Anda di halaman 1dari 2

Nama : muhammad pebrian junda

Nim : 1810114210008
Mata kuliah : foklor
Kelas : A1

Sejarah perkembangan folklor di eropa

Orang pertama yang pertama kali memperkenalkanistilah folklor ke dalam ilmu pengetahuan
adalah william john thomas, seorang ahli kebudayaan antik (antiquarium)inggris, istilah itu
diperkenalkan pertama kali pada waktu ia menerbitkan sebuah artikel dalam bentuk surat terbuka
dalam majalah the athenacum No,928 tanggal 22 agustus1846. Dengan mempergunakan nama
samaran Ambrose Merton, dalam surat terbuka itu thomas mengakui dialahyang telah
menciptakan istilah folkore untuk sopan santun inggris,tahayul, dam sebagai mana di masa
lampau, yang sebelumnya disebut dengan istilah antiquites,(Dundes19: 4)

Pada di ciptakanyaistilah folklore dalam kosa kata bahasa inggris belum ada istilah kebudayaan
pada umumnya, sehinga ada kemungkinan juga istilah baru foklore untuk menyatkan budaya
namun tidak karena pada tahun 1965 E.B Taylor memperkenalkan istilah culture ke dalam
bahasa inggris.

Biarpun istilah culture di perkenalkan lebih lambat 19 tahun dari folklore istilah culture telah
behasil mengeser istilah folklore untuk mendefinisikan kebudayaaan umum sedangkan istilah
folklore du gunakan dalam arti kebudayaan lebih khusus, mengenai istilah folklor masih timbul
pertentangan sengit didunia foklor sendiri hal ini di sebabkan para ahli folklor belum sependapat

Ahli folklor di dunia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Ahli folklor HUMANISTIS (humanistic folklorist), yakni ahli folklor yang berlatar
belakang ilmu bahasa dan kesusasteraan. Para ahli folklor humanistis tetap memegang teguh
definisi W.J. Thoms, yakni memasukkan ke dalam folklor bukan saja kesusasteraan lisan (cerita
rakyat dan lain-lain), melainkan juga pola kelakuan manusia (tari, bahasa isyarat), bahkan juga
hasil kelakuan yang berupa benda material (arsitektur rakyat, mainan rakyat, dan pakaian
rakyat).

2. Ahli folklor ANTROPOLOGIS (anthropological folklorist), yakni ahli folklor yang berlatar
belakang ilmu antropologi. Para ahli folklor antropologis membatasi objek kajian pada unsur-
unsur kebudayaan yang bersifat lisan saja (verbal arts), misalnya: cerita prosa rakyat, teka-teki,
peribahasa, syair rakyat, dan kesusasteraan lisan lainnya.

3. Ahli folklor MODERN (modern folklorist), yakni ahli folklor yang berlatar belakang ilmu-
ilmu interdisipliner. Para ahli folklor modern mempunyai pandangan yang terletak di tengah-
tengah di antara kedua kutub perbedaan itu tadi. Mereka bersedia mempelajari semua unsur
kebudayaan manusia asalkan diwariskan melalui lisan atau dengan cara peniruan.
Sumber refrensi: foklor indonesia ilmu gosip,dongeng dan lain lain, james dananjaja edisi
pertama

Anda mungkin juga menyukai