BAB IV
1. PENGAERTIAN PERKAWINAN
Perkawinan adalah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri
dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME (UU
No. 1 Thn. 1974)
2. PERSYARATAN PERKAWINAN
2) adanya izin kedua orang tua (wali bagi calon mempelai yang belum berusia 21 tahun
3) usia calon mempelai pria sudah mencapai 19 Thn dan wanita mencapai 16 Thn.
4) Antara calon mempelai pria dan wanita tidak ada hubungan darah
Setiap orang yang akan melangsungkan perkawinan harus memberitahukan kepada petugas pencatat
perkawinan (bagi beragama islam) dan kantor catatan sipil bagi non muslim
Pemberitahuan memuat nama, umur, agama, pekerjaan, tempat tinggal, pemberitahuan harus sudah
Apabila ketentuan tentang pemberitahuan dan penelitian telah dilakukan maka melakukan pengumuman
4. PENCEGAHAN PERKAWINAN
Perkawinan dapat dicegah apabila ada pihak yang tidak memenuhi persyaratan untuk
melangsungkan pernikahan (pasal 13 Jo. 20)
1) para keluarga dalam garis keturunan lurus keatas dan kebawah dari salah seorang
mempelai
5. PEMBATALAN PERKAWINAN
Perihal pembatalan perkawinan diatur dalam UU No. 1 Thn 1974 pasal 22 sd 28 dan peraturan pemerintah
Permohonan pembatalan perkawinan tersebut dalam pasal 23,24, dan 27 UU No. 1 Thn. 1974 yaitu:
1) para keluarga dalam garis keturunan lurus keatas dari suami atau istri
6. PERKAWINAN CAMPURAN
Perkawinan campuran adalah perkawinan antara dua orang yang diindonesia tunduk pada hukum
yang berbeda karena perbedaan kewarganegaraan dan salah satu pihak
berkewarganegaraan Indonesia.
kondisi perkawinan campuran adalah menurut hukum yang berlaku kepada masing-masing pihak
bagi yang melakukan perkawinan campuran, dapat memperoleh kewernegaraan dari suami atau
istrinya dan dapat pula kehilangan kewarganegaraannya.