PKM Penelitian Tentang Membran Sel Cangkang Telur Ayam
PKM Penelitian Tentang Membran Sel Cangkang Telur Ayam
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
YOGYAKARTA
2017
i
ii
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
BAB 1. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................... 2
1.4 Luaran yang diharapkan......................................................................... 2
1.5 Manfaat................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 2
2.1 Perawatan Ortodonsi............................................................................... 2
2.2 Black Triangle dan Penatalaksanaannya................................................. 3
2.3 Asam Hialuronat......................................................................................3
2.4 Membran Cangkang Telur...................................................................... 4
2.5 Sediaan Patch Mukoadhesif.................................................................... 4
BAB 3. METODE PENELITIAN...................................................................... 5
3.1 Jenis Penelitian......................................................................................... 5
3.2 Identifikasi Variabel Penelitian................................................................ 5
3.3 Subjek Penelitian...................................................................................... 5
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................... 6
3.5 Bahan dan Alat......................................................................................... 6
3.6 Jalannya Penelitian................................................................................... 6
3.7 Parameter Pencapaian.............................................................................. 8
3.8 Analisis Data............................................................................................ 8
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................. 8
4.1 Anggaran Biaya........................................................................................ 8
4.2 Jadwal Kegiatan....................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 9
LAMPIRAN......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping...................... 11
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan................................................... 15
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas...........18
Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti................................................ 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Posisi, warna, ukuran, bentuk gigi, kontur dan batas bibir serta tampilan
gingiva harus simetris dan harmonis untuk dapat menciptakan hasil yang estetik
(Al Zarea et al., 2015). Aspek estetik dalam perawatan ortodonsi memang
menjadi salah satu komponen selain perbaikan fungsi yang menentukan
keberhasilan perawatan, namun kondisi jaringan pendukung yang tetap sehat juga
perlu dicapai (Sidana et al., 2014). Black Triangle (BT) didefinisikan sebagai
kondisi ruang interproksimal gigi tidak terisi oleh jaringan gingiva meninggalkan
ruang segitiga. Black triangle dapat mempengaruhi tampilan senyum,
menyebabkan terjadinya gangguan fungsional seperti masalah fonetik dan impaksi
makanan yang dapat mengganggu integritas jaringan pendukung gigi (Dandekar&
Deshpande, 2016; Al Zarea et al., 2015). Black triangle dilaporkan dialami oleh
43,7% pasien ortodonsi dewasa, dan lebih sering terjadi pada pasien dengan
kehilangan tulang (Al Zarea et al., 2015). Timbulnya BT bergantung pada banyak
faktor salah satunya adalah perubahan papila selama pergerakan ortodonsi
(Dandekar& Deshpande, 2016). Prosedur gingival grafting merupakan prosedur
bedah yang paling sering digunakan, namun dilaporkan hanya sebagian kecil yang
berhasil karena keterbatasan faktor pada gingiva yaitu suplai darah yang minimal
(Al Zarea et al., 2015). Injeksi gel Asam hialuronat (AH) merupakan salah satu
inovasi perawatan untuk menangani masalah BT, 43% kasus rekonstruksi papila
interdental dengan gel AH menunjukan 50% keberhasilan dalam waktu 6 bulan
(Dandekar& Deshpande, 2016; Mansouri et al., 2013).
Asam hialuronat merupakan polisakarida linear yang secara alami ditemukan
di matriks ekstrasel berbagai jaringan tubuh dan merupakan elemen utama dalam
jaringan periodontal yang memiliki berbagai fungsi struktural dan fisiologis.
Asam hialuronat telah digunakan di berbagai cabang medis dan telah dilaporkan
tidak menimbulkan kontraindikasi maupun interaksi (Casale et al., 2016). Asam
hialuronat dapat diekstraksi dari sumber hewani seperti jengger ayam jago, bagian
kulit, tali pusar dan cairan sinovial atau dari bakteri melalui proses fermentasi
(Awartani& Tatakis, 2016). Penelitian sebelumnya melaporkan bahwa AH juga
dapat diperoleh dari cangkang telur (Long et al., 2004). Limbah cangkang telur
berkontribusi dalam terjadinya polusi lingkungan, sehingga dilakukan pengolahan
untuk menjadi produk layak jual seperti pupuk, sebagai bahankesenian, nutrisi
bagi manusia dan hewan serta sebagai material dalam terapi medis dan gigi
(Longet al., 2004; King’ori, 2011). Asam hialuronat secara alami terkandung
dalam membran cangkang telur dengan komposisi 0,5% -10% dari total berat,
komposisi tersebut berada pada level tertinggi dibanding sumber dari organ lain
(Long et al., 2004). Penelitian terbaru menyatakan bahwa membran cangkang
telur yang telah melalui proses hidrolisis enzim memiliki konsentrasi 5% yang
2
fisiologis dalam jaringan periodontal (Awartani & Tatakis, 2016; Casale et al.,
2016). Molekul AH menjadi komponen penting dalam beberapa tahap proses
penyembuhan luka, penelitian lebih lanjut menyatakan bahwa AH bisa menjadi
carrier yang tepat dari sel jaringan periodontal, mendukung terjadinya
regenerasi jaringan pada augmentasi jaringan periodontal termineralisasi
maupun tidak teemineralisasi (Casale et al., 2016).
Waktu paruh AH pada jaringan dengan kemampuan turnover berkisar antara
1-2 hari (Dahiya & Kamal, 2013). Pengujian toksisitas secara in vivo pada
jaringan kelinci dan tikus menunjukkan bahwa AH tidak menimbulkan efek
toksik pada sel, neuron, sistem reproduksi dan tidak bersifat mutagenik (Necas
et al., 2008). Asam hialuronat telah digunakan secara luas untuk terapi medis
dan gigi dan dilaporkan tidak menimbulkan kontraindikasi dan interaksi obat
dalam penggunaannya (Casale et al., 2016). Penelitian Mansouri et al. (2013)
tentang penanganan BT dengan gel AH menunjukkan 50% keberhasilan pada
43% kasus dalam waktu 6 bulan dan adanya perbaikan pada ruang papila dan
senyum pasien.
2.4 Membran Cangkang Telur
Membran cangkang telur adalah struktur fibrosa yang berada di antara
cangkang telur dan putih telur, berperan penting dalam pembentukan dan
sebagai fondasi cangkang telur. Membran cangkang telur adalah material yang
secara alami tersusun atas komponen bioaktif seperti kolagen (dominan tipe I,
10%), 70-75% protein lain dan glikoprotein serta komponen organik seperti
glukosamin, kondroitin sulfat dan asam hialuronat (Ketta & Tůmová, 2016).
Membran cangkang telur diketahui memiliki komposisi AH yang berada pada
level tertinggi mencapai 0,5-10% dibanding sumber lain seperti tali pusar
(0,3%) dan jengger ayam (0,75%) (Long et al., 2004). Membran cangkang
telur yang telah melalui proses hidrolisis memiliki konsentrasi 5% yang
menggambarkan komposisi AH mencapai 1,027 mg/1 g, sehingga bahan ini
dapat menjadi sumber potensial komponen bioaktif AH (Vulganova et al.,
2014).
Telur yang umum dikonsumsi orang Indonesia adalah telur dari ayam
petelur strain Lohmann yang tergolong dalam spesies Gallus gallus domestikus
(Dirgahayu et al., 2016).Tingkat konsumsi rata-rata telur ayam di Indonesia
mencapai 54% dari total konsumsi telur atau sebesar 5,67kg/kapita/tahun yang
berimbas pada melimpahnya jumlah limbah cangkang telur yang berpotensi
menjadi penyebab polusi lingkungan sehingga perlu adanya pengolahan untuk
mengatasi hal tersebut (Lestari et al., 2015).
2.5 Mukoadhesi dan Sediaan Patch Mukoadhesif
Penghantaran obat dengan sistem mukoadhesif muncul untuk mengatasi
kekurangan dari sistem adminitrasi oral yaitu bioavailabilitas yang buruk dan
proses degradasi obat yang cepat karena faktor dalam rongga mulut
diantaranya saliva, proses pengunyahan dan bicara. Bentuk sediaan dalam
5
sistem mukoadhesif untuk penghantaran obat secara lokal oral meliputi tablet,
film, patch, gel, salep, spray dan obat kumur (Phanindra et al., 2013). Patch
merupakan salah satu sediaan mukoadhesif dengan sistem pembawa berupa
polimer yang didalamnya telah terdisitribusi obat. Sediaan patch ditempelkan
pada lapisan mukosa sehingga pelepasan obat dapat terjadi dengan mekanisme
difusi dan/atau pelarutan matriks atau erosi (Setyawan et al., 2016). Gugus
hidrofilik dalam polimer mukoadhesif bertanggungjawab atas karakter polimer
untuk dapat mengembang dalam media berair, yang menyebabkan adhesi yang
terjadi semakin kuat. Polimer yang memiliki kemampuan membentuk ikatan
hidrogen meliputi PVA, derivat akrilik, selulosa dan pati (Yadav et al., 2010).
Kelebihan patch dibanding sediaan mukoadhesif lain yaitu dimensi dan ukuran
yang dapat disesuaikan, menghasilkan perlindungan dari saliva dan faktor
mekanik sehingga membantu proses penyembuhan, penggunaan patch cukup 1
kali sehari sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kepatuhan pasien,
kontak yang dapat bertahan lama meningkatkan absorpsi obat ke dalam
jaringan, dan mudah diaplikasikan (Mojtahedi et al., 2017).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental klinis dengan desain one
group pretest posttest yang hanya membutuhkan 1 kelompok yang berperan
sebagai kelompok perlakukan sekaligus kelompok kontrol (kontrol internal).
3.2 Identifikasi Variabel
Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah aplikasi patch mukoadhesif
asam hialuronat dari membran cangkang telur ayam. Variabel terpengaruh adalah
perbaikan dan penumbuhan jaringan gingiva pada kasus black triangle pasien
ortodonsi. Variabel terkendali diantaranya konsentrasi sediaan asam hialuronat
0,8%, frekuensi aplikasi selama 14 hari, area perlakuan yaitu area black triangle.
Klas black triangle, ketebalan gingiva, kecepatan dan jumlah aliran saliva dari
subjek tidak dapat dikendalikan.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pasien yang memenuhi kriteria berikut: (1) usia 18-
25 tahun, (2) menggunakan alat ortodonsi cekat, (3) mengalami Black Triangle,
(4) perawatan ortodonsi dalam tahap akhir, (5) skor plak dengan Orthodontic
Plaque Index (OPI) <20%, (6) higiene oral baik, (7) pasien kooperatif, (8) tidak
memiliki riwayat alergi, (9) tidak memiliki riwayat penyakit sistemik dan
periodontal dan (10) tidak mengkonsumsi obat-obatan terkait sistem imun.
Berdasarkan perhitungan dengan rumus modifikasi Notoatmodjo ditentukan
bahwa jumlah subjek penelitian adalah 5 orang.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas
Biologi, Laboratorium Biologi Farmasi dan Laboratorium Teknologi Farmasi,
6
mengandung lapisan backing, kemudian di oven pada suhu 30˚ C selama 8 jam.
Patch kering dilepas dari cetakan, kemudian dipotong sesuai dimensi area
Black Triangle ± 6 x 6 x 1 mm3 dan disimpan di wadah kedap udara sebelum
digunakan (Setyawan et al., 2016).
Tahap pelaksanaan diawali dengan penandatanganan informed consent oleh
subjek penelitian sebagai bukti persetujuan mengikuti jalannya penelitian.
Penelitian dibagi kedalam 3 periode, yaitu:
a. Periode Kontrol, yang diawali dengan pengukuran skor plak pada gigi yang
telah diberi disclosing agent dengan Orthodontic Plaque Index (OPI) sebelum
perlakuan untuk mengetahui tingkat higiene oral subjek, higiene oral yang
buruk dapat mengganggu proses perbaikan dan penumbuhan gingiva. Skor
ideal yang harus dicapai oleh subjek adalah <20% (kategori baik 0-30%), jika
skor OPI subjek >20% maka subjek diminta menggosok gigi kemudian
dilakukan pengukuran ulang hingga skor OPI mencapai <20%. Pengambilan
foto klinis dan pengukuran tinggi papila interdental dengan menggunakan
probe periodontal dari ujung gingiva hingga titik interproksimal gigi subjek
sebagai data baseline dilakukan pada hari ke-1 yang disebut tahap observasi
awal.Subjek yang sebelumnya telah dilakukan pengukuran OPI, diminta untuk
berkumur dengan keras 3-4 kali. Subjek menerima perlakuan berupa aplikasi
patch mukoadhesif tanpa bahan aktif pada area BT dan diminta untuk tidak
makan, minum dan berkumur selama 2 jam setelah perlakuan, patch dibiarkan
melekat selama ± 8 jam kemudian dilepas dari mukosa. Tahapan ini dilakukan
pada hari ke-1, kemudian pengulangan aplikasi dilakukan secara mandiri oleh
subjek setiap 1 kali sehari. Subjek diinstruksikan untuk melakukan tindakan
pembersihan seperti menggosok gigi sebelum aplikasi, kemudian patch
ditempelkan pada mukosa tepatnya pada area BT, subjek diminta untuk tidak
makan, minum, dan berkumur selama 2 jam, patch dibiarkan menempel pada
mukosa dan dapat dilepas setelah ± 8 jam. Aplikasi patch dilakukan selama 14
hari terhitung dari hari ke-1 hingga hari ke-14. Penentuan frekuensi aplikasi
patch dilakukan berdasar data bahwa waktu paruh AH pada jaringan dengan
kemampuan turnover adalah 1-2 hari (Dahiya & Kamal, 2013). Pada hari ke-8
dan hari ke-15 dilakukan observasi dengan mengambil foto klinis dan
pengukuran tinggi papila interdental. Observasi ini untuk melihat adanya
perubahan pada jaringan gingiva, karena secara normal perbaikan jaringan
gingiva terjadi setelah 7 hari (Sanchez et al., 2017). Data yang diperoleh dari
setiap observasi dibandingkan untuk mengetahui pengaruh aplikasi patch
mukoadhesif tanpa bahan aktif terhadap perbaikan dan penumbuhan jaringan
gingiva pada kasus black triangle pasien ortodonsi.
b. Periode Washed Out dilakukan selama 7 hari terhitung dari hari ke-16 sampai
hari ke-22 yang bertujuan untuk menghilangkan efek yang mungkin dapat
timbul dari perlakuan sebelumnya dan dapat mempengaruhi hasil dari
perlakuan setelahnya.
8
DAFTAR PUSTAKA
Al-Zarea, K., Sghaireen, M., Alomari, W., Bheran, H. and Taher, I., 2015). Black
Triangles Causes and Management: A Review of Literature, BJAST, 6(1), 1-
7.
Awartani, F. and Tatakis, D., 2015, Interdental Papilla Loss: Treatment by
Hyaluronic Acid Gel Injection: A Case Series, Clinical Oral Investigations,
20(7), 1775-1780.
Casale, M., Moffa, A., Vella, P., Sabatino, L., Capuano, F., Salvinelli, B., Lopez,
M., Carinci, F. and Salvinelli, F., 2016, Hyaluronic Acid: Perspectives in
Dentistry: A systematic Review, Int J Immunopathol Pharmacol, 29(4),
572-582.
Dahiya, P. and Kamal, R., 2013, Hyaluronic Acid: A Boon in Periodontal
Therapy, North American Journal of Medical Sciences, 5(5), 309-315.
Dandekar, S. and Deshpande, N., 2016, Management of Black Triangles: A
Literature Review, GJRA, 5(7), 107-109.
Dirgahayu, F., Septinova, D. and Nova, K., 2016, Perbandingan Kualitas
Eksternal Telur Ayam Ras Strain Isa Brown dan Lohmann Brown, JIPT,
4(1), 1-5.
Ekawati, M., Suirta, I. and Santi, S., 2017, Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid pada Daun Sembukan (Paederia Foetida L) Serta Uji
Aktivitasnya sebagai Antioksidan, Jurnal Kimia, 11(1), 43-48.
Ketta, M. and Tůmová, E., 2016, Eggshell Structure, Measurements, and Quality-
Affecting Factors in Laying Hens: A Review, Czech.J.Anim.Sci., 61(7),
299-309.
King`ori, A., 2011, A Review of the Uses of Poultry Eggshells and Shell
Membranes, Int. J. Poult. Sci., 10(11), 908-912.
Lestari, A., Hudoyo, A. and Kasymir, E., 2015, Proyeksi Produksi dan Konsumsi
Telur Ayam Ras di Provinsi Lampung, Jurnal Ilmu Ilmu Agribisnis, 3(3),
287-293.
10
Long , F.D., Adams, G.R., and De Vore, D.P., 2004, Preparation of Hyaluronic
Acid From Eggshell Membrane, New Life Resources LLC, US.
Mansouri S., Ghasemi M., Salmani Z. and Shams N., 2013, Clinical Application
of Hyaluronicacid Gel for Reconstruction of Interdental Papilla at The
Esthetic Zone, JIDAI, 25, 152–157.
Mojtahedi, N., Ghalayani, P., Golestannejad, Z., Davari, A. and Shahi, H., 2017,
Comparative Evaluation of Two Forms of Drugs: Patch & Lotion of
Clobetasol, on Recovery Indicators of Aphthous Stomatitis, Annals of
Dental Specialty, 5(2), 27-32.
Montevecchi, M., 2011, Variables Affecting the Gingival Embrasure Space in
Aesthetically Important Regions: Differences Between Central and Lateral
Papillae, The Open Dentistry Journal, 5(1), 126-135.
Necas, J., Bartosikova, L., Brauner, P., dan Kolar, J., 2008, Hyaluronic Acid
(Hyaluronan) : A Review, Veterinarni Medicina, 53(8), 397-441.
Phanindra, B., Moorthy, B. and Muthukumaran, M, 2017, Recent Advances in
Mucoadhesive/ Bioadhesive Drug Delivery System: A Review, IJPMBS,
2(1), 68-84.
Sánchez, D., Ocampo, B. and Chirino, C., 2017, Use of Hyaluronic Acid as An
Alternative for Reconstruction of Interdental Papilla, Revista Odontológica
Mexicana, 21(3), 199-207.
Setyawan, E., Samirana, P. and Indyayani, I., 2016, Pengaruh Pemakaian PEG
400 Dan Mentol dalam Patch Mukoadhesif Ekstrak Etanol Daun Sirih
(Piper Betle L.) terhadap Transpor Senyawa Polifenol, Media Farmasi,
13(1), 1-13.
Shekar, S., Avinash, B., Bhagyalakshmi, A. and Chandrashekar, B., 2017,
Periodontal Considerations During Orthodontic Treatment, Indian J Oral
Health Res, 3(1), 1-8.
Sidana, A., Tandon, R. and Srivastava, S., 2014, Deleterious Effects of
Orthodontic Force to the Periodontal Tissue, Journal of Dentofacial
Sciences, 3(4), 1-6.
Tanaka O., Furquim B., Pascotto R., Ribeiro G., Bósio J., Maruo H., 2008, The
Dilemma of the Open Gingival Embrasure Between Maxillary Central
Incisors, J Contemp Dent Pract, 9(6), 092-098.
Vulganova, K., Ürgeova, E. and Rovenský, J., 2014, Conditions of Hydrolyse
Polysaccharides from Eggshell Membranes, Int J Sci Commer Humanit,
2(2), 112-118.
Yadav, V., Gupta, A., Kumar, R., Yadav, J. and Kumar, B., 2010, Mucoadhesive
Polymers: Means of Improving the Mucoadhesive Properties of Drug
Delivery System, J. Chem. Pharm. Res, 2(5), 418-432.
11
BAB 6
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pendamping
Biodata Ketua
12
Biodata Anggota 1
25 Oktober 2017
13
Biodata Anggota 2
25 Oktober 2017
14
lokasi
penelitian
Perjalanan
menemui
subjek
penelitian
6 kali
yang 50.000/
Bensin perjalana 300.000
merupakan perjalanan
n
pasien dokter
gigi untuk
pelaksanaan
uji
SUB TOTAL (Rp) 450.000
4. Lain-lain
Justifikasi Harga Jumlah Biaya
Material Volume
Pemakaian Satuan (Rp) (Rp)
Biaya Ethical 1
Administrasi 150.000 150.000
Clearance eksemplar
Biaya pendaftaran Penyewaan 100.000/
3 bulan 300.000
laboratorium laboratorium bulan
Memastikan
identitas telur
120.000/
Determinasi bahan ayam adalah 1 sampel 120.000
sampel
strains
Lohmann
Ekstraksi
320.000/
Biaya ekstraksi bahan bahan metode 1000 mg 800.000
500 mg
maserasi
Biaya sewa vacuum Evaporasi
10 jam 25.000/jam 250.000
rotary evaporator pelarut
Mempercepat
Biaya sewa waterbath 10 jam 15.000/jam 150.000
evaporasi
125.000/
Biaya isolasi bahan Isolasi bahan 6 sampel 750.000
sampel
Pengujian 175.000/
Biaya uji FTIR 6 sampel 1.050.000
sampel sampel
Biaya sewa lab untuk Pembuatan 500.000/
2 kali 1.000.000
pembuatan sediaan patch sewa
Jasa
Biaya jasa 200.000/
laboran/tekni 4 bulan 800.000
laboran/teknisi bulan
si
18
6 kali
Bingkisan
Bingkisan untuk pertemua 20.000/
tanda 600.000
subjek nx5 orang
terimakasih
orang
Print
Pembuatan proposal 3 buah 15.000/buah 45.000
proposal
Pembuatan laporan Print laporan 3 buah 28.000/buah 84.000
6 kali
Pencetakan
pertemua
Cetak foto foto hasil 12.000/foto 360.000
nx5
perlakuan
orang
SUB TOTAL (Rp) 6.459.000
Total (Keseluruhan) 12.500.000
19
Alokasi
No Program Bidang Waktu
Nama/ NIM Uraian Tugas
. Studi Ilmu (jam/ming
gu)
1 Durrotun Pendidikan Medika 12 jam / Koordinator
Nafi’isah Dokter Gigi minggu kelompok,
(14/362586/ penentuan
KG/9886) subjek,
perlakuan
terhadap subjek
penelitian,
analisis data,
penyusunan
laporan
2 Christopher Pendidikan Medika 12 jam / Pembuatan
Ernesto Budi Dokter Gigi minggu informed
(15/382666/ consent,
KG/10340) persiapan alat
dan bahan,
pengumpulan
data,
penyusunan
laporan
3 Natalia Farmasi Medika 12 jam / Pembuatan
Ivanaputri minggu ethical
(15/377441/FA clearance,
/10409) pembuatan
ekstrak dan
sediaan,
analisis data,
penyusunan
laporan
20