Anda di halaman 1dari 9

Teori Akuntansi

Akuntansi Konvensional

Disusun oleh:
Gery Lusiano Firmansah 041711333115
Aurellia Karlanina 041711333158
Yuslina Kusumandari 041711333209
Naufal Putra Nurshadiqin 041711333262

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Airlangga
2020
A. KONSEP DASAR
Tujuan Akuntansi
Tujuan akuntansi berdasarkan teori konvensional adalah berfokus pada pelaksanaan
kerja manajer dalam menjaga investasi yang dipercayakan oleh pemilik dan kreditur
kepadanya.

Pendapatan
Cara pandang tradisional melihat laba, beban dan pendapatan, merupakan pengukuran
hal-hal yang berhubungan dengan perilaku. Laba menunjukkan pencapaian yang
dicapai perusahaan dalam suatu periode, beban menunjukkan usaha yang telah
dilakukan, dan pendapatan berhubungan dengan efektivitas perusahaan sebagai
sebuah unit operasi. Pendapatan menurut akuntansi konvensional adalah ukuran
kinerja manajer dalam menangani investasi yang dipercayakan kepadanya.

Biaya Melekat
Akuntansi tradisional merumuskan suatu teori yang disebut dengan teori biaya
melekat, dalam teori ini dinyatakan bahwa biaya terdiri atas dua jenis : displacement
cost dan embodied cost. ​Displacement cost ​menggambarkan pengorbanan yang telah
diberikan atau yang telah dikorbankan, dan bersinonim dengan ​opportunity cost.​
Embodied cost atau ​absorption cost, berhubungan dengan faktor produksi dan apa
yang telah diberikan untuk memproduksi sesuatu. Aliran Biaya Pada saat perusahaan
membeli barang atau jasa tugas akuntan adalah untuk mengikuti aliran biaya yang
melekat pada barang atau jasa. Untuk menentukan laba, jumlah biaya yang sesuai
harus dikeluarkan dari pendapatan. Konsep matching merupakan inti dari akuntansi
konvensional. Prinsip ini memberikan panduan kepada akuntan untuk menentukan
pengeluaran yang harus dianggap sebagai beban.

Penggunaan Historical Cost


Penggunaan historical cost sebagai konsep dasar dalam standar akuntansi keuangan
untuk penyusunan laporan keuangan eksternal didasari atas beberapa alasan :
1. Harga historis relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi
Manajer menggunakan data masa lalu untuk mengambil keputusan masa yang
akan datang, dan juga menggunakan kinerja masa lalu yang diukur dengan
harga historis
2. Harga historis berdasarkan transaksi nyata, bukan transaksi
kemungkinan
Transaksi akuntansi mencatat transaksi nyata, dan didukung bukti yang nyata.
Sehingga angka-angka dalam laporan keuangan berdasarkan historical cost
dan memenuhi responsibilitas maupun akuntabilitas

3. Sepanjang sejarah, laporan keuangan menggunakan harga historis

4. Pengertian umum mengenai laba adalah merupakan kelebihan harga jual


diatas harga historisnya
Bahan baku, diproses menjadi barang produksi, barang, dan jasa dibeli tidak
lain untuk dijual diatas harga belinya (harga historis). Untuk memutuskan
apakah suatu produk tetap diproduksi atau tidak dilihat dari kemampuan
produk tersebut menghasilkan pendapatan (harga jual) diatas harga historisnya

5. Akuntan harus mengawal penggunaan harga historis dari kemungkinan


penyimpangan internal.
Historical cost lebih kecil kemungkinannya untuk dimanipulasi daripada
current cost

6. Pengukuran income dengan menggunakan current cost atau harga


keluaran (exit price)
Kinerja manajer yaitu berupa income yang dapat dihasilkan tidak diukur
dengan kenaikan harga dari historical cost ke current cost atau harga luaran
(exit price). Kinerja manajemen diukur dari upayanya dalam menjual produk
perusahaan

7. Perubahan harga dapat dijelaskan dalam CALK sebagai penjelasan


tambahan.
Perubahan harga cukup mempengaruhi harga saham sehingga perubahan
historical cost ke current cost cukup diungkapkan dalam CALK

8. Tidak ada alasan yang cukup untuk menolak penggunaan harga historis.
Sebagian penelitian menunjukkan bahwa penggunaan current cost accounting
tidak menunjukkan tambahan informasi yang bermanfaat dibandingkan
dengan penggunaan historical cost accounting

B. ARGUMENTASI PARA PENDUKUNG


1. Menyediakan Informasi Yang Berguna (Pendapat MacNeal)
Perusahaan bisnis pada masa lalu dimiliki langsung oleh orang atau
mitra kelompok kecil sehingga Akuntan memiliki kewajiban untuk
menyiapkan Laporan Keuangan hanya untuk dua pihak, pertama yaitu pemilik
sebagai pihak yang mengelola bisnis dan tahu semua rinciannya. Kedua, yaitu
kreditur sebagai pihak yang tertarik terutama dalam kemampuan pemiliknya
untuk membayar rekening atau pinjaman saat jatuh tempo. Pada masa
sekarang, dengan banyaknya jumlah pemegang saham pada suatu perusahaan
menyebabkan Laporan keuangan perusahaan sebagai media informasi utama
mengenai perusahaan tersebut, sehingga Laporan keuangan dari akuntan
eksternal menjadi sangat penting. Menurut MacNeal, prinsip-prinsip akuntansi
yang konvensional yang didasari Historical Cost berpotensi menghasilkan
laporan keuangan yang salah dan menyesatkan serta tidak berorientasi pada
keputusan pemilik saham. Dengan memeriksa sejarah akuntansi, MacNeal
menyimpulkan bahwa prinsip akuntansi saat ini adalah hasil dari ‘kondisi
primitif’ yang sebagian besar sudah tidak ada lagi. MacNeal membagi sejarah
akuntansi menjadi 3 era, yaitu:
a. Era pertama (Pada Abad 12 sampai dengan Abad 17)
Selama era pertama, fokus perhatian bagi akuntan atau
bookkeeper adalah pada kebutuhan pemilik tunggal bisnis. Terutama di
Abad Pertengahan, transaksi bisnis yang mungkin menjadi usaha
tertentu atau proyek. Perusahaan besar yang membutuhkan jasa
akuntan sebagian besar terlibat spekulasi, masing-masing bisa sangat
menguntungkan atau menjadi bencana. Setiap usaha biasanya terpisah.
Sampai pada kesimpulannya, tugas utama akuntan adalah untuk
melacak total biaya sampai saat ini. Jika biaya-biayanya diketahui,
keuntungan atau kerugian bisa diketahui pada akhir usaha dan awal
usaha. Menurut MacNeal, akuntansi pada periode ini digunakan
hampir semata-mata untuk tujuan memberikan informasi kepada
pemilik. Dengan sifat dasar bisnis, pemilik pada dasarnya tertarik
dalam penentuan biaya, biaya asli atau biaya historis.
b. Era Kedua (Pada Abad 18 dan Abad 19)
Di era kedua situasinya berubah, dalam perusahaan bisnis yang
lebih mapan dan transaksi tidak melibatkan besarnya risiko sama
seperti pada era pertama. Iklim usaha yang lebih stabil mendorong
kreditor untuk menjadi lebih tegas. Mereka menemukan bahwa untuk
meminjamkan uang atau menyalurkan kredit atas dasar kekayaan
bersih pemilik relatif aman. Praktek ini muncul dimana kreditor
memerlukan pemilik untuk memberikan pernyataan dari harga bersih
dan laba sebelum pemberian kredit. Untuk memastikan bahwa
pernyataan tersebut dapat diandalkan, kreditor menuntut mereka untuk
menyiapkan seorang akuntan independen. Dengan demikian, lahirlah
profesi akuntan publik.
Meskipun ada beberapa pengecualian, perusahaan bisnis
dimiliki langsung oleh satu orang atau sekelompok mitra kecil. Para
akuntan yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban
hanya kepada 2 pihak yang berkepentingan yaitu:pemilik, yang
mengelola bisnis dan tahu semua detailnya, dan kreditor, yang tertarik
pada kemampuan pemilik untuk membayar rekening atau pinjaman
saat jatuh tempo.
c. Era Ketiga (Pada Abad 20 dan Abad 21)
Pada bagian akhir abad ke-19, sebuah perubahan yang
signifikan mulai terjadi mengenai bentuk organisasi bisnis dan
kepemilikan. Hal ini mengantarkan kepada era ketiga dan sekarang.
Perusahaan tumbuh lebih besar dan banyak menjadi perusahaan besar.
Pemilik perusahaan digantikan oleh banyak pemegang saham kecil dan
manajemen yang disewakan. Hipotek pada aset tetap dibagi menjadi
segmen yang lebih kecil dan dijual sebagai obligasi kepada investor
biasa.Saat ini, hampir setiap perusahaan bisnis utamanya adalah
perusahaan dengan banyak pemegang saham yang tahu sedikit tentang
perusahaan, kecuali apa yang dilaporkan kepada mereka dalam laporan
keuangan atau melalui media. Pelaporan keuangan eksternal kepada
pemegang saham yang relatif kurang informasi telah menjadi fungsi
penting akuntansi saat ini. Hal ini tidak benar jika prinsip-prinsip
dasar akuntansi dirumuskan dalam era pertama dan kedua.
Solusi ideal untuk akuntan adalah melaporkan semua
keuntungan dan kerugian sebagaimana nilai ditentukan dalam pasar
kompetitif. Namun tidak semua aset memiliki nilai pasar. Oleh karena
itu, salah satu aset harus diakui manfaatnya. MacNeal menyarankan
penerapan penilaian:
1) Aset yang dapat dipasarkan pada harga pasar (exit price
2) Aset tidak dapat dipasarkan yang dapat direproduksi pada biaya
pengganti
3) Aset tidak dapat dipasarkan yang tidak dapat direproduksi pada
biaya historis.

2. Pengambilan Keputusan yang Adaptif (Pendapat Chambers)


Chambers telah mengajukan pendapat secara komprehensif
mengenai Exit price Accounting dalam continuously contemporary
accounting (CoCoA) dan dikembangkan menjadi Current Cash Equivalent
(CCE).Chambers melihat perusahaan sebagai sebuah entitas bisnis adaptif
yang bergerak dalam pembelian dan penjualan barang dan jasa. Hal ini diatur
oleh keputusan manajernya yang menyadari tujuan pemiliknya. Pemilik
menganggap perusahaan sebagai alat dimana mereka dapat meningkatkan
kekayaan mereka yaitu, perintah mereka atas barang dan jasa secara umum.
Gagasan perilaku adaptif menyiratkan upaya terus-menerus untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang kompetitif untuk bertahan
hidup. Hal ini juga menyiratkan upaya terus-menerus untuk mencapai tingkat
kepuasan yang diberikan. Perusahaan tidak menjadi orang pribadi, tidak bisa
memuaskan dirinya sendiri, tetapi melalui manajernya menjadi sadar terhadap
harapan para pihak yang berkepentingan yang terkait dengan itu, seperti
pemilik, pelanggan, karyawan dan kreditor. Sebuah kondisi eksistensi suatu
perusahaan adalah ketika harapan dari semua pihak yang berkepentingan
terpuaskan, ke tingkat yang lebih besar daripada kepuasan yang dirasakan
dalam tindakan alternatif yang terbuka bagi mereka. Pada akhirnya, mereka
semua tertarik pada penerimaan kas untuk diri sendiri dari hubungan mereka
dengan perusahaan.
Dalam bisnisnya, sebuah perusahaan harus dapat ikut serta dalam
transaksi pasar dan hal ini diungkap dalam Laporan Keuangan. Posisi
keuangan merujuk pada hubungan nilai keuangan aset perusahaan, utang dan
ekuitas pemilik sebagai titik utama saat ini. Harus ditampilkan saat itu,
karena hanya jumlah uang sekarang yang berkaitan menanggung
kemampuan perusahaan untuk menjalankan usahanya. Pada perkumpulan
pasar, nilai uang dari aset dan utang dapat ditentukan secara obyektif dengan
patokan harga pasar, yang terdiri dari harga beli dan harga jual. Harga beli,
atau arus biaya, tidak mengungkapkan kemampuan perusahaan untuk masuk
dalam pasar dengan uang tunai sebagai tujuan untuk menyesuaikan diri pada
keadaan sekarang, tetapi juga mengenai harga penjualan. Harga penjualan aset
yang tak berharga adalah aset yang dapat mencapai harga yang berdasarkan
perintah likuidasi. Chambers menyebut harga ini aset ‘persamaan arus kas’.
Harga jual pasar dari aset non moneter digunakan, Chambers menyatakan:
“bukan karena kami mengharapkan sebuah perusahaan menjual beberapa
asetnya (meskipun mungkin dilakukan jika menemukan posisi keuangannya).
Tetapi karena itu adalah satu-satunya cara untuk memperoleh uang (tunai)
sepadan dengan aset.”

3. Informasi yang Relevan dan Dapat Dipercaya (Pendapat Sterling)


Sterling yakin bahwa ada suatu metode terbaik dalam menentukan
keuntungan. Kriteria dalam menentukan metode penilaian mana yang terbaik
adalah metode yang memberikan informasi lebih banyak dimana isi informasi
tersebut harus relevan dan dapat dipercaya. Contohnya, seorang pedagang
gandum pada pasar sempurna dan harga yang stabil.Dia mengartikan
keuntungannya sebagai perbedaan antara modal pada dua hal diwaktu yang
berbeda antara tambahan investasi atau distribusi ke pemilik.Dia
menunjukkan masalah utama dengan pendapatan sebagai salah satu ukuran
penaksiran.
Sterling mengasumsikan bahwa pedagang gandum ingin
memaksimalkan manfaat kegunaannya. Sumber manfaat kegunaan adalah
konsumsi barang dan jasa serta perintah atas barang dan jasa. Standar untuk
menentukan metode penaksiran yang terbaik untuk menentukan besarnya
pendapatan adalah: Metode penaksiran yang menghasilkan banyak informasi
lebih unggul dari pihak lainnya yang menghasilkan informasi lebih sedikit. Isi
informasi dari masing-masing metode penaksiran adalah sebagai
pertimbangan utama. Informasi ini berkaitan dengan relevansi dan keandalan
(Sterling menyebutnya `kejujuran`) informasi.
Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model
keputusan pengguna laporan akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya,
memungkinkan pengguna untuk menentukan tindakan yang diambil dari
beberapa alternatif. Dalam menyampaikan informasi, harus diakui bahwa
pengguna yang berbeda mungkin menghadapi keputusan yang berbeda dan
dapat menggunakan model keputusan yang berbeda. Jika tidak ada kendala,
informasi yang dikumpulkan dapat relevan untuk setiap user atau untuk setiap
masalah yang diberikan dan model keputusan. Namun, karena informasi
sumber daya produksi langka dan mahal maka menjadi kendala untuk memilih
model keputusan yang sesuai dengan menilai kemampuan model untuk
memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat tindakan.
Mengingat kendala tersebut, keputusan harus dibuat seperti apa
informasinya untuk dilaporkan kepada pengguna. Model keputusan ini
mengungkapkan informasi apa yang relevan. Oleh karena itu, masalahnya
adalah untuk memilih model keputusan yang tepat.

C. KRITIK TERHADAP AKUNTANSI KONVENSIONAL


Tujuan Akuntansi
Dalam akuntansi konvensional, tujuan akuntansi adalah untuk menyediakan informasi
yang berguna untuk pengambilan keputusan ekonomi. Meskipun penting, ini adalah
interpretasi yang sempit dari tujuan. Sejarah akuntansi mengungkapkan bahwa peran
utama akuntansi adalah untuk memenuhi kebutuhan pengguna.

Informasi untuk Pengambilan Keputusan


Manajemen memerlukan data historical cost untuk mengevaluasi keputusan masa lalu
untuk pengambilan keputusan di masa depan. Manajemen harus memiliki informasi
tentang current price tertentu, sehingga mereka dapat membuat ekspektasi pergerakan
harga ini. Ketika aset diperoleh, historical cost mereka relevan karena mengacu pada
kejadian saat tetapi begitu periode akuisisi berlalu, tidak ada lagi arus dan karena itu
tidak lagi konsekuensial. Historical cost mungkin lebih objektif daripada current
price, tetapi relevansinya untuk pengambilan keputusan sangat dipertanyakan.

Dasar Historical Cost


Salah satu pembenaran untuk pemanfaatan historical cost adalah asumsi.
Anggapannya bahwa umur perusahaan tidak terbatas, sehingga harapan bahwa barang
non moneter akan terpenuhi. Persediaan dapat diharapkan untuk dijual, dan aset tetap
sepenuhnya dapat digunakan. Oleh karena itu, historical cost dari aset, atau bagian
yang dialokasikan darinya, adalah jumlah yang sesuai dengan pendapatan. Ini seakan
akan perusahaan tidak memiliki alternatif selain menggunakan aset tetapnya. Jelas,
premis semacam itu tidak realistis.

Matching
Akuntansi konvensional menempatkan penekanan pada memutuskan apakah suatu
cost harus dipotong pada periode saat ini dari pendapatan atau ditangguhkan ke
periode mendatang. Keputusan harus didasarkan pada matching principle. Tidak ada
konsep baku pada matching principle sehingga ini bukanlah analisis yang konsisten.

Memahami Kebutuhan Investor


Banyak investor yang tidak menginginkan sebuah analisa tentang suatu perusahaan
dan mereka lebih tertarik pada analisa tentang psikologi pasar dan bagaimana
pengaruh jangka pendeknya pada harga saham. Kebutuhan pengguna memerlukan
cara pandang kedepan bukan melihat ke masa lalu. Disamping itu, Stockholders yang
menggunakan pendekatan stock market analysis akan meminta perusahaan
melaporkan pendapatan dan meningkatkan jumlah dividen yang dibayarkan, karena
mereka ingin harga saham perusahaan naik.

Anda mungkin juga menyukai