Konsep Perkembangan Emosi
Konsep Perkembangan Emosi
Disusun oleh :
KELOMPOK 2
Dini Damayanti
Hadijah Laelasari
Munawaroh Ulumiah
Segala puji bagi Allah SWT Rabb seluruh alam, yang telah menciptakan manusia
dengan sempurna. Memberikan nikmat terbesar iman dan Islam yang tertancap mantap
dilubuk hati kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’innya, dan seluruh umatnya yang
Istiqomah mengikuti tuntunan dan teladan sampai akhir zaman.
Atas berkat rahmat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan judul “Konsep Perkembangan Emosi”. Tak
lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen pengampu yaitu Ibu Nadya Yulianty S,S.Psi,
M.Pd. yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan,
seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami akan sangat berlapang
dada dan besar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, bermanfaat bagi
kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata
pengantar..................................................................................................................i
Daftar
isi..........................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan
masalah......................................................................................................2
C. Tujuan.......................................................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
emosi........................................................................................................3
B. Proses terjadinya
emosi..............................................................................................3
C. Pengaruh dan dampak emosi dalam
perkembangan....................................................4
D. Basic emotion dan macam
emosi...............................................................................5
E. Faktor yang mempengaruhi
temperamen....................................................................6
F. Intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan
emosi........................................8
BAB III
PENUTUP.........................................................................................................9
BAB VI DAFTAR
PUSTAKA......................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia senantiasa mengalami perubahan sepanjang hidupnya. Pengalaman di masa
kecil akan mempengaruhi proses-proses dalam kehidupan selanjutnya. Perubahan inilah yang
disebut dengan perkembangan, yaitu pola perubahan yang dimulai dari masa pembuahan
(konsepsi) dan berlangsung secara terus menerus selama kehidupan seseorang. Adapun
perkembangan itu dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik yang khas pada setiap
periode kehidupan, yaitu masa prenatal, bayi, kanak-kanak awal, kanak-kanak madya dan
akhir, remaja, dewasa awal, dewasa madya, serta dewasa akhir.
Berbagai proses yang cukup kompleks mendasari perubahan tersebut. Paling tidak ada
tiga area perubahan dalam diri seorang individu, yaitu area biologis, kognitif, dan
sosioemosional. Proses biologis meliputi karakteristik-karakteristik fisik individu, seperti
perkembangan otak, tinggi dan berat badan, dan aspek-aspek hormonal.
Proses kognitif melibatkan perubahan yang terjadi dalam pola pikir, inteligensi, dan
kemampuan berbahasa individu. Area yang ketiga adalah proses sosioemosional yaitu
perubahan dalam hubungan individu dengan orang lain, emosi, serta pola kepribadiannya.
Ketiga proses tersebut memiliki interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lain. Proses-
proses sosioemosional akan membentuk proses kognitif, dan selanjutnya.
Psikologi perkembangan anak akan berfokus pada proses-proses perubahan biologis,
kognitif, dan sosioemosional yang terjadi pada seorang anak. Kategori masa kanak-kanak itu
sendiri biasanya diklasifikasikan dalam dua masa, yaitu masa kanak-kanak awal early
chillhood (2 – 6 tahun) serta masa kanak-kanak madya dan akhir late chillhood (6 – 11
tahun).Pada masa-masa ini, perubahan yang terjadi pada ketiga area di atas berlangsung
relatif cepat dan menonjol. Informasi tentang perkembangan yang terjadi pada anak-anak
akan membawa implikasi pada cara pengajaran dan pendidikan mereka. Orang tua dan guru,
sebagai bagian dari lingkungan sosial anak, dapat menjadi lebih peka dalam berinteraksi
dengan anak serta mampu menstimulasi dan memotivasi perilaku-perilaku positif anak yang
sesuai dengan perkembangannya. Di samping itu, psikologi perkembangan anak akan
membantu dalam mengungkap potensi-potensi yang ada pada seorang anak yang mungkin
krusial untuk perkembangan masa-masa selanjutnya.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Apa pengertian emosi?
Bagaimana proses terjadinya emosi?
Apa pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan?
Apa saja karakteristik emosi anak?
Apa basic emotion dan macam emosi?
Apa saja faktor yang mempengaruhi temperamen?
Bagaimana intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan emosi?
C. TUJUAN
Mengetahui apa pengertian emosi?
Mengetahui bagaimana proses terjadinya emosi?
Mengetahui apa pengaruh dan dampak emosi dalam perkembangan?
Mengetahui apa saja karakteristik emosi anak?
Mengetahui apa basic emotion dan macam emosi?
Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi temperamen?
Mengetahui bagaimana intervensi dini dalam mengembangkan kemampuan
emosi?
BAB II
2
KONSEP PERKEMBANGAN EMOSI
A. Pengertian Emosi
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang
yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan.
Sedangkan menurut L. Crow & A. Crow, emosi adalah pengalaman yang afektif yang
disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dimana keadaan mental dan fisiologi
sedang dalam kondisi yang meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang
jelas dan nyata. Perkembangan sosial anak adalah tahapan kemampuan anak dalam
berperilaku sesuai dengan harapan lingkungan (Hurlock,1998).
Jika berbicara tentang emosi maka setiap orang akan mengatakan jika ia pernah
merasakannya. Hidup manusia sangat kaya akan pengalaman emosional. Hanya saja ada yang
sangat kuat dorongannya, ada pula yang sangat samar sehingga ekspresinya tidak tampak.
Bagi seorang anak, kondisi emosi lebih mudah diekspresikan melalui kondisi fisiknya.
Sebagai contoh, jika anak terjatuh, ekspresi yang sering ditunjukkan adalah menangis.
Kemudian jika ditanya kenapa alasan menangis, tentu dia akan merasa kesulitan
mengungkapkan pendapatnya melalui verbal.
3
Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui emosi yang sedang di rasakan oleh anak, kita
perlu mengetahui bagaimana proses terjadinya emosi tersebut agar kita dapat memberikan
tanggapan yang benar. Tahapan terjadinya emosi terdapat 5 langkah, diantaranya :
Elicitors, sebuah dorongan dalam mengekspresikan emosi yang berupa suatu
peristiwa. Misalnya peristiwa perpisahan sekolah.
Receptors, sebuah aktivitas yang terjadi pada pusat sistem syaraf. Setelah mata menerima
stimulus, rangsangan akan diteruskan ke otak sebagai pusat sistem syaraf.
State, perubahan fisiologis yang didapati setelah rangsangan selesai di proses dalam pusat
sistem syaraf. Perubahan spesifik tersebut biasanya berupa detakan jantung yang berdebar
keras, ataupun badan menjadi tegang.
Expression, perubahan yang terjadi pada daerah yang dapat diamati. Seperti pada wajah,
suara, ataupun tindakan dari seseorang.
Experience, dimana kondisi emosional seseorang muncul dari hasil penerjemahan
pengalaman pribadinya.
Emosi akan membuat tubuh bersiap untuk melakukan suatu tindakan, emosi yang sangat kuat
dapat mempengaruhi keseimbangan dalam tubuh. Misalnya rasa marah yang luar biasa,
tubuh akan bersiap untuk melakukan aktivitas yang biasa dilakukan ketika timbul amarah.
Jika tidak tersalurkan, bisa timbul rasa gelisah, tidak nyaman atau amarah yang terpendam.
Keterampilan motorik juga dapat terganggu oleh ketegangan emosi. Misalnya, karena merasa
tegang seorang anak dapat melakukan gerakan yang kurang terarah dan mengganggu
kemampuan motoriknya apabila hal ini berlangsung lama.
Perasaan dan pikiran dapat dinyatakan melalui emosi yang dirasakan, yang akan
menyebabkan perubahan ekspresi wajah, bahasa tubuh atau gestur tubuh, intonasi suara
dan sebagainya, bahkan 4 karakter manusia.
Kegiatan mental pun dapat terganggu oleh emosi, maka dari itu proses berpikir, belajar,
berkonsentrasi dan lainnya akan terpengaruh apabila emosi tidak stabil.
4
Pengelolaan emosi oleh seorang anak akan mempengaruhi bagaimana orang dewasa
memperlakukan anak, dan hal ini akan mendasari bagaimana cara anak menilai dirinya
sendiri.
Peranan anak dalam masyarakat dan keluarga secara sosial sangat dipengaruhi oleh
perkembangan emosi mereka dan mempengaruhi pandangan anak terhadap kehidupan.
Interaksi anak dengan lingkungannya juga dipengaruhi oleh kematangan emosi, dan juga
dapat menjadi panduan cara berperilaku bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan norma
sosial.
Anak perlu dibiasakan untuk mengulang perilaku positif, karena reaksi emosional yang
diulang akan menetap menjadi suatu kebiasaan yang akan sulit diubah pada satu saat
tertentu.
5
orang lain. Biasanya rasa malu lebih disebabkan oleh interpretasi individu terhadap kejadian
tertentu.
3. Rasa bersalah
Rasa ini akan muncul ketika anak menilai perilakunya sebagai sebuah kegagalan. Dan dalam
mengekspresikan perasaan ini biasa anak terlihat seperti melakukan gerakan-gerakan tertentu
seakan berusaha menggambarkan perasaan tersebut.
MACAM EMOSI
Adapun beberapa macam emosi yang dapat kita ketahui, antara lain :
Senang
6
Senang adalah perasaan anak saat keinginannya terpenuhi atau senang terhadap sesuatu yang
membuat dia bahagia. Misalnya saja anak mendapat nilai baik di sekolah dan mendapat hadiah suatu
barang yang di senanginya dari orang tuanya pasti anak merasa senang, selain anak sendiri juga
senang karena mendapat nilai baik, anak juga merasa senang karena juga mendapat bonus dari orang
tua nya, yaitu suatu keinginannya juga terpenuhi.
Takut
Takut adalah perasaan anak ketika mendapat sesuatu yang membuatnya merasa membahayakan untuk
dia seperti sesuatu yang membuat mereka shock tentang kejadian yang pernah dialaminya. Misalnya
anak mendengarkan cerita dari tetangganya bahwa ada pencurian anak. Anak jadi takut dengan
adanya kejadian tersebut.
Marah
Marah adalah perasaan anak ketika meluapkan emosi. Biasanya diakibatkan karena tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh kata hatinya. Misalnya anak perempuan ingin membeli mainan
boneka barbie dan orang tua menganjurkan boneka lain. Anak jadi marah karena tidak sesuai yang
diinginkan olehnya. Walaupun anak lelaki juga ingin boneka robot tetapi orang tua menganjurkan
yang lain dan anak tidak mau, saat itu juga anak akan marah, karena tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Ingin tahu
Ingin tahu adalah perasaan anak untuk meningkatkan keingintahuan tentang hal-hal yang baru yang
ada di sekitarnya. Misalnya anak belum tahu sepenuhnya macam-macam binatang yang jarang di
ketahui nya, dan pada saat itu pula sang anak lagi jalan-jalan ke taman misalnya lalu anak melihat
capung beterbangan di taman. Pada saat itu juga pasti anak akan bertanya-tanya, itu hewan apa pak,bu
? dan pasti akan bertanya-tanya lagi sampai dia mengerti . itu menunjukkan bahwa anak selalu ingin
tahu tentang hal baru yang dilihat di sekitarnya.
Sedih
Sedih adalah perasaan anak ketika melihat sesuatu yang membuat hatinya luluh dan timbul kesedihan
dan merasa kehilangan sesuatu yang di senangi atau tidak terpenuhi apa yang diinginkan. Misalnya
saja sang anak mempunyai hewan kesayangannya kelinci, di beri makan setiap hari lalu kelinci itu
tiba-tiba hilang. Disitulah anak pasti merasa kehilangan dan timbul kesedihan.
Afeksi
Afeksi adalah perasaan anak yang diwujudkan dalam bentuk kasih sayang. Misalnya anak mendapat
rangking di sekolah , orang tua pasti bangga dengan prestasi yang diperoleh sang anak secara tidak
7
langsung orang tua memeluk dan mencium sang anak dan itu bukti kasih sayang orang tua terhadap
anaknya.
Malu
Malu adalah perasaan anak yang timbul saat anak ragu akan kemampuan yang dimilikinya. Misalnya
anak suka menyanyi, dan setiap hari sang anak menyanyi di rumah. Seketika anak akan mengikuti
lomba karena ia ragu akan kemampuannya, maka sang anak merasa malu seakan-akan dia tidak bisa
melakukannya, padahal dia bisa melakukannya dengan kemampuan yang dimilikinya.
Uraian diatas telah menunjukkan berbagai macam emosi, mungkin sebagian orang menyimpulkan
bahwa marah merupakan emosi, bukan hanya marah saja yang bisa disebut dengan emosi. Senang,
sedih, takut, dan lain-lain
1. Faktor Kematangan
Perilaku emosional yang matang dapat terjadi jika ada perkembangan kelenjar endokrin
itulah sebabnya bayi belum matang secara emosional. Mereka masih kekurangan produksi
kelenjar endokrin yang penting untuk mendukung reaksi fisiologis terhadap stres.
2. Faktor Belajar
Metode belajar yang dapat menunjang perkembangan emosi anak usia dini yaitu:
Trial and error
Anak mempelajari untuk mengekspresikan emosi secara coba – coba melalui beberapa
macam perilaku dan memilih yang memberikan pemuasan terbesar kepadanya, dan
mengeliminasi perilaku yang memberikan sedikit kepuasan atau tidak sama sekali.
Meniru
Anak belajar mengenal emosi dengan cara meniru yang akan mempengaruhi rangsangan
yang dirasakannya dan aspek reaksinya terhadap emosi atau situasi tertentu. Anak mengamati
apa saja hal yang bisa membangkitkan emosi tertentu pada orang lain, dan akan bereaksi
yang sama dengan orang yang diamati.
8
Mengidentifikasi
Sama dengan belajar meniru, namun berbeda dalam aspek bahwa anak hanya meniru orang
yang dikaguminya. Biasanya orang ini adalah orang yang mempunyai ikatan kuat dengan
anak, sehingga keinginan anak untuk meniru kepada orang tersebut akan lebih kuat daripada
untuk meniru sembarang orang.
Mengkondisi
Kondisi ini berarti bahwa anak mengasosiasikan obyek dan situasi yang awalnya gagal
memancing reaksi emosional darinya. Pengkondisian terjadi dengan mudah pada anak usia
dini karena pada saat itu anak belum mampu menalar situasi, kurangnya pengalaman untuk
bersikap kritis, dan tidak menyadari jika reaksi mereka tidak rasional.
Berlatih
Anak berlatih mengelola emosi dengan bimbingan orang dewasa, yang mengajarkan cara
bereaksi yang tepat jika emosinya terpancing. Anak akan berlatih untuk memberikan reaksi
kepada rangsangan yang memberikan emosi menyenangkan, dan juga mengendalikan emosi
ketika mendapatkan rangsangan yang tidak menyenangkan.
9
balita mendengar nama dan jenis emosi serta pemicunya, ia akan belajar menilai emosi apa
yang sedang terjadi padanya.
Saat orang tua teguh, anak akan belajar bahwa menangis atau berteriak tidak akan
menyelesaikan masalah. Buatlah pijakan, misalnya Anda tidak akan memberikan kue yang
diinginkan anak jika ia tidak bicara dengan pelan dan sopan. Selain itu, kenalkan anak pada
konsekuensi sejak dini. Misalnya, saat akan pergi orang tua menjelaskan apa yang boleh dan
tidak boleh dilakukan dan apa konsekuensinya jika melanggar kesepakatan.
4. Memotivasi Anak
Orang tua dapat menerapkan pola asuh yang mendukung kemandirian anak. Contoh
sederhana saat anak jatuh, biarkan anak mencoba untuk bangkit kembali tanpa menangis. Jika
orang tua langsung menolong, biasanya anak akan langsung menangis dan tidak percaya pada
kemampuannya sendiri.
Ajarkan pula anak untuk bertanggung jawab bahkan pada hal-hal sederhana seperti
membereskan mainan. Selama proses belajar, jika anak mengalami kegagalan, dorong
mereka untuk mencoba lagi dan besarkan hatinya.
10
Menamakan emosi orang lain. Misalnya saat anak kita mau meminjamkan mainannya
kepada teman kita katakan, “Baik sekali anak ibu. Lihat temanmu jadi senang sekali.”
Memperhatikan kebiasaan orang lain.
Menunjukkan beragam emosi lewat media seperti gambar, video, dan sebagainya.
Cara mengembangkan kecerdasan anak sejak dini ini perlu dilakukan secara berkelanjutan.
Percaya atau tidak, ketika kita mengajarkan hal ini kepada anak, kita akan sekaligus belajar
mengasah kecerdasan emosional kita sendiri. Istilah “anak-anak adalah guru yang terbaik”
memang benar adanya.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Emosi merupakan suatu keadaan atau perasaan yang bergejolak pada diri seseorang
yang disadari dan diungkapkan melalui wajah atau tindakan, yang berfungsi sebagai inner
adjustment (penyesuaian dari dalam) terhadap lingkungan untuk mencapai kesejahteraan dan
keselamatan.
Perkembangan sosial anak adalah tahapan kemampuan anak dalam berperilaku sesuai
dengan harapan lingkungan (Hurlock,1998).
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial emmosional pada
anak yaitu faktor kematangan dan faktor belajar.
Stimulasi perlu diberikan kepada anak agar perkembangan sosial dan emosional anak
dapat berkembang dengan optimal.
12
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
https://paud.id
https://dosenpsikologi.com
https://emirahayu.wordpress.com
https://appletreebsd.com
Kompasiana.com
13