Kelompok 3 - Sistem Saraf
Kelompok 3 - Sistem Saraf
SISTEM SARAF
(Tugas Mata Kuliah Fisiologi Hewan)
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan pembuatan
makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah fisiologi hewan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Mahmud Rudini, M.Si
sebagai dosen mata kuliah fisiologi hewan yang telah menjadi pembimbing dalam
penyelesaian makalah. Tidak lupa pula kepada semua pihak yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam rangka menyelesaikan makalah ini,
sehingga dengan adanya bimbingan dan pengarahan tersebut makalah dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin dalam pembuatan dan penyusunannya, tetapi penulis menyadari,
makalah ini jauh dari kesempurnaan sebab kesempurnaan hanya milik Allah
SWT, namun selaku manusia penulis menginginkan yang terbaik. Karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan sekali
demi kebaikan dalam pembuatan makalah dan penulisannya untuk masa yang
akan datang. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dalam kehidupan
sehari-hari dan dapat mempelajari hal-hal penting yang ada dalam isi makalah.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gambaran Umum Sistem Saraf ................................................................
2.2 Sistem saraf pusat......................................................................................
2.3 Sistem Saraf Tepi......................................................................................
2.4 Sistem Saraf Pada Hewan Vertebrata .......................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................15
3.2 Saran......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lauralee Sherwood, “ Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-2”,(Jakarta:EGC.2001) Hlm.
187-188.
fungsional dari sistem saraf. Neuron memiliki kemampuan merespon
rangsangan dengan cukup kuat. Neuron tidak mengalami pembelahan
sehingga tidak dapat diganti jika sudah mati atau rusak. Namun, pada
kondisi yang sesuai, neuron dari sistem saraf perifer yang terluka dapat
diperbaiki.
Neuron terdiri dari 3 bagian yang berbeda satu dengan yang lain,
yaitu badan sel (soma/perikarion), dendrit (uluran pendek), akson (uluran
pananag).
2
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 70-75
c) Sifat Sinyal Saraf
Gambar 4. sinpasis
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron.
Arti dari sinaps adalah hubungan, implus dapat terus dijalarkan atau
terhambat. Sinaps juga merupakan sasaran dari bermacam-macam obat.
Pada sinaps tersebut terdapat celah yang dikenal dengan nama celah sinaps
yang lebarnya kurang lebih 200 angstrom. Neuron yang terletak sebelum
sinaps disebut neuron parasinaps (subsinaps), sedangkan neuron yang
terletak sebelah sinaps disebut neuron pascasinaps. Penjalaran implus
melintasi sinap berlangsung searah, yaitu dari neuron parasinaps ke neoron
pasacasinaps dan melibatkan zat penghantar. Zat penghantar diproduksi oleh
neuron parasinaps dan disimpan dalam kantung parasinaps. Bila suatu
implus tidak dibongkol sinaps ada sejumlah kecuali ion Ca++ masuk
kedalam bongkol sinaps, menyebabkan kantung-kantung parasinaps
bergerak menuju ke membran subsinaps. 3
1. Komunikasi kimiawi dan listrik antarsel terkelenjar jadi pada sinapsis
Sinapsis adalah persambungan unik yang mengontrol
komunikasi antara satu neuron dengan sel-sel lain. Sinapsis ditemukan
antar dua neuron, antara reseptor sensoris dan neuron sensoris, antara
neuron motoris dan sel otot yang dikontrolnya, dan antara neuron
dengan sel kelenjar. Di sini memfokuskan perhatian pada sianapsis
3
Soewolo.”Pengantar Fisiologi Hewan”. ( Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.2000) hal. 78-80.
antar neuron, yang umumnya menghantarkan siyal dari terminal
sinaptik akson ke dendrit atau badan sel berikutnya dalam suatu jalur
neuron. Sel yang menghantarkan sinyal itu disebut sel prasinaptik dan
sel yang menerimanya disebut sel pascasinaptik. sinapsis terdiri atas
dua jenis sinapsis: sinapsis listrik dan sinapsis kimiawi.
2. Sinapsis listrik
Sinapsis listrik memungkinkan potensial aksi merambat secara
langsung dari satu sel paraisnaptik ke sel pascasinaptik. Sel-sel itu
dihubungkan oleh persambungan longgar. Hal ini memungkinkan
implus merambat dari satu neuron ke neuron lain tampa penundaan
dan tampa kehilangan kekuatan sinyal. Sinapsis listrik dan sistem
saraf pusat vertebrata me nyelaraskan aktivitas neuron yang
bertanggung jawab atas sejumlah pergerakan cepat dan khas,
contohnya, sinapsis listrik pada otak yang membuat beberapa jenis
ikan mampu mengibaskan ekornya dengan sangat cepat ketika
melarikan diri dari pemangsa. Namun, sinapsis kimiawi jauh lebih
umum dibandinglkan denagn sinapsis listrik pada vertebrata dan
sebangian besar invertebrata.
3. Sinapsis Kimiawi
Ketika potensial aksi mendepolarisikn membran terminal
sinaptik, potensial aksi itu (1) memicu aliran masuk Ca2+ yang (2)
menyebabkan vesikula sinaptik menyatui dengan membran neuron
prasinaptik. Ketika vesikula sinaptik menyatu dengan membran,(3)
molekul neuron transmiter dibebaskan ke dalam celah sinaptik.
Molekul ini berdifusi menembus celah dan berikatan dengan reseftor
saluran ion yang tertanam dalam membran pascasinaptik itu,(4)
pengikatan molekul neurottransmitter dengan reseptor spesifiknya
akan membuka saluran ion.
Pergerakan ion dihasilkan mengubah voltase membran
pascasinaptik, sehingga memindahkan potensial membran menuju
harga ambang yang diperlukan untuk suatu potensial membran
menuju harga ambang yang diperlukan untuk suatu potensial aksi
(suatu sianpsis eksitatoris, seperti digambarkan) atau
menghiperpolasasikan membran (suatu sinapsis) (5) pada kasus lain,
molekul neurotransmiter secara cepat dirombak oleh enzim atau
diambil kembali neuron lain, yang menutup saluran ion dan
mengakhiri respons sinaptik.4
4
Ibid, hal 81-87
Gambar 6. Skematis lapisan pelindung system saraf pusat
2. Encephalon
Cerebrum (otak besar), Otak besar memiliki permukaan yang
berlipat-lipat dan terbagi atas dua belahan. Belahan otak kiri
melayani tubuh sebelah kanan dan belahan otak kanan melayani
tubuh sebelah kiri. Otak besar terdiri atas dua lapisan. Lapisan luar
berwarna kelabu disebut korteks, berisi badan-badan sel saraf.
Lapisan dalam berwarna putih berisi serabut-serabut saraf
(neurit/akson). Otak besar berfungsi sebagai pusat kegiatan-kegiatan
yang disadari seperti berpikir, mengingat, berbicara, melihat,
mendengar, dan bergerak.
6
Ratno Achyani,”Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan di linglingan periran
yang terkontaminasi oleh sianida”, Juarnal Harpodon Borneo vol.4 no. 2, 2011, Hal 52.
belakang (medulla spinalis). Pada amfibi, otak dan sumsum
tulangbelakang dilindungi oleh tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang
juga dibungkus oleh 2 lapisan selaput yaitu durameter yang berbatasan
dengan tulang dan pipiameter yang berbatasan dengan jaringan saraf.7
7
Wiwi Isaini. “Fisiologi Hewan”. (Yogyakarta:PT Kanisius,2019) hal. 91-94
Gambar 9. Sistem saraf pada Reptil
4. Sistem Saraf Aves
Sistem saraf pada burung serupa dengan sistem saraf pada manusia
dan hewan menyusui. Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak
besar, otak tengah, otak kecil dan sumsum lanjutan. Pada burung, otak
besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil
berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut
menyebabkan burung memiliki keseimbangan yang cukup.
Permukaan otak besar tidak berlipat. Otak tengah berbentuk
gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan pusat saraf
penglihat. Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu
menampung sel saraf dalam jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat
pengatur keseimbangan burung pada waktu terbang. Bentuk otak dan
bagian-bagiannya tipikal pada burung terdiri atas Lobus olfaktorius kecil,
serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum
dan ventral lobus optikus.
8
Risa Purnama Sari, Dwi Rukma Santu. “Fisiologi Hewan”. (Surabaya: Prgram Studi Arsitektur
UIN Sunan Ampel. 2017) hal. 27-28.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem saraf adalah sistem organ yang meregulasi atau mengatur
sistem-sistem organ tubuh lain. Sistem tersebut bertanggung jawab atas
pengetahuan dan daya ingat yang di miliki manusia. Penyusun sel syaraf
terdiri dari neuron,dendrit, akso, selaput meilin dan sel schwaan. Secara
umum system saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih,
yaitu input sensoris, integrasi dan output motoris. Sistem saraf dibagi
menjadi dua yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medula spinalis sedangkan
sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf somatik ( sistem saraf sadar) dan
sistem saraf sarafotonom (sistem saraf tidak sadar).
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdiri dari otak
besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum tulang belakang (medula
oblongata). tengah sebagai pusat penglihatan. Otak besar berhubungan
dengan indra pencium dan otak kecil hanya merupakan lengkung mendatar
yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak berkembang dengan baik. Otak
reptilia terdiri atas dua lobus olfaktorius yang panjang, hemisfer serebral, 2
lobus optikus, serebellum, medulla oblongata yang melanjut ke korda saraf.
Otak burung juga terdiri atas empat bagian, otak besar, otak tengah, otak
kecil dan sumsum lanjutan. Sistem saraf pada mamalia ini merupakan
sistem saraf yang paling lengkap di bandingkan dengan semua jenis hewan
lainnya. Mamalia telah memiliki struktur otot yang sangat kompleks, serta
ukuran yang besar
3.2 Saran
Penulis masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan, kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki
makalah tersebut dengen berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang
membangun dari para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Achyani, Ratno. 2011. Mekanisme pengaturan sistem saraf pada tubuh ikan di
linglingan periran yang terkontaminasi oleh sianida. Juarnal Harpodon
Borneo, 4( 2), 52.
Isnaini, Wiwi . 2019.Fisiologi Hewan. Yogyakarta:PT Kanisius.
Sari, Risa Purnama dan Dwi Rukma Santu. 2017.Fisiologi Hewan. Surabaya:
Prgram Studi Arsitektur UIN Sunan Ampel.
Sherwood, Lauralee. 2001.Fisiologi manusia dari sel ke sistem edisi ke-2.
Jakarta:EGC.
Soewolo.2000.Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta:Dirjen Dikti Depdiknas.