Makalah Konsep Sehat Sakit Dalam Islam
Makalah Konsep Sehat Sakit Dalam Islam
PENDAHULUAN
mengatur kemakmuran di bumi guna menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Salah satu
dengannya kita dapat beribadah dengan lebih baik kepada Allah. Agama Islam sangat
kedua setelah Iman. Dalam perjalanan hidupnya didunia, manusia menjalani tiga keadaan
Kehidupan itu sendiri selalu diwarnai oleh hal-hal yang saling bertentangan, yang
saling berganti mengisi hidup ini tanpa pernah kosong sedikit pun. Sehat dan sakit merupakan
warna dan rona abadi yang selalu melekat dalam diri manusia selama dia masih hidup. Tetapi
kebanyakan manusia memperlakukan sehat dan sakit secara tidak adil. Kebanyakan mereka
menganggap sehat itu saja yang mempunyai makna. Sebaliknya sakit hanya dianggap sebagai
beban dan penderitaan, yang tidak ada maknanya sama sekali. Orang yang beranggapan
demikian jelas melakukan kesalahan besar, sebab Allah SWT selalu menciptakan sesuatu
atau memberikan suatu ujian kepada hambanya pasti ada hikmah atau pelajaran dibalik itu
3.Upaya apa yang harus kita lakukan untuk mempertahankan kesehatan menurut agama
islam?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Mengkaji tentang konsep sehat sakit secara medis
islam
Ada beberapa manfaat yang dapat dipetik dari hasil penelitian ini, antara lain:
Bagi pembaca :
2. Memberikan informasi tentang konsep sehat sakit menurut agama islam
islam
Bagi penulis :
BAB II
PEMBAHASAN
juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan
spiritual. Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang
sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif
secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu
kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya.
Kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan.Dalam pengertian yang paling luas
sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan
sehat dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat
bekerja secara normal. Kebanyakan orang mengatakan sehat jika badannya merasa segar dan
nyaman. Bahkan seorang dokterpun akan menyatakan pasiennya sehat manakala menurut
normal. Namun demikian, pengertian sehat yang sebenarnya tidaklah seperti itu.Pengertian
sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang
meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan
bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah
diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau
aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun
1992,kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi.
Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru.
Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dandinamis, dibandingkan dengan batasan
sebelumnya.
Pengertian Sakit - Setelah kemarin kita mengetahui akan pengertian sehat maka kali ini akan
memposting berkaitan dengan hal yang disebut dengan pengertian sakit. Langsung saja
menuju kepada apa yang disebut dengan pengertian sakit ini.
Beberapa pengertian sakit dan diantara pengertian sakit ini adalah sebagai berikut :
1. Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk
Pemons, 1972)
2. Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa
3. Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana
A. Mukadimah
Sakit dan penyakit merupakan suatu peristiwa yang selalu menyertai hidup manusia sejak
jaman Nabi Adam a.s.. Kita memahami apapun yang menimpa manusia adalah takdir, sakit
pun merupakan takdir. Lantas kalau sakit merupakan takdir, kalau kita sakit kenapa harus
mencari sehat/kesembuhan? Lantas buat apa dan apa manfaat berobat? Dari sinilah landasan
kita berpijak dalam memahami sehat, sakit, obat dan upaya pengobatan.
ِ ُّوب إِ ْذ نَادَى َربَّهُ أَنِّي َم َّسنِ َي الضُّ رُّ َوأَ ْنتَ أَرْ َح ُم الر
) فَا ْستَ َج ْبنَا لَهُ فَ َك َش ْفنَا َما بِ ِه٨٣( ََّاح ِمين َ َوأَي
)٨٤( َض ٍّر َوآتَ ْينَاهُ أَ ْهلَهُ َو ِم ْثلَهُ ْم َم َعهُ ْم َرحْ َمةً ِم ْن ِع ْن ِدنَا َو ِذ ْك َرى لِ ْل َعابِ ِدين
ُ ِم ْن
“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya
aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan yang Maha Penyayang di antara
semua Penyayang”. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan
penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat
gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi
Ayat di atas mengisahkan bahwa Nabi Ayyub a.s. yang ditimpa penyakit, kehilangan harta
dan anak-anaknya. Dari seluruh tubuhnya hanya hati dan lidahnya yang tidak tertimpa
penyakit, karena dua organ inilah yang dibiarkan Allah tetap baik dan digunakan oleh Nabi
Ayyub a.s. untuk berdzikir dan memohon keridhaan Allah, dan Allah pun mengabulkan
doanya, hingga akhirnya Nabi Ayyub a.s. sembuh dan dikembalikan harta dan keluarganya.
Dari sini dapat diambil pelajaran agar manusia tidak berprasangka buruk kepada Allah, tidak
berputus asa akan rahmat Allah serta bersabar dalam menerima takdir Allah. Karena kita
sebagai manusia perlu meyakini bahwa apabila Allah menakdirkan sakit maka kita akan
sakit, begitu pula apabila Allah menakdirkan kesembuhan, tiada daya upaya kecuali dengan
Dan Tuhanku, yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit,
Dialah yang menyembuhkanku. Dan yang akan mematikan aku, kemudian akan
menghidupkanku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada
1. Konsep Sehat
Allah dan Rasul-Nya (Nabi Muhammad s.a.w.) melalui ayat-ayat al-Quran dan sunnah
Rasulullah s.a.w. memberi perhatian yang serius terhadap kesehatan manusia. Nabi
Muhammad s.a.w. bahkan menganggap keselamatan dan kesehatan sebagai nikmat Allah
َوإِ ْذ تَأ َ َّذ َن َربُّ ُك ْم لَئِن َش َكرْ تُ ْم ألَ ِزي َدنَّ ُك ْم َولَئِن َكفَرْ تُ ْم إِ َّن َع َذابِي لَ َش ِدي ٌد
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Bentuk syukur terhadap nikmat Allah melalui kesehatan ini adalah senantiasa menjaga
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang
disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan
bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak
panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang
kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al Maa'idah, 5: 3).
Islam memiliki perbedaan yang nyata dengan agama-agama lain di muka bumi ini. Islam
sebagai agama yang sempurna tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan
Sang Khalik-nya dan alam syurga, namun Islam memiliki aturan dan tuntunan yang bersifat
komprehensif1, harmonis, jelas dan logis. Salah satu kelebihan Islam yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah perihal perspektif Islam dalam mengajarkan kesehatan bagi individu
maupun masyarakat.
“Kesehatan merupakan salah satu hak bagi tubuh manusia'' demikian sabda Nabi Muhammad
SAW. Karena kesehatan merupakan hak asasi manusia, sesuatu yang sesuai dengan fitrah
manusia, maka Islam menegaskan perlunya istiqomah memantapkan dirinya dengan
menegakkan agama Islam. Satu-satunya jalan dengan melaksanakan perintah perintah-Nya
dan meninggalkan larangan-Nya. Allah berfirman:
''Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
rahmat bagi orang-orangnya yang beriman'' (QS:Yunus 57).
Sehat menurut batasan World Health Organization (WHO) adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Tujuan Islam mengajarkan hidup yang bersih dan sehat adalah menciptakan
individu dan masyarakat yang sehat jasmani, rokhani, dan sosial sehingga umat manusia
mampu menjadi umat yang pilihan.
“Tidaklah Allah menurunkan sebuah penyakit melainkan menurunkan pula obatnya.”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim)
2. Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu)
4. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, beliau berkata: “Dahulu bila salah seorang dari kami
mengeluhkan rasa sakit maka beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengusapnya dengan
tangan kanan beliau dan membaca:
“Ya Allah, Rabb sekalian manusia, yang menghilangkan segala petaka, sembuhkanlah,
Engkaulah Yang Maha Penyembuh, tak ada yang bisa menyembuhkan kecuali Engkau,
sebuah kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.” (HR. Al-Bukhari).
5. Dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
bahwa beliau bersabda:
“Barangsiapa mengunjungi orang sakit selama belum datang ajalnya, lalu dia bacakan di
sisinya sebanyak tujuh kali:
“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Pemilik ‘Arsy yang besar, semoga
menyembuhkanmu,’ niscaya Allah akan menyembuhkannya dari penyakit itu.” (HR. Abu
Dawud, At-Turmudzi, dan dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Takhrij Al-Adzkar)
6. Dari Sa’d bin Abi Waqqash radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Nabi Shallallahu ‘alaihi
wa sallam mengunjungiku (ketika aku sakit) dan beliau membaca:
“Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d Ya Allah, sembuhkanlah Sa’d. Ya Allah, sembuhkanlah
Sa’d.”(HR. Muslim)
7. Hadits Abdullah bin Mas‘ud radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
“Tidaklah seorang muslim ditimpa gangguan berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah
2. Konsep Sakit
Di hadapan Allah, orang sakit bukanlah orang yang hina. Mereka justeru memiliki kedudukan
ب َواَل هَ ٍّم َواَل ح ُْز ٍن َواَل أَ ًذى َواَل َغ ٍّم َحتَّى َ ب َواَل َو
ٍ ص َ َُصيبُ ْال ُم ْسلِ َم ِم ْن ن
ٍ ص ِ َما ي
kesedihan, dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang melukainya melainkan
Hurairah)
Bahkan Allah menjanjikan kepada orang yang sakit apabila ia bersabar dan berikhtiar dalam
sebagai salah satu ciptaan Allah SWT yang ditimpakan kepada manusia juga pasti ada
maksudnya. Salah satu hikmah Allah SWT kepada hamba-Nya adalah sebagai ujian dan
cobaan untuk membuktikan siapa-siapa saja yang benar-benar beriman. Firman Allah SWT :
Artinya : 214- Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
keburukan. Dia menguji manusia berupa kesehatan, agar mereka bersyukur dan mengetahui
keutamaan Allah SWT serta kebaikan-Nya kepada mereka. Kemudian Allah SWT juga akan
menguji manusia dengan keburukan seperti sakit dan miskin, agar mereka bersabar dan
Amat banyak orang yang tidak memahami kenapa ia harus sakit, sehingga secara
tidak sadar ia menganggap bahwa penyakit yang dideritanya tersebut sebagai malapetaka atau
kutukan Allah yang dijatuhkan kepadanya. Tidak sedikitpun orang yang tatkala ditimpa
penyakit menjadi putus asa, kehilangan pegangan, bahkan berburuk sangka kepada Allah
SWT. Lalu timbul rasa tidak puas kepada Allah SWT, merasa bahwa dengan sakitnya
sebagai hamba Allah. Padahal di waktu sehat, ia selalu mengucapkan dalam salatnya :
Artinya : "Sesungguhnya salat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
Dalam pandangan Islam, penyakit merupakan cobaan yang diberikan Allah SWT kepada
hamba-Nya untuk menguji keimanannya. Ketika seseorang sakit disana terkandung pahala,
ampunan dan akan mengingatkan orang sakit kepada Allah SWT. Aisyah pernah
meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW bersabda : 'Tidak ada musibah yang menimpa diri
seorang muslim, kecuali Allah mengampuni dosa-dosanya, sampai-sampai sakitnya karena
وإن هللا تعالى أذا أحب قوما ابتالهم فمن رضي فله الرضاومن فله السخط
Artinya : Dan sesungguhnya bila Allah SWT mencintai suatu kaum, dicobanya dengan
berbagai cobaan. Siapa yang ridha menerimanya, maka dia akan memperoleh keridhoan
Allah. Dan barang siapa yang murka (tidak ridha) dia akan memperoleh kemurkaan Allah
زن والUب وال هم وال حUلم من نصUيب المسUا يصU م: الUلم قU عن النبي صلى هللا عليه وس: عن ابي هريرة رضي هللا عنه
)(رواه البخارى و مسلم فر هللا بها خطاياه: أذى والغم حتى شوكة يشاكها إال
Artinya : Dari Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad SAW. Bersabda : Tidaklah seorang
muslim ditimpa musibah, kesusahan, kesedihan, penyakit, gangguan menumpuk pada dirinya
kecuali Allah SWT hapuskan akan dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim).Allah SWT
menciptakan cobaan antara lain untuk mengingatkan manusia terhadap rahmat-rahmat yang
telah diberikan-Nya. Allah SWT memberikan penyakit agar setiap insan dapat menyadari
bahwa selama ini dia telah diberi rahmat sehat yang begitu banyak. Namun kesehatan yang
dimilikinya itu sering kali di abaikan, bahkan mungkin disia-siakan. Padahal ia mempunyai
harga yang sangat bernilai tiada tolak ukur dan bandingannya.Disamping itu, sakit juga
digunakan oleh Allah SWT untuk memperingatkan manusia atas segala dosa-dosa dan
perbuatan jahatnya selama hidup di dunia. Kalau dahulu seorang insan yang banyak berbuat
kesalahan tidak berfikir tentang dosa dan pahala, maka disaat sakit biasanya manusia teringat
akan dosa-dosanya sehingga ia berusaha untuk bertaubat dan memohon ampunan kepada
Allah SWT.
2. 3 Upaya-upaya mempertahankan kesehatan menurut agama islam
Beberapa contoh pengobatan Nabawi (pengobatan dalam islam pada zaman Rasullulah SAW)
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman tentang madu yang keluar dari perut lebah:
“Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
Madu dapat digunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit dengan izin Allah
Subhanahu wa Ta'ala. Di antaranya untuk mengobati sakit perut, seperti ditunjukkan dalam
mengeluhkan sakit pada perutnya.’ Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Kemudian orang itu
datang untuk kedua kalinya, Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Orang itu datang lagi pada
kali yang ketiga, Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi
dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah
mencret).’ Nabi bersabda: ‘Allah Maha benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi
madu.’ Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.” (HR. Al-Bukhari no.
“Sesungguhnya habbah sauda` ini merupakan obat dari semua penyakit, kecuali dari
penyakit as-samu”. Aku (yakni`Aisyah radhiallahu 'anha) bertanya: “Apakah as-samu itu?”
Beliau menjawab: “Kematian.” (HR. Al-Bukhari no. 5687 dan Muslim no. 5727)
Jinten hitam atau al Habbah as Sauda ini dikenal juga sebagai Syuwainiz dalam bahasa
Persia, disebut juga Kammun hitam atau Kammun India, disebut juga dengan biji al Barakah.
Dari biji ini bisa dibuat minyak yang berkhasiat mengobati batuk, membantu pencernaan,
menghilangkan masuk angin dan sejenisnya. Namun saat ini, biasanya jinten hitam ini
dikonsumsi dalam bentuk pil. Imam Ibnu Qayyim al Jauziyah berkata, “Jinten hitam memiliki
banyak sekali khasiat. Arti sabda Nabi, ‘obat dari segala jenis penyakit’, seperti firman Allah,
‘Menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabb-nya’, yakni segala sesuatu yang bisa
mengobati segala jenis penyakit dingin, bisa juga membantu kesembuhan berbagai penyakit
panas karena faktor temporal” (Metode Pengobatan Nabi ShallallaHu ‘alaiHi wa sallam, hal.
365)
Anas radhiallahu 'anhu menceritakan: “Ada sekelompok orang ‘Urainah dari penduduk
Hijaz menderita sakit (karena kelaparan atau keletihan). Mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah,
berilah tempat kepada kami dan berilah kami makan.’ Ketika telah sehat, mereka berkata:
‘Sesungguhnya udara kota Madinah tidak cocok bagi kami (hingga kami menderita sakit).’
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pun menempatkan mereka di Harrah, di dekat tempat
pemeliharaan unta-unta beliau (yang berjumlah 3-30 ekor). Beliau berkata: ‘Minumlah dari
susu dan kencing unta-unta itu.’Tatkala mereka telah sehat, mereka justru membunuh
mencungkil matanya) dan menggiring unta-unta tersebut (dalam keadaan mereka juga murtad
dari Islam). Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengirim utusan untuk mengejar mereka,
hingga mereka tertangkap dan diberi hukuman dengan dipotong tangan dan kaki-kaki mereka
serta dicungkil mata mereka.” (HR. Al-Bukhari no. 5685, 5686 dan Muslim no. 4329)
dalam keadaan beliau sebagai muhrim (orang yang berihram) karena sakit pada sebagian
“Obat/kesembuhan itu (antara lain) dalam tiga (cara pengobatan): minum madu, berbekam
dan dengan kay, namun aku melarang umatku dari kay.”11 (HR.Al-Bukhari.No.5680)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengikuti jejak Rosulullah Muhammad SAW, merupakan suatu keharusan bagi umat
Islam. Termasuk mewarisi metodologi pengobatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Pengobatan yang dilakukan Rosulullah menggunakan tiga cara, yaitu melalui do’a atau
pengobatan dengan menggunakan wahyu-wahyu Ilahi yang lebih dikenal dengan istilah do’a-
do’a ma-tsur yang datang dari Al Qur’an dan Sunnah Nabi SAW yang shahih. Kedua
menggunakan obat-obat tradisional baik dari tanaman maupun hewan. Dan ketiga adalah
Allah berfirman:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan
penyembuh-penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk dan
“Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obatnya, demikian pula Allah
menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian dan janganlah berobat
dengan yang haram.” (HR. Abu Dawud dari Abud Darda` radhiallahu ‘anhu).
Dalam sebuah hadist disebutkan “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat yaitu
madu dan Al Qur’an”. Dari hadist tersebut madu merupakan lambang atau perwakilan dari
obat-obat tradisional yang ada di bumi dan kita sebagai manusia yang diberikan akal sehat
harus dapat menggali obat-obat tradisional yang banyak terdapat di muka bumi ini, bahkan
III.2 Saran
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
Dalam sejarah Rasulullah dikenal sebagai pribadi yang sehat luar biasa, hampir tidak
pernah terganggu sakit yang serius kecuali saat menjelang ajal beliau. Dengan bekal sehat
itulah maka beliau lalu bisa maksimal pula melakukan kegiatan pribadi, berkeluarga, dan
poin prinsip cara hidup Nabi yang secara rasional bisa menjelaskan mengapa beliau memiliki
1. Memantapkan keimanan-ketaqwaan pada Allah swt. Hanya kepada Allah kita menyembah
dan hanya kepadaNya kita memohon pertolongan. Umat harus bekerja keras namun ujung
dari kerja itu adalah tawakkal pada kehendak Allah. Keimanan-ketaqwaan seperti ini akan
membuat hati tenang-tenteram, tidak gelisah dan terlanda ketakutan. Di sinilah makna janji
Allah yang banyak terkandung dalam al Qur’an: ‘Barang siapa yang benar-benar beriman dan
beramal shaleh maka akan memperoleh berkah dari Allah dan hatinya akan terhindarkan dari
rasa ketakutan dan kekecewaan’. Hati menjadi nyaman dan bahagia. Dari sisi Ilmu
Kedokteran sudah terbukti bahwa jiwa yang gelisah merupakan ‘stessor’ yang menginduksi
produksi melimpah berbagai hormon yang memberi efek negatif bila berlebihan, seperti
dalam menyehatkan tubuh manusia. Rahasia Shalat yang telah terungkap antara lain
membantu proses pelancaran aliran darah untuk menjangkau ke organ otak, bagian yang
paling tersembunyi sekalipun. Di dalam otak manusia memang ada area yang penyaluran
aliran darah ke sana amat minim dan baru bisa maksimal jika melakukan gerak sujud.
Dengan sujud maka otak akan memperoleh asupan makanan yang baik via aliran darah
sehingga fungsinya makin optimal. Puasa jelas memiliki peran besar pada berbagai organ,
dan yang mutahir diberitakan adalah terjadinya produksi sitokin melatonin yang membuat
orang menjadi semakin baik kekebalannya, tidur lebih nyaman, dan memperkecil resiko
terkena kangker. Justru usus yang tidak kenyanglah yang akan memproduksi sitokin itu
secara baik. Dzikir mengucapkan Kalimah Toyyibah diketahui akan membuat saluran
pernapasan terbuka secara maksimal sehingga lebih memperlancar aliran udara ke dalam
3. Dalam al Qur’an banyak sekali memberi petunjuk tentang cara makan-minum. Makanan
manusia haruslah yang halal dan baik, juga dilarang minum ‘khamr’ yang memabukkan.
Makan minum juga tidak boleh berlebihan. Banyak makanan-minuman yang ternyata
menjadi sumber penyakit, apakah penyakit infeksi oleh kuman dan virus, maupun oleh bahan
kandungan makanan-minuman itu sendiri yang ternyata berperan sebagai racun untuk tubuh
manusia. Kajian terbaru juga menyebutkan bahwa protein babi memberi efek tidak baik pada
perkembangan karakter manusia selain dalam daging babi sering mengandung telur cacing
pita. Darah yang diharamkan dalam Islam juga bisa banyak mengandung bahan berbahaya,
4. Perilaku Rasulullah dalam kegiatan fisik sehari-hari juga jelas menunjukkan tauladan
hidup sehat. Dalam al Qur’an ditegaskan bahwamalam hari itu untuk istirahat dan siang hari
untuk bekerja. Rasulullah jugameninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat sesuai perintah al
Qur’an. Beliau selalu aktif bekerja tidak kenal lelah, termasuk berbelanja di pasar atau
menjahid baju sendiri yang robek. Beliau berperang, memimpin rapat, bermusyawarah,
berkunjung, menerima tamu dsb. Beliau jelas orang yang aktif, tidak membuang waktu
berharga seperti bermain, begadang, atau ‘nyangkruk’ yang tidak produktif dan merusak
kesehatan. Dari tinjauan Ilmu Kedokteran aktifitas beliau bisa dikatakan terkait dengan
hari. Hidup beliau juga senantiasa selalu terpapar matahariyang dalam ilmu kedokteran
5. Al Qur’an juga memberi tuntunan manusia untuk menjaga lingkungannya, baik kebersihan
pribadi maupun kondisi di sekitar dirinya (lihat surat al Mudatsir, surat kedua yang turun
setelah Iqra’). ‘Kebersihan adalah setengah dari iman’ begitu slogan yang amat terkenal di
tengah masyarakat muslim. Sudahkah umat Islam menjaga kerapian dan kebersihan
lingkungan sekitarnya, mulai dari kamar tidur, rumah, halaman, ruang kerja, maupun
kampung dan kota-desanya? Jika belum maka wajib umat menjaga kesehatan lingkungannya
Lima prinsip hidup sehat cara Nabi sebagaimana yang diuraikan di atas insyaAllah akan bisa
membuat umat Islam memiliki kesehatan yang prima untuk beramal sholeh secara maksimal
mengobati itu hanya satu komponen saja dari sistem Upaya Penyehatan Individu dan
Masyarakat. Rasulullah malah menekankan pada cara hidup sehat itu bukan pengobatan
penyakitnya. Tidak ada satu ayat dalam al Qur’an yang memerintahkan cara tertentu untuk
mengobati penyakit, kecuali pernyataan umum seperti ‘madu’ memiliki nilai obat bagi
manusia. Juga tidak ditemukan hadits Rasulullah yang menyatakan obatilah penyakit itu
seperti cara saya mengobatinya. Beliau hanya mengajarkan doa meminta kesembuhan secara
umum, atau menasehatkan bahan tertentu sebagai bahan obat seperti madu, habbatusaudah
atau jintan hitam, susu onta, dan semacamnya. Oleh sebab itu kita juga tidak boleh berlebihan
dalam menggali cara pengobatan pada masa Rasulullah karena kemajuan Ilmu Kedokteran
jelas juga sebagai bagian dari sunnatullah tentang cara pengobatan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://azzamherbal.wordpress.com/2011/12/07/konsep-sehat-dan-sakit-menurut-islam/
http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/05/konsep-sehat-perspektif-islam-
222status.html#ixzz2DfZx0g00
http://qurandansunnah.wordpress.com/2009/10/12/tata-cara-pengobatan-rasulullah-
shallallahu-%E2%80%98alaihi-wassalam/
http://www.elitha-eri.net/2007/11/21/petunjuk-al-quran-tentang-pengobatan/
http://fuadamsyari.wordpress.com/2010/06/08/hidup-sehat-cara-nabi-vs-pengobatan-ala-nabi-
thibbun-nabawi-sebagai-muslim-jangan-lupa-hidup-sehat/
http://an-naba.com/kesehatan-dalam-pandangan-islam