Penemu
Bilangan
Bulat Pada Garis Bilangan
Di lihat dari garis bilangan di atas, bilangan 1, 2, 3, 4, 5, … di namakan bilangan
bulat positif dan letak nya di bagian sebelah kanan angka 0. Bilangan -1, -2, -3, -4,
-5, … disebut dengan bilangan bulat negatif dan letak nya di sebelah kiri angka 0.
jika A terletak di sebelah kiri B maka nilai A lebih kecil dari nilai B ( A < B )
Jika A terletak di sebelah kanan B maka nilai A lebih besar dar nilaii B ( A >
B)
Operasi Matematika
1. Penjumlahan
2 bilangan bulat bertanda sama:
Jika ada 2 buah bilangan bulat bertanda sama ( sama – sama negatif atau positif ).
Jumlah kan kedua bilangan itu dan abaikan tanda ( + / – ).
Jika 2 buah bilangan berbeda tanda positif dan negatif, kurangi bilangan yang nilai
nya besar dengan bilangan yang nilai nya kecil dengan abaikan tanda.
Sifat-sifat pada Penjumlahan Bilangan Bulat:
2. Pengurangan
Pengurangan sama seperti penjumlahan lawan dari bilangan pengurang nya.
perhatikan contoh berikut:
4 – 3 = 4 + ( -3 )
=1
Rumus nya:
a – b = a + ( -b )
3. Perkalian
rumus:
p x q = pg
( -p ) x q = –( p x q ) = -pq
p x ( -q ) = –( pxq ) = -pq
( -p ) x ( -q ) = p x q = pq
4. Pembagian
Operasi pembagian iyalah kebalikan dari operasi perkalian nya.
Jika = p : q = r
Maka:
p = q x r.
Contoh soal
1. Hasil dari 21 : (3 – 10) + 4 × (–2) = …
A. –11 C. 5
B. –5 D. 11
Kunci Jawaban: A
21 : (3 – 10) + 4 × (–2)
= 21 : – 7 – 8
=–3–8
= – 11
Kunci Jawaban: C
28 + 7 × (–5)
= 28 – 35
=–7
Kunci Jawaban: B
–12 + 20 × 4 – (–6) : 3
= –12 + 80 + 6 : 3
= 68 + 2
= 70
HIMPUNAN
Penemu :
Ayah Georg Cantor, Georg Waldemar Cantor, adalah seorang pedagang yang berhasil,
bekerja sebagai agen wholesaling di jalan Petersburg, kelak sebagai makelar pasar bursa di
jalan Petersburg. Georg Waldemar Cantor lahir di Denmark dan dia seorang pria yang sangat
cinta pada budaya dan seni. Ibu Georg, Maria Anna Bohm, adalah orang Rusia yang sangat
tertarik pada musik.
Setelah pendidikan awal di rumah dari guru pribadi, Cantor bersekolah di sekolah dasar di
jalan Petersburg, kemudian pada tahun 1856, ketika berusia sebelas tahun keluarganya pindah
ke Jerman.
Pada mulanya mereka hidup di Wiesbaden, kemudian mereka pindah ke Frankfurt. Cantor
belajar di Darmstadt dan lulus pada tahun 1860, dengan keahlian luar biasa di bidang
matematika, khususnya trigonometri. Setelah dari Darmstadt dia masuk politeknik di Zurich
hingga tahun1862.
Pengertian Himpunan
Daftar Isi Artikel Ini :
Himpunan adalah kumpulan benda (objek) yang didefinisikan secara jelas.
Maksud didefinisikan secara jelas adalah diketahui ciri khas yang
dihimpunnya sehingga dapat ditentukan bahwa suatu objek merupakan
anggota himpunan atau bukan. Benda-benda (objek) tersebut dapat
berupa orang, binatang, buah-buahan, bilangan dan lain sebagainya.
Rumus Himpunan
Berikut diberikan rumus-rumus himpunan ( tidak disertai bukti ) berlaku
untuk setiap X, Y, Z:
Rumus 1
X X → sifat refleksif
X Y & Y X X = Y → sifat anti-symetris
X Y & Y Z X Z → sifat transitif
Rumus 2
XX = X dan XX = X → sifat idempoten
XY = YX dan XY = YX → sifat komutatif
(XY) Z = X(YZ) dan (XY)Z = X (YZ) → sifat assosiatif
X (YZ) = (XY) (XZ) dan
X (YZ) = (XY)(XZ) → sifat distributif
Rumus 3
X (XY) dan Y (XY)
( XY ) X dan (XY) Y
X Z & Y Z XY Z
Z X & Z Y Z (XY)
Rumus 4
X Y XY = Y XY = X
Rumus 6
( XC ) C = X
C
= S
SC =
Rumus 7
XS
X = dan SX = X
X = X dan SX = S
XXC = dan XXC = S
Rumus 9
X – Y = X YC
Contoh :
Anggota Himpunan
Berikut ini terdapat beberapa anggota himpunan, terdiri atas:
Contoh :
Senin Î H
Selasa Î H
Rabu Ï H
Kamis Ï H
Jumat Ï H
Sabtu Î H
Minggu Ï H
Jadi, H = { senin, selasa, sabtu }
A = { 1, 2, 3, 4, 5, . . . }
C = { 0, 1, 2, 3, 4, . . . }
N = { . . . , -4, -2, 0, 2, 4, . . .}
Himpunan Bilangan Ganjil
L = { . . . , -3, -1, 1, 3, 5, . . .}
P = { 2, 3, 5, 7, 11, . . .}
Contoh :
G = { Bilangan Genap }
= { }
n(P) = 0
Dengan kata-kata
Dengan mendaftar
Contoh : A = { 5, 6, 7, 8, 9 }
Dengan notasi
Contoh : A = { x|4 < x < 10, x Є A }
Contoh :
A = { 2, 3, 5, 7, 11 }
Jenis-Jenis Himpunan
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis himpunan, terdiri atas:
1. Himpunan Kosong
2. Himpunan Semesta
Contoh :
1. A = { 2, 3, 5, 7 }
S = { Bilangan Prima }
3. Himpunan Bagian
Contoh :
1. A = { 2, 3, 4, 5, 6 }
B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 }
AÌB=BÉA
1. F = { 1, 2, 3 }
Diketahui : n = 3
23 = 8
a) 0 Anggota
{}
b) 1 Anggota
{ 1 }, { 2 }, { 3 }
c) 2 Anggota
{ 1, 2 }, { 1, 3 }, { 2, 3 }
d) 3 Anggota
{ 1, 2, 3 }
Irisan dan Gabungan
a. Irisan
Irisan atau intersection adalah himpunan semua elemen yang menjadi
anggota A dan juga Menjadi anggota B. Lambangnya Ç secara matematika
irisan himpunan A dan B didevinisian A Ç B = { x | x Î A dan x Î B }
Contoh :
Maka, A = { 1, 2, 3, 6 }
B = { 2, 3, 5, 7, 11 }
A Ç B = { 2, 3 }
Diagram Venn
b. Gabungan
Gabungan adalah himpunan semua objek yang merupakan anggota A atau
anggota B. Lambangnya È secara matematika A È B didefinisikan sebagai
{ x | x Î A dan x Î B}.
Contoh :
A = { 1, 2, 3, 4 }
B = { 4, 5, 6 }
A È B = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }
Diagram Venn
1. Sifat Komulatif
A Ç B = A Ç A dan A È B = B È A
2. Sifat Asosiataif
A Ç ( B Ç C ) = ( A Ç B ) Ç C dan
AÈ(BÈC)=(AÈB)ÈC
3. Sifat Distributif
A Ç ( B È C ) = ( A Ç B ) È ( A Ç C)
AÈ(AÇC)=(AÈB)Ç(AÈC)
Contoh Soal Himpunan
Berikut ini terdapat beberapa contoh soal himpunan, terdiri atas:
Contoh Soal 1
Misalkan diketahui himpunan-himpunan U, A,B,C :
U={a,b,c,d,e,f,g}
A={a,b,c,d,e}
B={a,c,e,g}
C={b,e,f,g}
Tentukan :
1. AÈC
2. BÇA
3. C-B
4. B’
5. A’-B
6. B’ ÈC
7. (A-C)’
8. C’ ÇA
9. (A-B’)’
10. (A ÇA’)’
Jawaban:
U={a,b,c,d,e,f,g}
A={a,b,c,d,e}
B={a,c,e,g}
C={b,e,f,g}
1. AÈC ={a,b,c,d,e,f,g}=U
2. BÇA ={a,c,e}
3. C–B={b,f}
4. B’ ={b,d,f}
5. A’–B ={f}
U={a,b,c,d,e,f,g}
A={a,b,c,d,e}
B={a,c,e,g}
C={b,e,f,g}
6. B’ ÈC ={b,d,e,f,g}
7. (A-C)’ = {b,e,f,g}
8. C’ ÇA = {a,c,d}
9. (A-B’)’ = {b,d,f,g}
10. (A ÇA’)’ = U
Contoh Soal 2
Diketahui diagram Venn :
Lakukan arsir pada himpunan-himpunan berikut :
1. V Ç W
2. W’
3. W–V
4. V’ ÈW
5. A’–W’
Jawaban:
2. W’ (arsir miring)
3. W-V (arsir miring)
Bentuk ALJABAR adalah suatu bentuk matematika yang dalam penyajiannya memuat huruf-
huruf untuk mewakili bilangan yang belum diketahui. Bentuk aljabar dapat dimanfaatkan
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang tidak diketahui
seperti banyaknya bahan bakar minyak yang dibutuhkan sebuah bis dalam tiap minggu, jarak
yang ditempuh dalam waktu tertentu, atau banyaknya makanan ternak yang dibutuhkan
dalam 3 hari, dapat dicari dengan menggunakan aljabar.
Adapun bilangan 9 pada bentuk aljabar di atas disebut konstanta. Konstanta adalah suku dari
suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel. Jika suatu bilangan a
dapat diubah menjadi a = p X q dengan a, p, q bilangan bulat, maka p dan q disebut faktor-
faktor dari a.
Pada bentuk aljabar di atas, 5x dapat diuraikan sebagai 5x = 5 X x atau 5x = 1 X 5x. Jadi,
faktor-faktor dari 5x adalah 1, 5, x, dan 5x. Adapun yang dimaksud koefisien adalah faktor
konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. Perhatikan koefisien masing-masing suku pada
bentuk aljabar 5x + 3y + 8x – 6y + 9. Koefisien pada suku 5x adalah 5, pada suku 3y adalah
3, pada suku 8x adalah 8, dan pada suku –6y adalah –6.
a) Suku adalah variabel beserta koefisiennya atau konstanta pada bentuk aljabar yang
dipisahkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Suku-suku sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing
variabel yang sama. Contoh: 5x dan –2x, 3a2 dan a2, y dan 4y, ...
Suku tak sejenis adalah suku yang memiliki variabel dan pangkat dari masing-masing
variabel yang tidak sama. Contoh: 2x dan –3x2, –y dan –x3, 5x dan –2y, ...
b) Suku satu adalah bentuk aljabar yang tidak dihubungkan oleh operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 3x, 2a2, –4xy, ...
c) Suku dua adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh satu operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x + 3, a2 – 4, 3x2 – 4x, ...
d) Suku tiga adalah bentuk aljabar yang dihubungkan oleh dua operasi jumlah atau selisih.
Contoh: 2x2 – x + 1, 3x + y – xy, ...
Bentuk aljabar yang mempunyai lebih dari dua suku disebut suku banyak.
B. OPERASI HITUNG PADA ALJABAR
2. Perkalian
Perlu kalian ingat kembali bahwa pada perkalian bilangan bulat berlaku sifat distributif
perkalian terhadap penjumlahan, yaitu a X (b + c) = (a X b) + (a X c) dan sifat distributif
perkalian terhadap pengurangan, yaitu a X (b – c) = (a X b) – (a X c), untuk setiap bilangan
bulat a, b, dan c. Sifat ini juga berlaku pada perkalian bentuk aljabar.
3. Perpangkatan
Coba kalian ingat kembali operasi perpangkatan pada bilangan bulat. Operasi perpangkatan
diartikan sebagai perkalian berulang dengan bilangan yang sama. Hal ini juga berlaku pada
perpangkatan bentuk aljabar. Pada perpangkatan bentuk aljabar suku dua, koefisien tiap suku
ditentukan menurut segitiga Pascal. Misalkan kita akan menentukan pola koefisien pada
penjabaran bentuk aljabar suku dua (a + b)n, dengan n bilangan asli.
Perhatikan uraian berikut:
Pada segitiga Pascal tersebut, bilangan yang berada di bawahnya diperoleh dari penjumlahan
bilangan yang berdekatan yang berada di atasnya.
4. Pembagian
Hasil bagi dua bentuk aljabar dapat kalian peroleh dengan menentukan terlebih dahulu faktor
sekutu masing-masing bentuk aljabar tersebut, kemudian melakukan pembagian pada
pembilang dan penyebutnya.
Meskipun babel sudah menggunakan Sistem Persamaan Linier dalam kehidupan sehari-hari mereka,
namun istilah “Sistem Persamaan Linier (Linear Equation)” sendiri baru muncul sekitar abad ke-17
oleh seorang matematikawan Perancis bernama Rene Decartes. Rene Descartes dilahirkan pada
tahun 1596, tanggal 31 Maret di sebuah desa di Prancis. Dia menempuh pendidikan di Belanda dan
belajar matematika di waktu luang, karya Descartes yang paling menghargai adalah
pengembangannya geometri Cartesian yang menggunakan aljabar untuk menggambarkan geometri.
Kemungkinan, Descartes menemukan istilah untuk “Sistem Persamaan Linier (Linear Equation)”
ketika dia belajar di Belanda.
Meskipun penggunaan Masalah tablet yang dapat diterjemahkan ke dalam persamaan kuadrat
tidak ditemukan sampai abad kedua puluh, tablet berisi masalah persamaan kuadrat benar-benar
melebihi yang mengandung masalah linear (Tom Zara Katz, 2004).
1. Kalimat Terbuka, Variabel, dan Konstanta.
Kalimat terbuka adalah kalimat yang belum dapat diketahui nilai kebenarannya.
Variable (peubah) adalah lambang (symbol) pada kalimat terbuka yang dapat diganti oleh
sembarang anggota himpunan yang telah ditentukan.
Konstanta adalah lambang yang menyatakan suatu bilangan tertentu
Pada kalimat berikut x + 5 = 12.
Belum dapat mengatakan kalimat itu benar atau salah, sebab nilai (x) belum diketahui. Bila
lambang (x) diganti dengan lambang bilangan cacah, barulah itu dapat dikatakan kalimat itu
benar atau salah. Jika (x) diganti dengan “3” , kalimat itu bernilai salah ; tetapi bila (x) diganti
dengan 7 , kalimat itu bernilai benar. Lambang (x) dapat pula diganti menggunaan huruf-
huruf kecil dalam abjad lainnya, yaitu ; a, b,c,… x,y,z dari bentuk diatas
x+5 +12 (kalimat terbuka)
3+ 5 = 12 (kalimat Salah )
7+5 = 12 (kalimat benar)
Huruf x pada x + 5 = 12 disebut variable (peubah), sedangkan 5 dan 12 disebut konstanta.
Contoh :
kalimat terbuka : x + 13 + 17
peubah : x
Konstanta : 13 dan 17
Catatan :
Kalimat terbuka adalah kalimat yang mengandung satu atau lebih variabel dan belum
diketahui nilai kebenarannya.
contoh:
x + 2 =5
2. Pengertian Persamaan Linier Satu Variabel
Persamaan Linier Satu Variabel adalah kalimat terbuka yang dihubungkan tanda sama
dengan ( “=”) dan hanya mempunyai satu variable berpangkat 1 . bentuk umum persamaan
linier satu variable adalah ax + b = 0
contoh :
a. x – 3 = 7
b. 4a + 5 = 25
Pada contoh diatas x, a, b adalah variable (peubah) yang dapat diganti dengan sembarang
bilangan yang memenuhi .
3. Menyelesaikan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
Himpunan Penyelesaian (HP) adalah himpunan dari penyelesaian-penyelesaian suatu
persamaan .
Ada dua cara untuk menentukan penyelesaian dan himpunan penyelesaian dari suatu
persamaan linier satu variable , yaitu :
Subtitusi
contoh :
Carilah penyelesaian dari :
3 (3x + 4) = 6 ( x -2)
jawab :
9x + 12 = 6x – 12
9x – 6x = -12-12
3x = -24
x =− 24/3
= -8
Jadi , HP = {-8}