Disusun oleh :
MARSELINUS SIEP
(31440120026)
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa atas karunianya sehingga penyelesaian
tugas laporan ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Laporan tentang penyakit
“Rheumatoid Arthritis” ini disusun dan dikemas dari berbagai sumber sehingga
memungkinkan untuk dijadikan referensi maupun acuan. Besar harapan laporan ini dapat
memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan di bidang keilmuan khususnya dalam bidang
keparawatan dasar tentang memahami dan dapat menerapkan pendekatan proses keperawatan
dalam melaksanakan asuhan keperawatan dengan berfikir kritis.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
penyusun mengharapkn saran dan kritik yang membangun untuk lebih menyempurnakan
laporan ini. Akhir kata penyusun ucapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua
orang yang membaca makalah ini.Terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I..............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian............................................................................................................2
1.Tujuan Umum...............................................................................................................2
2.Tujuan Khusus..............................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................................3
1.Secara Akademis..........................................................................................................3
2.Bagi Peneliti.................................................................................................................3
4.Bagi Responden............................................................................................................3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah-masalah kesehatan akibat penuaan usia terjadi pada berbagai sistem
tubuh salah satunya adalah rematik. Rematik adalah penyakit inflamasi non
bakterial yang bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi
serta jaringan ikat sendi secara simetris (Chairuddin, 2011)..Menurut Sutiami
(2020) yang merupakan kader Desa Wonodadi Fenomena yang tejadi di
masyarakat yang tidak menjaga pola hidup bahkan cenderung menghiraukan
faktorpaktor pencetus rematik seperti mengkonsumsi jeroan dan santan, banyak
masyarakat yang sudah mengetaui nya tetapi tetap mengkomsumsinya dan
kebiasaan masyarakat saat mereka terkena rematik mekonsumsi kangkung yang
tumbuh liar di sawah mereka percaya bahwa menkonsumsi nya akan sembuh dari
penyakit rematik.
Penyebab Rheumatoid Arthritis yaitu seperti adanya faktor genetik atau faktor
keturunan, faktor lingkungan, faktor hormon estrogen, faktor stress, penuaan, serta
adanya inflamasi atau peradangan (Wahyuni, 2016). Rematik merupakan suatu
penyakit yang telah lama dikenal dan sudah tesebar luas di seluruh dunia, termasuk
di Indonesia. Penyebab dari Rheumatoid Arthritis belum diketahui secara pasti,
namun faktor presdiposisi atau faktor pencetusnya adalah adanya mekanisme
imunitas (antigenantibodi), Pada orang yang sering melakukan aktivitas dengan
menggunakan lututnya, seperti pedagang keliling, orang yang terbiasa terlalu lama
jongkok, dan orang yang terbiasa memikul beban berat juga dapat memicu
terjadinya Rheumatoid Arthritis atau rematik (Bawarodi et al., 2017). Dampak dari
penyakit Rematik ini apabila tidak segera ditangani maka akan menimbulkan
kecacatan baik ringan seperti kerusakan sendi maupun kecacatan berat seperti
kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini mungkin akan menyebabkan berkurangnya
kualitas hidup seseorang yang berakibat terbatasnya aktivitasnya bahkan parahnya
dapat terjadi depresi dan gangguan kejiwaan (Ferawati, 2017).
B. Rumusan Masalah
Untuk mengetahui lebih lanjut dari perawatan penyakit ini maka penulis
akan melakukan kajian lebih lanjut dengan melakukan asuhan keperawatan
penyakit rheumatoid arthritis dengan membuat rumusan masalah sebagai
berikut: “Bagaimanakah asuhan keperawatan pada lansia dengan diagnosa
medis rheumatoid artritis dengan masalah keperawatan nyeri akut?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
1. Mengidentifikasi asuhan keperawatan lansia dengan masalah keperawatan
nyeri akut pada diagnosa medis artritis rheumatoid.
2. Tujuan Khusus
1. Mengkaji pada asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan nyeri
akut pada diagnosa medis rheumatoid artritis.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan asuhan keperawatan dengan masalah
keperawatan nyeri akut pada diagnosa medis rheumatoid artritis.
3. Merencanakan tindakan keperawatan asuhan keperawatan dengan masalah
keperawatan nyeri akut pada diagnosa medis rheumatoid artritis.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan asuhan keperawatan dengan masalah
keperawatan nyeri akut pada diagnosa medis rheumatoid artritis.
5. Mengevaluasi asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan nyeri akut
pada diagnosa medis rheumatoid artritis.
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan asuhan keperawatan dengan
masalah keperawatan nyeri akut pada diagnosa medis rheumatoid artritis.
D. Manfaat Penelitian
Terkait dengan tujuan, maka tugas akhir ini diharapkan dapat
memberi manfaat:
1. Secara Akademis, hasil studi kasus ini merupakan sumbangan bagi
ilmu pengetahuan khususnya dalam hal asuhan keperawatan pada
penderita rheumatoid artritis dengan masalah keperawatan nyeri
akut.
2. Bagi Peneliti
3. Memberikan pengalaman yang nyata untuk melakukan observasi
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita penyakit
rheumatoid artritis dengan masalah keperawatan nyeri akut dan
dapat dijadikan sumber informasi yang digunakan untuk peneliti
selanjutnya.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi institusi
pendidikan dalam pengetahuan, pengembangan dan peningkatan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
5. Bagi Responden
Memberikan pengetahuan tambahan sehingga dapat lebih
mengetahui tentang penyakit rheumatoid artritis.
6. Bagi Ilmu Keperawatan
Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengetahuan ilmu
keperawatan dan bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan
keperawatan pada penderita rheumatoid artritis dengan masalah
keperawatan nyeri akut.
E. Sistematika Penulisan
Supaya lebih jelas dan lebih mudah dalam mempelajari dan
memahami studi kasus ini, secara keseluruhan di bagi menjadi tiga
bagian, yaitu :
I. Bagian awal, memuat halaman judul, kata pengantar, daftar isi.
Bagian inti, terdiri dari tiga bab, yang masing-masing bab
terdiri dari sub bab berikut ini :
Bab 1 : Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, tujuan,
manfaat penelitian, sistematika penulisan studi kasus.
Bab 2 : Tinjauan pustaka, berisi tentang konsep penyakit
dari sudut pandang medis dan asuhan keperawatan klien
dengan diagnosa penyakit jantung koroner serta kerangka
masalah.
Bab 3 : Penutup, berisi tentang simpulan dan saran.
II. Bagian akhir, terdiri dari daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi nonbakterial yang
bersifat sistemik, progresif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan
ikat sendi secara simetris. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi
tangan, pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya bersifat
simetris atau bilateral, tetapi kadang juga bisa terjadi pada satu sendi saja yang
disebut dengan Arthritis Rheumatoid mono-artikular (Huda & Kusuma, 2015).
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit peradangan kronis pada sendi yang
tidak diketahui penyebabnya dengan manifestasi seperti kelelahan, malaise, dan
kekakuan pada pagi hari. Rheumatoid Arthritis (RA) dapat menyebabkan
kerusakan pada sendi dan sering menyebabkan morbiditas bahkan dapat
menyebabkan kematian yang cukup besar (Zairin, 2016).
2. Etiologi
Menurut Khalid Mujahidullah (2012) artritis reumatoid merupakan sindrom
yang hingga saat ini terdapat lebih dari 100 macam penyakit yangdi klasifiikasikan
dalam golongan artritis reumatoid. Sebagian besar belum dapat dijelaskan
penyebabnya. Pada usia lanjut sebab-sebab gangguan Rematik atau pada system
musculoskeletal dapat di kelompokan sebagiai berikut:
1. Mekanik : penyakit sendi degeneratife (osteoarthritis), Sterosis spinal.
2. Metabolic: Osteoporosis,myxedema, penyakit paget.
3. Berkaitan dengan penyakit keganasan: artropati kasino matosa atau neurimiopati
dan dermatomyosistis, osteoatropati hipertropika.
4. Pengaruh obat : Diuretika dapt menimbulkan GOUT, Lupus eritronatosis
sistemik.
5. Radang : polymyalgia Reumatika, temporal (giant cell), atritis gout. Adapun
beberapa faktor yang resiko yang diketahui adalah:
1) Usia lebih dari 40 tahun
2) Jenis kelamin, wanita yang lebih sering
3) Kegemukan dan penyakit metabolik
4) Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
5) Kelainan pertumbuhan
6) Kepadatan tulang dan lain-lain
3. Manifestasi Klinis
Pada setiap orang gejala artritis reumatoid yang dirasakan berbeda-beda, berikut
adalah beberpa tanda dan gejala umum yang dirasakan dari penyakit Rematik:
1. Kekauan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi
hari.
2. Bengkak dari nyeri pada umunya terjadi pada sendi-sendi tangan.
3. Sakit atau radang dan terkadang bengkak dibagian persendiaan pergelangan jari,
tangan, kaki, bahu, lutut, pinggang, punggung dan sekitar leher.
4. Sakit artritis reumatoid kambuh biasanya pada saat cuaca mendung saat mau
hujansetelah mengkonsumsi makanan pantangan seperti; sayur bayam,
kangkung,kelapa, santan, dan lain-lain (Haryono dan Setianingsih, 2013, h. 10)
4. Klasifikasi
Ditinjau dari lokasi patologis maka jenis rematik tersebut dapat dibedakan
dalam dua kelompok besar yaitu: rematik artikular dan rematik non artikular.
Rematik Artikular atau Arthritis (radang sendi) merupakan gangguan rematik yang
berlokasi pada persendian, diantaranya meliputi Arthritis Rheumatoid,
Osteoarthritis, Olimiagia Reumatik, Artritis gout. Rematik non artikular atau ekstra
artikular yaitu gangguan rematik yang disebabkan oleh proses diluar persendian
diantaranya Bursitis, Fibrositis, Sciatica (Hembing,2013). Rematik dapat
dikelompokkan dalam beberapa golongan yaitu:
5. Patofisiologi
Penyebab dari Rheumatoid Arthritis menurut Zairin (2016), belum diketahui
secara pasti. Meskipun etiologi infeksi telah berspekulasi bahwa penyebab dari
Rheumatoid Arthritis ini adalah organisme Mikoplasma, virus Epstein-Barr,
Parvovirus, dan Rubella, tetapi tidak ada organisme yang terbukti bertanggung
jawab dalam terjadinya penyakit ini. Rheumatoid Arthritis (RA) dikaitkan dengan
banyak respon autoimmune, tetapi apakah autoimmune itu merupakan peristiwa
sekunder atau primer masih belum diketahui secara pasti.
Rheumatoid Arthritis memiliki komponen gen yang genetik yang signifikan dan
berbagai epitop dari cluster HLA-DR4/DR1 hadir pada 90% pasien dengan
Rheumatoid Arthritis. Hiperplasia cairan sendi dan aktivasi sel endotel adalah
kejadian pada awal proses patologis yang berkembang menjadi suatu peradangan
yang tidak terkontrol dan berakibat pada kehancuran tulang dan tulang rawan.
Faktor genetik dan kelainan sistem kekebalan tubuh berkontribusi terhadap
progresivitas penyakit Rheumatoid Arthritis. Sel T CD4, fagosit mononuclear,
fibroblast, osteoklas, dan neutrofil memainkan peran seluler utama dalam
patofisiologi Rheumatoid Arthritis, sedangkan Limfosit B memproduksi
autoantibodi. Produksi sitokin abnormal, kemokin, dan mediator inflamasi lain
telah ditunjukkan pada pasien dengan Rheumatoid Arthritis. Pada akhirnya,
peradangan dan proliferasi sinovium yaitu pannus menuju kepada kerusakan
berbagai macam jaringan pada sendi, termasuk tulang rawan, tulang, tendon,
ligament, dan pembuluh darah. Meskipun struktur articular adalah tempat utama
yang terlibat oleh tejadinya Rheumatoid Arthritis, tetapi jaringan lain juga dapat
terpengaruh (Zairin, 2016).
6. Pemeriksaan Diagnostik
1. Tes seroligi
1.) BSE positif
2.) Darah, bisa terjadi anemia dan leukositis
3.) Rheumatoid faktor terjadi 50-90% penderita.
2. Pemeriksaan radiologi
1.) Periarticular osteoporosis, permulaan sendi-sendi erosis
2.) Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, subluksasi dan ankilosis
3. Aspirasi sendi Cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic, cairan
dari sendi di kultur dan bisa diperiksa secara makrosop (Mujahidullah ,2012, h.
83)
7. Penatalaksanaan
1. Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya
bersifat simtomatik. Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya
sebagai analgentik dan mengurangi peradagan.
1) Analgetik yang daapt dipakai adalah asetaminofen dosis2,6-4 g/hr atau
propeksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun perhatikan efek
samping pada saluran cerna dan ginjal.
2) Jika tidak berpengaruh atau jika terdapat tanda peradangan, maka OAINS
seprti fenoprofin, piroksikam, ibuprofen, dan sebagianya dapat digunakan.
Dosis untuk osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis
rheumatoid. Oleh karena itu pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek
samping utama adalah ganguan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal
2. Perlindungan sendi dengan koreksi postur tubuh yang buruk, penyangga utuk
lordosis lumbal, menghindari aktivitas yang 39 berlebihan pada sendi yang
sakit, dan pemakaian alat-alat untuk meringankan kerja sendi.
3. Diet
4. Dukungan psikososial.
5. Fisioterapi
6. Operasi dipertimbangkan pada pasien dengan kerusakan sendi yang nyata,
dengan nyeri yang menetap, dan kelemahan fungsi (Mujahidullah, 2012, h. 83-
84)
7. Melakukan olahraga dengan teratur Hal pertama yang bisa Anda lakukan untuk
mencegah terjadinya rematik adalah dengan melakukan olahraga secara teratur.
Latihanlah dengan rutin, karena ini tidak hanya akan membuat Anda semakin
menyehatkan kondisi jantung dan juga sistem kardiovaskular, namun juga akan
membuat Anda semakin menguatkan tulang dan terhindar dari serangan
rematik.
8. Melakukan peregangan Melakukan peregangan juga dinilai mampu
meningkatkan kerja dan keuatan sendi. Namun pastikan juga sebelum Anda
melakukan peregangan, Anda melakukan pemanasan. Melakukan peregangan
tanpa dibarengi dengan pemanasan yang lebih lanjut akan semakin
memperburuk kerja sendi bahkan juga akan semakin menembahkan ketegangan
otot Anda.
9. Konsumsi air secukupnya Selanjutnya Anda juga sangat dianjurkan untuk
mengkonsumsi air putih, karena jika air putih tercukup makan akan membantu
pembentukan 70 persen dari tulang rawan pada persendian dan juga membantu
untuk menjaga mereka dari lumasi sehingga tulang tidak akan menggosok pada
satu sama lainnya. Anda juga sebaiknya memastikan untuk mengkonsumsi
minimalnya 8 gelas air putih dalam 1 hari.
10. Berjalan kaki Anda juga bisa melakukan olahrga kecil yaitu berjalan kaki tanpa
menggunakan alas kaki, di sebuah taman atau disekitar perumahan yang
biasanya menyediakan tempat khusus untuk berolahrga, selain itu biasanya juga
akan disediakan batu kerikiril atau jalan setapak bebatuan. Manfaatkanlah jalan
tersebut untuk berjalan diatasnya. Anda bisa melakukannya 2 kali dalam
seminggu sehingga bisa membantu untuk meningkatkan kerja otot pada bagian
kaki dan juga persendian.
1. Pengkajian