Laporan Praktikum Iii
Laporan Praktikum Iii
GENETIKA
(ABKC 2407)
Oleh :
Nabila Ripda Maisa
(1810119220025)
Kelompok X A
Asisten Dosen :
Abdul Majid
Syifa Fauzia
Dosen Pengasuh :
Prof. Dr. H. Muhammad Zaini, M.Pd.
Drs. Bunda Halang, M.T
Riya Irianti, S.Pd., M.Pd.
Sukrosa 5%
Sukrosa 5%
(Kel 2)
Sukrosa 10%
(Kel. 3)
(Perbesaran 40x10)
(Perbesaran : 40x10)
(Kel. 5)
Sukrosa
5%
(Kel 6)
(Perbesaran : 10x10) (Perbesaran : 10 x 10) (Perbesaran 40x10)
Sukrosa
10%
(Perbesaran : 40x10)
(Kel 7 )
(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10)
Asam
Borax
(Kel 8, 9
& 10)
(Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10) (Perbesaran : 40x10)
C. Foto Literatur
1. Buluh Serbuk Sari Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Keterangan :
2 1. Polen
2. Trikoma
3 1 3. Buluh serbuk sari
(Sumber :
Aprianty &
Kriswiyanti, 2008)
2. Buluh Serbuk Sari Bunga Waru (Hibiscus tiliaceus)
Keterangan :
3
1. Polen
1
2. Trikoma
3. Buluh serbuk sari
2
(Sumber :
Rohmana, 2015)
V. ANALISIS DATA
Pada tumbuhan berbunga perkecambahan serbuk sari secara in
vivo terjadi di kepala putik (stigma). Setelah serbuk sari kontak dengan
kepala putik, serbuk sari akan membesar karena mengabsorbsi cairan pada
permukaan kepala putik. Dinding lapisan dalam (inti) beserta protoplasma
serbuk sari akan menonjol membentuk buluh melalui apertura yang biasa
disebut lubang perkecambahan (germ pore). Buluh tersebut akan
memanjang dan mencari jalan melalui jaringan-jaringan pada kepala putik
dan tangkai putik hingga memasuki kantung embrio yang berada di dalam
bakal biji (ovulum). Di dalam kantung embrio tepatnya di dalam sel
sinergid, buluh serbuk sari akan pecah dan membebaskan inti sperma. Jika
tidak ada hambatan, selanjutnya akan terjadi proses fertilisasi (Budiwati,
2014).
Perkecambahan serbuk sari merupakan tahap yang sangat peka
terhadap pengaruh kondisi lingkungan. Banyak fakta yang menunjukkan
adanya kegagalan polinasi dan fertilisasi pada cuaca yang kurang baik,
misalnya hujan. Selain dipengaruhi oleh faktor luar, kualitas serbuk sari
juga dipengaruhi oleh umurnya. Makın tua umur serbuk sari makin lamban
perkecambahannya dan tabung serbuk sari yang terbentuk akan lebih
pandek. Pada umumnya serbuk sari setelah lepas dari antera hanya
bertahan hidup satu atau beberapa hari saja sebelum dapat mencapai
kepala putik yang reseptif. Untuk mengetahui apakah serbuk sari masih
hidup atau tidak, perlu dilakukan uji viabilitas (Budiwati, 2014).
Berdasarkan hasil pengamatan pada serbuk sari bunga sepatu
(Hibiscus rosasinensis) dan bunga waru (Hibiscus tiliaceus) dengan
perlakuan yang sama dengan perendaman menggunakan larutan sukrosa
2%, 5%, dan 10% dan larutan asam borax dengan waktu perendaman
selama 5 menit, 10 menit, dan 20 menit. Dari pengamatan tersebut
didapatkan hasil yang berbeda-beda disebabkan pengaruh dari larutan,
konsentrasinya, dan lamanya waktu perendaman. Berikut data hasil
pengamatan kelompok kami dan kelompok lain :
A. Serbuk sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Dilleniidae
Famili : Malyaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa-sinensis L.
Sumber : (Cronquist, 1981)
1) Perendaman dalam larutan sukrosa 2%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 pada perendaman larutan
sukrosa 2% dengan waktu 5 menit terlihat permukaan serbuk sari
terdapat duri (penebalan dinding sel) yang banyak dan cukup
pendek. Pada 10 menit selanjutnya terlihat buluh serbuk sedikit
memanjang. Sedangkan pada 20 menit terlihat buluh serbuk
panjang dan cukup banyak jumlahnya.
2) Perendaman dalam larutan sukrosa 5%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 pada perendaman
larutan sukrosa 5% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk
lebih banyak dibandingkan pada perendaman sukrosa 2%. Pada 10
menit selanjutnya terlihat buluh serbuk bertambah banyak.
Sedangkan pada 20 menit kurang terlihat jelas pertumbuhannya
karena terlalu kecil pada saat pengambila foto.
3) Perendaman dalam larutan sukrosa 10%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
sukrosa 10% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk sari
banyak. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari terlihat makin
banyak dan sedikit memanjang. Sedangkan pada 20 menit terlihat
buluh serbuk sari berkurang tetapi ukurannya yang memanjang.
4) Perendaman dalam larutan asam borax
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
asam borax dengan waktu 5 menit tidak terlihat adanya buluh
serbuk sari. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari mulai
tumbuh banyak. Sedangkan pada 20 menit ada yang buluh
serbuknya mulai berkurang jumlahnya dengan ukuran yang sama
dan ada yang jumlah buluh serbuknya sama dan ukuran yang sama.
B. Serbuk sari bunga waru (Hibiscus tiliaceus)
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
Sumber : ccrc.farmasi.ugm.ac.id
1) Perendaman dalam larutan sukrosa 2%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
sukrosa 2% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk sari sangat
banyak dengan ukuran yang cukup panjang. Pada 10 menit
selanjutnya terlihat jumlah buluh serbuk sari berkurang dengan
ukuran yang sama pada 5 menit. Sedangkan pada 20 menit jumlah
buluh serbuk sari semakin berkurang dengan ukuran yang sama
pada 5 menit.
2) Perendaman dalam larutan sukrosa 5%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 pada perendaman
larutan sukrosa 5% dengan waktu 5 menit tidak terlihat adanya
buluh serbuk sari. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari
mulai berkembang dengan ukuran cukup panjang. Sedangkan pada
waktu 20 menit buluh serbuk sari malah menghilang.
3) Perendaman dalam larutan sukrosa 10%
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 40x10 pada perendaman larutan
sukrosa 10% dengan waktu 5 menit terlihat buluh serbuk sari
dengan jumlah banyak dan ukuran cukup panjang. Pada 10 menit
selanjutnya terlihat jumlah buluh serbuk sari berkurang. Sedangkan
pada menit 20 jumlah buluh serbuk sari sama saja seperti menit ke-
10.
4) Perendaman dalam larutan asam borax
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilihat di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10x10 dan 40x10 pada perendaman
larutan asam borax dengan waktu 5 menit terlihat banyak buluh
serbuk sari. Pada 10 menit selanjutnya buluh serbuk sari semakin
banyak, susunannya cukup rapat, dan ukurannya cukup panjang
dan runcing. Sedangkan pada 20 menit terlihat buluh serbuk sari
sedikit bertambah.
Berdasarkan hasil percobaan di atas pada perendaman larutan
sukrosa dan larutan borax dapat diketahui bahwa rata-rata terlihat semakin
tinggi konsentrasi dan semakin lama perendaman maka dapat merangsang
pertumbuhan buluh serbuk sari atau dinding sel yang mengalami
penebalan sehingga buluh serbuk sari terlihat lebih banyak dan ukurannya
memanjang.
Dapat diketahui bahwa larutan sukrosa dan larutan asam borax
dapat mempengaruhi pertumbuhan buluh serbuk sari yang diawali dengan
terjadinya penebalan dinding sel pada serbuk sari. Larutan sukrosa
berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan buluh serbuk sari. Selain
fungsinya sebagai media pertumbuhan, larutan sukrosa juga berfungsi
sebagai substrat respirasi, sukrosa menyediakan sumber karbon dalam
proses katabolisme. Sedangkan larutan asam borax berfungsi untuk
memperlambat atau menghambat pertumbuhan buluh serbuk sari
(Veronica, 2016).
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkecambahan serbuk
sari adalah jenis tumbuhan, status nutrisi tumbuhan, medium
perkecambahan, temperatur, waktu inkubasi, waktu pengambilan serbuk
sari, stadium perkembangan bunga saat pengambilan serbuk sari,
penggunaan pestisida dan insektisida, serta kondisi penyimpanan serbuk
sari (Budiwati, 2014).
Penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk
golongan tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung
pada bakal biji (untuk golongan berbiji telanjang). Pembuahan ialah
terjadinya perkawinan sel telur yang terdapat dalam kandung lembaga di
dalam bakal biji dengan suatu inti yang berasal dari serbuk sari [ CITATION
Gem85 \l 14345 ].
Serbuk sari atau tepung sari (pollen) merupakan sel-sel jantan yang
berguna untuk penyerbukan atau persarian. Putik merupakan alat kelamin
betina yang mengandung sel telur [ CITATION Gem85 \l 14345 ].
VI. KESIMPULAN
1. Perkecambahan serbuk sari secara in vivo terjadi di kepala putik
(stigma), dinding lapisan dalam (inti) beserta protoplasma serbuk sari
akan menonjol membentuk buluh melalui apertura, lalu akan
memanjang dan mencari jalan hingga memasuki kantung embrio, lalu
buluh serbuk sari akan pecah dan membebaskan inti sperma.
2. Semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama perendaman maka dapat
merangsang pertumbuhan buluh serbuk sari atau dinding sel yang
mengalami penebalan sehingga buluh serbuk sari terlihat lebih banyak
dan ukurannya memanjang.
3. Larutan sukrosa berfungsi untuk mempercepat pertumbuhan buluh
serbuk sari dan larutan asam borax berfungsi untuk memperlambat
atau menghambat pertumbuhan buluh serbuk sari.
4. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan perkecambahan serbuk sari
adalah jenis tumbuhan, status nutrisi tumbuhan, medium
perkecambahan, temperatur, waktu inkubasi, waktu pengambilan
serbuk sari, stadium perkembangan bunga saat pengambilan serbuk
sari, penggunaan pestisida dan insektisida, dan kondisi penyimpanan
serbuk sari.
5. Penyerbukan ialah jatuhnya serbuk sari pada kepala putik dan
pembuahan ialah perkawinan sel telur pada kandung lembaga di
dalam bakal biji dengan suatu inti dari serbuk sari.
6. Serbuk sari merupakan sel jantan, sedangkan putik merupakan sel
betina.