Anda di halaman 1dari 16

Nama : Devitia Oktavia

Nim : 023001904531
Matkul : Manajemen Investasi (Ringkasan Valuasi Saham Chap 10 dan 11)

VALUASI SAHAM

PENJELASAN VALUASI SAHAM


Valuasi Saham adalah proses menentukan berapa harga yang wajar untuk suatu
saham. Walaupun harga saham berubah setiap waktu, namun dengan mengetahui nilai
wajarnya, kita akan lebih tenang dalam menghadapi gejolak pasar. Dalam melakukan
valuasi, mau tidak mau kita harus mengerti sedikit cara membaca laporan keuangan
sebab perhitungan valuasi melibatkan item-item dalam laporan keuangan perusahaan.
Warren Buffett mengatakan bahwa nilai intrinsik (nilai wajar) suatu saham
didefinisikan sebagai nilai saat ini dari aliran kas masuk yang akan didapatkan
sepanjang umur hidup perusahaan tersebut.  Nilai saat ini dari uang yang akan kita
dapatkan di masa depan merupakan konsep time value of money. Buffett mengatakan
bahwa cara ini adalah satu-satunya cara yang masuk akal untuk mengevaluasi
keatraktifan dari suatu investasi dan bisnis. Pemikiran Warren Buffett mengenai nilai
intrinsik ini banyak dipengaruhi oleh John Burr Williams, yang merupakan orang
yang pertama kali mengemukakan pemikiran mengenai nilai intrinsik ini.
Charles S. Mizrahi dalam bukunya “Getting Started in Value Investing”
menjelaskan sebuah cara sederhana dalam melakukan penilaian harga wajar saham.
Meskipun sederhana bukan berarti cara ini tidak efektif.  Keindahan dari cara ini
justru berasal dari kesederhanaannya. Agar lebih mudah dipahami, proses valuasi ini
akan saya pecah menjadi beberapa langkah.  Sebagai contoh saya akan menilai harga
wajar saham PT. Unilever Indonesia. Laporan keuangannya. Saya memilih Unilever
karena perusahaan ini merupakan perusahaan yang sangat solid dengan manajemen
yang mumpuni. Perlu diingat, sebelum melakukan valuasi kita sebaiknya memilih
perusahaan dengan pertumbuhan laba bersih 5 tahun ke belakang minimal 10%.
Beruntung sekali ternyata kita dapat memperoleh data keuangan Unilever sampai
dengan 10 tahun ke belakang. Selain itu, sebaiknya saham yang akan kita nilai
memiliki Return on Equity (ROE) minimal 15%. Unilever dapat memenuhi kriteria-
kriteria tersebut.
Sebelum melakukan valuasi, coba buat dulu profil dari perusahaan tersebut seperti di
bawah ini:

Pertama-tama kita harus menentukan dahulu pertumbuhan (growth) EPS (Earning per
Share) selama paling tidak 5 tahun ke belakang. Dalam menentukan berapakah
proyeksi pertumbuhan EPS selama 5 tahun ke depan, ikuti langkah berikut:

 Jika rata-rata pertumbuhan EPS perusahaan 5 tahun ke belakang lebih besar dari
15%, maka proyeksi pertumbuhan EPS 5 tahun ke depan adalah 15%. Mengapa
saya menentukan proyeksi EPS 15%? Sangat sedikit perusahaan yang mampu
mempertahankan pertumbuhan EPS di atas 15% per tahun secara kontinyu. Oleh
karena itu sebaiknya kita proyeksikan pertumbuhan EPS selama 5 tahun ke depan
adalah 15%.
 Jika pertumbuhan EPS perusahaan 5 tahun ke belakang lebih kecil dari 15%,
maka proyeksi pertumbuhan EPS 5 tahun ke depan adalah 10%.

Terlihat bahwa pertumbuhan EPS rata-rata Unilever adalah 16.94% per tahun. Oleh
karena itu kita tentukan proyeksi pertumbuhan EPS 5 tahun ke depan adalah 15% per
tahun. Setelah itu kita tentukan proyeksi rasio P/E (Price to Earning) untuk 5 tahun ke
depan. Untuk memproyeksi P/E Unilever 5 tahun ke depan, kita dapat menggunakan
langkah mudah berikut:

 Jika P/E lebih dari 20, gunakan proyeksi P/E 17


 Jika P/E kurang dari 20, gunakan proyeksi P/E 12

Saat ini berdasarkan data kuartal III dapat diperkirakan P/E Unilever adalah 21.9 (>
20). Dengan demikian kita tentukan proyeksi P/E 5 tahun ke depan adalah sebesar 17.
Setelah menentukan proyeksi pertumbuhan EPS dan P/E, mari kita mulai proses
valuasinya.

LANGKAH 1: Menghitung EPS 5 tahun ke depan berdasarkan proyeksi


pertumbuhan 15%

Menentukan besar EPS 5 tahun ke depan berdasarkan proyeksi pertumbuhan EPS


(15%). Mari kita perhatikan tabel perhitungan besar EPS 5 tahun ke depan di bawah
ini:

Kita mendapatkan proyeksi EPS r tahun ke depan (akhir tahun 2013) adalah sebesar
718 rupiah.

LANGKAH 2: Mengalikan proyeksi P/E dengan proyeksi EPS pada tahun ke-5
(tahun 2013)

Karena proyeksi P/E yang kita gunakan adalah 17, maka dengan mengalikan
EPSsaham Unilever maka pada akhir tahun ke-5 (akhir tahun 2009) dengan proyeksi
P/E (17), saham Unilever akan diperdagangkan pada harga 12,207 rupiah per lembar.

LANGKAH 3: Menghitung laba yang dibayarkan sebagai dividen

Berdasarkan laporan keuangan yang lalu, didapatkan bahwa porsi keuntungan yang
diberikan Unilever sebagai dividen adalah 60.22%. Angka ini disebut juga dengan
dividen payout ratio. Dengan menjumlahkan EPS selama 5 tahun ke depan kita
mendapatkan jumlah EPS adalah 2,768 rupiah per lembar saham (411 + 472 + 543 +
624 + 718 = 2,768). Dengan mengalikan jumlah EPS tersebut dengan dividen payout
ratio sebesar 60.22%, kita memproyeksikan total dividen yang akan kita terima
selama 5 tahun ke depan adalah sebesar 1,667 rupiah per lembar saham (2,768 x
60.22% = 1,667). Sebagai catatan, nilai dividen payout ratio Unilever ini sangat
tinggi. Hal tersebut wajar karena Unilever merupakan perusahaan yang sudah mature
dan tidak terlalu agresif berekspansi.

LANGKAH 4: Menghitung harga saham total

Dengan menambahkan proyeksi harga saham 5 tahun ke depan dengan jumlah


dividen yang kita terima dalam kurun waktu tersebut, kita mendapatkan harga saham
total Unilever 5 tahun ke depan adalah 13,875 per lembar (12,207 + 1,667 = 13,875 –
> dengan pembulatan). Apakah perhitungan kita sudah selesai? Belum. Harga yang
kita dapatkan tersebut adalah harga 5 tahun ke depan. Kita harus mengetahui berapa
harga wajar yang pantas kita bayarkan saat ini untuk mendapatkan return yang bagus
terhadap investasi kita.

LANGKAH 5: Menentukan berapa harga yang pantas dibayarkan untuk


mendapatkan return yang layak

Jika kita memasukkan uang kita dalam deposito, berapakah return per tahun yang
akan kita dapatkan? Saat ini kita akan memperoleh return dari deposito sekitar 8-9%
per tahun. Karena kita ingin berinvestasi di saham, tentu saja kita menuntut return
yang lebih tinggi dari itu karena kita telah mengambil risiko yang lebih tinggi.
Kelebihan return tersebut dinamakan risk premium. Di AS, risk premium rata-rata
adalah 4.91%.  Untuk Indonesia terdapat tambahan country risk premium sebesar
5.25%. Jadi total risk premium yang akan kita gunakan adalah 10.16%. Data tersebut
dapat kita dapatkan dari sini. Dengan menambahkan total risk premium (10.61%)
dengan suku bunga deposito (8%), maka return yang layak untuk berinvestasi di
saham adalah sebesar 18.61% per tahun. mengetahui bahwa saham Unilever akan
diperdagangkan di harga 13,875 untuk 5 tahun ke depan. Berapakah harga yang patut
kita bayarkan untuk selembar saham Unilever saat ini untuk memperoleh return
18.61% per tahun? Untuk menentukan harga yang pantas, maka kita harus membagi
harga pada akhir tahun ke-5 tersebut  (13,875) dengan 1.1861 tiap tahunnya selama 5
tahun.
Terlihat bahwa harga yang pantas kita bayarkan untuk selembar saham Unilever
adalah 6,023. Saat ini saham Unilever diperdagangkan di harga 7,600 per lembar,
agak terlalu mahal. Perhatikan bahwa jika kita menginginkan return hanya 15% per
tahun, maka harga tertinggi yang pantas kita bayarkan adalah 6,898.  Mari kita
perhatikan berapa harga tertinggi yang pantas untuk saham tersebut jika kita
menginginkan return yang berbeda.

Terlihat bahwa jika kita bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk suatu
saham, semakin kecil return yang akan kita terima.  Oleh karena itulah investor yang
baik biasanya sangat sabar menunggu harga yang murah untuk mulai berinvestasi.
Investor jenis ini tidak akan gegabah membeli saham tanpa memperhitungkan harga
wajarnya.
MODEL VALUASI SAHAM

1. Dividen yang Diharapkan

Pengertian dividen yang diharapkan adalah dividen yang diharapkan akan


diterima oleh para pemegang saham pada akhir tahun tertentu.
Misalnya D0 adalah dividen terakhir yang telah dibayarkan, dan D1 adalah
dividen pertama yang diharapkan akan dibayarkan pada akhir tahun ini.
Dan D2 adalah dividen yang diharapkan pada akhir tahun kedua, dan seterusnya.
Maka, D1 mencerminkan ARUS KAS pertama yang akan diterima oleh
pembeli saham yang baru. Perhatikan bahwa D0, dividen yang baru dibayarkan,
nilainya telah diketahui secara pasti. Namun nilai seluruh dividen di masa depan
merupakan nilai yang diharapkan. Ekspektasi ini berbeda antar tiap investor, dan
perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan dalam nilai intrinsik
saham.

2. Harga Pasar (Market Price)

Pengertian harga pasar adalah harga di mana saham dijual di pasaran. Di pasar
tersebut ada mekanisme perdagangan saham yang harus diikuti.

3. Harga Saham yang Diharapkan

Pengertian harga saham yang diharapkan adalah nilai intrinsik saham hari ini
seperti yang terlihat oleh investor yang sedang melakukan analisis. Perhatikan
bahwa harga saham yang diharapkan merupakan nilai intrinsik saham hari ini
berdasarkan estimasi investor tertentu. Atau aliran dividen saham yang
diharapkan dan tingkat risiko aliran tersebut. Akibatnya, jika HARGA PASAR
nilainya TETAP dan IDENTIK bagi seluruh investor. Maka harga saham yang
diharapkan  dapat  BERBEDA antara satu investor dengan investor lain.
Tergantung pada seberapa optimis mereka memandang perusahaan. Harga saham
yang diharapkan merupakan estimasi setiap investor tentang nilai intrinsik hari ini
di atas atau di bawah harga saham saat ini. Seorang investor akan membeli saham
hanya jika estimasi mereka atas nilai intrinsik saham lebih besar atau sama
dengan nilai harga pasar. Terdapat banyak investor di dalam pasar saham,
sehingga akan terdapat banyak nilai untuk harga saham yang diharapkan.

Namun yang menentukan harga pasar sebenarnya adalah tindakan dari


investor umum atau marginal. Harga pasar harus sama dengan nilai harga pasar
yang diharapkan, jika tidak akan terjadi disekuilibrium. Dan jual beli dalam pasar
saham akan mengubah harga pasar sampai harga pasar sama dengan harga pasar
yang diharapkan bagi investor marginal.

4. Tingkat Pertumbuhan (Growth Rate)

Pengertian tingkat pertumbuhan adalah dividen per lembar saham yang


diharapkan. Jika dividen diharapkan  tumbuh dengan tingkat yang konstan. Maka
tingkat pertumbuhan akan sama dengan dengan tingkat pertumbuhan Laba
perusahaan dan harga saham yang diharapkan. Investor yang berbeda
menggunakan nilai tingkat pertumbuhan yang berbeda pula untuk meng-evaluasi
saham suatu perusahaan Tapi harga pasar dan nilai intrinsik ditentukan dengan
menggunakan basis tingkat pertumbuhan seperti yang di-estimasikan oleh
investor marginal.

5. Tingkat Pengembalian yang Diminta (Required Rate Of Return)

Pengertian tingkat pertumbuhan adalah dividen per lembar saham yang


diharapkan. Jika dividen diharapkan  tumbuh dengan tingkat yang konstan. Maka
tingkat pertumbuhan akan sama dengan dengan tingkat pertumbuhan Laba
perusahaan dan harga saham yang diharapkan.Investor yang berbeda
menggunakan nilai tingkat pertumbuhan yang berbeda pula untuk meng-evaluasi
saham suatu perusahaan Tapi harga pasar dan nilai intrinsik ditentukan dengan
menggunakan basis tingkat pertumbuhan seperti yang di-estimasikan oleh
investor marginal.

6. Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate Of Return)

Pengertian tingkat pengembalian yang diharapkan adalah tingkat pengembalian


atas saham biasa yang diharapkan akan diterima oleh pemegang saham di masa
depan. Nilai tingkat pengembalian yang diharapkan bisa di atas atau di bawah
nilai tingkat pengembalian yang diminta. Investor hanya akan membeli saham
jika nilai tingkat pengembalian yang diharapkan sama dengan atau lebih besar
dari nilai tingkat pengembalian yang diminta.

7. Tingkat Pengembalian Aktual yang Terealisasi (Actual Realized Rate Of


Return)

Pengertian tingkat pengembalian aktual yang terealisasi adalah tingkat


pengembalian atas suatu saham biasa yang secara aktual diterima oleh pemegang
saham dalam periode di masa lalu.Tingkat pengembalian aktual yang terealisasi
bisa lebih besar atau lebih kecil dibandingkan tingkat pengembalian yang
diharapkan dan atau tingkat pengembalian yang diminta.

Kita bisa berharap mendapatkan pengembalian sebesar tingkat pengembalian


aktual = 10% jika kita membeli saham hari ini. Namun jika pasar saham menurun,
maka kita akan mendapatkan nilai pengembalian aktual terealisasi yang jauh lebih
rendah pada tahun depan, bahkan negatif.

8. Imbal Hasil Dividen (Dividen Yield)

Pengertian imbal hasil dividen adalah dividen yang diharapkan dibagi dengan
harga saham saat ini. Jika saham yang diharapkan akan membayar dividen
sebesar Rp 13.000 sepanjang 12 bulan ke depan. Dan jika harganya saat ini
adalah Rp 260.000 maka imbal hasil dividen yang diharapkan adalah:

= Rp 13.000 / Rp 260.000
= 5%

9. Imbal Hasil Keuntungan Modal (Capital Gain Yield)

Pengertian imbal hasil keuntungan modal adalah keuntungan modal sepanjang


satu tahun tertentu dibagi dengan harga awal. Jika saham hari ini dijual pada
harga Rp 260.000. Dan jika saham diharapkan naik menjadi Rp 273.000 pada
akhir tahun pertama, maka keuntungan modal yang diharapkan adalah:

= Rp 273.000 – Rp 260.000
= Rp 13.000
Imbal hasil laba keuntungan modal yang diharapkan adalah:

= Rp 13.000 / Rp 260.000
= 5%

10. Total Pengembalian yang Diharapkan (Expected Total Return)

Pengertian total pengembalian yang diharapkan adalah jumlah imbal hasil yang
diharapkan dan imbal hasil keuntungan modal yang diharapkan. Bila
menggunakan contoh di atas, maka Total pengembalian yang diharapkan adalah:

= imbal hasil dividen yang diharapkan + imbal hasil keuntungan modal yang
diharapkan
= 5% + 5% = 10%

KESIMPULAN MODEL VALUASI SAHAM

Pembahasan tentang model valuasi saham, yakni suatu pemodelan yang akan
membantu menunjukkan harga sebuah saham ditentukan. Tentu dilengkapi
dengan rumus menghitung harga saham dan metode valuasi perusahaan serta contoh
soal menghitung harga saham.
Penilaian Saham Biasa
Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam
hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal
dan diperdagangkan di pasar. Pendekatan nilai sekarang dengan kapitalisasi
pendapatan yang diharapkan dan nilai intrinsik berdasarkan nilai diskon dari aliran
arus kas yang diharapkan.
Beberapa pendekatan pendapatan antara lain :
 Penilaian relatif terhadap ukuran kinerja keuangan, P / E rasio, harga/rasio nilai
buku, dan harga/rasio penjualan merupakan beberapa yang sering digunakan
dalam praktek analisis sekuritas.
 Perbedaan dalam pendekatan penilaian relatif adalah bahwa tidak seperti teknik
diskon arus kas yang harus diperkirakan dari nilai saham (nilai intrinsiknya),
pendekatan penilaian relatif nilai intrinsik tidak harus dibuat. Sebaliknya,
variabel penilaian yang digunakan dibandingkan dengan satu atau lebih
benchmarks untuk memutuskan apakah saham dinilai terlalu tinggi atau terlalu
rendah.
Nilai Intrinsik Sekuritas adalah nilai yang diharapkan dapat dibandingkan dengan
harga pasar saat ini. Bagaimana jika harga pasar berbeda dari perkiraan nilai intrinsik?
Jika nilai pasar lebih kecil dari nilai intrinsik, ini menunjukan bahwa nilai saham
bersangkutan lebih kecil dari yang seharusnya dibayar ( undervalued), jadi layak
untuk dibeli. Sebaliknya nilai pasar yang lebih besar dari nilai intrinsik menunjukan
bahwa saham bersangkutan dijual dengan harga yang mahal ( overvalued).
n
Cash Flows
Value of sec urity =∑
t=1 (1+ k )t k = tingkat diskon

Input yang dibutuhkan antara lain :


 Tingkat diskon, dimana tingkat pengembalian tingkat yang diharapkan minimum
untuk mendorong pembelian serta biaya peluang atas dolar digunakan untuk
investasi.
 Arus kas yang diharapkan adalah aliran dividen atau pembayaran kas lainnya
selama masa investasi serta dividen yang dibayarkan dari laba, karena laba
penting dalam menilai saham.
 Saldo laba meningkatkan laba masa depan dan dividen akhir. Dimana Saldo laba
menyiratkan pertumbuhan dan masa depan dividen serta menghasilkan hasil yang
sama sebagai dividen saat ini di valuasi saham biasa.

Dividend Discount Model


Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan
mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang akan datang.
Secara sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
D1 D2 D∞
Pcs= 1
+ 2
+. ..+
( 1+ k cs ) ( 1+k cs ) ( 1+k cs )∞
∞ Dt
=∑ t
t =1 ( 1+ k cs )

Dimana :
P0 = Nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen
D1, D2, D3, D~ = Dividen yang akan diterima dimasa yang akan datang
K = Tingkat return yang diisyaratkan

Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor
merupakan aliran dividen yang ridak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam
kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur,
jumlahnya tidak konstan atau dengan kata lain pembayarannya mengalami
pertumbuhan (growth). Dalam situasi tersebut, perlu dibedakan antara sesuai dengan
karakteristik pertumbuhan pembayaran dividen.

Model Pertumbuhan Nol


Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan
mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan
akantetap sama dari waktu ke waktu.

D0
P0 =
k cs
Dimana :
P0 = Nilai saham preferen
D = dividend saham preferen
K = tingkat return yang disyaratkan pada sahaM Preferen

Model Pertumbuhan Konstan


Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham
yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu
tak terbatas. Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
D1
P0 =
k−g
Dimana :
P0 = Nilai saham preferen
D1 = dividend saham preferen
K = tingkat return yang disyaratkan pd saham preferen
g = tingkat pertumbuhan perusahaan

Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)


Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik
pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan
dividen dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan
mungkin akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun
setelah melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan
perusahaan mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh
secara tetap.
Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:
 Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (a) bagian awal yang meliputi aliran
dividen yang ‘fantastis’, dan (b) aliran dividen dengan pertumbuhan yang
konstan.
 Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis.
 Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode
pertumbuhan konstan.
 Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan
aliran dividen

Pendekatan Price Earning Ratio


Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan
menghitung berapa kali (multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu
saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga
saham terhadap earning perusahaan. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang
harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.
Untuk mengestimasi nilai saham :
Po =estimated earnings × justified P/E ratio =E1× Po /E 1
Keterangan:
Po = harga saham sekarang.
Eo = pendapatan 12 bulan terakhir per saham.
D1 D1 /E 1
Po = or P o /E 1=
Rasio P / E bisa berasal dari : k-g k-g
Dari hal tersebut menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi diperkirakan
P/E rasio. Semikin tinggi rasio payout, semakin tinggi kebenaran P/E, karena payout
rasio adalah proporsi pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen. Kemudian,
semakin tinggi tingkat pertumbuhan yang diharapkan maka semakin tinggi kebenaran
P/E. Serta semakin tinggi tingkat pengembalian k, semakin rendah kebenaran P/E.
Hasil penelitian menemukan bahwa saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai
buku yang rendah akan menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi
dibanding saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang tinggi.
 Rasio Harga/Aliran Kas, Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas
perusahaan, bukannya earning perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan,
investor bisa menggunakan informasi rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap
informasi PER, karena data aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman
yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham yang akan
terjadi.
 Economic Value Added (EVA), EVA digunakan untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan.
Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari
besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan
harga saham perusahaan.

Menganalisis dan Mengatur Saham Biasa


Dampak dari Pasar Terhadap Saham Individu, antara lain :
 Risiko pasar merupakan risiko paling penting yang berdampak pada harga saham
biasa. Dimana, Pergerakan pasar agregat menjadi faktor tunggal terbesar yang
menjelaskan fluktuasi dari harga saham individu dan juga portofolio dari saham.
 Dampak dari pasar dapat dilihat secara nyata bagi portofolio yang terdiversifikasi
dalam saham. Dampak dari pasar dapat menjadi sebesar 90%dari variabilitas
dalam pengembalian portofolio terdiversifikasi dan Dengan kata lain, untuk
sebuah portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, yang seharusnya dipegang
oleh setiap investor, pasar merupakan faktor yang dominan yang mempengaruhi
variabilitas dari pengembaliannya.
 Dan investor yang membeli saham asing juga menghadapi hal yang sama.

Tingkat Pengembalian yang Disyaratkan


Merupakan ekspektasi minimum dari tingkat pengembalian yang diperlukan untuk
mendorong investor membeli sekuritas. Yaitu dengan Risiko yang diberikan, sebuah
sekuritas harus menawarkan sebuah ekspektasi pengembalian minimum untuk
mendorong pembelian.
Komponen dari pengembalian yang disyaratkan :
Tingkat Pengembalian yang Disyaratkan=Tingkat Pengembalian Bebas Risiko+ Premi Risiko
Dimana,

Tingkat Pengembalian Bebas Risiko=Tingkat Pengembalian Sebenarnya + Ekspektasi Inflasi

Dengan penjelasan tambahan, tingkat pengembalian bebas risiko diperoleh dari aset
tanpa risiko. Secara rasional investor yang menghindari risiko saat membeli aset
berisiko diharapkan dapat dikompensasi untuk risiko tambahan ini. Maka dari itu, aset
berisiko harus menawarkan Premi Risiko karena Premi Risiko merupakan bagian dari
pengembalian sekuritas diatas tingkat pengembalian bebas risiko dan semakin besar
risiko dari aset, semkain besar premi risikonya.
Garis Pasar Sekuritas

Beta = 1, menunjukan risiko sama dengan pasar.


 Sebuah saham yang memiliki beta lebih rendah dari 1 memiliki tingkat
pengembalian yang disyaratkan yang kurang berisiko dibandingkan dari pasar.
 Sekuritas A dan B lebih berisiko dibandingkan pasar, atau Beta > 1.
 Sekuritas C kurang berisiko dibandingkan pasar, atau Beta < 1.

Strategi Saham Pasif

 Hasil alami dari kepercayaan pasar yang efisien menimbulkan beberapa tipe
strategi pasif dalam memiliki dan mengatur saham biasa. Apabila pasar sangat
efisien, tidak ada strategi aktif yang harus dilakukan pada pasar.
 Berfokus untuk mengurangi biaya transaksi dan waktu yang dihabiskan untuk
mengelola portofolio. Keuntungkan yang diharapkan dari perdagangan aktif
kurang dari biaya.
 Strategi membeli kemudian menahan keyakinan bahwa manajemen aktif akan
dikenakan biaya transaksi dan melibatkan kesalahan yang tak terelakkan, seleksi
awal yang penting perlu dibuat, fungsi untuk melakukan: menginvestasikan
kembali pendapatan dan menyesuaikan diri dengan perubahan toleransi risiko.
 Indeks dana, reksa dana dirancang untuk menduplikasi kinerja beberapa indeks
pasar, tidak ada usaha yang dibuat untuk meramalkan pergerakan pasar dan
bertindak sesuai, tidak ada usaha untuk memilih sekuritas kurang atau overvalue,
biaya rendah untuk beroperasi, omset rendah.
Strategi Saham Aktif
 Mengasumsikan investor memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan
pelaku pasar lainnya. Keunggulan itu dapat berupa kemampuan analisis atau
kemampuan dalam pembuatan keputusan, pemahaman informasi serta sebagian
besar investor mendukung pendekatan ini meskipun ada bukti tentang pasar
efisien.
 Identifikasi saham individu sebagai menawarkan unggul tradeoff pulang-risiko.
Seleksi bagian dari portofolio yang terdiversifikasi.
 Mayoritas nasihat investasi diarahkan untuk pemilihan saham. Value Line Survey
Investasi merupakan layanan konsultasi investasi dalam hal jumlah pelanggan
yang menjadi contoh baik pilihan saham yang ditawarkan kepada publik yang
berinvestasi.
 Pekerjaan analis ekuritas adalah untuk meramalkan return saham. Perkiraan yang
disediakan oleh analis adalah perubahan yang diharapkan laba per saham,
diharapkan return on equity, dan prospek industry. Rekomendasinya adalah Beli,
Tahan, atau Jual.

Market Timing
 Timer pasar mencoba untuk mendapatkan kelebihan pengembalian dengan
memvariasikan persentase aset portofolio efek ekuitas. Meningkatkan beta
portofolio ketika pasar diperkirakan akan meningkat. Kesuksesan tergantung pada
jumlah komisi broker dan pajak yang dibayar.
 Dapatkah investor mengatur waktu pasar untuk memberikan hasil risiko
disesuaikan positif? Salah satu keahlian dari manajer investasi adalah market
timing dan keahhan ini perlu dideteksi. Market timing memberikan arti bahwa
pengelola portofolio mempunyai kemampuan meramalkan pasar dalam situasi
naik atau turun atau ketika Rm > Rf atau Rm < Rf. Rm menyatakan tingkat
pengembahan pasar (return market) dan Rf menyatakan tingkat pengembahan
yang bebas risiko. Beberapa pihak menyebutkan bahwa market timing yaitu
kemampuan manajer investasi dalam rangka mengelola portofoho; membeli
saham dengan beta di atas satu pada saat pasar akan naik dan menjualnya dengan
mengganti membeh saham dengan beta di bawah satu ketika pasar akan turun.

Anda mungkin juga menyukai