Adat Istiadat Aceh Tengah
Adat Istiadat Aceh Tengah
Kabupaten Aceh Tengah memiliki konsep dasar utama dalam pemajuan kebudayaan yang
khas, diantaranya: keramat mupakat (musyawarah), mukemel (harga diri), alang tolung
(tolong menolong), tertip bermajelis umet bermulie (tertib beribadah), dan sumang 4 (4 tata
tertib pergaulan dalam masyarakat).
Empat macam perbuatan atau tingkah laku yang dilarang dalam hukum Gayo yaitu :
1. Sumang Percerakan.
Yaitu larangan berbicara atau mengeluarkan perkataan yang tidak baik, tidak
sopan, dan tidak sesuai dengan etika sopan santun dalam berbicara.
Perkataan yang termasuk Sumang ialah berkata kasar, angkuh, dalam Bahasa
Gayo disebut bercerk sergak atau jis dan jengkat (tidak sopan dan hormat), nada
suara yamg tinggi saat seorang anak berbicara dengan orang tuanya dan
menentang tatapan wajahnya.
Dalam pepatah Gayo, menghormati dan mengargai itu diungkapkan dalam kata
petuah ta’zim kin reje demu denie, ta’zim kiin guru demu ilmu (artinya, patuh
kepada raja dapat dunia, patuh kepada guru dapat ilmu)
2. Sumang Pelangkahan
Dalam budaya masyarakat Gayo, seorang gadis atau wanita dewasa (sumang)
dilarang dan tabu berpergian ke tempat yang sunyi, dan jauh dari pandangan
orang banyak, apalagi bersama lawan jenis yang bukan muhrim, bahkan
dengan muhrim yang sebaya pun dianggap tabu. Dalam budaya adat Gayo,
tabu itu disebut kemali (hal yang dilarang)
3. Sumang Kenunulen
larangan seseorang untuk duduk atau tinggal dengan wanita yang bukan
muhrimnya.
4. Sumang Penengonen