Contoh Karil Mahasiswa UT
Contoh Karil Mahasiswa UT
Abtrak
Pendahuluan
1
2
Pembahasan
Pada zaman globalisasi yang serba terbuka seperti sekarang, setiap orang
bisa mengakses setiap informasi dan berhak untuk mendapatkan informasi. Dengan
adanya undang-undang tentang keterbukaan publik itu mengharuskan setiap lembaga
untuk membuka informasi kepada publik. Tidak boleh ada data yang boleh ditutup-
tutupi. Keterbukaan informasi ini tidak hanya berlaku dari suatu instansi kepada
masyarakat luar tapi juga berlaku dari atasan kepada bawahan. Seorang pemimpin
suatu lembaga tidak boleh menutup-nutupi informasi yang semestinya diketahui oleh
bawahannnya.
Tapi yang terjadi di lapangan banyak pemimpin suatu lembaga terutama
insantsi pemerintah seorang atasan masih melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan undang-undang keterbukaan publik tadi. Salah satu contoh adalah sudah
semestinya seluruh pegawai dapat mengetahui tentang program kerja dari seorang
pimpinan instansi, tapi yang terjadi atasan hanya menuntut kepada bawahan untuk
dapat menunjukkan program atau job diskription masing-masing atau dalam kata lain
hanya menuntut tugas kepada bawahannya untuk membuat sasaran kinerjanya tetapi
dia sebagai pimpinan tidak pernah membuat atau menunjukkan sasaran kinerja
kepada bawahannya. Gaya kepemimpinan seperti ini sebenarnya sudah tidak berlaku
lagi. Sudah sangat tidak popular lagi. Tapi masih banyak dipertahankan oleh
pemimpin-pemimpin di instansi pemerintah.
Seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan dengan zaman, dikarenakan
pada saat ini para pegawai sudah berani untuk memberikan masukan tentang gaya
kepemimpinan yang mestinya digunakan oleh pemimpinnya atau bahkan secara
ekstrim para pegawai sekarang sudah berani memprotes atasannya yang berlagak
otoriter atau masih mempertahankan gaya kepemimpinan yang sudah dianggap usang.
Secara struktur Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Selatan
dipimpin oleh seorang pejabat Eselon III a yaitu Kepala Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bangka Selatan. dalam struktur organisasi Kantor Kementerian Agama
Kabupaten Bangka Selatan terdapat satu Sub Bagian Tata Usaha yang dipimpin oleh
4
Kepala Subbag Tata Usaha, empat seksi yang masing-masing seksi dipimpin oleh
Kepala Seksi, satu Penyelenggara yang dipimpin oleh Kepala Penyelenggara dan
tujuh Kantor Urusan Agama yang dipimpin oleh Kepala Kantor urusan Agama.
Gaya kepemimpinan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka
Selatan yang baru sangat berbeda dengan gaya kepemimpinan Kepala Kantor
Kementerian Agama yang lama. Ada perbedaan yang jelas diantara keduanya. Kalau
yang lama sangat terbuka kepada bawahan, dekat dengan pemerintah kabupaten
sedangkan yang baru ini agak menjaga jarak dengan bawahan maupun kepada
pemerintah kabupaten. Sehingga membuat banyak keluhan di lingkungan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bangka Selatan maupun Pemerintah Kabupaten
Bangka Selatan.
Seorang pemimpin semestinya dapat bekerja sama dengan bawahan maupun
pihak lainnya baik yang berkaitan langsung maupun tidak. Seorang pemimpin harus
dapat membuka komunikasi yang baik kepada setiap pihak. Seorang pemimpin yang
hanya merasa nyaman sendiri tanpa bisa merasakan tenggang rasa kepada pihak lain
akan menjadi bahan kritikan dari bawahan maupun pihak lain. Gaya seperti ini sulit
diterima di zaman yang penuh keterbukaan seperti ini.
Gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat mempengaruhi kinerja para
pegawainya. Semakin ideal gaya kepemimpinan seorang pemimpin maka semakin
dapat meningkatkan kinerja para pegawainya. Menurut Enceng, dkk (2010.p .6.2)
gaya kepemimpinan terbagi menjadi tiga yaitu gaya kepemimpinan demokratis, gaya
kepemimpinan otoriter dan gaya kepemimpinan bebas.
1. Gaya kepemimpinan demokratis:
Gaya kepemimpinan demokratis menempatkan manusia sebagai faktor terpenting
dalam kepemimpinannya yang dilakukan berdasarkan dan mengutamakan
orientasi pada hubungan dengan anggota organisasi. Gaya kepemimpinan ini
mengakui dan menerima manusia sebagai makhluk yang memiliki harkat dan
bermartabat yang mulia dengan hak asasi yang sama. Nilai-nilai demokratis
dalam kepemimpinan tampak dari kebijakan pemimpin yang orientasinya pada
hubungan manusiawi, berupa perlakuan yang sama dan tidak membeda-bedakan
anggota organisasi atas dasar warna kulit, ras, kebangsaan, agama, status sosial
ekonomi dan lain-lain.
5
Penutup
Berdasarkan pembahasan dan analisa di atas dapat ditarik sebuah kesimpulan
dan saran. Kesimpulan: adalah gaya kepemimpinan yang diterapkan di Kantor
Kementerian Agama Kabupaten Bangka Selatan adalah gaya kepemimpinan otoriter,
hal itu dapat dilihat dari kebiasaan yang dilakukan pimpinan di Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Bangka Selatan dalam mengambil keputusan secara sepihak. Gaya
kepemimpinan seperti ini sudah sangat tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Saran:
agar kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Selatan agar dapat
membuka diri untuk merubah gaya kepemimpinan yang diterapkannya, karena gaya
kepemimpinan otoriter ini telah mematikan kreativitas para pegawainya.
9
Daftar Pustaka