B1B117140 Sitti Santriani Mid Metodologi Penelitian
B1B117140 Sitti Santriani Mid Metodologi Penelitian
JAWAB :
5. Metode kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan
pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Penelitian yang menggunakan data kualitatif (data yang berbentuk data, kalimat,
skema, dan gambar). Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran yang
kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden dan
melakukan studi pada situasi yang alam.
10. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah actual sebagaimana adanya pada saat penelitian
berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha mendeskripsikan
peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa memberikan perlakukan
khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa tunggal (satu variabel)
bisa juga lebih dan satu variabel.
11. Penelitian eksperimen dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat. Penelitian eksperimen
merupakan metode inti dari model penelitian yang menggunakan pendekatan
kuantitatif. Dalam metode penelitian eksperimen, peneliti harus melakukan tiga
persyaratan yaitu kegiatan mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan observasi
14. Studi korelasi bertujuan menguji hipotesis, dilakukan dengan cara mengukur sejumlah
variabel dan menghitung koefisien korelasi antara variabel-variabel tersebut, agar
dapat ditentukan variabel-variabel mana yang berkorelasi.
15. Penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleleksi-diri yang dilakukan oleh
para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki
praktek yang dilakukan sendiri. Dengan demikian akan diperoleh pemahaman
mengenai praktek tersebut dan situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan. Terdapat
dua esensi penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini mengarahkan
tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu: (1) Untuk memperbaiki praktek;
(2) Untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan
pemahaman/kemampuan para praktisi terhadap praktek yang dilaksanakannya; (3)
Untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktek tersebut dilaksanakan.
16. Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah strategi
atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk memperbaiki praktek. Yang
dimaksud dengan Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development
(R&D) adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka mengembangkan
suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Contoh masing-masing 2 tema penelitian dari setiap tipe atau jenis penelitian dalam
bidang :
1. Manajemen keuangan
Peran strategi berkelanjutan dalam hubungan antara digital strategi bisnis dan
kinerja keuangan. Tema penelitian ini merupakann penelitian kualitatif dimana
meneliti suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
membuat suatu gambaran yang kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden dan melakukan studi pada situasi alam.
Efek antara digitalisasi dan sertivisasi pada kinerja keuangan perusahaan
manifakur. Tema penelitian merupaka penelitian kualitatif.
2. Manajemen Operasional
3. Manajemen Pemasaran
Memahami niat beli mahasiswa menuju produk perawatan kulit. Tema penelitian
merupakan penelitian kualitatif.
Peran disperse antar kemampuan peusahaan pemasaran internasional di strategi
pemasaran dan hasil bisnis. Tema penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
dimana didalamnya menguji data-data berupa data kuantitatif.
4. Manajemen SDM
Mekanisme tata kelola perusahaan dengan obligasi konvensional dan spread sukuk
menyebar. Tema penelitian ini merupakan peneltian kuantitatif.
Peran bank syariah dalam industry perbankan Indonesia. Tema penelitian merupakan
penelitian kuantitatif.
7. Manajemen Strategi
1. Manajemen Keuangan :
Peran strategi berkelanjutan dalam hubungan antara digital strategi bisnis dan kinerja
keuangan. Problem dari penelitian adalah bagaimana peneliti manguji nection antara
strategi bisnis digital, strategi berkelanjutan, dan kinerja keuangan. Apakah ketiga
strategi ini saling berkontribusi satu sama lain dan dari problem ini apakah investigasi
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
2. Manajemen Operasional :
3. Manajemen Pemasaran
Memahami niat beli mahasiswa menuju produk perawatan kulit. Dalam era globalisa
saat ini banyak masyarakat yang lebih terfokus pada perawatan kulit salah satunya
adalah skincare. Oleh karena itu dalampenelitian ini adalah bagaimana peneliti
memeriksa factor-faktor yang akan berkontribusi pada niat pembelian konsumen pada
produk perawatan kulit, keempat factor yang diteliti antara lain kesadaran merek,
asosiasi merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
4. Manajemen SDM
5. Perilaku Organisasi
Praktik manajemen mutu dan proyek antar kinerja organisasi: Efek moderasi dari
mekanisme tata kelola. Sejauh ini penelitian tentang hubungan antara praktik
manajemen mutu dan kinerja proyek antar orgnanisasi, problem penelitian yang
dihadapi peneliti telah ditemukan adanya hasil yang tidak konsisten antara praktik
manajemen mutu dan kinerja proyek antar orgnanisasi. Beberapa studi telah
mempertimbangkan factor kontekstual dari praktik manajemen mutu. Proyek antar
organisasi melibatkan peserta eksternal dalam manajemen mutu dan dengan demikian
bagaimana peneliti menguji peran moderasi dan mekanisme tata kelola pada hubungan
antara praktik manajemen mutu dan kinerja proyek antar organisasi.
Mekanisme tata kelola perusahaan dengan obligasi konvensional dan spread sukuk
menyebar. Problem dari penelitian adalah bagaimana peneliti menyelidiki perbedaan
rata-rata yang signifikan antara tween obligasi konvensional dan spread hasil sukuk
dan bagaimana mekanisme tata kelola perusahaan dengan obligasi konvensional dan
spread sukuk menyebar.
Peran bank syariah dalam industry perbankan Indonesia. Bank-bank islam telah
mendaptkan daya tarik di Indonesia yang meupakan Negara muslim terbesar di dunia.
Meskipun pangsa perbankan syariah kecil. Potensi pertumbuhan menimbulkan
tantangan dan pertanyaan yang membutuhkan penyelidikan. Maka dari itu salah satu
problem penelitian adalah apakah persaingan dari bank syariah menambah stabilitas
keuangan dan profitabilitas, dan bagaimana peneliti menguji sumber
stabilitas/ketidakstabilan tersebut.
7. Manajemen Strategi
Dinamika strategi penetapan harga dan non-harga, kinerja manajemen pendapatan, dan
keunggulan kompetitif dalam industry perhotelan. Problem dalam penelitian ini
peneliti mencoba membangun hubungan antara dimensi harga dan strategi non-harga
diadopsi di hotel-hotel di Qatar pada kinerja manajemen pendapatan dan perolehan
iklan kompetitif yang menguntungkan dalam bisnis.
d. Uraian riset problem dari setiap tema penelitian dalam setiap bidang
1. Manajemen Keuangan
Peran strategi berkelanjutan dalam hubungan antara digital strategi bisnis dan kinerja
keuangan. Riset problem yang ada apakah strategi berkelanjutan berfungsi sebagai
promoter dalam hubungan antara kemampuan manajerial dan kinerja keuangan,
apakah hubungan antara kemampuan operasioanal dan kinerja keuangan saling
menghamabat satu sama lain?.
Efek antara digitalisasi dan sertivisasi pada kinerja keuangan perusahaan manifakur.
Riset problem yang ada Bagaimana efek interaksi antara digitalisasi dan servitisasi
pada kinerja keuangan perusahaan manufaktur?. Mengapa produsen berjuang dengan
menangkap nilai dari sosialisasi dan apa yang ingin diketahui masalah penelitian yang
ditinjau kembali dalam ha paradox digitalisasi?
2. Manajemen Operasional
perkotaan? 3). Apakah proses bisnis berpengaruh pada keberhasilan system GSCM
untuk distribusi produk peranian perkotaan?
3. Manajemen Pemasaran
Memahami niat beli mahasiswa menuju produk perawatan kulit. Riset problem yang
ada Apakah factor-faktor ekuitas merek berpengaruh padaniat beli mahasiswa
terhadap produk perawatan kulit?
Peran dispersi antar kemampuan peusahaan pemasaran internasional di strategi
pemasaran dan hasil bisnis. Riset problem yang ada 1). Apakah peneliti mengetahui
tentang nilai kemampuan IM untuk organisasi dan secara khusus tentang disperse
antar organisasi mereka? 2). Apa itu pengaruh dispersi kemampuan IM pada tindakan
strategis dan spesifikasi perusahaan, secara spesifik, apa mekanisme yang melaluinya
lokasi IM kapabilitas mempengaruhi adaptasi dan kinerja internasional?
4. Manajemen SDM
5. Perilaku Organisasi
Mekanisme tata kelola perusahaan dengan obligasi konvensional dan spread sukuk
menyebar. Riset problem yang ada Bagaimana dampak mekanisme tata kelola
perusahaan pada spread hasil sukuk apakah berbeda dengan konvensional obligasi
dalam penerbitan jangka menengah dan jangka panjang jika spread antara kedua
hutang tidak sama.
Peran bank syariah dalam industry perbankan Indonesia. Riset problem yang ada
apakah persaingan dari bank syariah menambah stabilitas keuangan dan profitabilitas,
dan bagaimana peneliti menguji sumber stabilitas/ketidakstabilan tersebut?.
7. Manajemen Strategi
e. Gambaran kerangka pemikiran dari setiap tema penelitian dalam setiap bidang
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
1. Manajemen Keuangan
Peran strategi berkelanjutan dalam hubungan antara digital strategi bisnis dan kinerja
keuangan.
Efek antara digitalisasi dan sertivisasi pada kinerja keuangan perusahaan manufakur.
2. Manajemen Operasional
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Model baru untuk menilai dampak transportasi cerdas pada system perkotaan dan
pengetahuan system manajemen rantai pasokan untuk distribusi produk pertanian kota.
3. Manajemen Pemasaran
Memahami niat beli mahasiswa menuju produk perawatan kulit.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
4. Manajemen SDM
Peran manajemen sumberdaya manusia mengerakkan kinerja perhotelan hijau.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Tanggung jawab social perusahaan manajemen sumber daya manusia (CSR) dalam
konteks cina.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
5. Perilaku Organisasi
Menuju konstruksi dinamis ambidexterity organisasi : Menjelajahi sinergi antara
diferensiasi structural, konteks organisasi, dan hubungan antar organisasi.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Praktik manajemen mutu dan proyek antar kinerja organisasi: Efek moderasi dari
mekanisme tata kelola.
7. Manajemen Strategi
Pengaruh kombinasi strategi lingkungan perusahaan, top komitmen manajemen, dan
ketidakpastian lingkungan, dengan focus pada EMA terhadap kinerja lingkungan
perusahaan.
Dinamika strategi penetapan harga dan non-harga, kinerja manajemen pendapatan, dan
keunggulan kompetitif dalam industry perhotelan.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Baumgartner dan Rauter (2017) menekankan pemahaman itu nilai bisnis dari manajemen
strategis berkelanjutan membutuhkan bahwa kepentingan atau utilitas perusahaan dianalisis.
Berkelanjutan pengembangan oleh perusahaan dapat mempengaruhi efisiensi proses dan
produktivitas, mendukung produk dan layanan yang lebih berkelanjutan, mengurangi risiko
terhadap dampak lingkungan dan sosial, dan meningkatkan peluang bisnis. Dengan demikian,
manfaat yang dihasilkan dapat timbul di bentuk peningkatan kinerja ekonomi atau
peningkatan kompetisi tiveness. Yang pertama dapat muncul dalam bentuk pengurangan
biaya atau keuntungan yang lebih tinggi ( Baumgartner dan Rauter, 2017). Sejalan dengan
pertimbangan di atas, hipotesis berikut ini diusulkan:
Hipotesis 4. Strategi keberlanjutan memoderasi hubungan secara positif antara kemampuan
operasional dan kinerja keuangan.
Efek antara digitalisasi dan sertivisasi pada kinerja keuangan perusahaan manufakur.
H1: Servitisasi memitigasi hubungan berbentuk-U terbalik dua belas digitalisasi dan
kinerja keuangan perusahaan. Sedang ke tingkat digitalisasi yang tinggi dikombinasikan
dengan tingkat pelayanan yang tinggi menyebabkan peningkatan kinerja keuangan di
perusahaan manufaktur.
2. Manajemen Operasional
Pengaruh spesifik orientasi berkelanjutan dan orientasi operasi mempengaruhi
implementasi praktik SSM.
Perusahaan yang berorientasi keberlanjutan akan secara aktif mencari cara untuk
respons nasional terhadap masalah lingkungan dan sosial yang timbul dari bisnis mereka.
Penelitian sebelumnya telah menyarankan itu strategis orientasi menuju keberlanjutan sangat
penting dalam mendorong perusahaan untuk melibatkan pemasoknya dalam inisiatif
manajemen berkelanjutan ( Bos- Brouwers, 2010; Kirchoff et al., 2016). Orientasi
keberlanjutan juga mencerminkan pengakuan perusahaan terhadap perlu memenuhi tuntutan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
keberlanjutan dari pemangku kepentingan yang menonjol, seperti pemerintah, pelanggan, dan
LSM. Perusahaan semakin banyak sadar akan pentingnya mematuhi lingkungan peraturan
yang diberlakukan oleh lembaga pemerintah, memenuhi lingkungan harapan masyarakat dan
masyarakat dari pelanggan, dan memuaskan persyaratan LSM (Ehrgott et al., 2013 ;
Esfahbodi et al., 2017 ). Singkatnya, keberlanjutan orientasi dapat memberikan dampak
positif pada praktik SSM.
H1a. Orientasi keberlanjutan berhubungan positif dengan implementasi praktik SSM.
Perusahaan yang menekankan orientasi operasi diarahkan meningkatkan efisiensi
operasional mereka dalam hal penghematan biaya, peningkatan fleksibilitas, dan waktu
tenggang pendek (Reed et al., 1996 ; Rho et al., 2001). Seperti yang dikemukakan oleh
Galeazzo dan Klassen (2015), manajer perlu memutuskan sumber daya yang langka dan
alokasi waktu di strategi mereka. Perusahaan yang berorientasi operasi cenderung berinvestasi
dengan pertimbangan sumber daya manusia, waktu, dan keuangan untuk operasi- praktik
terkait, dengan demikian menyisakan lebih sedikit sumber daya untuk mengimplementasikan
lingkungan praktik keberlanjutan ronmental dan social Selain itu, menerapkan praktik SSM
sering bertentangan dengan tujuan operasional tradisional organisasi (misalnya, biaya
penghematan dan efisiensi operasional). Perusahaan dengan op- level tinggi orientasi erasi
sering mengejar keunggulan operasional dan biaya pengurangan (Hult et al., 2008).
Dengan demikian, perusahaan pembeli kesulitan meraup keuntungan financial manfaat
dari praktik SSM. Singkatnya, investasi signifikan dalam Praktik SSM akan mempengaruhi
efisiensi biaya dan perusahaan mengurangi daya saing ekonomi mereka. Dengan demikian,
penerapan SSM praktik dapat bertentangan dengan tujuan perusahaan pembeli dengan nilai
tinggi tingkat orientasi operasi (misalnya, efisiensi biaya dan operasional keunggulan). Oleh
karena itu, kami mengusulkan hipotesis berikut.
H1b. Orientasi operasi berhubungan negatif dengan implementasi praktik SSM.
Perusahaan yang menerapkan praktik SSM dapat memperoleh peningkatan di kinerja
lingkungan. Selain itu, dengan menawarkan program pendidikan dan pelatihan kepada
pemasok, seperti bengkel untuk meningkatkan lingkungan pemasok kesadaran dan
memberikan informasi keterampilan, perusahaan pembeli dapat membantu mengembangkan
kapasitas jangka panjang pemasok mereka untuk memenuhi standar keberlanjutan yang
semakin kompleks dan beroperasi dalam suatu cara yang ramah lingkungan. Misalnya,
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
masalah keuangan yang tidak perlu kerugian. Melalui kolaborasi dengan pemasok tentang
masalah keberlanjutan, perusahaan pembeli menjadi lebih mampu menciptakan inovasi dan
muncul produk "berkelanjutan", yang dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk
bersaing di pasar (Paulraj, 2011 ; Shou et al., 2018). Meskipun tidak ada konsensus dalam
debat tentang hubungan antara praktik SSM dan kinerja ekonomi, sebagian besar peneliti
mendukung hubungan itive ( Esfahbodi et al., 2017 ; Paulraj, 2011).
H2c. Implementasi praktik SSM berhubungan positif dengan kinerja ekonomi perusahaan
pembeli.
Model baru untuk menilai dampak transportasi cerdas pada system perkotaan dan
pengetahuan system manajemen rantai pasokan untuk distribusi produk pertanian kota.
Dalam hal ini gards, pengetahuan petani memiliki keterampilan untuk menggunakan
pengalaman pertanian dan teknologi baru untuk meningkatkan produktivitas, manajemen
kemampuan, kesadaran waktu tanam, membuat perubahan dengan bantuan inovasi, mengelola
keuntungan, dan perlindungan lingkungan. Petani, melalui pengetahuan pertanian, dapat
mempengaruhi persediaan dan permintaan ekonomi ( Sharma et al., 2017 ). Pertanian di-
industri, memanfaatkan GSCM, dapat meningkatkan desain produk, lokasi, proses- bernyanyi,
distribusi, dan penggantian (Qianlei, 2012 ). Ini juga akan membantu operasi organisasi untuk
mendistribusikan tanaman (S. Liu, Xu, Shi, Li dan Liu, 2018 ). Dalam tulisan ini,
pengetahuan petani mencakup beberapa indicator seperti pendidikan dan pembelajaran,
pengalaman terkait, manajemen kemampuan, dan aspek inovasi. Karena itu, pengetahuan
petani dalam model penelitian ini digunakan untuk menilai efektivitas keberhasilan GSCM
untuk distribusi produk pertanian. Karena itu, hipotesis terkait adalah:
H1. Efektivitas GSCM untuk distribusi pertanian produk dipengaruhi oleh pengetahuan
petani.
berbagai bidang seperti kontrol, indikasi, penginderaan, pemrosesan sinyal, dan sistem
informasi yang digunakan untuk membantu kolaborasi di berbagai bidang di tingkat
perkotaan ( Mintsis et al., 2004 ). GSCM melibatkan semua kegiatan distribusi fisik luar
ruang organisasi, termasuk mengumpulkan, menyimpan, dan mendistribusikan produk
melalui sistem transportasi perkotaan antara pembeli ( Nozick dan Turnquist, 1998; Sheu et
al., 2005 ). Dengan cara ini, sistem transportasi kota mereka akan memiliki dampak positif
pada keberhasilan GSCM untuk distribusi produk pertanian. Dalam tulisan ini, ITS perkotaan
termasuk teknologi komunikasi nirkabel ( Aznoli dan Navimipour, 2017 ), konservasi
lingkungan ( Zareie dan Navimipour, 2016b), Internet benda ( Ghanbari et al., 2019 ; Kamble
et al., 2019), dan waktu nyata sistem (Mahmassani et al., 2003 ). Karena itu, dalam penelitian
ini model, dampak ITS kota pada keberhasilan GSCM untuk distribusi produk pertanian
dinilai. Karena itu, terkait hipotesis adalah:
H2. Efektivitas GSCM pada distribusi pertanian produk dipengaruhi oleh ITS perkotaan.
H3. Efektivitas GSCM untuk distribusi pertanian produk dipengaruhi oleh proses bisnis.
3. Manajemen Pemasaran
Memahami niat beli mahasiswa menuju produk perawatan kulit.
Kesadaran merek
Dalam penelitian MacDonald dan Sharp (2000) mengemukakan bahwa kesadaran merek
mempengaruhi keputusan konsumen dalam tiga cara. Pertama, kesadaran merek
meningkatkan peluang bagi merek dimasukkan dalam set pertimbangan. Kedua, kesadaran
merek dapat digunakan sebagai: a heuristik untuk membuat keputusan pembelian. Ketiga,
kesadaran merek mengontrol pengambilan keputusan pelanggan dengan mempengaruhi
persepsi kualitas (MacDonald dan Sharp, 2000 ). Selain itu, penelitian yang lebih baru
menunjukkan hubungan yang sama pentingnya antara kesadaran merek dan niat beli (Hakala
et al. , 2012 ; Malik et al. , 2013). Berdasarkan pembahasan di atas, hipotesis pertama
diturunkan sebagai berikut:
Hipotesis 1 . Kesadaran merek memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian konsumen
terhadap produk perawatan kulit.
Asosiasi merek
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Asosiasi merek mewakili setiap elemen yang diidentifikasi dengan preferensi merek
(Aaker, 1991; Keller, 1993). Atau, Emari et al. (2012) mendefinisikan asosiasi merek sebagai
informasi positif atau negatif yang berkaitan dengan merek yang ada di benak konsumen,
yaitu bagian yang terhubung ke simpul memori otak. Juga telah diperdebatkan bahwa merek
asosiasi mencakup semua pikiran, perasaan, persepsi, bau, warna yang terkait dengan merek,
musik, gambar, pengalaman, kepercayaan dan sikap ( Kotler dan Keller, 2006), hal. 188).
Menurut Keller (1998), asosiasi merek dapat dilakukan melalui hubungan dengan sikap,
atribut, dan manfaat.
Rio et al. (2001) mengemukakan bahwa asosiasi merek merupakan komponen penting
dalam pembentukan dan pengelolaan ekuitas merek. Argumen ini didukung oleh Bridges et
al. (2000) yang berpendapat bahwa asosiasi yang solid dan positif membantu memperkuat
merek dan ekuitas. Klaim ini menandakan bahwa asosiasi merek yang kuat akan
menghasilkan yang lebih tinggi ekuitas merek. Ditemukan juga bahwa asosiasi merek
bertindak sebagai dasar untuk pembelian keputusan dan loyalitas merek ( Aaker, 1991 ) dan
juga, asosiasi merek telah dinyatakansebagai elemen penting yang mempengaruhi niat beli
(O'Cass dan Lim, 2002 ). Bahkan, O'Cass dan Grace (2003) menemukan bahwa asosiasi
merek memiliki efek yang berarti sikap dan niat beli. Dengan demikian, selanjutnya
dihipotesiskan bahwa:
Hipotesis 2 . Asosiasi merek memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian konsumen
terhadap produk perawatan kulit.
Persepsi kualitas
Zeithaml (1988) menggambarkan bahwa kualitas yang dirasakan bukanlah kualitas
produk yang sebenarnya jasa. Atau, itu diidentifikasi sebagai sudut pandang umum pelanggan
terhadap produk atau layanan merek. Lebih lanjut, Aaker (1991) menyatakan bahwa persepsi
kualitas bukan sekadar merek asosiasi; itu terkait secara signifikan dengan status merek,
menjadikannya sebagai dimensi lain untuk mengukur ekuitas merek. Yoo et al. (2000)
melaporkan bahwa persepsi kualitas yang positif akan meningkatkan ekuitas merek
mengingat hal itu dapat terjadi meningkatkan keunggulan kompetitif merek. Selain itu, Jones
et al. (2002) berpendapat bahwa persepsi kualitas berkorelasi positif dengan niat beli, dan
pandangan ini didukung oleh penelitian terbaru tentang pengaruhnya ekuitas merek pada
pilihan konsumen pada air minum kemasan bermerek ( Njuguna, 2014)). Itu ditemukan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
bahwa kualitas yang dirasakan berhubungan positif dengan keputusan konsumen. Oleh karena
itu, berikut ini hipotesis diajukan:
Hipotesis 3. Persepsi kualitas memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian konsumen
terhadap produk perawatan kulit.
Loyalitas merek
Loyalitas merek didefinisikan oleh Aaker (1991) sebagai keadaan yang menampilkan
kecenderungan konsumen beralih ke merek lain, terutama ketika merek melakukan perubahan
harga atau fitur produk. Oliver (1997) mencirikan loyalitas merek sebagai rasa komitmen
terhadap terus-menerus membeli kembali atau membuat ulang produk atau layanan yang
disukai di masa depan, terlepas dari apa pun dari setiap taktik pemasaran atau pengaruh
situasional yang dapat bertindak atas peralihan perilaku.
Temuan ini didukung oleh penelitian empiris dilakukan oleh Khan et al. (2015) dalam
menyelidiki hubungan antara ekuitas merek dimensi dan pengaruh masing - masing dimensi
pada niat pembelian konsumen Malaysia di industri fashion. Hasil dari penelitian ini
mengungkapkan bahwa loyalitas merek adalah Dimensi yang paling menonjol yang
memengaruhi niat beli. Oleh karena itu, hipotesis keempat adalah dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis 4. Loyalitas merek memiliki pengaruh positif terhadap niat pembelian konsumen
produk perawatan kulit.
memberi hak kepada perusahaan untuk mengembangkan penawaran yang lebih sesuai dengan
kebutuhan lokal ( Albaum & Tse, 2001 ). Singkatnya, dengan menyebarkan kemampuan IM,
perusahaan terkait kemampuan yang lebih baik untuk mengelola kemampuan yang tersebar di
berbagai heterogen konteks, yang dapat menempatkan mereka dalam posisi yang lebih baik
untuk menyesuaikan of- mereka melakukan fermentasi dan menanggapi kebutuhan yang
berbeda dan spesifik di pasar luar negeri. Hanya mengandalkan kemampuan diri untuk
mempromosikan adaptasi mungkin menandakan sebuah kegagalan.
4. Manajemen SDM
Peran manajemen sumberdaya manusia mengerakkan kinerja perhotelan hijau.
Hipotesis 1. Menunjukkan Pelatihan hijau (H1a), manajemen kinerja hijau (H1b), dan
Keterlibatan karyawan ramah lingkungan (H1c) memiliki pengaruh positif terhadap EEC.
Renwick et al. (2013) mendefinisikan GHRM sebagai manajemen lingkungan-
kebijakan SDM yang berorientasi. Dengan memperluas teori AMO dan studi sebelumnya
(mis. Masri dan Jaaron, 2017); Pham et al., 2019b ), penulis berlaku tiga komponen
pelatihan, manajemen kinerja, dan keterlibatan karyawan untuk mengukur GHRM. Pelatihan
hijau didefinisikan sebagai kebijakan lingkungan yang menyediakan pekerja dengan yang
diperlukan pengetahuan, keterampilan dan sikap ( Jabbour et al., 2010); kinerja hijau
manajemen mance menunjukkan sistem untuk memandu karyawan di menyelaraskan perilaku
mereka dengan tujuan hijau perusahaan (Pham et al., 2019b; Govindarajulu dan Daily, 2004);
dan karyawan hijau melibatkan- bertujuan untuk memberikan peluang bagi pekerja untuk
berpartisipasi dalam inisiatif dan kegiatan vironmental ( Pinzone et al., 2016). Kinerja ramah
lingkungan manajemen, misalnya, umpan balik tentang kinerja ramah lingkungan karyawan
membantu mencegah sikap yang tidak diinginkan ( Jabbour et al., 2010 ) dan meningkat
keterikatan dan tanggung jawab menuju itu lingkungan Hidup ( Govindarajulu dan Harian,
2004). Demikian pula, Daily dan Huang (2001) berpendapat bahwa keterlibatan karyawan
dalam lingkungan terus menerus memotivasi EEC.
Hipotesis 2. Menunjukkan Pelatihan hijau (H2a), manajemen kinerja hijau (H2b), dan
Keterlibatan karyawan ramah lingkungan (H2c) memiliki pengaruh positif terhadap OCBE.
. Mengikuti SET, perhatikan Praktek-praktek HRM yang berorientasi lingkungan
membantu secara positif meningkatkan OCBE di kerja (Paillé et al., 2014). O'Donohue dan
Torugsa (2016) juga berdebat bahwa kebijakan GHRM yang baik dapat menyebabkan
perubahan hijau karyawan tingkah laku. Secara khusus, pelatihan hijau memberikan
pengetahuan hijau dan keterampilan kepada karyawan, akibatnya meningkatkan kemampuan
hijau untuk mengidentifikasi masalah lingkungan ( Govindarajulu dan Daily, 2004); Pham et
al., 2018) dan meminimalkan dampak negatifnya ( Vidal-Salazar et al., 2012). Mengevaluasi
kinerja lingkungan karyawan membantu karyawan lebih memahami informasi dan tugas
lingkungan, meningkatkannya kesediaan untuk terlibat dalam perilaku hijau sukarela (
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Pinzone et al., 2016), dan memastikan tanggung jawab lingkungan di tempat kerja
(Chinander, 2001
Hipotesis 3. Menunjukkan Pelatihan hijau (H3a), manajemen kinerja hijau (H3b), dan
Keterlibatan karyawan hijau (H3c) memiliki pengaruh positif pada CEP.
CEP dipandang sebagai hasil afirmatif organisasi terhadap lingkungan alam ( Daily et
al., 2012). Latan et al. (2018) juga menyatakan bahwa strategi pengelolaan lingkungan yang
efektif memfasilitasi tujuan hijau organisasi seperti kinerja lingkungan. GHRM dapat menjadi
dimensi penting dalam meningkatkan kinerja hijau (Ren et al., 2018). Pelatihan lingkungan
semacam itu memberi karyawan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang terkait (Jabbour
et al., 2010), yang dapat membantu karyawan mengidentifikasi masalah lingkungan dan
melakukan yang sesuai tindakan di tempat kerja untuk meningkatkan kinerja hijau (Vidal-
Salazar et al., 2012). Demikian pula, mengevaluasi kinerja lingkungan karyawan manse
menyelaraskan perilaku, memastikan tanggung jawab, dan fokus pada en- tujuan vironmental
( Govindarajulu dan Daily, 2004)), yang pada gilirannya meningkatkan kinerja hijau
perusahaan (Guerci et al., 2016). Organisasisations yang berfokus pada keterlibatan karyawan
menghasilkan peluang untuk karyawan untuk menerapkan pengetahuan dan kemampuan
mereka dalam lingkungan kegiatan, ambil inisiatif hijau di tempat kerja ( Pinzone et al.,
2016), dan member solusi inovatif untuk mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi
penggunaan sumber daya ( Florida dan Davison, 2001),
Hipotesis 4 . Menunjukkan EEC memediasi pengaruh pelatihan hijau (H4a), hijau
manajemen kinerja (H4b), dan keterlibatan karyawan ramah lingkungan H4c) pada CEP.
Hipotesis 5. Menunjukkan OCBE memediasi pengaruh pelatihan hijau (H5a), hijau
manajemen kinerja (H5b), dan keterlibatan karyawan ramah lingkungan (H5c) pada CEP.
Hipotesis 6. Menunjukkan Ada pengaruh interaktif dua arah pelatihan hijau dan manajemen
kinerja hijau (H6a) dan karyawan hijau Keterlibatan (H6b) pada CEP.
Hipotesis 7. Menunjukkan Ada pengaruh interaktif tiga arah pelatihan hijau, hijau manajemen
kinerja, dan keterlibatan karyawan ramah lingkungan di CEP.
Tanggung jawab social perusahaan manajemen sumber daya manusia (CSR) dalam
konteks cina.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Proposisi 1. Pemerintah yang memberikan prioritas pada CSR dalam agenda pembangunan
sosial dan lingkungannya akan mengarah pada yang lebih kuat upaya bisnis dan inisiatif SDM
dalam mempromosikan CSR.
Proposisi 2. Pendekatan bottom-up dan berorientasi karyawan yang asli untuk CSR akan
menghasilkan efek yang lebih berkelanjutan daripada top-down pendekatan.
Proposisi 3. Persepsi karyawan tentang praktik dan hasil CSR-HRM sangat penting untuk
pendekatan bottom-up terhadap CSR memaksimalkan efeknya.
Proposisi 4. Perilaku filantropis perusahaan dengan manfaat yang dirasakan terbatas bagi
karyawan dapat meminta anti-organisasi reaksi dan merusak perilaku kewarganegaraan
organisasi.
Proposisi 5. Perusahaan yang terhubung secara politik (misalnya, perusahaan milik negara)
berada di bawah tekanan yang berbeda dan oleh karena itu mengatur CSR mereka strategi,
kebijakan, dan praktik berbeda dari perusahaan (kecil) tanpa / dengan sedikit koneksi politik,
dengan implikasi berbeda untuk HRM.
Proposisi 6. Organisasi yang fungsi SDMnya dikembangkan dan diberdayakan dengan baik
akan memiliki iklim CSR yang lebih kondusif daripada mereka yang tidak.
Proposisi 7. Praktik CSR-HRM yang diinformasikan oleh HRM strategis dan HRM
berorientasi kesejahteraan karyawan akan memperoleh tingkat komitmen dan keterlibatan
karyawan daripada praktik CSR-HRM yang digerakkan oleh kinerja.
5. Manajemen Organisasi
Menuju konstruksi dinamis ambidexterity organisasi : Menjelajahi sinergi antara
diferensiasi structural, konteks organisasi, dan hubungan antar organisasi.
Hipotesis 1. Menunjukkan Diferensiasi struktural berpengaruh positif pada ambidexterity
organisasi.
Tushman dan O'Reilly (1996) mengemukakan bahwa ambisi organisasi ketangkasan
dapat dicapai dengan membangun otonom -struc- dipisahkan oleh turunan— subunit
eksplorasi dan eksploitasi. Unit-unit ini harus dijaga bersama oleh niat strategis bersama, satu
set menyeluruh nilai-nilai, dan mekanisme penautan yang ditargetkan untuk memanfaatkan
aset bersama ( O'Reilly & Tushman, 2004; O'Reilly, Harreld, & Tushman, 2009).
Implementasi struktur rangkap membutuhkan pengembangan pola pikir dan mentalitas
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
syncratic di berbagai bidang ( Gilbert, 2005 ) dan membantu meredakan konflik yang
mungkin timbul dari tuntutan gen yang terkait dengan mode pembelajaran yang heterogen (
Benner & Tushman, 2003 ). Selain itu, mengkhususkan pada eksplorasi (misalnya dalam
R&D) dan fasilitas eksploitasi (misalnya dalam manufaktur atau penjualan) itu
mengunggulkan keunggulan di kedua domain. Integrasi kedua domain tersebut memiliki
untuk dicapai oleh tingkat hirarki yang lebih tinggi berikutnya.
Kang, Morris, dan Snell (2007) mengemukakan bahwa, karena organisasi memiliki
sedikit mekanisme tersedia untuk menghindari konflik berbahaya antara eksplorasi dan
ploitation, ambidexterity mungkin lebih berhasil dibuat penggunaan jaringan di dalam dan
melintasi batas perusahaan. Ambidexterity antar organisasi menyiratkan perkembangan
simultan Pengembangan eksplorasi dan eksploitasi didukung oleh antar organisasi hubungan
(Kauppila, 2010, 2015 ). Parmigiani dan Rivera-Santos (2011) memperkenalkan konsep-
konsep eksplorasi dan eksploitasi bersama untuk juru tulis dua elemen konstituen dari
hubungan antar organisasi. Bersama eksploitasi dapat digambarkan sebagai perjanjian
kerjasama sukarela untuk melaksanakan pengetahuan, tugas, fungsi atau kegiatan di mana
penekanannya adalah ditempatkan pada menggunakan dan memperluas pengetahuan yang
sudah ada. Sebagai gantinya, eksplorasi bersama merupakan perjanjian kerjasama sukarela
untuk dibuat pengetahuan baru, tugas, fungsi atau kegiatan.
kontekstual ( Gibson & Birkinshaw, 2004). Demikian juga, perspektif kapasitas daya serap
bahkan menjadi lebih luas pentingnya konteks ambidextrous pada mereka organisasi yang
mengeksplorasi dan mengeksploitasinya dalam organisasi yang berbeda
unit dan / atau menggunakan kemitraan antar organisasi dalam eksplorasi mereka dan proses
eksploitasi. Sedangkan diferensiasi struktural dan diperlukan hubungan terorganisasional
untuk menciptakan diferensiasi kemampuan eksplorasi dan eksploitatif, ambidexterity
kontekstual adalah diperlukan untuk menciptakan integrasi antara struktur ganda / kemitraan
dengan sarana perilaku dan sosial (Andriopoulos & Lewis, 2009; Güttel, Konlechner, &
Trede, 2015; Petro, Ojiako, Williams, & Marshall, 2019). Seperti yang dijelaskan oleh
Martini et al. (2015), organisasi mencapai lebih banyak solusi ambidextrous yang sukses
ketika mereka menggabungkan fermentasi (termasuk eksplorasi dan / atau eksploitasi
eksternal) dengan konteks organisasi yang menunjukkan dimensi yang disarankan oleh
Gibson dan Birkinshaw (2004) .
Praktik manajemen mutu dan proyek antar kinerja organisasi: Efek moderasi dari
mekanisme tata kelola.
Hipotesis 1 . Menunjukkan Praktek manajemen kualitas yang berhubungan dengan orang
adalah berhubungan positif dengan proyek antar kinerja organisasi.
Hipotesis 2 . Menunjukkan Praktik manajemen kualitas terkait proses secara positif terkait
dengan proyek antar kinerja organisasi.
Hipotesis 3a. Menunjukkan Tata kelola kontrak memoderasi yang positif asosiasi praktik
manajemen mutu yang terkait dengan orang dan kinerja proyek antar organisasi sedemikian
rupa sehingga positif asosiasi lebih kuat ketika tata kelola kontrak lebih tinggi.
Hipotesis 3b . Menunjukkan Tata kelola kontrak memoderasi yang positif asosiasi praktik
manajemen mutu terkait proses dan kinerja proyek antar organisasi sedemikian rupa sehingga
asosiasi positif lebih kuat ketika tata kelola kontrak lebih tinggi.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
H4.a. Menunjukkan Perusahaan dengan dualitas peran dewan direksi yang terpisah memiliki
spread obligasi / sukuk konvensional yang lebih rendah daripada perusahaan dengan gabungan
dualitas peran dewan direksi dalam investasi jangka panjang.
H4.b. Menunjukkan Perusahaan dengan dualitas peran dewan direksi yang terpisah memiliki
spread obligasi / sukuk konvensional yang lebih rendah daripada perusahaan dengan gabungan
dualitas peran dewan direksi dalam investasi jangka menengah.
H5.a. Menunjukkan Perusahaan dengan lebih dari sepertiga direktur independen memiliki
spread obligasi / sukuk konvensional yang lebih rendah daripada perusahaan dengan kurang
dari sepertiga dari direktur independen dalam investasi jangka panjang.
H5.b. Menunjukkan Perusahaan dengan lebih dari sepertiga direktur independen memiliki
spread obligasi / sukuk konvensional yang lebih rendah daripada perusahaan dengan kurang
dari sepertiga dari direktur independen dalam investasi jangka menengah.
H6.a. Menunjukkan Perusahaan dengan ukuran dewan yang lebih besar memiliki spread
obligasi / sukuk konvensional yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan ukuran
dewan yang lebih kecil dalam jangka panjang investasi.
H6.b. Menunjukkan Perusahaan dengan ukuran dewan yang lebih besar memiliki spread
obligasi / sukuk konvensional yang lebih rendah daripada perusahaan dengan ukuran dewan
yang lebih kecil dalam investasi berjangka.
H7.a. Menunjukkan Perusahaan dengan BOD Muslim lebih tinggi memiliki spread hasil
sukuk yang lebih rendah daripada obligasi konvensional dalam investasi jangka panjang.
H7.b. Menunjukkan Perusahaan dengan BOD Muslim lebih tinggi memiliki spread hasil
sukuk yang lebih rendah daripada obligasi konvensional dalam investasi jangka menengah.
7. Manajemen Strategi
Pengaruh kombinasi strategi lingkungan perusahaan, top komitmen manajemen, dan
ketidakpastian lingkungan, dengan focus pada EMA terhadap kinerja lingkungan
perusahaan.
H1a . Menunjukkan Strategi lingkungan memiliki efek positif pada perusahaan kinerja
lingkungan .
H1b . Menunjukkan Strategi lingkungan memiliki efek tidak langsung positif kinerja
lingkungan perusahaan melalui EMA .
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Dinamika strategi penetapan harga dan non-harga, kinerja manajemen pendapatan, dan
keunggulan kompetitif dalam industry perhotelan
H1. Strategi penetapan harga berdasarkan permintaan memiliki hubungan yang signifikan
dengan kinerja manajemen pendapatan.
H2. Strategi penetapan harga berbasis biaya memiliki hubungan yang signifikan dengan
pendapatan kinerja manajemen.
H3. Strategi penetapan harga penetrasi pasar memiliki hubungan yang signifikan dengan
kinerja manajemen pendapatan.
H4. Strategi penetapan harga pasar skimming memiliki hubungan yang signifikan dengan
kinerja manajemen pendapatan.
H5. Strategi penetapan harga bundel produk memiliki hubungan yang signifikan dengan
kinerja manajemen pendapatan.
H6. Strategi penetapan harga produk opsional memiliki hubungan yang signifikan dengan
kinerja manajemen pendapatan.
H7. Strategi penetapan harga psikologis memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja
manajemen pendapatan.
H8. Strategi penetapan harga promosi memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja
manajemen pendapatan.
H9. Strategi penetapan harga produk Captive memiliki hubungan yang signifikan dengan
kinerja manajemen pendapatan.
H10. Strategi manajemen kapasitas memiliki signi fi hubungan tidak bisa dengan kinerja
manajemen pendapatan .
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
H11. Selama kontrak dan pemesanan strategi memiliki signi fi hubungan tidak bisa dengan
kinerja manajemen pendapatan .
H12. Kamar yang tersedia strategi jaminan memiliki signi fi hubungan tidak bisa dengan
kinerja manajemen pendapatan .
H13. Panjang strategi pengendalian tinggal memiliki signi fi hubungan tidak bisa dengan
kinerja manajemen pendapatan.
g. Uraian Pertanyaan penelitian dari setiap tema penelitian dalam setiap bidang
1. Manajemen Keuangan
Peran strategi berkelanjutan dalam hubungan antara digital strategi bisnis dan kinerja
keuangan.
Peneliti Menyelidiki apakah strategi keberlanjutan dapat memfasilitasi hubungan di antara
kedua strategi bisnis digital dan kinerja keuangan?
Temuan ini menunjukkan bahwa sebuah strategi keberlanjutan berfungsi sebagai
promotor dalam hubungan antara kemampuan manajerial dan kinerja keuangan. Literatur
sebelumnya Ture menyarankan bahwa kemampuan manajerial yang unggul menumbuhkan
keberhasilan perubahan tingkat strategis, seperti transformasi digital, dan selanjutnya
mengarah pada peningkatan kinerja bisnis ( Helfat dan Martin, 2015; Li et al., 2018 ). Lebih
lanjut, Harmon et al. (2009) berdebat yang mengubah sikap manajer terhadap dan perilaku
perusahaan integrasi keberlanjutan meminimalkan efisiensi dan membuat kasus bisnis yang
jauh lebih kuat. Saat ini hasil mendukung temuan ini dengan memberikan dukungan untuk
gagasan tersebut bahwa pengakuan manajerial harus secara bersamaan difokuskan digitalitas
dan strategi keberlanjutan untuk mencapai keuangan yang tinggi kinerja.
Efek antara digitalisasi dan sertivisasi pada kinerja keuangan perusahaan manufakur.
Pertanyaan peneleiti pada tema ini adalah apa dampak finansial dari digitalisasi dan peran
yang memungkinkan dari servitisasi?
Hasil penelitian ini memiliki implikasi yang signifikan untuk industry perusahaan
manufaktur yang menerapkan servitisasi digital. Sederhana, sistem TI yang mudah
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
2. Manajemen Operasional
Pengaruh spesifik orientasi berkelanjutan dan orientasi operasi mempengaruhi
implementasi praktik SSM.
1). Bagaimana melakukan dua jenis orientasi strategi yang spesifik (orientasi
sustainability dan orientasi operasi) bervariasi pengaruh pada praktik SSM?
2). Bagaimana praktik-praktik SSM memengaruhi ence TBL perusahaan pembeli (yaitu
lingkungan, social, dan ekonomi kinerja)?.
Menggunakan teori pilihan strategis (SCT) dan sus literatur literatur, kami
mengusulkan kerangka kerja konseptual yang menekankan hubungan antara orientasi
strategis, SSM praktik, dan TBL (Fig. 1). Menurut SCT, manajer memainkan peran penting
dalam keputusan organisasi dan mereka membuat strategi keputusan ketika perusahaan perlu
mengatasi tantangan eksternal ( Anak, 1972, 1997). Orientasi strategis mencerminkan arah
strategis dan tujuan perusahaan, diarahkan untuk operasi eksternal lingkungan dan didorong
oleh manajer puncak ( Hsu et al., 2016 ). Diberikan orientasi strategis yang tertanam dalam
perusahaan, manajer akan menyebarkan strategi terkait dalam menanggapi lingkungan
eksternal. Ini juga membantu menjelaskan mengapa atau mengapa perusahaan tidak
mengambil tindakan untuk mengatasi masalah keberlanjutan yang mereka temui. Dalam studi
ini, kami mengemukakan bahwa dua jenis spesifik dari orientasi strategis (yaitu, sus orientasi
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
tainability dan orientasi operasi) dapat membawa efek yang berbeda pada implementasi
praktik SSM oleh perusahaan, yang pada gilirannya mempengaruhi hasil kinerja mereka
(yaitu, TBL).
Model baru untuk menilai dampak transportasi cerdas pada system perkotaan dan
pengetahuan system manajemen rantai pasokan untuk distribusi produk pertanian kota.
1). Apakah efek ITS perkotaan berpengaruh pada keberhasilan GSCM system distribusi
produk pertanian perkotaan?
2). Aakah pengetahuan petani berpengaruh terhadap keberhasilan system GSCM untuk
distribusi produk pertanian perkotaan?
3). Apakah proses bisnis berpengaruh pada keberhasilan system GSCM untuk distribusi
produk peranian perkotaan?
Melalui GSCM, organisasi menangani semua tindakan internal dan eksternal dari
desain produk untuk distribusi produk dan pengirimannya ke pelanggan (Trkman, 2010 ).
Dalam hal ini, proses bisnis juga memainkan peran penting dalam organisasi ( Tidd, 2001 ).
Proses bisnis dalam organisasi inovasi quire untuk efisiensi dan pengurangan biaya (Hammer,
2015). Begitu, organisasi melalui mendapatkan pengetahuan dan informasi dari sumber
eksternal dan internalisasi informasi, membuat inovasi ( Naderi et al., 2018 ; Vom Brocke dan
Mendling, 2018). Mengakuisisi pengetahuan dari sumber eksternal dilakukan melalui
pengetahuan petani tentang pesaing, pasar, teknologi informasi dan komunikasi (Akhavan et
al., 2013; Dayan et al., 2017; Qian et al., 2017). Ini juga akan membantu kesuksesan GSCM
untuk distribusi produk pertanian ( Srivastava, 2007 ). Sisa dari bagian ini mendukung
memberikan ringkasan penelitian paling penting tentang GSCM dan dis- kontribusi produk
pertanian serta penawaran konseptual kerangka kerja dan hipotesis.
Seman et al. (2019) telah mempelajari efek mediasi dari hijau inovasi pada hubungan
antara GSCM dan kinerja lingkungan kinerja Tujuannya adalah untuk memberikan bukti
empiris untuk menggambarkan dampak GSCM dan praktik inovasi hijau terhadap lingkungan
kinerja. Skala likert digunakan untuk mengumpulkan data.
Ikram dan Siddiqui (2019) telah mengeksplorasi efek GSCM pada kinerja lingkungan dan
ekspor. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala likert. PLS digunakan untuk
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
menilai validitas kuesioner dan mengevaluasi model dan asumsi. Hasilnya menunjukkan
hubungan yang signifikan antara GSCM, kinerja pelabuhan dan kinerja lingkungan.
3. Manajemen Pemasaran
Memahami niat beli mahasiswa menuju produk perawatan kulit.
Pertanyaan peneliti adalah Apa factor-faktor ekuitas merek berpengaruh padaniat beli
mahasiswa terhadap produk perawatan kulit?
2). Apa itu pengaruh dispersi kemampuan IM pada tindakan strategis dan spesifikasi
perusahaan, secara spesifik, apa mekanisme yang melaluinya lokasi IM kapabilitas
mempengaruhi adaptasi dan kinerja internasional?
Pertama, kemampuan adalah tema sentral dari penelitian IM dan mereka dispersi yang
berkembang melintasi batas organisasi memiliki kinerja implikasi dan perilaku bukti empiris
yang lebih luas ( Balabanis et al., 2004; Pitelis & Teece, 2017, 2018). Penelitian sebelumnya
membahas non –IM dispersi antar organisasi ( Krush et al., 2015 ). Dalam konteks IM,
penelitian sebelumnya meneliti dispersi intra - dan bukan antar organisasi (Gnizy et al., 2017
). Selanjutnya, aliran penelitian pada cap IM kemampuan berfokus pada kemampuan yang
tidak disebarkan ( Blocker, Flint, Myers, & Slater, 2011 ; Chen, Chen, & Zhou, 2014; Efrat,
Hughes, Nemkova, Souchond, & Sy-Changco, 2018 ; Morgan et al., 2012; Murray, Gao, &
Kotabe, 2011; Spyropoulou et al., 2018 ). Dengan menyikapi bagaimana IM kemampuan
membantu perusahaan, penelitian ini menggarisbawahi nilai kemampuan menyebarkan dan
memperdalam pengetahuan kami tentang konsekuensi tambahan dari kemampuan pemasaran.
Kedua, penelitian yang ada melaporkan bahwa kelemahan dalam perusahaan di
dalamnya kemampuan (misalnya, arsitektur; digunakan untuk merumuskan dan menerapkan
strategi keputusan tegic) mengganggu pencapaian hasil strategis yang diinginkan dalam
operasi internasional (Spyropoulou et al., 2018).
Ketiga, dengan mengadopsi teori DC penelitian ini memperluas pemahamannya.
berdiri tidak hanya dalam konteks internasional tetapi juga menjadi bubar kemampuan
lingkup. Secara teoritis, tampilan DC menawarkan wawasan ke IM mengembangkan dan
mengidentifikasi kemampuan perusahaan untuk (mengkonfigurasi ulang) sumber daya
sebagai sebuah elemen utama yang mendukung internasionalisasi ( Efrat et al., 2018 ; Liu,
Jiang, Zhang, & Zhao, 2013 ).
4. Manajemen SDM
2. Do EEC dan OCBE memediasi di fl uences dari GHRM praktik pada CEP?
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Kontribusi teoritis penelitian ada dua. Pertama, itu datang dari teori AMO, teori
manajemen yang mempertimbangkan peran sikap karyawan (misalnya, EEC) dan perilaku
(misalnya, OCBE) menuju hubungan kinerja HRM-organisasi ( Katou et al., 2014).
Konkretnya, penulis mengintegrasikan teori ini ke dalam hijau konteks untuk membangun dan
secara empiris menguji kerangka kerja konseptual. Oleh meningkatkan pengetahuan kita
tentang mediasi semacam itu, karya ini mengisi kurangnya penelitian sebelumnya untuk
berkontribusi pada literatur yang ada.
Kedua, penelitian ini berkontribusi pada literatur manajemen oleh merawat kerangka
kerja AMO ke dalam perspektif lingkungan. Ini menjawab panggilan Blumberg dan Pringle
(1982) untuk publikasi yang ditujukan mempelajari peran interaktif praktik HRM dalam
meningkatkan CEP. De- Meskipun panggilan ini, belum ada penelitian serupa yang
diterbitkan. Jadi, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana praktik GHRM bekerja bersama
untuk mempengaruhi suatu kinerja lingkungan organisasi. Secara khusus, penulis
menyarankan bahwa interaksi dua arah dan tiga arah praktik GHRM
(pelatihan, manajemen kinerja, dan keterlibatan karyawan) dapat membawa efektivitas
lingkungan ke hotel.
Tanggung jawab social perusahaan manajemen sumber daya manusia (CSR) dalam
konteks cina.
1. Seberapa besar CSR menjadi bagian dari HRM, dan sebaliknya, dalam konteks
Cina?
2. Apa tema utama dan fenomena CSR-HRM yang telah diperiksa?
3. Teori apa yang telah dimobilisasi untuk penyelidikan?
4. Apa yang dianggap sebagai pendorong adopsi CSR-HRM?
5. Apa konsekuensi dan efek CSR-HRM yang telah diidentifikasi dalam penelitian?
6. Apa praktik HRM yang berorientasi CSR / CSR telah diperiksa, dengan hasil HRM /
non-HRM apa?
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Minat penelitian dalam tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) secara umum (lihat
Filatotchev & Nakajima, 2014 ; Lee, 2008; Pisani, Kourula, Kolk, & Meijer, 2017 untuk
ulasan), dan CSR dalam perilaku organisasi (OB) dan manajemen sumber daya manusia
(SDM) lebih lanjut khusus (lihat Gond, Akremi, Swaen, & Babu, 2017 ; Voegtlin &
Greenwood, 2016 untuk ulasan) telah melonjak dalam dekade terakhir Krisis Keuangan
Global pada tahun 2008. Teori pemangku kepentingan (misalnya, Buttner & Lowe, 2017),
teori identitas sosial (misalnya, Hofman & Newman, 2014), teori pertukaran sosial (misalnya,
El Akremi, Gond, Swaen, De Roeck, & Igalens, 2018; Jones, 2010), tampilan berbasis sumber
daya (misalnya, Manroop, 2015), dan HRM strategis ( Surroca, Tribo, & Waddock, 2010 )
telah menjadi teori utama yang mendasari studi di bidang ini Promosi CSR yang
diinformasikan oleh bukti penelitian karena itu memiliki relevansi politik, sosial, dan
ekonomi. Tinjauan sistematis ini masih ada literatur tentang CSR-HRM dalam konteks Cina
dengan demikian dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi apa yang kita ketahui, apa lagi
yang kita butuhkan tahu, dan bagaimana dan mengapa, secara intelektual dan praktis.
5. Perilaku Organisasi
Ambidexterity dapat dikejar secara struktural, dengan unit organisasi berbeda yang
berfokus pada eksplorasi khusus atau kegiatan eksploitasi (Foss, Lyngsie, & Zahra, 2015;
Jansen, Tempelaar, Van den Bosch, & Volberda, 2009; Raisch, Birkinshaw, Probst, &
Tushman, 2009). Atau, ambidexterity dapat dikejar secara kontekstual dengan menciptakan
kapasitas perilaku untuk secara bersamaan memplore dan mengeksploitasi dalam unit yang
tidak terdiferensiasi ( Gibson & Birkinshaw, 2004; Raisch & Birkinshaw, 2008; Wang &
Rafiq, 2014 ). Akhirnya, ambidexterity dapat dikembangkan melalui hubungan antar
organisasitions melalui co-eksplorasi dan / atau co-eksploitasi ( Kauppila, 2010, 2015;
Nosella, Cantarello, & Filippini, 2012; Russo & Vurro, 2010; Wilden, Hohberger, Devinney,
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
& Lavie, 2018). Kontribusi yang dibuat dari tiga pendekatan yang disajikan miliki terutama
berputar di sekitar solusi statis yang berasal dari structural diferensiasi, konteks organisasi
atau hubungan antar organisasi. Namun, studi terbaru (Herhausen, 2016; Junni, Sarala, Tarba,
Liu, & Cooper, 2015; Wu & Wu, 2016) menyoroti kebutuhan untuk empiris lebih lanjut
penelitian tentang kombinasi beberapa anteseden organi- Ambidexterity nasional dan
konsekuensinya. Tushman dan O'Reilly (1996) mengemukakan bahwa ambisi organisasi
ketangkasan dapat dicapai dengan membangun otonom -struc- dipisahkan oleh turunan—
subunit eksplorasi dan eksploitasi. Unit-unit ini harus dijaga bersama oleh niat strategis
bersama, satu set menyeluruh nilai-nilai, dan mekanisme penautan yang ditargetkan untuk
memanfaatkan aset bersama ( O'Reilly & Tushman, 2004; O'Reilly, Harreld, & Tushman,
2009).
Praktik manajemen mutu dan proyek antar kinerja organisasi: Efek moderasi dari
mekanisme tata kelola.
Kinerja proyek, juga dikenal sebagai keberhasilan proyek, mengacu pada pencapaian dan
pencapaian tujuan proyek (Zaman et al., 2019). Penelitian awal menggunakan kriteria, seperti
efisiensi. Beberapa studi yang berfokus pada tingkat perusahaan atau industri diidentifikasi
kontekstual faktor yang dapat menyebabkan variasi dalam efektivitas kualitas praktik
manajemen, termasuk negara ( Rungtusanatham et al., 1998), ukuran perusahaan ( Sila, 2007),
durasi program yang berkualitas ( Jayaram et al., 2010 ), dan ketidakpastian ( Zhang et al.,
2012 ). McAdam et al. (2019) mengusulkan agar mempertimbangkan faktor yang lebih
kontekstual dalam penerapan praktik manajemen mutu.
Mekanisme tata kelola mengandung tata kelola kontrak dan trust ( Liu et al., 2008 ;
Edelenbos and Eshuis, 2012); Yang et al., 2011 ; Addae-Boateng et al., 2015 ). Kontrol tata
kelola kontrak dan mengkoordinasikan perilaku yang diharapkan (Ryall dan Sampson, 2009;
Abdi dan Aulakh, 2012). Kepercayaan meningkatkan kerja sama dan keselarasan minat
peserta (Costa dan Bijlsmafrankema, 2007; Malhotra dan Lumineau, 2011 ). Tingkat kontrak
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
yang tinggi tata kelola membantu menegakkan standar kualitas dan mengendalikan
proyekproses secara ketat, sehingga meningkatkan dampak kualitas praktik manajemen pada
kinerja proyek (Han et al., 2011 ). Kepercayaan menciptakan suasana kerja sama dan
pembelajaran, yang meningkatkan efisiensi aplikasi manajemen mutu praktik (Lu et al., 2015;
Ning, 2017; Lu et al., 2017). Karenanya, studi saat ini akan menguji efek moderasi kontrak
tata kelola dan kepercayaan pada hubungan antara kualitas- praktik-praktik semen dan kinerja
proyek antar organisasi.
Literatur ini memiliki menangani dua teori dan menarik kesimpulan empiris untuk
memvalidasi mereka. Yang pertama adalah teori kerapuhan kompetisi, yang menunjukkan
bahwa dengan meningkatnya persaingan, pemain baru memasuki pasar, yang menyebabkan
penurunan pangsa pasar bank. Ini memeras laba margin. Akibatnya, ini mendorong bank
untuk meningkatkan aset berisiko untuk mengimbangi kerugian (Allen dan Gale, 2000). Teori
ini telah ditemukan dukungan empiris dalam karya terbaru Jiménez, Lopez dan Suarina
(2013) dan Weill (2013) . Teori stabilitas-persaingan, di sisi lain, berpendapat bahwa
peningkatan kekuatan pasar mengarah pada peningkatan risiko bank. Teori ini mendukung
lebih banyak kompetisi yang dianggap mengurangi kekuatan pasar. Stiglitz dan Weiss (1981)
mengusulkan itu kompetisi yang lebih rendah menghasilkan kekuatan pasar yang lebih besar
bagi bank, yang mengakibatkan mereka meningkatkan suku bunga pinjaman tivities. Hal ini
menyebabkan peminjam lebih memilih proyek berisiko.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Mekanisme tata kelola perusahaan dengan obligasi konvensional dan spread sukuk
menyebar.
Pertanyaan peneliti adalah apakah semua instrumen keuangan yang inovatif ini berbeda
dari obligasi konvensional dalam hal perhitungan imbal hasil dari hasil sukuk?
Kehadiran investor institusi yang telah membeli obligasi korporasi dan sukuk daripada
membantu investor individu mengurangi biaya hutang dan manfaat pemantauan meningkat
dengan durasi investasi. Selain itu, kepemilikan saham mereka di Perusahaan penerbit
memiliki insentif yang lebih kuat untuk memantau manajemen perusahaan sehingga
mengurangi biaya hutang dan akibatnya mengurangi standard risiko (Barry et al., 2011 ) dan
meningkatkan kinerja perusahaan dalam jangka panjang menuju keputusan perencanaan
kebijakan utang (Susilawati et al., 2012 ). Alih-alih memiliki hubungan negatif dengan spread
hasil, kehadiran kepemilikan institusional ini memiliki efek positif yang signifikan spread
hasil di perusahaan multinasional (Boubakri dan Ghouma, 2010). Selain memiliki
kepemilikan saham dari investor institusi, perusahaan penerbit dengan karakteristik BOD
yang efektif, seperti yang disorot dalam kode praktik terbaik MCCG, dapat mengurangi risiko
default.
7. Manajemen Strategi
Pengaruh kombinasi strategi lingkungan perusahaan, top komitmen manajemen, dan
ketidakpastian lingkungan, dengan focus pada EMA terhadap kinerja lingkungan
perusahaan.
Pertanyaan peneliti adalah apakah penggunaan EMA dapat meningkatkan kinerja
lingkungan perusahaan?
Beberapa penelitian telah menunjukkan bukti melalui lensa NRBV (Darnall dan
Edwards, 2006; Hoffman et al., 2012; Journeault, 2016) dan menyimpulkan bahwa tiga
strategi ini dapat menghasilkan keunggulan kompetitif yang dapat dipertahankan. Namun,
Hart dan Dowell (2011) mengevaluasi kembali teori NRBV berdasarkan penelitian empiris
yang ada, dan menyimpulkan bahwa sebagian besar proposisi yang dibangun oleh Hart (1995)
adalah sudah didukung. Namun, bagaimana kombinasi dari perusahaan sumber daya
mempengaruhi kinerja lingkungan belum dieksplorasi lebih lanjut. Contoh studi terbaru yang
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
gagal menggunakan sebuah kombinasi sumber daya organisasi dalam analisisnya adala Karya
Wijethilake (2017) , yang baru-baru ini menguji mediasi
efek EMA pada hubungan antara keberlanjutan proaktif strategi dan kinerja keberlanjutan
perusahaan. Mempertimbangkan bahwa EMA berguna untuk memantau lingkungan biaya dan
pencatatan kinerja lingkungan ( Burritt dan Saka, 2006), sumber daya dan kemampuan
organisasi, seperti manajemen puncak komitmen agement, strategi lingkungan, dan kesadaran
ketidakpastian lingkungan akan menjadi anteseden yang relevan untuk EMA.
Dinamika strategi penetapan harga dan non-harga, kinerja manajemen pendapatan, dan
keunggulan kompetitif dalam industry perhotelan.
Pertanyaan peneliti adalah Apakaha dengan menghubungkan dimensi harga dan non-harga
pada kinerja manajemen pendapatan dan iklan kompetitif memberikan keuntungan dalam
bisnis perhotelan?
Dalam penelitian ini hubungan antara strategi penetapan harga, manajemen pendapatan dan
mendapatkan keunggulan kompetitif berada di bawah investigasi dalam konteks hotel.
Berbagai strategi penetapan harga biasanya digunakan di hotel adalah: harga berdasarkan
permintaan, harga berdasarkan biaya, harga penetrasi pasar, harga bundel produk, produk
opsional harga, harga psikologis, harga promosi, dan laba tawanan harga saluran ( Ivanov,
2014). Di sisi lain standar non-harga Tegies adalah: manajemen kapasitas, kontrak dan
pemesanan berlebihan, kamar jaminan ketersediaan, dan lama tinggal kontrol (Ivanov, 2014 ).
Kembali- pencari juga telah berupaya mengidentifikasi strategi penetapan harga yang dapat
mengarah pada keunggulan kompetitif dalam bisnis (misalnya, Ng, 2009 ; Nagle et al., 2016).
Namun, kesenjangan penelitian terletak pada kurangnya model pirical yang membangun
hubungan antara harga dan strategi penetapan harga, kinerja manajemen pendapatan, dan
perolehan keunggulan kompetitif dalam industri perhotelan.
1. Manajemen Keuangan
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Teori-teori yang berpeluang dalam menyelesaikan setiap pertanyaan pada setiap tema
dalam bidang ini adalah teori dari Helfat dan Martin, 2015; Li et al., 2018 ). Lebih lanjut teori
dari Harmon et al. (2009) , teori dari (Kallinikos et al., 2013; Yoo et al., 2012, teori dari (El
Sawy et al 2016 ., dan teori dari ( Chatterjee et al., 2002; Li et al., 2018 ).
2. Manajemen Operasional
Teori-teori yang berpeluang dalam menyelesaikan setiap pertanyaan pada setiap tema
dalam bidang ini adalah teori pilihan strategis (SCT) dan sus literature, teori dari Hsu et al.,
2016, Trkman, teori dari 2010, teori dari ( Naderi et al., 2018 ; teori dari Vom Brocke dan
Mendling, teori dari 2018, teori dari Akhavan et al., 2013; teori dari Dayan et al., 2017; teori
dari Qian et al., 2017, teoei dari Seman et al. (2019), dan teori dari Ikram dan Siddiqui (2019).
3. Manajemen Pemasaran
Teori-teori yang berpeluang dalam menyelesaikan setiap pertanyaan pada setiap tema
dalam bidang ini adalah teori dari (Fishbein dan Ajzen, 1977), Blackwell et al. (2001) dan
teori dari (Dodds et al. 1991 ; Schiffman dan Kanuk, 2000 ), teori dari ( Balabanis et al.,
2004; Pitelis & Teece, 2017, 2018), dan teori dari DC.
4. Manajemen SDM
Teori-teori yang berpeluang dalam menyelesaikan setiap pertanyaan pada setiap tema
dalam bidang ini adalah teori AMO dan penelitian ini berkontribusi pada literatur manajemen
oleh merawat kerangka kerja AMO ke dalam perspektif lingkungan.
5. Perilaku Organisasi
Teori-teori yang berpeluang dalam menyelesaikan setiap pertanyaan pada setiap tema
dalam bidang ini adalah teori dari (Foss, Lyngsie, & Zahra, 2015; Jansen, Tempelaar, Van den
Bosch, & Volberda, 2009; Raisch, Birkinshaw, Probst, & Tushman, 2009).
7. Manajemen Startegi
Teori-teori yang berpeluang dalam menyelesaikan setiap pertanyaan pada setiap tema dalam
bidang ini adalah teori lensa NRBV (Darnall dan Edwards, 2006; Hoffman et al., 2012;
Journeault, 2016), teori dari Karya Wijethilake (2017) , dan teori dari Burritt dan Saka, 2006),
i). Alasan mengapa menggunakan teori tersebut dalam setiap bidang
1. Manajemen Keuangan
Alasan menggunakan teori dari Helfat dan Martin, 2015; Li et al., 2018 ).
Lebih lanjut teori dari Harmon et al. (2009) , teori dari (Kallinikos et al., 2013; Yoo et al.,
2012, teori dari (El Sawy et al 2016 ., dan teori dari ( Chatterjee et al., 2002; Li et al., 2018 ).
Adalah karena teori-teori ini menjelaskan dengan sangat teliti dan jelas pada setiap topic yang
dijelaskan sperti halnya pada penjelasan dari tema penelitian. Teori-teori tersebut memberikan
penjelasan pada setiap temuan topik seperti halnya pada temuan teori Helfat dan Martin,
2015; Li et al., 2018 mengemukakan bahwa sebuah strategi keberlanjutan berfungsi sebagai
promotor dalam hubungan antara kemampuan manajerial dan kinerja keuangan. Dari level
digital ke level sedang lisasi, investasi harus didukung oleh pengembangan yang lebih tinggi
tingkat servitisasi, yang terwujud sebagai penawaran layanan tingkat lanjut dan mungkin
kemampuan organisasi lainnya.
2. Manajemen Operasioal
Alasan mengapa menggunakan teori pilihan strategis (SCT) dan sus literature dalam
menjawab setiap pertanyaan penelitian karena teori ini menjelaskan temuan teorinya pada
jurnal penelitian dengan jelas dimana manajer memainkan peran penting dalam keputusan
organisasi dan mereka membuat strategi keputusan ketika perusahaan perlu mengatasi
tantangan eksternal. Orientasi strategis mencerminkan arah strategis dan tujuan perusahaan,
diarahkan untuk operasi eksternal lingkungan dan didorong oleh manajer puncak. Diberikan
orientasi strategis yang tertanam dalam perusahaan, manajer akan menyebarkan strategi
terkait dalam menanggapi lingkungan eksternal. Ini juga membantu menjelaskan mengapa
perusahaan tidak mengambil tindakan untuk mengatasi masalah keberlanjutan yang mereka
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
temui. Oleh karena alasan tersebut saya menggunakan teori SCT dalam menjawab setiap
pertanyaan peneliti.
3. Manajemen Pemasaran
Alasan menggunakan teori tampilan DC karena dalam teori ini dpenjelasan dapat
dipahami dengan mudah dan teori ini memberikan dan menawarkan wawasan ke IM dalam
mengembangkan dan mengidentifikasi kemampuan perusahaan untuk (mengkonfigurasi
ulang) sumber daya sebagai sebuah elemen utama yang mendukung internasionalisasi. Jelas
bahwa teori ini dijelaskan untuk mudah dimengerti oleh para peneliti.
4. Manajemen SDM
Alasan menggunakan teori AMO karena teori ini dapat mempertimbangkan peran
sikap karyawan (misalnya, EEC) dan perilaku (misalnya, OCBE) menuju hubungan kinerja
HRM-organisasi. Konkretnya, penulis mengintegrasikan teori ini ke dalam hijau konteks
untuk membangun dan secara empiris menguji kerangka kerja konseptual. Oleh meningkatkan
pengetahuan kita tentang mediasi semacam itu, karya ini mengisi kurangnya penelitian
sebelumnya untuk berkontribusi pada literatur yang ada. Selain menggunakan teori AMO,
teori lain yang digunakan adalah teori yang berkontribusi pada literatur manajemen oleh
merawat kerangka kerja AMO ke dalam perspektif lingkungan.
5. Perilaku Organisasi
Alasan menggunakan teori dari (Foss, Lyngsie, & Zahra, 2015; Jansen, Tempelaar, Van
den Bosch, & Volberda, 2009; Raisch, Birkinshaw, Probst, & Tushman, 2009) karena teori ini
memberikan kontribusi yang sangat jelas pada paparan penelitian dalam tema jurnal yang
dituju.
dukungan empiris dalam karya terbaru Jiménez, Lopez dan Suarina (2013) dan Weill (2013) .
Selain dari teori kompetisi ada pula Teori stabilitas-persaingan dimana teori berpendapat
bahwa peningkatan kekuatan pasar mengarah pada peningkatan risiko bank. Teori ini
mendukung lebih banyak kompetisi yang dianggap mengurangi kekuatan pasar.
7. Manajemen Strategi
Alasan menggunakan teori Ivanov, 2014 karena teori memaparkan penjelasan dalam
penelitian dengan sangat jelas sehingga membuat pembaca atau peneliti dalam menliti jurnal
ini dapat dengan mudah untuk melaksanakan penelitian yang akan dilakukan.
2. Manajemen Operasional
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Teori mencakup further research dan terdapat implicatin bagi practicing managers
dimana further researchnya adalah Pertama, studi longitudinal akan sangat berguna
selanjutnya memeriksa sebab akibat antara orientasi strategis, SSM praktik, dan TBL. Kedua,
akan bermanfaat untuk memperpanjang studi ini ke sektor jasa, seperti industri pelabuhan dan
pengiriman (misalnya, Clott et al., 2018; Lam dan Wong, 2018 ). Ketiga, itu bermanfaat untuk
studi masa depan untuk menyelidiki dampak orientasi strategis terhadap jenis praktik
manajemen berkelanjutan lainnya (mis. Berkelanjutan pemilihan pemasok, praktik
manajemen internal, dan kolaborasition dengan pelanggan) dan TBL. Keempat, penelitian
kami berfokus pada karakteristik trade-off antara orientasi keberlanjutan dan peluang orientasi
erasi. Jalan untuk penelitian masa depan adalah untuk memeriksa dimensi yang lebih spesifik
dari orientasi ini dan kolektif mereka berdampak pada praktik SSM, yang dapat memberikan
tambahan manajerial wawasan.
Teori mencakup implikasi manajerial yaitu Pertama, manajer perlu memahami sifat
kontradiktif keduanya jenis orientasi strategis dalam mempengaruhi penerapan praktik
SSMtion. Mereka harus mewaspadai peran berpengaruh keberlanjutan itu bermain orientasi
dalam mengemudi praktik SSM. Dengan demikian, itu benar penting untuk memelihara
orientasi keberlanjutan dalam perusahaan yang dapat memandu arah strategis praktik SSM.
Temuan kami menarik perhatian manfaat lingkungan dan sosial yang berasal dari
implementasi praktik SSM. Oleh karena itu manajer dianjurkan umur untuk menggunakan
standar tertentu (misalnya, ISO 14001 dan Sosial Akuntabilitas 8000 sertifikasi) atau
beberapa alat evaluasi (misalnya, sebuah kode etik dan kuesioner) untuk meminta
pertanggungjawaban pemasok untuk perilaku keberlanjutan mereka.
3. Manajemen Pemasaran
Teori mencakup further research dan terdapat implicatin bagi practicing managers
dimana further researchnya adalah Pertama, kami membatasi pemeriksaan dispersi ke enam
kemampuan yang diketahui terkait dengan kinerja. Khususnya, teori DC mengusulkan
pengelolaan berbagai jenis kemampuan, Kedua, dispersi kemampuan IM menyiratkan
hubungan antar perusahaan. Sementara kami menyelidiki dua faktor moderasi tertentu untuk
dispersi - tautan adaptasi, moderator lain seperti organisasi (mis., tugas kompleksitas, waktu
untuk internasionalisasi) atau perilaku (misalnya, kepercayaan, konflik, frekuensi komunikasi)
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
dapat dipertimbangkan. Ketiga, penelitian kami berfokus pada dispersi kemampuan IM antar
perusahaan. Pemeriksaan simultan dispersi kemampuan IM di keduanya intra-firma (mis.
kantor pusat dan anak perusahaan internasional) dan antar batas yang tegas dapat
membuktikan wawasan sejak bentuk disperse masalah dan pengaruhnya dapat saling
melengkapi.
Teori implikasi manajerialnya yaitu Dengan menggunakan dispersi, perusahaan dapat
mengakses kemampuan pihak lain untuk lebih baik memengaruhi kinerja mereka. Namun,
sekadar mendispersikan kemampuan dan mengharapkan dispersi seperti itu untuk
mendapatkan manfaat mungkin belum tentu menumbuhkan kesuksesan kinerja karena
dispersi memengaruhi penjualan dan laba perusahaan secara tidak langsung melalui strategi
adaptasi perusahaan. Peran manajemen puncak harus lebih luas dan mempertimbangkan
keadaan bagaimana perusahaan IM kegiatan harus (re) diatur untuk mencapai hasil dalam
kegiatan ramah dengan penciptaan hasil nilai unggul. Kemampuan IM dispersi sebagai DC
dapat berfungsi sebagai mekanisme kapabilitas organisasi membangun kemampuan.
4. Manajemen SDM
Teori mencakup further research dan terdapat implicatin bagi practicing managers
dimana further researchnya adalah memperpanjang penelitian dengan mengeksplorasi
pengaruh praktik tambahan ini pada kinerja hijau perusahaan berdasarkan aditif, kombinatif,
dan model multiplikasi. Kedua, penelitian ini meneliti tiga GHRM berlatih secara terpisah.
Sejalan dengan beberapa publikasi terkait GHRM (misalnya, Zaid et al., 2018 ), investigasi
lebih lanjut memodelkan praktik GHRM ini tices sebagai konstruk orde kedua bisa menjadi
penelitian menarik rection. Ketiga, karyawan non-manajerial mungkin sesuai untuk data
pengumpulan karena mereka dapat menjawab praktik GHRM, EEC, OCBE, dan CEP.
Dengan demikian, pekerjaan lebih lanjut harus mengumpulkan data dari emisi non-
manajerial. karyawan untuk menyelidiki hubungan tersebut. Keempat, model interaksi dengan
efek interaktif dua arah dan tiga arah dari praktik GHRM dan peran mediasi EEC dan OCBE
menuju perusahaan GHRM hubungan kinerja lingkungan merupakan keprihatinan yang
menarik yang telah menarik perhatian banyak peneliti.
5. Perilaku Organisasi
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Teori mencakup further research dan terdapat implicatin bagi practicing managers
dimana further researchnya adalah Pertama, kontekstual lainnya faktor bisa dipertimbangkan
karena antar organisasi faktor kontekstual. Komunikasi dapat mempromosikan
konsistensitency dari peserta yang berbeda ( Aros dan Gibbons, 2018)
sementara konflik menghambat kerja sama ( Wu et al., 2017 ). Kedua, efek kualitas praktik
manajemen tergantung pada konteks (Zhang et al., 2012 ). Ketiga, karena perbedaan dalam
efek moderasi tata kelola kontrak dan kepercayaan, penelitian yang lebih bernuansa harus
dilakukan untuk meningkatkan tingkat pemahaman efek moderasi dari mekanisme tata kelola
sebagaimana diterapkan pada manajemen mutu praktik.
Teori implikasi manajerial adalah praktik manajemen mutu dapat diperiksa melalui
dua pendekatan yang berbeda. Satu untuk mendorong keterlibatan peserta dalam kegiatan
berkualitas dan yang lainnya adalah menggunakan alat dan metode dengan benar. Manajer top
harus memberikan dukungan tambahan untuk manajemen kualitas dan kerja sama di antara
peserta yang berbeda dalam suatu proyek untuk memanfaatkan sepenuhnya keterampilan dan
pengetahuan peserta dari organisasi yang berbeda. Yang lainnya berkaitan dengan kualitas
proses manajemen, dimana metode dan alat yang efektif harus dipilih untuk mencapai kinerja
luar biasa di Indonesia pengelolaan.
7. Manajemen Strategi
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Teori mencakup further research dan terdapat implicatin bagi practicing managers dimana
further researchnya adalah untuk melakukan pemodelan dan simulasi berbasis dinamika
sistem melalui dimana variasi dalam memperoleh keunggulan kompetitif dalam bisnisness
dapat disimulasikan untuk perubahan tertentu yang diperkenalkan dalam penetapan harga dan
non-strategi penetapan harga. Pada saat persiapan untuk Piala Dunia FIFA 2022 oleh Qatar,
penelitian ini telah keluar tepat waktu sebagai manajer hotel dapat mempertimbangkan saran
untuk memaksimalkan pendapatan mereka.
SOAL NOMOR 2 :
JAWAB :
1. Judul artikel yang terdapat dalam jurnal adalah Understanding purchase intention of
university students towards skincare products.
2. Uraian tujuan artikel yang terdapat dalam jurnal yaitu :
1. Untuk memeriksa faktor-faktor yang akan berkontribusi pada niat beli konsumen
terhadap produk perawatan kulit.
2. Untuk menyelidiki pengaruh dimensi ekuitas merek Aaker, yaitu, kesadaran merek,
asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek terhadap niat pembelian
konsumen pada produk perawatan kulit.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
3. Masalah yang terdapat dalam jurnal adalah kurangnya sampel peneliti yang dapat
mengakibatkan representasi populasi yang kurang sedang dipelajari, latar belakang
responden yang kurang menyebabkan penelitian membatasi generalisasi dan keterwakilan
dari sampel sebagai keseluruhan populasi
4. Masalah penelitian yang terdapat dalam jurnal adalah bagaimana peneliti menyelidiki
pengaruh dimensi ekuitas merek yaitu, kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas
dan loyalitas merek niat pembelian konsumen terhadap produk perawatan kulit.
5. Review literature yang terdapat dalam jurnal yaitu :
Niat pembelian
Niat pembelian mengacu pada kecenderungan individu untuk memperoleh produk
tertentu, dan memang demikian juga merupakan aspek penting dalam mengukur perilaku
konsumen (Fishbein dan Ajzen, 1977). Blackwell et al. (2001) mendefinisikan niat beli
sebagai “apa yang kami pikir akan kami beli”. Dengan demikian, niat beli dapat digunakan
untuk mengukur kecenderungan konsumen untuk membeli suatu produk, dan hubungan
antara dua komponen ini sedemikian rupa sehingga semakin kuat niat beli, semakin besar
keinginan konsumen untuk membeli suatu produk (Dodds et al. 1991 ; Schiffman dan Kanuk,
2000 ).
Menurut Kimery dan McCord (2002), mengukur konsumen, perilaku pembelian tidak
cukup mudah; karenanya, perilaku pembelian mereka biasanya dinilai menggunakan
pembelian niat. Zeithaml (1988) menerapkan opsi "mungkin untuk membeli", "dimaksudkan
untuk membeli", dan "Dianggap membeli" untuk mengukur niat beli. Sementara itu, empat
item telah diuraikan oleh Mathur (1999) untuk tujuan mengevaluasi niat beli. Barang-barang
ini adalah "Saya akan membeli dari merek ini", "Saya benar-benar akan mempertimbangkan
membeli dari ini merek "," Saya berharap untuk membeli dari merek ini ", dan" Saya benar-
benar berencana untuk membeli dari merek ini ”.
Kesadaran merek
Per Aaker (1991) , kesadaran merek didefinisikan sebagai kemungkinan yang dapat
dilakukan calon pembeli mengenali merek sebagai anggota dari kategori produk tertentu.
Aaker (1991) juga menyarankan bahwa kesadaran merek mencakup beberapa tingkatan mulai
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
dari sekadar pengenalan merek hingga dominasi merek yang akan menghasilkan situasi
pamungkas di mana merek tersebut berada merek utama yang ditarik oleh konsumen.
Selanjutnya, kesadaran merek diidentifikasi sebagai persepsi orang tentang suatu merek yang
menggabungkan semua preskriptif dan deskriptif elemen yang berkaitan dengannya (Li,
2004).
Dalam penelitian mereka, MacDonald dan Sharp (2000) mengemukakan bahwa
kesadaran merek mempengaruhi keputusan konsumen dalam tiga cara. Pertama, kesadaran
merek meningkatkan peluang bagi merek dimasukkan dalam set pertimbangan. Kedua,
kesadaran merek dapat digunakan sebagai: a heuristik untuk membuat keputusan pembelian.
Telah ditemukan bahwa konsumen biasanya menggunakan heuristik seperti membeli merek
yang telah mereka dengar, memilih merek yang mereka kenal, dan hanya membeli merek
yang populer dan akrab bagi mereka (Keller, 1993). Ketiga, kesadaran merek mengontrol
pengambilan keputusan pelanggan dengan mempengaruhi persepsi kualitas (MacDonald dan
Sharp, 2000 ). Menurut Keller (2003), brand awareness menawarkan tiga keuntungan untuk
proses pengambilan keputusan konsumen, yaitu, keunggulan belajar, pertimbangan
pertimbangan dan keunggulan pilihan.
Asosiasi merek
Asosiasi merek mewakili setiap elemen yang diidentifikasi dengan preferensi merek
(Aaker, 1991; Keller, 1993). Atau, Emari et al. (2012) mendefinisikan asosiasi merek sebagai
informasi positif atau negatif yang berkaitan dengan merek yang ada di benak konsumen,
yaitu bagian yang terhubung ke simpul memori otak. Juga telah diperdebatkan bahwa merek
asosiasi mencakup semua pikiran, perasaan, persepsi, bau, warna yang terkait dengan merek,
musik, gambar, pengalaman, kepercayaan dan sikap ( Kotler dan Keller, 2006), hal. 188).
Menurut Keller (1998), asosiasi merek dapat dilakukan melalui hubungan dengan sikap,
atribut, dan manfaat. Selain itu, Aaker (1991) menemukan bahwa asosiasi merek memang
menawarkan beberapa manfaat konsumen dengan membantu mereka untuk memproses atau
mengambil informasi, membedakan merek, menciptakan sikap atau perasaan positif di antara
konsumen, dan menghasilkan alasan untuk membeli merek. Asosiasi merek juga menciptakan
nilai-nilai untuk suatu merek dengan memberikan dasar bagi ekstensi.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
Persepsi kualitas
Zeithaml (1988) menggambarkan bahwa kualitas yang dirasakan bukanlah kualitas
produk yang sebenarnya jasa. Atau, itu diidentifikasi sebagai sudut pandang umum pelanggan
terhadap produk atau layanan merek. Argumen ini didukung oleh definisi Bhuian (1997)
tentang persepsi kualitas sebagai penilaian konsumen terhadap nilai tambah suatu produk.
Menurut Aaker (1991) , kualitas persepsi positif dapat mempengaruhi pelanggan, pilihan,
mendorong konsumen keputusan pembelian, memfasilitasi diferensiasi merek,
memungkinkan pelaksanaan perluasan merek dan memungkinkan perusahaan untuk
menetapkan harga premium. Persepsi kualitas juga dikaitkan dengan korporat profitabilitas (
Aaker, 1991). Selain itu, Jones et al. (2002) berpendapat bahwa persepsi kualitas berkorelasi
positif dengan niat beli, dan pandangan ini didukung oleh penelitian terbaru tentang
pengaruhnya ekuitas merek pada pilihan konsumen pada air minum kemasan bermerek (
Njuguna, 2014)). Itu ditemukan bahwa kualitas yang dirasakan berhubungan positif dengan
keputusan konsumen.
Loyalitas merek
Loyalitas merek didefinisikan oleh Aaker (1991) sebagai keadaan yang menampilkan
kecenderungan konsumen beralih ke merek lain, terutama ketika merek melakukan perubahan
harga atau fitur produk. Oliver (1997) mencirikan loyalitas merek sebagai rasa komitmen
terhadap terus-menerus membeli kembali atau membuat ulang produk atau layanan yang
disukai di masa depan, terlepas dari apa pun dari setiap taktik pemasaran atau pengaruh
situasional yang dapat bertindak atas peralihan perilaku. Sementara itu, Keller (2003)
menggambarkan loyalitas merek dalam hal hubungan dan keterkaitan antara konsumen dan
sebuah merek; konsumen dengan loyalitas merek yang lebih kuat diklaim memiliki “merek
yang lebih tinggi resonansi".
Travis (2000) mengklaim bahwa loyalitas merek adalah “tujuan akhir dan makna merek
keadilan"; oleh karena itu, dianggap sama dengan ekuitas merek.
Bukti empiris dari Salomo dan penelitian Stuart (2009) mendukung klaim ini karena
ditemukan keputusan pembelian yang didasarkan pada kesetiaan mungkin menjadi kebiasaan
yang menghasilkan ekuitas merek. Tambahan, Aaker (1991) menggambarkan loyalitas merek
sebagai mental konsumen terhadap merek yang mendorong mereka untuk secara konsisten
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
membeli merek yang sama. Yoo et al. (2000) juga mengklaim merek itu Loyalitas memiliki
kemampuan untuk mempengaruhi pilihan konsumen untuk membeli produk atau merek yang
sama dan berhenti beralih ke merek lain. Apalagi tanpa melakukan evaluasi apa pun, merek-
loyal konsumen hanya akan membeli merek tanpa diragukan lagi berdasarkan pengalaman
sebelumnya (Yee dan Sidek, 2008 ), menyiratkan bahwa loyalitas merek akibatnya dapat
meningkatkan konsumen niat beli (Malik et al. , 2013). Temuan ini didukung oleh penelitian
empiris dilakukan oleh Khan et al. (2015) dalam menyelidiki hubungan antara ekuitas merek
dimensi dan pengaruh masing - masing dimensi pada niat pembelian konsumen Malaysia di
industri fashion. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa loyalitas merek adalah
Dimensi yang paling menonjol yang memengaruhi niat beli.
mengurangi evaluasi produk dan risiko pemilihan saat membeli suatu produk ( Aaker,
1996; Buil et al. , 2013; Keller dan Lehmann, 2003; Rubio et al. , 2014 ).
7. Uraian metode-metode penelitian yang dipilih mulai dari data yang diperlukan sampi alat
analisis yang digunakan antara lain :
Penelitian dilakukan di Universitas Swasta Lokal di Melaka, Malaysia, dengan sampel
total 150 mahasiswa di Melaka, Malaysia, direkrut untuk memeriksa perilaku konsumen
muda terhadap produk perawatan kulit di negara ini. Penelitian juga telah menggunakan
convenience sampling non-probabilitas dalam menentukan sampel dan data dikumpulkan
dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari pertanyaan tertutup. Convenience
sampling dipilih secara khusus karena mudah diakses peneliti ( Sekaran dan Bougie, 2013
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
). Selain itu, kuesioner dirancang untuk alamat data mulai dari informasi demografis
responden hingga semua independen dan variabel dependen dari penelitian ini. Pengukuran
untuk semua variabel dirancang dalam lima poin skala Likert dengan 1 = sangat tidak
setuju, 2 = tidak setuju, 3 = tidak setuju atau pun tidak tidak setuju, 4 = setuju dan 5 =
sangat setuju. Data selanjutnya dianalisis menggunakan SmartPLS untuk melakukan model
pengukuran dan model struktural.
bagi perusahaan untuk merumuskan strategi yang relevan dalam memastikan bahwa
pelanggan mereka akan memiliki asosiasi merek yang positif.
5. Temuan Aaker, s (1991) menemukan bahwa kualitas adalah criteria paling kritis
ketika membuat pilihan. Literatur sebelumnya juga dibenarkan bahwa persepsi
kualitas dianggap sebagai dimensi penting untuk ekuitas merek di berbagai kerangka
kerja (Dyson et al. , 1996 ; Farquhar, 1989 ; Keller, 1993) seperti yang dirasakan
kualitas secara strategis memengaruhi ekuitas merek dengan mengurangi risiko yang
dirasakan (Aaker, 1991 ; Erdem et al. 2004; Keller, 1993 ).
6. Temuan , Yoo (2000) mencatat bahwa persepsi kualitas positif akan meningkatkan
ekuitas merek mengingat kualitas yang dirasakan adalah bagian dari ekuitas merek
yang menyebabkan konsumen untuk memilih merek tertentu daripada merek pesaing.
Karena itu, perusahaan harus dapat membangun atribut kualitas yang dirasakan yang
signifikan untuk keduanya industri dan konsumen. Penting juga bagi perusahaan untuk
menentukan isyarat dan isyarat itu tersedia untuk persepsi kualitas karena kualitas
produk sering dinilai berdasarkan luasnya berbagai isyarat informasi yang diambil dari
produk.
7. Temuan lain didukung oleh penelitian empiris yang dilakukan oleh Khan et al. (2015)
dalam menyelidiki hubungan antara ekuitas merek dimensi dan pengaruh masing -
masing dimensi pada niat pembelian konsumen Malaysia di industri fashion. Hasil
dari penelitian ini mengungkapkan bahwa loyalitas merek adalah Dimensi yang paling
menonjol yang memengaruhi niat beli.
8. Menurut Yoo et al. (2000) , konsumen loyal merek akan memilih untuk membeli
produk atau merek yang sama dan berhenti beralih ke merek lain. Meskipun
pemasaran taktik atau pengaruh situasional yang dapat bertindak saat beralih perilaku,
loyal terhadap merek konsumen memiliki rasa komitmen untuk terus-menerus
membeli kembali atau repatronise yang disukai merek, produk atau layanan di masa
depan (Oliver, 1997).
9. Temuan Bowen dan Shoemaker, 1998) juga berpendapat bahwa pelanggan setia akan
lebih sering banyak membeli dibandingkan dengan rekan-rekan mereka yang tidak
loyal Pendeknya, konsumen yang loyal akan memilih untuk membeli merek yang
sama secara terus-menerus dan berhenti beralih ke merek lain. Akibatnya, konsumen
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
akan setuju untuk membayar harga premium untuk merek tersebut selain membuat
rekomendasi merek kepada konsumen baru. Dengan demikian, perusahaan harus
mempertahankan loyalitas merek konsumen dengan terus meningkatkan strategi
manajemen merek mereka.
3. Penelitian saat ini hanya berfokus pada respon mahasiswa di usia tersebut kisaran 18
hingga di atas 25 tahun. Oleh karena itu, penelitian yang akan datang dapat
mempelajari usia yang lebih luas pada kelompok sehingga pengaruh kelompok umur
pada niat pembelian produk perawatan kulit dapat dievaluasi.
4. Karena penelitian ini terdiri dari lebih banyak perempuan Cina, penelitian selanjutnya
harus dilakukan dengan mempertimbangkan untuk memasukkan lebih banyak
responden dari etnis lain dan juga merekrut lebih banyak responden laki-laki. Faktor-
faktor ini akan berkontribusi untuk menghasilkan hasil yang lebih meyakinkan
menggeneralisasi populasi seluruh mahasiswa.
10. Berdasarkan uraian diatas rencana tema penelitian yang akan saya lakukan adalah
PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SMARTHPONE MEREK SAMSUNG.
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/
KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS JURUSAN MANAJEMEN
Alamat :KampusBumiTridharma, Anduonohu,
Telp.(401)3008366.Fax(401)3130887
Laman:http://feb.uho.ac.id/manajemen/