Anda di halaman 1dari 81

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kehidupannya mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Keduanya mempunyai masa yang sangat menentukan, yaitu masa balita, karena

pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya, seperti perkembangan bahasa, kesadaran sosial,

dan perkembangan motorik anak. Perkembangan anak terdapat masa kritis,

dimana diperlukan suatu rangsangan atau stimulasi yang berguna agar potensi

anak berkembang (Adriana, 2011).

Balita usia 14 bulan seharusnya sudah bisa berjalan dengan baik tapi pada

kenyataannya balita usia 14 bulan masih belum bisa berdiri hal ini dikarenakan

orang tua masih memberikan anak mainan bunyi-bunyian yang seharusnya untuk

usia perkembangan balita usia 14 bulan adalah orang tua membelikan mainan

yang berwarna terang dan dapat bergerak misal mobil-mobilan agar anak tertarik

dan termotivasi untuk berjalan. Selain itu balita usia 21 bulan dan 23 bulan belum

bisa mengucapkan kata “mama papa” dengan baik, seharusnya orang tua dapat

merangsang perkembangan bahasa dan bicara anak dengan sering membacakan

anak buku cerita agar perkembangan bahasa dan bicara anak menjadi lebih

optimal.

Hasil penelitian Purwati (2010) di wilayah Gresik, Jawa timur didapatkan

hasil bahwa dari 27 balita sebanyak 12 balita perkembangannya meragukan, 2


2

balita mengalami perkembangan yang menyimpang dan 13 balita mengalami

perkembangan sesuai usia.

Pijat atau masase bayi merupakan salah satu cara yang menyenangkan

yang akan membuat perasaan nyaman bagi bayi. Karena pijatan lembut akan

membantu meringankan ketegangan otot sehingga bayi menjadi tenang dan tidur

(Pranoto, 2009). Peneliti dari Warwick medical school dan institute of education

dari University of Warwick, meneliti 9 gerakan pijat bayi yang di terapkan kepada

598 bayi usia di bawah 6 bulan. Hasil penelitian tersebut salah satunya di

sebutkan bahwa pijat bayi dapat mempengaruhi keluarnya hormone tidur

melatonin, dengan hormone tersebut bayi dapat memiliki pola tidur yang teratur

sehingga perkembangan bayi dapat di capai dengan optimal.

Perkembangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor internal

meliputi bangsa, umur, jenis kelamin dan genetik, sedangkan faktor eksternal

dibagi menjadi 3 yaitu prenatal (gizi, toksin, radiasi, endokrin, infeksi, kelainan

imunologi), natal (trauma kepala, asfiksia) dan postnatal (lingkungan pengasuh,

gizi, status sosial ekonomi, status kesehatan dan stimulasi) (Narendra, 2002).

Stimulasi yang kurang akan mempengaruhi pada perkembangan anak seperti

gangguan bicara, misalnya anak yang kurang diajak bicara dan kurang mendapat

stimulus dalam hal bicara akan mengakibatkan kurang dalam kemampuan bahasa,

terlambatnya motorik kasar seperti anak yang kurang distimulus untuk berjalan

akan terlambat dalam hal motorik kasar yaitu terlambat berjalan, terlambat

motorik halus serta sosial. Perkembangan personal sosial sangat dipengaruhi oleh

lingkungan dan interaksi antara anak dan orang tuanya, lingkungan yang tidak

mendukung akan menghambat perkembangan anak (Adriana, 2011). Anak yang


3

mendapatkan stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang

dibandingkan anak yang kurang atau tidak mendapat stimulasi (Soetjiningsih,

2002) .

Perkembangan balita sangat penting, untuk itu perlu upaya untuk memotivasi

masyarakat terutama ibu atau pengasuh untuk memberikan stimulasi sejak dini

pada balita dengan memberikan penyuluhan dan melatih skill dalam memberikan

stimulasi sehingga para ibu atau pengasuh dapat memberikan atau

mendemonstrasikan cara memberi stimulasi pada balita sesuai dengan tahap

perkembangannya. Pemberian stimulasi yang teratur dan terus-menerus akan

menciptakan anak yang cerdas, bertumbuh kembang dengan optimal, mandiri,

memiliki emosi yang stabil serta mudah beradaptasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

“hubungan antara pemberian massage dengan perkembangan usia 12-24 bulan di

posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya”.

B. Batasan Masalah

Perkembangan pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu internal

seperti bangsa, keluarga, umur dan jenis kelamin, dan faktor eksternal seperti gizi,

endokrin, infeksi, psikologis, sosial-ekonomi, lingkungan pengasuh dan massage.

Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi perkembangan pada anak, maka

dalam penelitian ini peneliti membatasi pada masalah pemberian massage dengan

perkembangan usia 12-24 bulan di posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu

Urip Kecamatan Sawahan Surabaya


4

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti dapat

merumuskan masalah sebagai berikut: “Adakah hubungan antara pemberian

massage dengan perkembangan usia 12-24 bulan di Posyandu RT 09 RW 06

Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pemberian massage dengan perkembangan

usia 12-24 bulan di Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip

Kecamatan Sawahan Surabaya

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pemberian massage pada usia 12-24 bulan di Posyandu

RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya.

b. Mengidentifikasi perkembangan pada usia 12-24 bulan di Posyandu RT

09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya.

c. Menganalisis hubungan pemberian massage dengan perkembangan pada

usia 12-24 bulan di Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip

Kecamatan Sawahan Surabaya


5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Manfaat bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman

dan wawasan dalam melakukan penelitian tentang pemberian stimulasi

terhadap perkembangan balita.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan wacana di perpustakaan

untuk memperoleh pengetahuan dan wawasan serta dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Responden

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan dan

menambah wawasan yang bermanfaat pada ibu atau pengasuh, sehingga ibu

atau pengasuh dapat memberikan stimulasi dan massage yang sesuai dengan

usianya.
6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Perkembangan

1. Definisi Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh

yang lebih komplek dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil

dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk

juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 2002).

2. Ciri-ciri Perkembangan

Menurut Narendra (2002), perkembangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Perkembangan melibatkan perubahan

Kerena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka

setiap pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubahan

ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh,

berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda

kematangan suatu organ tubuh tertentu.

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seseorang tidak akan bisa melewati satu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Karena itu perkembangan awal ini merupakan

masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.


7

c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2 hukum yang tetap,

yaitu:

1) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju ke

daerah kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.

2) Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar)

lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai

kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut pola proksimodistal.

d. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan,

tahap-tahap itu tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak dapat berdiri sebelum

berjalan.

e. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda

Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan

yang berbeda-beda.

f. Perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian,

terjadi peningkatan mental, daya ingat, daya nalar dan lain-lain.

3. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Menurut Narendra (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan

anak dibagi menjadi dua, yaitu:


8

a. Faktor Internal

Berikut ini adalah faktor internal yang berpengaruh pada tumbuh kembang

anak:

1) Ras atau Etnik atau Bangsa

Anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika tidak memiliki faktor

herediter ras atau bangsa Indonesia dan sebaliknya.

2) Keluarga

Ada kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek,

gemuk dan kurus.

3) Umur

Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama

kehidupan dan masa remaja.

4) Jenis Kelamin

Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis kelamin  akan mempengaruhi

perkembangan anak baik secara fisik maupun mentalnya. Fungsi reproduksi

pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Akan tetapi

setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki menjadi lebih

cepat.

5) Genetik

Genetik adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi ciri

khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak, contohnya kerdil.

6) Kelainan Kromosom
9

Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan

seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

b. Faktor Eksternal

Berikut ini adalah faktor eksternal yang berpengaruh pada tumbuh kembang

anak:

1) Faktor Prenatal.

a) Gizi

Nutrisi ibu hamil terutama pada trimester akhir kehamilan akan

mempengaruhi pertumbuhan janin.

b) Mekanis

Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan kongenital seperti

Club foot.

c) Toksin atau zat kimia

Beberapa obat-obatan seperti Animopterin dan Thalidomid dapat

menyebabkan kelainan kongenital seperti palatoskisis.

d) Endokrin

Diabetes melitus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegali dan

hiperplasia adrenal.

e) Radiasi

Paparan radiasi dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada janin

seperti mikrosefali, spina bifida, kelainan jantung dan retardasi mental.

f) Infeksi

Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella, Citomegalo virus, Herpes Simpleks) dapat mengakibatkan kelainan


10

pada janin seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan

jantung kongenital.

g) Kelainan Imunologi

Eritroblastosis fetalis timbul atas dasar perbedaan golongan darah antara

janin dan ibu sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah merah janin,

kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah janin dan akan

menyebabkan hemolisis yang selanjutnya mengakibatkan hiperbilirubinemia

dan kernikterus yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan otak.

h) Anoksia Embrio

Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan fungsi plasenta

menyebabkan pertumbuhan terganggu.

i) Psikologi Ibu

Kehamilan yang tidak diinginkan serta perlakuan yang salah atau kekerasan

mental pada ibu hamil akan mempengaruhi perkembangan janin.

2) Faktor Persalinan

Komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat

menyebabkan kerusakan jaringan otak.

3) Faktor pascapersalinan

a) Gizi

Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat

seperti ASI eksklusif.

b) Penyakit kronis atau kelainan kongenital

Tuberkulosis, anemia dan kelainan jantung bawaan mengakibatkan

retardasi pertumbuhan jasmani.


11

c) Lingkungan fisik dan kimia

Lingkungan yang sering disebut melieu adalah tempat anak tersebut

hidup yang berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak (provider).

Lingkungan sanitasi yang kurang baik, kurangnya sinar matahari,

paparan sinar radio aktif dan zat kimia tertentu mempunyai dampak yang

negatif terhadap pertumbuhan anak.

d) Psikologis

Hubungan anak dengan sekitarnya, seorang anak yang tidak dikehendaki

oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa tertekan akan mengalami

hambatan dalam tumbuh kembangnya.

e) Endokrin

Gangguan hormon, misalnya pada penyakit hipertiroid akan

menyebabkan anak mengalami gangguan pertumbuhan.

f) Sosioekonomi

Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan dan kesehatan

lingkungan yang jelek dan ketidaktahuan, hal tersebut menghambat

pertumbuhan anak.

g) Lingkungan pengasuh

Pada lingkungan pengasuhan, interaksi ibu dan anak sangat

memengaruhi tumbuh kembang anak.

h) Stimulasi

Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi, khususnya dalam

keluarga, misalnya penyediaan mainan, sosialisasi anak serta keterlibatan

ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak.


12

i) Obat-obatan

Pemakaian kortikosteroid jangka panjang akan menghambat

pertumbuhan, demikan halnya dengan pemakaian obat perangsang

terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi

hormon pertumbuhan.

4. Aspek perkembangan

Menurut Soetjiningsih (2002) aspek perkembangan dibagi menjadi

beberapa bagian seperti:

a. Personal Sosial

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungannya.

b. Gerakan motorik Halus

Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan gerakan-gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu

yang menggunakan otot kecill tapi memerlukan koordinasi yang cermat.

c. Bahasa

Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan

bicara spontan.

d. Gerakan Motorik Kasar

Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.


13

5. Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan

a. Usia 12-15 bulan

1) Motorik kasar: Berjalan tanpa bantuan, menaiki tangga, berlutut tanpa

sokongan.

2) Motorik halus: Senang menjatuhkan bola ke lantai, dapat membangun

menara dari 2 kotak, melepaskan butir-butir ke dalam leher botol yang

sempit, mencoret-coret dengan spontan, menggunakan cangkir dengan

baik.

3) Bahasa: Mengatakan 4-6 kata, meminta objek dengan menunjuknya,

memahami perintah sederhana, menggunakan kata tidak meskipun

menyetujui permintaan.

4) Sosial: Menoleransi perpisahan dengan orang tua, dapat meniru orang tua

melakukan pekerjaan rumah, makan sendiri dan sedikit tumpah,

mencium dan memeluk orang tua.

b. Usia 16-18 bulan

1) Motorik kasar: Berlari tapi masih sering terjatuh, berjalan naik tangga

dengan satu tangan berpegangan, menarik dan mendorong mainan,

melompat dengan 2 kaki, duduk sendiri di kursi.

2) Motorik halus: Membangun menara 3-4 kotak, membalik halaman buku

2-3 lembar sekaligus.

3) Bahasa: Mengatakan 10 kata lebih, menunjuk objek umum seperti sepatu

dan bola, menyebut 2-3 bagian tubuh.

4) Sosial: Peniru yang baik, mulai sadar kepemilikan “mainanku”


14

c. Usia 19-24 bulan

1) Motori kasar: Naik turun tangga dengan 2 kaki disetiap langkah, berlri

seimbang dengan langkah yang lebar, menangka objok yanpa jatuh

2) Motorik Halus: Menendang bola dengan baik, membangun menara

dengan 6-7 kotak, menyusun 2 atau lebih kotak menyerupai kereta,

membalik 1 halaman buku, menggambar meniru gerakan vertikal dan

lingkaran, memencet bel pintu dan membuka gerendel.

3) Bahasa: Perbendaharaan kata kira-kira 300 kata, menggunakan 2-3 kata

dalam kalimat, menggunakan kata ganti saya, aku dan kamu,

mengungkapkan kebutuhan untuk makan, minum dan toileting, berbicara

dengan tidak terputus-putus.

4) Sosial: Mendorong orang untuk menunjukan sesuatu pada mereka,

peningkatan kemandirian, mempunyai lapang perhatian lanjut.

6. Tes Perkembangan

Menurut Dep Kes RI 2005 salah satu tes perkembangan yang dilakukan untuk

mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan adalah KPSP

(Kuisioner Pra Skrining Perkembangan).

a. Jadwal pemeriksaan KPSP rutin adalah 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42,

48, 54, 60, 66 dan 72 bulan. Jika anak belum mencapai umur skrining tersebut

minta ibu untuk datang kembali pada umur skrining yang terdekat untuk

pemeriksaan rutin. Misalnya balita usia 13 bulan, diminta kembali untuk

skrining KPSP pada usia 15 bulan. Apabila orang tua datang dengan keluhan

anaknya mempunyai masalah tumbuh kembang, sedangkan umur anak bukan


15

umur skrining maka pemeriksaan menggunakan KPSP untuk umur skrining

terdekat yang lebih mudah.

b. Cara menghitung usia anak. Usia anak ditetapkan menurut tahun dan bulan.

Tanggal Satu tahun sama dengan 12 bulan, satu bulan sama dengan 30 hari.

Kelebihan >15 hari dibulatkan menjadi 1 bulan dan kelebihan <15 hari

dibulatkan kebulan sebelumnya.

c. Alat atau instrumen yang digunakan adalah:

1) Formulir KPSP sesuai umur. Formulir berisi 9-10 pertanyaan tentang

kemampuan perkembangan anak yang telah dicapai anak. Sasaran KPSP

adalah anak usia 0-72 bulan.

2) Alat bantu pemeriksaan berupa: pensil, kertas, bola sebesar bola tenis,

kerincingan, kubus berukuran 2,5 cm sebanyak 8 buah, kismis, kacang tanah

dan potongan biskuit berukuran 0,5-1 cm.

d. Cara menggunakan KPSP:

1) Pada waktu pemeriksaan anak harus dibawa.

2) Tentukan usia anak.

3) Setelah menentukan usia anak, pilih KPSP yang sesuai dengan usia anak.

4) KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu:

a) Pertanyaan yang dijawab ibu atau pengasuh, contohnya: “dapatkah bayi

makan kue sendiri?”.

b) Perintah pada ibu atau pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan

tugas yang tertulis pada KPSP, contohnya: “pada posisi terlentang

tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan ke posisi

duduk”.
16

5) Jelaskan pada orang tua agar tidak ragu-ragu atau takut menjawab, oleh

karena itu pastikan ibu atau pengasuh mengerti apa yang ditanyakan

kepadanya.

6) Tanyakan pertanyaan tersebut secara berurutan, satu persatu. Setiap

pertanyaan hanya ada 1 jawaban, ya atau tidak. Catat jawaban tersebut di

formulir.

7) Ajukan pertanyaan berikutnya setelah ibu atau pengasuh menjawab

pertanyaan sebelumnya.

8) Teliti kembali apakah semua pertanyaan telah dijawab.

e. Interpretasi hasil KPSP:

Hitunglah berapa jumlah jawaban “ya”.

1) Jawaban “ya” bila ibu atau pengasuh menjawab anak bisa atau pernah atau

sering atau kadang-kadang melakukannya.

2) Jawaban “tidak”, bila ibu atau pengasuh menjawab anak belum pernah

melakukan atau tidak pernah atau ibu pengasuh anak tidak tahu.

3) Jumlah jawaban “ya”= 9 -10, perkembangan anak sesuai dengan tahap

perkembangannya. (S)

4) Jumlah jawaban “ya”= 7 -8, perkembangan anak meragukan (M)

5) Jumlah jawaban “ya”= 6 atau kurang, perkembangan anak kemungkinan ada

penyimpangan.

6) Untuk jawaban tidak perlu dirinci jumlah jawaban “tidak” menurut jenis

keterlambatan (gerak kasar, gerak halus, bahasa, sosialisasi dan

kemandirian)
17

B. Konsep Dasar Massage

1. Definisi Massage

Massage bayi atau pijat bayi merupakan terapi sentuh yang diberikan pada

bayi yang apat memberikan jaminan adanya kontak tubuh berkelanjutan yang

dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi ( Rosli, 2001). Seni pijat ini

telah dipraktekkan hampir diseluruh dunia termasuk Indonesia. Meskipun tidak

diketahui dengan jelas pijat dan sentuhan dapat berpengaruh positif pada tubuh

manusia. Pijat bayi adalah praktek pengasuhan anak kuno yang masih

dipraktekkan di seluruh dunia. Penelitian medis terbaru telah membuktikan

banyaknya manfaat pijat bayi. Sebuah studi menunjukkan bahwa bayi prematur

yang dipijat tiga kali sehari selama sepuluh hari mendapatkan kenaikan berat

badan hampir 50 persen lebih banyak, lebih aktif dan waspada dan dapat

meninggalkan rumah sakit enam hari lebih cepat dibandingkan bayi prematur

lainnya. Pijat bayi bermanfaat merangsang  syaraf motorik, memperbaiki pola

tidur, membantu pencernaan dan meningkatkan ketenangan emosional anak,

selain menyehatkan tubuh dan otot-otot. Bayi yang dipijat dengan baik dan

teratur  dapat tumbuh lebih sehat dan berkembang lebih baik.

2. Tujuan Pijat Bayi

Tujuan dari pijat bayi adalah antara lain :

a. Pernyataan kasih sayang

Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari

orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi

pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa

membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.


18

b. Menguatkan otot

Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.

c. Membuat bayi lebih sehat

Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses

pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan bayi. Bahkan memijat

bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi.

d. Membantu pertumbuhan

Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik

dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa

bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat.

e. Meningkatkan kesanggupan belajar

Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si

bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang bayi.

3. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Pemijatan bayi

1) Waktu Terbaik untuk memijat

Pijat bayi dapat dimulai setelah bayi dilahirkan sampai usia 6-7

bulan. Pemijatan dapat dilakukan pada waktu pagi hari agar anak siap untuk

memulai aktivitas dan malam hari sebelum bayi tidur.

2) Persiapan pijat bayi

Untuk memijat bayi pastikan anda telah melakukan beberapa

persiapan untuk memijat bayi yaitu cuci tangan hingga bersih dan pastikan

anda telah memotong kuku dan lepaslah perhiasan yang dapat melukai

bayi. Siapkan ruang pijat yang hangat lembut dan tidak pengap. Siapkan
19

handuk, pakaian ganti bayi dan baby oil/bedak. Karena bayi akan dipijat di

berbagai bagian tubuhnya, usahakan agar dia tidak dalam keadaan lapar.

3) Hal-hal yang perlu diperhatikan selama pemijatan bayi :

Selama melakukan pemijatan ibu atau terapis dianjurkan untuk

memandang mata bayi dengan penuh kasih saying, bernyayilah atau

putarkan lagu-lagu yang tenang dan lembut, awali pemijatan dengan

melakukan sentuhan ringan kemudian secara bertahap tambahkan tekanan,

sebelum pemijatan lumurkan lotion / bedak, sebaiknya dimulai dari kaki,

perut, dada, tangan , muka dan diakhiri punggung. Jika bayi menangis

tenangkan dulu dan jika lebih keras hentikan pemijatan mungkin bayi

sudah ngantuk atau mengharapkan digendong. Hindarkan mata bayi dari

lotion, lakukan konsultasi pada dokter atau terapis untuk mendapatkan

keterangan lebih lanjut tentang pemijatan bayi. Untuk itu pastikan bayi

telah melewatkan waktu makannya terlebih dahulu sebelum dipijat. Setiap

tahap pemijatan dapat diulang sebanyak 6 kali

4. Teknik-teknik massage bayi

1) Cara Pijat Bayi : Bagian Kaki

Untuk memijat bagian kaki, hendaknya dimulai dengan memegang

kaki bayi pada pangkal paha seperti cara memegang pemukul softball.

Gerakan memijat cukup dilakukan dengan cara menggerakkan tangan ke arah

mata kaki secara bergantian kaki kiri dan kaki kanan. Ibu bisa melakukan

kombinasi gerakan dengan memgang pangkal paha secara bersamaan

kemudian memutar kaki bayi dengan lembut kearah mata kaki. Urut juga

bagian telapak kaki dengan dua ibu jari secara bergantian dari tumit ke
20

seluruh telapak kaki. Pijat jari kaki dengan gerakan memutar menjauhi

telapak kaki satu persatu dengan lembut. Akhiri gerakan tersebut dengan

tarikan lembut disetiap ujung jari. Selanjutnya putar pergelangan kaki

perlahan dan Usap kaki bayi dengan tekanan lembut dari pangkal paha hingga

akhir.

Gambar 2.1

2) Cara Pijat Bayi : Bagian Perut

Untuk memijat bagian perut bayi, ibu bisa melakukan gerakan

mengayuh sepeda dari atas kebawah. Pijatlah perut bayi dari bagian kiri atas

ke bawah dengan menggunakan jari – jari tangan membentuk huruf I lalu L

terbalik, pijat perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari kanan

bawah ke atas kemudian kekiri, kebawah dan berakhir diperut kiri. Terapis

tidak menyarankan untuk menekan perut bayi terlalu dalam. Hal ini dapat

menimbulkan kerusakan tata letak usus dan karena hal inilah beberapa dokter
21

tidak menyarankan pijat bayi. Untuk itu hendaknya ibu memastikan gerakan

ini dilakukan secara perlahan.

Gambar 2.2

3) Cara Pijat Bayi : Bagian Dada dan Punggung

Untuk memijat bagian dada bayi, ibu bisa melakukan gerakan ke atas

bawah pada leher belakang. Lanjutkan dengan gerakan pijat untuk tulang

selangka ke arah kiri kanan dengan membentuk gambar jantung. Untuk

memijat punggung bayi, pertama-tama tengkurapkan bayi melintang dari agar

anda. Pijat punggung dengan gerakan maju mundur sepanjang punggung

mulai dari pantat hingga leher. Buat gerakan melingkar dengan jari-jari mulai

batas punggung sampai dengan pantat.


22

Gambar 2.3

4) Cara Pijat Bayi : Bagian Lengan

Pemijatan pada bagian Ketiak dari atas ke bawah, pada lengan dapat

dilakukan dengan cara memeras dan memutar lengan bayi dari arah pundak

menuju pergelangan tangan. Setelah itu pijatlah telapak tangan dengan ibu jari

mulai telapak hingga jari tangan bayi. Lakukan usapan lembut pada punggung

tangan dari arah pergelangan ke jari-jari. Peras sekeliling pergelangan tangan

dengan ibu jari dan telunjuk.


23

Gambar 2.4

5) Cara Pijat Bayi : Bagian Muka

Untuk melakukan pemijatan pada bagian muka bayi cukup dilakukan

dengan cara meletakkan ibu jari diantara alis mata si bayi. Lakukan pemijatan

menggunakan ibu jari secara lembut pada alis dan di atas kelopak mata. Pijat

dari pertengahan alis turun ke bawah melalui samping lipatan

hidung.Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping 23ank e atas

kearah pipi seolah membuat bayi tersenyum


24

Gambar 2.4

5. Manfaat massage bayi

Pijat bayi memiliki banyak manfaat tidak hanya bagi bayi, namun

juga untuk Anda dan pasangan Anda. Pijat bayi sangat bagus untuk bayi

prematur, membantu mereka bertahan hidup, tumbuh, dan berkembang. Pijat

bayi juga bermanfaat untuk bayi yang lahir cukup bulan.

1) Meningkatkan berat badan

Penelitian yang dilakukan oleh Prof. T. Field & scadifi (1990)

menunjukkan bahwa pada 20 bayi premature ( BB 1,280 dan 1,176 gram),

yang dipijat 1x15 menit selama 10 hari, mengalami kenaikan BB per hari

20%-47% lebuih banyak dari yang tidak dipijat. Penelitian pada bayi yang

cukup bulan yangberusia 1-3 bulan, yang dipijat selama 15 menit 2x

seminggu selama 6 minggu didapatkan kenaikan BB yang lebih dari

kelompok kontrol ( dikutip Roesli, 2001).

2) Meningkatkan pertumbuhan

Penelitian yang dilakukan pada tikus dan menemukan bahwa tanpa

dilakukannya rangsangan raba / taktil pada tikus telah terjadi penurunan

hormone pertumbuhan ( Schanberg 1989 dalam Roesli, 2001).

3) Meningkatkan daya tahan tubuh


25

Penelitian terhadap penderita HIV yang dipijat sebanyak 5 kali dalam

seminggu selama 1 bulan,menunjukkan adanya peningkatan toksisitas sel

pembunuh alami ( natural killer cells). Hal tersebut dapat mengurangi

kemungkinan terjadinya infeksi sekunder pada penderita AIDS.

4) Meningkatkan konsentrasi bayi& membuat bayi tidur lebih lelap

Umumnya bayi yang dipijat akan tidur lebih lelap, dan pada waktu

bangun konsentrasinya akan lebih penuh. Di Touch Research Institut,

Amerika dilakukan penelitian pada sekelompok anak dengan pemberian soal

matematika, setelah itu dilakukan pemijatan pada anak –anak tersebut selama

jangka waktu 5 minggu. Setelah itu anak-anak tersebut diberikan soal

matematika yang lain ternyata mereka hanya memerlukan waktu yang

dipergunakan lebih singkat untuk menyelesaikan soal terdahulu, dan ternyata

tingkat kesalahannya hannya sebanyak 50 % dari sebelum dipijat.

5) Meningkatkan produksi ASI

Berdasarka penelitian Cynthia Mersmann, Ibu yang memijat bayinya

mampu memproduksi ASI lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol.

Pada saat menyusui bayinya mereka merasa kewalahan Karena ASI terus

menerus menetes dari payudara yang disusukan. Jadi pijat bayi dapat

meningkatkan volume ASI.

6) Membina kasih sayang orangtua dan anak

Sentuhan dan pandangan kasih sayang orang tua pada bayinya akan

mengalirkan kekuatan jalinan kasih saying diantra keduanya. Pada

perkembnagan anak sentuhan orang tua adalah dasar perkembangan

komunikasi yang akan memupukcinta kasih secara timbale balik. Semua itu
26

akan menjadi penentu bagi anak untuk secara potensial menjadi anak berbudi

pekerti yang baik dan percaya diri

Ada pula teori yang mengatakan bahwa sentuhan dan kontak kulit bisa

membantu merangsang dan menstimulasi perkembangan otak bayi. Dengan

memijat bayi, Anda juga akan merasakan perubahan mood yang positif dan

membuat Anda merasa lebih memiliki kemampuan menjadi orangtua. Waktu

yang Anda luangkan untuk melakukan pijat bayi merupakan saat-saat

istimewa Anda bersama Si Kecil.

Saat Anda memijat bayi, Anda pasti akan berbicara dan melakukan

kontak mata dengannya. Ini adalah salah satu manfaat pijat bayi yang bisa

membantu ibu yang mengalami depresi pasca melahirkan (postnatal

depression). Pijat bayi juga bagus untuk para Ayah. Umumnya seorang ayah

jarang menghabiskan waktu dengan anaknya, terutama bila mereka bekerja di

kantor dan Si Kecil ASI Eksklusif. Kegiatan pijat bayi yang dilakukan rutin

oleh Ayah pada saat sebelum tidur malam bisa mendekatkan hubungan Ayah

dan bayinya.

6. Mekanisme Dasar Pemijatan

1. Beta Endorphin mempengaruhi mekanisme pertumbuhan

Pemijatan akan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan

anak. Tahun 1989, Schanberg dari duke University Medical School

melakukan penelitian pada bayi tikus-tikus. Pakar ini menemukan bahwa


27

jika hubungan taktil ibu tikus ke bayinya terganggun akan menyebabkan

hal-hal berikut ini.

a. Penurunan enzim ODC ( Ornithine Decarboxylase), suatu enzim

yang dapat menjadi petunjuk peka bagi pertumbuhan sel dan

jaringan

b. Penurunan Pengeluaran hormone pertumbuhan

c. Penurunan kepekaan ODC jaringan pemberian hormone

pertumbuhan

2. Aktivitas Nervus Vagus Mempengaruhi mekanisme penyerapan

makanan

Penelitian Shanberg ( 1986) menunjukkan bahwa pada bayi yang

dipijat mengalami peningkatan tonus nerve vagus ( saraf otak ke 10) yang

akan menyebabkan peningkatan kadar enzim penyerapan gastrin dan

insulin. Dengan demikian penyerapan makanan akan menjadi lebih baik.

Oleh karena itu berat badan bayi yang dipijat meningkat lebih banyak

daripada yang tidak dipijat.

3. Aktivitas Nervus Vagus Meningkatkan volume ASI

Penyerapan makanan menjadi lebih baik karena peningkatan

aktivitas nervus vagus menyebabkan bayi cepat lapar sehingga akan lebih

sering menyusu pada ibunya. Sehingga ASi akan lebih banyak diproduksi.

4. Produksi Serotonin Menigkatkan Daya tahan Tubuh


28

Pemijatan akan meningkatkan neurotransmitter serotonin, yaitu

meningkatkan kapasitas sel reseptor yang berfungsi meningkatkan

glucocorticoid. Proses ini aka menyebabkan terjadinya penurunan kadar

hormone adrenalin/hormone stress. Penurunan hormone stress ini akan

meningkatkan daya tahan tubuh, terutama IgM dan IgG.

5. Pemijatan mengubah gelombang Otak

Pijat bayi akan membuat bayi tidur lebi lelap dan meningkatkan

kesiagaan atau konsentrasi, karena pemijatan dapat mengubah

gelombang otak. Pengubahan ini dengan cara menurunkan gelombang

Alpha dan meningkatkan gelombang beta dan tetha yang dapat

dibuktikan dengan penggunaan EEG ( electro enchephalogram).

7. Manfaat lain dari pijat bayi

Menurut Roesli (2001) manfaat lain dari pijat bayi adalah :

1. Orang tua yang masih remaja

Orang tua yang masih remaja, umumnya kurang tahu atau belum

siap untuk menjadi orang tua karena mereka sendiri belum cukup dewasa.

Pada kasus seperti ini pijat bayi dapat meningkatkan kepercayaan diri

mereka, meningkatkan rasa penerimaan atas keadaannya menjadi orang

tua.

2. Orang tua yang rasa ketertarikan dengan bayinya kurang

Hal ini terjadi bias any apada kasus dengan kehamilan yang tidak

dikehendaki, pemisahan ibu dengan bayi dalam jangka waktu tertentu

karena kesehatan ibu/ bayi. Pada kondisi tersebut pijat bayi bisa

mendekatkan hubungan orang tua dan bayinya.


29

3. Orang tua angkat

Orang tua angkat kebanyakan kurang merasakan kedekatan dengan

bayinya karena tidak merasa mengandung, tetapi dengan pijat bayi akan

membantu menciptakan ikatan yang kuat antara orang tua angkat dan

bayinya.

4. Orang tua yang melahirkan dengan Caesar

Bayi yang dilahirkan melalui operasi Caesar biasanya akan

dipisahkan sementara waktu dengan ibunya, sedangkan ibu akan

merasakan kesakitan dan tidak nyaman. Pijat bayi akan lebih cepat

menyatukan orang tua dan bayinya

5. Sakit perut

Bada bayi sering terjadi colic atau sakit perut, untuk mengurangi

kolik para orang tua dianjurkan untuk memijat bayinya pada waktu kolik

berlangsung dan menjelang tidur.

8. Indikasi dan Kontra Indikasi

1) Kontra Indikasi

f. Memijat langsung setelah selesai makan

setelah makan sebaiknya bayi jangan langsung dipijat karena bisa muntah

g. Memijat saat bayi tidur

Bayi yang dipijat saat tidur akan mengganggu tidurnya karena bayi bisa

terbangun dan rewel

h. Bayi dalam keadaan sakit


30

Bayi dalam keadaan sakit atau demam sebaiknya tidak dilakukan pijat bayi

karena akan meningkatkan suhu tubuh bayi

i. Memaksa bayi yang tidak mau dipijat

Bayi yang sedang tidak mau dipijat jika dipaksakan justru akan membuat

bayi tidak nyaman dan menangis

2) Indikasi

a. Bayi lahir premature

b. Bayi Berat badan kurang

c. Bayi yang sulit makan

d. Bayi yang rewel karena kecapekan

e. Bayi sehat untuk merangsang perkembangan motorik

C. Konsep Dasar Stimulasi

1. Definisi Stimulasi

Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar umur 0-6 tahun agar

anak tumbuh dan berkembang secara optimal (Narendra, 2005). Stimulasi tumbuh

kembang adalah kegiatan untuk merangsang kemampuan dan tumbuh kembang

anak yang dilakukan oleh ibu dan keluarga untuk membantu anak tumbuh dan

berkembang sesuai dengan usianya (Harnawati, 2008). Stimulasi tumbuh

kembang anak dapat dilakukan oleh pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota

keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-

masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat

menyebabkan penyimpangan tumbuh kembang anak bahkan gangguan yang

menetap.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian Stimulasi


31

Faktor yang mempengaruhi pemberian stimulasi tumbuh kembang anak

adalah:

a) Pengalaman orangtua

Orang tua yang mempunyai pengalaman sebelumnya dalam merawat anak

akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan pemberian stimulasi yang

terarah serta lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan dan

perkembangan anak yang optimal

b) Pengetahuan orangtua

Pertumbuhan dan perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi,

khususnya dalam keluarga, misalnya keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain

terhadap kegiatan anak.  Agar stimulasi berjalan sesuai harapan, orangtua harus

memahami dan mengetahui makna stimulasi bermain sejak dini. Disini peran

orangtua sangat penting karena orangtua adalah orang yang paling dekat

dengan anak. Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu

pendidikan dasar (SD, MI, Paket A dan SLTP, MTs, Paket B), pendidikan

menengah (SMU, SMK) dan pendidikan tinggi.

c) Tersedianya alat untuk stimulasi

Bermain tentu diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur  dan taraf

perkembangan. Dalam memilih alat permainan sebagai alat stimulasi tumbuh

kembang anak, hendaklah dipilih alat-alat bermain yang tidak hanya

menyenangkan anak tetapi juga harus bermanfaat dalam mengoptimalkan

tumbuh kembangnya.

d) Aktiftas orang tua


32

Ibu yang bekerja memiliki waktu lebih sedikit untuk berinteraksi dengan anak

dari pada ibu rumah tangga sehingga kesempatan untuk memberikan stimulasi

kepada balita menjadi berkurang. Menurut Sekartini (2013) stimulasi

sebaiknya diberikan secara komprehensif, setiap saat interaksi dengan anak.

3. Cara Menstimulasi Anak

Cara yang digunakan untuk menstimulasi anak menurut (Hadrianto, 2008)

adalah:

a. Alat Permainan Edukasi (APE)

APE adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan perkembangan anak,

disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya serta berguna untuk:

1) Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang

atau merangsang pertumbuhan fisik anak.

2) Pengembangan bahasa, dengan melatih bicara menggunakan kalimat yang

benar.

3) Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran,

bentuk, warna dll.

4) Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan

interaksi antara ibu dan anak, keluarga, dan masyarakat.

Syarat APE yang baik adalah aman, desain harus jelas, mempunyai aspek

pengembangan, ukuran dan berat APE harus sesuai dengan usia anak. Contoh

APE antara lain bola, sepeda roda dua atau tiga, mainan yang ditarik atau

didorong, tali (menstimulasi motorik kasar), pensil, gunting, bola, balok, lilin

(motorik halus), puzzle dan buku gambar, boneka, radio, pensil warna

(kecerdasan kognitif), buku gambar, buku cerita, majalah, radio, TV, tape
33

(menstimulasi bahasa). Peran orang tua sangat besar dalam tumbuh kembang

anak baik stimulasinya maupun pengawasannya.

b. Bermain.

1) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas bermain adalah:

a) Ekstra energi.

Untuk bermain diperlukan ekstra energi. Anak yang sakit, kecil

keinginannya untuk bermain.

b) Waktu

Anak harus mempunyai cukup waktu untuk bermain.

c) Alat permainan

Untuk bermain diperlukan alat permainan yang sesuai dengan umur

dan taraf perkembangannya.

d) Ruangan untuk bermain

Ruangan tidak harus terlalu lebar dan tidak perlu ruangan khusus

untuk bermain. Anak bisa bermain di ruang tamu, halaman, bahkan di

ruang tidurnya.

e) Pengetahuan cara bermain

Anak belajar bermain melalui mencoba-coba sendiri, meniru teman-

temannya atau diberi tahu caranya oleh orang lain. Cara yang terakhir

adalah yang terbaik, karena anak tidak terbatas pengetahuannya dalam

menggunakan alat permainannya dan anak mendapat keuntungan lain

lebih banyak.

f) Teman bermain
34

Anak harus merasa yakin bahwa dia mempunyai teman bermain kalau

dia memerlukan, apakah itu saudaranya, orang tuanya atau temannya.

Karena kalau anak bermain sendiri, maka dia akan kehilangan

kesempatan belajar dari teman-temannya. Sebaliknya kalau terlalu

banyak bermain dengan anak lain, maka dapat mengakibatkan anak

tidak mempunyai kesempatan yang cukup untuk menghibur diri

sendiri dan menemukan kebutuhannya sendiri. Bila kegiatan bermain

dilakukan bersama dengan orang tuanya, maka hubungan orang tua

dengan anak menjadi akrab dan ibu atau ayah akan segera mengetahui

setiap kelainan yang terjadi pada anak mereka secara dini.

2) Keuntungan bermain

a) Membuang ekstra energi.

b) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang,

otot dan organ-organ.

c) Aktivitas yang dilakukaan dapat meningkatkan nafsu makan anak.

d) Anak belajar mengontrol diri.

e) Berkembangnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang

hidupnya.

f) Meningkatkan daya kreativitas.

g) Mendapatkan kesempatan menemukan arti dari bendabenda yang ada

disekitar anak.

h) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekhawatiran, iri hati

dan kedukaan.

i) Kesempatan untuk belajar bergaul dengan anak yang lain.


35

j) Kesempatan untuk menjadi pihak yang kalah atau menang.

k) Kesempatan untuk belajar mengikuti aturan-aturan.

l) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.

m)Pada anak yang sehat, perkembangan intelektualnya anak dipengaruhi

selain oleh stimulasi, juga gizi yang baik.

Kekurangan gizi yang diderita sejak masa janin sampai masa balita dapat

mempengaruhi pertumbuhan otak anak, yang akan berdampak pada kemampuan

intelektualnya. Sedangkan menurut (Oktaria, 2008) Kemampuan dasar anak yang

dirangsang dengan stimulasi terarah meliputi setiap aspek perkembangan, yaitu:

1) Kemampuan motorik / gerak kasar

2) Kemampuan motorik / gerak halus

3) Kemampuan bicara dan bahasa

4) Kemampuan sosialisasi dan kemandirian

4. Prinsip Menstimulasi Anak

Beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan dalam melakukan stimulasi

perkembangan anak menurut (Narendra, 2005) yaitu:

a. Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.

b. Selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik karena anak akan meniru

tingkah laku orang-orang yang terdekat dengannya.

c. Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.

d. Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi, bervariasi,

menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.

e. Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap keempat aspek kemampuan dasar anak.


36

f. Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman yang ada disekitar

anak.

g. Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

h. Anak Selalu diberi pujian, bila perlu diberi hadiah atas keberhasilannya.

5. Stimulasi Menurut Tahap Perkembangan Anak

Menurut Indiasari (2012), stimulasi yang perlu diberikan oleh orang tua atau

pengasuh kepada balita 12-24 bulan adalah:

a. Umur 12 – 18 bulan

1) Kemampuan gerak halus: Ajari anak memcoret-coret di kertas, pada usia ini

biasanya anak sudah bisa mencoret-coret dan untuk menerapkan kedisplinan

maka ada baikmya ajarkan anak untuk menulis di kertas agar tidak terbiasa

mencoret-coret tembok atau pada tempat lainnya sekaligus membantu melatih

anak untuk membolak-balik kertas.

2) Kemampuan gerak kasar: Latih anak naik turun tangga, ajak anak untuk

bermain melempar dan menangkap bola.

3) Bahasa: Bacakan cerita anak, membacakan cerita juga dapat membantu

memperbanyak pembendaharan kata pada anak selain itu anak juga dapat

mengetahui berbagai macan peran, bentuk, dan peristiwa serta hal ini pun dapat

merangsang perkembangan otaknya.

4) Sosial: Ajak anak untuk melakukan pekerjaan rumah, melatih anak untuk mau

ditinggal sementara waktu.

b. Umur 18-24 bulan

1) Kemampuan gerak halus: Latih anak menggambar bulatan, garis segitiga dan

gambar wajah.
37

2) Kemampuan gerak kasar: Melatih anak melompat dengan satu kaki.

3) Bahasa: Bacakan buku cerita saat anak menjelang tidur. Usahakan memilih

buku yang bergambar menarik dan berwarna terang, sehingga daya imajinasi

dan kosakatanya pun akan semakin berkembang.

4) Sosial: Latih anak mengikuti perintah.

6. Penilaian Stimulasi

Dalam penilaian stimulasi, dapat dinilai dari 4 sektor perkembangan yang

meliputi kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan

sosialisasi dan kemandirian serta kemampuan bicara dan bahasa.

Menurut Dep.Kes RI, 2005 penilaian tersebut antara lain:

a. Jika 4 sektor diberikan stimulasi, maka nilai = baik.

b. Jika 3 sektor yang diberikan stimulasi, maka nilai = cukup.

c. Jika hanya 1 atau 2 sektor yang diberikan stimulasi atau rangsangan,

maka nilai = kurang.

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah:


38

Faktor yang
mempengaruhi
perkembangan:
Perkembangan balita
Faktor yang usia 12-24 bulan,
Faktor eksternal, dibagi 3:
mempengaruhi meliputi:
a. Prenatal: Gizi, toksin,
pemberian massage:
1. Pengalaman orangtua radiasi, endokrin, 1. Motorik kasar.
2. Pengetahuan orangtua infeksi, kelainan 2. Motorik halus
3. Tersedianya alat untuk imunologi. 3. Perkembangan
stimulasi b. Natal: Trauma kepala, bicara dan bahasa.
asfiksia. 4. Perkembangan
c. Postnatal: Lingkungan personal sosial.
pengasuh, gizi, status
Sumber: Narendra, 2002 sosial ekonomi, status
Keterangan: kesehatan dan
= Diteliti
= Tidak Massage & Stimulasi diteliti
Gambar 3.1: Kerangka konseptual hubungan
antara pemberian massage Faktor internal: & stimulasi dengan
perkembangan balita usia Bangsa, umur, jenis 12-24 bulan di RT 09
RW.06 Kelurahan Banyu kelamin dan genetik. Urip Kecamatan
Sawahan Surabaya

Kerangka di atas dapat dijelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi

pemberian masase adalah pengalaman orangtua, pengetahuan orangtua dan

tersedianya alat untuk masase. Faktor yang mempengaruhi perkembangan terdiri

dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi bangsa, umur,

jenis kelamin dan genetik, sedangkan faktor eksternal dibagi menjadi 3 yaitu
39

prenatal (gizi, toksin, radiasi, endokrin, infeksi, kelainan imunologi), natal

(trauma kepala, asfiksia) dan postnatal (lingkungan pengasuh, gizi, status sosial

ekonomi, status kesehatan dan stimulasi). Dengan adanya massage yang diberikan

oleh orang tua akan mempengaruhi perkembangan balita, mulai perkembangan

motorik kasar, motorik halus, perkembangan bicara dan bahasa serta

perkembangan sosial anak. Anak yang mendapatkan massage yang teratur akan

lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang atau tidak mendapat

massage.

B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan antara pemberian massage

dengan perkembangan balita usia 12-24 bulan di RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu

Urip Kecamatan Sawahan Surabaya.

BAB 4

METODE PENELITIAN
40

A. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik

observasional yaitu peneliti mencoba menggali hubungan antara pemberian

massage dengan perkembangan balita usia 12-24 bulan. Berdasarkan waktu,

desain penelitian ini bersifat cross sectional yaitu waktu pengukuran atau

observasi data variabel independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat

(Nursalam, 2013).

B. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu atau pengasuh beserta balita

usia 12-24 bulan di RW 04 Kelurahan Manukan Kulon Kecamatan Tandes

Surabaya sejumlah 20 ibu dan anaknya.

C. Sampel, Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian ibu atau

pengasuh beserta balita usia 12-24 bulan di RT 06 RW 06 Kelurahan Banyu Urip

Kecamatan Sawahan Surabaya.

2. Besar Sampel

Basar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus

dari Notoatmodjo (2002):

Keterangan:

n = Besar Sampel
41

N = Besar Populasi

d = Tingkat kepercayaan yang diujikan (0,05)

Diketahui:

N = 45 Balita

d = 0,05

Jawab:

n = 41 ibu dan balita

Jadi besar sampel yang diteliti adalah 41 balita.

3. Cara Pengambilan Sampel

Pada penelitian ini menggunakan probability sampling dengan teknik simple

random sampling. Hakekat dari pengambilan simple random sampling adalah

setiap anggota atau unit dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk

diseleksi sebagai sampel.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


42

1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di RT 06 RW 06 Kelurahan Banyu Urip

Kecamatan Sawahan Surabaya.. Pemilihan lokasi tersebut didasari atas beberapa

pertimbangan antara lain:

a. Tempat ini terdapat masalah yaitu beberapa balita yang berusia 12-24 bulan

perkembangannya belum sesuai usia dan beberapa ibu memberikan stimulasi

tidak sesuai dengan usia balita.

b. Peneliti sudah mengenal lokasi penelitian.

c. Peneliti dapat menjangkau tempat penelitian.

d. Penelitian serupa mengenai hubungan antara pemberian stimulasi dengan

perkembangan balita usia 12-24 bulan belum pernah diilakukan.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal Juni 2014.

E. Kerangka Kerja Penelitian

Populasi
Semua ibu beserta balita usia 12-24 bulan di RT 06 RW 06
Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya sebesar 41
ibu dan balita.
43

Sampling
Menggunakan probability sampling dengan simple random
sampling

Sampel
Sebagian ibu beserta balita usia 12-24 bulan di RT 06 RW 06
Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya sebesar
41 balita

Pengumpulan Data Data


dikumpulkan menggunakan kuesioner dan KPSP

Pengolahan Data
Data diolah dengan cara editing, coding, tabulating

Analisa Data
Menggunakan uji kolerasi Rank Spearman

Hasil penelitian

Pembahasan

Simpulan dan saran

Gambar 4.1: Kerangaka operasional penelitian hubungan antara pemberian


massage dengan perkembangan balita usia 12-24 bulan di
Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan
Sawahan Surabaya.

F. Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

1. Variabel Penelitian
44

Variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu variabel independen dan variabel

dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian

massage sedangkan variabel dependen adalah perkembangan bayi.

2. Definisi Operasional

Tabel 4.2: Definisi operasional hubungan antara pemberian massage dengan


perkembangan balita usia 12-24 bulan di Posyandu RW.04
Kelurahan Manukan Kulon Kecamatan Tandes Surabaya.

Definisi Parameter dan


Variabel Katagori dan Kriteria
operasional skala pengukuran
Variabel Sentuhan halus 1. Baik: Jika 4-5 Parameter:
independen: sesuai dengan Bagian Kuesioner
gerakan-gerakan dilaksanakan.
pemberian pemijatan, (Kode 1) Skala
massage meliputi: pengukuran:
5) Bagian Kaki 2. Cukup: Jika 3 Ordinal
6) Bagian Perut bagian
7) Bagian Dada & dilaksanakan.
Punggung (Kode 2)
8) Bagian Lengan
& Muka 3. Kurang: Jika hanya
1-2 bagian
dilaksanakan (kode
3)

Sesuai tahap
Variabel perkembangan (S)
dependent: jika jumlah jawaban
“ya”= 9 -10. (Kode
Perkembangan Kemampuan balita 1) Parameter:
balita yang diukur sesuai Kuesioner
usia yang diukur
dengan KPSP. 7) Perkembangan
meragukan (M)
jika jumlah
jawaban “ya”= 7
-8. (Kode 2) Skala
pengukuran:
8) Perkembangan Ordinal
menyimpang (P)
jika jumlah
45

jawaban “ya”= 6
atau kurang. (Kode
3)

G. Instrumen Penelitian dan Cara Pengumpulan Data

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar observasi untuk

massage yang dilakukan oleh ibu atau pengasuh dan KPSP. Ibu ataupun

pengasuh dapat menjawab pertanyaan yang telah disediakan peneliti dalam

lembar observasi dan memberikan tanda pada jawaban yang dianggap sesuai.

Peneliti mengobservasi perkembangan balita menggunakan KPSP yang

disesuaikan dengan usia anak.

2. Cara Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengisian

kuesioner dan KPSP yang telah diisi dengan benar oleh responden. Responden

akan diberikan nomor responden. Nomor responden dipilih secara acak

menggunakan teknik simple random sampling. Nomor yang keluar akan dijadikan

responden dalam penelitian ini.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

cara sebagai berikut:


46

a. Editing

Memeriksa kembali data yang telah terkumpul melalui kuisioner dan KPSP,

hal ini untuk mengecek kembali apakah semua lembar observasi dan KPSP telah

diisi.

b. Coding

Mengklasifikasikan jawaban dari responden dengan cara memberi kode pada

masing-masing jawaban. Penilaian pemberian massage dengan kode angka 3

untuk massage baik, kode angka 2 untuk massage cukup dan kode angka 1 untuk

pemberian massage kurang. Penilaian perkembangan balita dengan kode angka 3

untuk perkembangan sesuai, koden angka 2 untuk perkembangan meragukan dan

kode angka 1 untuk perkembangan kemungkinan ada penyimpangan.

c. Tabulasi Data

Data yang sudah diberi kode, dilakukan pengelompokan sehingga

memudahkan penjumlahan. Kemudian data disusun dalam bentuk tabel pada suatu

format yang telah dirancang, selanjutnya tabel tersebut dianalisa dan dinyatakan

dalam bentuk tulisan.

2. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi dan KPSP,

kemudian untuk mengetahui hubungan antara variabel, digunakan uji statistik

Rank Spearman, dengan tingkat kemaknaan  0,05. Apabila  < 0,05, maka H0

ditolak yang artinya ada hubungan antara pemberian massage dengan

perkembangan balita pada usia 12-24 bulan.

Menurut Arikunto (2000), setelah ditabulasi kemudian hasil analisis

diinterpretasikan dengan menggunakan skala sebagai berikut:


47

a. 0% = Tidak ada satupun

b. 1-25% = Sebagian kecil

c. 26-49% = Hampir Setengah

d. 50% = Setengahnya

e. 51-75% = Sebagian besar

f. 76-99% = Hampir seluruhnya

g. 100% = Seluruhnya

I. Etika Penelitian

Etika penelitian dalam penelitian ini adalah sebelum mengadakan penelitian,

peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada pihak Universitas NU

Surabaya serta diberikan surat pengantar untuk permohana ijin penelitian ke

Ketua RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya, maka

selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari buku

register posyandu, dengan memperhatikan masalah etika penelitian sebagai

berikut:

1. Persetujuan Responden (Informed Concent)

Saat pengambilan sampel terlebih dahulu peneliti meminta ijin kepada subjek

yang akan diteliti baik secara lisan maupun melalui lembar persetujuan atas

kesediaan subjek penelitian

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan subjek, responden tidak perlu mencantumkan

nama dalam lembar kuisioner. Pada lembar pengumpulan, penulis hanya

memberikan kode-kode tertentu.


48

3. Kerahasiaan (confidentility)

Kerahasiaan informasi yang telah diberikan oleh subjek dijamin oleh peneliti.

BAB 5

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian


49

Penelitian dilaksanakan di RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan

Sawahan Surabaya. Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan

Sawahan Surabaya. Kegiatan Posyandu RT 09 RW 06 dilakukan oleh kader

posyandu yang berjumlah 9 orang. Sebagian besar masyarakat di RT 09 RW 06

berasal dari suku Jawa. Posyandu RT 09 RW 06 terletak di Jl Banyu Urip Wetan

dan berada di tengah-tengah sehingga mudah dijangkau oleh semua warga.

Kegiatan posyandu di RT 09 RW 06 dilaksanakan 3 kali per bulan pada tanggal 9-

11. Kegiatan posyandu ini dilakukan di balai RW. Fasilitas pelayanan yang

diberikan di posyandu ini antara lain penimbangan berat badan, mengukur tinggi

badan, pemberian makanan tambahan, pelayanan imunisasi, permainan edukatif

serta penyuluhan tentang gizi, perkembangan dan imunisasi.

B. Hasil Penelitian

1. Data Umum

a. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik pendidikan


pada ibu yang memiliki balita usia 12-24 bulan di RT 09 RW 06
Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya tahun 2014
Persentase
No Pendidikan Frekuensi (f)
(%)
1. Pendidikan dasar (SD dan SMP sederajad) 3 7,3
2. Pendidikan menengah (SMA sederajad) 13 31,7
3. Pendidikan tinggi (Diploma dan sarjana) 25 61
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer, 2014

Tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 41 responden sebagian besar (61%)

berpendidikan tinggi (diploma dan sarjana).

b. Karakteristik responden ibu berdasarkan urutan lahir anak

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik urutan lahir


anak RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan
Surabaya tahun 2014
50

No Urutan lahir Frekuensi Persentase (%)


1 Primipara 12 29,27
2 Multipara 29 70,73
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer, 2014

Tabel 5.2 menunjukan bahwa dari 41 responden sebagian besar (70,73 %)

multipara.

c. Karakteristik responden balita berdasarkan jenis kelamin

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik jenis kelamin


RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya
tahun 2014
No Jenis kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Laki-laki 19 46,34
2. Perempuan 22 53,66
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer, 2014

Tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 41 balita, sebagian besar (53,66%)

memiliki jenis kelamin perempuan.

2. Data khusus

a. Data distribusi berdasarkan pemberian massage pada balita usia 12-24 bulan

Tabel 5.4 Distribusi pemberian massage pada balita 12-24 bulan di RT 09 RW 06


Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya tahun 2014
No Massage Frekuensi (f) Persentase (%)
1. Baik 16 39,1
2. Cukup 14 34,1
3. Kurang 11 26,8
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer, 2014

Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 41 balita usia 12-24 bulan hampir

setengahnya (39,1%) mendapatkan massage baik.

b. Data distribusi berdasarkan perkembangan balita usia 12-24 bulan

Tabel 5.5 Distribusi perkembangan balita 12-24 bulan di RT 09 RW 06 Kelurahan


Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya tahun 2014
51

No Perkembangan Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Sesuai 15 36,6
2. Meragukan 14 34,1
3. Menyimpang 12 29,3
Jumlah 41 100
Sumber: Data primer, 2014

Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 41 balita usia 12-24 bulan hampir

setengahnya (36,6%) mengalami perkembangan yang sesuai dengan tahap

perkembangannya.

c. Hubungan antara massage dan perkembangan balita usia 12-24 bulan

Tabel 5.6 Tabulasi silang hubungan antara pemberian massage dengan


perkembangan balita usia 12-24 bulan di RT 09 RW 06 Kelurahan
Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya tahun 2014
Massage Perkembangan balita usia 12-24 bulan
pada balita
Total(%)
usia 12-24 Sesuai(%) Meragukan(%) Penyimpangan(%)
bulan
Baik 13 (81,3) 2 (12,5) 1 (6,3) 16 (100)
Cukup 2 (14,3) 11 (78,6) 1 (7,14) 14 (100)
Kurang 0 (0) 1 (9,1) 10 (90,9) 11 (100)
Total 15 14 12 41 (100)
Sumber: Data primer, 2014  (0,00)

Tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 16 balita usia 12-24 bulan yang

mendapatkan massage baik hampir seluruhnya (81,3%) mengalami perkembangan

yang sesuai dengan tahap perkembangannya, dari 14 balita yang mendapat

massage cukup hampir seluruhnya (78,6%) mengalami perkembangan meragukan

dan dari 11 balita hampir seluruhnya mengalami perkembangan yang

menyimpang.

Data di atas kemudian dilakukan analisa data menggunakan uji statistik Rank

Spearman, maka didapatkan hasil  (0,00) <  (0,05) yang berarti Ho ditolak

maka ada hubungan antara pemberian massage dengan perkembangan balita usia
52

12-24 bulan di RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan

Surabaya.

BAB 6

PEMBAHASAN
53

A. Pembahasan

1. Pemberian Massage

Hasil data pada tabel 5.4 menunjukan bahwa dari 41 balita usia 12-24 bulan

hampir setengahnya (39,1%) mendapatkan massage baik. Ibu yang telah

memberikan massage yang baik untuk balitanya menunjukan bahwa ibu yang

telah menyadari akan pentingnya massage untuk perkembangan balitanya karena

peran aktif orang tua untuk memberikan massage sangat penting. Massage yang

diberikan oleh orang tua juga dapat diberikan dengan cara anak diajak sambil

bermain dengan menggunakan permainan edukatif yang juga dapat merangsang

perkembangan balita. Massage yang kurang tepat dapat menyebabkan anak

menjadi tidak nyaman. Menurut pendapat Awi Muliadi (2005) massage yang baik

adalah massage yang diberikan sesuai dengan aturan yang benar sesuai dengan

tahap perkembangan anak dan sebaiknya dilakukan oleh orang-orang terdekat

anak terutama ibu.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pemberian massage adalah tingkat

pendidikan ibu. Hasil tabel 5.1 menunjukan bahwa dari 41 ibu yang memiliki

balita 12-24 bulan hampir setengahnya (61%) berpendidikan tinggi. Pendidikan

orang tua yang cukup tinggi ini sangat mempengaruhi pemberian massage karena

orang tua yang memiliki pendidikan tinggi pada umumnya lebih mudah menerima

dan memahami informasi baru dari pada orang tua yang memiliki pendidikan

rendah. Pengetahuan tentang massage ini tidak hanya diperoleh dari pendidikan

formal tetapi juga dapat diperoleh dari pendidikan non formal seperti dari

penyuluhan kesehatan yang telah diberikan posyandu tentang gizi, perkembangan


54

dan imunisasi, media cetak, media elektronik dan dari pengalaman diri sendiri

maupun orang lain. (Sekartini, 2013)

Hasil tabel 5.2 berdasarkan urutan lahir dari 41 responden sebagian besar

(70,73%) multipara. Balita yang memiliki urutan lahir bukan dari anak pertama

akan mendapatkan massage yang baik dari orang tua maupun pengasuh hal ini

dapat terjadi karena orang tua telah memiliki pengalaman tentang cara

memberikan massage kepada anak sehingga pemahaman dan penerapan stimulasi

akan lebih mudah. Orang tua yang mempunyai pengalaman sebelumnya dalam

merawat anak akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan pemberian

stimulasi yang terarah serta lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan

dan perkembangan anak yang optimal (Hasanah, 2012).

2. Perkembangan Balita

Hasil data pada tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 41 balita usia 12-24 bulan

hampir setengahnya (36,6%) mengalami perkembangan yang sesuai dengan tahap

perkembangannya. Balita yang memiliki perkembangan yang sesuai berarti telah

mendapatkan perhatian akan kebutuhan perkembangan dari orang tua ataupun

pengasuh. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berkembang secara

optimal sehingga orang tua terus memberikan rangsangan kepada balitanya untuk

mengoptimalkan setiap aspek perkembangan anak karena peran aktif orang tua

sangat diperlukan dalam mewujudkan perkembangan anak yang optimal.

Perkembangan anak yang optimal dimasa balita akan mempengaruhi

perkembangan anak selanjutnya. Menurut feiby (2010) Peranan orang tua

terutama ibu sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara

keseluruhan karena orang tua dapat segera mengenali kelainan proses


55

perkembangan anaknya dan sedini mungkin untuk memberikan stimulasi pada

tumbuh kembang anak secara menyeluruh dalam aspek motorik, bahasa dan

sosial.

Hasil tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 41 responden balita sebagian besar

(53,66%) memiliki jenis kelamin perempuan. Pembawaan lahir dapat berupa fisik,

mental dan jenis kelamin individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan adalah jenis kelamin dimana anak perempuan akan mengalami

percepatan perkembangan sebelum pubertas tetapi setelah puburtas perkembangan

anak laki-laki akan lebih cepat dari pada perempuan sehingga menyebabkan

perkembangan balita perempuan akan lebih cepat berkembang. Menurut Narendra

(2002) Tidak dapat dipungkiri bahwa jenis kelamin  akan mempengaruhi

perkembangan anak baik secara fisik maupun mentalnya. Sebelum melewati masa

pubertas anak perempuan akan mengalami perkembangan yang lebih cepat dari

pada laki-laki.

3. Hubungan antara massage dengan perkembangan

Hasil uji Rank Spearman dengan menggunakan bantuan komputer didapatkan

hasil  (0,00) <  (0,05), maka Ho ditolak yang berarti ada hubungan pemberian

massage dengan perkembangan balita usia 12-24 bulan.

Hasil pada tabel 5.6 menunjukan bahwa dari 11 balita usia 12-24 bulan yang

kurang mendapat massage, hampir seluruhnya mengalami perkembangan yang

mungkin ada penyimpangan (90,9%). Faktor yang mempengaruhi perkembangan

salah satunya adalah massage. Pemberian massage yang baik dan terus menerus

dapat membantu balita dalam pencapaian perkembangan yang optimal sesuai

dengan tahap perkembangannya. Sebaliknya jika orang tua tidak memberikan


56

massage yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak akan mengakibatkan

perkembangan anak menjadi kurang optimal. Kurangnya massage yang diberikan

pada balita dapat disebabkan juga oleh kurangnya pengetahuan orang tua tentang

cara pemberian massage balita serta kurangnya pengalaman orang tua dalam

pemberian massage. Orang tua yang mempunyai pengalaman sebelumnya dalam

merawat anak akan lebih siap menjalankan peran pengasuhan dan pemberian

massage yang terarah serta lebih mampu mengamati tanda-tanda pertumbuhan

dan perkembangan anak yang optimal. Menurut Sekartini (2013) Perkembangan

yang dialami balita akan sesuai dengan pengalaman sensorik yang diterimanya

sehingga jika massage yang diberikan cukup atau kurang akan mempengaruhi

perkembangan balita.

Hasil tabel 5.6 juga dapat diketahui bahwa dari 14 anak yang mendapat

massage cukup hampir seluruhnya mengalami perkembangan yang meragukan

(78,6%), sedangkan yang mengalami perkembangan sesuai sebanyak (14,3%) dan

mungkin ada penyimpangan sebanyak (7,14%). Anak membutuhkan massage

sejak dini terhadap perkembangan otaknya, karena semakin sering otak menerima

stimulus maka semakin sering pula kemampuan itu diasah hingga mencapai tahap

mahir atau piawai. Hal ini menyebabkan jika massage yang diberikan pada balita

belum optimal mengakibatkan perkembangan balita juga tidak optimal. Menurut

Herawati (2009) Perkembangan terdapat masa peka yang merupakan suati masa

dalam perkembangan anak saat suatu fungsi jasmani dan rohani dapat

berkembang dengan cepat jika mendapat stimulus yang baik dan berkelanjutan.

Tabel 5.6 juga menunjukan bahwa dari 16 responden yang mendapat massage

baik hampir seluruhnya (81,3%) mengalami perkembangan yang sesuai dengan


57

usianya, sebanyak 12,5% mengalami perkembangan yang meragukan dan 6,3%

mengalami perkembangan yang kemungkinan ada penyimpangan. Massage

merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan. Balita

yang setiap hari diberi massage yang baik akan memperoleh perkembangan yang

sesuai. Hal ini sependapat dengan Soedjiningsih, (2012) anak yang mendapatkan

massage yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan

anak yang kurang atau tidak mendapat massage.

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dihadapi peneliti adalah:

1. Massage dilaksanakan oleh ibu atau pengasuh sehingga kualitas dari massage

tidak sama sehingga hasil bervariatif.

BAB 7

SIMPULAN DAN SARAN


58

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu RT 09 RW 06

Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1. Balita usia 12-24 bulan di Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip

Kecamatan Sawahan Surabaya hampir setengahnya mendapatkan massage

yang baik.

2. Balita usia 12-24 bulan di Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip

Kecamatan Sawahan Surabaya hampir setengahnya mengalami perkembangan

yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

3. Ada hubungan antara pemberian massage dengan perkembangan balita usia 12-

24 bulan di Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan Banyu Urip Kecamatan

Sawahan Surabaya

B. Saran

Berdasarkan proses dan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang

bisa peneliti berikan adalah:

1. Bagi institusi pendidikan

Disarankan institusi pendidikan dapat memanfaatkan dan menjadikan referensi

sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya tentang massage

terhadap perkembangan balita.

2. Bagi tempat penelitian


59

Diharapkan bagi profesi atau petugas kesehatan khususnya kader posyandu

dapat memberikan penyuluhan secara langsung pada masyarakat terutama ibu

pengasuh sehingga dapat meningkatkan pemberian massage pada balita untuk

mencapai perkembangan yang optimal.

3. Bagi responden

Massage sangat mempengaruhi perkembangan pada balita, oleh karena itu ibu

diharapkan untuk aktif mengikuti penyuluhan dan mencari informasi tentang

massage sehingga dapat memberikan massage yang sesuai dengan tahap

perkembangan bayinya secara berkesinambungan.

BAB 8
60

BIAYA DAN JADUAL PENELITIAN

8.1 Realisasi Biaya

Tabel 8.1 Realisasi Biaya Penelitian


No. Uraian Satuan Jumlah

A Honorarium

1. Peneliti 30% dari anggaran Rp. 900.000,-

2. Surveyor (mahasiswa) 2 org x 14 hr x Rp. 15.000,- Rp. 420.000,-

3. Transportasi dan konsumsi 2 org x 14 hr x Rp. 10.000,- Rp. 280.000,-


surveyor (mahasiswa)

B Bahan Habis Pakai

1. Pembelian kertas A4 70gr dan Rp. 40.000,-


ATK

2. Baby Oil 5 buah x @ Rp. 30.000 Rp. 150.000,-

3. Tissu 20 buah x @ Rp. 10.000 Rp. 200.000,-

4. Souvenir responden 45 responden @Rp.15.000,- Rp. 675.000,-

C Biaya pelaporan

1. Biaya foto copy proposal 120 lmbr x 2 bh x Rp. 150,- Rp. 36.000,-
penelitian

2. Biaya penjilidan proposal 2 bh x Rp. 5.000,- Rp. 10.000,-


penelitian

3. Biaya foto copy laporan 150 lbr x 4 bh x Rp. 150,- Rp. 90.000,-

4. Biaya penjilidan laporan 4 bh x Rp. 10.000,- Rp. 40.000,-

5. Penerbitan jurnal Rp. 250.000,-

Jumlah A + B Rp.3.091.000,-

Jumlah Pengeluaran Rp.3.091.000,-

Pengajuan anggaran penelitian Rp.3.000.000,-

Sisa anggaran Rp. 91.000,-

4.2 Jadual Penelitian


Tabel 4.2 Rencana Jadual Penelitian
No. Kegiatan / Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Agust Sept Okt
61

1. Penyusunan
proposal
2. Pengumpulan
data penelitian
3. Analisis data
penelitian
4. Penulisan hasil
dan laporan
penelitian
5. Penyusunan
artikel ilmiah
6. Penyerahan
laporan penelitian

4.3 Tim Peneliti

Personalia Ketua Peneliti


62

1. Nama : Siti Nurjanah, S.Kep., M.Kep


2. NPP : 0206713
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Instansi : UNUSA
5. Fakultas / Jurusan : Keperawatan dan Kebidanan / Ilmu
Keperawatan
6. Pangkat / Golongan : -
7. Bidang Keahlian : Keperawatan Anak

PENDIDIKAN

Institusi Gelar Tahun Bidang Studi


Program Studi S1
Ilmu Keperawatan
Fakultas S.Kep.,Ns 2001 Keperawatan
Kedokteran
UNAIR
Program Studi S2
Keperawatan
Fakultas M.Kep 2013 Keperawatan
Keperawatan
UNAIR

PENGALAMAN DI BIDANG PENELITIAN

1. Tahun 2011 Hubungan Faktor-faktor yang mempengaruhi


Perkembangan
2. Tahun 2012 Analisis Persepsi Ibu Tentang Pemberian Makanan
Tambahan
3. Tahun 2013 Pengaruh Modul Perencanaan Pulang dengan
Pendekatan HPM

DAFTAR PUSTAKA
63

Adriana, Dian. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi bermain pada anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Arikunto,S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi v.
Jakarta: Rineka Cipta.
DepKes RI, (2005). Pedoman Deteksi Kelainan dan Stimulasi Dini Tumbuh
Kembang Balita. Jakarta.
DepKes RI, (2006). Instrumen Deteksi Dini Penyimpangan Perkembangan pada
Balita dan Anak Prasekolah. Jakarta:
DepKes RI, (2007). Petunjuk Pelaksanaan Deteksi Tumbuh Kembang Balita Bagi
Petugas Puskesmas. Jakarata
DepKes RI, (2009). Pedoman Pembinaan Kesehatan Anak Didik Taman Kanak-
kanak. Jakarta.
Feiby. (2010). “Peran aktif orang tua terhadap perkembangan anak”. www.
Parents-babygrowth.com. Artikel diakses tanggal 30 juni 2014. Jam
07.25 WIB.
Hasanah, Tita. (2012) “Ilmu Mengasuh Anak: Sebuah Upaya Memperbaiki
Kualitas Bangsa”. http://www.academia.edu/5343192/Pengasuhan
_Anak. Artikel diakses tangga 03 Juli 2014 jam 14.10.
Hidayat (2006). “Faktor-faktor Perkembangan Balita”. www.Pdf. Jptpunimus-
gdl-dimasajila. Artikel diakses tanggal 30 Juni 2014. Jam 08.10 WIB.
Indiasari. (2012). “Cara menstimulasi balita sesuai dengan tumbuh kembang
anak”. http://jurnalbidandiah.com/massage-berdasarkan-tahapan. html.
Artikel diakses tanggal 17 April 2014, Jam 12.10 WIB.
Mansur, Herawati (2009) Psikologi ibu dan anak untuk Kebidanan. Jakarta,
Salemba Medika.
Narendra, Moersintowarti dkk, (2002). Tumbuh Kembang Anak dan Remaja.
Jakarta: Sagung Seto
Notoatmodjo. (2002). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nursalam. (2013). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Nursalam. (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Purnomo, windhu. (2012). Pengantar Biostatistika. Surabaya:
64

Purwati. (2010). “Jurnal Perkembangan Balita”. http//www.unimus.com


/JurnalPerkembangan-Balita. Artikel diakses tanggal 17 April 2014, Jam
10.20 WIB.
Sekartini, (2013). “Massage Perkembangan otak balita”. http:
catchcoalition.ca/trellis/learning_about_the_brain. Artikel diakses
tanggal 1 Juli 2014. Jam 07.05 WIB.
Srihartini. (2013). “Pemberian Massage balita”. http://digilib.unimus.ac.id
/files/disk1/131/jtptunimus-gdl-srihartini-6528-3-bab2_sk-i.pdf. Artikel
diakses tanggal 18 April 2014 Jam 11. 15 WIB.
Soetjiningsih. (2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
65

Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada,
Yth. Ibu / saudari
Di
Tempat

Dengan hormat,
Saya peneliti dari Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan dan
Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya bermaksud mengadakan
penelitian untuk mengetahui “Hubungan Pemberian Massage Dengan
Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan Di Posyandu RT 09 RW 06 Kelurahan
Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya”. Sehubungan dengan hal tersebut,
saya mohon kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden yang bersifat sukarela
dalam penelitian ini. Kami berharap tanggapan atau jawaban yang diberikan
sesuai dengan pendapat saudara sendiri tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya
akan menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan dan hasilnya akan digunakan
untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak dipergunakan untuk maksud
lain.

Demikian surat permohonan ini, atas kesediaan dan bantuannya saya ucapkan
terima kasih.

Surabaya, 2014
Hormat

Siti Nurjanah
66

Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk ikut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Siti Nurjanah
Dosen Prodi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya yang berjudul “Hubungan Pemberian Massage
Dengan Perkembangan Balita Usia 12-24 Bulan Di Posyandu RT 09 RW 06
Kelurahan Banyu Urip Kecamatan Sawahan Surabaya”.

Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah diberi informasi dan
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Surabaya, 2014

Mengetahui,

Responden

(..........................)
67

Lampiran 5

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN PEMBERIAN MASSAGE DENGAN PERKEMBANGAN


BALITA USIA 12-24 BULAN DI POSYANDU RT 09 RW 06 KELURAHAN
BANYU URIP KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA

Petunjuk pengisian kuesioner:


1. No. Responden diisi oleh peneliti.
2. Beri tanda () pada kolom Ya atau Tidak sesuai dengan jawaban Anda.
Tanggal pengisian :
No. Responden :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Usia balita :
Massage Ya Tidak

a. Apakah ibu melakukan massage pada bagian kaki?


b. Apakah ibu melakukan massage pada bagian perut?
c. Apakah ibu melakukan massage pada bagian dada dan
punggung?
d. Apakah ibu melakukan massage pada bagian tangan?
e. Apakah ibu melakukan massage pada bagian muka?
68

Lampiran 6

LEMBAR KUESIONER

KPSP pada balita usia 12 bulan

Pemantauan Perkembangan Aspek Ya Tidak


Perkembangan
1. Jika anda bersembunyi dibelakang sesuatu atau Sosialisasi dan
di pojok kemudian muncul dan menghilang secara kemandirian
berulang-ulang dihadapan anak, apakah ia
mencari anda atau mengharapkan anda muncul
kembali?
2. Letakkan pensil di telapak tangan bayi anda, Gerak halus
coba ambil pensil tersebut dengan perlahan.
Sulitkah anda mendapat pensil itu kembali?
3. Apakah anak dapat berdiri selama 30 detik atau Gerak kasar
lebih dengan berpegangan pada kursi atau meja?
4. Apakah dapat mengatakan 2 suku kata yang Bicara dan
sama, misal “ma-ma” atau “pa-pa”. Jawab Ya jika bahasa
ia mengeluarkan suara-suara tadi.
5. Apakah anak dapat mengangkat badannya ke Gerak kasar
posisi berdiri tanpa bantuan anda?
6. Apakah anak dapat membedakan anda dengan Sosialisasi dan
orang yang belum pernah ia kenal? Ia akan kemandirian
menunjukan sikap malu-malu atau ragu-ragu pada
saat permulaan bertemu dengan orang yang belum
pernah ia kenal.
7. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gerak halus
seerti kacang atau kismis dengan meremas antara
ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

8. apakah anak dapat duduk sendiri tanpa Gerak kasar


bantuan?
9. Sebut 2-3 kata yang dapat ditiru oleh anak Bicara dan
(tidak perlu kata-kata yang lengkap) Apakah ia bahasa
mencoba atau meniru kata-kata tadi?
10. Tanpa bantuan, apakah anak dapt Gerak halus
mempertemukan 2 kubus kecil yang ia pegang?
Kerincingan bertangkai dan tutup panci tidak ikut
dinilai.
69

LEMBAR KUESIONER

KPSP pada balita usia 15 bulan

Pemantauan Perkembangan Aspek Ya Tidak


Perkembangan
1. Tanpa bantuan, apakah anak dapt Gerak Halus
mempertemukan 2 kubus kecil yang ia
pegang? Kerincingan bertangkai dan tutup
panci tidak ikut dinilai.
2. Apakah anak dapat berjalan sendiri atau Gerak kasar
jalan dengan berpegangan?
3. Tanpa bantuan, apakah anak dapat bertepuk Sosialisasi dan
tangan atau melambai-lambai? Jawab tidak bila kemandirian.
ia membutuhkan bantuan.
4. Apakah anak dapat mengatakan “papa” Bicara dan
ketika ia melihat atau memanggil ayahnya, bahasa.
atau mengatakan “mama” ketika ia melihat
atau memanggil ibunya? Jawab iya bila anak
mengatakan salah satu diantaranya.
5. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama kira-kira 5 detik?
6. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama 30 detik atau lebih?
7. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk
mengambil mainan di lantai dan kemudian
berdiri sendiri
8. Apakah anak dapat menunjukan apa yang Sosialisasi dan
diinginkan tanpa menangis atau merengek? personalisasi
Jawab ya bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan kata-kata yang menyenangkan.
9. Apakah anak dapat berjalan disepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung.
10. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gelak halus
seperti kacang atau kismis dengan meremas
antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?
70

LEMBAR KUESIONER

KPSP pada balita usia 18 bulan

Pemantauan Perkembangan Aspek Ya Tidak


Perkembangan
1. Tanpa bantuan, apakah anak dapat Sosialisasi dan
bertepuk tangan atau melambai-lambai? kemandirian.
Jawab tidak bila ia membutuhkan bantuan.
2. Apakah anak dapat mengatakan “papa” Bicara dan
ketika ia melihat atau memanggil ayahnya, bahasa.
atau mengatakan “mama” ketika ia melihat
atau memanggil ibunya? Jawab iya bila anak
mengatakan salah satu diantaranya.
3. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama kira-kira 5 detik?
4. Dapatkah anak berdiri sendiri tanpa Gerak kasar
berpegangan selama 30 detik atau lebih?
5. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk
mengambil mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
6. Apakah anak dapat menunjukan apa yang Sosialisasi dan
diinginkan tanpa menangis atau merengek? poersonalisasi
Jawab ya bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan kata-kata yang menyenangkan.
7. Apakah anak dapat berjalan disepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung.
8. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gelak halus
seperti kacang atau kismis dengan meremas
antara ibu jari dan jarinya seperti pada
gambar?

9. Jika anda menggelindingkan bola ke arah Gerak kasar


anak apakah ia menggilingkan atau melempar
bola kembeli ke arah anda?
10. Apakah anak dapat memegang gelas atau Gerak Halus
cangkir dan minum dari tempat tersebit tanpa
tumpah.
71

LEMBAR KUESIONER

KPSP pada balita usia 21 bulan

Aspek
Pemantauan Perkembangan Ya Tidak
Perkembangan
1. Tanpa berpegangan atau menyentuh lantai, Gerak kasar
apakah anak dapat membungkuk untuk
mengambil mainan di lantai dan kemudian
berdiri kembali?
2. Apakah anak dapat menunjukan apa yang Sosialisasi dan
diinginkan tanpa menangis atau merengek? poersonalisasi
Jawab ya bila ia menunjuk, menarik atau
mengeluarkan kata-kata yang menyenangkan.
3. Apakah anak dapat berjalan disepanjang Gerak kasar
ruangan tanpa jatuh atau terhuyung-huyung.
4. Apakah anak dapat mengambil benda kecil Gelak halus
seperti kacang atau kismis dengan meremas
antara ibu jari dan jarinya seperti pada gambar?

5. Jika anda menggelindingkan bola ke arah Gerak kasar


anak apakah ia menggilingkan atau melempar
bola kembeli ke arah anda?
6. Apakah anak dapat memegang gelas atau Gerak Halus
cangkir dan minum dari tempat tersebit tanpa
tumpah.
7. Jika anda sedang melakukan pekerjaan rumah Sosialisasi dan
tangga, apakah anak meniru apa yang anda kemandirian
lakukan?
8. Apakah anak anda dapat meletakkan satu Gerak halus
kubus di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu?
Kubus yang digunakan adalah kubus yang
berukuran 2,5 – 5cm.
9. Apakah anak dapat menyebutkan paling Bicara dan
sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain bahasa
“papa” dan “mama”?
10. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? Anda mungkin dapat melihatnya
ketika anak menarik mainannya.
72

LEMBAR KUESIONER

KPSP pada balita usia 24 bulan

Aspek
Pemantauan Perkembangan Ya Tidak
Perkembangan
1. Jika anda sedang melakukan pekerjaan Sosialisasi dan
rumah tangga, apakah anak meniru apa yang kemandirian
anda lakukan?
2. Apakah anak anda dapat meletakkan satu Gerak halus
kubus di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan
adalah kubus yang berukuran 2,5 – 5cm.
3. Apakah anak dapat menyebutkan paling Bicara dan
sedikit 3 kata yang mempunyai arti selain bahasa
“papa” dan “mama”?
4. Apakah anak dapat berjalan mundur 5 Gerak kasar
langkah atau lebih tanpa kehilangan
keseimbangan? Anda mungkin dapat
melihatnya ketika anak menarik mainannya.
5. Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: Gerak halus,
baju, rok atau celananya? (topi dan kaos kaki sosialisasi dan
tidak dinilai) kemandirian
6. Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Gerak kasar
Jawab IYA jika ia naik tangga dengan posisi
tegak atau berpegangan pada dinding atau
pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik
tangga dengan merangkak atau anda tidak
membolehkan anak untuk naik tangga atau
anak harus berpegangan dengan seseorang.
7. Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan Bicara dan
anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar bahasa
paling sedikit 1 bagian tubuhnya (rambut,
mata, hidung, mulut atau bagian tubuh yang
lain)?
8. Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa Sosialisasi dan
banyak tumpah? kemandirian
9. Dapatkah anak membantu memungut Bicara dan
mainannya sendiri atau membantu mengangkat bahasa
piring jika diminta?
10. Dapatkah anak menendang bola kecil Gerak kasar
(sebesar bola tenis) ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong tidak
ikut dinilai.
73

Lampiran 7

REKAPITULASI HASIL PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI PEMBERIAN


MASSSAGE

Urutan Jawaban
No Pend. Umur Jumlah Kode Katagori
Lahir KK P DP LM
1 5 1 1 1 1 1 1 4 1 Baik
2 5 2 4 1 1 1 1 4 1 Baik
3 3 1 2 1 1 1 1 4 1 Baik
4 5 2 1 1 0 1 1 3 3 Cukup
5 5 2 2 1 1 1 1 4 1 Baik
6 3 1 1 1 0 1 1 3 2 Cukup
7 4 2 2 1 1 0 1 3 2 Cukup
8 5 2 3 1 1 1 1 4 1 Baik
9 3 2 2 1 0 0 1 2 3 Kurang
10 4 1 2 1 0 1 1 3 2 Cukup
11 5 2 2 1 1 1 1 4 1 Baik
12 4 2 4 1 1 1 0 3 2 Cukup
13 2 2 4 1 0 1 0 2 3 Kurang
14 5 1 3 1 1 1 1 4 1 Baik
15 4 2 3 1 1 1 1 4 1 Baik
16 3 2 3 1 1 1 1 4 1 Baik
17 4 2 4 1 0 1 0 2 3 Kurang
18 3 1 4 1 0 1 1 3 2 Cukup
19 4 2 2 1 0 1 1 3 2 Cukup
20 1 2 4 1 0 1 0 2 3 Kurang
21 5 2 4 1 1 1 1 4 1 Baik
22 3 1 1 1 1 0 0 2 3 Kurang
23 3 2 4 1 0 1 0 2 3 Kurang
24 4 1 2 1 1 1 1 4 1 Baik
25 4 2 4 1 1 1 0 3 2 Cukup
26 4 2 2 1 1 0 1 3 2 Cukup
27 3 2 3 1 0 1 0 2 3 Kurang
28 5 1 4 1 1 1 1 4 1 Baik
29 3 2 1 1 0 1 1 3 2 Cukup
30 4 2 3 1 0 0 1 2 3 Kurang
31 2 2 1 1 1 1 1 4 1 Baik
32 4 1 3 1 1 1 0 3 2 Cukup
33 3 2 2 1 0 1 0 2 3 Kurang
34 3 2 1 1 1 1 1 4 1 Baik
35 4 2 1 1 1 1 1 4 1 Baik
36 4 1 3 1 0 1 0 2 3 Kurang
37 4 2 1 1 0 0 1 2 3 Kurang
38 5 2 2 1 1 1 1 4 1 Baik
74

39 3 1 4 0 1 1 1 3 2 Cukup
40 4 2 3 1 1 1 0 3 2 Cukup
41 3 2 2 1 1 1 0 3 2 Cukup

Keterangan:
Diberikan massage : Skor 1
Tidak diberikan massage : Skor 0

Pendidikan:
SD :1
SMP :2
SMA :3
Diploma :4
Sarjana :5

Urutan Lahir:
Primipara :1
Multipara :2

Usia:
12-14 bulan :1
15-17 bulan :2
18-20 bulan :3
21-24 bulan :4

Kode:
Massage 4-5 bagian = Kode 1
Massage 3 bagian = Kode 2
Massage 1-2 bagian = Kode 3

Katagori:
Massage 4-5 bagian = Baik
Massage 3 bagian = Cukup
Massage 1-2 bagian = Kurang
75

Lampiran 8
REKAPITULASI HASIL PENGISIAN KUESIONER KPSP

Jenis Usia Pertanyaan


No Total Kode Katagori
Kelamin balita 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 L 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
2 P 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
3 L 2 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5 3 Menyimpang
4 P 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2 Meragukan
5 L 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
6 L 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 2 Meragukan
7 P 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2 Meragukan
8 L 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Sesuai
9 L 2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2 Meragukan
10 P 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2 Meragukan
11 P 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
12 P 4 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 2 Meragukan
13 L 4 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 3 Menyimpang
14 L 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
15 P 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1 Sesuai
16 L 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Sesuai
17 P 4 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 3 Menyimpang
18 P 4 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 2 Meragukan
19 L 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 Sesuai
20 L 4 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 6 3 Menyimpang
21 P 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
22 P 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 3 Menyimpang
23 L 4 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 3 Menyimpang
24 P 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2 Meragukan
25 P 4 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 2 Meragukan
26 L 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 2 Meragukan
27 P 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 3 Menyimpang
28 L 4 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1 Sesuai
29 P 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 2 Meragukan
30 P 3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 3 Menyimpang
31 P 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 2 Meragukan
32 L 3 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 2 Meragukan
33 P 2 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6 3 Menyimpang
34 L 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1 Sesuai
35 P 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1 Sesuai
36 L 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 3 Menyimpang
37 P 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 3 Menyimpang
38 L 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
39 P 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1 Sesuai
76

40 L 3 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 2 Meragukan
41 P 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 3 Menyimpang

Keterangan:
Jawaban Ya = Skor 1
Jawaban Tidak = Skor 0

Jenis Kelamin:
Laki-laki : Kode L
Perempuan : Kode P

Usia:
12-14 bulan :1
15-17 bulan :2
18-20 bulan :3
21-23 bulan :4
24 bulan :5

Kode:
Total Skor 9-10 = Kode 1
Total Skor 7-8 = Kode 2
Totak Skor  6 = Kode 3

Katagori:
Total Skor 9-10 = Sesuai Usia
Total Skor 7-8 = Meragukan
Totak Skor  6 = Menyimpang
77

Lampiran 9
REKAPITULASI DATA KHUSUS MASSAGE DAN PERKEMBANGAN

Data khusus
NO Massage Perkembangan
1 2 3 4 Skor Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Skor Kode
1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
2 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
3 1 1 1 1 4 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 5 3
4 1 0 1 1 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 2
5 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
6 1 0 1 1 3 2 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 8 2
7 1 1 0 1 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2
8 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
9 1 0 0 1 2 3 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8 2
10 1 0 1 1 3 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 7 2
11 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
12 1 1 1 0 3 2 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 2
13 1 0 1 0 2 3 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 3
14 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
15 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
16 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1
17 1 0 1 0 2 3 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 6 3
18 1 0 1 1 3 2 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 8 2
19 1 0 1 1 3 2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1
20 1 0 1 0 2 3 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 6 3
21 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
22 1 1 0 0 2 3 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 3
23 1 0 1 0 2 3 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 6 3
24 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 2
25 1 1 1 0 3 2 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 2
26 1 1 0 1 3 2 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 2
27 1 0 1 0 2 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 3
28 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1
29 1 0 1 1 3 2 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 2
30 1 0 0 1 2 3 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6 3
31 1 1 1 1 4 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 2
32 1 1 1 0 3 2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 8 2
33 1 0 1 0 2 3 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 6 3
34 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1
35 1 1 1 1 4 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
36 1 0 1 0 2 3 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 6 3
37 1 0 0 1 2 3 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 6 3
38 1 1 1 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
39 0 1 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
78

40 1 1 1 0 3 2 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7 2
41 1 1 1 0 3 2 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 6 3

Keterangan:
Diberikan massage : Skor 1
Tidak diberikan massage : Skor 0

Kode:
Massage 4-5 bagian = Kode 1
Massage 3 bagian = Kode 2
Massage 1-2 bagian = Kode 3

Keterangan:
Jawaban Ya = Skor 1
Jawaban Tidak = Skor 0

Kode:
Total Skor 9-10 = Kode 1
Total Skor 7-8 = Kode 2
Totak Skor  6 = Kode 3
79

Lampiran 10
Frequencies

Statistics

Pemberian Perkembangan balita usia


massage 12-24 bulan

N Valid 41 41

Missing 0 0

Frequency Table

Massage balita usia 12-24 bulan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kurang 11 26.8 26.8 26.8

Cukup 14 34.1 34.1 61.0

Baik 16 39.0 39.0 100.0

Total 41 100.0 100.0

Perkembangan balita usia 12-24 bulan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Kemungkinan ada


12 29.3 29.3 29.3
penyimpangan

Meragukan 14 34.1 34.1 63.4

Sesuai usia 15 36.6 36.6 100.0

Total 41 100.0 100.0


80

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pemberian massage *
Perkembangan balita usia 41 100.0% 0 .0% 41 100.0%
12-24 bulan

Pemberian massage * Perkembangan balita Crosstabulation


Count

Perkembangan balita usia 12-24 bulan

Kemungkinan ada
penyimpangan Meragukan Sesuai usia Total

Pemberian Kurang 10 1 0 11
massage
Cukup 1 11 2 14

Baik 1 2 13 16

Total 12 14 15 41

Nonparametric Correlations
Correlations

Rank of Rank of
Massage Perkembangan

Spearman's rho Rank of Massage Correlation Coefficient 1.000 .777**

Sig. (2-tailed) . .000

N 41 41

Rank of Correlation Coefficient .777** 1.000


Perkembangan
Sig. (2-tailed) .000 .

N 41 41

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


74

74

Anda mungkin juga menyukai