Anda di halaman 1dari 8

Prinsip-prinsip Pengendalian Mutu

pada Proses Pemintalan Kapas


Oleh: Sutarno

Sutarno, dilahirkan 28 September 1957 di Ngawi.


Menyelesaikan 31 pada Fakultas Teknologi Industn
Ull, Jurusan Teknologi Tekstil pernah bekerja di
Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Industri
Kecil (LP2KIK) Yogyakarta tahun 1992 - 1984 pemah
menjadi anggauta team peneliti tentang "Karekteristik
Industri Kecil blV, beberapa kali mengikuti seminar
tingkat Nasional. Ikut merintis dan mengelola majalah
'Kemateks' tahun 1982 - 1983 dan aktive di Lembaga Kemahasiswaan di Ull.
Jabatannya sekarang sebagai Dosen tetap pada almamaternya Universitas Islam
Indonesia.

I. Pendahuluan tahap produksi yang strategis dari mulai


Dewasa^ini di negara-negara yang bahan baku sampai bahan jadi, untuk
telah maju tingkat industri tekstilnya dapat segera mengetahui kelainan-
menunjukkan suatu peningkatan yang kelainan atau cacat-cacat dalam
menonjol terutama di bidang pengendalian produksi.
mutu dalam proses pemintian benang. d. Menyelenggarakanstatistiksecukupnya
Metoda-metoda pengendalian proses untuk membantu faktor-faktpr yang
produksibenangtelahdiketemukan dengan menyebabkankondisi di bawah standar
pendekatan-pendekatan ilmiah. Sistem yang telah ditetapkan.
pengendalian mutu dalam industri e. Penetapan standar-st^dar dari produk
pemintalan meliputi semua teknik-teknik dalam proses dan telah selesai di finish.
pengendalianmulai daribahanbaku,proses
produksi, insfeksi bahan jadinya, kontrol Mutu dalam tiap fase dari industri
biaya dan Iain-lain. pemintalan dapat diperoleh dengan jalan
Pengendalian mutu yang efisien harus seleksi dari bahan baku menurut
mencakup: *) spesifikasinya, mixingsecara rasionaldari
a. Menetapkan level produksi yang opti bahan baku, dan produksi benang yang
mum pada kecepatan produksi dan uniform dalam proses pemintalarmya.
efisiensi yang tertinggi.-
b. Menjagatetapnyaproduksileveldengan
mengadakan check-updan analisa dari *) Disampaik^ oleh Suparman. S. Teks.
waktu yang terbuang (down time). Dalam Diskusi Panel di Kampus FIT - UII, pada
c. Test dan kontrol yang diadakan tahap- tahun 1982

84
Sutarno, Prinsip-prinsip Pengadilan Mutu padaProsesPemintaJan Kapas

n. Pengendalian Mutu Secara Statistik quality charts terdapai apa yang discbut
"Controllimits" dan teiietak di dalam batas-
1. Pengertian tentang Mutu batas "Specification limits".
Hasil produksi dari suatu proses Specification limits adalah batas-batas
produksi yang bermutu adalah barang- maksimum dan minimum yang ditetapkan
barang yang dapat dijual dengan mudah untuk seliap produk oleh produsen atau
(marketable), uniform dan mutunya dapat konsumen.
dipercaya. Mutu dapat diukur. dengan Control limits juga merupakan
hubungan matematis antara empat faktor kriteria untuk menetapkan apakah suatu
antara lain: proses produksi terganggu oleh sebab-
a. Suatu jumlah yang dapat diukur untuk sebab tertentu atau tidak, sehingga
keperluan inspeksi (X). memerlukan lindakan-tindakan penelitian
b. Harga dari "bagian barang yang cacat" koreksi.
(fraction - defective) atau "prosentase Quality control charts pada
barang cacat" (percentage of defactive) umumnya, control limitsnya dibuat atas
dalam suatu sample (P). dasar "tiga sigmalimits". Ini berarti bahwa
c. Jumlah cacat (Pn). 99,8 % dari data tercakup di dalamnya.
d. Jumlah rata-rata cacat per unit (C). Apabila dipergunakan dua sigma limits,
maka 95 % dari data tercakup di dalamnya,
2. Quality Control Charts seperti halnya pada control limits untuk
Quality control charts adalah teknik berat lap. Variasi dalam, mutu ada dua
statistik yang paling lazim dipergunakan macam, yaitu variasi karena "change" yang
dalam pengendalian mutu dalam industri terdapat diantara limit dan variasi karena
pemintalan. Dasar-dasar statistik yang "sesuatu sebab" (teijadi apabila suatu proses
dipergunakan untuk macam-macam con mempunyai hasil-hasil test yang berada di'
trol charts yang dikenal selama ini adalah: luar control limits)..
a. Normal Frequency destribution. Jadi kegunaan dari control charts adalah :
b. Binomial destribution. - Sebagai pembantu untuk pengendalian
c. Poisson destribution. inutu.
Control chart adalah penggambaran - Untuk dapat mengurangi variasi dalam
. secara grafts dari control limits. Dalam hal produksi.
mengumpulkan data untuk pembuatan - Untuk dapat meramalkan besamya
control charts, maka perlu ditetapkan faktor- variasi dari produk.
fakton - Untuk memberikan data yang dapat
- Jenis data yang akan dikumpulkan. dipertanggungjawabkan untuk
- Jumlah data yang diperlukan. bertindak.
- Proses pengukuran. - Mengurangi biaya pemeriksaan mutu.
- Urutan dari pengukuran, dan - Sebagai alat pembantu menemukan
- Cara-cara analisa data-data yang kesalahan-kesalahan dalam produksi.
dikumpulkan. - Untuk memberikan gambaran yang
Control charts merupakan suatu cara permanen dari mutu produksi.
mengendalikan proses dan keruwetan- - Machine acceptance.
keruwetan dalam proses produksi. Pada Quality control charts yang lazim

85
UNJSIAr NO. 19 TAHUN XIII TRIWULAN 4 - 1993

dipergunakan dalam pengendalian mutu hand-pull atau diperhitungkan effective


dalam industri pemintalan ada lima jenls: length atau upper half mean length-nya.
1. Charts untuk kwantitas yang dapat Hubuhgan antara staple length dan
diukur dalam inspection. twist multyplier untuk maksimal strength
2. Charts untuk mengetahui»variasi di perlu diperhatikan.
dalam sub group.
3. Charts untuk % barang cacat (% defec c. Kerataan panjang serat
tive). Faktor ini lazimnya dinilai dari
4. Charts untukjumlah barang yang cacat Uniformity Ratio-nya, coeficien of varia-
(number of defective). tiondan % shortfibresangatmempengaruhi.
5. Charts untukjumlah cacat tiap unit.
d. Kehalusan kedewasaan
in. Tahapan Proses dan Pengendalian Kehalusan atau fineness kapas erat
Mutu Pemintalan sekali hubungannya dengan kedewasaan,
atau fibermaturity. Makinhalus serat yang
Tahapan proses pemintalan kapas dipintal, makin banyak jumlahnya setiap
ada beberaparaacam tergantung dari bahan penampang melintang (Cross - Section)
baku (benang yang akan dibuat) dan urutan benangnya sehingga memperbesar friksi
proses mesin-mesinnya. antar serat dan meningkatkan kekuatan
benan^ya.
1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari Dalam hal ini perlu dipeiiiatikan
kapas untuk dapat mengetahui kehalusan' serat
Hal yang perlu diperhatikan dari untuk menentukan mix yang optimal.
bahan baku (kapas)'adalah sifat-sifat fisik Kehalusan diukur dengan micronoir-nya
kapas yang mempengaruhi" proses yang didasaikah atas U grfmch.
pemintalannya, seperti: Jumlah serat per cross - section,
a. Grade adalah:
b. Panjang staple 15.000
c. Kerataan panjang serat n =

d. Kehalusan dan kedewasaan (Ne 1) (harga micronaire)


e. Kekuatan Jumlah serat minimum untuk dapat-
f. Kandungan air. dipintal adalah 88.
Kedewasaan serat mempengaruhi tebal
a. Grade Kapas tipisnya lapisan cellulosa, serat yang kurang
Grade kapas ditentukan oleh; wama, dewasa ada tendensi membentuk kumpulan
jumlah kotoran dan preparationnya. serat kusut atau biasa disebut Neps dan
Penentuannya dibandingkan dengan Uni sangat mempengaruhi kekuatan serat
versal Standart box. Untuk tiap faktordibcri
grade index dan gradenya ditentukan dari
harga rata-rata dari grade indexnya.
1) Suparman. S. Teks, "Evaluasi Protes
Pemintalan", makalah untuk seminar Konformasi
b. Panjang staple pesananKain untukPakaianDinas,InstitutTeknologi
Panjang staple ditentukan dengan Tekstil Bandung, 1970.

86
Sutarno, Prinsip-prinsip Pengadilan Mutupada ProsesPemintalan Kapas

e. Kekuatan Dari grafik tersebut terlihat bahwa tcmyala


Kekuatanserat kapas akanlangsung yang banyak mempengaruhi kekuatan
mempengaruhi kekuatan benang. Kekuatan benang adalah:
serat ditentukan oleh tingkat kedewasaan - Kekuatan serat •
serat Ukuran kekuatan serat kapas dinilai - Panjang serat
dengan harga Pressley-nya. - Kehalusan serat
f. Kandungan air Sedangkan faktor yang bariyak
Kandunganairpadabahanbaku yang mempengaruhi appearance benang adalah
lazim disebut % regain atau % seprise sangat
penting artinya baik dalam perdagangan - Panjang serat
maupun dalam proses pemintalannya. - Grade index
Dalam perdagangan dikenal istilah - Kehalusan serat
"Standard regain" dan "Comercial regain". - Faktor-faktor mekanis dan lain-lainnnya
Besamyacomercial regain dapat ditentukan yang tidak diukur
sendiri oleh pembeli dan penjual dengan
IV. Pengendalian Proses Pemintalan
pedoman pada standard regain. Standard
regain untuk serat kapas intemasional Pengendalian mutu proses
(I.S.O) ditetapkan sebesar 8,5 %. pemintalan kapas, dilakukan mulai dari
2. Penganih sifat-sifat fisik serat kapas pengujian bahan baku (kapas termasuk
terhadap mutu benangnya. mixing-nya, pengendalian lap,
Penganih sifat-sifat fisik serat kapas pengendalian mutu pada carding,
terhadap benang dan appearance-nya dapat pengendalian speed mesin, dan
digambaikan secara grafik seperti berikut: pengendalian Ring-Frame).

YARN STRENGTH
22*3 Yarn
50*8 Yam

1— length unifor I<eiigth Uniformity k%


mity
' Orsde Index 2 % Grade index 2%
maturity 1 % fibre maturity 1?^
i^chanical and other Mechanical and other factor
factor not measured not measured

87
UNISIA, NO. 19 TAHUNXm TRIWULAN 4- 1993

YARN APPERANCE

22'S Yam Fine Yarn

fibre length
39 %

nechanleal
& other fac
tor not oeas
ured

fibre strength iibre strength


£.bre finennes 19^ length uniformity
length uniformity — fibre maturity 6 %

fibre maturity 6% Grade XndeX S%

1. Pengujian Serat Kapas Pengujian-pengujian tersebut adalah


Pengujian atau testing serat kapas untuk klasifikasi dari mutu kapas dan
sebagaibahanbakudaripemintalanbenang kemudian dibuat mixing yang rational.
kapas adalah langkah pertama dari Pengujian dilakukan dari 4 bales dari yang
pengendalian mutu dalam perusahaan baru dengan sampling sebanyak 8 sample
pcmintalan, yang terdiri dari atas : untuk memperoleh mixing yang rational
a. Penentuan staple length dengan dari kapas, makaharusmemperhatikanhal-
menggunakan staple sorter, fibrograph, hal, antara lain:
atau pcnarikan dengan tangan. a. Serat kapas dari tiap bale ditentukan
b. Penentuan grade dengan gradenya dan diadakan pencatatan atas
membandingkan dengan slandar Grade • hasil-hasil grading tersebut.
box. b. Cara-cara mixing kapas harus
c. Penentuan kchalusan serat dengan distandarisasi dan di check.
menggunakan micronaire. c. Diusahakan suatu ratio mixing kapas
d. Penentuan kekuatan serat dengan selaluuniform, danpenguapannyauntuk
menggunakan Pressley tester. dapat meningkatkan kekuatanbenang.
e. Penentuan misture regain dari serat d. Mutu darikapas dalamtiap bale harus di
kapas. check dan disesuaikan dengan standar

88
Sutarno, Prinsip-prinsip Pengadilan Mutu pada ProsesPemmtalar) Kapas

yang telah ditentukan. 1. Dilakukan pemeriksaan terhadap


e. Kode-kodetertentuharusdicantumkan sejumlah mesin (misal 5 mesin) tiap
sebagai tanda pada tiap bale sesuai hari (tergantung dari Jumlah mesin
dengan jenls kapasnya. kescluruhannya),jumlah neps dan mates
Mixing dari bales adalah^cara yang pada card web. Pemeriksaan tiap mesin
paling lazim dikerjakan dalam pabrik sekali scminggu bergiliran.
pemintalah benang dan dilakukan sebagai 2. Untuk men-test neps dan mates, dengan
berikut: cara menaruh carding web pada papan
a. Urutan dan Ratio mixing harus diberi yang hitam dan kemudian menutupnya
tanda-tanda yang jelas. dengan kaca/plastik yang diberi gambar
b. Satu mixing sedikitnya terdiri dari 20 deretan bulatan-bulatan sebesar l-inch
bales yang telah dibuka dan di distribusi pcrsegi sebanyak 36 bulatan sehingga
sesuai dengan ratio mixing dan bales jumlah neps dan mates per 36 inch
harus ditempatkan pada tempat-teihpat persegi dapat segera ditentukan. Dapat
yang telah diberi tanda. juga dipergunakan standar'lOOinch2.
c. Diambil sejumlah kapas yang konstan 3. Hasil pengamatan dituangkan dalam C
dari tiap.bale dan kemudian diterapkan - chart, yang dapat dipergunakan
ke atas Creeper lattice, setelah dibuka • memperkecil perbcdaan mutu dari serat
dengan tangan, secara berlapis-lapis kapas dan untuk menentukan apakah
seperti sandwich. ratio mixing kapas dapat diperbaiki atau
d. Usable waste baru di-mix menurut mix- mesin Blowing atau-Carding perlu
. ing ratio dan diterapkan secara merata. penyetelan.
Untuk pengujian tersebut perlu dibuat 4. Upper Control limit yang dapat
• control charts. dipergunakan adalah:
C + 3VC
2. Pengendalian Lap
Pengendalian Sliver Carding
Pengendalian lap ditujukan untuk
Pengendalian sliver carding
mengurangi variasi berat lap dari tiap fin
dilakukan dengan cara meng-check berat
isher scuther, atau untuk menghasilkan lap sliver, dan untuk itu diperlukan X dan R
yang lebih uniform. Untuk itu perlu dibuat
chart digunakan untuk menjamin produksi
control charts untuk berat berikut lembaran
yang uniform dan normal. Berat sliver di
datanya.
testminimal satu kali seminggu tiap mesin,
Pengendalian mutu lap dilakukan dengan
atau setiap ada mixing baru.
caramencatatberatlap dan variasi beratlap
per yard/meter. 4. Pengendalian Mesin Drawing
Pengendalian mesin-mesin drawing
3. Pengendalian Mutu pada Carding meliputi checking berat sliverdan menekaii
Pengendalian mutu pada carding putiisnya sliver.
terdiri dari penentuan jumlah Neps dan Pengendalian tersebut adalah sebagai
Mates.sertaberatsliver. Untuksurvey Neps berikut:
dan Mates padamesin carding makalangkah a. Kelembabanrelatif dijagapadastandar
berikut perlu diambil: 50-60 %

89-
UNISIA, NO. 19 TAHUNXIU TRIWULAN 4 - 1993

b. Checking berat sliver dilakukan untuk control limitnya, dengan jalan :


tiap-tiap periode dua kali, yaitu pada a. Tiap frame (mesin) diambil 4 babbin,
permulaan dan pertengahan periode. untuk semua frama 24 jam sekali atau
Lamanya periode bisa 8 jam atau lebih. pada waktu gantu mixing ratio. •
c. Hasil-hasil observasinya dibuat X dan b. Contoh diambil pada waktu start dan
R chart untuk berat sliver. babbin penuh.
d. Checkingputusnyasliversebulansekali c. PengamatanputusnyaRovingdilakukan
untuk dapat menganalisanya tentang dari doff ke doff, untuk tiap mesin 15
sebab-sebab putusnya dan seringnya hari sekali, sehingga tiap hari praktis
putus, dan untuk dapat mengambil mengamati 1. (satu) mesin.
tindakan-tindakan guna pengurangan Lembaran data dan control chart yang
nya. diperlukan seperti berikut:
Cara pengambilan sample untuk a. Lembaran data untuk berat Roving.
observasi beratnya dilakukan sebagai b. Control chart untuk berat Roving X dan
berikut: R chart
Dari tiap delivery tiap mesin drawing c. Lembaran data untuk test end breakage
diambil dua kali tiap periode (8 jam) dan mesin speed
tiap pengambilan sepanjang 6 yard. d. Control chart: C - chart.
Pengamatan berat sebaiknya .dilakukan
^dengan menimbang sliver tiap yard-nya, 6. Pengendalian Ring - Frame
sehingga dapat diamati kerataan sliver dari Pengamatan yang hams dilakukan
yard ke yard. Pengambilan sebaiknya pada mesin Ring-Spining adalah :
dengan jalan mengeluarkan can yang telah a. Pengamatan berat per lea.
penuh dan kemudian sliver dibiarkanjatuh b. Pengamatan twist per inch (TPI)
dilantai, jadi sliver belum dipengaruhi oleh c. Pengamatan end breakage, baik dengan
pemutaran can. Sliver kemudian dipotong- jalan pengamatan tiap frame tiap doff
potorigmenurutukuran/yard.dikondisioner ing dengan jalan memberi tanda pada
dan ditimbang. tiap spendle yang tidak jalan, maupun
Hasil-hasil pengamatan dapat dituangkan dengan cara suap - read-ing.
dalam lembar data dan control chart. d. Pengamatan kekuatan benang per lea.
Lembar data berat sliver drawing biasanya e. Kalau ada alamya maka yan evennes
berisi tentang:' dan yarn appearance dapat juga
- Nomer-mesin dilakukan.
- Delivery f. Pengamatantentangwaste dari selumh
- Berat stahdar proses.
- Berat nyata
- Rata-rata berat
-Range Daftar Bacaan

5. Pengehdalian Mesin Speed l.Chamley Frank, "Manual of Cot


Pengendalian mesin ,speed pada ton Spining", volume four part two. Draw
prinsipnya adalah menjaga berat sliver Frames,Combers and Speed frams.TheTextile
Roving variasi agar selalu berada dalam Institute, 1964.

90
Sutarno, Prinsip-prinsip Pengadilan Mutu pada Proses Pemintalah Kapas

2.N. Sugiarto Harianto dan Sheru Freqnent faults in Cotton Spining, Melleana
Watanabe, "Teknologi Tekslil", P.T. Pradnya Textilberichte, 1973. ,
Paramita, Jakarta, 1980. 6.Sudjana, MA, MSc, DR, "Metode
3Pawitro, S. Teks, dkk, "teknologi Statistika", edisi IV, Tarsito, Bandung, 1986.
Pemintalan",bagian 1dan2.InstilutTeknologi 7.UsterNewsBuIIetinNo.23,1975,
Tekstil, Bandung, 1975. Chupler II Uster Statistics.
4.P. Supriyono, S. Teks, "Statistical S.Wibowo Murdoko, S. Teks., dkk.,
Quality Control", Institut Teknologi Tekstil, "Evaluasi Tekstil bagian fisika", Institut
Bandung, 1975. - Teknologi Tekstil, Bandung, 1973.
5.P. Hattenschweler, H. Buhler,

91

Anda mungkin juga menyukai