SKRIPSI
Oleh
1. ARINI SILKA MARDLIYA 201751039
2. DWI CITRA
3. EFILENDRIA
4. NOFI ARIYANTI
5. SISKA INDRIYANI 201751305
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul
“FORMULASI TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK ETANOL KELOPAK
BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa L.)” adalah karya kami sendiri dan tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik, baik di Institut
Sains dan Tenologi AL-KAMAL maupun di Perguruan Tinggi lain. Informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah dicantumkan dalam daftar rujukan yang dituliskan dalam skripsi ini.
Materai Rp 6.000,00
PERSETUJUAN SKRIPSI
DISETUJUI OLEH
Pembimbing I Pembimbing II
( ) ( )
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
PENGESAHAN SKRIPSI
OLEH
Arini Silka Mardliya 201751039
Dwi Citra
Efilendria
Nofi Arfiyanti
Siska Indriyanti
Mengesahkan,
Ketua Program Studi Farmasi
(Drs. R. Muhammad Sadikin, M.M., Apt.)
Penguji Skripsi:
1. Prof. Dr. Ketua Penguji, Apt. 1. …………….
2. Dr. Penguji Kedua, Apt. 2. ……………..
3. Dr. Penguji Ketiga 3. ……………..
Memperbanyak atau menerbitkan sebagian atau seluruh isi skripsi haruslah seizin
Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal.
Perpustakaan yang meminjam skripsi ini untuk keperluan anggotanya harus mengisi
nama dan tanda tangan peminjam dan tanggal peminjaman.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim..
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada
kita semua. Sehingga dengan bentuk kasih sayang-Nya kita masih dapat menghirup
udara dan bernafas serta melakukan aktifitas sebagaimana mestinya. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa umat manusia keluar dari zaman kebodohan menuju zaman yang terang
benderang.
Pada kesempatan kali ini, Alhamdulillah penulis telah berhasil menyelesaikan
makalah yang berjudul “FORMULASI TABLET EFFERVESCENT DARI EKSTRAK
ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus Sabdariffa L.)” ini dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Sediaan
HerbalSteril yang diampu oleh Ibu Satya Candra Indra Y., M. Farmapt. Dewi Rahma
Fitri, M.Farm.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari
segi isi maupun tata bahasa. Oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman
mahasiswa serta dosen yang bersifat membangun selalu diharapkan guna memperbaiki
karya-karya penulis di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
dan membawa berkah kepada kita semua terutama bagi para pembaca sekalian. Amin
Yaa Robbal ‘Alamin.
Penulis
ABSTRAK
Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) merupakan salah satu tanaman obat yang termasuk ke
dalam famili Malvaceae. Secara empiris, Rosella berkhasiat dalam menyembuhkan
berbagai macam penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula yang
paling baik dalam pembuatan tablet effervescent dari ekstrak etanol kelopak bunga
Rosella dengan variasi kadar Polivinilpirolidon (PVP) sebagai pengikat. Ekstrak etanol
kelopak bunga Rosella dibuat menggunakan metode maserasi dalam etanol 70% dengan
perbandingan 1:5. Tablet efervesen dibuat menggunakan metode granulasi basah
dengan variasi PVP sebesar 0,1%, 0,5%, 1%, 5%, dan 10%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa perbedaan kadar PVP mempengaruhi sifat fisik tablet yaitu
penampilan, keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan tablet, friabilitas, dan
waktu larut. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa formula I yang paling
baik.
ABSTRACT
Rosella ( Hibiscus sabdariffa L.) is a herb that include Malvaceae family. At first,
Rosella breeding directed to gain stem fiber as material of string andsubstitute of hemp,
but nowadays the aim of Rosella breeding has changed become material of food and
beverages. Empirically, Rosella has ability of healing many disease.This research
aimed to know the bestformula of effervescent tablet from calix rosella (Hibiscus
sabdariffa L.) etanolic extract with concentration variety of Polyvinylpirrolidone (PVP)
as binder. Calix Rosella etanolic extract was made with maceration method used
Etanol 70% with comparison 1:5. Effervescent tablet has made by wet granulation
method with PVP variety: 0,1%, 0,5%, 1%, 5%, and 10%.The result showed that the
differences of PVP concentration would effect the characteristic of tablet, there was
performance, size uniformity, weight uniformity, tablet hardness, friability, and
dissolution time. Formula scoring with that parametre shows that the first formula as
the best formula.
DAFTAR ISI
C. Tablet Effervescent
1. Pengertian Tablet Effervescent………………………………. 2
2. Karakteristik dan Bahan Dasar Tablet Effervescent…………. 2
3. Metode Dalam Pembuatan Tablet Effervescent……………… 2
4. Teknik Formulasi Tablet Effervescent……………………….. 2
5. Evaluasi Sediaan……………………………………………… 2
6. Kelebihan Tablet Effervescent………………………………… 2
7. Kekurangan Tablet Effervescent………………………………. 2
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat beragam,
negara terbesar kedua keanekaragaman hayatinya setelah Brazil. Di Indonesia,
dikenal lebih dari 20.000 jenis tumbuhan obat. Namun, baru 1.000 jenis tanaman
telah terdata dan baru sekitar 300 jenis saja yang sudah dimanfaatkan untuk
pengobatan tradisional (Hariana, 2005). Krisis moneter yang melanda Indonesia dan
berlanjut menjadi krisis ekonomi nyang berkepanjangan, berdampak pada
melonjaknya harga oba-obatan modern secara drastic, oleh karena lebih dari 90%
bahan bakunya tergantung impor. Kecenderungan kuat dari masyarakat untuk back
to nature atau kembali kealam menggunakan pengobatan dengan bahan alam, tidak
hanya berlaku di Indonesia. Didukung dengan adanya Kebijakan Menteri Kesehatan
RI tahun 1999 untuk mengembangkan dan memanfaatkan tanaman obat asli
Indonesia untuk kebutuhan farmasi di Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut sudah sewajarnya kalau Indonesia membangun industri
dan mengembangkan penelitian-penelitian pada sektor yang berbasis
keanekaragaman hayati (Maheshwari, 2002). Tanaman Rosella (Hibiscus
sabdariffa Linn) merupakan famili Malvaceae. Konon tanaman ini berasal dari
India barat, Afrika, dan Timur Tengah. Di Indonesia sendiri, nama Rosella
sebenarnya telah dikenal sejak tahun 1922. Awalnya pembudidayaan Rosella
ditujukan untuk memperoleh serat batangnya sebagai bahan baku pembuatan tali
dan pengganti rami, namun sekarang tujuan budi dayanya bergeser sebagai
penghasil bahan makanan dan minuman. Seluruh bagian tanaman ini mulai dari
buah, kelopak, bunga, dan daunnya dapat dimakan. Secara empiris, Rosella
berkhasiat sebagai antiseptik, aprodisiak, diuretik, sedative, dan tonik. Herbal
Rosella banyak mengandung Kalsium, Vitamin (terutama C, A,D, B1, dan B2),
Magnesium, omega-3, beta karoten, dan 18 asam amino essensial (Maryani dan
Kristina, 2008).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang farmasi yang
demikian pesat mendorong para farmasis untuk membuat suatu formulasi yang tepat
untuk mengolah bahan alam menjadi suatu bentuk sediaan yang acceptable atau
dapat diterima oleh masyarakat, selain parameter kualitas yang tetap harus
terpenuhi. Tujuan formulasi tersebut adalah meningkatkan minat masyarakat dalam
mengkonsumsi obat-obat dari bahan alam (Lestari dan Natalia, 2007).
Pemikiran tersebut melatarbelakangi dilakukannya penelitian tentang pembuatan
bentuk sediaan tertentu menggunakan ekstrak etanol kelopak bunga Rosella. Bentuk
sediaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah tablet efervesen, mengingat bentuk
ini dalam hal tertentu relatif memiliki banyak keuntungan dibanding bentuk sediaan
lain, diantaranya dalam hal penyiapan larutan dalam waktu seketika yang
mengandung dosis obat yang tepat, menghasilkan rasa yang enak karena adanya
karbonat yang membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu, dan mudah
untuk digunakan serta nyaman..
Penelitian ini bertujuan untuk formulasi tablet efervesen ekstrak etanol kelopak
bunga Rosella berikut kontrol kualitasnya, sehingga dapat diperoleh suatu sediaan
tablet efervesen ekstrak etanol kelopak bunga Rosella yang memenuhi persyaratan.
Formulasi dirancang dengan mengubah kadar Polivinilpirolidon (PVP) sebagai
pengikat, sehingga jumlah optimum dari bahan pengikat yang dibutuhkan harus
ditentukan dengan tepat. Ketepatan jumlah bahan pengikat yang digunakan akan
mempengaruhi sifat fisik tablet efervesen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah
membuat formulasi tablet effervescent dari ekstrak etanol kelopak bunga Rosella
(Hibiscus Sabdariffa L.)
ekstrak rimpang jahe emprit (Zingiber officinale Rosc.) dengan variasi kadar asam
tartrat.
C. Batasan Masalah
Batasan masalah dari penelitian ini adalah membuat formulasi tablet effervescent
dari ekstrak etanol kelopak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) dengan
menggunakan Polivinilpirolidon (PVP) sebagai pemgikat.tablet effervescent ekstrak
rimpang jahe emprit (Zingiber officinale Rosc.) dengan variasi kadar asam tartrat.
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk membuat formulasi tablet efervesen ekstrak etanol kelopak bunga Rosella
berikut kontrol kualitasnya, sehingga dapat diperoleh suatu sediaan tablet
efervesen ekstrak etanol kelopak bunga Rosella yang memenuhi persyaratan.
2. Untuk mengetahui cara pembuatan tablet effervescent dengan kandungan bahan
herbal
E. Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi kepada masyarakat bahwa terdapat peluang untuk
memanfaatkan bahan herbal seperti kelopak bunga rosella untuk dibuat sedian
tablet effervescent.
2. Penelitian dapat menghasilkan sediaan tablet effervescent dari ekstrak etanol
kelopak bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) dari rimpang jahe emprit yang
memiliki mutu fisik yang baik.
3. penelitian diharapkan dapat memberikan inovasi bagi masyarakat atau peneliti
selanjutnya untuk dapat menjadikan rimpang jahe empritkelopak bunga rosella
sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan sediaan herbal tablet
effervencent.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Akar
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai akar tunggal.
c. Daun
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai daun tunggal berbentuk
bulat telur, bertulang menjari, ujung tumpul, tepi bergerigi dan pangkal
berlekuk, Panjang daun 6-15 cm dan lebar 5- 8 cm. Tangkai daun bulat berwarna
hijau dengan panjang 4-7 cm.
Daun Tanaman Rosella
d. Bunga
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai bunga berwarna cerah,
Kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika
dibandingkan dengan bunga raya/sepatu. Bunganya keluar dari ketiak daun dan
merupakan bunga tunggal, yang berarti pada setiap tangkai hanya terdapat 1
(satu) bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu,
panjangnya 1 cm, yang pangkalnya saling berlekatan dan berwarna merah.
Kelopak bunga ini sering dianggap sebagai bunga oleh masyarakat. Bagian
inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman..(Seperti
pada gambar 2.2).
Bunga Rosella
e. Biji
Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa L) mempunyai biji berbentuk seperti
ginjal hingga triangular dengan sudut runcing, berbulu, panjang 5 mm dan lebar
4 mm.
Biji Rrosella
4. Perkembang biakan tanaman rosella
Tanaman rosella berkembang biak secara generatif (dengan biji).
5. Kandungan zat kimia pada bunga rosella.
Bunga rosella mempunyai kandungan zat kimia sebagai berikut : kalori, air,
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor, besi, B-karotene, asam askorbat
(Daryanto-Agrina, 2006).
6. Manfaat
Bunga rosella dapat mengatasi berbagai macam penyakit, diantaranya adalah :
menurunkan asam urat (gout), meredakan peradangan sendi (arthritis), bersifat
stomakik (merangsang selera makan), meningkatkan sistem syaraf dan dapat
meningkatkan daya ingat, dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi
(hypertensi), melancarkan buang air kecil (diuretic), sebagai anti inflammantory
yang kuat, mempunyai unsur antipiretik yang menurunkan panas dalam,
mempercepat pemecahan darah beku di otak, kandungan asiaticoside (triterpene
glycoside) dalam merangsang pembentukan lipid dan protein yang amat berguna
untuk kesehatan kulit.
Asiaticosides diklarifikasikan juga sebagai antibiotik, mengandung vitamin C,
B, D, K beberapa mineral penting temasuk magnesium, kalsium dan sodium,
dapat meredakan dan menghilangkan batuk kronis, menurunkan kolesterol,
menghancurkan lemak, melangsingkan tubuh, mengurangi efek buruk miras,
mengurangi kecanduan merokok, mencegah stroke dan hypertensi, mengurangi
stress, memperbaiki pencernaan, menghilangkan wasir, menurunkan kadar gula,
bersifat penetral racun, mencegah kanker, tumor, kista dan sejenis, maaq
menahun, migrain igraine, demam tinggi, cocok untuk ibu hamil guna
membentuk kecerdasan otak anak di dalam kandungan, mampu meningkatkan
gairah sex dan tahan lama (dengan terapi rutin), dan lain-lain (Daryanto-Agrina,
2006).
B. METODE EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut sehingga terpisah
dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Seringkali campuran
bahan padat dan cair tidak dapat atau sukar sekali dipisahkan dengan metode
pemisahan mekanis atau termis. Misalnya saja, karena komponennya saling
bercampur secara sangat erat, peka terhadap panas, beda sifat-sifat fisikanya
terlalu kecil, atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal
semacam itu, seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat
digunakan atau yang mungkin paling ekonomis.
Teknik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik
untuk zat organic atau anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain
untuk kepentingan analisis kimia, ekstraksi juga banyak digunakan untuk
pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik, biokimia, dan anorganik di
laboratorium. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan suatu komponen dari
campurannya dengan menggunakan pelarut.
c.
d. PERKOLASI erkolasi
Perkolasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan
mengalirkan pelarut melalui bahan sehingga komponen dalam bahan
tersebut tertarik ke dalam pelarut. Kekuatan yang berperan pada
perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan
permukaan, difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran
(friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat. Perkolasi banyak digunakan
untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada proses
perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan
pelarut. Dengan pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka
semakin banyak komponen yang tertarik.
Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu yang
lama, sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak.
Keuntungannya adalah tidak memerlukan pemanasan sehingga teknik ini
baik untuk substansi termolabil (yang tidak tahan terhadap panas).
a.
Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,
selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang relative konstan dengan
adanya pendinginan balik. Ekstraksi refluks digunakan untuk mengekstraksi
bahan-bahan yang tahan terhadap pemanasan. Prinsip dari metode refluks
adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada suhu tinggi,
namun akan didinginkan dengan kondensor sehingga pelarut yang tadinya
dalam bentuk uap akan mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam
wadah reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi berlangsung.
Sedangkan aliran gas N2 diberikan agar tidak ada uap air atau gas oksigen
yang masuk terutama pada senyawa organologam untuk sintesis senyawa
anorganik karena sifatnya reaktif
b. Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan
penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi
menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari
simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu
alas bulat setelah melewati pipa sifon. Keuntungan metode ini adalah dapat
digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung, pelarut yang digunakan lebih sedikit dan
pemanasannya dapat diatur. Sedangkan kerugiannya, karena pelarut
digunakan secara berulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah
bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi
peruraian oleh panas. Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan
melampaui kelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap
dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk
melarutkannya. Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok
untuk menggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi, seperti
metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di bawah komdensor perlu
berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran
azeotropik dan tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran
pelarut, misalnya heksan : diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan
atau dibasakan, karena uapnya akan mempunyai komposisi yang berbeda
dalam pelarut cair di dalam wadah.
c. Destilasi uap
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak
menguap (esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air
diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap
atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada
tekanan udara normal.
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya
melarutkan yang tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang
tinggi ini berhubungan dengan kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa
yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa polar larut
dalam pelarut polar dan sebaliknya
C. TABLET EFFERVESCENT
1. Pengertian Tablet Effervescent
Effervescent didefinisikan sebagai timbulnya gelembung gas dari cairan sebagai
hasil dari reaksi kimia. Tablet Effervescent adalah tablet tidak bersalut, umumnya
mengandung senyawa asam dan karbonat atau bikarbonat yang bereaksi dengan
cepat dengan adanya air dengan melepaskan karbon dioksida.
Menurut (Lieberman, dkk.,1992) effervescent dapat didefenisikan sebagai
bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia
larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbondioksida
sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda).
Tablet Effervescent adalah tablet yang dibuat dengan mencetak granul garam
effervescent atau bahan lain yang memiliki kemampuan untuk mengeluarkan gas
ketika kontak dengan air. Campuran effervescent telah diketahui dan digunakan
sebagai obat sejak 100 tahun yang lalu. Tablet effervescent merupakan metode yang
nyaman untuk pemberian sejumlah zat aktif atau bahan kimia yang telah diukur
sebelumnya dengan disolusi.
Larutan effervescent berkilau, lezat, dan menyediakan zat aktif dalam bentuk
larutan dengan ketersediaan hayati yang terjamin bagi orang yang sulit menelan
tablet atau kapsul biasa. (Siregar dan Wikarsa, 2010). Tablet effervescent
diharapkan bisa terlarut dalam air sebelum digunakan.
Tablet effervescent merupakan salah satu bentuk sediaan tablet dengan cara
pengempaan bahan-bahan aktif campuran asam-asam organik, seperti asam sitrat
atau asam tartarat dan natrium bikarbonat. Bila tablet ini dimasukkan ke dalam air,
mulailah terjadi reaksi kimia antara asam dan natrium bikarbonat sehingga terbentuk
garam natrium dari asam dan menghasilkan gas karbondioksida serta air.
Reaksinya cukup cepat dan biasanya berlangsung dalam waktu satu menit atau
kurang. Di samping menghasilkan larutan yang jernih, tablet juga menghasilkan rasa
yang enak karena adanya karbonat yang dapat membantu memperbaiki rasa obat-
obat tertentu (Banker dan Anderson, 1986).
Sediaan effervescent biasanya diolah dari suatu kombinasi asam sitrat dan asam
tartrat, karena pemakaian asam tunggal saja akan menimbulkan kesulitan pada
pembentukan granul. Menurut Ansel dkk. (1999), jika asam sitrat digunakan sebagai
satu-satunya sumber asam maka akan dihasilkan massa campuran yang lengket dan
sulit dibuat granul. Sedangkan jika hanya digunakan asam tartrat akan dihasilkan
granul dengan kompaktibilitas yang rendah , mudah hancur dan rapuh.
Perbandingan asam sitrat, asam tartrat dan natrium bikarbonat yang biasa
digunakan adalah 1 : 2 : 3,4. Reaksi antara asam sitrat dan natrium bikarbonat (a)
serta asam tartrat dan natrium bikarbonat (b) dapat dilihat sebagai berikut :
a) H3C6H5O7 . H2O + 3NaHCO3 ® Na3C6H5O7 + 4H2O + 3CO2
b) H2C4H4O6 + 2NaHCO3 ® Na2C4H4O6 + 2H2O + 2CO2
2. Sumber Karbondioksida
Sumber karbondioksida dari tablet efervescent didapat dari garam-garam
karbonat, karena garam ini dapat menghasilkan 53 % karbondioksida. Garam
yang sering digunakan adalah natrium bikarbonat dan natrium karbonat.
Natrium Bikarbonat merupakan serbuk kristal berwarna putih yang memiliki
rasa asin, mudah larut air dan tidak higroskopis.
Natrium bikarbonat dengan kosentrasi dalam air 0,85% menunjukan pH
8,3. natrium karbonat dengan konsentrasi 1% dalam air mempunyai pH 11,5.
Natrium karbonat menunjukan pula efek stabilisasi di dalam tablet efervescen
karena kemampuannya mengabsorbsi lembab terlebih dahulu yang dapat
mencegah permulaan reaksi efervescen. Oksigen dapat pula menjadi sumber
efervescent dengan sumbarnya dapat digunakan natrium perborat anhidrat.
5. Evaluasi Sediaan
Beberapa evaluasi perlu dilakukan terhadap tablet yang dihasilkan untuk mengetahui
kualitas sediaan. Evaluasi yang dilakukan terhadap sediaan tablet effervescent meliputi
evaluasi massa tablet dan evaluasi tablet.
1. Evaluasi Massa Tablet
a. Waktu alir
Waktu alir massa tablet menunjukkan mudah tidaknya massa tablet mengalir
dalam mesin pencetak tablet. Massa tablet dikatakan memiliki waktu alir yang
baik bila pada pengisian keruang cetak akan berlangsung secara kontinyu,
sehingga akan menghasilkan massa tablet yang tepat dan ketepatan takaran yang
tinggi. Waktu alir massa tablet yang ideal adalah 10 garm/detik.
b. Sudut diam
Sudut diam merupakan sudut maksimal yang mungkin terjadi antara permukaan
suatu tumpukan serbuk dan bidang horizontal. Besar kecilnya harga sudut diam
sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya gaya arik dan gaya gesek antar partikel.
Sudut diam antara 20- menunjukkan sifat alir yang bagus.
c. Bobot jenis produk
Uji ini dilakukan untuk mengetahui bobot jenis dari massa tablet yang dibuat
d. Indeks kompresibilitas
Indeks kompresibilitas atau persentase pengetapan dilakukan untuk mengetahui
sifat alir dari suatu massa tablet atau granul. Pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan alat tap bulk-density tester.
e. Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan granul
effervescent. Kadar air penting dalam sediaan tablet effervescent, karena jumlah
air dapat mempengaruhi reaksi kimia dini dari effervescet. Syarat kadar air
sediaan effervescent dengan bahan herbal maksimum 10%.
2. Evaluasi Tablet
a. Pemeriksaan penampilan fisik tablet dan larutan effervescent
Penampilan fisik suatu tablet adalah parameter kualitas tablet yang penting
diperhatikan untuk menjamin penerimaan oleh konsumen. Seluruh tablet harus
memiliki penampilan fisik yang baik. Tablet effervescent pada umumnya harus
dapat menghasilkan larutaneffervescent yang jernih.
b. Uji waktu larut
Uji ini dilakukan untuk memeriksa apakah tablet dapat larut dengan cepat sesuai
persyaratan resmi dimana waktu larut tablet effervescent adalah kurang dari 5
menit pada suhu C.
c. Keseragaman ukuran
Uji ini dilakukan untuk menjamin keseragaman fisik sediaan yang akan
mempengaruhi kadar obat yang terkandung di dalamnya dan factor kepercayaan
konsumen atas keseragaman penampilan produk tersebut. Pengukuran
keseragaman ukuran tablet menggunakan alat jangka sorong.
d. Keseragaman bobot
Evaluasi ini dilakukan untuk penentuan awal keseragaman kandungan obat di
dalam sediaan tersebut. Dengan terjaminnya keseragaman bobot sediaan,
diharapkan pula terjaminnya keseragaman kandungan obat di dalamnya.
e. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet sangat berpengaruh pada waktu larut tablet. Kekerasan tablet
ditentukan dengan alat hardness tester, untuk menguji kekerasan suatu tablet dan
menentukan tekanan kempa yang sesuai. Untuk tablet effervescent dengan
diameter 2,5 cm adalah lebih besar dari 100 N.
f. Keregasan tablet
Keregasan tablet ditentukan dengan menggunakan alat friability tester. Evaluasi
ini dilakukan untuk menjamin ketahanan produk selama massa distribusi dan
penyimpanan agar produk yang dihasilkan tidak mudah pecah. Tablet
dinyatakan memenuhi persyaratan jika memiliki keregasan kurang dari 1%.
g. Uji pH
Uji pH perlu dilakukan karena jika larutan effervescent yang terbentuk terlalu
asam dapat mengiritasi lambung, sedangkan jika terlalu basa menimbulkan rasa
pahit dan tidak enak. Hasil pengukuran dikatakan baik bila pH larutan
effervescent mendekati netral.
h. Uji kadar air
Uji ini dilakukan untuk mengetahui kadar air yang terdapat dalam sediaan tablet
effervescent, kadar air penting dalam sediaan effervescent karena jumlah air
dapat mempengaruhi reaksi effervescent. Syarat kadar air granul effervescent
dengan bahan herbal maksimum 10%.
i. Uji statistik kesukaan
Uji statistik kesukaan adalah suatu uji statistic mengenai formula mana yang
paling banyak disukai oleh para responden dengan menggunakan kuesioner yang
kemudian hasilnya di uji secara statistic menggunakan Kruskal-Wallis dengan
memakai program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan semua formula granul memiliki sudut diam pada
rentang 30-40°.Maka, dapat disimpulkan bahwa granul memiliki sifat aliran
sedang (Sulaeman, 2007). Hal ini berarti granul ketika dikempa menjadi tablet,
diperkirakan akan menghasilkan tablet dengan kualitas sedang, karena sifat
granul menggambarkan kualitas tablet tersebut sebelum dikempa.
3. Pengukuran Kecepatan Aliran Granul
Pengujian sifat aliran granul secara langsung adalah dengan menghitung
kecepatan alir dari granul. Hasil pengukuran kecepatan aliran granul dapat
dilihat pada Tabel 5. Kecepatan aliran granul semua formula berada di bawah 10
gram/detik. Hal ini berarti granul cenderung mengalir lambat, sehingga
memerlukan penanganan yang khusus ketika granul akan dikempa. Hal ini
disebabkan bahan pembuat granul efervesen yang cenderung higroskopis,
sehingga ketika pengujian, granul menjadi tidak stabil bila waktu pengujiannya
terlalu lama.
Tabel
4. Evaluasi Tablet
a. Penampilan Tablet
Penilaian penampilan tablet meliputi ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau,
bentuk permukaan, konsistensi, cacat fisik, dan tanda-tanda pengenal tablet yang
dikenali secara organoleptis. Hasil pengujian penampilan tablet dapat dilihat pada Tabel
6.
Warna tablet yang dihasilkan tidak seragam antara formula yang satu dengan
yang lainnya. Perbedaan warna tersebut disebabkan perbedaan kandungan granul
ekstrak. Semakin tinggi kandungan granul ekstrak dalam formula, maka semakin
tua warna tablet yang dihasilkan. Bau tablet diketahui dengan mencium bau
tablet. Bau tablet dipengaruhi oleh penambahan flavouring agent berupa vanili.
Vanili dipilih karena dapat memperbaiki aroma tablet tetapi tidak menutupi rasa
khas dari Rosella. Ketahanan tablet setelah dikempa berbeda-beda, dipengaruhi
oleh kadar PVP (sebagai pengikat) masing-masing formula. Peningkatan kadar
PVP dalam tablet akan menghasilkan tablet yang lebih kuat, sehingga cenderung
lebih stabil dalam penyimpanan.
Secara keseluruhan, tablet yang dihasilkan tidak memiliki cacat fisik. Tablet yang
dihasilkan utuh, tidak ada yang pecah, dan permukaannya rata. Berdasarkan
evaluasi penampilan, maka penampilan yang baik adalah tablet formula III, IV,
dan V.
Tabel
No Formula Kecepatan alir granul
1. I 9,37 gram/detik
2. II 8,41 gram/detik
3. III 8,42 gram/detik
4. IV 3,34 gram/detik
5. V 5,80 gram/detik
b. Keseragaman Ukuran
Menurut Farmakope edisi III (1979), keseragaman ukuran tablet harus memenuhi
persyaratan bahwa diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari
satu sepertiga kali tebal tablet, kecuali dinyatakan lain. Hasil pengujian
keseragaman ukuran dirangkum dalam Tabel 7.
Table
Table
Apabila dilihat dari hasil pada Tabel 10, peningkatan kadar PVP akan
menurunkan friabilitas tablet. Hal ini disebabkan, semakin tinggi kadar PVP
dalam tablet, maka semakin keras tablet tersebut, tingkat kerapuhannya semakin
kecil, dan nilai friabilitasnya semakin kecil. Selain itu, ada faktor lain yang juga
mempengaruhi nilai friabilitas tablet, yaitu suhu dan kelembapan ruangan, karena
tablet efervesen mudah terurai dalam suhu ruangan dan kelembaban yang tinggi.
Apabila dilihat dari hasil pada Tabel 11, semakin tinggi kadar PVP dalam tablet,
maka semakin lama tablet tersebut melarut. Semakin tinggi kadar PVP akan
meningkatkan kekerasan tablet, sehingga tablet akan membutuhkan waktu yang
lebih lama untuk melarut. Persyaratan dari waktu larut tablet efervesen adalah
dapat larut kurang dari 2 menit (Mohrle, 1989). Disimpulkan formula yang
memenuhi persyaratan pengujian waktu melarut tablet adalah formula I.
Hasil akhir dari sediaan tablet efervesen adalah berupa larutan yang berwarna
coklat jernih dengan busa di bagian permukaan atas larutan. Hal ini disebabkan
ada bahan aktif dari Rosella yang diekstraksi memiliki potensi pembentukan busa.
g. Penilaian Formula
Berdasarkan hasil evaluasi tablet dengan parameter pengujiannya, maka
penentuan pemilihan formula yang paling baik dipilih berdasarkan score atau
nilai terbesar yang didapat masing-masing formula. Formula yang menghasilkan
nilai terbesar disebut sebagai formula yang terbaik. Berdasarkan besarnya
komponen penilaian, maka nilai yang diperoleh tiap formula dapat dilihat pada
Tabel 12.
Nilai terbesar adalah 0,90 yang diraih oleh formula I, sehingga formulaI
dinyatakan sebagai formula terbaik.
TABEL 12
Parameter Formula I Formula II Formula III Formula IV Formula V
Penampilan 0 0 0,10 0,10 0,10
Keseragaman ukuran 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Keseragaman bobot 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Friabilitas 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Kekerasan tablet 0,15 0,15 0,15 0,15 0,15
Waktu melarut 0,30 0 0 0 0
Total nilai 0,90 0,60 0,70 0,70 0,70
Table
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Banker, Gilbert S. dan Anderson, Neil R., 1994, Tablet, dalam Lacman, L.,
Liebermen, H. A., Kanig, J. L., Teori dan Praktik Farmasi Industri, 648, 690-707,
715-716, Universitas Indonesia Pres, Jakarta.
Hariana, H. Arief, 2005, Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, 5-6, Jakarta: Penebar
Swadaya.
Lestari, A. Budi Susiana dan Natalia, Lisa, 2007, Optimasi Natrium Sitrat dan
Asam Fumarat sebagai Sumber Asam dalam Pembuatan Granul Effervescent
Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) secara Granulasi Basah,
diakses dari: http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/files/news/4._18- 1-2007-agatha.pdf pada
tanggal 10 Oktober 2008.
Maryani, H. dan Kristina, L., 2008, Khasiat dan Manfaat Rosella, Revisi, 2-22,
Agromedia, Jakarta.