Makalah Bencana Alam Angin Puting Beliung
Makalah Bencana Alam Angin Puting Beliung
OLEH :
NAMA : SRI RAHAYU (01.2018.126)
SURIATI (01.2018.099)
IRAWADI RASYID (01.2018.093)
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan hidayah –
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta generasi
Makalah yang berjudul “Bencana Angin Puting Beliung”. Makalah ini berisi
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak
yang terkait dan yang paling penting adalah bermanfaat bagi masyarakat. Kritik dan
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................................i
Daftar Isi...................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan..................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................3
1.4 Manfaat......................................................................................................4
4.1 Kesimpulan................................................................................................22
4.2 Saran..........................................................................................................22
Daftar Pustaka..........................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di antara dua benua
yaitu Benua Asia dan Benua Australia, serta berada di antara dua samudera yaitu
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Letak geografis Indonesia tersebut mempunyai
pengaruh terhadap perubahan angin asia dan angin australia yang selalu berganti arah
dua kali selama setahun, hal ini terjadi karena mengikuti pergeseran matahari ke arah
yaitu musim kemarau dan musim hujan. Perubahan musim kemarau ke musim hujan
atau sebaliknya disebut masa peralihan antar musim atau lebih dikenal dengan musim
pancaroba.
menjelaskan bahwa Cuaca Ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak
lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.
Bencana Alam yang ditimbulkannya adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang
prediksi. Dimana pada musim pancaroba kerap terjadi cuaca ekstrim, seperti; hujan
1
badai, hujan es, petir, angin kencang, angin puting beliung, banjir dan longsor serta
gelombang laut yang tinggi. Kejadian cuaca ekstrim ini terjadi di hampir seluruh
Indonsia selama bulan-bulan musim peralihan. Kejadian cuaca ekstrim pada musim
pancaroba yang paling banyak adalah bencana angin puting beliung. Musim
pancaroba biasanya suhu udara berubah menjadi lebih panas dan gerah, disertai
datangnya angin kencang, terjadinya awan gelap yang relative singkat serta hujan
peralihan musim kemarau/hujan (pancaroba). Hal ini terjadi karena proses perubahan
arah angin asia dan angin Australia yang terjadi dua kali setahun. Perubahan arah
permukaan dan lapisan atas yang cukup besar sehingga menimbulkan daya sedot
udara dari permukaan ke lapisan atas yang kuat. Namun area kejadian angin puting
beliung pada umumnya sangat lokal dan dalam waktu yang singkat. Tanda-tanda akan
terjadinya angin puting beliung, antara lain; (1) Sehari sebelumnya udara malam hari
terasa panas dan gerah, (2) Pada pagi hari langit cerah dan sekitar pukul 10.00 pagi
ada pertumbuhan awan gelap yang cepat, (3) Terbentuk awan gelap Cumulusnimbus
(Cb) yang bentuk awannya seperti bunga kol, (4) Angin dingin mulai berhembus dan
ranting serta daun pepohonan disekitar mulai bergoyang kencang, (5) Angin dingin
semakin lama semakin kencang dan terjadilah angin ribut (puting beliung).
Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama
periode tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia,
Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting
beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-
luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, serta rumah rusak
Berdaskaran latar belakang di atas, rumusan masalah dalam makalah ini yaitu,
sebagai berikut:
5. Bagaimana mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah
terjadi bencana ?
1.3 Tujuan
5. Mengetahui mitigasi bencana angin puting beliung sebelum, saat dan setalah
terjadi bencana
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan makalah ini yaitu, secara
khusus untuk memenuhi tugas mata kuliah mitigasi bencana alam yang dibebankan
kepada kami dan secara umum untuk menambah pengetahuan kita mengenai segala
sesuatu tentang angin puting beliung dan bagaimana mitigasi bencana angin puting
TINJAUAN PUSTAKA
Angin puting beliung adalah kolom udara yang berputar kencang yang
membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian langka dari
dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Angin puting beliung muncul dalam
banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terkihat jelas
yang ujungnya yang menyentuh buimi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan
Tornado adalah angin kencang yang berputar dengan kecepatan lebih dari 60-
90 km/jam yang berlangsung 5-30 menit akibat adanya perbedaan tekanan yang
sangat besar dalam area skala yang sangat lokal yang terjadi di bawah atau di sekitar
udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting
beliung. Selain itu juga karena didalam awan terjadi arus udara naik keatas yang kuat.
Hujan belum turun, titik-titik air maupun Kristal es masih tertahan oleh arus udara
pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul,
akibat radiasi matahari disiang hari tumbuh awan secara vertical, selanjutnya didalam
awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan udara
yang tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke
Kebanyakan puting beliung mempunyai angin salju 175 km/j atau kurang,
dengan lebar 250 kaki (75 meter), dan bergerak beberapa kilometer sebelum lenyap.
lebar lebih dari 1,6 km, dan boleh bergerk melebihi 100 kilometer.
Angin puting beliung berasal dari jenis awan bersel tunggal dan berlapis-lapis
(awan Cb) dekat dengan permukaan bumi, dimana jenis awan ini biasanya berbentuk
bunga kol dan pertumbuhannya menjulang vertikal sampai pada ketinggian lebih dari
30.000 ft, dan bisa juga berasal dari multi sel awan, dengan luasan area horizontalnya
sekitar 0-5 Km
Angin puting beliung kejadiannya singkat antara 3-5 menit setelah itu diikuti
Km/jam atau lebih dengan durasi yang sangat singkat dan tidak sama dengan
fenomena badai yang sering melanda di negara Amerika, Australia, Filipina, Jepang,
Korea maupun China. Jadi wajar kalau peristiwa ini hanya bersifat lokal dan tidak
merata, sedangkan angin kencang dapat berlangsung lebih dari 30 menit bahkan bisa
Puting beliung ini biasanya terjadi pada saat musim peralihan atau pada saat
cuaca hujan atau di musim hujan yang hujannya masih banyak terjadi pada siang hari
atau malam hari, karena memang fenomena nya selalu terjadi setelah lepas pukul
13.00 – 17.00 waktu setempat, namun demikian tidak menutup kemungkinan dapat
3. Diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat
jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi yang yang secara visual seperti bunga
kol.
4. Awan tiba-tiba berubah warna dari warna putih menjadi warna hitam pekat (awan
Cb).
5. Ranting pohon dan daun bergoyang cepat karena tertiup angin disertai angin
sekitar 1 jam, oleh karena itulah masyarakat agar tetap waspada selama periode
ini.
Melihat hasil data perbandingan bencana alam per jenis kejadian selama
periode tahun 1815-2014 (sumber data BNPB) yang terjadi di wilayah Indonesia,
Gambar 2.2 Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Periode Th. 1815-2014 di
wilayah Indonesia (sumber : BNPB)
Data dari BNPB, selama tahun 2013 telah terjadi kejadian angin puting
beliung di wilayah Indonesia sebanyak 503 kejadian, jumlah meninggal 31 jiwa, luka-
luka 171 jiwa, menderita 45.774 jiwa, mengungsi 1.598 jiwa, sera rumah rusak ringan
a. Kejadiannya singkat, antara 3 hingga 10 menit, setelah itu diikuti angin kencang
d. Terjadi di musim pancaroba dan sebagian kecil di musim hujan, saat hujan di
a. Sehari sebelumnya udara pada malam dan pagi terasa panas, sumuk, pengap.
b. Sekitar jam 10 pagi terlihat awan cumulus (awan berlapis-lapis), diantara awan
tersebut ada satu jenis awan yang memiliki batas tepi sangat jelas berwarna abu-
c. Selanjutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi hitam gelap.
d. Jika ranting pohon bergoyang, maka hujan dan angin kencang akan datang.
f. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan yang tiba-tiba deras, apabila
hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari lingkungan kita berdiri.
g. Terdengar sambaran petir yang cukup keras, yang merupakan pertanda hujan
kemungkinan hujan deras yang pertama kali turun akan diikuti oleh angin
kencang baik yang termasuk dalam kategori puting beliung atau angin kencang
Puting beliung merupakan dampak dari awan Cumulonimbus yang biasa tumbuh
Terjadi secara tiba-tiba (2-5 menit) pada area skala yang sangat lokal
Lebih sering terjadi pada siang hari dan lebih banyak di daerah dataran rendah
Tabel 2.1. Karakteristik Angin Puting Beliung (sumber: BMKG)
Jika terdapat pohon yang rimbun dan tinggi serta rapuh agar segera ditebang
Perhatikan atap rumah yang sudah rapuh, karena pada rumah yang rapuh
sangat mudah sekali terhempas, sedangkan pada rumah yang permanent, kecil
kemungkinan terhempas.
Apabila melihat awan yang tiba-tiba gelap, semula cerah sebaiknya untuk
topan mendekat
sekolah, rumah sakit, pabrik, pusat perbelanjaan, gedung pencakar langit, maka
yang anda harus lakukan adalah segera menuju ke ruangan yang telah
jauhilah sudut sudut ruangan, jendela, pintu, dan dinding terluar bangunan.
Semakin banyak sekat dinding antara diri anda dengan dinding terluar gedung
Jika anda berada di luar ruangan dan jauh dari tempat perlindungan, maka
akan lebih aman tiarap pada tempat yang datar dan rendah
Hati hati terhadap benda benda yang diterbangkan angin puting beliung. Hal
Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari
63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5
menit. Orang awam menyebut angin puting beliung adalah angin “Leysus”, di daerah
Sumatera disebut “Angin Bohorok” dan masih ada sebutan lainnya. Angin jenis ini
yang ada di Amerika yaitu “Tornado” mempunyai kecepatan sampai 320 km/jam dan
berdiameter 500 meter. Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore
hari pada musim pacaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang
terlempar.
Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat
adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang
menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai
semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di
awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi)
3.2 Proses Terjadinya Angin Puting Beliung
Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya
Fase Tumbuh
Dalam awan terdiri dari arus naik ke atas yang kuat. Hujan belum turun, titik-
titik air maupun kristal-kristal es, masih tertahan oleh arus udara yang naik ke atas
puncak awan.
Fase Dewasa
Titik-titik air tidak tertahan lagi oleh udara naik ke puncak awan. Hujan turun
menimbulkan gaya gesek antara arus udara naik dan turun. Temperatur massa udara
yang turun lebih dingin dari udara sekelilingnya. Antara arus udara yang naik dan
turun dapat menimbulkan arus geser memutar, dan membentuk pusaran. Arus udara
ini memutar semakin cepat, irip seperti sebuah siklon yang “menjilat” bumi sebagai
angin puting beliung. Terkadang disertai hujan deras yang membentuk pancaran air
(water spout).
Fase Punah
Udara panas dan dingin bertemu, sehingga saling bentrok dan terbentuklah
puting beliung. Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim
pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul,
akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di
dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan
yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus
1. Biasanya kalau ada suhu udara sangat panas terutama satu hari sebelumnya udara
panas pada malam hari ini patut di waspadai karena kalau tidak hujan ada angin
kencang.
2. Pada pagi hari sekitar sebelum pukul 12 terlihat tumbuh awan yang berlapis-lapis
dan diantara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya
sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi. Apalagi kalau angin tersebut
3. Awan yang berlapis tersebut proses berikutnya adalah awan tersebut akan cepat
tersebut, apakah ada dahan atau ranting yang sudah bergoyang sangat cepat.
Biasanya tidak akan lama lagi hujan dan angin kencang pun akan tiba.
5. Selanjutnya udara dingin terasa disekitar kita ketika langit gelap gulita mendung
6. Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan tiba-tiba dengan sangat
deras, kalau hujan gerimis maka angin kencang masih jauh dari linkungan kita.
7. Adanya sambaran petir yang cukup keras meski tidak hujan, apabila kejadian
tersebut dirasakan oleh kita maka tidak menutup kemungkinan hujan lebat dan
8. Adanya hujan sangat lama hingga berhari-hari maka bisa menimbulkan angin
puting beliung, jangankan hanya hujan 1 jam saja angin sudah kencang.
bagi manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Bencana angin puting beliung
bila menimbulkan korban dan kerusakan pada bangunan infrastruktur, hal ini
tergantung dari skala intensitas angin. Semakin tinggi intensitas angin maka akan
semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting beliung yang terjadi
di indonesia memiliki skala intensitas antara F1 dan F0, yang digolongkan pada
4. Membahayakan keselamatan
5. Mengakibatkan banjir
Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk bencana angin puting :
1. Membuat sruktur bangunan yang memenuhi syarat teknis untuk mampu bertahan
5. Pembuatan bangunan umum yang cukup luas yang dapat digunakan sebagai
tempat penampungan sementara bagi orang maupun barang saat terjadi serangan
angin topan.
1. Sebelum bencana:
Memangkas ranting pohon besar dan menebang pohon yang sudah rapuh serta
Jika tidak penting sekali, hindari bepergian apabila langit tampak awan gelap
dan menggantung
2. Saat bencana:
Segera berlindung pada bangunan yang kokoh dan aman begitu angin kencang
menerjang
Jika memungkinkan segeralah menjauh dari lokasi kejadian karena proses
Jika saat terjadi puting beliung kita berada di dalam rumah semi
untuk mencari perlindungan di tempat lain karena bisa jadi rumah tersebut
akan roboh
Hindari berteduh di bawah pohon besar, baliho, papan reklame dan jalur kabel
listrik
terburu-buru keluar dari tempat perlindungan yang aman jika angin kencang
3. Setelah Bencana:
dapur umum
4.1 Kesimpulan
berikut:
1. Angin puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63
km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum 5
menit.
2. Proses terjadinya puting beliung sangat terkait erat dengan fase tumbuh nya awan
Cb (Cumulonimbus) yang terdiri dari 3 fase, yaitu: Fase Tumbuh, Fase Dewasa
3. Penyebab terjadinya angin puting beliung yaitu udara panas dan dingin bertemu,
sehingga saling bentrok dan terbentuklah puting beliung. Arus udara yang turun
4. Setiap bencana alam selalu membawa dampak dan menimbulkan kerugian bagi
manyarakat, berupa korban jiwa, dan material. Semakin tinggi intensitas angin
maka akan semakin berat tingkat kerusakan yang ditimbulkan Angin puting
beliung.
5. Bencana angin puting beliung dapat dilakukan sebelum terjadi bencana, saat
Saran yang ingin saya sampaikan pada makalah ini yaitu kita sebagai
menghadapi bencana alam angin puting beliung pada masyarakat yaitu sebelum, saat
[Fahmi 2013] Fahmi Rosdiana, Puting Beliung, Bencana Regional dengan Sebaran
Nasional, Jurnal Mitigasi Bencana, ITB-Bandung, 2013
[KEP009 2010] BMKG, Kep.009 Tahun 2010 tentang Prosedur Standar Operasional
Pelaksanaan Peringatan Dini, Pelaporan, Dan Diseminasi Informasi Cuaca
Ekstrim, BMKG, Jakarta, 2010.
[BNPB 2014] BNPB, Perbandingan Jumlah Kejadian Bencana Per Jenis Bencana Th.
1815-2014, http://dibi.bnpb.go.id/DesInventar/dashboard.jsp? ID (diakses 27
April 2015).
http://www.bmkg.go.id/bmkg_pusat/Publikasi/Artikel/MITIGASI_BENCANA_ALA
M_MUSIM_PERALIHAN-PANCAROBA.bmkg.(diakses 27 April 2015).