LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Operations Research 1
disusun oleh
Kefira A. Sutantio 13418001
Rizana Salsabila 13418006
Monica Nanda H. 13418010
Dinda Naurah T. 13418028
Vabila Magareta 13418039
DAFTAR ISI 1
DAFTAR TABEL 1
DAFTAR GAMBAR 3
DAFTAR LAMPIRAN 4
BAB I 5
1.1 Latar Belakang 7
1.2 Formulasi Masalah 6
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Batasan Masalah 7
1.5 Asumsi 8
BAB II 9
2.1 Flowchart 9
2.2 Fishbone Diagram (Ishikawa Diagram) 11
2.3 Integer Linear Programming 11
2.4 Metoda Branch and Bound 11
BAB III 13
3.1 Deskripsi Sistem 13
3.1.1 Rich Picture Diagram 13
3.1.2 Proses Produksi PT Sritex Tbk. 14
3.1.3 Market Share PT Sritex Tbk. 16
3.1.4 Keadaan Medis Jawa Tengah 16
3.1.5 Produk 17
3.2 Influence Diagram 19
3.3 Komponen Model Matematis 19
3.4 Estimasi Nilai Parameter 20
BAB IV 24
4.1 Notasi Model Matematis 24
4.2 Model Referensi 24
4.3 Formulasi Model Matematis 24
BAB V 25
5.1 Verifikasi Model Matematis 25
5.2 Solusi Optimal Model 25
5.3 Analisis Sensitivitas 25
5.4 Rekomendasi Kebijakan 25
1
DAFTAR TABEL
2
DAFTAR GAMBAR
3
DAFTAR LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.2 Formulasi Masalah
Hingga sekarang, kekurangan masker masih amat terasa di berbagai daerah di Indonesia.
Sangat jelas bahwa melonjaknya kebutuhan akan masker menyebabkan supply tidak dapat
mencukupi demand, terlihat dari masih banyaknya petugas medis maupun warga yang
membutuhkan tidak mendapatkan masker. Secara nasional, masalah kekurangan masker ini
dipetakan dengan fishbone diagram dengan faktor-faktor apa saja yang berkontribusi bagi
kelangkaan masker sehingga supply tidak dapat memenuhi demand.
Penyebab diklasifikasikan menjadi beberapa grup yaitu: Produsen, Perilaku Pasar, Method , dan
Perilaku Masyarakat.
Produsen
Produsen dalam hal ini mencakup semua perusahaan produsen masker dan perusahaan
konveksi. Permasalahan yang datang dari klasifikasi ini adalah:
1. Produsen perlu menemukan cara untuk meningkatkan produksi masker baik medis
maupun non-medis supaya dapat memenuhi kecepatan permintaan yang ada.
2. Produsen tidak memproduksi masker sama sekali sehingga tidak berkontribusi dalam
meningkatkan supply masker Indonesia.
3. Produsen tidak dapat menentukan product mix yang tepat antara memproduksi masker
dan memproduksi jenis produk konveksi lainnya sehingga kesulitan memenuhi demand
masker atau memilih tidak memproduksi sama sekali.
4. Produsen tidak memperoleh keuntungan yang cukup sehingga berhenti beroperasi.
Perilaku Pasar
Pasar yang dimaksud adalah pasar jual-beli masker. Harga terus meningkat kian harinya, hingga
masker tidak lagi dapat dibeli untuk memenuhi demand.
Perilaku Masyarakat
Dijabarkan perilaku masyarakat yang mempengaruhi kondisi kekurangan masker di Indonesia.
Perilaku masyarakat berkaitan erat dengan harga masker di pasaran karena karakteristik pasar
bebas yang sensitif terhadap supply dan demand. Perilaku yang dimaksud mencakup:
1. Panic buying dari masyarakat yang paranoid. Konsumen perorangan memborong
masker dalam jumlah banyak dalam waktu yang singkat.
2. Penimbunan masker secara massal oleh oknum-oknum yang berencana mencari
keuntungan.
3. Penggunaan masker oleh orang-orang yang tidak tepat. Orang-orang dengan akses
membeli masker, seringkali dalam jumlah yang banyak, meskipun bukan golongan
6
prioritas. Seringkali juga masker ini disalahgunakan di situasi dan kondisi yang tidak
tepat, wasting masker yang seharusnya dapat digunakan untuk golongan prioritas.
4. Pemakaian masker di atas kewajaran. Melonjaknya korban, disertai dengan
pengumuman kebijakan PSBB yang mewajibkan penggunaan masker mengakibatkan
demand terhadap masker berlipat dari keadaan normal.
Method
Metode mencakup kebijakan yang mampu dilakukan pemerintah dalam upaya
mendistribusikan masker. Permasalahan yang datang dari klasifikasi ini diidentifikasi sebagai:
1. Ekspor masker yang berlebih hingga stok masker dalam negeri tidak mencukupi.
2. Impor masker kurang strategis sehingga tidak membantu memenuhi demand dalam
negeri.
3. Pendistribusian masker tidak merata akibat mekanisme yang tidak efisien ataupun
karena bottleneck akibat kondisi atau oknum tertentu.
Lingkup permasalahan akan berfokus pada tulang Produsen, dimana Sritex yang merupakan
salah satu produsen garmen dan tekstil terbesar di Indonesia dapat berperan. Dikarenakan Sritex
sudah memproduksi masker kain saat ini, root cause yang dinilai relevan bagi Sritex mencakup:
1. Tidak dapat memproduksi masker cukup cepat
2. Tidak dapat menemukan product mix yang tepat
3. Tidak dapat beroperasi
Sritex harus mencari cara untuk memproduksi masker cukup cepat memenuhi demand. Oleh
karena itu dengan optimalisasi sumber daya yang ada, Sritex perlu memperhitungkan berapa
banyak masker yang harus diproduksinya setiap hari. Dimana hal ini berhubungan dengan root
cause berikutnya, product mix seperti apa yang harus diproduksi? Sritex berencana untuk
memproduksi masker medis, meskipun saat ini Sritex sedang memproduksi masker kain.
Kebijakan ini berpotensi menguntungkan, namun juga berpotensi untuk merugikan, berkaitan
dengan poin selanjutnya.
Disisi lain pandemi juga diikuti dengan lesunya ekonomi. Perusahaan tekstil seperti Sritex
berpotensi untuk meraup jumlah sales yang tinggi dengan menjual masker, tetapi Sritex
memerlukan pertimbangan matang supaya perusahaan dapat terus beroperasi. Apapun kebijakan
yang akan dipilih, perusahaan harus mendapatkan profit sebesar-besarnya.
Root cause ini membawa PT. Sritex kepada pertanyaan utama:
1. Berapa banyak masker medis dan non medis yang harus diproduksi PT. Sritex untuk
dapat memenuhi demand dengan sumber daya yang ada?
2. Bagaimana product mix yang tepat untuk membawa keuntungan sebesar-besarnya bagi
PT. Sritex?
3. Berapa keuntungan maksimum yang dapat diperoleh PT. Sritex dengan
mengimplementasikan kebijakan yang dipilih?
7
1.5 Asumsi
Beberapa asumsi umum yang digunakan adalah:
1. Jumlah operator tetap dengan alokasi 25% dari total jumlah operator pada segmen konveksi
2. Jumlah operator yang memproduksi masker pada segmen konveksi adalah 60% dari jumlah
operator segmen konveksi.
3. Persediaan bahan baku untuk produksi masker dalam satu hari hanya berasal dari 50% dari
total luas bahan yang diproduksi oleh segmen finishing kain. Diasumsikan tidak ada suplai bahan
baku kain dari pemasok.
4. Luas kain hasil finishing kain sama untuk setiap hari kerja dan didapatkan dari total luas
finishing kain pada tahun 2019 dibagi jumlah hari kerja efektif dalam tahun 2019.
5. Penambahan operator pada perusahaan dari tahun 2018 ke 2019 tidak signifikan.
8
BAB II
METODOLOGI
2.1 Flowchart
Berikut adalah alur dari pengerjaan tugas besar ini.
9
Gambar 3 Contoh fishbone diagram
(sumber:https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Cause_and_effect_diagram_for_defect_XXX.sv
g)
Pada fishbone diagram, permasalahan atau isu yang hendak dikaji, ditentukan akar
masalahnya diletakkan di sebelah kanan sebagai ‘kepala ikan’. Tulang utama yang berbentuk
horisontal di tengah menunjukkan bahwa semua kategori yang akan dibahas mengarah pada isu di
sebelah kanan.
Selanjutnya ditentukan kategori-kategori utama, yang masing-masing mengarah ke tulang
utama. Root cause yang bersesuaian dengan kategori tertentu dimasukkan pada tulang kategori
nya masing-masing. Jika root cause masih dapat diidentifikasi lagi, dapat ditambahkan sub root
cause yang mengarah pada root cause yang bersesuaian.
10
Dalam integer linear programming, dilakukan minimasi fungsi biaya linear atas vektor x yang
berdimensi n dengan pembatas persamaan atau pertidaksamaan linear ditambah dengan pembatas
yang menyatakan bahwa beberapa atau seluruh variabel yang ada harus berupa bilangan bulat.
Apabila dalam model terdapat N nilai yang mungkin, maka bentuk perumusan ILP adalah
sebagai berikut :
𝑁
𝑓(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ) = ∑ 𝑑𝑖 𝑦𝑖
𝑖=1
𝑁
∑ 𝑦𝑖 = 1
𝑖=1
𝑦𝑖 = {0,1}
𝑖 = 1,2, … , 𝑁
Prosedur dalam penyelesaian masalah dengan metode branch and bound adalah sebagai
berikut:
Asumsikan sebuah masalah program integer:
Maksimasi:
z = c.x
Dengan kendala:
x ∈ S0 di mana S0 = { x| Ax=b, x≥0, dan integer}
Ide umum dari metode ini adalah pertama untuk menyelesaikan problema sebagai model
kontinu, yakni menyelesaikan program integer sebagai program linier.
11
Maksimasi:
z = c.x
Dengan kendala:
Bentuk ini sebenarnya merupakan pemisahan dari S0, yakni S1 ∪ S2 = S0, S1∩S2= ⊘. Solusi
optimal x* dari problema yang diberikan, harus berada pada salah satu S1 atau S2 dan juga harus
merupakan solusi optimal dari salah satu subproblema berikut:
(a) Maksimumkan z=c.x kendala x ∈ S1
(b) Maksimumkan z=c.x kendala x ∈S2
Subproblema-subproblema ini kemudia dapat lagi diselesaikan dengan mengulangi proses yang
sama dengan merelaksasi kendala integernya dan mencabangkan lagi kembali bila solusi optima
yang diperoleh mempunyai komponen yang bernilai pecahan atau tidak integer. Proses
percabangan ini akan membentuk pohon keputusan, dengan setiap node k dari pohon keputusan
tersebut berhubungan dengan sebuah subproblema.
Maksimasi:
z = c.x
Dengan kendala:
x ∈ Sk
Jika solusi optimal yang diperoleh layak (memenuhi) atau mempunyai komponen-komponen
bulat, maka solusi ini dicatat dan nilai objektifnya merupakan batas bawah nilai optimum. Maka
proses percabangan tidak perlu lagi dilakukan dan node yang demikian di-fathomed atau dipangkas.
Node yang belum fathomed atau dipangkas disimpan dalam master list. Pada beberapa node, nilai
optimal dari program linier merupakan batas atas untuk nilai optimum dari semua turunannya. Jika
batas atas tersebut lebih kecil dari batas bawah terbaik yang ada, maka subproblema tidak
dicabangkan lagi. Proses branch and bound akan diteruskan sampai setiap subproblema berhenti
karena salah satu alasan berikut:
1. Sebuah solusi integer
2. Batas atas lebih kecil dari batas bawah yang ada.
12
BAB III
PENGEMBANGAN MODEL KONSEPTUAL & PENGUMPULAN DATA
13
3.1.2 Proses Produksi PT Sritex Tbk.
PT Sritex merupakan salah satu produsen tekstil yang terintegrasi secara vertikal dan
terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kantor pusat produksi di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berdasarkan data yang diambil pada 2018, Sritex memiliki 18.713 karyawan dengan
komposisi 10 orang di bagian manajemen, 14 orang sebagai manajer umum, 99 manajer, 712
supervisor, 7.172 operator senor, dan 10.706 operator. Sritex memiliki empat lini produksi,
yaitu pemintalan, penenunan, pewarnaan dan percetakan kain (finishing kain), serta
konveksi.
Segmen usaha pemintalan menghasilkan produk benang dengan berbagai bentuk dan
ketebalan. Hasil produksi berupa rayon, katun, dan polyester. Segmen usaha penenunan
menghasilkan greige atau kain mentah yang merupakan benang yang sudah ditenun.
Kemudian, segmen usaha finishing kain memproses lebih lanjut greige yang sudah dihasilkan.
Proses ini dapat berupa pemutihan, pewarnaan, dan pencetakan sehingga dapat digunakan
untuk keperluan produksi garmen. Sritex memproduksi kain jadi berdasarkan pesanan dari
pelanggan. Produksi kain memiliki dua kategori, yaitu untuk keperluan seragam dan pakaian
jadi ritel. Pada segmen usaha konveksi, dihasilkan produk akhir berupa seragam untuk
militer atau perusahaan dan pakaian jadi ritel. Pada segmen ini, mesin yang digunakan adalah
brother sewing machine HE 800 B.
Berdasarkan data pada tahun 2019, kapasitas produksi untuk masing-masing segmen
produksi adalah sebagai berikut :
1. Segmen pemintalan : 1.100.000 bal
2. Segmen penenunan : 170-200 juta meter
3. Segmen finishing : 240 juta yard square
4. Segmen konveksi : 30 juta potong
Selama masa pandemi COVID-19 ini, Sritex meningkatkan produksinya untuk memenuhi
permintaan masker non medis dan APD dari masyarakat dan tenaga medis. Kemudian,
pimpinan PT Sritex juga mengungkapkan bahwa sejauh ini ada rencana untuk memproduksi
masker medis kedepannya.
14
Gambar 6 Lokasi Pabrik PT. Sritex
15
Jika dinilai dari total revenue 18 emiten tekstil di paruh pertama tahun 2019, PT.
Sritex Tbk. merupakan perusahaan yang paling unggul dengan pendapatan 8.932 miliar.
Proporsi revenue ini mencakup 32,5% dari total revenue emiten tekstil di paruh pertama
2019. Dapat dikatakan bahwa market share PT. Sritex Tbk. dalam memenuhi kebutuhan
tekstil Indonesia adalah sebesar 32,5%.
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa terdapat total 716 kasus positif COVID-
19 di Jawa Tengah. Dapat dilihat juga angka penduduk yang dinyatakan ODP mencapai
29.619 orang dan 1.363 orang. Angka ini merupakan angka yang relatif besar dibandingkan
dengan jumlah penduduk Jawa Tengah. Terdapat angka proyeksi jumlah penduduk yaitu
16
34,74 juta penduduk di Jawa Tengah. Dapat disimpulkan angka penderita Angka tersebut
digunakan sebagai komponen dalam perhitungan demand dari masker non medis yang perlu
untuk dipenuhi.
Berdasarkan data tersebut didapatkan bahwa tenaga medis yang menghadapi COVID-19
di Jawa Tengah adalah 65.303 pekerja pada tahun 2015, 72.123 pekerja pada tahun 2016,
95.368 pekerja pada tahun 2017, dan 90.761 pekerja pada tahun 2018. Berdasarkan data
tersebut, didapatkan rata-rata persentase kenaikan tenaga medis sebesar 12,6% per tahun.
Maka diperkirakan bahwa tenaga medis yang akan tersedia di Jawa Tengah pada tahun 2020
adalah 115.103 pekerja.
3.1.5 Produk
Produk yang ditinjau pada permasalahan terkait adalah masker kain (atau disebut juga
dengan masker non-medis) dan masker N95 (atau disebut juga dengan masker medis). PT
Sritex Tbk sudah memproduksi dan mengedarkan masker kain, namun masih berencana
untuk memproduksi masker N95 dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar yang tinggi.
Masker kain adalah alat penutup hidung dan mulut berbahan dasar kain katun hasil tenun.
Secara umum, masker kain dibuat tanpa lapisan filter.Namun, beberapa perusahaan,
termasuk PT Sritex Tbk, melapisi masker kain dengan lapisan anti air dan anti mikrobial.
Meskipun beberapa sumber mengatakan bahwa performa masker kain tidak seefektif
masker medis dalam mencegah penyebaran COVID-19, namun demand masker kain tetap
meningkat. Hal ini disebabkan oleh kurangnya masker bedah dan masker medis N95 yang
beredar di pasaran sehingga masker kain pun dianggap sebagai suatu alternatif oleh
masyarakat.
Berikut adalah gambaran salah satu dari masker kain yang beredar di pasaran yang
diproduksi oleh PT Sritex Tbk.
17
Gambar 10 Masker Kain (Non-Medis) Sritex
(sumber: https://id.carousell.com/p/masker-kain-2-ply-pt-sritex-1000499124/)
Sementara itu, masker N95 adalah respirator penutup wajah yang berguna untuk
menyaring partikel kecil. Masker N95 harus memenuhi standar N95 yang dikeluarkan oleh
National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH), yang berarti masker harus
mampu menyaring setidaknya 95% partikel udara. Masker N95 dibuat dari beberapa lapisan
kain polipropilen yang tidak ditenun dan kain katun tipis di bagian luarnya.
Saat ini, masker N95 sangat dibutuhkan oleh para tenaga medis yang berhadapan
langsung dengan para penderita dan suspect virus Corona. Beberapa tenaga kerja medis
bahkan tertular COVID-19 dari pasien oleh karena kekurangan masker N95 di masing-masing
rumah sakit. Oleh karena itu, permintaan masker N95 juga melonjak tinggi di pasaran. Hal ini
ditunjukkan oleh kenaikan harga masker N95 yang drastis. Namun, suplai masker N95 tidak
mudah untuk dinaikkan seperti masker kain. Masker N95 membutuhkan bahan filter khusus
yang hanya bisa diproduksi oleh perusahaan besar dengan teknologi melt blowing.
Berikut adalah grafik kenaikan harga masker medis N95 di Indonesia pada periode
Januari 2020 hingga Maret 2020.
18
Gambar 12 Grafik Kenaikan Harga Masker N95
(sumber: iprice.co.id/trend/insights/grafik-harga-masker-medis-n95-covid-19/)
19
Tabel 2 Deskripsi Komponen Model
Permasalahan ● Berapa banyak masker medis dan non medis
yang harus diproduksi PT. Sritex untuk dapat
memenuhi demand dengan sumber daya yang
ada?
● Bagaimana product mix yang tepat untuk
membawa keuntungan sebesar-besarnya bagi
PT. Sritex?
● Berapa keuntungan maksimum yang dapat
diperoleh PT. Sritex dengan
mengimplementasikan kebijakan yang dipilih?
Data total tenaga kerja medis Website Badan Pusat Dokumen; berupa spreadsheet
di Jawa Tengah dari tahun Statistik Provinsi Jawa pertumbuhan tenaga kerja medis
2015-2019 Tengah dari berbagai tingkatan.
20
Data penduduk Jawa Tengah Website Badan Pusat Dokumen; berupa spreadsheet
Statistik Provinsi Jawa jumlah penduduk kota-kota di
Tengah Jawa Tengah dari tahun 2014
sampai 2018.
Data jumlah operator PT Laporan tahunan PT Sritex Dokumen; berupa data PDF berisi
Sritex Tbk tahun 2019 Tbk, dilansir dari website laporan tahunan 2019 dan laporan
Sritex keuangan 2019.
Data kapasitas produksi Laporan tahunan PT Sritex Dokumen; berupa data PDF berisi
segmen finishing kain PT Tbk, dilansir dari website laporan tahunan 2019 dan laporan
Sritex Tbk. Sritex keuangan 2019.
Data mesin jahit yang Laporan tahunan PT Sritex Dokumen; berupa data PDF berisi
digunakan oleh segmen Tbk, dilansir dari website laporan tahunan 2019 dan laporan
konveksi PT Sritex Tbk. Sritex keuangan 2019.
Data luas kain katun masker Website Center for Disease Laman; berupa artikel pembuatan
kain Control and Prevention. masker kain menggunakan kain
katun.
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dilakukan estimasi untuk mendapatkan nilai
parameter yang dibutuhkan bagi model matematis. Tabel 4 menyajikan hasil perhitungan yang telah
dilakukan.
5. Waktu kerja efektif satu Jam kerja dalam satu hari 6 jam
operator dikurangi dua jam istirahat.
21
6. Kapasitas produksi Kapasitas produksi dalam satu 833.333 yard square
finishing kain dalam tahun dibagi dengan hari kerja atau 696.772 meter
satu hari efektif pada tahun 2019, yaitu kuadrat.
288 hari.
Untuk mendapatkan nilai pada poin (1) dan (2) pada Tabel X, dilakukan market sizing untuk PT
Sritex adalah secara top-down, dari estimasi market terbesar yang dapat dicapai dan dikurangi
sesuai dengan informasi yang tersedia. Market sizing untuk masker medis dan non medis juga akan
dibedakan karena peruntukannya berbeda.
Pertama-tama untuk kedua jenis masker, diasumsikan bahwa wilayah yang hendak dicukupi
kebutuhannya adalah populasi Jawa Tengah, dengan jumlah penduduknya di tahun 2019 sebesar
34.550.000 jiwa. Untuk masker non-medis, diasumsikan setiap orang memerlukan satu buah saja,
sementara untuk masker medis, maksimal penggunaan masker adalah 4 jam. Diasumsikan ada 3
shift (shift pagi, siang, malam) rumah sakit dan masing-masing shift penggunaan masker 2,
penggunaan masker medis adalah 6 masker dalam sehari. Sehingga diasumsikan jumlah masker
non-medis dan medis untuk memenuhi semua orang di Jawa Tengah dalam satu bulan adalah
masing-masing: 34,55 juta dan 6,219 milyar pcs.
Namun kenyataannya, masker medis lebih diperuntukkan untuk tenaga medis saja sementara
untuk masyarakat umum yang tidak berprofesi di bidang kesehatan dianjurkan menggunakan
masker kain saja. Oleh karena itu untuk masker non medis yang diproduksi tetap sejumlah
masyarakat di Jawa Tengah. Untuk masker non medis, berdasarkan data BPS, jumlah tenaga medis
di pulau Jawa Tengah pada tahun 2019 adalah 115.103 orang: 0,033% dari total populasi penduduk
Jawa Tengah. Sehingga total masker untuk golongan target menjadi 0,00333 x 6.219.000.000 yaitu
20.718.540 pcs masker.
Sritex menguasai 32,5% dari penjualan industri tekstil di Indonesia. Jika dianggap semua
perusahaan tekstil tersebut hanya memproduksi masker, secara kapasitas produksi, Sritex dapat
memenuhi 32,5% dari total masker yang dibutuhkan golongan target non-medis dan medis masing-
masing sebesar: 11.228.750 pcs dan 6.733.526 pcs.
22
Gambar 14 Total Gross Sales Contribution Menurut Masing-Masing Segmen Produksi Sritex
(sumber: Management Presentation 30 September 2019 diakses dari:
https://www.sritex.co.id/investors-update/ )
Sritex memiliki empat segmen produksi utama, dimana yang diasumsikan difokuskan untuk
pengerjaan masker adalah finishing. Menurut management presentation PT Sritex Tbk September
2019, finishing sendiri berkontribusi sebesar 27% untuk gross sales PT. Sritex sampai dengan bulan
September 2019. Sehingga diperoleh bahwa target demand masker yang harus dipenuhi oleh PT
Sritex Tbk. adalah 3.031.763 pcs untuk masker non medis dan 1.818.052 pcs untuk masker medis.
23
BAB IV
PENGEMBANGAN MODEL MATEMATIS
24
BAB V
VERIFIKASI, SOLUSI MODEL, DAN ANALISA
25
BAB VI
KESIMPULAN
26
Referensi
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/01/02/inilah-proyeksi-jumlah-penduduk-
indonesia-2020#
https://corona.jatengprov.go.id/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/08/persebaran-tenaga-kesehatan-tangani-
covid-19-di-jawa
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/04/08/timpangnya-tenaga-medis-
penanganan-covid-19
"How to use the fishbone diagram to determine data quality root causes".
http://www.lightsondata.com/how-to-fishbone-diagram-data-quality-root-causes/ LightsOnData. 2018-12-
05. Retrieved 2020-04-28.
Ishikawa, Kaoru (1968). Guide to Quality Control. Tokyo: JUSE.
https://www.sritex.co.id/investors-update/
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/05/14/berapa-jumlah-penduduk-di-pulau-jawa-2019
https://www.gadjian.com/blog/2020/04/07/jadwal-shalat-kerja-shift-tenaga-medis-covid-19/
https://www.cnbcindonesia.com/market/20190805180048-17-89974/digempur-prahara-duniatex-simak-
kinerja-18-emiten-tekstil
Laporan kinerja perusaahan tekstil 2019 https://www.cnbcindonesia.com/market/20190805180048-17-
89974/digempur-prahara-duniatex-simak-kinerja-18-emiten-tekstil
https://towardsdatascience.com/sizing-up-market-sizing-for-your-business-c569e45730ef
Kenaikan demand masker kain
https://iprice.co.id/trend/insights/masker-mulut-corona/
https://www.datawrapper.de/_/Tbvdz/
27