air untuk spray sangat diperlukan agar campuran tidak lengket maupun tidak
kekurangan. Abu yang lengket akan menimbulkan masalah di Conveyor system, terutama
pada bagian-bagian chute / Diverter gate.
Peralatan pengeluaran dipasang di bawah Silo. Dilengkapi mixer rotary dust conditioner
(gambar 12) untuk mencampur dan melembabkan debu sehingga dapat ditransportasikan
dengan kendaraan terbuka atau Conveyor tanpa menyebabkan gangguan debu.
Rotary dust conditioner terdiri atas pelat dengan permukaan yang miring/ seperti baling-
baling bersusun dan berputar dengan diatasnya dipasang pemancar air dan scraper.
Karena lokasi Ash Valley jauh dari unit pembangkit maka untuk mencapai lokasi tersebut
perlu dibangun Conveyor-conveyor yang saling berhubungan. Antar Conveyor dihubungkan
oleh chute / corong yang mempunyai gate yang dapat dipindahkan arahnya.
Untuk menjaga keandalan peralatan dan agar kesiapannya selalu terjamin, setiap peralatan
dibuat rangkap, sehingga jika terjadi kerusakan atau ada perbaikan pada satu alat dapat
menggunakan peralatan pasangannya.
Penggerak conveyor biasanya terdiri dari motor induksi gear box dan kopling fluida yang
menggerakan drive pulley conveyor.
HEAD
Chute
PULLEY SNUB conveyor
PULLEY BELT Daerah
CONVEYOR curahan
scrapper
Skirt rubber
DRIVE
BAND BAND
PULLEY
PULLEY PULLEY
SPEED
SWITCH
TAKE UP
PULLEY
CHUTE
VIBRATOR PEMBERAT
Bagian dari Fly Ash System yang berfungsi sebagai pensupply udara Transporting adalah
Compressor dan Dryer.
Untuk menjaga kecukupan udara bertekanan pada masing-masing unit biasanya dipasang
beberapa Compressor yang dilengkapi Dryer dan Receiver Tank.
Udara yang akan digunakan sebagai media transporting abu dari Transporter / Transmitter
dikeringkan oleh Dryer, sehingga tidak terjadi penggumpalan dalam line Transporter /
Transmitter.
Ada 3 jenis kompresor yang paling umum digunakan dalam industri, yaitu jenis centrifugal,
reciprocating dan Rotary screw. Tiap jenis kompresor memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing-masing :
CLOSED
COOLING
WATER AIR COOLER
KE RECEIVER TANK
LINE PRESS.
P2= 8.7-9.5 bar
INJECTION OIL
T2= 54-65 deg C
OIL COOLER
P3= 4.7- 6.5 bar
> 70 c
CHECK
VALVE
AIR
FILTER BLOW
DOWN
VALVE
THERMO
OIL FILTER VALVE SILENCER
SEPARATOR
INLET VALVE dP2= <1.4 bar
OIL dP1=< 0.7 bar
TANK
SCREW
MOTOR COMPRESSOR T1= 70-96 deg C
3,3 KV P1= max 10.5 bar
FILTER2
DARI
RECEIVER
TANK
PEMAKAIAN
COMPRESSOR
BY PASS
COOLER
Bottom Ash System adalah system Ash Handling Plant yang khusus
menangani/menyalurkan abu sisa pembakaran dari bagian bawah ruang bakar. Selain
menangani dan menyalurkan abu dari dalam furnace Bottom Ash System juga menyalurkan
abu yang berasal dari Ruang Economizer dan coal reject dari Pulverizer.
gas flow
Superheater econo
reheater mizer
Coal
bunker EP
Coal Boiler
furnace
AIR HEATER
DDCC Transporter
ID Fan STACK
SDCC
mill reject
PULVERIZER
FD Fan
UNIT BISNIS SURALAYA
SURALAYA STEAM POWER PLANT #567
ASH AND DUST HANDLING PLANT #567
PA Fan FLOW GAS
SUDIRMAN MARET 2007
SDCC / SSC adalah peralatan yang berfungsi sebagai penampung (bak SDCC) dan
penyaluran abu sisa pembakaran yang berasal dari dalam ruang bakar, Boiler Economizer
Hopper dan coal reject.
Agar terjaga level air di bak SDCC, bak SDCC disupply air secara terus menerus dan
dilengkapi pompa-pompa yang mensirkulasikan airnya (Cooling water system), sehingga
level dan temperaturenya tetap terjaga (suhu tidak tinggi).
SDCC dilengkapi service water supply yang berfungsi sebagai seal bearing roller SDCC,
chain spray SDCC dan seal bearing Sludge Pump.
Abu dari SDCC/SSC diangkut dengan ban berjalan (Conveyor-conveyor) setelah melalui
Vibrating Screen dan Crusher.
Vibrating Screen adalah sebuah alat yang tak terpisahkan dari SDCC dan system, yang
berfungsi sebagai penyaring abu bottom ash yang datang dari SDCC yang akan menuju ke
Conveyor, Vibrating Screen memisahkan material-material (abu Bottom ash) yang berukuran
besar untuk diarahkan ke Crusher (penghancur) maupun material-material asing non abu
sehingga tidak merusak Belt Conveyor.
Crusher juga sebuah alat yang dapat mempengaruhi lancar tidak nya system SDCC, yang
berfungsi sebagai penghancur abu yang berukuran besar yang tidak lolos oleh penyaring
(Vibrating Screen)
Vibrating Screen
SDCC # 5
Crusher
Diverter Gate
Chute #6 #7
Conveyor 7B
Conveyor 8B # 3-4
# 1-2
Line Emergency
Dump Truck
Ash Valley
UNIT BISNIS SURALAYA
SURALAYA STEAM POWER PLANT #567
ASH AND DUST HANDLING PLANT #567
Gambar 28 : SDCC
Cooling Water system adalah bagian dari Bottom Ash System yang berfungsi
mencirkulasikan dan menjaga level dan temperartur air dalam bak SDCC / SSC.
Bak SDCC / SSC disupply air laut dari CWP, air dari Bak SDCC / SSC mengalir (over flow)
ke Settling Tank. Air di bagian bawah Settling Tank (berlumpur) dihisap oleh Sludge Pump
dan dialirkan kembali ke bak SDCC / SSC, pada bagian atas Settling Tank dihisap oleh
Transfer Pump dan dibuang ke kanal (bersih).
Supply air yang berasal dari CWP juga men supply bak Sluice Tank.
MILL
REJECT Boiler Eco. Hopper
BOILER
HOPPER
DDCC
JET furnace
PUMP
SLUICE PUMP
Seal bearing Seal bearing
Sludge Pump
Transfer Pump
SLUICE PUMP
SERVICE WATER
SUPPLY
kanal
3.2.1. Kartu Tagging warna merah artinya dalam kondisi apapun suatu peralatan
tersebut tidak boleh dioperasikan.
3.2.2. Kartu Taging warna kuning artinya bahwa peralatan tersebut dikondisikan
darurat, dimana alat tersebut dapat dioperasikan berdasarkan ijin dari si
pembuat tagging dan kondisinya sangat mendesak.
3.2.3. Kartu Taging warna putih artinya bahwa peralatan tersebut dinyatakan laik
operasi.
3.2.4. Persiapan Power Suply masuk : Operator harus meyakinkan tidak ada breaker –
breaker motor yang masuk (close) sebelum power supply utama masuk (close)
MANUAL
VALVE PI
di Conveyor
P
MANUAL
VALVE
dekat SDCC
Tr. 8
JUMBO TR
MILL REJECT F
33 - 34
P
AREA SUPPLY
TRANS.BIN UDARA INSTRUMENT
DRYER DARI MAIN UNIT
1&2 TRANSPORTER MILL REJECT E
1 SD 32
MILL REJECT C
MILL REJECT B
TRANSFER
PUMP
AREA TRANSPORTER
sea water
supply SPROCCKET
valve
to SDCC
TEMP. SW.
CW DUCT
SPRING
WATER LEVEL
A. BAK SDCC
GUIDE ROLL
GUIDE ROLL RANTAI/FLIGH BAR
SPEED SW.
VIBRATING SCREEN
ke Sludge Pump
UNIT BISNIS PEMBANGKITAN SURALAYA
CONVEYOR 7B CONVEYOR 8B
Tekan Tombol Start untuk alarm kemudian tekan tombol Start untuk
motor conveyor (dilokal).
Tombol Lokal
Conveyor
Lampu indikator
lokal
Tombol start
alarm
INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT
CHUTE VIBRATOR
DIVERTER CHUTE VIBRATOR CHUTE VIBRATOR CHUTE VIBRATOR CHUTE VIBRATOR VIB. SCREEN TO
GATE CONV. 16 CONV. 16 TO 7B CONV. 16 TO 8B CRUSHER TO CONV. 15 CRUSHER TO CONV. 16 CONV. 15
INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT INLOCK MAINT
CHUTE VIBRATOR
VIB. SCREEN TO DIVERTER GATE DIVERTER GATE
CRUSHER VIB. SCREEN VIBRATING
CONV. 16 CRUSHER SDCC
SCREEN
LOW PRESS.
LOCAL CONTROL PANEL
SDCC
LOW SPEED
Alarm di Control Rom Ash Handling “TRANS. ROW 1-4 AIR INSTRUMENT
PRESSURE LOW” akan hilang, jika di reset dan tekanannya cukup/tidak low.
Buka Valve Udara Instrument untuk masing-masing Transporter (Trans. 1-32)
dan atur tekanannya dari regulator sesuai kebutuhan masing masing
transporter (5-6 kg/cm2).
Periksa semua line udara instrument, jika ada kebocoran tutup valve menuju
line yang bocor tersebut, informasikan kepada Petugas Maintenance agar
segera memperbaiki.
Buka Valve Udara Instrument untuk peralatan Compressor dan Dryer (berada
dalam Blower room #5).
Buka valve udara instrument untuk peralatan Dryer dan atur tekanannya dari
regulator sesusai kebutuhan peralatan Dryer (berada dalam Blower room #5).
Periksa semua line udara instrument, jika ada kebocoran tutup valve menuju
line yang bocor tersebut, informasikan kepada Petugas Maintenance agar
segera memperbaiki.
MANUAL
VALVE PI
di Conveyor
P
MANUAL
VALVE
dekat SDCC
Tr. 8
JUMBO TR
MILL REJECT F
33 - 34
P
AREA SUPPLY
TRANS.BIN UDARA INSTRUMENT
DRYER DARI MAIN UNIT
1&2 TRANSPORTER MILL REJECT E
1 SD 32
MILL REJECT C
MILL REJECT B
TRANSFER
PUMP
AREA TRANSPORTER
Tutup valve antar Receiver tank (Valve ini dibuka jika unit lain
memerlukan/kekurangan tekanan udara transporting atau unit ini
kekurangan udara transporting).
Hidupkan (ON kan) power supply kontrol untuk Compressor dan Dryer (di
MCC room).
Hubungi Operator Kontrol Panel untuk mempersiapkan Power Supply
untuk Compressor (Petugas Control Panel akan menghubungi Petugas
control Room Main Unit agar mempersiapkan Power Supply untuk
Compressor, 3,3 KV) .
Start Compressor 1, 2 atau 3 (di LCP/Local Control Panel Compressor)
dan perhatikan indicator tekanan dan temperatur nya.
Perhatikan Inlet Valve (Dumper) saat ONLOAD/OFFLOAD (harus open
saat ONLOAD dan close saat OFFLOAD).
Buka Outlet Valve Compressor menuju Receiver Tank. (manual)
Udara yang dihasilkan Compressor akan terkumpul di dalam RECEIVER
TANK.
Buka Manual Valve dari Receiver Tank yang menuju Dryer.
Buka Suction dan Discharge Valve Air Pendingin Dryer, perhatikan
Pressure Indikator nya (normal 5-6 kg/cm2).
Buka Suction dan Discharge Valve Dryer.
Buka Suction dan Discharge Valve Filter.
Tutup By Pass Valve Filter.
Tutup Emergency Valve antar Filter.
Buka Discharge Valve yang menuju pemakaian (Transporter).
Operasikan Dryer A atau B (di LCP/Local Control Panel Dryer).
Perhatikan Indikator-indikatornya.
DRYER 1 & 2
PEMAKAIAN
Transporter
Jumbo Trans.
unit 5
RECEIVER TANK 5A
COMPRESSOR FILTER
A, B, C cooler ke dryer 1 - 2
crossing ke unit 5
UNIT 6
DRYER 1 & 2
PEMAKAIAN
6A Transporter
Jumbo Trans.
unit 6
RECEIVER TANK
COMPRESSOR FILTER
A, B, C cooler ke dryer 1 - 2
DRYER 1 & 2
7A PEMAKAIAN
Transporter
Jumbo Trans.
unit 7
RECEIVER TANK
COMPRESSOR FILTER
A, B, C
cooler ke dryer 1 - 2
Mulai Transporting :
Buka Ash Outlet Valve.(Ash Outlet Valve dibuka terlebih dahulu untuk
menghindari ausnya Ball Valve, Ash Outlet Valve dibuka pada saat Tabung
Transporter belum bertekanan)
Buka Air Inlet Valve, tekanan Tabung Transporter akan naik +/- sampai 2,5
kg/cm2.
Setelah kira-kira 5 menit tekanan Tabung Transporter akan turun mendekati 0
kg/cm2.
Tutup Air Inlet Valve, setelah tekanan tabung transporter mendekati 0 kg/cm2.
Tutup Ash Outlet Valve.
Transporting selesai.
Mulai lagi dari Pengisian Tabung Transporter.
Pada saat tombol START ditekan yang terjadi di local adalah sbb :
Mulai Pengisian (Filling Time)
Vent Valve open.
Ash Inlet Valve open.
Air Inlet Valve dan Ash Outlet Valve tetap posisi close.
Setelah Tabung terisi abu (berdasarkan level sw.) Ash Inlet Valve Close.
Vent Valve Close.
Selector Fly Ash Belt Conveyor A atau B posisikan Remote (INLOCK) (di
kontrol desk/control room ash handling) (pilih yang akan dioperasikan dan
perhatikan arah diverter Gate nya).
Informasikan kepada Petugas di local sebelum mengoperasikan
peralatan,Tekan tombol START (di kontrol panel/control room ash handling)
untuk mengoperasikan dan tekan tombol STOP untuk mematikan.
Pada saat tombol START ditekan di local Conveyor yang terjadi adalah
Alarm berbunyi (+/- 30 detik) baru kemudian Motor Conveyor running.
Perhatikan gerakan/putaran Conveyor (Petugas Lokal), bila ada kelainan
segera matikan, dengan PullCord atau Emergency Stop.
MCC Fly Ash Belt Conveyor A atau B dilengkapi pengaman Timer, perlu
waktu +/- 5 menit untuk mengoperasikan Fly Ash Belt Conveyor A atau B
(FA BC A atau B) lagi bila FA BC A atau B dimatikan/stop atau MCC baru di
standby kan.
Tekan tombol OPEN dan tanpa ditahan untuk membuka Chain Conveyor
Control Valve (di Chain Conveyor Control Valve), Chain Conveyor
Control Valve akan terbuka 0 – 100%, untuk stop tekan tombol stop (valve
berhenti terbuka pada posisi tersebut antara 0 – 100%)
Tekan tombol CLOSE dan tanpa ditahan untuk menutup Chain Conveyor
Control Valve (di Chain Conveyor Control Valve), Chain Conveyor
Control Valve akan menutup 100 – 0 %, untuk stop tekan tombol stop (valve
berhenti menutup pada posisi tersebut, antara 100 – 0%)
Start (OPEN-CLOSE) Cut Of Valve 1/2 3/4 5/6 (Control Valve 1/2 3/4 5/6) Posisi
Lokal :
Selector Cut Of Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6 (Control Valve 1/2-3/4-5/6)
posisikan local / MAINT. (di kontrol desk/ control room Silo A atau B).
Selector Cut Of Valve 1/2 3/4 5/6 posisikan open/close untuk membuka atau
menutup (di LCP), hindari memegang COV saat dibuka/ditutup (bahaya
terjepit)
Tekan tombol OPEN dan tahan untuk membuka Control Valve 1/2 atau 3/4
atau 5/6 (di LCP), Control Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6 akan terbuka 0 –
100%
Tekan tombol CLOSE dan tahan untuk menutup Control Valve 1/2 atau 3/4
atau 5/6 (di LCP), Control Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6 akan menutup 100
– 0%
Start (OPEN-CLOSE) Posisi Lokal Peralatan(Khusus Control Valve 1/2 3/4 5/6 ) :
Selector Cut Of Valve 1/2 3/4 5/6 posisikan local / MAINT. (di kontrol desk/
control room Silo A atau B).
Selector Control Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6 posisikan LOKAL (di Control
Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6).
Tekan tombol OPEN dan tanpa ditahan untuk membuka Control Valve 1/2
atau 3/4 atau 5/6 (di Control Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6), Control Valve
1/2 atau 3/4 atau 5/6 akan terbuka 0 – 100%, untuk stop tekan tombol stop
(valve berhenti terbuka pada posisi tersebut)
Tekan tombol CLOSE dan tanpa ditahan untuk menutup Control Valve 1/2
atau 3/4 atau 5/6 (di Control Valve 1/2 atau 3/4 atau 5/6), Control Valve
1/2 atau 3/4 atau 5/6 akan menutup 100 – 0 %, untuk stop tekan tombol
stop (valve berhenti menutup pada posisi tersebut)
Tekan tombol START (di LCP) untuk mengoperasikan dan tekan tombol
STOP PUSH BUTTON untuk mematikan.
Perhatikan gerakan/putaran motor penggerak/blower, bila ada kelainan
segera matikan, dengan Emergency Stop.
Blower/heater akan stop bila tombol start tidak ditekan, Start posisi local
hanya digunakan/laksanakan apabila dalam keadaan darurat atau dalam
rangka penge TEST an.
Dari # 3/4
SILO
2500 m3
COV COV
Distribution Box
Blower
heater
COV COV
heater
Blower
heater
Chain Conveyor
heater Dry Unloading Conditioning
Unloader 1
Conveyor
Conditioning
Unloader 2
Dump Truck
Truck Capsole Ash Valley
SELAMAT
BEKERJA
TERIMA
KASIH
Ash handling Hal.56 / 57
Modul Operator - 1
BY : Weriyanto # 8