Anda di halaman 1dari 20

DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP

PERUBAHAN HARGA SAHAM


DI INDONESIA

Disusun oleh :
Audry Zetira Purba - 2206086825
Hasna Majida - 2206086756

ADMINISTRASI KEUANGAN DAN PERBANKAN


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmatnya kami
dapat menyelesaikan makalah statistik kami dengan judul “Dampak Pandemi COVID-19
terhadap Perubahan Harga Saham di Indonesia” dengan baik. Makalah ini berisi
penjelasan terkait dengan adanya perubahan harga saham di masa pandemi ini. Dengan
adanya makalah ini diharapkan mampu menambah bacaan dan informasi bagi mahasiswa/i
Program Pendidikan Vokasi Jurusan Administrasi Keuangan dan Perbankan Universitas
Indonesia. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih atas kritik dan sarannya dan kami berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Jakarta, Oktober 2022

Tertanda,

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I 3

PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4

BAB II 6

LANDASAN TEORI 6
2.1 Kerangka Teoritis 6
2.2 Model Penelitian 7
2.3 Perumusan Hipotesis 7

BAB III 9

METODE PENELITIAN 9
3.1 Rancangan Penelitian 9
3.3 Definisi Operasional Variabel 9
3.4 Teknik Pengumpulan Data 10
3.5 Metode Analisis Data 10

BAB IV 12

ANALISA PEMBAHASAN 12
4.1 Statistik Deskriptif 12
4.3 Uji kualitas data yang meliputi Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 13
4.4 Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas dan Multikolinearitas 14
4.5 Uji Hipotesis 15

BAB V 17

KESIMPULAN 17

BAB VI 18

REFERENSI 18

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pandemi COVID-19 telah mempengaruhi banyak negara di seluruh dunia. Setelah


kasus pertama terdaftar di Kota Wuhan di provinsi Hubei China pada Desember 2019,
keadaan darurat melanda negara-negara besar Eropa dan AS. Berdasarkan kecepatan
penularan virus, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah secara resmi menyatakan wabah
COVID-19 sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020. Pengumuman WHO telah
menyebabkan crash yang mengerikan di pasar saham global.
Pasar saham global merupakan salah satu sumber alternatif pendanaan untuk bisnis
yang beroperasi dalam skala besar dan dapat meningkatkan minat berinvestasi. Pada
dasarnya, pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang, baik
berbentuk utang maupun permodalan. Seperti pasar umum, pasar modal adalah tempat
pertemuan bagi penjual dan pembeli, dengan risiko untung dan rugi. Melalui kegiatan yang
berlangsung di pasar modal tersebut, penjual atau pembeli saham berharap untuk
mendapatkan return (keuntungan).
Dampak yang ditimbulkan pandemi COVID-19 juga sangat signifikan terhadap
perekonomian di Indonesia. Dalam mencegah penularan COVID-19, Indonesia sendiri
menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Tujuan dari PSBB ini
yaitu untuk membatasi kegiatan masyarakat supaya penyebaran COVID-19 dapat teratasi.
Dengan adanya kebijakan tersebut, tentunya membuat kegiatan ekonomi menjadi terbatas.
Selain itu, ketidakpastian akan berakhirnya pandemi COVID-19 semakin menimbulkan
berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun di bidang ekonomi.
Studi terbaru telah meneliti efek COVID-19 baik di tingkat makro maupun
perusahaan di satu negara (misalnya Ramelli dan Wagner 2020; Wang, Fang, dan Gao 2020).
Mempertimbangkan kecepatan penyebaran COVID-19 dan kecepatan respons pemerintah
untuk meredam dampak ekonomi dari COVID-19, penulis percaya bahwa penulis dapat
memberikan kontribusi yang unggul untuk mengkaji dampak terisolasi dari guncangan dari
COVID-19 dan stimulus dari kebijakan pemerintah.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti pengaruh
pandemi COVID-19 terhadap aktivitas di pasar modal dalam hal ini return saham. Oleh

3
karena itu, penulis mengambil judul “Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Perubahan
Harga Saham di Indonesia”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pertumbuhan kasus COVID-19 berpengaruh terhadap return saham di
Indonesia?
2. Apakah terdapat perbedaan return saham di Indonesia sebelum dan pada saat
terjadinya pandemi COVID-19 di Indonesia?
3. Bagaimana dampak pandemi COVID-19 terhadap indeks saham di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh dari pertumbuhan kasus COVID-19 terhadap return


saham di Indonesia.
2. Untuk mengetahui perbedaan return saham suatu perusahaan pada saat sebelum dan
saat terjadinya pandemi COVID-19 di Indonesia.
3. Untuk mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap return saham perusahaan di
Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, di antaranya:

1. Secara Teoritis
Dapat digunakan sebagai tambahan literatur atau referensi dan sarana penambah ilmu
pengetahuan bagi penulis dan pembaca mengenai teori yang berkaitan dengan dampak
dari pandemi COVID-19 di Indonesia terhadap return saham pada perusahaan di
Indonesia.
2. Secara Praktis
a. Bagi pembaca, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pemahaman mengenai kondisi pandemi COVID-19 dan pengaruhnya pada
pasar saham di berbagai belahan dunia.
b. Bagi investor, hasil penelitian ini sekiranya dapat memberikan informasi
terkait dampak dari pandemi COVID-19 terhadap kondisi pasar saham serta
membantu para investor untuk mengkaji kejadian atau informasi yang

4
memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi pasar saham terutama dalam
konteks pandemi COVID-19.
c. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan dan
gambaran mengenai kondisi dari sebuah pandemi atau kejadian besar yang
membutuhkan kehadiran negara dan pemerintah dalam upaya menghadapi
kejadian tersebut terutama dalam konteks pasar modal.
d. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat menjadi pembanding,
acuan ataupun sumber informasi terkait kondisi dari peristiwa serupa ataupun
penelitian lebih lanjut mengenai pandemi COVID-19.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teoritis

1. Teori Signalling

Teori signalling membahas tentang keunggulan informasi manajemen dan


ketidakseimbangan informasi pemegang saham (shareholders). Minimnya informasi
bagi publik menimbulkan ketidakseimbangan informasi yang menyebabkan mereka
menilai saham perusahaan dengan harga yang relatif murah. Informasi yang
dikeluarkan sebagai pengumuman merupakan sinyal bagi keputusan investasi. Pasar
diharapkan bereaksi setelah menerima rilis informasi jika rilis informasi tersebut
mengandung nilai positif. Salah satu jenis informasi yang diterbitkan perusahaan yang
dapat memberi sinyal kepada pihak eksternal, terutama investor, adalah laporan
keuangan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa
informasi akuntansi atau non akuntansi. Laporan tahunan perusahaan harus memuat
informasi yang relevan dan dapat mengungkapkan informasi yang dianggap penting
oleh pengguna laporan pihak internal dan eksternal. Semua investor membutuhkan
informasi ini untuk membuat keputusan.

2. Teori Pasar Efisien

Teori pasar efisien menjelaskan konsep keterkaitan antara harga saham dengan
informasi yang terdapat di dalam pasar. Pasar efisien akan bereaksi terhadap
informasi yang tersedia secara tepat dan akurat. Informasi di dalam pasar dapat
berupa keseluruhan informasi yang sudah terjadi, informasi saat ini serta informasi
berupa opini rasional yang beredar dan dapat menyebabkan perubahan harga saham.
Konsep dasar teori ini adalah bahwa expected return berperan sebagai fungsi dari
risiko, artinya semakin tinggi return yang diharapkan maka semakin tinggi tingkat
risiko yang muncul berdasarkan ketersediaan informasi dalam pasar. Menurut
Hartono (2017), efisiensi pada pasar dapat ditinjau dari sisi ketersediaan informasi
dan berdasarkan pengambilan keputusan.

6
3. Teori Event Study

Teori event study merupakan penelitian yang mengamati dampak dari


pengumuman informasi terhadap harga sekuritas. Penelitian event study umumnya
berkaitan dengan seberapa cepat suatu informasi yang masuk ke pasar dapat tercermin
pada kondisi perekonomian. Studi peristiwa (event study) menggambarkan sebuah
teknik riset keuangan empiris yang memungkinkan seorang pengamat menilai
dampak dari suatu peristiwa terhadap kondisi perusahaan. Seorang analis pasar modal
mungkin hendak menguji dampak perubahan kebijakan dividen terhadap harga
saham. Studi peristiwa dapat mengukur hubungan antara perubahan dividen dan
pengembalian saham. Dengan menggunakan hasil penelitian tersebut dalam
kombinasi dengan alat peramalan pertumbuhan dividen yang baik, analis pada
prinsipnya dapat mencapai keuntungan perdagangan yang baik.

2.2 Model Penelitian

Model penelitian adalah konstruksi kerangka konseptual atau konstruksi kerangka teoritis,
yang disajikan dalam bentuk diagram dan/atau rumus tertentu. Esensinya menyatakan
hipotesis penelitian (Sambath Ali Muhyiddin , 2011).

Pertumbuhan kasus Perbedaan return saham Dampak pandemi


COVID-19 berpengaruh di Indonesia sebelum COVID-19 terhadap
terhadap return saham di dan pada saat terjadinya indeks saham di
pandemi COVID-19 di

2.3 Perumusan Hipotesis

Peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 pada setiap negara dapat menjadi
salah satu informasi yang menimbulkan respon atau reaksi dari pasar. World Health
Organization (WHO) menyatakan bahwa virus SARS-CoV2 memperlihatkan
infektivitas (infectivity) yang lebih besar dibandingkan virus corona lain yang
menyebabkan SARS dan MERS, hal ini menyebabkan penyebaran virus ini
berlangsung dengan sangat cepat.

7
Tabel 2.3 Tingkat Infeksi COVID-19 dan Wabah Lainnya

Tingkat Infeksi
Ebola 1,5 - 2,5
MERS 0,42 - 0,92
SARS 3
Seasonal Flu 1,3
COVID-19 1,5 - 3,5

Sumber: Asian Development Bank Report No. 128

Tabel 2.3 memperlihatkan tingkat infeksi (infection rate) pada beberapa wabah yang pernah
terjadi, termasuk COVID-19. Berdasarkan tabel tersebut, COVID-19 memiliki tingkat infeksi
yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan wabah yang pernah terjadi sebelumnya. Hal ini
didukung data yang diperoleh pada 9 September 2021, total kasus COVID-19 mencapai
224.117.770. Penyebaran dan infektivitas yang terus berlangsung serta munculnya mutasi
pada virus ini menyebabkan total kasus telah mencapai 628.525.681 pada 25 Oktober 2022
(WHO, 2022). Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :

H1 : Pertumbuhan kasus covid-19 berpengaruh terhadap return saham di Indonesia.

H2 : Terdapat perbedaan return saham suatu perusahaan pada saat sebelum dan saat
terjadinya pandemi Covid-19 di Indonesia.

H3 : Terdapat dampak akibat dari pandemi covid-19 terhadap return saham perusahaan di
Indonesia.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus deskriptif kualitatif.
Adapun menurut Creswell (2014), studi kasus merupakan strategi penelitian untuk
menyelidiki secara cermat suatu hal dengan pengumpulan informasi lengkap menggunakan
berbagai prosedur pengumpulan data.

3.2 Objek Penelitian


Peneliti telah mengamati IHSG Indonesia, data pertumbuhan sektor dan ekonomi dan
menghubungkannya dengan apa yang terjadi di Indonesia. Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini disediakan oleh Bappenas RI dan Bursa Efek Indonesia (BEI). IHSG dan
Pergerakan Harga Indeks berdasarkan sektor periode Jan 2019 sampai Des 2020 tersedia dari
website BEI. Data pertumbuhan ekonomi diperoleh dari website Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Republik Indonesia.

3.3 Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2015, H.38) operasional variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini,
definisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut :
1. Saham
Instrumen yang ada di pasar modal salah satunya yaitu saham. Saham memberikan
tingkat pengembalian hasil yang menarik sehingga banyak diminati para investor.
Saham merupakan bukti kepemilikan atau penyertaan modal dari orang pribadi
maupun badan pada sebuah perusahaan. Saham berbentuk selembar kertas yang
menjelaskan kepemilikan pada perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut.
2. Indeks Saham
Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan keseluruhan pergerakan
harga atas sekumpulan saham yang dipilih berdasarkan kriteria dan metodologi

9
tertentu serta dievaluasi secara berkala. Menurut Collins (2020), berinvestasi pada
situasi pandemi covid-19 seperti ini membuat investor harus lebih berhati-hati sebab
secara global bursa saham memiliki koreksi.
3. COVID-19
Virus corona jenis baru ini berasal dari Wuhan, China. Virus ini kemudian ditularkan
antara orang-orang melalui tangan, udara, atau permukaan padat. Virus corona baru
ini juga disebut COVID-19. Dampak penyebaran virus corona (Covid-19) tidak dapat
dihitung dengan pasti. Namun, perlambatan sistem ekonomi masih terasa, terutama di
sektor industri, pariwisata, perdagangan, transportasi, dan investasi. Seiring dengan
Indonesia, peningkatan positif corona akan mempengaruhi pasar saham.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan merupakan data sekunder. Pengumpulan data
dilakukan dengan meminta data kepada Bursa Efek Indonesia atau melalui internet idx.co.id
dan membaca buku untuk mendapatkan teori yang berkaitan dengan penelitian. Instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan cara melihat,
mempelajari, dan menganalisis informasi yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia terkait
harga dan return saham milik PT. Indosat Tbk dengan closing price harian mulai tanggal
Januari 2020 sampai April 2020.

3.5 Metode Analisis Data

Menurut Ikriyah et al. (2017), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan tempat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Untuk
menganalisis diutamakan pada uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal maka uji
yang digunakan adalah uji parametrik Paired Sample t Test, namun apabila data tidak
berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah uji nonparametrik Wilcoxon Signed
Ranks Test. Untuk mempermudah dalam menganalisis digunakan software SPSS (Statistical
Package for Social Science).
Tahapan Uji yang dilakukan adalah:
1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran
maupun deskripsi mengenai nilai rata-rata, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai

10
minimum untuk data kuantitatif sedangkan data kualitatif menggunakan distribusi
frekuensi (Ikriyah et al., 2017).
2. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak (Seto dan Septianti, 2019). Uji normalitas yang akan digunakan
merupakan Uji Normalitas Shapiro Wilk, hal ini dilakukan karena data sampel kurang
dari 50.
3. Uji Hipotesis Menurut Novitasari et al. (2020), Paired Sample T Test digunakan jika
data berdistribusi normal. Sedangkan untuk data tidak berdistribusi normal
menggunakan uji nonparametrik Wilcoxon Signed Ranks Test.

11
BAB IV

ANALISA PEMBAHASAN

4.1 Statistik Deskriptif

Hasil Uji Statistik Deskriptif


Hasil Uji Deskriptif yang diolah peneliti menunjukkan nilai rata-rata (mean) return saham
sebelum pengumuman kasus COVID-19 di Indonesia untuk pertama kali (Sebelum) sebesar -
0,0037 dengan standar devisiasi 0,04332. Kemudian nilai minimum sebesar -0,09 dan nilai
maksimum return saham sebesar 0,10 selama 23 hari hari kerja pasar modal sebelum
pengumuman. Sedangkan Uji Deskriptif yang diolah peneliti menunjukkan nilai rata-rata
(mean) return saham sesudah pengumuman kasus COVID-19 di Indonesia untuk pertama kali
(Sesudah) sebesar -0,0049 dengan standar devisiasi 0,06753. Kemudian nilai minimum
sebesar -0,09 dan nilai maksimum return saham sebesar Rp. 0,12 selama 23 hari hari kerja
pasar modal sesudah pengumuman. Data yang ditunjukkan pada tabel 2 terlihat bahwa nilai
mean dari return saham juga telah mengalami kemerosotan setelah pengumuman pertama kali
kasus COVID-19 di Indonesia. Sebelum pengumuman nilai mean adalah -0,0037 dan
kemudian setelah dilakukannya pengumuman kasus COVID-19 untuk pertama kali di
Indonesia nilai mean return saham lebih rendah menjadi -0,0049. Hal ini dapat terjadi
diakibatkan penurunan harga saham perusahaan.

4.2 Uji Outlier


Uji Outlier Data yang akan diuji merupakan data harian yang didapatkan dari 18 perusahaan
Agrikultur yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia dalam periode 02 Maret 2020 hingga

12
02 Maret 2021, yaitu dengan total sebanyak 4,338 sampel. Uji Outlier dilakukan dengan
mengeluarkan data-data menyimpang atau nilai SDRnya berada dibawah -1.96 dan diatas
1.96. Setelah dilakukan uji outlier, terdapat 187 sampel yang tidak diuji sehingga total sampel
bebas outlier menjadi sebanyak 4,151 sampel

4.3 Uji kualitas data yang meliputi Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Hasil Uji Validitas


Uji validitas dirancang untuk mengukur apakah keakuratan suatu pertanyaan atau survei
sudah sesuai untuk mengukur apa yang ingin diukur. Berikut adalah hasil validasi untuk
setiap elemen instruksi variabel penelitian menggunakan SPSS versi 25.

Pada tabel hasil variabel minat investasi di atas, nilai r hitung untuk item pertanyaan pertama
(Y1) sebesar 0,628, untuk item pertanyaan kedua (Y2) sebesar 0,803, dan untuk item
pertanyaan ketiga (Y3) sebesar 0,819. Sedangkan untuk nilai r tabel adalah sebesar 0,197.
Artinya nilai r hitung pada semua elemen pertanyaan ukuran minat lebih besar dari nilai r
tabel (r hitung > r tabel), sehingga dapat disimpulkan bahwa elemen pertanyaan dari variabel
minat dinyatakan valid.

2. Hasil Uji Reliabilitas

13
Uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kepercayaan terhadap
unsur-unsur angket. Uji reliabilitas diolah dengan SPSS, dan dilihat nilai Cronbach's Alpha
melalui nilai tersebut. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien alpha
cronbach paling sedikit 0,60. Di bawah ini adalah hasil uji reliabilitas setiap item pernyataan
variabel survei menggunakan SPSS versi 25.

4.4 Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari Uji Normalitas dan
Multikolinearitas

Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa N=24, artinya keputusan diambil dengan melihat data
pada Shapiro-Wilk. Data dikatakan normal (simetris) dalam uji shapiro wilk jika nilai Sig.
Lebih besar dari 0,05. Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Sig. Harga saham sebelum
pengumuman kasus COVID-19 untuk pertama kali di Indonesia (Sebelum) sebesar 0,592
sedangkan Sig. Harga saham sesudah pengumuman kasus COVID-19 untuk pertama kali di

14
Indonesia (Sesudah) sebesar 0,064. Karena nilai sig. Lebih besar dari 0,05 maka dapat
dikatakan data harga saham berdistribusi normal.

Secara teoritis, suatu set data dikatakan mempunyai sebaran normal apabila data tersebar di
sekitar garis. Gambar 1 dan Gambar 2 di atas terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis.
Kesimpulannya dapat dikatakan bahwa kedua data harga saham baik sebelum maupun
sesudah pengumuman kasus COVID-19 di Indonesia untuk pertama kali berdistribusi normal.

4.5 Uji Hipotesis

Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui nilai Sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000. Tabel di atas
juga memuat informasi tentang “Mean Paired Differences” adalah sebesar 510,208. Nilai ini
menunjukkan selisih antara rata-rata harga saham sebelum dan sesudah pengumuman
COVID-19 pertama di Indonesia tanggal 2 Maret 2020 sebesar 510,208 dan selisih perbedaan

15
tersebut antara 344,117 sampai dengan 676,300 (95% Confidence Interval of the Difference
Lower dan Upper). Informasi dari tabel yang lain adalah diketahui t hitung sebesar 6,355 dan
nilai df (degree of freedom atau derajat kebebasan) sebesar 23 dan nilai 0,05/2 sama dengan
0,025, nilai ini akan menjadi acuan dalam mencari nilai t tabel pada distribusi nilai t tabel
yang ditemukan nilai t-tabel sebesar 2,089.

BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan, maka
bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan harga saham PT Indosat, Tbk sebelum dan

16
sesudah diumumkannya kasus pertama COVID-19 di Indonesia dan tidak terdapat perbedaan
return saham PT Indosat, Tbk sebelum dan Sesudah diumumkannya kasus pertama COVID-
19 di Indonesia. Harga saham mengalami penurunan dikarenakan perekonomian yang tidak
menentu akibat adanya pandemic covid-19. Covid 19 pun merupakan kondisi pandemic yang
luar biasa dan belum pernah ditemukan virus ini sebelumnya terlebih belum ada vaksin,
sehingga bisa mengakibatkan reaksi berlebihan para investor yang berakibat pada harga
saham. Ketika jumlah kasus COVID-19 meningkat di suatu negara, maka hasil pasar saham
menurun. Artinya bahwa pada kondisi pandemic seperti ini akan membuat pasar menjadi
sentiment sehingga berpengaruh signifikan terhadap harga saham sehingga perbedaan harga
saham yang signifikan sebelum dan sesudah peristiwa-peristiwa baik peristiwa ekonomi
maupun non-ekonomi yang ditunjukkan dengan perubahan harga saham. pandemi COVID-19
baru baru ini juga membangunkan ketidak percayaan pada masyarakat (Mazumder, 2020).

Berdasarkan pada data yang telah dikumpulkan dan pengujian yang telah dilakukan, maka
dapat diambil beberapa simpulan, yaitu: Terdapat perbedaan Harga Saham PT. Indosat, Tbk.
sebelum dan sesudah diumumkannya kasus pertama covid-19 di Indonesia

BAB VI

REFERENSI

Al-Awadhi, A. M., K. Alsaifi, A. Al-Awadhi dan S. Alhammadi. 2020. Death and contagious
infectious diseases: Impact of the COVID-19 virus on stock market returns. Journal of

17
Behavioral and Experimental Finance 27: 100326. https:
//doi.org/10.1016/j.jbef.2020.100326
Antono, Z., A. Jaharadak, dan A. Khatibi. 2019. Analysis of factors affecting stock prices in
mining sector: Evidence from Indonesia Stock Exchange. Management Science Letters 9(10):
1701–1710.
Apergis, N. dan E. Apergis. 2020. The role of COVID-19 for Chinese stock returns: evidence
from a GARCHX model. AsiaPacific Journal of Accounting and Economics 00(00): 1–9.
https://doi.org/ 10.1080/16081625.2020.1816185
Arista, D. dan A. Astohar. 2012. Analisis Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Return
Saham. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 3(1).
Ashraf, B. N. 2020. Stock markets’ reaction to COVID-19: Cases or fatalities? Research in
International Business and Finance 54: 101249. https://doi.org/ 10.1016/j.ribaf.2020.101249
Bouslah, K., L. Kryzanowski, dan B. M’Zali. 2018. Social performance and firm risk: Impact
of the financial crisis. Journal of Business Ethics 149: 643-669. https://
doi.org/10.1007/s10551-016-3017-x
Bozhkov, S., H. Lee, U. Sivarajah, S. Despoudi, dan M. Nandy. 2018. Idiosyncratic risk and
the crosssection of stock returns: The role of meanreverting idiosyncratic volatility. Annals of
Operations Research: 1-34.
Carter, S. M. 2006. The interaction of top management group, stakeholder, and situational
factors on certain corporate reputation management activities. Journal of Management
Studies 43(5): 1145-1176.
Connelly, B. L., S. T. Certo, R. D. Ireland, dan C. R. Reutzel. 2011. Signaling theory: A
review and assessment. Journal of management 37(1): 39-67.
Ding, D., C. Guan, C. M. L. Chan, dan W. Liu. 2020. Building stock market resilience
through digital transformation: using Google trends to analyze the impact of COVID-19
pandemic. Frontiers of Business Research in China 14(1). https://doi.org/10.1186/s11782-
020-00089-z
Fama, E. 1970. Efficient capital markets: A review of theory and empirical work. The Journal
of Finance 25(2): 383-417. https://doi.org/10.2307/2325486
Fama, E. 1998. Market efficiency, long-term returns, and behavioral finance. Journal of
Financial Economics 49(3): 283-306.
Gulati, R. dan M. C. Higgins. 2003. Which ties matter when? The contingent effects of
interorganizational partnerships on IPO success. Strategic Management Journal 24(2): 127-
144.
Hasibuan, G. L., D. Dermawan, H. S. Ginting, dan I. Muda. 2020. Allocation of COVID-19
Epidemic Funding Budgets in Indonesia. International Journal of Research and Review 7(5):
75-80.
He, P., Y. Sun, Y. Zhang, dan T. Li. 2020. COVID–19’s Impact on Stock Prices Across
Different Sectors—An Event Study Based on the Chinese Stock Market. Emerging Markets
Finance and Trade 56(10): 2198–2212. https://doi. org/10.1080/1540496X.2020.1785865
Ikriyah, N., A. W. Mahsuni, dan M. C. Mawardi. 2017. Analisis Dampak Akuisisi Terhadap
Harga Saham Perusahaan Pengakuisisi PT. Pp Properti Tbk. Pada PT. Wisma Seratus
Sejahtera Tahun 2016. Jurnal Ilmiah Riset Akuntansi 6(08).

18
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Revisi 2014). PT RajaGrafindo
Persada. Jakarta.
Khan, K., H. Zhao, H. Zhang, H. Yang, M. H. Shah dan A. Jahanger. 2020. The impact of
COVID-19 pandemic on stock markets: An empirical analysis of world major stock indices.
Journal of Asian Finance, Economics and Business 7(7): 463–474.
Mahammed, M. A. 2020. Analysis of Covid19 Lockdown Policy Impact By The Government
of The Country On The Economic Sector And Signing of Working Relationships (Layoffs).
International Journal of Law Reconstruction 4(1): 44–54.
Markowitz, H. 1952. Portfolio selection. The Journal of Finance 7(1): 77-91. https://
doi.org/10.2307/2975974
Novitasari, I., D. Budiadi, dan A. D. Limantara. 2020. Analisis Stock Split Terhadap Harga
Saham PT Jaya Real Property Tahun 2010-2016. CAHAYA AKTIVA 10(1): 9–18.
Nurhidayat, D. 2020. Terimbas Pandemi COVID-19, Perdagangan Bursa Terus Menurun.
https://mediaindonesia.com/ read/detail/307210-terimbas-pandemiCOVID-19-perdagangan-
bursa-terusmenurun. Nurmasari, I. 2020. Dampak COVID-19 Terhadap Perubahan Harga
Saham dan Volume Transaksi (Studi Kasus Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk.).
Jurnal SEKURITAS (Saham, Ekonomi, Keuangan Dan Investasi) 3(3): 230–236
OuYang, Z., J. Xu, J. Wei, dan Y. Liu. 2017. Information asymmetry and investor reaction to
corporate crisis: Media reputation as a stock market signal. Journal of Media Economics
30(2): 82-95. http://dx.doi.org/10.1080/08997764.20 17.1364256
Perkins, S. J. dan C. Hendry. 2005. Ordering top pay: Interpreting the signals. Journal of
Management Studies 42: 1443-1468.
Ross, S. 1977. The determination of financial structure: The incentive-signalling approach.
The Bell Journal of Economics 8(1): 23-40. https://doi.org/10.2307/ 3003485
Shehzad, K., L. Xiaoxing, dan H. Kazouz. 2020. COVID-19’s disasters are perilous than
Global Financial Crisis: A rumor or fact? Finance Research Letters 36: 101669.
https://doi.org/10.1016/j.frl. 2020.101669
Shubiri, F. dan S. Jamil. 2018.The impact of idiosyncratic risk of banking sector on oil, stock
market, and fiscal indicators of Sultanate of Oman. International Journal of Engineering
Business Management 10: 1-8. https://doi.org/10. 1177/1847979017749043
Seto, A. A. dan D. Septianti. 2019. Dampak Kenaikan Harga Tiket Pesawat Terhadap Return
dan Harga Saham pada PT. Garuda Indonesia Tbk di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah
Ekonomi Global Masa Kini 10(1): 1–7.
Spence, M. 1978. Job market signaling. In Uncertainty in economics. The Quarterly Journal
of Economics 87(3): 355-374
Thomas, T. C., G. Sankararaman, dan S. Suresh. 2020. Impact of Covid-19 Announcements
On Nifty Stocks. Journal Of Critical Reviews 7(13): 471-475. Undang-Undang nomor 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Wibowo, A. dan S. Darmanto. 2019. Impact of Quick Count Result of President Election on
Stock Prices and Trade Activities in the Indonesian Capital Market. Saudi Journal of
Business and Management Studies 4(6): 487–493

19

Anda mungkin juga menyukai