Makalah Miokarditis
Makalah Miokarditis
Oleh :
TIM SGD MATA KULIAH KARDIOVASKULER
SEMSTER V
2.2 Definisi
2.3 Insiden
Dari data terbaru (2011), terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif
pada saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat
kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic.
Insidens miokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia
dan cenderung meningkat pada usia lanjut.
2.4 Etiologi
Penyebab miokarditis dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Infeksi
a. Virus (coxsackievirus, echo virus, HIV, virus epsteinbarr, influenza,
cytomegalovirus, adenovirus, hepatitis A dan B, MUMPs, folio virus, rabies,
respiratori syincitial virus, rubella, vaccinea, varicella zoster, arbovirus)
b. Bakteri (corynebacterio diphteriae, streptococuspyogenis, staphilococcus
aureus, haemophilus pneumoniae, salmonella, nieserria gonorrhoeae,
leptospira, treponema pallidum, mycobacterium tuberkulosis,mycoplasma
pneumonia, riketsia.
c. Jamur (candida, aspergilus)
d. Parasit (tripanosoma cruzii, toxoplasma, schistosoma, trichina)
2. Non infeksi
a. Obat-obatan yang menyebabkan reaksi hypersensitifitas
Antibiotik (sulfonamida, penisilin, cloramfenicol, tetrasiklin,
streptomicyn)
Anti Tuberculosis (isoniazin, paraaminosalisilik acid)
Anti konfulsan (phenindion, phenitoin, carbamazepin)
Anti inflamasi (indometasin, sulfonilurea)
Diuretik (acetazolamid, klortalidon, spironolacton)
b. Obat-obatan yang tidak reaksi hypersensitifitas, seperti Kokain,
Siklofosfamid, Litium, Interferon alfa.
c. Penyebab lain selain obat-obatan adalah : Radiasi dan Giant cell
2.6 Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga
mekanisme dasar :
1) Invasi langsung ke miokard.
2) Proses immunologis terhadap miokard.
3) Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu :
1) Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di mana terjadi
invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel. Kemudian terbentuk
neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan atau dikurangi jumlahnya
dengan bantuan makrofag dan neutral killer cell (sel NK).
2) Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem imun
akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi terhadap miokardium,
akibat perubahan permukaan sel yang terpajan oleh virus. Fase ini berlangsung
beberapa minggu sampai beberapa bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan
yang minimal sampai yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel
endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi sangat
mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi virus.
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan proses
berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya matriks
miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan rontoknya serabut
otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa. Akhirnya proses ini
mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan biokimiawi yang berakhir dengan
payah jantung (Elly Nurachmach, 2009).
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Penatalaksanaan Keperawatan
Penanganan pada pasien dengan Miokarditis adalah:
1. Pasien diberi pengobatan kusus terhadap penyebab yang mendasari (penisilin
untuk streptokokus hemolitikus).
2. Pasien dibaringkan ditempat tidur untuk mengurangi beban jantung. Berbaring
juga membantu mengurangi kerusakan miokardial residual dan komplikasi
miokarditis.
3. Fungsi jantung dan suhu tubuh harus selalu dievaluasi.
4. Bila terjadi gagal jantung kongestiv harus diberikan obat untuk memperlambat
frekuensi jantung dan meningkatkan kekuatan kontraksi.
2.10 Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan imunisasi yang tepat dan penanganan
awal nampaknya sangat penting dalam menurunkan insidensi miokarditis. Setelah
mengalami suatu episode miokarditis biasanya masih tersisa pembesaran jantung.
Aktifitas fisik harus ditingkatkan dengan perlahan-lahan dan bertahap , pasien di
instruksikan untuk melaporkan gejala yang dirasakan saat aktifitas meningkat seprti
jantung berdenyut cepat sekali, olahraga yang kompetitif dan alkohol sama sekali
harus dihindari.
2.12 Prognosis
1. Sebagian cepat sembuh cepat, kadang jadi kronis.
2. Prognosis buruk bila :
1) Umur muda, sering mati mendadak
2) Bentuk akut fulminan karena virus atau difteri
3) Miokarditis yang sangat progresif
4) Bentuk kronis yang berlanjut menjadi kardiomiopati
5) Penyakit chaga.
3.5 Evaluasi
Menurut Patricia A. Potter (2005), Evaluasi merupakan proses yang dilakukan
untuk menilai pencapaian tujuan atau menilai respon klien terhadap tindakan
leperawatan seberapa jauh tujuan keperawatan telah terpenuhi.
Pada umumnya evaluasi dibedakan menjadi dua yaitu evaluasi kuantitatif dan
evaluasi kualitatif. Dalam evalusi kuantitatif yang dinilai adalah kuatitas atau jumlah
kegiatan keperawatan yang telah ditentukan sedangkan evaluasi kualitatif difokoskan
pada masalah satu dari tiga dimensi struktur atau sumber, dimensi proses dan
dimensi hasil tindakan yang dilakukan.
Adapun langkah-langkah evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data keperawatan pasien
2. Menafsirkan (menginterpretasikan) perkembangan pasien
3. Membandingkan dengan keadaan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan
dengan menggunakan kriteria pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
4. Mengukur dan membandingkan perkembangan pasien dengan standar
normal yang berlaku.
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan myocarditis (Doenges, 1999)
adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung.
4.2 Saran
Sebagai perawat harus selalu sigap dalam penanganan penyakit myocarditis
karena akan menjadi fatal jika terlambat menanganinya. Selain itu perawat juga
memberi health education kepada klien dan keluarga agar mereka faham dengan
myocarditis dan bagaimana pengobatannya.
Virus MK : Resiko
Bereplikasi infeksi
Sel Lisis
Terbentuk antibody
Tubuh mengaktifkan
endotel
sistem Imun
Antibodi terbentuk
Spasme mikrovaskular
Proses berulang
MK : Intoleransi
MK : Resiko tinggi
Aktivitas
penurunan kardiak output