Salah satu indikator Vibrant Place yang telah disebutkan di atas, yaitu Mixed Use dimana
konsep pengembangan ini memiliki penggunaan lahan yang berbeda untuk ditempatkan
bersama secara terpadu
Vibrant Place mendukung penggunaan lahan
campuran sebagai komponen penting untuk
menciptakan tempat tinggal yang lebih baik.
Dengan menempatkan fungsi perumahan,
komersial dan rekreasi dalam jarak yang dekat satu
sama lain sehingga alternatif untuk transportasi,
seperti berjalan atau bersepeda menjadi layak.
Penggunaan lahan campuran juga menyediakan
populasi dan basis komersial yang lebih beragam
dan cukup besar untuk mendukung angkutan
umum yang layak. Pencampuran fungsi lahan ini
dapat meningkatkan vitalitas dan keamanan yang
dirasakan dari suatu daerah dengan meningkatkan
jumlah dan aktivitas. Konsep ini mampu membantu
merevitalisasi kehidupan masyarakat dengan
membuat jalan, ruang publik, dan ritel yang
berorientasi pejalan kaki sehingga menjadi tempat
Researchgate.net
di mana orang bertemu.
Penggunaan lahan pada konsep percampuran fungsi ini dikombinasikan dengan keseluruhan ruang-
ruang publik seperti plaza, sebuah kompleks kawasan yang compact dimana warganya dapat hidup,
bekerja, dan bersantai pada ruang-ruang pedestrian serta menawarkan variasi pilihan aktivitas
dengan akses yang nyaman. Sebagai contoh yaitu, Hatten City Melaka.
HATTEN CITY
mELAKA Hattencity.com
Google earth
Hattencity.com
Silverscape residence
Silverscape Residence merupakan tempat tinggal
tipe kondominium yang menempati dua dari
empat blok menara yang membentuk parsel
pertama Hatten City. Kondominium ini
menjulang tinggi di atas pusat Kota Melaka.
Silverscape Residence menawarkan para
penghuninya pemandangan Selat Melaka yang
menakjubkan, sembari menikmati semua
kenyamanan hidup tepat di jantung kota.
Kondominium ini terletak tepat di atas Elements
Mall sehingga kegiatan belanja, makan dan
rekreasi secara harfiah dapat ditempuh hanya
dengan beberapa langkah. Selain itu, penghuni
Hattencity.com juga dapat menuju ke skydeck di mana sky club
berlokasi untuk bersantai dan bersantai.
Elements mall
Elements mall merupakan pusat perbelanjaan
yang berada di area Megaplex Hatten City,
Melaka. Keberadaan Elements Mall ini
menempati fungsi komersial yang ada pada
konsep pengembangan Mixed Use. Dibuat
dengan arsitektur dan lansekap bertema
kontemporer, Elements mall berbagi bangunan
yang sama dengan 2 hotel internasional lainnya
yang ada di Hatten City. Elements Mall
menghadirkan pendekatan baru yang segar
untuk berbelanja di Melaka dengan konsep
bertema unik yang memadukan masa lalu
dengan masa kini., Elements Mall merupakan
perpaduan yang menggabungkan fungsi ritel
Hattencity.com
dan rekreasi.
Hatten suites & hotel
Sama seperti Elements Mall, Hatten Suites &
Hotel memiliki fungsi komersial pada
penggunaan lahan campuran di kawasan
Hatten City ini. Hatten Suites yang sekaligus
merupakan International Hotel berada di
dalam perpaduan yang komprehensif antara
kawasan belanja, makan, dan hiburan. Terletak
di atas Elements Mall dan menempati salah
satu dari empat blok menara di Parcel 1 Hatten
City. Hatten Suites menawarkan 4 tipe dan 7
ukuran suite dengan berbagai layanan yang
sesuai untuk hiburan, relaksasi, bekerja, atau
sebagai tempat liburan. Tempat ini berdekatan
dengan Selat Melaka yang indah
Hattencity.com
(pemandangan laut) dan pemandangan kota
yang semarak dari pusat kota Melaka.
Kesesuaian lahan
Topik mengenai kesesuaian lahan diturunkan dari beberapa variabel amatan atau
variabel pendukung dari sub tema Mixed Land Useatau biasa disebut penggunaan lahan
campuran.Mixed Land Use sendiri merupakan sub tema dari tema besar Vibrant
Housing (Perumahan yang Semarak).Vibrant Housing dapat diartikan sebagai suatu kawasan
yang mampu menyediakan ruangan untuk menetap dan tempat tersebut selalu berkelanjutan
sesuai perkembangan zaman. Tempat yang dimaksud adalah yang dapat dijangkau dengan
akses transportasi yang memadai, tempat yang dapat menyediakan & memenuhi kebutuhan
hidup penduduknya, serta memiliki aksesibilitas tinggi untuk mampu terus sustainable
(berkelanjutan). Topik mengenai kesesuaian lahan ini menjadi salah satu pembahasan yang
tentunya berkaitan dengan vibrant housing, terutama terkait dengan indikator sustainability
atau keberlanjutan dari vibrant housing sendiri. Kesesuaian lahan tentunya menunjukkan
Lokasi pengamatan yang diambil
sesuai atau tidaknya penggunaan lahan di suatu kawasan, hal tersebut tentunya sangat
untuk membahas topik mengenai
berpengaruh dengan sustainability. Sesuai atau tidaknya penggunaan lahan suatu kawasan
kesesuaian lahan yaitu pada Melaka,
dapat menentukan seberapa bertahannya suatu kawasan dapat terus berkembang dan
Malaysia. Lokasi tepatnya berada di
berkelanjutan.
kawasan Silverscape Residence&
kawasan Malacca River Walk
.
(Riverville).Silverscape Resindence
merupakan kawasan hunian condominium
yang terletak di bagian Kota Melaka,
tepatnya pada area pesisir Taman Hilir
Kota, termasuk salah satu tujuan
pengunjung untuk berlibur atau berekreasi
karena memiliki view yang indah
Silverscape Residences (Atas) samping, dapat dilihat bahwa kedua kawasan, baik
&Malacca River Walk (Bawah) Silverscape Residences maupun Malacca River Walk
Sumber: Google Maps Satellite
sudah menerapkan efektivitas lahan, yang mana
dalam satu kawasan tersebut penggunaan lahannya
sudah multi-fungsi, terdapat hunian, perdagangan
(restoran, ritel, dll), hiburan, dll.
Kedua, integrasi dan sinergi fungsional antar penggunaan lahan. Pada kondisi eksisting
kawasan Silverscape Residences &Malacca River Walk, keduanya menunjukkan adanya
integrasi antar fungsi lahannya. Namun, belum semua fungsi guna lahan terintegrasi. Beberapa
fungsi lahan yang terlihat integrasi contohnya, pada Silverscape Residences guna lahan yang
terlihat integrasinya adalah antara hunian dengan rekreasi. Kedua guna lahan tersebut saling
terintegrasi satu sama lain, dikarenakan pengguna dari Silverscape Residences kebanyakan
memprioritaskan dua guna lahan tersebut. Hal tersebut didukung oleh kondisi lokasi yang mana
terdapat pada 1 gedung kawasan. Sedangkan di Malacca River Walk, integrasi guna lahannya
lebih variatif, karena terdapat beberapa guna lahan yang langsung bersinggungan satu sama
lain, seperti hunian, perdagangan & jasa, dan rekreasi. Antar guna lahan tersebut terintegrasi
satu sama lain karena letaknya tersebar pada 1 kawasan Malacca River Walk.
Ketiga, efisiensi pergerakan. Efisiensi pergerakan ini pada dasarnya dapat terjadi apabila
jarak antar fungsi lahan dekat satu sama lain, yang mana menyebabkan pengguna pada
kawasan tersebut tidak memerlukan kendaraan pribadi untuk pergi dari satu lokasi guna lahan
ke guna lahan lain, maksimal cukup menggunakan kendaraan pribadi berupa sepeda.
Berdasarkan kondisi eksistingnya, untuk kawasan Silverscape Residences sendiri efisiensi
pergerakan ini terjadi hanya saja di dalam kawasan gedung Silverscape Residences sendiri
saja.
Hal ini karena di dalamnya sudah terdapat beberapa
fungsi lahan yang memudahkan pengguna untuk pergi
dari satu lokasi fungsi lahan ke yang lainnya, tetapi
apabila dari kawasan Silverscape Residences ingin
keluar menuju fungsi lahan lain di luar kawasan, para
penggunanya menggunakan kendaraan pribadi seperti
mobil. Sedangkan di kawasan Malacca River Walk,
mayoritas penggunanya berjalan kaki, efisiensi
pergerakan lebih terlihat karena pada kawasan Malacca
River Walk antar fungsi lahan letaknya berdekatan dan
mudah dijangkau satu sama lain.
Keempat, terdapat peningkatan kualitas fisik
lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari gambar di samping,
keduanya menunjukkan kondisi eksisting baik pada
Silverscape Residences maupun Malacca River Walk.
Keduanya terlihat dirawat dengan baik kawasannya,
peningkatan kualitas fisik lingkungan dapat dilihat
dengan adanya RTH (vegetasi) yang terawat atau
diperhatikan keberadaannya. Kondisi RTH Silverscape Residences
Kelima, kelengkapan fasilitas yang tinggi. (Atas) &Malacca River Walk (Bawah)
Berdasarkan hasil survey dari Google Review, dapat Sumber: Google Maps Satellite
39; 28%
15; 29%
Sangat Puas;
Sangat Puas; Fasilitas
Fasilitas Lengkap Lengkap
Cukup Puas;
Cukup Puas; Fasilitas Cukup
Fasilitas Cukup
Tidak Puas;
Tidak Puas; 34; 67%
96; 70% Fasilitas Kurang
Fasilitas Kurang
Berdasarkan diagram di atas, dapat dilihat bahwa pada kedua kawasan didominasi
pengunjung / pengguna yang sangat puas dikarenakan fasilitas yang lengkap pada
kawasannya.
Kesimpulan
Kesesuaian lahan menjadi topik yang dibahas oleh penulis di sini. Kesesuaian lahan
ini didasari oleh penurunan ataupun penjabaran dari variabel yang erat kaitannya dengan
tema Mixed Land Use, yaitu variabel mengenai syarat-syarat penggunaan lahan. Pemilihan
topik ini juga dilatarbelakangi bahwa suatu kawasan vibrant housing, khususnya dari sisi
mixed land use, dapat dilihat sustainability-nya dari kesesuaian lahannya. Sesuai atau
tidaknya penggunaan lahan suatu kawasan dapat mempengaruhi tingkat berkelanjutannya
suatu kawasan.
Berdasarkan beberapa syarat penggunaan lahan yang mempengaruhi kesesuaian
lahan suatu kawasan, dapat dilihat dan dikoreksi sesuai kondisi eksisting di Melaka. Baik di
Silverscape Residences maupun Malacca River Walk. Beberapa syarat penggunaan lahan
sudah terpenuhi oleh kedua kawasan tersebut, beberapa syarat juga belum. Kedua
kawasan memiliki kondisi dan perbedaan karakteristik masing-masing yang mempengaruhi
terpenuhinya syarat-syarat penggunaan lahan tersebut. Secara garis besar, kedua kawasan
sudah memperhatikan syarat penggunaan lahan untuk dapat mewujudkan penggunaan
lahan yang sesuai dengan aturannya.
Intinya untuk sisi positifnya, Melaka telah melakukan sebuah upaya yang
menunjukkan perkembangan suatu kawasan yang erat kaitannya dengan faktor kesesuaian
lahan yang nantinya dapat terlihat perkiraan sustainability dari suatu kawasan yang
menerapkan konsep vibrant housing maupun mixed land use di Melaka sendiri. Sedangkan,
sisi negatifnya adalah dalam mewujudkan tujuan vibrant housing yang sesungguhnya
membutuhkan proses yang cukup menguras waktu, karena di Melaka sendiri belum
terlaksana secara keseluruhan atau optimal, karena tentunya dipengaruhi oleh banyak faktor
lain dalam proses pelaksanaannya.
Daftar Pustaka :
Hardjowigeno, S. (1992). Ilmu Tanah. Edisi Ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa.
Jakarta.
Khoirunurrofik. (2015). Optimalisasi Kebijakan Pemanfaatan Lahan dengan Pola Mix Land
Use Terhadap Perencanaan Prasarana Pendidikan dan Kesehatan di Kota
Batam. Jurnal Kebijakan Ekonomi. Vol. 11 No.1, 46-59.
Madjid, A. (2019). Dasar-Dasar Ilmu Tanah: Kesesuaian Lahan. Bahan Ajar Online. Dalam
dasar2ilmutanah.com. Diakses pada 1 Juni 2020.
integrasi fungsi lahan
Penggunaan lahan berkaitan erat dengan aktivitas manusia yang mencakup pengelolaan dan
pemanfaatan lahan serta dapat menimbulkan dampak terhadap lahan tersebut. Bermacam-macam
aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, menunjukkan perbedaan guna lahan yang akan terbentuk di
suatu tempat. Kebutuhan dari masing-masing aktivitas masyarakat tersebut akan membentuk pola guna
lahan (Chapin, 1995). Kebutuhan akan lahan memiliki integritas dalam menyongsong kegiatan yang
dilakukan masayarakat untuk lebih efektif dan efisien. Integritas Fungsi Lahan ini juga terkait erat dengan
kesejahteraan masyarakat dimana lahan digunakan sebagai objek aktivitas untuk pemenuhan
kebutuhan. Semakin tinggi kegiatan masyarakat akan semakin cepat pola penggunaan lahan di wilayah
yang mendukungnya.
Berbicara mengenai lahan yang sangat terikat dengan aktivitas manusia yang memiliki aspek
aspek di dalamnya, integritas antar lahan sendiri juga menjadi bahasan yang cukup menarik karena
integrasi yang dijalin antar fungsi lahan memiliki sebuah efek keharmonisasian bagi masyarakat dalam
melakukan aktivitasnya yang membuat lebih efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan. Keterkaitan
Fungsi Lahan ini juga berkaitan dengan indikator livability dari virant housing, dimana memberikan
kenyamanan dalam menggunakan fungsi lahan yang bervariasi tersebut secara optimal. Terdapat dua
indikator yaitu Vibrant dan Livability:
a) Vibrant: compact, mixed use, walkable, transit oriented, destinations, dan parking
b) Livable: aspek tata ruang, aspek lingkungan, aspek transportasi, aspek fasilitas kesehatan, aspek
fasilitas pendidikan, aspek infrastruktur-utilitas, aspek ekonomi, aspek keamanan, dan aspek sosial.
Keterkaitan antar fungsi lahan yang berbeda beda menciptakan variasi fungsi dalam satu lahan
yang besar untuk menciptakan sebuah dorongan dalam pengembangan yang ada di dalam kawasan
tersebut menjadi lebih baik. Agar menciptakan keharmonisan dalam menciptakan keterkaitan fungsi
dalam satu wilayah untuk berkembang, maka diperlukan komponen pendukung lainnya yang dapat
berdiri satu sama lain untuk menyongsong proses keterkaitan fungsi lahan yang maksimal, diantara
komponen komponen tersebut antara lain adalah jenislahan, integrasiantar lahan, jarakantarlahan.
Komponen jenis lahan menjelaskan tentang jenis lahan yang berdiri di lahan tersebut, serta jarak antar
lahan mendeskripsikan tentang jarak yang optimal dari masing masing lahan. Detail lebih jelasnya akan
dijelaskan pada pembahasan berikut dalam setiap komponen.
keberadaan variasi kegiatan yang berbeda seperti tempat tinggal, bekerja, belanja, dan
bermain yang jaraknya berdekatan dan dapat dicapai melalui berjalan kaki. Jarak antar lahan
yang semakin dekat akan memudahkan dalam menjalankan aktivitas secara optimal. Jarak
antar lahan yang semakin berdekatan juga menciptakan ruang yang luas yang bisa
Dalam pemenuhan kebutuhan untuk bahasan keterkaitan antar fungsi lahan, berbagai
daerah di belahan penjuru dunia sudah menerapkan keterkaitan fungsi yang optimal dan
sangat baik dengan beragam fungsi yang ada di dalam kawasan nya, terutama pada lokasi di
Silverscape residence dan Malacca Riverwalk, di Malaka, Malaysia. Kedua lokasi tersebut
memiliki berbagai fungsi lahan dan jarak yang strategis dalammendukung satu sama lain untuk
perdagangan
Ruang rekreasi
Sumber : google.com
hunian
Pada kawasan Silverscape Residenceyang terdiri dari hunian (condominium), hotel, retail
(Element mall), tempat wisata dan sky deck dengan skyclub (tempat bersantai) memiliki jarak
yang berdekatan. Bahkan untuk lokasi mall sendiri berada di tower B yang bersebelahan
dengan tower A sebagai tempat condominium, hanya berjarak 11 m sehingga dapat mudah
diakses dengan berjalan kaki selama 1 menit. Sedangkan sky deck terhadap Silverscape
hanya berjarak 150 m dapat ditempuh dengan berjalan kaki selama 2 menit.
b. Malacca Riverwalk
Kawasan Malacca Riverwalk sendiri ini terdiri dari hunian/hotel, restoran, dan perbelanjaan.
Jarak antar lahan sangat berdekatan seperti restaurant dan toko perbelanjaan yang berdiri di
sepanjang jalan riverwalk yang sangat mudah untuk diakses. Terdapat pula hotel terdekat
yang berjarak 50 m ditempuh selama 1 menit dari lokasi malacca riverwalk ini. Efisiensi
pergerakan juga terlihat dari jarak antar fungsi lahan yang berdekatan bahkan bersebelahan /
berhimpitan
hunian
Pusat komersial
Sumber : google.com
rekreasi
Keberadaan tempat tempat yang saling berdekatan pada tempat ini mempunyai hubungan
yang saling terikat untuk memnuhi kebutuhan masyarakat agar lebih maksimal dalam
melakukan kunjungan wisata maupun lainnya
Kesimpulan
yang sangat vital. Oleh karena itu agar dapat didayagunakan secara berkelanjutan maka harus
dikelola dengan cara yang sebaik-baiknya. Hal itu sejalan dengan semakin meningkatnya
kebutuhan hidup manusia dan bertambahnya jumlah penduduk serta semakin meningkatnya
terhadap aktivitas aktivitas kebutuhan manusia. Sementara itu, sumberdaya lahan yang
tersedia untuk keperluan tersebut sangat terbatas, sehingga apabila dalam pendayagunaannya
tidak disertai dengan upaya-upaya untuk mempertahankan fungsi dan kemampuannya akan
Percampuran guna lahan itu pada intinya adalah saling mendekatkan penggunaan
lahan yang berbeda (residensial, komersial, institutional, rekreasi, fasilitas umum, sosial dan
lain-lain). Hal ini bisa diaplikasikan dalam beragam skala,baik dalam sebuah massa bangunan,
sepanjang jalan atau membentuk sebuah lingkungan (kawasan). Menurut Grant (2002) dalam
konsepnya mixed use development memberikan manfaat untuk memperbaiki vitalitas, kualitas
lingkungan, persamaan dan efisiensi kota. Pengembangan konsep ini sendiri didasarkan pada
teori bahwa kedekatan lokasi akan mendorong pelaku perjalanan untuk tidak menggunakan
kendaraan, memilih berjalan kaki atau bersepeda. Semakin banyak jenis guna lahan yang
dicampur cenderung mengurangi jarak perjalanan dengan kendaraan yang harus dilakukan
oleh penduduknya.
Daftar Pustaka :
Grant, Jill 2002, ‘Mixed use in theory and practice: Canadian experience with implementing a
planning principle. Journal of The american Planning Association.Chicago.
UGMYojakarta.
BENEFIT AND IMPLEMENTATION OF MIX LANDUSE IN
SILVERSCAPE RESIDENCE AND RIVERVILLE, MALAKA
Perkembangan kota secara dinamis yang tidak dapat diintervensi
mengakibatkan kebutuhan akan ruang khususnya lahan permukiman menjadi
meningkat. Perpindahan penduduk pedesaan ke perkotaan menjadikan kota
semakin padat, sehingga kota tidak mampu lagi dalam menyediakan
kebutuhan ruang permukiman tersebut. Akibatnya, perkembangan
permukiman mengalami istilah urban fringe yaitu permukiman berkembang
pada sub-urban atau wilayah pinggiran kota (Kusumantoro, 2007). Wilayah
pinggiran kota yang menjadi tempat mengakomodir kebutuhan ruang akan
permukiman mengalami perkembangan perubahan penggunaan lahan yang
dinamis pula. Oleh sebab itu, Vibrant Place sebagai tempat yang kompak,
Fungsi Dasar Vibrant Place
terhubung dengan mixed use, ramah pejalan kaki (walkable), dan berorientasi
Tempat Bekerja
1 2
Tempat TinggalTempat
pada transit merupakan jawaban yang tepat dalam mengatasi perubahan
penggunaan lahan di pinggiran kota.
Salah satu bentuk yang dapat mewujudkan terjadinya Vibrant Place adalah
dengan pengembangan wilayah menggunakan konsep Mixed-use.
“ Konsep Mixed Landuse bertujuan untuk pemanfaatan lahan
campuran sebagai konsep perencanaan seperti konsep New
Urbanism, Smarth Growth dan Compact City untuk menciptakan
keanekaragaman pemanfaatan lahan sehingga dapat memberi
intensif terhadap kelangkaan ketersediaan lahan (Rodenrburg et al.
2003). Menurut Grant (2002) dalam konsepnya Mixed Landuse
memberikan manfaat untuk memperbaiki vitalitas, kualitas
lingkungan, persamaan dan efisiensi kota. Pengembangan konsep
ini sendiri didasarkan pada teori bahwa kedekatan lokasi akan
mendorong pelaku perjalanan untuk tidak menggunakan kendaraan,
memilih berjalan kaki atau bersepeda. Semakin banyak jenis guna
lahan yang dicampur cenderung mengurangi jarak perjalanan
”
dengan kendaraan yang harus dilakukan oleh penduduknya.
“ menurut Surprenant (2006) dalam Nurani (2008),
Ciri khas kawasan mixed land use adalah
keberadaan variasi kegiatan yang berbeda seperti
tempat tinggal, bekerja, belanja, dan bermain yang
jaraknya berdekatan dan dapat dicapai melalui
berjalan kaki.
“ ”
Pada pembahasan kali ini, wilayah Anak-anak, orang tua, dan karyawan
studi yang akan di identifikasi yaitu sering kali tidak terlayani dengan baik di
Silverscape residence dan Rivervelle, daerah-daerah dengan lingkungan
Malaka. Penggunaan lahan campuran penggunaan lahan yang terpisah. Ketika
dapat memberikan manfaat fiskal dan anak-anak tidak dapat menavigasi dengan
ekonomi yang besar. Penggunaan aman dari satu lokasi ke lokasi lain,
komersial yang dekat dengan daerah mereka menjadi tergantung pada
permukiman sering tercermin dalam nilai perjalanan. Hal yang sama bisa berlaku
properti yang lebih tinggi, dan karenanya untuk orang tua, yang mungkin tidak lagi
membantu meningkatkan penerimaan bisa mengemudi. Lingkungan yang
pajak lokal. Dalam ekonomi jasa saat ini, terpisah tidak memungkinkan segmen
masyarakat menemukan bahwa dengan populasi yang signifikan dan terus
penggunaan lahan campuran, mereka bertambah ini untuk terus bekerja atau
dapat menjadikan lingkungan lebih berpartisipasi aktif dalam masyarakat.
menarik bagi para pekerja yang semakin Karyawan di area ini mengalami
menyeimbangkan kriteria kualitas hidup peningkatan biaya transportasi dan tidak
dengan gaji untuk menentukan di mana mendapat manfaat dari akses yang dekat
mereka akan menetap. ke kebutuhan sehari-hari seperti bank, dan
pusat perbelanjaan.
Manfaat Dari Mixed Landuse
Manfaat Ekonomi Manfaat Lingkungan
Manfaat Kesehatan
4 Manfaat Sosial
4
Manfaat ekonomi dari penggunaan lahan campuran salah satunya berdampak
pada kawasan yang lebih tua di mana ekonomi mengalami stagnasi, semakin
menyadari bahwa investasi transportasi berorientasi pejalan kaki berfungsi
sebagai katalis untuk revitalisasi perkotaan. Pola penggunaan campuran
membantu mengurangi penurunan investasi atau ditinggalkannya pusat kota.
Biaya transportasi menjadi berkurang dan setiap kelompok masyarakat tidak
perlu untuk memiliki kendaraan pribadi untuk melakukan mobilisasi.
Dikarenakan segala aktivitas yang ada berpusat di satu kawasan dan ini
mengubah peraturan zonasi agar menyediakan permukiman yang terjangkau
ke segala aktivitas lainnya.
MALAKA
MALAKA
Mixed Land Use pada Kawasan Riverville Malaka memiliki luas kawasan
sebesar 57 m2 yang terdiri dari 42,85 m2 lahan hunian/hotel, 14,6 m2 lahan
komersil serta 4,8 m2 lahan terbuka dan rekreasi. Jarak antar lahan sangat
berdekatan seperti lahan komersil dan lahan hunian berjarak 50 m dapat
ditempuh dengan berjalan kaki. Terdapat banyak aktivitas komersil pada
kawasan ini seperti perdagangan yang berada di sepadan sungai Riverwalk.
Hal ini sangat selaras dengan manfaat ekonomi, kesehatan, lingkungan dan
sosial dikarenakan pada kawasan ini diberlakukan untuk melakukan perjalanan
non-motorized, selain untuk tetap menjaga kondisi alam kawasan, ini juga
berpengaruh pada peletakan para pedagang disekitar jalan agar dapat mudah
menarik penduduk/wisatawan untuk membeli dan hal ini juga sangat ramah
lingkungan sehingga memberikan dampak positif pada kesehatan pejalan kaki.
DAFTAR
PUSTAKA
AnoAnonim. 2019. Principle 6 – Mix Land Uses : SJV
Blueprint Implementation Toolkit. Dalam
www.sjvblueprinttoolkit.weebly.com.Pada 01
Juni 2020