2, Juli 2014
Zulkarnain Fatoni *)
Abstrak : Proses operasi Clinker Buring menjadikan semen adalah poses kehalusan semen
(blaine) menjadi fokus perhatian dalam mereduksi biaya penggunaan energi terutama
consumption power. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi parameter operasi
kehalusan semen (blaine) dan mengendalikan sistem operasi kehalusan semen (blain) serta
mengendalikan sistem operasionalnya yang terdiri atas Dampar Fan, Speed Separator
dan Weight Feeder untuk menghasilkan semen halus (blaine) yang memenuhi standar.
Permasalahan yang sering terjadi dalam proses operasi clinker buring menjadi semen
ditentukan oleh material yaitu clinker yang dikirim dari sumber (Baturaja -OKU) ke Pabrik
Pengolahan di Kertapati Palembang, Mesin - mesin yang dipergunakan, cara pengoperasian
dan operator mesin.
Dengan demikian output yang diharapkan dari pengendalian parameter operasi ini adalah
reduction cost of Production (Penurunan Biaya Produksi) yang bersumber dari Consumption
power dan kualitas semen yang dihasilkan dengan indikator kehalusan yang merata dan
memenuhi standar.
I. Pendahuluan
Untuk mengantisipasi perdagangan kompetitif, serta pelayanan yang harus dapat
global sesuai polisi pemerintah tentunya memuaskan dan memenuhi keinginan
diperlukan persiapan agar mampu bersaing pelanggan. Kepuasan pelanggan serta
dengan perusahaan sejenis. Sejalan dengan pemenuhan atas keinginannya tidak terlepas
adanya persaingan t ersebut diperlukan dari kepercayaan yang diperoleh oleh
persyaratan mutu yang tinggi dan harga yang pelanggan itu sendiri. Untuk menerbitkan
1
*) Dosen Program Studi Teknik Industri dan Teknik Mesin Universitas Tridinanti Palembang
93
Zulkarnain Fatoni
kepercayaan pelanggan maka perlu jaminan Proses produksi sampai produk jadi sehingga
mutu dari produk yang dihasilkan akan kesesuaian persyaratan terpenuhi.
kualitasnya sesuai spesifikasi yang ditetapkan
dengan menerapkan sistim manajemen mutu. II. Perumusan Masalah
Untuk mendapatkan kesesuaian produk Penelitian ini dilakukan di PT. Semen
yang dihasilkan terhadap spesifikasi tertentu Baturaja permasalahan yang ada adalah
yang telah ditetapkan terlebih dahulu (Quality seberapa besar penyimpangan dari standar yang
Conformance). Akan timbul masalah karena dipenuhi / ditoleransi dan bagaimana agar
produk hasil suatu operasi, ternyata bervariasi penyimpanan dapat segera dikendalikan serta
dari waktu ke waktu, artinya terdapat tindakan apa yang harus dilakukan agar
kemungkinan kualitasnya tidak sama, walaupun penyimpanan ini tidak terulang lagi ?
operasi menggunakan bahan, tenaga kerja, Dengan Membatasi masalah hanya pada
peralatan dan metode kerja yang sama, ruang lingkup pengertian kualitas sebagai
penyimpangan ini bagaimanapun tidak dapat kesesuaian produk yang dihasilkan kepada
dihindari. Pencemaran terhadap bahan sewaktu spesifikasi yang telah ditetapkan terlebih
diangkut, komposisi bahan, kelelahan pekerja, dahulu, dengan mengatur parameter operasi
geteran mesin, kondisi penerangan yang tidak (Dampar, Speed, dan Feeding / Umpan)
tetap dan banyak lagi faktor lain yang pada
akhirnya menyebabkan kualitas produk tidak III. Tujuan Penelitian
seragam. Pada proses penggilingan terak dan Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian
gypsum di PT. Semen Baturaja Pabrik ini adalah :
Palembang, dimana terak yang dikirim dari 1. Menget ahui apakah proses
Baturaja dengan kereta api dibongkar dan penggilingan Terak dan Gypsum
disimpan dalam bentuk silo. Kemudian dengan dengan produk yang dihasilkan sesuai
perbandingan tertentu ditambah dengan bahan dengan spesifikasi yang telah
tambahan lain yaitu gypsum digiling bersama- ditetapkan ?
sama dalam Mill (mesin giling) unt uk 2. Menget ahui apakah meto de
dihaluskan dan kemudian dipisahkan antara pengendalian Kualit as yang
yang halus dan yang kasar dimana yang kasar digunakan sesuai dengan
dikembalikan ke Mill untuk digiling kembali karakteristik dari bahan - bahan
sedangkan yang halus disimpan dalam silo sesuai ?
semen sebagai fine produk. 3. untuk memodelkan sistim proses
Persyaratan kualitas yang ditetapkan operasi yang fleksibel dalam
berupa, kehalusan (Blaine) 3100 + 50 Cm2/ pengendalian parameter operasi
gram. Sieve residu 150 mesh 10 %, Free lime
(FcaO) max 2,0 %, So3 max 3,5 %. Untuk IV. Tinjauan Teori
mengetahui apakah persyaratan kualitas yang Pengertian kualitas dapat berbeda pada
dihasilkan sesuai dengan persyaratan yang setiap orang pada waktu yang berbeda pula.
ditetapkan maka diperlukan penelitian agar Namun secara objektif pengertian kualitas
diperoleh efesiensi biaya dengan pengendalian adalah suat u st andar khusus dimana
parameter operasi. kemampuannya. Kinerja, keandalannya,
Mengingat begitu pentingnya akan kemudahan pemeliharaan dan karakteristiknya
persyaratan kualitas produk maka pengendalian dapat diukur (Juran, 1988).
kualitas harus dilaksanakan sejak bahan baku.
94
Pengendalian Proses Cliner Buring Untuk Memenuhi Standar Kualitas Menggunakan Metode SPC
95
Zulkarnain Fatoni
Rata-rata dari rata-rata ( X ) = 36,04 Kwh/Ton
Semen
Standar Deviasi (S) = 5,95
Rentangan (R) = 27,7
Rentangan Rata-rata dari rata-rata ( R ) =
10,98
Gambar Sistematika Pemecahan Masalah
96
Pengendalian Proses Cliner Buring Untuk Memenuhi Standar Kualitas Menggunakan Metode SPC
Batas Kendali Atas untuk X = Batas Kendali Atas untuk Simpangan
ULC X = X + A2 R = 36,04 + 0,308 ULCS = B4 . S = 1,550 (0,20) = 0,31
(10,98) = 39,42 ULCS = B3 . S = 0,449 (0,20) = 0,08
Batas Kendali Bawah untuk X
Dari gambar lampiran maka diketahui
ULC X = X - A2R = 36,04 – 0,308 (10,98)
= 32,65 X rata-rata X , Standar Deviasi (S) dan
Distribusi Frekuensi yang dapat dilihat pada
Batas Kendali Atas untuk Simpangan (S)
Tabel 4.5. (Lampiran)
ULCS = B3 . S = 0,449 (5,95) = 2,67
ULCS = B4 . S = 1,550 (5,95) = 9,22 5.2 Analisa Data
5.2.1 Sebelum Perbaikan
Dari tabel 4.3 Hasil Pengukuran Dari tabel 4.5 terlihat kehalusan semen
Produksi Semen (Ton/Jam) dapat diketahui : blaine rata-rata 3192,38 diatas standar yang
ditentukan, dimana sebanyak 46 kali diatas
Rata-rata dari rata-rata X = 52,55 Ton / Jam standar atau 51,11 % dari data sebanyak 90
Standar Deviasi (S) = 5,03 sample.
Rentangan (R) = 23,89 Akibat dari kehalusan semen diatas
Rentangan rata-rata dari rata-rata ( R ) = standar tersebut kapasitas produksi menurun
dan terjadi pemborosan power consumtion,
12,35
untuk agar kehalusan semen sesuai dengan
Batas Kendali Atas untuk X
standar maka dilakukan revisi Prosedur
ULC X = X - A2R = 52,55 – 0,308 (12,35) pengendalian bahan dalam proses yaitu
= 48,74 memberikan NCR (Non Conformance Report)
Batas Kendali Atas untuk Simpangan kepada operator Central Control Room (CCR)
ULCS = B4 . S = 1,550 (5,03) = 7,79 bila terjadi ketidak sesuaian 3 x berturut-turut
untuk tindak lanjuti.
ULCS = B3 . S = 0,449 (5,03) = 2,26
Pelaksanaan pengambilan data
Dari tabel 4.4 Hasil Pengukuran pengukuran setelah merevisi presudure
Produksi Semen (Ton/Jam) dapat diketahui : dilaksanakan mulai dari bulan juni sampai
Agustus tahun 2003.
Rata-rata dari rata-rata X = 0,93 Ton / Jam Tabel 4.6 Hasil Pengukuran Kehalusan Semen,
Blaine (Cm2/Gram)
Standar Deviasi (S) = 0,20
Tabel 4.7 Hasil Pengukuran Power Consumtion
Rentangan (R) = 1,23 (Kwh/Ton Semen)
Rentangan rata-rata dari rata-rata ( R ) = Tabel 4.8 Hasil Pengukruan Produksi Semen
0,55 (Ton/Jam)
Batas Kendali Atas untuk X Tabel 4.9 Hasil Pengukuran Free Lime dalam
ULC X = X - A2R = 0,93 + 0,308 (0,55) = Semen (%)
1,09
Dari tabel 4.6 Hasil Pengukuran
Batas Kendali Bawah untuk X
Kehalusan Semen (Cm2/Gram Semen) dapat
ULC X =X - A2R = 0,93 – 0,308 (0,55) =
diketahui :
0,76
97
Zulkarnain Fatoni
Rata-rata dari rata-rata X = 3110,51 Cm2/ Standar Deviasi (S) = 3,27
Gram Semen Rentangan (R) = 18,57
Standar Deviasi (S) = 45,01 Rentangan rata-rata dari rata-rata ( R ) =
Rentangan (R) = 258
8,61
Batas Kendali Atas untuk X
Rentangan rata-rata dari rata-rata ( R ) =
ULC X = X - A2R = 55,04 + 0,308 (8,61)
28,67
= 57,69
Batas Kendali Atas untuk X
Batas Kendali Bawah untuk X
ULC X = X - A2R = 3110,51 + 0,308
ULC X = - A2R = 55,04 – 0,308 (8,61) =
(28,67) = 3119,34 X
52,38
Batas Kendali Bawah untuk X
ULC X = X - A2R = 3110,51 – 0,308
5.2.1 Setelah Perbaikan
(28,67) = 3101,67
Dari tabel 4.10 terlihat Kehalusan Semen
Batas Kendali Atas untuk Simpangan Blaine rata-rata 3110,51 Cm2/Gram sesuai
ULCS = B4 . S = 1,550 (45,01) = 69,67 dengan standar yang ditentukan, dimana
ULCS = B3 . S = 0,449 (45,01) = 20,20 sebanyak 18 kali terjadi penyimpangan atau
20% dari data sebanyak 90 sampel.
Dari tabel 4.7 Hasil Pengukuran Akibat dari kehalusan semen sesuai
Power Consumtion (Kwh/Ton Semen) dapat standar tersebut Kapasitas produksi rata-rata
diketahui : 55,04 Ton/jam meningkat 4,73% terjadi
Rata-rata dari rata-rata X = 34,80 Kwh/Ton sebanyak 23 kali penyimpangan atau 25,55%
Semen dari data sebanyak 90 sample atau menurun
Standar Deviasi (S) = 3,11 dari sebelumnya. Dan disamping itu terjadi
penurunan pemakaian power consumtion
Rentangan (R) = 10,90
sebesar 3,44 % dengan rata-rata pemakaian
Rentangan rata-rata dari rata-rata ( R ) = daya (power consumtion) sebesar 34,8 Kwh/
7,99 ton semen dengan penyimpangan sebanyak 15
Batas Kendali Atas untuk X kali dari jumlah sample sebanyak 90 data atau
ULC X = X - A2R = 34,80 + 0,308 (10,90) 16,66%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
= 38,15 tabel 4.11.
Batas Kendali Bawah untuk X
VI. Penutup
ULC X = X - A2R = 34,80 – 0,308 (10,90)
Dengan tetap melaksanakan instruksi
= 31,44
kerja pengendalian Parameter Operasi dan
Batas Kendali Atas untuk Simpangan merevisi Prosedur Pengendalian Bahan dalam
ULCS = B4 . S = 1,550 (3,11) = 4,82 Proses yaitu bila terjadi 3 x berturut – turut
ULCS = B3 . S = 0,449 (3,11) = 1,39 terjadi ketidak sesuaian parameter kualitas
maka Quality Control (QC) memberikan NCR
Dari tabel 4.8 Hasil Pengukuran (Non Conformance report) kepada Operator
Produksi Semen (Ton/Jam) dapat diketahui : Central Control Room maka didapat :
Rata-rata dari rata-rata X = 55,04 Ton/Jam 1. Pemakaian daya (Power Consumtion) rata-
rata 34,8 Kwh/Ton Semen t erjadi
98
Pengendalian Proses Cliner Buring Untuk Memenuhi Standar Kualitas Menggunakan Metode SPC
VII. Saran
1. Lakukan pengukuran filling degre untuk
mengetahui jumlah dan komposisi ball mill
setiap 1 bulan sekali atau jika kehalusan
semen sulit untuk dicapai.
2. Sirkulasi t erak didalam silo agar
kandungan Freelime terak tidak
berfluktasi sehingga operasi mill stabil
3. Gunakan griding Aid untuk mencegah ball
coating jika terak sulit digiling.
Daftar Rujukan
ISO 9004, Sistem Manajemen Kualitas
Pedoman Untuk Peningkatan Kinerja.
99