Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM III

GENETIKA
(ABKC 2407)

“PERTUMBUHAN BULUH SERBUK SARI”

Oleh :
Nabila Ripda Maisa
(1810119220025)
Kelompok X A

Asisten Dosen :
Abdul Majid
Syifa Fauzia

Dosen Pengasuh :
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Drs. Bunda Halang, M.T
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET 2020
PRAKTIKUM III
Topik : Pertumbuhan Buluh Serbuk Sari
Tujuan : Untuk mengamati proses keluarnya buluh serbuk sari.
Untuk mengamati pengaruh larutan suksrosa dan asam borax
terhadap proses tersebut.
Hari/Tanggal : Senin/9 Maret 2020
Tempat : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP ULM Banjarmasin

I. ALAT DAN BAHAN


A. Alat
1. Mikroskop
2. Kaca benda
3. Kaca penutup
4. Pipet tetes
5. Gelas kimia
6. Cawan petri
7. Alat tulis
8. Alat dokumentasi
B. Bahan
1. Larutan sukrosa 2%, 5%, dan 10%
2. Larutan asam borax
3. Butir serbuk sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)
4. Butir serbuk sari bunga waru (Hibiscus tiliaceus)

II. CARA KERJA


1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Menggunakan pipet tetes untuk meneteskan larutan sukrosa 2 % di
atas cawan petri.
3. Meletakkan butir serbuk sari diatas cawan petri, kemudian
mendiamkannya selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit.
4. Mengambil satu butir serbuk sari yang direndam, letakkan pada kaca
benda dan tutup kaca benda dengan kaca penutup.
5. Meletakkan preparat dibawah mikroskop kemudian amati dan
gambarkan hasil pengamatan tersebut.
6. Mengulangi langkah-langkah diatas dengan menggunakan larutan
sukrosa 5 %, 10%, dan asam borax.
7. Mengamati pertumbuhan buluh serbuk sari masing-masing bahan dan
catat waktu yang diperlukan pada masing-masing larutan.

III. TEORI DASAR


Benang sari bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan seperti
halnya dengan bagian-bagian bunga lain, benang saripun merupakan suatu
metamorfosis daun yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai
alat kelamin jantan. Benang sari merupakan metamorfosis yang masih
terlihat dengan mata. Benang sari terdiri dari 3 bagian, yaitu:
1. Filamentum atau tangkai sari
Merupakan bagian yang terbentuk benang dengan penampang
melintang yang umumnya berbentuk bulat.
2. Anthera atau kepala sari
Adalah bagian dari benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari.
Bagian dalam memiliki 2 ruang sari dan setiap ruang sari berasal dari
ruangan kecil, disitulah tempat terbentuknya serbuk sari atau polen
yang kemudian serbuk sari jatuh ke kepala putik, dimana serbuk sari itu
akan tumbuh suatu buluh menuju ke bakal biji sehingga dapat bersatu
atau melebur dengan sel telur yang terdapat di dalam kandung lembaga.
3. Penghubung serbuk sari
Merupakan lanjutan dari tangkai sari yang menjadi penghubung kedua
bagian kepala sari atau ruang sari yang terdapat di kanan kiri
penghubung tersebut [ CITATION Bun20 \l 14345 ].
Ruang sari yang merupakan tempat terbentuknya serbuk sari
setelah terjadi persarian maka serbuk sari akan tumbuh berupa suatu bal
yang menuju ke bakal biji, hingga inti sperma yang terdapat dalam serbuk
sari akhirnya akan melebur atau bersatu dengan sel telur yang terdapat
dalam kantong lembaga. Peleburan inti sperma dengan inti sel telur
disebut Pembuahan [ CITATION Bun20 \l 14345 ].
Cepat lambatnya serbuk sari membentuk buluh serbuk sari
dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti jenis bunga yang menghasilkan
serbuk sari. Bunga yang satu dengan bunga yang lain berada dalam bentuk
buluh serbuk sari terutama dalam hal kecepatannya, ini dipengaruhi juga
oleh faktor lingkungan [ CITATION Bun20 \l 14345 ].
Jika serbuk sari ini sudah masak, maka kepala sari pecah untuk
memungkinkan keluarnya butir-butir serbuk sari tadi. Agar serbuk sari
keluar dari ruang sari, kepala sari dapat membuka dengan jalan yang
berbeda-beda, misalnya:
a. Dengan celah yang membujur
b. Dengan celah yang melintang
c. Dengan sebuah liang pada ujung kepala sari
d. Dengan klep atau katup-katup
Benang sari dapat memperlihatkan perkembangan yang kurang
sempurna, yang mana benang sari tidak lagi manghasilkan serbuk sari
yang mampu menimbulkan persarian, bahkan seringkali berubah bentuk
dan fungsinya [ CITATION Bun20 \l 14345 ].
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Tabel Gambar Pengamatan
1. Buluh Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Gambar dengan waktu
Larutan
5 menit 10 menit 20 menit
Sukrosa 2%

Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10

Sukrosa 5%

Perbesaran 10x10 Perbesaran 40x10 Perbesaran 10x10


Sukrosa 10%

Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10


Asam Borax

Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10

2. Buluh Serbuk Sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)


Larutan Gambar dengan waktu
5 menit 10 menit 20 menit
Sukrosa 2%

Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10


Sukrosa 5%

Perbesaran 10x10 Perbesaran 10x10 Perbesaran 40x10


Sukrosa 10%

Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10


Asam Borax

Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10 Perbesaran 40x10


B. Tabel Foto Pengamatan
1. Buluh Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Gambar dengan waktu
Larutan
5 menit 10 menit 20 menit
Sukrosa 2%

(Perbesaran : 10x10) (Perbesaran : 10x10) (Perbesaran : 10x40)

Sukrosa 5%
(Kel 2)

(Perbesaran : 10x10) (Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 10x10)

Sukrosa 10%
(Kel. 3)

(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10)


(Perbesaran : 40x10)
Asam Borax
(Kel 9 & 10)

(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 4x10) (Perbesaran : 40x10)


(Perbesaran : 40x10)

(Perbesaran 40x10)

(Perbesaran : 40x10)

2. Buluh Serbuk Sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)


Gambar dengan waktu
Larutan
5 menit 10 menit 20 menit
Sukrosa
2%

(Kel. 5)

(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10)

Sukrosa
5%
(Kel 6)
(Perbesaran : 10x10) (Perbesaran : 10 x 10) (Perbesaran 40x10)

Sukrosa
10%
(Perbesaran : 40x10)
(Kel 7 )
(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10)
Asam
Borax
(Kel 8, 9
& 10)
(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10)

(Perbesaran: 10x10) (Perbesaran : 4x10) (Perbesaran : 40x10)

(Perbesaran: 40x10) (Perbesaran: 40x10) (Perbesaran: 40x10)

C. Foto Literatur
1. Buluh Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Keterangan :
2 1. Polen
2. Trikoma
3 1 3. Buluh serbuk sari

(Sumber :
Aprianty &
Kriswiyanti, 2008)
2. Buluh Serbuk Sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)
Keterangan :
3
1. Polen
1
2. Trikoma
3. Buluh serbuk sari
2

(Sumber :
Rohmana, 2015)

V. ANALISIS DATA
Pada tumbuhan berbunga perkecambahan serbuk sari secara in
vivo terjadi di kepala putik (stigma). Setelah serbuk sari kontak dengan
kepala putik, serbuk sari akan membesar karena mengabsorbsi cairan pada
permukaan kepala putik. Dinding lapisan dalam (inti) beserta protoplasma
serbuk sari akan menonjol membentuk buluh melalui apertura yang biasa
disebut lubang perkecambahan (germ pore). Buluh tersebut akan
memanjang dan mencari jalan melalui jaringan-jaringan pada kepala putik
dan tangkai putik hingga memasuki kantung embrio yang berada di dalam
bakal biji (ovulum). Di dalam kantung embrio tepatnya di dalam sel
sinergid, buluh serbuk sari akan pecah dan membebaskan inti sperma. Jika
tidak ada hambatan, selanjutnya akan terjadi proses fertilisasi (Budiwati,
2014).
Perkecambahan serbuk sari merupakan tahap yang sangat peka
terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Banyak fakta yang menunjukkan
adanya kegagalan polinasi dan fertilisasi pada cuaca yang kurang baik,
misalnya hujan. Selain dipengaruhi oleh faktor luar, kualitas serbuk sari
juga dipengaruhi oleh umurnya. Makın tua umur serbuk sari makin lamban
perkecambahannya dan tabung serbuk sari yang terbentuk akan lebih
pandek. Pada umumnya serbuk sari setelah lepas dari antera hanya
bertahan hidup satu atau beberapa hari saja sebelum dapat mencapai
kepala putik yang reseptif. Untuk mengetahui apakah serbuk sari masih
hidup atau tidak, perlu dilakukan uji viabilitas (Budiwati, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan pada serbuk sari bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis) dan bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dengan
perlakuan yang sama dengan perendaman menggunakan larutan sukrosa
2%, 5%, dan 10% dan larutan asam borax dengan waktu perendaman
selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit. Dari pengamatan tersebut
didapatkan hasil yang berbeda-beda disebabkan pengaruh dari larutan,
konsentrasinya, dan lamanya waktu perendaman. Berikut data hasil
pengamatan kelompok kami dan kelompok lain :
A. Serbuk sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Dilleniidae
Famili : Malyaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
1) Perendaman dalam larutan sukrosa 2%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 pada perendaman larutan
sukrosa 2% dengan waktu 5 menit terlihat permukaan serbuk sari
terdapat duri (penebalan dinding sel) yang banyak dan cukup
pendek. Pada 10 menit selanjutnya terlihat buluh serbuk sedikit
memanjang. Sedangkan pada 20 menit terlihat buluh serbuk
panjang dan cukup banyak jumlahnya.
2) Perendaman dalam larutan sukrosa 5%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 pada perendaman
larutan sukrosa 5% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk
lebih banyak dibandingkan pada perendaman sukrosa 2%. Pada 10
menit selanjutnya terlihat buluh serbuk bertambah banyak.
Sedangkan pada 20 menit kurang terlihat jelas pertumbuhannya
karena terlalu kecil pada saat pengambila foto.
3) Perendaman dalam larutan sukrosa 10%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
sukrosa 10% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk sari
banyak. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari terlihat makin
banyak dan sedikit memanjang. Sedangkan pada 20 menit terlihat
buluh serbuk sari berkurang tetapi ukurannya yang memanjang.
4) Perendaman dalam larutan asam borax
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
asam borax dengan waktu 5 menit tidak terlihat adanya buluh
serbuk sari. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari mulai
tumbuh banyak. Sedangkan pada 20 menit ada yang buluh
serbuknya mulai berkurang jumlahnya dengan ukuran yang sama
dan ada yang jumlah buluh serbuknya sama dan ukuran yang sama.
B. Serbuk sari bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
Sumber : ccrc.farmasi.ugm.ac.id
1) Perendaman dalam larutan sukrosa 2%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
sukrosa 2% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk sari sangat
banyak dengan ukuran yang cukup panjang. Pada 10 menit
selanjutnya terlihat jumlah buluh serbuk sari berkurang dengan
ukuran yang sama pada 5 menit. Sedangkan pada 20 menit jumlah
buluh serbuk sari semakin berkurang dengan ukuran yang sama
pada 5 menit.
2) Perendaman dalam larutan sukrosa 5%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 pada perendaman
larutan sukrosa 5% dengan waktu 5 menit tidak terlihat adanya
buluh serbuk sari. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari
mulai berkembang dengan ukuran cukup panjang. Sedangkan pada
waktu 20 menit buluh serbuk sari malah menghilang.
3) Perendaman dalam larutan sukrosa 10%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
sukrosa 10% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk sari
dengan jumlah banyak dan ukuran cukup panjang. Pada 10 menit
selanjutnya terlihat jumlah buluh serbuk sari berkurang. Sedangkan
pada menit 20 jumlah buluh serbuk sari sama saja seperti menit ke-
10.
4) Perendaman dalam larutan asam borax
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 pada perendaman
larutan asam borax dengan waktu 5 menit terlihat banyak buluh
serbuk sari. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari semakin
banyak, susunannya cukup rapat, dan ukurannya cukup panjang
dan runcing. Sedangkan pada 20 menit terlihat buluh serbuk sari
sedikit bertambah.
Berdasarkan hasil percobaan di atas pada perendaman larutan
sukrosa dan larutan borax dapat diketahui bahwa rata-rata terlihat semakin
tinggi konsentrasi dan semakin lama perendaman maka dapat merangsang
pertumbuhan buluh serbuk sari atau dinding sel yang mengalami
penebalan sehingga buluh serbuk sari terlihat lebih banyak dan ukurannya
memanjang.
Dapat diketahui bahwa larutan sukrosa dan larutan asam borax
dapat mempengaruhi pertumbuhan buluh serbuk sari yang diawali dengan
terjadinya penebalan dinding sel pada serbuk sari. Larutan sukrosa
berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan buluh serbuk sari. Selain
fungsinya sebagai media pertumbuhan, larutan sukrosa juga berfungsi
sebagai substrat respirasi, sukrosa menyediakan sumber karbon dalam
proses katabolisme. Sedangkan larutan asam borax berfungsi untuk
memperlambat atau menghambat pertumbuhan buluh serbuk sari
(Veronica, 2016).
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkecambahan serbuk
sari adalah jenis tumbuhan, status nutrisi tumbuhan, medium
perkecambahan, temperatur, waktu inkubasi, waktu pengambilan serbuk
sari, stadium perkembangan bunga saat pengambilan serbuk sari,
penggunaan pestisida dan insektisida, serta kondisi penyimpanan serbuk
sari (Budiwati, 2014).
Penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk
golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung
pada bakal biji (untuk golongan berbiji telanjang). Pembuahan ialah
terjadinya perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di
dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari [ CITATION
Gem85 \l 14345 ].
Serbuk sari atau tepung sari (pollen) merupakan sel-sel jantan yang
berguna untuk penyerbukan atau persarian. Putik merupakan alat kelamin
betina yang mengandung sel telur [ CITATION Gem85 \l 14345 ].
VI. KESIMPULAN
1. Perkecambahan serbuk sari secara in vivo terjadi di kepala putik
(stigma), dinding lapisan dalam (inti) beserta protoplasma serbuk sari
akan menonjol membentuk buluh melalui apertura, lalu akan
memanjang dan mencari jalan hingga memasuki kantung embrio, lalu
buluh serbuk sari akan pecah dan membebaskan inti sperma.
2. Semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama perendaman maka dapat
merangsang pertumbuhan buluh serbuk sari atau dinding sel yang
mengalami penebalan sehingga buluh serbuk sari terlihat lebih banyak
dan ukurannya memanjang.
3. Larutan sukrosa berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan buluh
serbuk sari dan larutan asam borax berfungsi untuk memperlambat
atau menghambat pertumbuhan buluh serbuk sari.
4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkecambahan serbuk sari
adalah jenis tumbuhan, status nutrisi tumbuhan, medium
perkecambahan, temperatur, waktu inkubasi, waktu pengambilan
serbuk sari, stadium perkembangan bunga saat pengambilan serbuk
sari, penggunaan pestisida dan insektisida, dan kondisi penyimpanan
serbuk sari.
5. Penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik dan
pembuahan ialah perkawinan sel telur pada kandung lembaga di
dalam bakal biji dengan suatu inti dari serbuk sari.
6. Serbuk sari merupakan sel jantan, sedangkan putik merupakan sel
betina.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Aprianty, N. M. D., & Kriswianty, E. 2008. Studi Variasi Ukuran Serbuk
Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Dengan Warna
Bunga Berbeda. Jurnal Biologi, 14-18.
Budiwati. (2014). Pemanfaatan Perkecambahan Serbuk Sari Tapak Dara
(Vinca rosea L.) Secara In Vitro Sebagai Alternatif Bahan
Praktikum Biologi Perkembangan. Jurnal Pendidikan Matematika
dan Sains , 75-84.

Halang, B. (2020). Penuntun Praktikum Genetika. Banjarmasin: Batang.

Rohmana, Qorry Aulya. 2015. Sitologi Penebalan Dinding Sel Dan


Plasmolisis. Diakses melalui
http://aulyarohmana16.wordpress.com pada tanggal 15 Maret 2020

Tjitrosoepomo, G. (2016). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press.

Veronica. 2016. Pertumbuhan Buluh Serbuk Sari. Diakses melalui


http://sibonengveronica.blogspot.com pada tanggal 15 Maret 2020

Anda mungkin juga menyukai