Anda di halaman 1dari 14

Tanggal Praktikum : 21 Septemeber 2020

Nama : Yuthika Raihan N

NIM : 11618023

JURNAL PRAKTIKUM

MODUL KE-2 BIOKIMIA KARBOHIDRAT DAN PENENTUAN GLUKOSA DARAH

1. Tujuan
a. Menentukan keberadaan karbohidrat dalam larutan sampel menggunakan uji
molisch,reaksi antron,uji fehling, dan uji barfoed
b. Menentukan kada gula pereduksi dengan metoda somogyi-nelson
c. Menentukan kadar glukosa dalam darah menggunakan metode enzim enzimatik
GOD-PAD
d. Menentukan bilangan amilase untuk memecah pati dan pankeratin dengan
mereaksikan iodine dan starch.
2. Teori Dasar
Karbohidrat adalah komponen bahan pangan yang tersusun oleh tiga unsur utama,
yaitu karbon (C), hydrogen (H) dan oksigen (O) (Kusbandari,A., 2015). Karbohidrat
adalah polihidroksi aldehida dan polihidroksi keton atau zat-zat yang bila dihidrolisis
akan menghasilkan derivate-derivat senyawa tersebut. Terdapat tiga golongan karbohidrat
yang utama yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakaria. Monosakarida atau gula
sederhana, terdiri dari hanya satu unit polisakarida aldehida atau keton. Oligosakarida
terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan
kovalen.Polisakarida terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit
monosakarida (WIbawa, P.P., 2017) Semua senyawa karbohidrat mengaandung
sedikitnya satu atom karbon kiral, sehingga bersifat optic aktif. Karena bersifat optic aktif
maka karbohidrat mempunya 2 konformasi yaitu D dan L sehingga membentuk
enantiomer. Konformasi D dan L didasarkan pada sturuktu gliseraldehid. Struktur
karbohidrat yang berperan penting dalam system fisiologis umumanya yang
berkonformasi D (Julianti, E., dkk., 2020)
Identifikasi karbohidrat dalam suatu sampel dapat dilakukan melalui beberpa uji,
diantaranya adalah uji molisch, reaksi dengan antron, uji fehling, uji barfoed. Uji Molisch
dilakukan dengan prinsip reaksi antara karbohidrat dengan larutan naftor dalam alcohol
yang kemudian ditambahkan dengan H2SO4 pekat akan membentuk furfural warna ungu.
Uji ini didasarkan pada reaksi antara alpha naftol dengan fultural/hidroksi metal fultural.
Reaksi dengan Antron dilakukan berdasarkan prinsip bahwa reaksi antara fultural hasil
hidrolisis dan dehidrasi oleh asam sulfat pekat dengan antron akan membentuk kompleks
berwarna kehijauan. Uji fehling dilakukan dengan prinsip bahwa karbohidrat memeliki
gugus keton atau aldehid bebas yang dapat mereduksi Cu2+ dalam suasana basa akan
menghasilkan endapan berwarna merah. Uji Barfoed dilakukan degan prinsip bahwa
reagen barfoed yang mengandung ion Cu2+ dapat mengoksidasi gugus keton atau aldehid
dalam monosakarida (Julianti,E., dkk., 2020)
Untuk menganalisis kandungan gula pereduksi pada bahan dan produk pangan dapat
menggunakan metode Somogyi Nelson berdasarkan prinsip reaksi reduksi Cu 2+ menjadi
Cu+ dengan keberadaan gula pereduksi, kemudian Cu+ yang terbentuk akan mereduksi
kompleks arsenomolybdate dan menghasilkan warna biru yang stabil. Warna biru
kemudian diukur pada panjang gelombang 520 nm. Terbentuknya kompleks
arsenomolybdate disebabkan karena rekasi antara ammonium molibdat dengan sodim
arsenat dalam asam sulfat (Atma,Y., 2018).
Dalam menentukan glukosa darah digunakan metode enzimatik kit glukosa
menggunakan dasar metode trinder yang klasik dengan enzim glukcos-oxidase, 4-
aminoantipyrine, dan fenol (GOD-PAP) dengan reaksi antara d-glucose dengan O 2 dan H2
dibantu dengan adanya GOD akan menghasilkan D-gluconate dan H 2O2, H2O2 ini akan
bereaksi dengan 4-Aminoantipyrine hydroxybenzoat dan dikatalis dengan peroxidase
menghasilkan H2O dan quinoneomine. Pemeriksaan ini menggunakan sampel dari serum
atau plasma heparin (darah yang tidak hemolysis). Kadar gula kemudian ditentukan
dengan persamaan berikut : Glukosa darah = Absorbansi uji/Absorbansi standar x kadar
standar (Pati,U.K., 2009).
Amilase adalah enzim yang mengkatalis hidrolisis dari alpha-1,4-glikosidik
polisakarida untuk menghasilkan dekstrin, oligosakarida, maltose, dan D-glukosa. Ada
beberapa tipe amilase yang berbeda. Amilase ini diklasifikasikan sesuai dengan cara
memotong ikatan glkosidik. Alpha-amilase menghidrolisis alpha 1,4-glikosidik, secara
acak menghasilkan dekstrin, oligosakarida dan monosakarida. Alphaamilase adalah endo-
amilase. Exoamylases menghidrolisis alpha 1,4- glikosidik linkage hanya dari
nonpereduksi ujung rantai polisakarida luar. Exoamylases termasuk beta-amilase dan
glucoamylases (gamma-amilase, amyloglu-cosidases). Mekanisme kerja enzim α-amilase
terdiri dari dua tahap, yaitu : tahap pertama degadasi amilosa menjadi maltosa dan
maltotriosa yang terjadi secara acak. Degadasi ini terjadi sangat cepat dan diikuti dengan
menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua terjadi pembentukan glukosa dan
maltosa sebagai hasil akhir dan tidak acak. Keduanya merupakan kerja enzim α-amilase
pada molekul amilosa. Pada molekul amilopektin kerja α-amilase akan menghasilkan
glukosa, maltosa dan satu seri α-limit dekstrin, serta oligosakarida yang terdiri dari empat
atau lebih glukosa yang mengandung ikatan α-1,6-glikosidik. Aktivitas enzim α-amilase
dapat diukur berdasarkan penurunan kadar pati yang larut atau jumlah gula pereduksi
yang terbentuk (Ariandi, 2016).

3. Alat dan bahan


a. Alat
 Pipet tetes
 Pipet 1ml
 Pemanas 37°C
 Photometer dengan panjang gelombang 500-546 nm
 Batang pengaduk
 Tabung reaksi
 Gelas ukur
 Gelas kimia
 Botol semprot
 Penangas
 Spektrometer UV-Vis
 Botol 50ml
b. Bahan
- Aquades - larutan alpha-naftol
- Ammonium molibdat - etanol
- H2SO4 - saliva
- Disosium hydrogen arsenat heptahidrat - larutan iodin
- Sodium potassium tartrat - Larutan starch
- Na2CO3 anhidrat - CuSO4. 5H2O
- Na2SO4 anhidrat - Larutan antron
- CuCH3COO - NaOH
- CH3COOH glacial - CuSO4.H2O
- NaHCO3 - TCA
- Aquabidest
c. MSDS

No Nama Bahan Wujud Sifat Resiko Penanganan


1 Aquadest Cair -tidak berbau - -
-tidak
berwarna
-tidak berasa
2 Etanol Cair -berbau alcohol Dapat Jika terkena
-tidak menyebabkan kulit dan
berwarana iritasi pada kulit, mata, bilas
-mudah mata, saluran kulit dan
menguap pernapasan, dan mata selama
3 alpha-naftol Padatan -sangat sedikit
saluran 15 menit.
larut dalam air
pencernaan Jika terhirup
-sedikit mudah
maka
terbakar
hiruplah
4 Larutan iodin Cairan -berwarna
udara segar,
coklat
dan jika
kekuningan
tertelan
-mudah
jangan
terbakar
5 Antron Padatan -berwarna memaksa
kuning untuk
-tidak berbau dimuntahka.
-mudah Jika tidak
terbakar kunjung
6 Starch Padatan -Tidak berbau
membaik
-berwarna
harap
putih
hubungi
7 Ammoinum Cairan -stabil pada Dapat
dokter.
molibdat suhu dan menyebabkan
tekanan normal rasa terbakar
- pada mata dan
kulit, mengiritasi
saluran
pernapasan dan
membakar
saluran
pencernaan
8 Asam asetat Cairan -tidak Dapat
glasial berwarna menyebabkan
-berbau iritasi pada
menyengat mata,kulit,saluran
9 NaHCO3 Padatan -serbuk kristal
pencernaan, dan
-berwarna
saluran
putih
pernapasan
-tidak berbau
10 NaOH Padatan -berwarna
putih
-tidak berbau
11 H2SO4 Cairan -seperti
minyak;
kurning jernih
hampir tidak
berwarna
-tidak berbau
12 CuSO4.5H2O Padatan -berbentuk
kristal
-berwarna biru
-tidak berbau
13 Na2So4 Padatan -berbentuk
anhidra serbuk halus
-berwarna
putih
-tidak berbau
14 Na2Co3 Padatan -serbuk putih
anhidrat -tidak berbau
-higrokopis
15 Disosium Padatan -berbentyk
hydrogen kristal – serbuk
arsenat kristak
heptahidrat -berwarna
putih
-tdiak berbau
16 CuCH3COO Padatan -berwarna
hijau gelap
-tidak berbau
17 Sodium Padatan -serbuk
potassium -berwarna
tartrat putih
18 TCA Cairan Sangat korosif,
bersifat toksik
19 Aquabidest Cairan Tidak - -
berwarna,tidak
berbau, dan
tidak berasa

4. Prosedur kerja
No Prosedur Pengamatan
1 Uji Kualitatif
a. Uji Molisch
Tambahkan 2 tetas larutan alpha naftol
(50mg/ml dalam etanol) kedalam 2 ml
larutan tes

Tambahkan 1ml H2SO4 pekat secara hati-


hati

Amati perubahan warna yang terjadi

b. Reaksi dengan antron


Tambahkan 5 tetes larutan tes ke dalam 2
ml larutan antrin (2mg/ml)

Kocok dan amati perubahan warna yang


terjadi
c. Uji Fehling
Pembuatan reagen:
Disiapkan reagen fehling I (7gr
CuSO4.H2O dalam 100ml aquades)

Disiapkan reagen fehling II (35g


KNaC4H4O6 dan 10 g NaOH dalam 100 ml
aquades)
Campurkan kedua reagen dengan volume
yang sama.

Prosedur uji:
Ditambahkan 5 tetes reagen fehling ke
dalam 2 ml larutan test

Kocok dan panaskan larutan pada tangas


air 60°C

Amati perubahan yang terjadi


d. Uji Barfoed
Pembuataan reagen :
Disiapkan 13,3g CuSO4 dalam 200ml
aquadest

Tambahkan 1,8 H2SO4 glasial ke dalam


13,3g CuSO4 /200ml aquadest

Prosedur uji:
Ditambahkan 1 ml larutan uji kedalam 2ml
reagen barfoed

Dipanaskan hingga mendidih selama 1


menit dan biarkan beberapa saat

Amati perubahan yang terjadi


2 Tes Kuantitatif – Metoda Somogyi Neison
Pembuatan reagen :
a. Arsenmolibdat
Disiapkan larutan ammonium molibdat (35
g/ 450 ml aquades)

Ditambahkan 21 ml H2SO4 pekat ke dalam


larutan ammonium molibdat, aduk

Sembari diaduk ditambahkan disodium


hydrogen arsenat heotahidrat (3g/25ml
aquades)

Pengadukan dilanjutkan hingga 24 jam


pada suku 37°C

Reagen disimpan di botol coklat dan dapat


disimpan hingag 6 bulan.

b. Larutan copper (II)


Disiapkan larutan yang mengandung 12g
sodium potassium tartat dan 24 g Na2CO3
anhidrat dalam 250 ml aquades

Ditambahkan larutan mengandung 4 g


copper sulfat pentahidrat dan 16 g
NaHCO3 dalam 200 ml aquadest (Larutan
I)
Disiapka larutan 180 g sodium sulfat
anhidrat dalam 500 ml aquades mendidih
(Larutan II)

Campurkan larutan I dan larutan II dalam


labu takar 1 liter dan genapkan hingga
tanda

Larutan dapat disimpan sampai 1 tahun

Prosedur uji:
Dimasukkan 0-0,25 ml larutan standar (0-0,2
mg/ml) atau sampel (volume harus tercatat secara
tepat) dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 1ml larutan copper II

Panaskan tabung dalam air mendidih hingga 10


menit

Ditambahkan 2 ml larutan arsenmolibdat dan


genapkan dengan air hingga 5 ml.

Diamkan selama 15 menit dalam suhu ruang.

Larutan blanko dibuat dengan mengganti


standar/sampel dengan 1 ml air dan tidak perlu
dipanaskan

Pengukuran standar dilakukan minimal 5 kali


dengan konsentrasi berbeda-beda untuk membuat
kurva kalibrasi ukur arsobansi pada panjang
gelombang 500 nm, absorbansi sampel harus
berada pada rentang kurva kalibrasi
3 Metabolisme karbohidrat
Buat larutan saliva : 2ml saliva/ 50 ml aquades
tiap orang

Disiapkan 3 botol 50ml volume ditara dengan


25 ml aquades dan diberi tanda

Ditambahkan 0,5 ml larutan iodine dan 2 ml


larutan starch ke dalam masing-masing botol

Kocok hingga homogen

Ditambahkan 5ml, 10 ml dan 15 ml larutan saliva


ke dalam botol dan genapkan volume dengan
aquades hingga tanda kocok hingga
homogen

Catat waktu yang dibutuhkan larutan sampai


berubah menjadi bening
Uji larutan dengan uji kualitatif untuk karbohidrat

4 Prosedur metode enzimatik GOD-PAP


a. Pembuatan larutan kerja :
Larutkan reagensia dengan pelarut aquabidest
sesuai pada volume pada label botol campur
dengan baik -> larutan stabil selama 30 hari (suhu
2-8°
b. Prosedur kerja 1
Siapkan larutan standar, blanko dan test
dengan cara sebagai berikut :
Larutan kerja dihangatkan pada 37°C selama 5
menit dan dimasukan pada blanko,standar, dan
test masing-masing 1 ml

Dimasukan 10 µL serum pada larutan test

Setiap komponen dalam larutan blanko,standar,


maupun larutan test dicampur homogen dan
dihangatkan pada 37°C tepat selama 5 menit
atau diamkan 10 menit pada suhu kamar (18-
30°C)

Absorbansi test dibaca (Abs. Test) dan


Absorbansi standar (Abs.Std) terhadap blanko
reagensia pada panjang gelombang 500-546nm
c. Prosedur kerja deproteinisasi
Disiapkan larutan blanko,larutan standar dan
larutan test dengan cara sebagai berikut:
Dimasukkan 500µL aquabidest pada larutan
standar dan blanko
Pada larutan blanko dimasukan 50 µL
spesimen/ darah NaF dan pada larutan standar
dimasukkan 50 µL standar

Dibuat larutan TCA dengan melarutkan 800mg


TCA dalam 10ml aquadest

Dimasukan larutan TCA tersebut pada larutan


blanko dan larutan standar masing-masing
500µL

Dikocok sampai rata dengan putaran 3000rpm


selama 10 menit

Dimasukan 100 µL supernatan pada larutan


blanko dan larutan standar

Dimasukan 1ml larutan kerja pada larutan


blanko,standar, dan test.

Setiap komponen dalam larutan blanko, standar


dan test dicampur homogen dan dihangatkan
pada 37°C selama 5 menit/ diamkan 10 menit
pada suhu kamar (18-30°C)

Absorbansi test dibaca (Abs. Test) dan


Absorbansi standar (Abs.Std) terhadap blanko
reagensia pada panjang gelombang 500-546nm

5. Daftar Pustaka
Ariandi. (2016). Pengenalan Enzim Amilase (Alpha-amylase) dan Reaksi Enzimatisnya
Menghidrolisis Amilosa Pati Menjadi Glukosa. Jurnal Dinamika. 7(1): 75-76.
Atma,Y. (2018). Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro dan Mikro Nutrien.
Yogyakarta: Budi Utama. Hal 39
Fisher Science. (2013). Material Safety Data Sheet. Diakses dari https://fishersci.com
Julianti.E, dkk. (2020). FK311 Praktikum Biokimia Klinik. Bandung: ITB
Kurbandadari ,A., (2015). Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung dan
Pati Umbi Ganyong. Jurnal Pharmaciana. 5(1) : 36.
Merck. (2006). Lembaran data Keselamatan Bahan. Diakses dari
https://www.merckmillipore.com/ID/id/product/msds/MDA_CHEM-100063
Mustakin,F. (2019). Analisis Kandungan Glikogen Pada Hati,Otot, dan Otak Hewan.
Canrea Journal. 2(9): 77-78.
Patil,U.K. (2009). Essential of Biotechnology. New Dehli: L.K. International. Hal 127
Wibawa, P.P. (2017). Mata Kuliah Biokimia Karbohidrat. Denpasar : Universitas
Udayana.

Anda mungkin juga menyukai