Anda di halaman 1dari 25

MODUL 11

KIMIA INTI

A. PENDAHULUAN

Dalam bab struktur atom telah dibahas dengan jelas bahwa atom tersusun atas elektron yang
terletak pada orbital - orbital tertentu yang memiliki tingkat energi tertentu. Elektron cenderung
akan selalu pada orbitalnya karena adanya gaya tarik dari inti atom.

Penemuan inti atom pertama kali dieksplorasi oleh Rutherford bersama mahasiswanya
yaitu Marsden dan Geiger pada tahun 1906, dimana mereka melakukan eksperimen dengan
menembak suatu lempeng emas dengan sinar α seperti gambar berikut

Gambar. Eksperimen hamburan sinar α pada lempeng emas

Hasilnya adalah sebagian besar sinar α diteruskan dan sebagian kecil sinar α ternyata
dipantulkan yang menunjukkan bahwa dalam inti atom terdapat partikel yang bermuatan positif
sehingga tolak menolak dengan sinar alpha yang bermuatan positif.

Fakta bahwa sebagaian besar sinar α diteruskan menunjukkan bahwa elektron terletak cukup
jauh dari inti atom dan atom merupakan area yang berongga sehingga peluang sinar α untuk
menumbuk inti atom cukup kecil, juga mengggambarkan bahwa inti atom sangat kecil bila
dibandingkan dengan ukuran keseluruhan suatu atom yang digambarkan sebagai bola pejal emas.
Kesimpulan dari eksperimen ini adalah :

 Atom tersusun dari inti atom yang bersifat positif dan disebut sebagai partikel inti atom
yang belakangan ditemukan terdiri atas proton yang bermuatan positif dan neutron yang
tidak bermuatan
 Atom bersifat netral sehingga jumlah proton dalam inti atom dan jumlah electron di
sekelilling inti harus sama, dengan muatan satu proton sama dengan muatan satu elktron
namun berlainan tanda
 Atom merupakan suatu area berongga yang mirip tata surya dimana elektron
meengelilingi inti dalam lintasan tertentu dan sebagian besar atom adalah ruang hampa

Bila digambarkan model atom yang diusulkan Rutherford adalah sebagai berikut.

Gambar. Model atom Rutherford yang menggambarkan posisi dan muatan inti atom yang
bermuatan positif

Konsep tentang inti atom yang hanya terdiri atas proton saja bertahan selama beberapa waktu
hingga pada akhirnya ada keraguan bahwa seharusnya inti atom tidak hanya mengandung proton
saja mengingat massa inti tidak cukup hanya berasal dari kontribusi proton semata. Dalam hal ini
seharusnya ada komponen lain yang terdapat dalam inti atom selain proton. Hingga pada
akhirnya dikenalkan konsep adanya partikel lain dalam inti atom sebagaimana yang
dikemukakan Rutherford. Partikel tersebut harus netral namun memiliki massa sehingga pada
tahun 1932, J.Chadwick mengusulkan konsep tentang neutron yang massanya sama dengan
proton (walaupun faktanya lebih besar 0,1%) dan tidak bermuatan sehingga inti atom terdiri dari
proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan.
Gambar. Ilustrasi inti atom C (karbon) yang terdiri dari proton dan neutron menurut
Chadwick

Pada akhirnya disimpulkan bahwa inti suatu atom terdiri dari proton dan neutron

dengan notasi sebagai berikut.

dimana, A menggambarkan nomor massa yaitu jumlah dari proton dan electron
Z merupakan nomor atom yang menunjukkan jumlah proton dalam inti
n yaitu neutron yang merupakan selisih antara A-Z yang bersifat netral sedangkan
proton bermuatan positif yaitu 1,6 x 10 -19 C.
Nuklida merupakan inti atom dengan jumlah proton dan neutron tertentu. Partikel penyusun
nuklida disebut nukleon.
Muatan proton tersebut ternyata sama dengan muatan electron sebagaimana diukur oleh JJ.
Thomson namun massanya adalah 1840 x massa elektron.

Selanjutnya banyak peneliti dan ilmuwan yang bereksperimen hingga ditemukan partikel-
partikel elementer dan partikel lainnya yang berkaitan dengan inti atom.
Berikut adalah partikel-partikel yang berkaitan dengan inti atom

Secara umum sifat-sifat kimia unsur tertentu tergantung pada nomor atom Z dan tidak tergantung
pada nomor massa A. Oleh karena itu, ada beberapa inti yang mempunyai nomor atom Z sama
tetapi mempunyai nomor massa berbeda yang disebut isotop.

Istilah isotop dkemukakan pertama kali oleh Thomson dimana dia menemukan tedapat
beberapa unsur yang sama namun massanya berbeda yang disebabkan karena adanya perbedaan
jumlah neutron dalam intinya. Ini pula yang menyebabkan beberapa isotop ada yang tidak stabil ;
isotop ini disebut isotop radioaktif atau radioisotop. Atom-atom dari beberapa inti ini
mempunyai sifat kimia yang sama, tetapi mempunyai perbedaan massa dan sifat-sifat yang
tergantung pada massa.

Contoh isotop ;

Isotop Neon (Ne) :

20
• 10Ne terdiri dari 10 proton, 10 elektrondan 10 neutron
 10Ne
21
terdiri dari 10 proton, 10 elektron dan 11 neutron
22
• 10Ne terdiri dari 10 proton, 10 elektron dan 12 neutron

Penggolongan Nuklida

 Isotop kelompok nuklida dengan Z sama

 Contoh: 82Pb204, 82Pb206, 82Pb207,82Pb208

 Isobar  kelompok nuklida dengan A sama

 Contoh: 6C14, 7N14, 8O14

 Isoton  kelompok nuklida dengan N sama

 Contoh: 1H3, 2He4

 Isomer inti  nuklida dengan A dan Z sama tetapi berbeda dalam tingkat energinya

 Contoh: Co60m, Co60

B. STABILITAS INTI
I. Gaya Inti

Menurut teori proton-proton, inti terdiri atas proton-proton dan neutron- neutron. Karena
proton bermuatan listrik positif, maka gaya tolak elektrostatik antara proton-proton cenderung
memisahkan nukleon-nukleon itu. Oleh karena itu, agar stabilitas inti terjadi harus ada gaya tarik
yang kuat antarnukleon yang disebut gaya inti atau gaya antarnukleon. Gaya-gaya ini
diklasifikasikan sebagai interaksi kuat, yang telah dipelajari oleh fisikawan Jepang Hideki
Yukawa dalam periode waktu yang cukup lama. Dalam tahun 1935 beliau mengemukakan
karakteristik gaya-gaya inti dan mempostulatkan adanya partikel yang sekarang disebut pion

Beberapa sifat gaya inti atau gaya antara nukleon-nukleon antara lain:
1. Pada jarak pendek gaya inti lebih kuat daripada gaya Coulomb; gaya inti dapat
mengatasi gaya tolak Coulomb antara proton-proton dalam inti.
2. Pada jarak jauh, yang berorde ukuran atom, gaya inti sangat lemah; interaksi antara
inti dalam molekul dapat diketahui hanya berdasarkan gaya Coulomb.
3. Beberapa partikel bebas dari gaya inti; sebagai contoh, dari struktur atom tidak ada
bukti bahwa elektron-elektron mengalami gaya inti.

Eksperimen yang secara khusus digunakan untuk menyelidiki sifat-sifat gaya inti,
diperoleh sifat-sifat lain yang menakjubkan:
1. Gaya antara nukleon-nukleon tidak tergantung pada muatan apakah nukleon-
nukleon itu proton atau neutron.
2. Gaya antara nukleon-nukleon tergantung pada spin nukleon, apakah spin itu sejajar
atau berlawanan.
3. Gaya antara nukleon-nukleon mempunyai komponen tak-sentral atau tensor.
Bagian gaya ini tidak kekal momentum sudut orbitnya; dalam pengaruh gaya
sentral momentum sudut orbitnya kekal.

II. Energi Ikat

Jika z proton dan N neutron tergabung membentuk inti stabil sejumlah massa (∆m) akan
hilang dalam bentuk energy ang terlepas ( biasanya dalam bentuk sinar γ). Massa (∆m) disebut
sebagai defek massa yang besarnya sama dengan massa Z proton ditambah massan N neutron
dikurangi dengan massa inti yang terbentuk

Energi Pengikat Inti:

Ukuran kestabilan yang diperoleh ketika proton dan neutron saling berikatan membentuk inti
atom.
Energi ikat (B) dari suatu inti adalah perbedaan energy massa antara inti
N dan unsure penyusunnya yaitu proton (Z) dan neutron (N) dimana,

B = Zmp + Nmn – [m – Zme]c2


Jadi energy ikat sama dengan jumlah massa unsure penyusun dikurangi massa inti yang
terbentuk
Jika B>0 berarti inti dalam keadaan stabil dalam hal ini perlu energi dari luar untuk
memisahkan menjadi komponen penyusunnya. Bila B <0 berarti inti dalam keadaan tidak
stabil dan inti akan meluruh dengan sendirinya (spontan)
Jika Z proton dan N neutron tergabung membentuk inti stabil, sejumlah massa (∆ m) akan
hilang dalam bentuk energi yang terlepas (biasanya dalam bentuk energi sinar α ). Massa ∆m
ini disebut defek massa, yang besarnya sama dengan massa Z proton ditambah massa N
neutron dikurangi dengan massa inti yang terbentuk

Persamaan yang menunjukkan hubungan antara massa dan energi adalah:

2
E = mc

Hubungan ini dapat digunakan untuk menentukan banyaknya energi yang dihasilkan oleh
2
adanya pengurangan massa atom. Versi lain: ∆E = ∆mc .

Dengan AE = energi pengikat inti;


∆m = perbedaan massa inti atom dengan nukleon yang terpisah.
Karena 1 sma = 931 MeV, maka Energi Pengikat Inti =
∆m(sma)x931MeV/sma

Kita dapat menghitung energi pengikat inti semua isotop stabil dan akan terbentuk grafik di
bawah ini.
Gambar . Grafik hubungan antara energi ikat inti dan nomor massa suatu atom
Dengan semakin bertambahnya nukleon, akan mencapai energi maksimum (pada A = 56, besi).
Massa nukleon yang lebih besar bersifat kurang stabil. Dalam hal ini makin besar energy ikat inti
maka atom akan makin stabil atau dengan kata lain makin besar suatu atom maka energy ikat
intinya akan makin kecil sehingga kestabilannya berkurang.

C. RADIOAKTIFITAS

Pengertian umum dari radioaktifitas adalah suatu proses dimana inti atom yang tidak stabil
mengalami kehilangan energy ( berupa massa dalam diam) dengan memancarkan radiasi berupa
partikel alfa, partikel beta dan sinar gamma untuk mencapai kestabilan.

Secara umum kestabilan inti dapat diterangkan dengan dua pendekatan yaitu aspek kinetika dan
aspek energetika.

Stabilitas secara energetika ditinjau dari nukleosintesis yaitu berhubungan dengan energy
komponen penyusunnya (proton dan neutron), yaitu energy ikat inti.Sedangkan stabilitas secara
kinetika yaitu kestabilan inti dengan kecenderungan atom untuk meluruh menjadi unsur lain,
yang sering disebut sebagai peluruhan radioaktif. Inti atom yang tidak stabil akan melakukan
aktivitas radiasi (melakukan peluruhan) sampai mencapai keadaan stabil

Kestabilan inti berhubungan dengan radioaktivitas; Kestabilan inti tidak dapat diramalkan
dengan suatu aturan.

Namun, ada beberapa petunjuk empiris yang dapat digunakan untuk mengenal inti yang stabil
dan yang bersifat radioaktif/tidak stabil, yaitu:

 Semua inti yang mempunyai proton 84 atau lebih tidak stabil

 Aturan ganjil genap, yaitu inti yang mempunyai jumlah proton genap dan jumlah
neutron genap lebih stabil daripada inti yang mempunyai jumlah proton dan
neutron ganjil

 Bilangan sakti (magic numbers); Nuklida yang memiliki neutron dan proton
sebanyak bilangan sakti umumnya lebih stabil terhadap reaksi inti dan peluruhan
radioaktif

 Untuk neutron : 2, 8, 20, 28, 50, 82 dan 126

 Untuk proton : 2, 8, 20, 28, 50 dan 82

 Kestabilan inti dapat dikaitkan dengan perbandingan neutron-proton.

Gejala radioaktifitas petama kali diteliti oleh Henri Becquerel (1852-1908) yang dapat
dirangkum dalam ikhtisar berikut :

 Berawal dari penemuan sinar-X oleh W.C. Röntgen sekitar tahun 1985

 Fenomena sinar-X berasal dari fosforensi zat oleh sinar matahari

 Membungkus suatu pelat fotografi (pelat film) dengan kain hitam

 Kemudian Ia menyiapkan garam uranium (kalium uranil sulfat), material yang bersifat
fosforensis

 Rencananya Becquerel akan menyinari garam uranium dengan sinar matahari dan
meletakkannya dekat pelat film dan mengharapkan terjadinya sinar-X
 cuaca mendung menyebabkan Becquerel menyimpan pelat film yang tertutup kain hitam
dan garam uranium dalam laci meja di laboratoriummnya

 Ia sangat terkejut saat mengamati pelat film yang telah dicuci karena pada pelat film
tersebut terdapat suatu jejak cahaya berupa garis lurus

 Dari fenomena yang terjadi berulang-ulang ini Becquerel menyimpulkan bahwa jejak
cahaya pada pelat film tersebut disebabkan oleh garam uranium memancarkan radiasi
(dan sifatnya berbeda dengan sinar –X) yang dapat menembus kain pembungkusnya dan
mempengaruhi pelat film

Penelitian Piere- Curie

Pada waktu yang hamper bersamaan pasangan Curie melakukan penelitian tentang senyawa
radioaktif selain Uranium. Pierre dan Marie kemudian fokus untuk meneliti unsur baru
radioaktif; sehingga ditemukan unsure radioaktif lain, yaitu :

 Berdasar penemuan H.B. Pierre (Perancis, 1859-1906) dan Marie Curie (Polandia-
Perancis, 1867-1934) melakukan penelitian kuantitatif radioaktivitas macam-macam
garam uranium

 Dua bahan tambang uranium yaitu pitch blend (uranium oksida) dan shell corit (tembaga
dan uranil) menunjukkan radioaktivitas yang besar dan tidak dapat dijelaskan dengan
jumlah uranium yang ada di dalamnya

 Polonium (Po)>> sifat sublimasi

 Radium (Ra)>> pemisahan kristal berdasarkan perbedaan kelarutan dalam air,


campuran air dan alkohol, kelarutan garam dalam larutan asam klorida

 Thorium (Th)

 Aktinium (Ac)
Telah diterangkan diawal modul bahwa stabilitas inti atom dipengaruhi oleh energy pengikat inti
dan efek gaya yang mempengaruhinya dalam hal ini adalah gaya inti seperti penjelasan berikut.

Gaya yang bekerja pada inti atom:

1. Gaya elektrostatis; secara elektrostatis proton-proton dalam inti atom akan saling tolak
dengan gaya coulomb (gaya elektrostatis), yang akan semakin besar jika jarak dua buah
proton makin dekat

fakta> proton-proton bersatu dalam inti atom pada jarak yang sangat dekat, dimana
secara elektrostatis proton-proton tidak mungkin bersatu

2. Gaya gravitasi; besarnya sangat kecil karena massa partikelnya sangat kecil (bukan faktor
dominan dalam mengikat partikel inti)

3. Gaya Inti

Ilmuwan mengajukan adanya gaya inti

 Di dalam inti atom terdapat 3 gaya yang penting; gaya elektrostatis, gaya gravitasi dan
gaya inti

 Inti Atom = keadaan stabil vs keadaan tidak stabil

 Keadaan tersebut ditentukan oleh komposisi penyusun Inti

 Keadaan Stabil; ∑ Proton (Z) sedikit/sama banyak dengan ∑ Neutron ; Gaya Inti lebih >
daripada Gaya Elektrostatis

 Keadaan Tidak Stabil; ∑ Proton > ∑ Neutron ; Gaya Inti < daripada Gaya Elektrostatis

MENGAPA hal ini bisa terjadi???

Karena Gaya Elektrostatis memiliki jangkauan yang lebih luas daripada Gaya Inti, sehingga
dapat menjangkau partikel proton yang berdekatan atau berseberangan sekalipun

jadi apa yang terjadi ?

Inti atom seperti inilah yang akan melakukan aktivitas radiasi secara spontan sampai tercapai
keadaan stabil. Keadaan inti dengan jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N) akan
menghasilkan zat radioaktif.
Ketentuan umum unsur radioaktif adalah sebagai berikut :

1. isotop stabil terletak pada pita kestabilan, sedangkan yang diatas maupun dibawah pita
kestabilan isotop tidak stabil
2. unsur dengan nomor atom kurang dari 83 bersifat stabil ( kecuali teknisium dan
prometium)
3. unsur dengan nomor atom lebih dari 83 pasti bersifat tidak stabil disebut juga dengan
radioaktif

Kestabilan Inti Atom

Sifat radioaktif suatu unsur dapat diprediksi dengan melihat nilai N/Z unsure tersebut. Apabila
nila N/Z tidak sama dengan 1 maka unsure tersebut akan bersifat radioaktif. Contoh Isotop C 12
dan C 14 , nilai N/Z masing-masing isotop tersebut adalah 1 dan 1,17 dalam hal ini C 14 akan
bersifat radioaktif.

Pita kestabilan : Grafik antara banyaknya neutron versus banyaknya proton dalam
berbagai isotop yang disebut pita kestabilan menunjukkan inti-inti yang stabil. Kebanyakan
unsur radioaktif terletak di luar pita ini.

1) Di atas pita kestabilan : Untuk mencapai kestabilan maka inti harus memancarkan
(emisi) neutron atau memancarkan partikel beta

2) Di atas pita kestabilan dengan Z > 83, terjadi kelebihan neutron dan proton. Untuk
mencapai kestabilan maka inti memancarkan partikel alfa

3) Di bawah pita kestabilan : Untuk mencapai kestabilan maka inti memancarkan positron
atau menangkap elektron

Gambar . Pita kestabilan unsur berdasarkan nilai N/Z


Isotop tertentu bersifat tidak stabil sehingga inti atom unsure mudah terpecah dengan mengalami
peluruhan inti . Seringkali produk hasil peluruhan inti berifat tidak stabil sehingga akan
mengalami peluruhan inti lanjutan hingga dihasilkan isotop yang lebih stabil. Contohnya U-238
yang awalnya akan menghasilkan isotop Th-234 yang akan meluruh kembali menjadi isotop Pa
234 yang juga tidak stabil. Untuk kasus U-238 akan mengalami peluruhan sebanyak 14 kali
hingga dhasilkan isotop Pb

Latihan soal

1. Perkirakan masing-masing nuklida berikut ini, stabil atau radioaktif, dan jelaskan
alasannya: (a) ; (b) .

A. PELURUHAN RADIOAKTIF
I. Jenis peluruhan
Pemancaran sinar-sinar radioaktif (berupa partikel atau gelombang elektromagnetik) secara
spontan oleh inti-inti berat yang tidak stabil dilakukan oleh inti agar terbentuk inti-inti yang
stabil . Inti yang memancarkan sinar radioaktif disebut inti induk dan inti baru yang terjadi
disebut inti anak.

Berikut adalah jenis peluruhan yangmmungkin terjadi pada unsure radioaktif.

a. Peluruhan Alpha (α) Pertikel alpha terdiri atas dua buah proton dan dua buah netron yang
4
terikat menjadi suatu atom dengan inti yang sangat stabil, dengan notasi atom 2 He atau
4

Notasi peluruhan partikel α adalah sebagai berikut,

contoh
222 218
86Rn 84Po + 2α4
b. Peluruhan Beta adalah merupakan radiasi partikel beta (elektron atau positron) dengan
kemampuan ionisasi lebih rendah dari partikel a. Radiasi beta dapat berupa pemancaran
sebuah elektron disebut peluruhan beta minus (ß- ), dan pemancaran positron disebut
sebagai peluruhan beta plus (ß+ ).

Notasi peluruhan partikel β adalah sebagai berikut

Contoh peluruhan partikel β


131 131 0
53I 54Xe + -1e

Bila diperhatikan nomor massa tidak berubah yaitu tetap 131 namun nomor atomnya naik dari
53 menjadi 54

c. Peluruhan Gamma ( γ ) merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi


sangat tinggi sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan
oleh transisi energi inti atom dari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi
berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik.
Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom (A=0) maka dalam
peluruhan sinar-γ tidak dihasilkan inti atom baru.

Contoh 27Co
60
 27Co60 + 

d. Peluruhan spontan

 Peluruhan dengan pembelahan spontan hanya terjadi pada nuklida sangat besar.

 Nuklida yang sangat besar membelah diri menjadi 2 nuklida yang massanya hampir sama
disertai pelepasan beberapa netron.

 Contoh:
254
98Cr  42Mp108 + 56Ba142 + 4 0n1

e. Pemancaran neutron

 Prose peluruhan ini terjadi pada nuklida yang memiliki kelebihan netron relatif terhadap
inti yang stabil.

 Contoh:

87
36Kr  36Kr86 + 0n1

Kelompok nuklida berdasar kestabilan dan proses pembentukannya di alam

Secara umum nuklida bersifat stabil namun karena fenomena alam dan factor kebutuhan
beberapa nuklida menglami proses peluruhan baik spontan maupun buatan.

 Nuklida stabil  secara alamiah tidak mengalami perubahan A maupun Z, misal: 1H1,
12 14
6C , 7N

 Radionuklida alam primer radionuklida yang terbentuk secara alamiah dan bersifat
radioaktif. Disebut primer karena waktu paruh panjang sehingga masih bisa ditemukan
sampai sekarang. Contoh: 92U238 dengan waktu paruh=4,5x109 th

 Radionuklida alam sekunder radioaktif dan dapat ditemukan di alam. Waktu paruh
pendek, tidak dapat ditemukan di alam, tetapi dapat dibentuk secara kontinu oleh
radionuklida alam primer, misal 90Th234 dengan waktu paruh 24 hari.

 Radionuklida alam terinduksi  Misal 6C14 yang dibentuk karena interaksi sinar
kosmik dan nuklida 7N14 di atmosfir.

 Radionuklida buatan  merupakan radionuklida yang terbentuk tidak secara alamiah,


tetapi hasil sintesis.

II. Aturan Ganjil dan genap

Cara lain yang dapat digunakan untuk memprediksi apakah suatu unsure/isotop bersifat radioakti
atau tidak adalah dengan menggunakan aturan ganjil genap.
• Dari jumlah nuklida stabil di alam, jika dikelompokkan berdasarkan jumlah proton (Z)
dan jumlah netron (N) penyusunnya maka akan diperoleh data sbb:

• Data diatas menunjukkan urutan kestabilan relatif adalah Z genap, N genap > Z genap, N
ganjil> Z ganjil, N ganjil > Z ganjil, N ganjil.

• Inti yang stabil menghendaki jumlah proton dan netron genap

Contoh soal

1. Mengapa stabil, sedangkan tidak stabil?


2. Gunakan data nuklida dan massa atom dari tabel periodic untuk memperkirakan moda
peluruhan dari (a) ; (b) .

B. KINETIKA REAKSI INTI DAN WAKTU PARUH


I. Kinetika reaksi

Berbeda dengan reaksi kimia secara umum, reaksi pada inti mengikuti ketentuan sebagai berikut
, yaitu :

Kebolehjadian suatu nuklida untuk meluruh tidak tergantung lingkungan (suhu, tekanan,
keasaman, dll), tetapi bergantung pada jenis dan jumlah nuklida.

• Kecepatan peluruhan berbanding lurus dengan jumlah radionuklida, yang dinyatakan


dengan:

-dN/dt N;

dengan , N=jumlah radionuklida dan

t=waktu

• Perbandingan dapat diubah menjadi persamaan dengan memasukkan tetapan


perbandingan .

-dN/dt  N

-dN/dt = N  laju perluruhan=keaktifan(A)


A = -dN/dt  A = N

dN/N = - dt (diintegralkan)

Nt=N0.e- t

• Jika N0 dan  diketahui maka dapat dihitung radionuklida N pada tiap waktu t.

• Daftar tetapan peluruhan tidak ada, yang ada daftar waktu paruh nuklida sudah dikenal.

II. Waktu Paruh

Waktu paruh adalah waktu yang diperlukan suatu unsure radioaktif untuk meluruh sebanyak
50% dari semula, waktu paruh ini khas untuk setiap unsure radioaktif. Contoh waktu paruh
beberapa unsure seperti pada tabel berikut.

Tabel. Waktu paruh beberapa unsure radioaktif

Jika t = t½, maka N = ½ N0

ln ½ N0/N0 = - t½

t½ = ln 2

t½ = 0,693  t½ = 0,693/ 

contoh soal :
• Keaktifan suatu zat radioaktif adalah jumlah peluruhan (disintegrasi) per satuan waktu.

• Satuan keaktifan suatu zat radioaktif adalah Curie (Ci), semula didasarkan pada laju
disintegrasi 1 gram radium, tetapi sekarang didefinisikan sebagai 3,7 x 10 10 disintegrasi
S-1.

• Satuan keaktifan dalam SI adalah becquerel (Bq) yang didefiniskan sebagai 1 disintegrasi
S-1.

1 Bq = 1 disintegrasi/S

• Keaktifan jenis adalah keaktifan per gram cuplikan zat radioaktif.

• Satu rad adalah jumlah energi radiasi yang diserap 100 erg per gram bahan.

• Dalam SI satuan dosis adalah Gray (Gy) yang didefinisikan sebagai 1 JKg -1.

1 Gy = 100 rad.

Contoh soal
Arsen-76 meluruh dengan memancarkan partikel β–. Jika 3,4x 10–8mol76As mengemisikan 1,53x
1011partikel β–per detik, hitung aktivitas spesifiknya dalam (a) Ci/g; (b)Bq/g.

III. Penentuan Umur Material

Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk mengetahui usia suatu bahan atau
material yaitu :

1. Geokronologi: menggunakan isotop yang memiliki waktu paruh panjang untuk


menentukan umur mineral.
2. Penanggalan Karbon: menggunakan bentuk radioaktif karbon yaitu karbon-14 yang
dihasilkan di bagian atas permukaan atmosfer oleh sinar kosmik pada laju yang hampir
konstan, untuk mengetahui umur material yang pernah hidup di masa lampau. Karbon-14
akan segera bereaksi dengan oksigen di udara menghasilkan isotop karbondioksida.
Usia suatu fosil dapat ditentukan berdasarkan aktivitas isotop C-14 yang terkandung dalam fosil
( sebagai Nt ) dibandingkan dengan aktivitas C-14 yang terkandung dalam jasad masih hidup (
sebagai No )

Contoh soal

Suatu isotop setelah disimpan selama 60 hari ternyata masih tersisa = 12,5 %. Tentukanlah
waktu paruh isotop tersebut

jawab

t/t1/2 maka t ½ = 60/3 = 20 hari


Latihan soal

Natrium-24 (t½=15 jam) biasa digunakan untuk mempelajari sirkulasi darah. Jika pasien diinjeksi
24
dengan larutan NaCl pelarut air, yang mempunyai kereaktifan 2,5 x 10 9 dis/detik, berapa
aktivitinya terdapat dalam badan pasien dan cairan ekskresi setelah 4,0 hari?

Waktu paruh penting untuk diketahui karena dapat digunakan untuk memprediksi apakah suatu
bahan radioaktif telah sampai pada batas yang aman atau tidak. Dlam hal ini suatu sampel yang
mengandung senyawa radioaktif dinyatakan aman apabila aktivitas radioaktivitasnya telah turun
sampai pada ambang batas pengamatan (telah meluruh lebih dari 10 kali).

Misalnya senyawa radioaktif I131 yang memiliki waktu paruh (t1/2) selam 8 hari artinya kadar
senyawa tersebut akan hilang dari dalam tubuh setelah menglami 10 kali waktu paruhnya yaitu
selama 80 hari.

C. REAKSI INTI

Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom akibat tumbukan dengan
partikel lain atau berlangsung dengan sendirinya. Berbeda dengan reaksi kimia konvensional
yang melibatkan penyusunan unsur pembentuknya hingga membentuk ikatan kimia baru dalam
reaksi inti akan terbentuk unsure baru.

Berikut perbedaan utama antara reaksi kimia dengan reaksi inti

Reaksi kimia Reaksi inti


Melibatkan penyusunan ulang atom Terbentuk unsure /elemen baru
pembentuk senyawa
Melibatkan elektron Bisa meibatkan electron,proton maupun
neutron
Reaksi melibatkan energy yang relative besar Melibatkan reaksi dengan energy masiv
Dipengaruhi factor suhu, tekanan, Tidak dipengaruhi factor luar seperti
konsentrasi maupun katalis suhu, tekanan, konsentrasi ataupun
katalis
Misalkan pada percobaan reaksi inti dalam sebuah laboratorium ditembakan seberkas partikel a
berenergi tinggi pada inti sasaran X. Setelah reaksi inti terjadi, terbentuk inti baru Y dan sebuah
partikel b.

a  X Y  b  Q
Reaksi yang melibakan inti tetap mengikuti kaidah berikut yaitu :

Energi sebelum reaksi = energi sesudah reaksi

Energi reaktan = energi produk + energi reaksi

Energi reaksi = energi reaktan – energi produk

I. Reaksi Fisi

Neutron lambat diserap oleh inti U-235 memberikan energi tambahan dalam inti. Energi
tambahan dalam inti menyebabkan inti berubah bentuk menjadi memanjang. Ketika inti
memanjang gaya Coulomb lebih besar dari gaya ikat inti, kemudian inti membelah menjadi dua
inti yang baru

Gambar. Ilustrasi reaksi fisi pada Uranium

 Reaksi Fisi : reaksi pembelahan inti menghasilkan netron


 Setiap reaksi pembelahan inti selalu dihasilkan energi sekitar 200 Mev.

 Netron yang dihasilkan dapat digunakan untuk menembak inti lain sehingga terjadi
pembelahan inti secara berantai.

 Energi yang dihasilkan pada pembelahan 235 gram 235U ekivalen dengan energi yang
dihasilkan pada pembakaran 500 ton batubara.

Gambar. Contoh reaksi fisi

II. Reaksi Fusi

Reksi fusi adalah reaksi inti yang menghasilkan inti baru yang massanya lebih besar. Reaksi
ini memerlukan panas yang sangat besar

 Reaksi penggabungan dua atau beberapa inti ringan menjadi satu inti yang lebih berat.

 Reaksi fusi menghasilkan energi yang sangat besar.

 Reaksi hanya mungkin terjadi pada suhu sangat tinggi, sekitar 100 juta derajat.

 Pada suhu tersebut tidak terdapat atom melainkan plasma dari inti dan elektron.
 Energi yang dihasilkan pada reaksi fusi sangat besar.

 Energi yang dihasilkan cukup untuk menyebabkan terjadinya reaksi fusi berantai yang
dapat menimbulkan ledakan termonuklir.

 Energi fusi dari 1 kg hidrogen setara dengan energi pembakaran 20 ribu ton batubara.

 Keuntungan reaksi fusi dibandingkan reaksi fisi:

 Energi yang dihasilkan lebih tinggi

 Reaksi fusi disebut juga raksi termonuklir karena untuk menggabungkan inti-inti
ringan dibutuhkan suhu yang sangat tingi yaitu sekitar 1. 10 8 derajat celcius. Suhu
yang tinggi menyebabkan inti bergerak dengan kelajuan yang tinggi, sehingga
gaya tolak Coulumb antara dua muatan listrik antara proton-proton dalam inti
atom dapat diatasi.

Relatif lebih “bersih”, karena hasil reaksi fusi adalah nuklida-nuklida stabil

Gambar . Reaksi fusi pada matahari

1. 11H  11 H  12H  01e   0,42 MeV


2. 12H  11H  23He    5,49 MeV
3. 23He  23He  24He  11H  12,86 MeV
Ketika beberapa atom bermassa kecil digabung, akan diperoleh sejumlah energi. Di dalam
Matahari terjadi penggabungan atom-atom hidrogen menjadi helium.
Kelemahan fusi sebagai sumber energi dibandingkan dengan fisi adalah dibutuhkan suhu yang
sangat tinggi, dana yang besar dan pengetahuan yang sangat tinggi untuk mengolah sumber
energi dari reaksi fusi, sedangkan kelebihannya energi yang dihasilkan lebih besar dan bahan
bakar untuk reaktor fusi yaitu deuterium sangat berlimpah tersedia dalam air laut

Dalam reaktor dapat dibuat reaksi fusi antara dua isotop hidrogen, dengan dihasilkan energi.
Energi ini bisa digunakan sebagai bahan bakar masa depan, murah karena bahan dasarnya bisa
diperoleh dari lautan yang bisa dianggap tak usah dibeli.

III. Pemanfaatan Radioisotop

Secara garis besar , radioisotope digunakan untuk dua keperluan yaitu

1. sebagai senyawa perunut yaitu untuk keperluan identifikasi

glukosa berlabel oksigen berabel

Gambar Penggunaan radioisotop sebagai perunut

Gambar Pemindaian otak dengan bahan berlabel 123 I


2. Sebagai senyawa sumber radiasi

Dalam hal ini senyawa radioaktif digunakan untuk berbagai keperluan seperti halnya sinar
gamma untuk pengobatan kanker

Anda mungkin juga menyukai