URBAN DESIGN
DEFINISI
MENURUT PARA AHLI
Robert M. Beckley, (1979) Urban Design adalah suatu jembatan antara profesi perencanaan kota dan arsitektur. Perhatian
utama Urban Design adalah pada bentuk fisik kota.
Melville Branch (1995) Di dalam perencanaan kota komprehensif, perancangan kota memiliki suatu makna yang khusus,
yang membedakannya dari berbagai aspek proses perencanaan kota. Perancangan kota berkaitan dengan tanggapan
inderawi manusia terhadap lingkungan fisik kota: penampilan visual, kualitas estetika, dan karakter spasial
Harry Anthony (dalam buku Antoniades, 1986) memberi pengertian bahwa perancangan kota merupakan pengaturan unsur-
unsur fisik lingkungan kota sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi baik, ekonomis untuk dibangun, dan memberi
kenyamanan untuk dilihat dan untuk hidup di dalamnya.
Catanese dan Snyder, pada hakekatnya Urban Design adalah suatu jembatan antara profesi perencanaan kota dan
arsitektur, yang perhatian utamanya adalah pada bentuk fisik wilayah perkotaan. Dalam hai in; Catanese dan Snyder
menjelaskan posisi urban design dalam proses perencanaan dan perancangan dalam skala makro
Pierre Merlin dan Francoise Choay (1988: 677 & 851) perancangan kota adalah proses dari konsep dan realisasi arsitektur
yang memungkinkan penguasaan pengaturan formal dari perkembangan kota, yang menyatukan perubahan dan kemapanan.
Andy Siswanto, perancangan kota merupakan sebuah disiplin perancangan yang merupakan pertemuan dari arsitektur,
perencanaan dan pembangunan kota
L O K A S I
B A T A S A N
BERBATASAN DENGAN JL.SETIA BUDI, JL.SOEPRAPTO, JL MAWAR, JL.KH.AHMAD
U DAHLAN.
JALAN MUH.HATTA
E X I S T I N G L A N D U S E
AREA KOMERSIAL AREA PERMUKIMAN LAHAN HIJAU/RTH
perbankan, sekolah, fasilitas akomodasi, fasilitas kompeks perumahan yang masih bersifat acak berupa kawasan berolahraga, dan lahan yang tak
komsumsi, fasilitas layanan jasa/barang publik, atau tidak teratur serta massa bangunan yang terpakai.
fasilitas peribatan bervariasi.
ISU
CITRA KORIDOR OUTPUT
1. WUJUD BANGUNAN WUJUD BANGUNAN YANG SUDAH MAMPU MENINGKATKAN IDENTITAS
PADA BEBERAPA AREA KORIDOR WUJUD BANGUNAN SUDAH MAMPU KAWASAN AKAN TETAP DIPERTAHANKAN NAMUN BEBERAPA CITRA
MEMBERIKAN IDENTITAS SECARA OBJEKTIF PADA KORIDOR SEHINGGA BANGUNAN YANG DI ANGGAP MASIH KURANG OPTIMAL MEMBERIKAN
MUDAH UNTUK DI KLASIFIKASI AREANYA. INDENTITAS KAWASAN AKAN LEBIH DI OPTIMALKAN.
NAMUN AREA BEBERAPA BANGUNAN SECARA FUNGSI MASIH BELUM
TERTATA DENGAN BAIK.
GSB adalah batas terbangun dari GSJ ( garis sempadan jalan ) masih banyaknya bangunan yang selain itu beberapa bangunan juga
yang berjarak sekitar 1/2 dari total lebar jalan terhitung dari tidak menaati peraturan GSB ( tidak menetapkan KDH ( koefisien
bahu/tepi jalan/pedestrian. garis sempadan bangunan ) kota dasar hijau ) sehingga rasa
palu di sepanjang jalan Muh.Hatta gersang sangat terasa
KDH untuk kawasan pelayanan umum menurut PERDA kota
palu NO.16 yaitu sebesar 20%
E X I S T I N G
terlihat masih kurangnya pengoptimalan komponen recycle juga masih sangat kurang pengelolaan fungsi kawasan yang belum optimal
vegetasi pada koridor. optimal ditambah masih kurangnya perhatian membuat persepsi penggunaan lahan juga yang
pada saluran sanitasi/pembuangan. kurang baik.
data dari lokasi terlihat adanya beberapa data dari lokasi memang terlihat jelas masih hal ini jelas terlihat dari msihnyaknya beberapa
kawasan atau titik-titik yang tidak seimbang sangat kurangnya tempat-tempat sampah yang kendaraan yang masih melakukan
dalam penataan vegetasi. namun pada beberapa ada di lokasi, namun beberapa gedung atau pemberhentian atau parkir di area yang tidak
titik-titik terntentu perletakan vegetasi sudah perumahan sudah membuat komponen secara seharusnya, sehinggah di beberapa kesemptana
cukup baik, ditambah adanya beberapa paduan pribadi, namun satu sisi hal ini kurang efisien hal ini cukup membuat lalu lintas terganggu.
vegetsai serta pemilihan vegetasi sesuai fungsi dalam hal lingkungan yang sehat, selain itu pada sehingga perlu adanya penataan jalur atau
yang sudah baik. lokasi tidak terlihat adanya lubang-lubang sistem parkir yang mampu mengakomodir
sanitasi/pembuangan yang baik. permasalahan ini.
OUT-PUT OUT-PUT OUT-PUT
kawasan membutuhkan vegetsai dengan fungsi.. kawasan membutuhkan beberapa komponen.. kawasan membutuhkan fasilitas parkir & pedestrian
ESTETIKA
PENERANGAN PENANDA
SALURAN SANITASI
TEMPAT SAMPAH
SEPEDA
PEDESTRIAN
PENGARAH
PENEDUH
MOBIL
PENUTUP
MOTOR
O R I E N T A S I M A T A H A R I
AREA KOMERSIAL AREA PERMUKIMAN LAHAN HIJAU/RTH
bangunan yang tidak bertingkat, biasanya bangunan yang memiliki jumlah lantai dua ( 2 ) bangunan yang memiliki jumlah lantai lebih dari ( 3 )
ORIENTASI VIEW BEBERAPA BANGUNAN MASIH KONDISI ARAH MATA ANGIN PADA KAWASAN BEGITU JUGA DENGAN ORINETASI ARAH
MENGARAH KE BERBAGAI PENJURU ARAH MATA MELALUI SELA-SELA BANGUNAN, HAL INI MATAHARI BELUM TERSALUR SECARA BAIK KE
ANGIN, SEHINGGA BEBERAPA POTENSI MENGAKIBATKAN SUMBER PENGHAWAAN BEBERAPA KAWASAN MAUPUN OBJEK
KAWASAN BELUM TEROLAH DENGAN ALAMI BELUM TERSALUR SECARA BAIK KE TERTENTU HAL INI DI SEBABKAN TERHALANG
MAKSIMAL. SEMUA PENJURU MAUPUN KE OBJEK BANGUNAN OLEH BEBERAPA BANGUNAN TINGGI DAN
TERTENTU. MEPETNYA JARAK ANTAR BANGUNAN.
S I N T E S A
KOMERSIAL
PLAZA
PUSAT KEBUGARAN
view koridor terhadap beberapa kawasan pentaan pola masa bangunan pada area permukiman area komersial lainnya diletakan di bagian tengah kawasan dengan
mengggunakan pola medan , pola ini di harapkan mampu tujuan mampu memfokuskan segala aktifitas komrsil dapat
yang memiliki jumlah lantai antara 2 sampai dengan 3
mengoptimalkan potensi kawasan menajdi semakin lebih terlaksana secara optimal, di samping itu , penataan ini juga menjadi
lantai, sehingga hal ini menimbulkan skyline yang
tertata dan humanis di sebabkan memfokuskan seluruh adaptasi dari existing orientasi matahari dan angin
harmonis karena di tata secara bertahap.
kegiatan perumahan pada satu blok tertentu.
JALUR PESEPEDA
VEGETASI ESTETIKA