Setelah mempelajari materi dalam modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami
tentang deformasi bahan
6.1. PENDAHULUAN
Deformasi adalah perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu materi karena
mengalami pembebanan oleh suatu gaya baik merupakan bagian dari alam atau pun buatan
manusia dalam skala waktu dan ruang. Tegangan yang dapat menyebabkan deformasi dapat
dikelompok menjadi tegangan normal dan tegangan geser (Gambar 6.1.)
Tegangan normal () adalah tegangan yang diakibatkan oleh gaya yang bekerja pada luas
penampang yang tegak lurus. Deformasi yang ditimbulkan oleh tegangan normal adalah perubahan
panjang, baik itu pemendekan ataupun pemanjangan. Deformasi dinyatakan dalam regangan/strain
yaitu rasio perubahan panjang terhadap panjang awal.
P
A
Satuan - Pascal (Pa) atau N
m2
Regangan / strain disimbolkan dengan , dinyatakan sebagai:
Plotting regangan dan tegangan akan menghasilkan kurva yang menggambar karateristik
bahan. Salah satu contoh karakteristik bahan dibawah kompresi terdapat pada Gambar 6.2.
Dalam rentang loading, jika gaya dihapus, struktur akan kembali kedimensi aslinya. Kemiringan
bagian ini linear menggambarkan struktur yang elastis atau modulus Young, dan dihitung sebagai
tegangan / regangan.
Di luar wilayah elastis, tapi sebelum fraktur terjadi, hubungan antara tegangan dan regangan
tidak lagi linier, dengan kekuatan kecil sehingga deformasi selalu lebih besar. Daerah ini disebut
daerah plastik karena dalam kisaran ini, jika gaya dihapus, struktur tidak akan kembali kedimensi
aslinya, struktur akan patah.
Bahan yang berperilaku elastic disebut Hookean Solid. Contoh pasta kering, kulit telur,
permen keras ketika dikenakan regangan kecil (e.g., < 0.01). Perilaku bahan Hookean Solid
ditunjukkan pada Gambar 6.3.
Rasio Poisson (μ) didefinisikan sebagai rasio regangan dalam arah tegak lurus gaya yang diaplikasikan
terhadap strain dalam arah gaya aplikasi.
Pengujian bahan menghasilkan grafik yang berbeda tergantung dari jenis bahan. HAsil pengujian
pada Apel menghasilkan karakteristik seperti pada Gambar 6.4.
Titik A pada Gambar 6.4 merupakan Bioyield point yaitu suatu titik dimana peningkatan deformasi
terjadi dengan penurunan atau tanpa perubahan gaya. Dalam produk pertanian, keberadaan titik
bioyield mengindikasikan awal kerusakan sel. Titik B merupakan Rupture point yaitu titik pada kurva
stress–strain atau kurva deformasi dimana pembebanan aksial specimen putus di bawah beban. Titik
Rupture berhubungan dengan kerusakan makrostruktur specimen sementara titik bioyield
berhubungan dengan kerusakan mikrosturktur sampel.
well) dan disisi lain, fluida sangat elastis dapat menunjukkan efek tubeless siphon (Steffe, 1996)
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 6.5.
Fenomena lain dari fluida viskoelatis adalah fenomena re-coil sebagaimana terlihat pada Gambar
6.6. Ketika aliran bahan viskoelstik dihentikan, gaya tarikan dalam fluida menyebabkan gerakan
kembali, tetapi pada fluida viscous fluida tetap diam pada posisi terakhir aliran di hentikan (Steffe,
1996)
Prinsip pengujian dengan metode Stress Relaxation Test adalah pengujian bahan pada strain
yang tertentu dan konstan. dibentuk untuk strain tertentu, dan strain di jaga konstan. Tegangan
yang dibutuhkan untuk mempertahankan strain menurun terhadap waktu. Grafik pengujian
terdapat pada Gambar 6.7.
Gambar 6.7. Kurva Stress relaxation untuk bahan elastic, viscous dan viscoelastic [Steffe, J.F.
(1996)
2. Creep Test
Ketika beban konstan diaplikasikan ke bahan biologi dan jika teganga relatif besar maka bahan
akan berubah bentuk seiring dengan berjalannya waktu. Pada metode Creep Test ini, regangan
diukur sebagai fungsi waktu. Ada kemungkinan bahan kembali ke bentuk semula ketika tegangan
dilepaskan. Grafik pengujian terdapat pada Gambar 6.8.
Gambar 6.8. Kurva Creep dan recovery untuk bahan elastic, viscous dan viscoelastic. [Steffe, J.F.
(1996).
3. Dynamic Test
Pada dynamic Test, dapat dilakukan pada pengendalian laju (tegangan diukur pada strain
konstan) atau pada pengendalian tegangan (deformasi diukur pada tingkat tegangan
konstan). Sehingga bahan merupakan subyek deformasi atau tegangan yang bervariasi
terhadap waktu. PAda umumnya regangan sinusoidal diaplikasikan pada sampel,
menyebabkan beberapap tingkat tegangan yang ditransmisikan ke bahan. Kemudian
teganan yang ditransmisikan ke sampel diukur (Gambar 6.9.)
Gambar 6.9. Harmonic shear stress versus strain untuk bahan viscoelastic dalam dynamic test.
Referensi
Steffe, J.F. (1996). Rheological methods in Food Process Engineering, 2nd ed. East Lansing, MI:
Freeman Press (available at www.egr.msu.edu/∼steffe/freebook/offer.html).
Wilkes, J.O. (1999). Fluid Mechanics for Chemical Engineering. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.
Propagasi