Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KERJA

KEGIATAN : DETAIL ENGINEERING DESIGN ( DED )

PEKERJAAN : DED PERCONTOHAN AKSESBILITAS BAGI


PENYANDANG CACAT

LOKASI : KOMPLEKS PERKANTORAN BALAI KOTA


JL. WASTU KANCANA NO. 2 BANDUNG

KANTOR DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA


KOTA BANDUNG
TAHUN ANGGARAN 2010
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) / TERM OF REFERNCE

I. PENDAHULUAN

1.1. Umum

Dasar : 1. UU No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung


2. PP No. 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Tahun
2002 tentang Bangunan Gedung
3. Perda Kota Bandung No. 26 tentang Kesetaraan Dan Pemberdayaan
Penyandang Cacat

Pada pengadaan penyempurnaan kelengkapan Bangunan Gedung, setiap prosesnya


dilaksanakan melalui tahapan perencanaan, pelelangan, dan pembangunan.
Sebagai percontohan untuk pengadaan penyempurnaan kelengkapan Bangunan Gedung
ini akan diambil Kompleks Bangunan Gedung Pemerintahan milik pemerinyah Kota
Bandung.

Tahapan perencanaan sangat diperlukan sekali dalam proses tersebut yang dalam
pelaksanaannya diserahkan/ditugaskan kepada Pihak Ketiga, yaitu Konsultan Perencana.
Untuk tahun ini direncanakan terdapat 2 ( dua ) Perkantoran Pemerintahan milik
Pemerintah Kota Bandung yang akan dijadikan proyek percontohan kegiatan
kelengkapan bangunan Gedung ( Aksesbilitas Penyandang Cacat ) yang salah satunya
yaitu :
- Kompleks Perkantoran Balai Kota Jl. Wastu Kancana No. 2 Bandung

Konsultan Perencana akan merencanakan sebagaimana tercantum dalam Pedoman


Operasional atau DPA dari suatu Kegiatan, dalam bentuk Gambar, Rencana Anggaran
Biaya (RAB) yang dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan pelelangan maupun
pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik.

Secara kontraktual, Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran


Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung. Dalam kegiatan operasionalnya,
Konsultan Perencana akan membuat bantuan bimbingan dari Pengelola Kegiatan yang
terdiri dari Pengelola Keuangan (Bendaharawan Kegiatan), Pengelola Administrasi
(Pelaksana Administrasi) dan Pengelola Teknik (Pelaksana Teknis), yang ditunjuk dan
bertanggung jawab kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya
Kota Bandung.

1.2. Latar Belakang

1.2.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembuatan Detail Engineering Design
(DED) percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat di lingkungan
pemerintah Kota Bandung yaitu
- Kompleks Perkantoran Balai Kota Jl. Wastu Kancana No2 Bandung

1.2.2. Pemegang Mata Anggaran adalah Pemerintah Kota Bandung atas nama
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung yang dalam hal ini adalah
Kegiatan Detail Engineering Design (DED) dengan DPA SKPD Nomor Rekening
: 1.03.1.05.01.31.11.5.2.2.21.02 Tanggal, 8 Pebruari 2010.

1.2.3. Untuk penyelenggaraan Kegiatan dimaksud, dibentuk Pengelola Kegiatan sebagai


berikut :
a. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas adalah Kepala Bidang Tata Bangunan Dan Arsitektur Kota
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya selaku Pejabat Pembuat Komitmen
Jl. Cianjur No 34 Bandung.
b. Pengelola Administrasi Kegiatan (Pelaksana Administrasi)
1. Pelaksana Administrasi Kegiatan berfungsi membantu Pengguna
Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam
pelaksanaan pengelolaan administrasi Perencanaan Konsultasi Detail
Engineering Design (DED).
2. Pelaksana Administrasi Kegiatan adalah Staf Kegiatan yang ditunjuk dan
ditetapkan oleh Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya
Kota Bandung.
3. Pelaksana Administrasi Kegiatan bertanggung jawab secara operasional
bidang pengadministrasiaan pekerjaan kepada Pengguna Anggaran Dinas
Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung.

c. Pengelola Keuangan Kegiatan (Bendaharawan Kegiatan)


1 Bendaharawan Kegiatan berfungsi membantu Pengguna Anggaran
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam melaksanakan
pengelolaan keuangan penyelenggaraan Kegiatan Detail Engineering
Design (DED) Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung pada
setiap tahap penyelenggaraan, baik di tingkat program maupun di tingkat
operasional.
2 Bendaharawan Kegiatan ditetapkan oleh Surat Keputusan Walikota
Bandung Bendaharawan Kegiatan bertanggung jawab secara operasional
kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya
Kota Bandung.

d. Pelaksana Teknis Kegiatan


1. Pelaksana Teknis Kegiatan berfungsi membantu Pengguna Anggaran
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dalam melaksanakan
pengelolaan teknis pada setiap tahap penyelenggaraan, baik tingkat
program maupun di tingkat operasional termasuk pengesahan Berita
Acara Kemajuan Pekerjaan. Pengelola Teknis Kegiatan adalah unsur dari
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung.
2. Pelaksana Teknis Kegiatan bertanggung jawab secara fungsional kepada
Kepala Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung dan secara
operasional kepada Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan
Cipta Karya Kota Bandung.

1.2.4. Panitia Seleksi Konsultan


Dalam penyelenggaraan Pengadaan Jasa Konsultasi Perencana, Pengguna
Anggaran Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung membentuk Panitia
Pengadaan Barang dan Jasa sebagai Panitia Seleksi.

1.2.5. Peserta Seleksi


Peserta seleksi adalah Konsultan yang diundang :
a. Tercantum dan mempunyai Sertifikat dari Badan Sertifikasi Nasional Usaha
Jasa Konstruksi (BSN-UJK) yang masih berlaku dengan Klasifikasi Usaha
Kecil (K)
b. Memiliki kemampuan dan pengalaman dalam perencanaan.
c. Telah mendaftarkan diri dan memasukan kualifikasi perusahaan ke Panitia
Seleksi Konsultan untuk mengambil serta mengembalikan berkas
kelengkapan seleksi, untuk keperluan seleksi selanjutnya.

1.3. Maksud dan Tujuan

Pengarahan dan penugasan ini dimaksudkan sebagai petunjuk bagi Konsultan Perencana
yang memuat masukkan, azas kriteria, dan proses yang harus dipenuhi atau diperhatikan
dan diinterprestasikan dalam melaksanakan tugas. Dengan penugasan ini diharapkan
Konsultan Perencana dapat melakukan tugasnya dengan baik untuk menghasilkan
keluaran yang dimaksud.
1.4. Lingkup Kegiatan, Lingkup Pekerjaan

1.4.1. Lingkup Kegiatan adalah Konsultasi Perencanaan DED percontohan Aksesibilitas


Bagi Penyandang Cacat di lingkungan pemerintah kota Bandung.
- Lokasi Jalan Wastu Kancana No. 2 Bandung

1.4.2. Lingkup pekerjaan adalah : Merencanakan pedoman teknis, sarana dan prasarana
pendukung bagi penyandang cacat ; seperti akses jalan di dalam Bangunan
Gedung, ramp, tangga, lift, kamar mandi / toilet, sarana telepon dan komunikasi
umum, peringatan darurat, tanda- tanda ( signage ) dan lain - lain yang fungsinya
disesuaikan khusus bagi penyandang cacat.

1.5. Dasar Hukum :

1. Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil;


2. Undang-undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat;
3. Undang-undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
4. Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
5. Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
6. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi;
7. Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
8. Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 28
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
9. Peraturan Pemerintah No. 30 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi;
10. Keputusan Presiden R.I. Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
11. Keputusan Presiden R.I. Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahan-perubahannya.
12. Peraturan Presiden R.I. Nomor 79 Tahun 2006 tentang Perubahan Kelima atas
Keputusan Presiden R.I. Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman teknis
Fasilitas Dan Aksesbilitas Pada Bangunan Gedung dan
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
16. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 26 Tahun 2009 Tentang Aksesibilitas
Penyandang Cacat.
17. Peraturan Walikota Bandung No. 543 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas
Keputusan Walikota Bandung Nomor 1859 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kota Bandung.
II. KEGIATAN PERENCANAAN

Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana terdiri dari :

A. Persiapan perencanaan seperti mengumpulkan data-data dan informasi lapangan pengujian


struktur bangunan, membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi
dengan Pemerintah Kota Bandung.

B. Penyusunan Pra-Rencana seperti rencana tapak, prarencana sebagian bangunan termasuk


program dan konsep ruang, perkiraan biaya dan mengurus perijinan sampai mendapat
keterangan rencana kota, keterangan persyaratan bangunan dan lingkungan, dan IMB dari
Pemerintah Kota Bandung.

C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :


1. Rencana arsitektur beserta uraian konsep yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas;
2. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya;
3. Perkiraan biaya Pelaksanaan.
4. Gambar Pengembangan sebagian bangunan
5. Draft Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
6. Draft Rencana Kerja dan Syarat- Syarat ( RKS )

D. Menyusun Rencana Detail Teknis sebagian bangunan antara lain membuat :


1. Gambar-gambar detail arsitektur dan struktur sebagian bangunan yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui;
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat;
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan konstruksi ;
4. Laporan akhir perencanaan.
Spesifikasi Teknis Pekerjaan

III. TANGGUNG JAWAB PERENCANA

A. Konsultan perencana bertanggungjawab secara profesional atas jasa perencanaan yang


dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku professional yang berlaku.

B. Secara umum tanggung jawab konsultan perencana adalah minimal sebagai berikut :

1. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standard


2. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah mengakomodasikan batasan-
batasan yang telah diberikan oleh Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang Dan
Cipta Karya Kota Bandung, seperti dari segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan
dan mutu bangunan yang akan diwujudkan
3. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standard dan
pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya
dan yang khusus untuk bangunan Gedung Negara.
IV. BIAYA

A. Pagu Anggaran
Pagu Anggaran untuk Perencanaan DED percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang
Cacat dengan lokasi Kompleks Perkantoran Balai Kota Bandung Jl. Wastu Kancana No. 2
Bandung adalah Rp. 140.000.000,- termasuk keuntungan dan pajak.

B. Sumber Pendanaan Kegiatan

Sumber dana dari Kegiatan ini akan dibiayai dari APBD Kota Bandung melalui Kegiatan
Detail Engineering Design (DED) Pekerjaan DED Percontohan Aksesibilitas Bagi
Penyandang Cacat di Lingkungan Pemerintah Kota Bandung dengan DPA SKPD Nomor
Rekening : 1.03.1.05.01.31.11.5.2.2.21.02 Tanggal, 8 Pebruari 2010.

V. KELUARAN (OUTPUT)

A. Teknik Penyajian Pelaporan

Laporan yang di berikan oleh konsultan adalah meliputi :


1. Tahap rencana teknis;
2. Tahap pra rencana teknis;
3. Tahap pengembangan rencana;
4. Tahap rencana detil;
5. Laporan Akhir.

B. Ketentuan Penyajian Laporan


1. Pengetikan 1.5 spasi dengan kertas HVS Polos
2. Kulit Buku dengan warna putih dengan tulisan huruf hitam
3. Ukuran kertas
- Laporan Akhir DED Percontohan Aksesibilitas Bagi Penyandang Cacat, berukuran
A3 berjumlah 5 buku
- Dokumen Pelelangan Konstruksi Fisik berukuran A4 berjumlah 5 buku
- Gambar Teknis berskala 1 : 100 menggunakan Kertas Kalkir berikut Blue Print
berjumlah 1 buku

VI. KRITERIA

A. KRITERIA UMUM

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu :

1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :


a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan

2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :


a. Menjamin terwujudnya keselarasan dari bangunan gedung yang baru dengan
kkompleks perkantoran yang ada yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah, sehingga seimbang,
serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan budaya)
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keselarasan bangunan terhadap lingkungannya.
c. Menjamin sebagian bangunan gedung yang baru dibangun dan dimanfaatkan
dengan tidak menimbulkan dampak negative terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang andal dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia
b. Menjamin keselamatan pemakai dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan.
c. Menjamin kepentingan pemakai dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur
d. Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur

4. Persyaratan Sanitasi dalam bangunan :


Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan bagi
penghuni bangunan dan lingkungan.

5. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian Udara


Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun buatan
dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan
fungsinya.

6. Persyaratan Pencahayaan
Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya.

B. KHUSUS

Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifikasi


berkaitan dengan bangunan gedung yang akan digunakan dan dibutuhkan oleh
Penyandang Cacat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

VII. AZAS-AZAS

Selain dari kriteria di atas di dalam melaksanakan tugas konsultan perencana hendaknya
memperhatikan azas-azas sebagai berikut :

a. Bangunan Umum hendaknya fungsional, efisien, menarik dan tidak berlebihan


b. Kreatifitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi pada
kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknis dan fungsi sosial bangunan.
c. Dengan batasan tidak mengganggu produktifitas kerja, biaya investasi dan pemeliharaan
bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah mungkin.
d. Desain hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan dalam waktu yang
pendek dan bisa dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan Umum hendaknya ikut meningkatkan kualitas lingkungan lokasinya.

VIII. PROSES PERENCANAAN

a. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta dalam


proses perencanaan, Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala
dengan Pengelola Kegiatan dan Tim teknis serta pihak pemakai (user) sampai diperoleh
persetujuan.
b. Dalam pertemuan berkala tersebut akan ditentukan produk yang harus dihasilkan
Konsultan Perencana sesuai dengan pengarahan dari Pemberi Tugas dan Tim Pengelola
Teknis berdasarkan standar hasil perencanaan.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya perencana harus selalu mempertimbangkan bahwa waktu
pelaksanaan tugas adalah mengikat.
d. Waktu pelaksanaan pekerjaan adalah Sembilan Puluh (90) hari kalender sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Kerja.
IX. MASUKAN (INPUT)

A. INFORMASI

1. Untuk melaksanakan tugasnya konsultan perencana harus mencari informasi yang


dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Anggaran Dinas Tata
Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.
2. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam
pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pengguna Anggaran Dinas Tata Ruang
Dan Cipta Karya Kota Bandung maupun dari Instansi yang berkaitan untuk
kepentingan DED ini. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggungjawab konsultan perencana.
3. Dalam hal ini informasi yang diperlukan dan harus diperoleh untuk bahan perencanaan
diantaranya mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Informasi tentang lahan, meliputi :


 Kondisi fisik lokasi seperti : luasan, batas-batas dan keadaan topografi
 Kondisi tanah
 Keadaan air tanah
 Peruntukan tanah
 Perincian penggunaan lahan, perkerasan, penghijauan dan lain-lain.

b. Pemakai Bangunan :
 Jumlah kapasitas pemakai
 Kegiatan utama, penunjang, pelengkap

c. Kebutuhan bangunan :
 Fungsi ruang
 Kegiatan/aktifitas didalam ruang bangunan
 Kebutuhan ruang

d. Keinginan tentang ruang-ruang tertentu baik yang berhubungan dengan pemakai


atau perlengkapan yang akan digunakan dalam ruang tersebut.

e. Keinginan tentang kemungkinan perubahan fungsi ruang/bangunan

B. TENAGA

Untuk melaksanakan tujuan, konsultan perencana harus menyediakan tenaga yang


memenuhi ketentuan Kegiatan, baik ditinjau dari segi besar kegiatan maupun tingkat
kompleksitas pekerjaan.
Tenaga-tenaga yang dibutuhkan dalam kegiatan perencanaan minimal terdiri dari :

Waktu
Pengalaman
Tenaga Ahli/Tenaga Pendukung Pendidikan Jumlah Penugasan
(tahun)
(bulan)
- Team Leader (Arsitek/Sipil) S1 1 Orang ≥7 3
- Ahli Sipil (Ahli Struktur) S1 1 Orang ≥5 2
- Ahli Sipil (Estimatori ) S1 1 Orang ≥5 2
- Ahli Arsitektur S1 1 Orang ≥5 2
- Ahli Mekanikal Elektrikal (Elektro/Mesin) S1 1 Orang ≥5 2
- Drafter ( D3 / Arsitektur ) D3 2 Orang ≥3 2
- Pelaksana Administrasi SMA 1 Orang - 3
- Pelaksana Operator Komputer SMA 1 Orang - 3
X. PROGRAM KERJA

Konsultan Perencana harus sesegera mungkin menyusun Program Kerja minimal yang
meliputi :
a. Jadwal kegiatan secara terperinci
b. Alokasi tenaga lengkap (disiplin dan keahliannya) sebagaimana tingkat keahliannya
maupun jumlah tenaga yang diusulkan konsultan perencana, untuk melaksanakan tugas
perencanaan pekerjaan dan harus dengan persetujuan dari pemberi tugas.
c. Program kerja secara keseluruhan harus mendapat persetujuan dari Pengguna Anggaran
Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung setelah sebelumnya dipresentasikan
oleh konsultan perencana dan mendapatkan pendapat teknis dari Pengelola Teknis
Kegiatan.

XI. PENUTUP

a. Setelah Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini diterima, Konsultan Perencana hendaknya
memeriksa semua bahan masukan dan mencari bahan masukan lainnya.
b. Berdasarkan bahan-bahan tersebut Konsultan Perencana dapat menyusun program kerja
sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan pelaksanaan tugas perencanaan ini.
c. Setelah mempelajari dan dapat penjelasan tentang pengarahan penugasan ini dari panitia,
konsultan segera membuat usulan teknis dan usulan biaya sesuai dengan pengarahan
penugasan ini.

Bandung, Maret 2010

Menetapkan/ Mengesahkan :

Kepala Bidang Tata Bangunan dan Arsitektur Kota Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Selaku
Kuasa Pengguna Anggaran

IR. H. TOTOH RUSTANDI, MM DUDY PRAYUDI, ST, MT


Pembina Tingkat I NIP : 19750326 199901 1 001
NIP. 19550517 198403 1 004

Anda mungkin juga menyukai