213 - Fikri Fadurrahman - Makalah Bedah Buku Pahlawan PDF
213 - Fikri Fadurrahman - Makalah Bedah Buku Pahlawan PDF
Perpustakaan
NIM : 3195213
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Bedah Buku ini.
Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan kita, nabi
Muhammad SAW. yang atas perjuangan beliau kita dapat tetap hidup dibawah
naungan cahaya rahmat dan dapat terus menuntut ilmu guna mendapat derajat
kemuliaan di sisi-Nya serta dapat lebih mengenal hakikat-Nya.
Makalah Bedah Buku ini telah disusun dan dirangkai dengan sebaik-
baiknya guna melengkapi tugas perkuliahan online pada bidang perpustakaan.
Semoga makalah ini dapat dipahami dengan baik bagi para pembacanya dan dapat
bermanfaat, baik dari penulis pribadi sebagai penyusun maupun bagi para
pembaca. Sebelumnya penulis memohon maaf apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan. Maka dari itu, penulis memohon kritik dan saran untuk
kedepannya.demi perbaikan di masa mendatang.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................ 1
1.3 Tujuan Bedah Buku.......................................................................................... 1
1.4 Manfaat Bedah Buku....................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Gagasan Utama................................................................................................. 3
2.2 Sub-Sub Tema................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
4.1 Simpulan..................................................................................... 3
4.2 Saran.................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal itulah yang mendorong Cindy Adams jurnalis asal Amerika Serikat
ingin mewawancarai Presidern RI pertama ini, kemudian dibuatnya buku Bung
Karno; Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Buku ini menjadi salah satu koleksi
buku di Perpustakaan Kepresidenan. Buku ini bercerita tentang Presiden Sukarno
yang diterbitkan oleh Yayasan Bung Karno pada tahun 2018.
Buku ini merupakan terjemahaan otentik dari buku asli yang ditulis Cindy
Adams. Dalam isinya, beliau berharap kepada semua pihak agar dalam menulis
nama Bung Karno disesuaikan dengan ejaan Bahasa Indonesia sebagaimana yang
beliau inginkan yaitu “Sukarno” bukan “Soekarno”. (Doni Fitra)
1
1.4 Manfaat Bedah Buku
2
BAB II
PEMBAHASAN
yaitu Ir. Sukarno yang mana dari awal hingga akhir menceritakan semua
Bung Karno sudah terdidik sejak kecil oleh ibunya agar berjuang selalu
untuk Indonesia. Bung Karno juga terdidik untuk menjauhi gaya hidup kebarat-
baratan. Bung Karno sudah memiliki kesadaran akan sebuah perubahan untuk
merdeka sejak usia belasan tahun. Namun, harus berjuang secara diam-diam
hingga usia 20 tahunan. Karena Bung Karno harus bersekolah. Jika tidak
sembunyi-sembunyi, pupuslah kesempatan Bung Karno untuk sekolah tinggi.
Bisa-bisa dipenjara sebelum berjuang. Orang tua Bung Karno rela menyisihkan
banyak uang agar beliau bersekolah. Rela hidup susah demi pendidikan. Karena
mereka yakin, Bung Karno mampu memimpin Indonesia di masa Depan. Maka,
mana mungkin Bung Karno tidak menurut pada orang tua? Perjuangan yang
dilakukan saat itu, Bung Karno menulis artikel tentang pergerakan kemerdekaan
dengan nama samaran “Bima”.
3
2.2 Sub Sub Tema
Ada juga pengakuan dari Sukarno yang menyukai wanita dan mengapa ia
seperti itu.. Selain itu, diceritakan mengapa Sukarno menyukai negara-negara blok
timur. Kisahnya bersama John F. Kennedy, dan media-media asing yang
menjelek-jelekan namanya.
Dan yang terpenting, meskipun Sukarno selalu menolak jika ada yang
mengusulkan biografi dirinya, pada akhirnya ia bertemu dengan Cindy Adams
dan tertarik untuk menulis kisah hidupnya.
Lalu tentang leluhur Sukarno yang juga pejuang, yang terlibat dengan
Belanda sejak penjajah datang ke Indonesia.
4
menangis dan protes kepada ibunya. Juga ada kisah bagaimana Sukarno dididik
oleh Bapaknya dengan keras.
Juga ada cerita tentang cinta pertama dengan wanita belanda. Bagaimana
Sukarno harus bersekolah di sekolah Belanda. Namun Sukarno harus mengulang
kelas karena tidak fasih bahasa Belanda. Juga belajar selama satu jam setiap pagi
dengan guru lesnya
5
Yang paling menyenangkan, Sukarno menceritakan kisah cintanya dengan
gadis Belanda. Sayangnya, ketika ia melamar gadis pujaannya, hanya penolakan
dan hinaan yang diperoleh Sukarno. Pada akhirnya Sukarno menikah di usia 21
tahun dengan putri Tjokroaminoto.
6
6. Bab Enam (Marhaenisme)
Sukarno hanya pernah mengerjakan sebuah rumah saja. Itu pun karena hal
tersebut merupakan permintaan seorang professor yang dihormatinya.
Karena sudah tidak punya uang, maka Sukarno menjadi guru. Walau untuk
mendapatkan pekerjaan itu ia harus berbohong. Situasinya sedang sulit kala itu.
7
Di bab inilah Sukarno mulai mendapatkan pengikut. Berpidato dengan
siapapun yang ditemuinya. Ia juga matang dengan pemikiran-pemikirannya
sendiri dan memiliki ideologi politik yang berbeda.
Di bab inilah Bung Karno mendirikan PNI setelah Serikat Islam terpecah.
Dan PNI menjadi satu-satunya partai politik. Tujugan PNI membuat pengikutnya
gemetar karena tujuan yang terlalu radikal yaitu kemerdekaan sepenuhnya-
SEKARANG.
Tahun 1928 adalah tahun propaganda. PNI bergerak. Dan di masa inilah
Bung Karno mendapat julukan “Singa Podium”.
Diceritakan pula beberapa pro dan kontra di dalam PNI. Mulai dari
pemakaian seragam hingga memasukan pelacur sebagai anggota PNI sekaligus
menjadi mata- mata. Lagipula pelacur adalah anggota PNI yang selalu punya uang
dan memberikan hasil yang gemilang.
8
9. Bab Sembilan (Masuk Tahanan)
Di suatu pagi setelah rapat, giliran Sukarno pun tiba. Ia pun ditangkap
Belanda. Dan Sukarno pun berakhir di Rumah Penjara Banceuy.
Ada juga Bos Penjara yang bisa disuap. Tapi tetap saja, di penjara ini,
hiburan bagi Bung Karno hanya sebuah permainan mendengarkan kawannya
menceritakan kembali kisah Mahabarata dan Ramayana, yang mana membuat
perasaannya ringan dan memberi kekuatan.
9
11. Bab Sebelas (Pengadilan)
10
Ketika keluar dari penjara, Sukarno menjawab pertanyaan Direktur penjara
dengan jawaban, “Seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk
penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan saya meninggalkan penjara
dengan pikiran yang sama.”
Namun Sukarno masih orang yang sama. Dan pada akhirnya, ia kembali
ditangkap oleh Belanda karena dianggap terlalu berbahaya.
11
15. Bab Lima Belas (Pembuangan)
12
17. Bab Tujuh Belas (Pelarian)
Belanda tetap menahan sukarno ketika Jepang datang di Bengkulu. Bab ini
menceritakan perjalanan Sukarno menuju Padang sebelum akhirnya
diberangkatkan ke Australia.
Namun sebelum tiba di kapal yang akan membawanya, kapal itu telah
meledak. Akhirnya Sukarno bebas dari pasukan Belanda yang mengawalnya.
Perintah pertama Sukarno saat itu adalah tidak melawan terhadap tentara
Jepang. Dan Jepang dengan cepat menguasai Padang dengan tank-tank, kereta
berlapis baja, dan bala tentara berjalan kaki.
Pada bab inilah terjadi kejadian bersejarah di mana Bung Karno dan wakil
Jepang saling menjanjikan suatu hal satu sama lain.
Jepang tahu bahwa Bung Karno dekat dengan rakyat sehingga meminta
bantuan agar tidak terjadi kerusuhan.
13
Selanjutnya, Bung Karno mengatur semua permasalahan yang dihadapi
Jepang. Karena ini juga jalan dalam merebut kemerdekaan Indonesia yang sudah
lama diimpi-impikan.
Dan keinginan Bung Karno ketika baru datang adalah memiliki Jas Baru
buatan De Koning. Sukarno pun tinggal di Jakarta, di rumah besar bekas milik
orang Belanda dan kembali berjuang bersama pemimpin lainnya.
Meskipun di masa lalu Bung Karno dan Bung Hatta pernah berselisih
paham, pada akhirnya keduannya bekerja sama.
Bung Karno bekerja secara terang-terangan dan Bung Hatta bekerja secara
rahasia. Hanya ada Sharir yang menyaksikan rencana untuk masa depan tersebut.
14
Pada bab inil pulalah diceritakan perjuangan sambil memanfaatkan situasi
dari keadaan pemerintahan Jepang.
15
BAB III
3.1 Tampilan
1. Desain Buku
Buku Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat Indonesia yang
sudah diamati oleh penulis memiliki desain buku yang sederhana dan
menampilkan nuansa tempo dulu, namun tetap menarik untuk dibaca.
2. Cover Buku
Cover buku ini sangat sederhana seperti desainnya, yang mana
background pada cover berwarna merah dibalut dengan tulisan berwarna
hitam dan gambar presiden pertam RI yaitu Ir. Sukarno dengan peci
khasnya yang berwarna hitam.
3.2 Isi
1. Tata Bahasa
Pemaikaian huruf, penulisan huruf, penulisan kata, dan
penggunaan tanda baca cukup bagus. Hanya bagi kalangan milenial yang
tidak terbiasa dengan ejaan zaman dulu akan sesekali mengulangi
beberapa kalimat untuk mencerna maknanya. Karena ejaan pada buku ini
tidak memakai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) seperti pada kalimat
pertama paragraf pertama pada bab Alasan Menulis Bab Ini:
2. Gaya Penulisan
16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
mengkaji isi dari sebuah buku secara ringkas dengan memberi tanggapan
4.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna. Hal ini
dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis, kedepannya penulis
akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah dengan
sumber–sumber yang lebih banyak dan dapat di pertanggung jawabkan.
17