Anda di halaman 1dari 12

BAB III

PERCOBAAN KESETIMBANGAN PONTON

3.1 Tujuan
Tujuan percobaan ini adalah menentukan tinggi metasentrum dan
membandingkan tinggi metasentrum teoritis dan percobaan.

3.2 Peralatan yang Digunakan


1. Ponton Balok
2. Beban
3. Bak air
4. Penggaris
5. Timbangan

3.3 Teori
Suatu benda terapung dalam keseimbangan stabil apabila pusat beratnya
berada di bawah pusat apung. Namun benda terapung dapat pula dalam
keseimbangan stabil meskipun pusat beratnya berada di atas pusat apung seperti
pada gambar 3.1.

M
W
α
P α P
A E G
G B’
B B
W
FB
O
O FB

(b)
(a)
x

Gambar 3.1 Kestabilan Benda Terapung

22
Gambar 3.1 menunjukkan tampng lintang suatu benda yang terapung di
atas permukaan air. Pusat apung B adalah sama dengan pusat berat bagian benda
yang berada di bawah permukaan zat cair, seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar3.1 (a). pusat apung B tersebut berada vertikal di bawah pusat berat G.
Bidang AE adalah perpotongan permukaan zat cair dan benda. Perpotongan antara
sumbu yang melewati titik B da G dengan bidang permukaan zat cair dan dasar
benda adalah titik P dan O (Gambar 3.1 (a).

Apabila benda digoyang (posisi miring) terhadap sumbu melalui P dari


kedudukan seimbang, titik B akan berpindah pada posisi baru B’, seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 3.1 (b). Sudut kemiringan benda terhadap bidang
permukaan zat cair adalah α. Perpindahan pusat apung B ke B’ terjadi karena
volume zat cair yang dipindahkan mempunyai bentuk yang berbeda pada waktu
posisi benda miring. Dalam Gambar 3.1 (b), titik metasentrum M adalah titik
potong antara garis vertikal melalui B’ dan perpanjangan garis BG. Titik ini
digunakan sebagai dasar di dalam menentukan stabilitas benda terapung. Apabila
titik M berada di atas G, gaya apung Fb dan gaya berat W, akan menimbulkan
momen yang berusaha mengembalikan benda pada kedudukan semula, maka
kondisi itu disebut satabil. Sebaliknya apabila titik M berada di bawah G, momen
yang ditimbulkan Fb dan W akan menggulingkan benda sehingga benda tersebut
dalam keadaan labil. Sedang jika M berimpit dengan G maka benda dalam
keseimbangan netral. Dengan demikian jarak MG dapat digunakan untuk
mengetahui kondisi stabilitas. Apabila MG positif (M di atas G) maka benda akan
stabil. Semakin besar nilai MG semakin besar pula nilai kesstabilan benda
terapung. Sebaliknya jika MG negatif (M di bawah G) maka benda adalah tidak
stabil (atau disebut labil). Jarak MG disebut dengan tinggi metasentrum.
Pada Gambar 3.1 (b), setelah benda digoyang, disebelah kanan sumbu
simetris terjadi penambahan gaya apung sebesar dFBdan di sebelah kiri terjadi
pengurangan sebesar dFB. Pada keadaan tersebut berlaku bahwa besar momen
terhadap B sesudah benda digoyang adalah sama dengan besar momen terhadap
B sebelum digoyang ditambah momen kopel akibat perubahan bentuk benda yang
terendam dalam zat cair. Apabila di tinjau suatu elemen dengan luas tampang dA
dan terletak pada jarak x dari sumbu simetris, maka :
Momen di B sesudah digoyang = momen B sebelum digoyang + momen
kopel

V zc.γ zc.BM sin α = 0 + ∫ γ zc . ϰ . tan α . dA .2 . ϰ . cos α

( 12 ) A
V zc . BM =¿2
∫ x 2 . dA
0

= 2.(1/2).I0

I0
BM =
V zc

Momen inersia penampang benda yang diiris permukaan zat cair diambil
yang minimum. Tinggi metasentrum dinyatakan dengan (MG).
MG = MB ± BG
I 0 min
MG = ± BG
V zc
Keterangan : + jika G dibawah B
- jika G di atas B

3.4 Jalannya Percobaan


Prosedur pengujian pada praktikum sebagai berikut:
a. Ukur dimensi dari model ponton dan beban kemudian timbang.
b. Tentukan titik berat model ponton tanpa beban, dan juga titik berat model
ponton dengan beban.
c. Model ponton kubus tanpa beban dapungkan ke dalam air. Dan diamati
kedalaman yang tercelup ke dalam air.
d. Model ponton kubus diberi beban, diapungkan ke dalam air. Dan diamati
kedalaman yang tercelup air.

3.5 Pengamatan
1. Ponton balok

a. Berat ponton dan beban untuk ponton balok


Wponton = 1,0523 kg
Wbeban = 0,3247 kg
Wtotal = 1,377 kg

b. Ukuran ponton balok dan beban


1) Ponton Balok
Tinggi ponton = 0,105 m
Lebar ponton = 0,205 m
Panjang ponton = 0,25m

2) Ukuran beban
Beban atas Beban bawah
P = 0,06 m P = 0,06 m
L = 0,10 m L = 0,10 m
T = 0,04 m T = 0,04 m

3) Jarak dari permukaan air


Sebelum dibebani = 0,0483 m
Sesudah dibebani = 0,06 m

Hasil dari pengamatan data ponton balok dapat dilihat pada tabel
3.1

Tabel 3.1 Hasil pengamatan ponton balok

No. Percobaan Nilai

1. Berat Ponton 1,0523 kg

2. Berat Beban 0,3247 kg

3. Berat Total 1,377 kg

4. Tinggi (di) sebelum 0,0483 m


dibebani
5. Tinggi (di) sesudah 0,06 m
dibebani

Gambar 3.2 Sketsa ponton balok

3.6 Perhitungan
1. Momen Inersia Minimum
1
Ix = 2[ (0,055)(0,205) 3 ]
12

= 7,9 x 10-5 m4

1
Iy = 2[( (0,205)(0,055) 3 ) + (0,205)(0,055)(0,0975) 2]
12

= 2,8 x 10-4 m4

Jadi, Imin= 7,9 x 10-5 m4

2. Perhitungan Berat Beban


Vbeban atas =PxLxT
= 0,1 x 0,06 x 0,04
= 2,4 x 10-4 m3
Vbeban bawah = P x L x T
= 0,1 x 0,06 x 0,04
= 2,4 x 10-4 m3

Vtotal = Vbeban bawah + Vbeban atas

= 2,4 x 10-4 m3 + 2,4 x 10-4 m3


= 4,8 x10-4 m3

W beban . V beban atas


Watas =
V total

0,3247 .2,4 x 10− 4


=
4,8 x 10−4
= 0,16235 kg

Wbawah = W beban −W bebanatas

= 0,3247 – 0,1623
= 0,1623 kg

3. Tinggi Metasentrum Ponton Sebelum Dibebani

Gambar 3.3 Ponton tanpa beban dengan kedalaman d = 0,0483 m


Pusat beban Sebelum Terbebani (YG) = 0,0625 m
a. Tinggi metacentrum secara terukur
1) Pusat benda apung (YB)
di 0,0483
YB = = = 0,02415 m
2 2
2) Jarak pusat ponton dengan pusat apung (BG)
BG = YG – YB
= 0,0625 – 0,02415
= 0,03835 m
3) Volume tercelup dalam air (Vzc)
Vzc = n . B . H . d
= 2 . 0,055 . 0,205 . 0,0483
= 1,089 x 10-3 m3
4) Tinggi metacentrum terukur (MG)
I min
MG = – BG
V zc

7,9. 10−5
= – 0,03835
1,089. 10−3
= 0,0343 m
MG > 0, maka stabil

b. Tinggi metacentrum secara teoritis


1) Menghitung d teoritis
W ponton
d =
n . A . ρair
1,0523
=
2. 0,055 . 0,205. 1000
= 0,0467 m
2) Pusat benda apung (YB)
di
YB =
2
0,0467
=
2
= 0,0233 m
3) Jarak pusat ponton dengan pusat apung (BG)
BG = YG – YB
= 0,0625 – 0,0233
= 0,03917 m
4) Volume tercelup dalam air
Vzc = n . B . H . d
= 2 . 0,055 . 0,205 . 0,0467
= 0,001054 m3
5) Tinggi metacentrum teoritis
I min
MG = – BG
V zc

7,9 x 10−5
= – 0,03917
0,001054

= 0,03909 m
MG > 0, maka stabil
c. Kesalahan Relatif
⃒ MG percobaan−MG teori⃒
Kesalahan Relatif = x 100 %
MG teori
⃒ 0,03909−0,0343 ⃒
= x 100 %
0,0343
= 14,2 %

4. Tinggi Metasentrum Ponton Dengan Beban


a. Tinggi metacentrum secara terukur

Gambar 3.4 Ponton beban dengan kedalaman d = 0,06 m

1) Pusat benda apung (YB)

d sesudah dibebani
YB =
2

0,06
= 2
= 0,03 m
2) Pusat beban (YG)
W ponton . H +W beban bawah . H 2 +W beban atas .Y 1
YG =
W ponton +W beban bawah+ W beban atas

1,0523. 0,0625+0,16235 . 0,125+0,16235 . 0,165


=
1,377
= 0,08195 m
3) Jarak pusat beban dengan pusat apung (BG)
BG = YG – YB
= 0,08195 – 0,03
= 0,05195 m
4) Volume tercelup dalam air (Vzc)
Vzc = n . B . H . d
= 2 . 0,055 . 0,205 . 0,06
= 0,001353 m3
5) Tinggi Metasentrum terukur (MG)
I min
MG = – BG
V zc
7,9 x 10−5
= – 0,05195
0,001353
= 0,0064382 m
MG > 0, maka stabil

b. Tinggi metacentrum secara teoritis


1) Menghitung d teoritis
W total
dteori =
n. A.
1,377
= 2. 0,055 . 0,205. 1000

= 0,06106 m
2) Pusat benda apung (YB)
di teori
YB =
2
0,06106
= 2
= 0,03053 m

3) Jarak pusat beban dengan pusat apung (BG)

BG = YG – YB

= 0,08195 - 0,03053
= 0,05142 m
4) Volume tercelup (Vzc)

Vzc = n . B . H . d

= 2 . 0,055 . 0,205 . 0,6016


= 0,001377 m3
5) Tinggi metacentrum teoritis (MG)
I min
MG = – BG
V zc
7,9 x 10−5
= - 0,05142
0,001377
= 0,005951 m
MG > 0, maka stabil
c. Kesalahan Relatif
⃒ MG percobaan−MG teori⃒
Kesalahan Relatif = x 100 %
MG teori
⃒ 0,005951−0,0064382 ⃒
= x 100 %
0,005951
= 7,56 %
3.7 Pembahasan

Dari hasil penghitungan tinggi metasentrum secara teori dan secara


percobaan seharusnya sama, yang menyebabkan hal tersebut tidak sama antara
lain:
kurangnya ketelitian pembacaan pada skala mistar dan titik berat. Pada Tabel 3.2
adalah perbandingan tinggi metasentrum pada ponton kubus.
No Keterangan MGpercobaan MGteori Perbedaa Kesalahan
(m) (m) n Relatif
(m) (%)

1 Tanpa Beban 0,0343 0,03909 0,00479 14,2

2 Dengan Beban 0,006438 0,00595 0,000488 7,56

Tabel 3.2 Perbandingan hasil MGpercobaan dan MGteori(balok)

Perbedaan antara MGpercobaan dan MGteori pada percobaan pertama balok


yaitu pada percobaan tanpa beban yang memiliki perbedaan sebesar 0,00479 m
dengan persentase kesalahan sebesar 14,2 %, maka tidak memenuhi syarat yaitu
<10% hal ini disebabkan oleh kesalahan pembacaan pada mistar, dan titik berat
saat dilakukan pengukuran. Sedangkan pada percobaan dengan beban memiliki
perbedaan 0,000488 m dengan persentase kesalahan 7,56 %, maka telah
memenuhi syarat <10%. Sehingga dapat dikatakan bahwa pelaksanaan praktikum
baik.
Tinggi metasentrum suatu ponton dipengaruhi oleh momen inersia,
volume tercelup, pusat gaya apung, dan pusat berat benda. Kondisi stabil adalah
ketika nilai MG > 0. Sedangkan benda dikatakan labil apabila nilai MG < 0. Dari
percobaan didapatkan hasil MG lebih besar dari pada 0, sehinga benda uji
seluruhnya dalam kondisi stabil.

.8 Kesimpulan
Dari percobaan yang kami lakukan didapat hasil yang bervariasi. Percobaan
ini ada yang tidak memenuhi syarat atau valid karena persentase kesalahan
melebihi batas maksimum yaitu sebesar 10% dan ada yang memenuhi syarat
karena presentase keslahan kurang dari 10%. Selisih (percobaan ponton tanpa
beban) yaitu sebesar 0,00479 m dengan persentase kesalahan sebesar 14,2 %.
Sedangkan yang memenuhi syarat memiliki selisih (percobaan ponton dengan
beban) yaitu sebesar 0,000488 m dengan persentase kesalahan sebesar 7,56 %.

Anda mungkin juga menyukai