A. Tujuan Pembelajaran
B. Kegiatan Pembelajaran
c. Penilaian Pembelajaran
Apapun penilaian pembelajaran yang dilakukan meliputi penilian sikap, penilaian pengetahuan berupa
tes tertulis dan lisan, penilaian kinerja dan penilaian portofolio
2. Instrumen
A. Lembar pengamatan sikap
N Aspek yang dinilai Skor keterangan
O 3 2 1
1 Menunjukkan rasa syukur dalam rangka pemenuhan
kebutuhan
2 Menunjukkan kemampuan dan keterampilan belajar
dan melakukan proses belajar yang efektif
3 Menunjukkan sikap ketekunan dalam melakukan
pengamatan dan diskusi
4 Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok
Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai rubrik
1 Menunjukkan rasa syukur 3 Menunjukan rasa syukur dengan ekspresi
dalam rangka pemenuhan setuju bekerja keras dan bertanggung jawab
kebutuhan dengan sumber daya yang ada, misalnya rajin.
Belum secara eksplisit menunjukan rasa
2 syukur dengan ekspresi setuju bekerja keras
dan bertanggung jawab dengan sumber daya
yang ada, misalnya rajin.
Tidak menunjukan rasa syukur dengan
ekspresi setuju bekerja keras dan bertanggung
1 jawab dengan sumber daya yang ada, misalnya
rajin
2 Menunjukkan kemampuan 3 Menunjukan kemampuan dan keterampilan
dan keterampilan belajar belajar yang besar, antusias, terlibat aktif dan
dan melakukan proses menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan
belajar yang efektif kelompok.
Belum menunjukan kemampuan dan
2 keterampilan belajar yang besar, antusias,
terlibat aktif dan menunjukkan kreatifitas
dalam kegiatan kelompok
Tidak menunjukan kemampuan dan
keterampilan belajar yang besar, antusias,
terlibat aktif dan menunjukkan kreatifitas
1 dalam kegiatan kelompok
3 Menunjukkan sikap 3 Tekun dalam melakukan pengamatan dan
ketekunan dalam diskusi
melakukan pengamatan
dan diskusi 2 Kurang tekun dalam melakukan pengamatan
dan diskusi
Tidak tekun/ pasif dalam melakukan
1 pengamatan dan diskusi
4 Menunjukkan ketekunan 3 Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan
dan tanggung jawab dalam hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya
belajar dan bekerja baik tepat waktu.
secara individu maupun Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan
berkelompok 2 tugas dengan hasil terbaik yang bisa
dilakukan, berupaya tepat waktu.
Tidak berupaya sungguh–sungguh dalam
1 menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang
bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
Keterangan Skor:
Masing – masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
a. Penilaian Pengetahuan
Instrumen Tes Essay
1.Kubus ABCD.EFGH memiliki panjang rusuk 16 cm. Titik N terletak di tengah garis CG dan
titik M terletak di tengah garis AE. Tentukan jarak dari titik M ke bidang BDN.
3.
1. Balok ABCD. EFGH dengan panjang AB = BC = 3 cm dan AE = 5 cm. P terletak
pada AD sehingga AP : PD = 1 : 2 dan Q terletak pada EG sehingga FQ : QG = 2 :
1. Jika α adalah sudut antara PQ dengan ABCD, maka tan α adalah ...
1. Dalil Phytagoras
2. Identitas Trigonometri
Alternatif:
Sehingga panjang
NP =
Karena
maka
maka sin(MNO) =
3. 15
4. 5
TOTAL PENILAIAN 40
skor
Nilai= x 100
Total penilaian
Instrumen :
Carilah persoalan sederhana yang dapat dilakukan para siswa dalam permainan atau pun
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Rubrik Penilaian
Menilai laporan penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan
bangun datar
Mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kesebangunan dan
secara tertulis dengan benar.
kekongruenan bangun datar
Keterangan skor:
Masing – masing kolom diisi dengan kriteria:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Lampiran 2
Materi pembelajaran
Jarak
Garis tegak lurus bidang
Merupakan sebuah garis yang posisinya tegak lurus pada suatu bidang dimana garis
tersebut tegak lurus terhadap setiap garis yang ada pada bidang tersebut.
Sudut
Sudut antara garis dan bidang
Sudut antara garis dan bidang adalah sudut yang terbentuk antara garis dengan
bayangannya apabila garis itu diproyeksikan terhadap bidang yang ada di bawahnya.
A. Tujuan Pembelajaran
B. Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik menyampaikan Peserta Didik memaparkan dan Guru menyampaikan materi
materi yang akan dipelajari menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang akan dibahas
kaidah pencacahan berdasarkan untuk pertemuan selanjutnya dan
kesimpulan dan laitihan yang bersama peserta didik berdo’a
diberikan sebagai penutup
c. Penilaian Pembelajaran
Apapun penilaian pembelajaran yang dilakukan meliputi penilian sikap, penilaian pengetahuan berupa
tes tertulis dan lisan, penilaian kinerja dan penilaian portofolio
4. Instrumen
E. Lembar pengamatan sikap
N Aspek yang dinilai Skor keterangan
O 3 2 1
1 Menunjukkan rasa syukur dalam rangka pemenuhan
kebutuhan
2 Menunjukkan kemampuan dan keterampilan belajar
dan melakukan proses belajar yang efektif
3 Menunjukkan sikap ketekunan dalam melakukan
pengamatan dan diskusi
4 Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab dalam
belajar dan bekerja baik secara individu maupun
berkelompok
Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai rubrik
1 Menunjukkan rasa syukur 3 Menunjukan rasa syukur dengan ekspresi
dalam rangka pemenuhan setuju bekerja keras dan bertanggung jawab
kebutuhan dengan sumber daya yang ada, misalnya rajin.
Belum secara eksplisit menunjukan rasa
2 syukur dengan ekspresi setuju bekerja keras
dan bertanggung jawab dengan sumber daya
yang ada, misalnya rajin.
Tidak menunjukan rasa syukur dengan
ekspresi setuju bekerja keras dan bertanggung
1 jawab dengan sumber daya yang ada, misalnya
rajin
2 Menunjukkan kemampuan 3 Menunjukan kemampuan dan keterampilan
dan keterampilan belajar belajar yang besar, antusias, terlibat aktif dan
dan melakukan proses menunjukkan kreatifitas dalam kegiatan
belajar yang efektif kelompok.
Belum menunjukan kemampuan dan
2 keterampilan belajar yang besar, antusias,
terlibat aktif dan menunjukkan kreatifitas
dalam kegiatan kelompok
Tidak menunjukan kemampuan dan
keterampilan belajar yang besar, antusias,
terlibat aktif dan menunjukkan kreatifitas
1 dalam kegiatan kelompok
3 Menunjukkan sikap 3 Tekun dalam melakukan pengamatan dan
ketekunan dalam diskusi
melakukan pengamatan
dan diskusi 2 Kurang tekun dalam melakukan pengamatan
dan diskusi
Tidak tekun/ pasif dalam melakukan
1 pengamatan dan diskusi
4 Menunjukkan ketekunan 3 Tekun dalam menyelesaikan tugas dengan
dan tanggung jawab dalam hasil terbaik yang bisa dilakukan, berupaya
belajar dan bekerja baik tepat waktu.
secara individu maupun Berupaya tepat waktu dalam menyelesaikan
berkelompok 2 tugas dengan hasil terbaik yang bisa
dilakukan, berupaya tepat waktu.
Tidak berupaya sungguh–sungguh dalam
1 menyelesaikan tugas dengan hasil terbaik yang
bisa dilakukan, berupaya tepat waktu.
Keterangan Skor:
Masing – masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
b. Penilaian Pengetahuan
Instrumen Tes Pilihan Ganda
n!
b.
( n−r ) ! r !
n!
c.
( n−r ) !
d. ( n−r ¿ !
e. (n - 1 ) !
2. Ana, Berta, Candra dan Dude akan berfoto bersama seorang artis. Banyaknya susunan berfoto jika si
artis selalu ditengah adalah ... susunan
a. 5 b. 20 c. 24 d.48 e.120
3. Disediakan angka 5, 6, 7, 8 dan 9. Banyak bilangan yang terdiri dari tiga angka berbeda yang dapat
dibentuk adalah ...bilangan
b. 12 b.16 c. 24 d. 60 e. 64
4. Banyaknya mobil yang bernomor polisi dengan angka 1, 2, 3, 4 dan 5 jika anganya tidak boleh
berulang adalah ... mobil
a. 120 b. 100 c.80 d.60 e.40
5. Ada 6 orang dalam ruangan yang belum saling kenal . Bila mereka ingin berkenalan dengan berjabat
tangan pada setiap orang, maka mereka bersalaman sebanyak ...kali
a. 16 b. 15 c. 12 d. 13 e. 10
KUNCI JAWABAN
1. d
2. c
3. c
4. a
5. b
Instrumen :
Carilah persoalan sederhana yang dapat dilakukan para siswa dalam permainan atau pun
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Rubrik Penilaian
Menilai laporan tentang menganalisis aturan pencacahan (aturan penjumlahan, aturan
perkalian, permutasi, dan kombinasi) melalui masalah kontekstual
Mempresentasikan hasil perhitungan atuaran pencacahan secara lisan dengan benar.
NO NAMA SISWA KELENGKAPA KERAPIHAN NILAI KETERANGAN
N
Keterangan skor:
Masing – masing kolom diisi dengan kriteria:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Lampiran 2
Materi pembelajaran
P E L U A N G
Materi Perhitungan peluang yang sering dipopulerkan dengan istilah Probabilitas pertama kali
dikenalkan oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat pada abad ke-17 melalui permainan dadu. Dari
permainan dadu inilah akhirnya berkembang permainan permainan yang lain seperti pelemparan
koin, permainan kartu bridge (remi) dan permainan lainnya. Oleh karena itu, konsep peluang lahir
melalui suatu permainan. Dalam perkembangannya, perhitungan peluang mendapatkan perhatian
yang serius dari para ilmuwan karena mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan
ilmu pengetahuan lainnya, seperti Ilmu fisika modern, Statistika, dan lain-lain.
1). Pengertian Kaidah Pencacahan (Caunting Slots)
Kaidah pencacahan atau Caunting Slots adalah suatu kaidah yang digunakan untuk
menentukan atau menghitung berapa banyak cara yang terjadi dari suatu peristiwa. Kaidah
pencacahan terdiri atas :
a. Pengisian tempat yang tersedia (Filling Slots),
b. Permutasi, dan
c. Kombinasi.
2). Pengisian Tempat yang Tersedia (Filling Slots)
Apabila suatu peristiwa pertama dapat dikerjakan dengan k1 cara yang berbeda, peristiwa kedua
dapat dikerjakan dengan k2 yang berbeda dan seterusnya sampai peristiwa ke-n, maka banyaknya
cara yang berbeda dari semua peristiwa tersebut adalah K, di mana : K = k1 x k2 x . . . x kn K sering
disebut dengan istilah banyaknya tempat yang tersedia dengan aturan perkalian atau Kaidah
perkalian. Untuk menentukan banyaknya tempat yang tersedia selain menggunakan aturan perkalian,
juga menggunakan diagram pohon, tabel silang, dan pasangan berurutan
Contoh :
1 Misalkan ada dua celana berwarna hitam dan biru serta empat baju berwarna kuning, merah, putih,
dan ungu. Ada berapa banyak pasangan warna celana dan baju yang dapat dibentuk?
Jawab:
Dari masalah di atas dapat diselesaikan dengan kaidah pencacahan, banyak cara yang mungkin
terjadi dari peristiwa tersebut dapat ditentukan dengan menggunakan metode berikutini:
Contoh 2
Misalkan dari Semarang ke Bandung ada dua jalan dan dari Bandung ke Jakarta ada 3 jalan. Berapa banyak jalan
yang dapat ditempuh untuk bepergian dari Semarang ke Jakarta melalui Bandung?
Jawab:
Dari Semarang ke Bandung ada 2 jalan dan dari Bandung ke Jakarta ada 3 jalan. Jadi, seluruhnya ada 2 x 3 = 6
jalan yang dapat ditempuh.
Contoh 3
Dari lima buah angka 0, 1, 2, 3, dan 4 hendak disusun suatu bilangan yang terdiri atas 4 angka. Berapa banyak
bilangan yang dapat disusun apabila angka-angka itu tidak boleh berulang?
Jawab: Angka pertama (sebagai ribuan) dapat dipilih dari 4 angka yaitu 1, 2, 3, dan 4. Misalnya terpilih angka 1.
Karena angka-angka itu tidak boleh berulang, maka angka kedua (sebagai ratusan) dapat dipilih dari 4 angka,
yaitu 0, 2, 3 dan 4. Misalnya terpilih angka 0. Angka ketiga (sebagai puluhan) dapat dipilih dari 3 angka, yaitu 2,
3, dan 4. Misalkan yang terpilih angka 2. Angka keempat (sebagai satuan) dapat dipilih dari 2 angka, yaitu 3, dan
4. Jadi, seluruhnya ada 4 x 4 x 3 x 2 = 96 bilangan yang dapat disusun dengan angka-angka yang tidak boleh
berulang.
Contoh 4
Dari angka-angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, dan 7 akan dibentuk bilangan dengan 4 angka dan tidak boleh ada angka yang
diulang.
a. Berapa banyak bilangan dapat dibentuk?
b. Berapa banyak bilangan ganjil yang dapat dibentuk?
c. Berapa banyak bilangan yang nilainya kurang dari 5.000 yang dapat dibentuk?
d. Berapa banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat dibentuk?
Jawab:
a. Angka ribuan ada 6 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 1. Angka ratusan ada
6 angka yang mungkin, yaitu 0, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2. Angka puluhan ada 5 angka yang
mungkin, yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka satuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 0,
4, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan yang dapat dibentuk = 6 x 6 x 5 x 4 = 720 angka.
b. Bilangan ganjil apabila angka satuannya merupakan angka ganjil. Angka satuan ada 4 angka yang mungkin,
yaitu 1, 3, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 1. Angka ribuan ada 5 angka yang mungkin yaitu 2, 3, 4, 5, dan 7.
Misalkan terpilih angka 2. Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih
angka 3. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin yaitu 0, 4, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan ganjil yang
dapat dibentuk = 4 x 5 x 5 x 4 = 400 angka.
c. Bilangan yang kurang dari 5.000, maka: Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 3, dan 4. Misalkan
terpilih angka 1. Angka ratusan ada 6 angka yang mungkin yaitu 0, 2, 3, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2.
Angka puluhan ada 5 angka yang mungkin yaitu 0, 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka satuan ada
4 angka yang mungkin, yaitu 0, 4, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan dapat dibentuk = 4 x 6 x 5 x 4 = 480 angka.
d. Bilangan genap apabila satuannya merupakan angka genap, yaitu 0, 2 atau 4. Bilangan lebih besar dari 2.000
dan angka satuannya 0, maka: Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih
angka 3. Angka ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 1, 2, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 2. Angka
puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1, 4, 5, dan 7. Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya
2, maka: Angka ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 3, 4, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 3. Angka
ratusan ada 5 angka yang mungkin, yaitu 0, 1, 4, 5, dan 7. Misal terpilih angka 0. Angka puluhan ada 4 angka
yang mungkin, yaitu 1, 4, 5, dan 7. Bilangan lebih besar dari 2.000 dan angka satuannya 4, maka: Angka
ribuan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 2, 3, 5, dan 7. Misal terpilih angka 3. Angka ratusan ada 5 angka yang
mungkin, yaitu 0, 1, 2, 5, dan 7. Misalkan terpilih angka 0. Angka puluhan ada 4 angka yang mungkin, yaitu 1,
2, 5, dan 7. Jadi, banyak bilangan genap dan lebih besar dari 2.000 yang dapat dibentuk adalah = (4 x 5 x 4) +
(4 x 5 x 4) + (4 x 5 x 4) = 240 angka. 3). Pengertian dan Notasi Faktorial n faktorial adalah hasil kali bilangan
bulat positif dari 1 sampai dengan n. Notasi dari n faktorial dilambangkan dengan n ! (dibaca : “n faktorial”)
5. PERMUTASI
Permutasi adalah suatu teknik yang menyatakan banyaknya cara dalam menyusun beberapa objek dari
suatu grup dengan memperhatikan urutan. Di dalam permutasi, urutan diperhatikan,dengan demikian kita dapat
membentuk sekumpulan objek walaupun objek tersebut hanya bertukar posis
P(n,n) = n! atau nPn = n!
Contoh:
Untuk menyambut sebuah pertemuan delegasi negara yang dihadiri oleh lima negara, panitia akan
memasang kelima bendera dari lima negara yang hadir. Banyak cara panitia menyusun kelima bendera
tersebut adalah…
Jawab:
Dari lima bendera yang ada, berarti n = 5, maka banyak susunan bendera yang mungkin yaitu:
2. Permutasi n elemen, tiap permutasi terdiri dari r unsur dari n elemen dengan r ≤ n
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan r≤n, banyaknya permutasi dari n objek yang diambil r objek
pada satu waktu adalah:
Contoh:
Banyak cara untuk memilih seorang ketua, sekertaris dan bendahara dari 8 siswa yang tersedia adalah…
Jawab:
Banyak siswa, n = 8
Maka:
3. Permutasi dari n unsur yang mengandung p.q dan r unsur yang sama
Keterangan:
t = 1,2,3,…
Contoh:
Jawab:
k1 = huruf B = 2
k2 = huruf A = 3
k3 = huruf S = 4
k4 = huruf I = 1
4. Permutasi Siklis
Contoh:
Dari 5 orang anggota keluarga akan duduk mengelilingi sebuah meja bundar, banyak cara susunan yang
dapat dibuat dari 5 orang tersebut adalah...
Jawab:
Banyak orang (n) = 5, maka :
Contoh:
Jawab:
2. Kombinasi
Kombinasi adalah suatu teknik yang menyatakan banyaknya cara dalam menyusun beberapa objek dari
suatu grup tanpa memperhatikan urutan. Dengan demikian jika ada objek yang hanya berbeda urutan, maka
tidak diperbolehkan atau akan dianggap sama objeknya.
Dari penjelasan dan contoh soal diatas, dalam mempermudah kita menghitung peluang atau banyaknya
cara yang dapat terbentuk dengan menggunakan kombinasi dapat dirumuskan menjadi:
C(n,k)= n!(n-k)!.k!
Contoh:
Diatas meja terdapat tiga buah amplop yaitu : amplop A, amplop B dan amplop C. Si Ibu menyuruh anaknya
mengambil dua amplop dari tiga amplop yang tersedia diatas meja. Berapa banyaknya cara atau kombinasi
untuk mengambil dua buah amplop dari tiga buah amplop yang disediakan?
C. Tujuan Pembelajaran
D. Kegiatan Pembelajaran
Peserta didik menyampaikan Peserta Didik memaparkan dan Guru menyampaikan materi
materi yang akan dipelajari menyelesaikan permasalahan pembelajaran yang akan dibahas
peluang kejadian majemuk untuk pertemuan selanjutnya dan
berdasarkan kesimpulan dan bersama peserta didik berdo’a
laitihan yang diberikan sebagai penutup
c. Penilaian Pembelajaran
Apapun penilaian pembelajaran yang dilakukan meliputi penilian sikap, penilaian pengetahuan berupa
tes tertulis dan lisan, penilaian kinerja dan penilaian portofolio
6. Instrumen
F. Lembar pengamatan sikap
N Aspek yang dinilai Skor keterangan
O 3 2 1
1 Menunjukkan rasa syukur dalam rangka pemenuhan
kebutuhan
2 Menunjukkan kemampuan dan keterampilan belajar dan
melakukan proses belajar yang efektif
3 Menunjukkan sikap ketekunan dalam melakukan
pengamatan dan diskusi
4 Menunjukkan ketekunan dan tanggung jawab dalam belajar
dan bekerja baik secara individu maupun berkelompok
Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek yang dinilai rubrik
1 Menunjukkan rasa syukur 3 Menunjukan rasa syukur dengan ekspresi setuju
dalam rangka pemenuhan bekerja keras dan bertanggung jawab dengan sumber
kebutuhan daya yang ada, misalnya rajin.
Belum secara eksplisit menunjukan rasa syukur
2 dengan ekspresi setuju bekerja keras dan bertanggung
jawab dengan sumber daya yang ada, misalnya rajin.
Keterangan Skor:
Masing – masing kolom diisi dengan kriteria
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
a. Penilaian Pengetahuan
Instrumen Tes Pilihan Ganda
1. Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama satu kali. Peluang muncul jumlah
angka kedua dadu sama dengan 3 atau 10 adalah....
A. 2/36
B. 3/36
C. 4/36
D. 5/36
D. 6/36
2 Sebuah kantong berisi 4 bola merah, 3 bola putih, dan 3 bola hitam. Diambil
sebuah bola secara acak, peluang terambil bola merah atau hitam adalah....
A. 4/5
B. 7/10
C. 3/6
D. 2/6
E. 1/10
3.Kotak I berisi 2 bola merah dan 3 bola putih. Kotak II berisi 5 bola merah dan 3
bola putih. Dari masing-masing kotak diambil 1 bola. Peluang bola yang
terambil bola merah dari kotak I dan bola putih dari kotak II adalah....
A. 1/40
B. 3/20
C. 3/8
D. 2/5
E. 31/40
5. Dalam sebuah keranjang A yang berisi 10 buah jeruk, 2 buah jeruk diantaranya
busuk, sedangkan dalam keranjang B yang berisi 15 buah salak, 3 diantaranya
busuk. Ibu menghendaki 5 buah jeruk dan 5 buah salak yang baik, peluangnya
adalah....
A. 16/273
B. 26/273
C. 42/273
D. 48/273
E. 56/273
(Teori peluang - un 2006)
Pembahasan
1. Dua kejadian pada pelemparan dua buah dadu, n(S) = 36,
A = jumlah angka adalah 3
B = jumlah angka adalah 10
Dari ruang sampel pelemparan dua buah dadu, diperoleh
A = {(1, 2), (2, 1)}
B = {(4, 6), (5, 5), (6, 4)}
n (A) = 2 → P(A) = 2/36
n (B) = 3 → P(B) = 3/36
Tidak ada yang sama antara A dan B, jadi n (A ∩B) = 0
Sehingga peluang "A atau B" adalah
P (A ∪ B) = P(A) + P(B)
= 2/36 + 3/36
= 5/36
Peluang bola yang terambil bola merah dari kotak I dan bola putih dari kotak II
adalah
P(A∩B) = P(A) × P(B)
= 2/5 × 3/8
= 6/40
= 3/20
S ={(M1, m1), (M1, m2), (M1, m3), (M1, m4), (M1, m5), (M1, p1), (M1, p2), (M1, p3),
(M2, m1),..............., (P3, p2), (P3, p3) }
n(S) = 40
Catatan:
Untuk
P (A ∩ B) = P(A) × P(B)
Peluang munculnya mata dadu lima dan angka pada uang logam dengan
demikian adalah
P(A∩B) = P(A) × P(B)
= 1/6 × 1/2 = 1/12
Sementara itu pengambilan 5 buah jeruk bagus dari 8 jeruk bagus yang ada di
keranjang A menghasilkan cara sejumlah
Sementara itu pengambilan 5 buah salak bagus dari 12 salak bagus yang ada di
keranjang A menghasilkan cara sejumlah
Sehingga peluang terpilih 5 jeruk bagus dari keranjang A dan 5 salak bagus
dari keranjang B
a. Lembar Penilaian Ketrampilan
Indikator : Mengidentifikasi faktapada peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-kejadian saling
bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak
Instrumen :
Penggunaan kartu brigde, dadu dan uang logam untuk permainan sederhana dan contoh
soal yang diberikan
Rubrik Penilaian
Menilai laporan tentang Mengidentifikasi faktapada peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak
Mempresentasikan hasil 2Mengidentifikasi faktapada peluang kejadian majemuk (peluang, kejadian-
kejadian saling bebas, saling lepas, dan kejadian bersyarat) dari suatu percobaan acak secara lisan
dengan benar.
NO NAMA SISWA KELENGKAPA KERAPIHAN NILAI KETERANGAN
N
Keterangan skor:
Masing – masing kolom diisi dengan kriteria:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Lampiran 2
Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil dan B adalah kejadian
munculnya bilangan prima. Tentukan peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau prima!
Penyelesaian:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan prima : {2, 3, 5} → P(B) =3/6
A∩B = {3, 5} → P{A∩B} = 2/6
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
= 3/6 + 3/6 – 2/6 = 4/6 = 2/3
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau prima adalah 2/3
Contoh:
Diambil sebuah kartu dari 1 set kartu bridge, tentukan peluang terambilnya kartu As atau kartu Hati!
Penyelesaian:n(S) = 52 (karena banyaknya kartu dalam 1 set kartu bridge 52)
A = kartu As, n(A) = 4 (Banyaknya kartu As dalam1 set kartu bridge 4)
4
P(A) = ——
52
B = kartu Hati, n(B) = 13 (Banyaknya kartu Hati dalam1 set kartu bridge 13)
13
P(B) = ——
52
n(A∩B) = 1 (Banyaknya Kartu As dan Hati dalam1 set kartu bridge 1)
1
P(A∩B) = ——
52
4 13 1 16
P(A∪ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B) = —— + —— – —— =——
52 52 52 52
16
Jadi peluang kejadian terambilnya kartu As atau Hati adalah ——
52
Contoh:
Sebuah dadu dilambungkan sekali, jika A adalah kejadian munculnya bilangan ganjil dan B adalah kejadian
munculnya bilangan genap. Tentukan peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau genap!
Penyelesaian:
S = {1, 2, 3, 4, 5, 6}
A = bilangan ganjil : {1, 3, 5} → P(A) = 3/6
B = bilangan genap : {2, 4, 6} → P(B) =3/6
A∩B = {} → P(A∩B) = 0 (A dan B kejadian saling lepas)
P(A∪ B) = P(A) + P(B)
= 3/6 + 3/6 = 1
Jadi peluang kejadian munculnya bilangan ganjil atau genap adalah 1
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah, 2 bola kuning dan 1 bola biru. Akan diambil sebuah bola secara acak.
Tentukan peluang terambilnya bola merah atau bola kuning!
Penyelesaian:
8! 8! 8 . 7!
n(S) = 8C1 = ———— = ———— = ——— = 8
1!(8- 1)! 1 . 7! 7!
Misal kejadian terambilnya kelereng merah adalah A, maka:
5! 5! n(A) 5
n(A) = 5C1 = ———— = —— = 5, P(A) = ——— = ——
1!(5 - 1)! 4! n(S) 8
Misal kejadian terambilnya kelereng kuning adalah B, maka:
2! 2! n(B) 2
n(B) = 2C1 = ———— = —— = 2, P(B) = ——— = ——
1!(2 - 1)! 1! n(S) 8
A∩B = {} (Kejadian saling lepas)
5 2 7
P(A∪ B) = P(A) + P(B) = —— + —— = ——
8 8 8 7
Jadi peluang terambilnya bola merah atau bola kuning ——
8
c. Peluang Kejadian Saling Bebas
Jika kejadian A tidak memengaruhi terjadinya kejadian B dan sebaliknya, atau terjadi atau tidaknya kejadian A
tidak tergantung pada terjadi atau tidaknya kejadian B maka dua kejadian ini disebut kejadian saling bebas. Hal
ini seperti digambarkan pada pelemparan dua buah dadu sekaligus.
A adalah kejadian munculnya dadu pertama angka 3 dan
B adalah kejadian munculnya dadu kedua angka 5
maka kejadian A dan kejadian B merupakan dua kejadian yang saling bebas, dan peluang kejadian ini dapat
dirumuskan:
Coba kamu pelajari contoh berikut untuk lebih memahami tentang kejadian saling bebas.
Contoh:
Dua buah dadu dilemparkan bersama-sama, tentukan peluang munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama dan
mata dadu 5 pada dadu kedua!
Penyelesaian:
Kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama tidak terpengaruh kejadian munculnya mata dadu 5 pada
dadu kedua jadi ini adalah dua kejadian yang saling bebas
S = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), ….., (6, 6)} → n(S) = 36
Misal kejadian munculnya mata dadu 3 pada dadu pertama adalah A, maka:
6 1
A = {(3, 1), (3, 2), (3, 3), (3, 4), (3, 5), (3, 6)} → n(A) = 6 P(A) = —— = ——
36 6
Misal kejadian munculnya mata dadu 5 pada dadu kedua adalah B, maka:
6 1
B = {(1, 5), (2, 5), (3, 5), (4, 5), (5, 5), (6, 5)} → n(B) = 6 P(B) = —— = ——
36 6
Kotak B
7! 7! 7 . 6!
n(S) = 7C1 = ———— = ———— = ——— = 7
1!(7- 1)! 1 . 6! 6!
Misal kejadian terambilnya bola kuning dari kotak B adalah B, maka:
2! 2! n(B) 2
n(B) = 2C1 = ———— = —— = 2, P(B) = ——— = ——
1!(2 - 1)! 1! n(S) 7
5 2 5
P(A∩B) = P(A) × P(B) = —— × —— = ——
8 7 28
Contoh:
Sebuah kotak berisi 5 bola merah dan 3 bola kuning. Akan diambil sebuah bola secara acak berturut-turut
sebanyak dua kali tanpa pengembalian . Tentukan peluang terambilnya keduanya bola merah!
Penyelesaian:
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan pertama adalah A, maka:
n(A) 5
P(A) = ——— = ——
n(S) 8
Misal kejadian terambilnya bola merah pada pengambilan kedua adalah B, maka:
n(B/A) 4
P(B/A) = ——— = ——
n(S) 7
5 4 5
P(A∩B) = P(A) × P(B/A) = —— × —— = ——
8 7 14