PRAKTIKUM PERANCANGAN
SISTEM TERINTEGRASI III
MODUL 1
PENGENDALIAN KUALITAS:
PETA KENDALI
Tujuan Praktikum
Tujuan Umum
Kegiatan praktikum ini memiliki tujuan umum yaitu untuk memahami konsep pengendalian kualitas.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari praktikum ini adalah:
• Menentukan peta kendali yang sesuai dengan karakteristik masalah yang dihadapi.
• Membuat dan mengimplementasikan peta kendali.
• Menentukan kapabilitas proses aktual dan potensial melalui perhitungan Cp dan Cpk.
• Membuat Operating Characteristic (OC) Curve dan Average Run Length (ARL) peta kendali.
Output Praktikum
• Peta Kendali
• Kapabilitas Proses
• Operating Characteristic (OC) Curve
• Average Run Length (ARL)
Input Praktikum
• Data Awal Panjang dan Diameter Spesimen
Skenario Praktikum
PT PPST melakukan produksi spesimen logam berbentuk tabung. Terdapat 4 jenis spesimen yang
dihasilkan 3 mesin berbeda yaitu mesin bubut CNC, mesin bubut manual, dan gergaji mesin. Setiap
mesin memiliki karakteristik produksi yang berbeda-beda yang menyebabkan tingkat kepresisian
produk yang dihasilkan berbeda-beda pula. Berikut merupakan skema yang dijalankan PT PPST dalam
memproduksi spesimen logam berbentuk tabung:
Supplier mengirimkan material → proses produksi menghasilkan spesimen → inspeksi spesimen.
Inspeksi dilakukan oleh seorang operator dengan melakukan pengukuran panjang dan diameter. Hasil
pengukuran yang berada diluar batas toleransi dinyatakan sebagai produk cacat dan dilakukan
pengerjaan ulang.
Pada praktikum ini, praktikan berperan dalam proses pengendalian kualitas yang dilakukan PT PPST
yang mencakup penggunaan peta kendali, perhitungan kapabilitas proses, dan perhitungan
persentase produk cacat.
1
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
A. Pendahuluan
Pengendalian kualitas yang merupakan bagian dari sistem kualitas adalah rangkaian aktivitas dan
teknik operasional yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas tertentu dalam sebuah
produk atau jasa (ASQ, 1983). Gambar 1 berikut menunjukkan diagram posisi PPST III yang salah satu
cakupannya adalah sistem kualitas dan Gambar 2 menunjukkan posisi Modul 1 Pengendalian Kualitas:
Peta Kendali.
2
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
B. Pengantar Praktikum
B.1. Definisi Kualitas
Definisi kualitas dikemukakan oleh beberapa tokoh, diantaranya adalah Juran dan Deming.
Kedua definisi kualitas Juran tersebut memiliki konteks yang berbeda seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 3. Fitness for use mengacu pada kesesuaian terhadap kebutuhan pelanggan. Dalam Trilogi
Juran yang membagi pencapaian kualitas menjadi tiga proses manajerial, kualitas ini dirancang pada
tahapan planning (lihat bagian B.3). Adapun conformance to specification mengacu pada kesesuaian
produk yang dihasilkan terhadap spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya (dihasilkan dari
tahapan planning).
Dalam Trilogi Juran, kesesuaian terhadap spesifikasi ini dicapai pada tahapan control (lihat bagian
B.3).
Tokoh lain yang mengembangkan manajemen kualitas adalah Edward Deming. Menurut Deming
(1982), kualitas adalah keseragaman produk yang dapat diprediksi. Penekanannya pada
penggunaan control chart sebagai inti dari filosofi kualitas yang dikembangkannya. Menurutnya,
kualitas produk tercermin dari kualitas proses (Mitra, A. 1999, hal.72). Definisi Juran (kualitas
sebagai kesesuaian dengan spesifikasi) sejalan dengan definisi Deming bahwa kualitas
merupakan keseragaman produk. Kesesuaian dengan spesifikasi berarti setiap produk harus
dibuat seakurat mungkin sehingga hasilnya seragam.
3
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Selain dimensi kualitas produk terdapat juga dimensi kualitas pelayanan (jasa) yang dikemukakan
Parasuraman et al. (1985):
Proses manajerial ini dikenal sebagai Trilogi Kualitas yang ditunjukkan pada Gambar 4.
4
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Perencanaan kualitas adalah proses pengembangan produk (barang dan jasa) yang dilakukan
secara terstruktur untuk menjamin tercapainya pemenuhan kebutuhan konsumen. Pada tahap
ini kualitas ditentukan berdasarkan kesesuaian antara spesifikasi yang dihasilkan dengan
kebutuhan konsumen (fitness for use). Tahap ini termasuk dalam pengendalian kualitas secara off-
line (off-line quality control).
Pengendalian kualitas adalah proses manajerial yang dilakukan untuk menjamin adanya stabilitas
proses. Pada tahap ini, kualitas ditentukan berdasarkan kesesuaian antara hasil dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan pada tahap planning (conformance to specification). Secara garis
besar langkah-langkah pengendalian kualitas yang dilakukan untuk menjamin stabilitas proses adalah
sebagai berikut.
Establish Measurement
Establish Standard of
Performance
OK
Compare to
Standard
Not OK
Pada tahap ini terdapat pemborosan-pemborosan yang dapat dieliminasi melalui quality
improvement yang merupakan aktivitas terakhir dalam trilogi Juran.
5
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Perbaikan kualitas didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan secara terorganisasi untuk
menghasilkan kualitas yang lebih baik dan bermanfaat. Peningkatan kualitas ini dapat dilakukan
melalui dua pendekatan, yaitu:
• Peningkatan fitur produk, sehingga meningkatkan kepuasan pelanggan yang berpengaruh pada
peningkatan pendapatan (income oriented).
• Penurunan cacat, sehingga mengurangi ketidakpuasan pelanggan dan meminimasi biaya produk
cacat (cost oriented).
Apabila solusi yang dihasilkan melalui tahap ini berkaitan dengan lantai produksi, maka perbaikan
yang dilakukan tergolong on-line quality control. Namun apabila menyangkut desain spesifikasi
produk, maka perbaikan ini termasuk dalam off-line quality control. Dalam hal ini, proses akan
kembali ke tahap pertama, yaitu quality planning.
Pengendalian kualitas merupakan sebuah siklus yang berkesinambungan yaitu siklus PDCA (Plan-Do-
Check-Action) yang ditunjukkan pada Gambar 6 dan uraiannya pada Tabel 1 berikut.
6
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Tahapan Aktivitas
Plan • Mengidentifikasikan masalah.
• Menganalisis penyebab.
• Merencanakan tindakan perbaikan.
Do • Mengimplementasikan rencana perbaikan
pada tahap plan.
Check • Menganalisis hasil perbaikan.
• Menentukan pencapaian hasil.
Action • Jika hasil perbaikan memuaskan, maka
lakukan perubahan pada SOP (Standard
Operating Procedure), lalu sosialisasikan
perubahan.
• Jika tidak memuaskan, maka ulangi siklus
dengan rencana baru.
Pengendalian kualitas dibagi menjadi dua jenis sebagai berikut.
On-line quality control adalah pengendalian kualitas yang dilakukan di lantai produksi. Secara garis
besar, pengendalian ini diklasifikasikan menjadi tiga seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.
Off-line quality control adalah pengendalian kualitas yang tidak dilakukan di lantai produksi. Contohnya
adalah desain produk, yang termasuk dalam tahap Quality Planning dalam Trilogi Kualitas Juran.
7
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
1. Lembar Pengecekan (Check Sheet): alat pengumpulan data karakteristik kualitas yang akan
dikendalikan. Contoh lembar pengecekan ditunjukkan pada Gambar 7.
2. Histogram: alat penyaji data agar mudah dipahami dan diolah lebih lanjut. Contoh histogram
ditunjukkan pada Gambar 8.
Gambar 8. Histogram
8
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
3. Diagram Pareto: alat untuk mengetahui dan menganalisis tingkat urgensi setiap
ketidaksesuaian. Contoh diagram pareto ditunjukkan pada Gambar 9.
4. Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram): alat untuk mengetahui penyebab
ketidaksesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditentukan. Contoh diagram sebab akibat
ditunjukkan pada Gambar 10.
9
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
6. Peta Kendali (Control Chart): alat untuk memonitor proses sehingga variasi proses dapat
dikendalikan secara statistik. Contoh peta kendali ditunjukkan pada Gambar 12.
10
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Variasi proses tidak mungkin dihindari meskipun proses produksi dilaksanakan pada kondisi dan
spesifikasi yang sama. Variasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terlibat dalam proses
produksi, seperti:
NO YES
11
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Peta 𝑋̅ − 𝑅 adalah peta kendali yang menunjukkan harga rata-rata (mean) dan simpangan (range)
suatu proses. Peta ini sesuai digunakan untuk ukuran sampel yang kecil (≤ 10). Apabila ukuran
sampel besar, peta ini kurang sensitif terhadap perubahan proses. Peta kendali ini terdiri dari dua
peta kendali, yaitu Peta 𝑋̅ yang menunjukkan harga rata-rata proses dan Peta R yang menunjukkan
simpangan atau variabilitas proses. Keduanya saling melengkapi, sehingga dalam pembuatannya
tidak dapat dipisahkan.
12
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
dengan:
b. Untuk peta R:
𝐶𝐿 = 𝑅̅
𝑈𝐶𝐿 = 𝐷4 𝑅̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝐷3 𝑅̅
dengan:
𝑅̅ : rata-rata range
CL : garis sentral (Central Line)
UCL : batas kendali atas (Upper Control Limit)
LCL : batas kendali bawah (Lower Control Limit)
𝐷4 , 𝐷3 : faktor untuk konstruksi peta kendali
Indeks 𝐴2 , 𝐷3 , dan 𝐷4 dapat dilihat pada tabel Appendix VI (Montgomery Edisi ke-7 hal. 720).
𝜎̂ = 𝑅̅ /𝑑2
13
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
̅- s
2. Peta 𝑿
Peta 𝑋̅ -s merupakan peta kendali variabel yang digunakan dalam mengendalikan rata-rata proses
(ukuran keakuratan) dan standar deviasi (ukuran kepresisian). Dibandingkan dengan peta 𝑋̅ -R, peta
𝑋̅-s lebih sensitif dalam mendeteksi perubahan proses untuk ukuran sampel yang besar (>10).
̅- s
Langkah Pembuatan Peta 𝑿
Langkah pembuatan peta 𝑋̅-s sama dengan langkah pembuatan peta 𝑋̅-R. Perbedaannya terletak
pada nilai R yang digantikan dengan nilai s, serta dalam penentuan batas-batas kendali, yaitu:
1. Rata-rata standar deviasi subgrup sampel (𝑠̅) dan rata-rata dari rataan subgrup (𝑋̿) dihitung
dengan rumus:
∑𝑚
𝑖=1 𝑠𝑖
𝑠̅ =
𝑚
∑𝑚
𝑖=1 𝑥̅𝑖
𝑋̿ =
𝑚
dengan:
m : jumlah subgrup
𝑠𝑖 : standar deviasi subgrup ke – i
𝑥̅𝑖 : rata-rata subgrup ke-i
𝐶𝐿 = 𝑋̿
𝑈𝐶𝐿 = 𝑋̿ + 𝐴3 𝑠̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝑋̿ − 𝐴3 𝑠̅
dengan:
CL : garis sentral (Central Line)
UCL : batas kendali atas (Upper Control Limit)
LCL : batas kendali bawah (Lower Control Limit)
𝐴3 : faktor untuk konstruksi peta kendali
𝐶𝐿 = 𝑠̅
𝑈𝐶𝐿 = 𝐵4 𝑠̅
𝐿𝐶𝐿 = 𝐵3 𝑠̅
dengan:
CL : garis sentral (Central Line)
UCL : batas kendali atas (Upper Control Limit)
LCL : batas kendali bawah (Lower Control Limit)
𝐵3 , 𝐵4 : faktor untuk konstruksi peta kendali
Indeks 𝐴3 , 𝐵3 , dan 𝐵4 dapat dilihat pada tabel Appendix VI (Montgomery Edisi ke-7 hal. 720).
14
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
• Pemeriksaan visual terhadap lengkap atau tidak lengkapnya komponen pada suatu produk.
• Pemeriksaan apakah suatu komponen berfungsi atau tidak berfungsi.
Terdapat beberapa jenis peta kendali atribut. Jenis dan penggunaan peta kendali atribut diberikan
pada Tabel 3.
1. Peta p
Nilai p menunjukkan perbandingan jumlah item cacat atau tidak memenuhi spesifikasi dari
sejumlah sampel, yaitu:
Peta p ditujukan untuk pengendalian proses di mana ukuran sampel bervariasi, sehingga besaran
p selalu menunjukkan proporsi item yang cacat dari sekumpulan sampel.
1. Lakukan pemeriksaan terhadap n buah item produk dan cacat jumlah item yang cacat (np). Ulangi
pemeriksaan untuk sampel lain yang diambil dari lot produksi atau waktu produksi yang lain.
2. Untuk setiap subgrup , hitung fraksi cacat (pi) dengan rumus:
𝐷𝑖
𝑝𝑖 =
𝑛𝑖
dengan:
Di : jumlah produk cacat subgrup ke-i
ni : ukuran subgrup ke-i
3. Hitung rata-rata fraksi cacat (𝑝̅ ) dari seluruh item yang diperiksa dengan rumus:
∑𝑚𝑖=1 𝐷𝑖
𝑝̅ = 𝑚
∑𝑖=1 𝑛𝑖
dengan:
15
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
dengan:
𝑝̅ : rata-rata fraksi cacat
ni : ukuran subgrup ke-i
5. Buat peta p dengan batas-batas kendali sebagai berikut:
𝐶𝐿 = 𝑝̅
𝑈𝐶𝐿 = 𝑝̅ + 3𝜎̂
𝐿𝐶𝐿 = 𝑝̅ − 3𝜎̂
dengan:
CL : garis sentral (Central Line)
UCL : batas kendali atas (Upper Control Limit)
LCL : batas kendali bawah (Lower Control Limit)
𝑝̅ : rata-rata fraksi cacat
𝜎̂ : standar deviasi fraksi cacat
6. Plot fraksi cacat p untuk setiap pemeriksaan (sampel) pada peta kendali yang dibuat pada langkah
5.
7. Interpretasikan peta kendali yang terbentuk dan lakukan analisis.
2. Peta np
Peta np digunakan untuk memetakan jumlah item cacat dengan jenis data diskrit.
Langkah Pembuatan Peta np
16
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
𝜎̂ = √𝑛𝑝̅ (1 − 𝑝̅ ) … …. (29)
dengan:
𝑛𝑝̅ : garis sentral
𝑝̅ : rata-rata fraksi cacat
5. Buat peta np dengan batas-batas kendali sebagai berikut:
𝐶𝐿 = 𝑛𝑝̅
OC Curve merupakan grafik yang menggambarkan probabilitas penerimaan hasil sampling yang
seharusnya ditolak atau cacat (kesalahan tipe II atau β-error). Oleh karena itu OC Curve juga
menggambarkan ukuran sensitivitas peta kendali dalam mendeteksi pergeseran proses (Montgomery,
2001, hal. 305). Nilai β, probabilitas tidak mendeteksi pergeseran proses pada sampel pertama,
dihitung melalui persamaan berikut :
𝐿𝜎 𝐿𝜎
𝜇0 + − (𝜇0 + 𝑘𝜎) 𝜇0 − − (𝜇0 + 𝑘𝜎)
𝛽 = 𝜙[ √𝑛 ]−𝜙[ √𝑛
]
𝜎⁄√𝑛 𝜎⁄√𝑛
dengan:
17
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Secara grafik, penghitungan nilai β dilakukan dengan menghitung luas daerah yang diarsir
pada Gambar 14 berikut.
Gambar 16 OC Curve
Ketika terjadi pergeseran proses, peta kendali tidak selalu dapat mendeteksi pergeseran tersebut
dalam sekali pengambilan sampel, namun pergeseran tersebut baru terdeteksi pada pengambilan
18
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
sampel ke-n. Jumlah sampel rata-rata yang diambil pada saat pergeseran proses sebesar kσ terdeteksi
disebut Average Run Length (ARL). Probabilitas peta kendali mendeteksi pergeseran proses adalah 1–
β. ARL dihitung melalui rumus berikut.
1
𝐴𝑅𝐿 =
1−𝛽
dengan:
β : probabilitas tidak mendeteksi pergeseran proses pada sampel pertama (risiko-β) yang dihitung
dari persamaan di atas
Misalnya, nilai ARL = 5 menunjukkan bahwa pergeseran proses diprediksi akan terdeteksi oleh peta
kendali pada pengambilan sampel ke-5. Pergeseran proses tersebut terdeteksi melalui ditemukannya
produk cacat pada sampel yang diambil. Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 17.
1. Proses dikatakan berada di luar kendali atau abnormal jika ada titik yang berada di luar batas
kendali (atas atau bawah). Jika data yang berada di luar batas kendali tersebut disebabkan oleh
faktor yang tidak alamiah maka data tersebut harus dibuang dan dilakukan perhitungan kembali
terhadap parameter peta kendali yang baru.
2. Sebaliknya proses dikatakan terkendali jika semua titik/data berada di antara batas-batas
kendali, atau pengelompokan data di antara batas-batas kendali tidak mengasumsikan
suatu pola tertentu. Pengelompokan data dalam pola tertentu disebut sebagai abnormalitas.
3. Bentuk-bentuk abnormalitas yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Run, terjadi jika beberapa titik yang berurutan berada di atas/bawah garis sentral (lihat Gambar
16). Kriteria evaluasi abnormalitas adalah sebagai berikut:
• Panjang run = 7
• Panjang run < 6 , tetapi 6 dari 10 atau 12 dari 14 titik berada di luar batas kendali.
19
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
b. Trend, yaitu terjadinya peningkatan atau penurunan secara kontinu pada sekelompok titik (lihat
Gambar 17). Abnormalitas pada proses terjadi jika 7 titik berurutan naik atau turun.
20
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
d. Hugging pada garis tengah, yaitu pola di mana titik-titik/data cenderung berada dekat garis
sentral atau garis kendali (UCL dan LCL). Evaluasi dilakukan sebagai berikut:
1. Hugging pada garis tengah, yaitu kecenderungan data berada di sekitar garis tengah sehingga
data tidak menunjukkan variabilitas secara natural. Evaluasi yang dilakukan adalah sebagai
berikut (lihat Gambar 19):
• Buat garis kendali tambahan yang terletak di tengah-tengah antara garis tengah dan UCL
serta antara garis tengah dan LCL.
• Jika sebagian besar titik berada di antara kedua garis tersebut maka telah terjadi abnormalitas
pada proses.
• Buat garis kendali tambahan yang terletak di 2/3 jarak antara garis sentral dan UCL/LCL.
• Jika 2 dari 3, atau 3 dari 7, atau 4 dari 10 titik berada di daerah 1/3 luar (outer third zone) telah
terjadi abnormalitas pada proses.
21
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
1. Hentikan proses
2. Periksa proses dan cari penyebab ketidaknormalan tersebut
3. Lakukan penyesuaian proses sesuai dengan temuan pada langkah 2
F. Kapabilitas Proses
Dalam pengendalian proses secara statistika, masalah yang paling mendasar adalah menjaga kondisi
proses yang terkendali dari waktu ke waktu dengan mengeliminasi penyebab timbulnya variasi.
Suatu proses dikatakan memiliki kapabilitas yang baik jika setiap output dapat memenuhi spesifikasi
yang diharapkan. Berdasarkan analisis kapabilitas proses, dapat dilihat kemampuan proses dalam
menghasilkan output yang memenuhi spesifikasi sehingga dapat diputuskan tindakan-tindakan
penyesuaian yang akan dilakukan berkaitan dengan kapabilitas proses yang ada saat ini.
Beberapa tindakan yang mungkin dilakukan jika output proses tidak sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan:
Indikator yang menunjukkan tingkat kapabilitas proses disebut dengan Indeks Kapabilitas Proses (Cp)
yang dinyatakan dengan rumus:
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝 =
6𝜎
dengan:
Kriteria umum yang digunakan adalah proses diterima jika Cp ≥ 1,33 dan proses dinyatakan buruk jika
Cp < 1. Cp hanya dapat digunakan untuk proses yang diasumsikan center. Untuk proses yang
tidak center dikembangkan indeks lain yaitu Cpk dengan rumus:
𝑈𝑆𝐿 − 𝑋̅ 𝑋̅ − 𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝𝑘 = 𝑀𝑖𝑛 { , }
3𝜎 3𝜎
dengan:
𝑋̅ : rata–rata sampel
22
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
Indeks Cp dan Cpk hanya dapat digunakan apabila terpenuhinya kedua asumsi berikut:
Jika proses center maka Cp = Cpk dan jika proses tidak center maka Cp > Cpk. Terdapat dua kemungkinan
apabila terjadi Cp > Cpk yaitu:
1. Peta kendali yang telah dibuat tidak dapat mendeteksi pergeseran yang terlalu kecil, sehingga
proses yang out of control masih dinyatakan sebagai proses yang in control. Hal ini dapat
disebabkan oleh kurangnya data yang digunakan dalam proses konstruksi peta kendali, atau peta
kendali yang digunakan tidak tepat.
2. Terjadi pergeseran rata-rata proses sebesar δ.
Cp dan Cpk yang dihitung di atas merupakan Cp dan Cpk operasional. Sebelumnya, harus
ditentukan terlebih dahulu Cp dan Cpk desain, yang ditentukan sebelum proses produksi berjalan.
Cp dan Cpk ini terkait dengan desain dari proses (proses dikerjakan di mesin mana, berapa
toleransinya, parameter-parameter pemesinannya, dsb). Sehingga, Cp dan Cpk operasional harus
dibandingkan dengan Cp dan Cpk desain, jika terdapat ketidaksesuaian antara Cp dan Cpk operasional
dengan Cp dan Cpk desain, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut.
Pada dasarnya, Cp dan Cpk menggambarkan posisi kurva distribusi proses terhadap rentang spesifikasi
yang diinginkan (lihat Gambar 21). Distribusi proses dapat diidentifikasi melalui nilai LCL, UCL, dan σ.
Sedangkan rentang spesifikasi diidentifikasi melalui nilai LSL dan USL. Proses yang baik harus akurat
dan presisi. Proses yang akurat seharusnya memiliki posisi kurva yang simetris terhadap target
spesifikasi dimana rataan jatuh tepat pada titik target (centered). Sedangkan kepresisian proses
ditunjukkan melalui sebaran distribusi hasil pengukuran proses (σ).
Jika proses berada di luar rentang spesifikasi, maka produk yang dihasilkan cacat. Persentase produk
yang dihasilkan di luar spesifikasi (cacat) dihitung dengan rumus:
23
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
𝐿𝑆𝐿 − 𝑋̅ 𝑈𝑆𝐿 − 𝑋̅
= 𝜙[ ]+1−𝜙[ ]
G. Prosedur Praktikum
Langkah-langkah pengolahan data dalam praktikum ini adalah:
1. Menentukan peta kendali yang akan digunakan untuk setiap proses yang akan dikendalikan;
2. Hitung batas kendali (BKA dan BKB) setiap peta kendali;
3. Buat peta kendali yang diperlukan dengan batas kendali yang telah dihitung sebelumnya;
4. Jika ada abnormalitas pada data, lakukan analisis apakah data dapat dihapus;
5. Revisi peta kendali jika diperlukan;
6. Buat peta kendali implementasi dengan batas kendali yang telah diperoleh;
7. Cek abnormalitas dan lakukan analisis apakah data dapat dihapus;
8. Perhitungan Cp, Cpk, dan persentase produk cacat;
9. Buatlah OC Curve untuk setiap peta kendali.
H. Struktur Laporan
Cover
Lembar Pengesahan
Lembar Asistensi
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Pengolahan Data
Bab 3. Analisis
Bab 4. Kesimpulan & Saran
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.2.1. Saran untuk Praktikum
4.2.2. Saran untuk Asisten
Daftar Pustaka
Lampiran
I. Format Laporan
1. Jenis font isi: Calibri 10
2. Jenis font subbab: Cambria 12 (bold)
3. Spasi: 1,15
4. Margin: Kiri 3 cm; Kanan, Atas, dan Bawah 2 cm
5. Header Kanan: Laporan PPST III Modul 1 – Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
24
TI3007 - Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi III
Modul 1 || Pengendalian Kualitas: Peta Kendali
6. Footer
a. Kiri: Nomor kelompok
b. Tengah: Nama dan NIM Asisten
c. Kanan: Nomor halaman
7. Ukuran kertas: A4
Laporan dikumpulkan paling lambat hari Jumat, 14 Februari 2020 pukul 11.00 WIB. Laporan yang
dikumpulkan hanya dalam bentuk softcopy dikirimkan ke e-mail asistenlposi2016@gmail.com dan cc
ke asisten masing-masing. Keterlambatan akan dikenakan pengurangan nilai 1 poin per menit.
Referensi
Referensi Utama
Montgomery, D. C. 2001. Introduction to Statistical Quality Control. 4th edition. New York: John Wiley
& Sons, Inc.
Referensi Pendukung
• ASQ Statistics Division. (1983). Quality Glossary. Retrieved from American Society for Quality:
https://asq.org/quality-resources/quality-glossary/q
• Deming E.W. (1982). Quality, Productivity, and Competitive Position. Cambridge, MA:
Massachusetts Institute of Technology, Center for Advanced Engineering Study.
• Foster, S. Thomas. (2001). Managing Quality: An Integrative Approach. New Jersey: Prentice Hall.
Hal 7.
• Garvin, D.A. (1987). Competing in the Eight Dimensions of Quality. Harvard Business Review, 87,
101-109.
• Juran, J.M. (1974). Juran’s Quality Control Handbook. 3rd Edition. New York: McGraw-Hill.
• Juran, J. M. & A. Blanton Godfrey. (2000). Juran's Quality Handbook. 5th edition. Singapore:
McGraw-Hill. Hal 2.2-2.3, 3.2-3.3, 4.2-4.5, 5.3.
• Kolarik, William J. 1999. Creating Quality: Process Design for Results. Singapore: McGraw-Hill.
Hal 5.
• Mitra, A. (1999). Fundamentals of Quality Control and Improvement. 2nd edition. New Jersey:
Prentice Hall.
• Parasuraman, A., Zeithaml, V. A., & Berry, L. L. (1988). SERVQUAL: A multiple-item scale for
measuring consumer perceptions of service quality, Journal of Retailing, Vol. 64, Number 1, p.12-
40.
• Tague, Nancy R. (2005). The Quality Toolbox. 2nd edition. Milwaukee: ASQ Quality Press. Hal 391.
25